perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · 2013. 7. 22. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id...

86
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI I NOGOSARI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas) Oleh: NISA USWATI NURDIN K7407110 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Transcript of perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · 2013. 7. 22. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id...

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    i

    IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI

    (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) DALAM UPAYA

    MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

    SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI I NOGOSARI

    KABUPATEN BOYOLALI

    TAHUN PELAJARAN 2010/2011

    (Penelitian Tindakan Kelas)

    Oleh:

    NISA USWATI NURDIN

    K7407110

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS SEBELAS MARET

    SURAKARTA

    2011�

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    ii

    IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI

    (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) DALAM UPAYA

    MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

    SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI I NOGOSARI

    KABUPATEN BOYOLALI

    TAHUN PELAJARAN 2010/2011

    (Penelitian Tindakan Kelas)

    Oleh:

    NISA USWATI NURDIN

    K7407110

    Skripsi

    Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian syarat mendapatkan gelar

    Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi

    Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

    Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS SEBELAS MARET

    SURAKARTA

    2011

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    iii

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    iv

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    v

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    vi

    ABSTRAK

    Nisa Uswati Nurdin. K7407110. IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN

    KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) DALAM

    UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA

    KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 1 NOGOSARI KABUPATEN BOYOLALI

    TAHUN PELAJARAN 2010/2011. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu

    Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, April 2011.

    Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah model pembelajaran

    kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) dapat meningkatkan prestasi

    belajar akuntansi pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri I Nogosari Kabupaten

    Boyolali.

    Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas

    (classroom action research). Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 1

    SMA Negeri I Nogosari, Boyolali yang berjumlah 32 siswa. Obyek penelitian

    pada penelitian tindakan ini adalah berbagai kegiatan yang terjadi di dalam kelas

    selama berlangsungnya proses pembelajaran. Penelitian ini dilaksanakan dengan

    kolaborasi antara peneliti, guru, dan melibatkan partisipasi siswa. Sumber data

    yang digunakan dalam penelitian tindakan ini adalah informan, tempat atau lokasi,

    peristiwa, dokumen dan arsip. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan

    observasi, tes, dokumentasi, dan wawancara. Prosedur penelitian meliputi tahap:

    (1) identifikasi masalah, (2) persiapan, (3) penyusunan rencana tindakan, (4)

    implementasi tindakan, (5) pengamatan, dan (6) penyusunan laporan. Proses

    penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari

    empat tahap, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3)

    observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi. Setiap siklus dilaksanakan

    dalam 2 kali pertemuan. Alokasi waktu masing-masing pertemuan 4x45 menit.

    Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa

    penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization

    (TAI) dapat meningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa. Hal tersebut terefleksi

    dari beberapa indikator berikut ini: (1) keaktifan siswa dalam mengikuti proses

    pembelajaran akuntansi mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukkan adanya

    peningkatan pada setiap siklus yang dilaksanakan. Pada siklus I ke siklus II terjadi

    peningkatan sebesar 21,87% (siklus I sebesar 53,75% dan siklus II sebesar

    75,62%). (2) prestasi belajar akuntansi siswa setelah diterapkan model

    pembelajaran kooperatif tipe TAI juga meningkat. Pada siklus I ke siklus II terjadi

    peningkatan sebesar 18,76% (siklus I sebesar 65,62% dan siklus II sebesar

    84,38%).

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    vii

    ABSTRACT

    Nisa Uswati Nurdin. THE IMPLEMENTATION OF TEAM ASSISTED

    INDIVIDUALIZATION FOR IMPROVING ACADEMIC ACHIEVEMENT IN

    ACCOUNTING OF THE STUDENT IN CLASS XI IPS 1 OF SMA N I

    NOGOSARI KABUPATEN BOYOLALI. Thesis, Surakarta: Faculty of Teacher

    Training and Education. Eleven March Surakarta University, March 2011.

    The purpose of this study is for knowing what cooperative learning Team

    Assisted Individualization can improving academic achievement in accounting of

    the student in class XI IPS I of SMA N I Nogosari Kabupaten Boyolali.

    This research is a class action (classroom action research) using the cycle strategy.

    The subject of this research is a class XI student IS 1 SMA Negeri 1

    Nogosari Kabupaten Boyolali which totaled 32 students. The object of this action

    research study on the various activities that occur in the classroom during the

    learning process. This research was carried out with collaboration between

    researchers, classroom teachers and involve student participation. Technique of

    data collecting is done by testing, observation, documentation, and interviews.

    The procedure includes the stages of research: (1) identification of issues, (2)

    preparation, (3) preparation of action plans, (4) implementation of the action, (5)

    observations, and (6) preparation of reports. The research process was conducted

    in two cycles, each cycle consisting of four stages: (1) planning action, (2)

    implementation of the action, (3) observation and interpretation, and (4) analysis

    and reflection. Each cycle carried out in 2 meetings, allocation of time of each

    meeting 4 x 45 minutes.

    The result from this research showed that implementation cooperative

    learning tipe Team Assisted Individualization can improving achievement of

    accounting. There is reflected from some indicators, there are: (1) Activity student

    along learning process can improving which in cycles I 53,75% and cycles II

    75,62%. (2) the student achievement improving too. Cycles I 65,62% and cycles

    II 84,38%.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    viii

    MOTTO

    “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-

    orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”.

    (QS. Al Mujadalah: 11)

    “Tekad merupakan sumber motivasi bagi kemajuan dan kesuksesan. Mereka yang

    memiliki tekad yang kuat, dia bisa menciptakan apa yang tidak mungkin menjadi

    mungkin”.

    (Adrie Wongso)

    “Kesuksesan tidak datang dengan sendirinya, tetapi perlu perjuangan dan

    keyakinan yang kuat untuk meraihnya”.

    (Penulis)

    “Ilmu lebih berharga daripada harta, karena ilmu tidak akan habis sampai akhir

    hayat, tetapi harta akan habis dalam sekejap”.

    (Penulis)

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    ix

    PERSEMBAHAN

    Skripsi ini penulis persembahkan sebagai wujud rasa

    sayang, cinta kasih penulis dan terima kasih penulis

    kepada:

    � Ibu dan Bapak tersayang yang telah memberikan

    banyak pengorbanan dan doa restu sehingga

    penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

    lancar.

    � Adik-adikku tersayang Fazia dan Zadat yang

    selalu membuatku tersenyum dan semangat.

    � Mas Murdi yang selalu memberikan doa,

    semangat, dan pengorbanannya selama proses

    skripsi.

    � Drs. Ngadiman, M.Si terima kasih untuk

    motivasi dan bimbingan serta kesabarannya

    selama ini.

    � Muhtar, S.Pd, M.Si terima kasih untuk

    bimbingan dan motivasinya.

    � Semua sahabatku Kiky, Novi, Puput, Ratna,

    Yamti terima kasih untuk motivasi dan doanya.

    � Semua anak-anak Akuntansi ‘07

    � Almamater UNS

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    x

    KATA PENGANTAR

    Hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi dalam menyelesaikan

    penulisan skripsi ini dapat diatasi berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu,

    atas segala bentuk bantuannya penulis mengucapkan terima kasih kepada:

    1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

    Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

    2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

    Sosial yang telah memberikan persetujuan skripsi.

    3. Drs. Wahyu Adi, M.Pd selaku Ketua Bidang Keahlian Khusus Pendidikan

    Akuntansi yang telah memberikan ijin penulisan skripsi.

    4. Drs. Sudiyanto, M.Pd selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan

    bimbingan, doa, dan semangat.

    5. Drs. Ngadiman, M.Si selaku Pembimbing I yang telah memberikan banyak

    motivasi, ilmu dan arahan dengan penuh kesabaran.

    6. Muhtar, S.Pd, M.Si selaku Pembimbing II yang telah memberikan dorongan

    dan bimbingan dengan baik.

    7. Suwardi, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMA Negeri I Nogosari Boyolali terima

    kasih atas ijin dan kemudahan bagi penulis dalam pelaksanaan penelitian.

    8. Titik Syamsiyah, S.Pd selaku guru mata pelajaran akuntansi SMA Negeri I

    Nogosari Boyolali yang telah banyak membantu penulis dalam penelitian ini.

    Terima kasih untuk bantuan waktu, tenaga serta pikiran dan juga doa yang

    selalu diberikan kepada penulis.

    9. Siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri I Nogosari Boyolali terima kasih atas

    kerjasamanya dalam penelitian yang penulis lakukan.

    10. Bapak Ibu tercinta, atas segala pengorbanannya baik moril maupun spiritual,

    kasih sayang serta doa yang tak henti-hentinya mengiringi penulis hingga

    penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    xi

    11. Mas Murdi yang selalu memberiku semangat, membantuku dalam segala hal

    dan terima kasih telah mewarnai hari-hariku selama ini dalam suka maupun

    duka.

    12. Sahabat-sahabatku, Novi, Ratna, Yamti, Puput dan Kiki terima kasih buat

    senyum, doa dan semangatnya. Kalian selalu mewarnai hari-hariku dan

    membuatku tersenyum.

    13. Semua teman-teman seperjuangan khususnya teman-teman akuntansi ’07

    kelas A dikala skripsi yang selalu membuatku bisa tersenyum.

    14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

    membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

    Surakarta, April 2011

    Penulis

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    xii

    DAFTAR ISI

    JUDUL ……………………………………………………………………. i

    HALAMAN PENGAJUAN ……………………………………………… ii

    HALAMAN PERSETUJUAN …………………………………………… iii

    HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………. iv

    HALAMAN REVISI ……………………………………………………... v

    ABSTRAK ………………………………………………………………… vi

    MOTTO …………………………………………………………………… viii

    PERSEMBAHAN ………………………………………………………… ix

    KATA PENGANTAR ……………………………………………………. x

    DAFTAR ISI ……………………………………………………………… xii

    DAFTAR TABEL ………………………………………………………… xv

    DAFTAR GAMBAR …………………………………………………….. xvi

    DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………..xvii

    BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………… 1

    A. Latar Belakang Masalah……………………………………………. 1

    B. Identifikasi Masalah ……………………………………………….. 6

    C. Pembatasan Masalah ………………………………………………. 6

    D. Rumusan Masalah …………………………………………………. 7

    E. Tujuan Penelitian ………………………………………………….. 7

    F. Manfaat Penelitian …………………………………………………. 7

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………. 9

    A. Landasan Teori …………………………………………………….. 9

    1. Hakikat Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI ………………….. 9

    a. Pengertian Belajar …………………………………………... 9

    b. Pengertian Pembelajaran …………………………………... 11

    c. Metode Pembelajaran ………………………………………. 13

    d. Metode Pembelajaran Kooperatif …………………………... 15

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    xiii

    e. Metode Pembelajaran Kooperatif TAI ……………………… 18

    2. Hakikat Prestasi Belajar ………………………………………… 22

    a. Pengertian Prestasi Belajar …………………………............ 22

    b. Faktor-Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ………… 23

    c. Fungsi Prestasi ……………………………………………… 25

    3. Hakikat Akuntansi ……………………………………………… 25

    B. Hasil Penelitian yang Relevan …………………………………….. 26

    C. Kerangka Berpikir ………………………………………………… 28

    D. Hipotesis ………………………………………………………….. 29

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……………………………… 30

    A. Tempat dan Waktu Penelitian ……………………………………… 30

    1. Tempat Penelitian ………………………………………………. 30

    2. Waktu Penelitian ………………………………………………... 30

    B. Subyek dan Obyek Penelitian ……………………………………… 31

    1. Subyek Penelitian ………………………………………………. 31

    2. Obyek Penelitian ……………………………………………….. 31

    C. Sumber Data ……………………………………………………….. 31

    D. Pendekatan Penelitian ……………………………………………… 32

    E. Teknik Pengumpulan Data ………………………………………… 35

    F. Prosedur Penelitian ………………………………………………… 36

    G. Proses Penelitian …………………………………………………… 38

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………………. 41

    A. Deskripsi Lokasi Penelitian ………………………………………... 41

    1. Sejarah dan Perkembangan SMA N I Nogosari, Boyolali ……… 41

    2. Identitas Sekolah ………………………………………………... 42

    3. Visi dan Misi SMA N I Nogosari Kabupaten Boyolali …………. 42

    4. Sarana dan Prasarana ……………………………………………. 43

    B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Akuntansi Kelas XI di

    SMA N I Nogosari Kabupaten Boyolali …………………………… 44

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    xiv

    1. Ditinjau dari segi Siswa ………………………………………… 44

    2. Ditinjau dari segi Guru ………………………………………….. 45

    C. Deskripsi Hasil Penelitian ………………………………………….. 45

    1. Siklus I …………………………………………………………... 46

    a. Perencanaan Tindakan Siklus I ………………………………. 46

    b. Pelaksanaan Tindakan I ……………………………………… 49

    c. Observasi dan Interpretasi …………………………………… 52

    d. Analisa dan Refleksi Tindakan ……………………………… 53

    2. Siklus II …………………………………………………………. 54

    a. Perencanaan Tindakan Siklus II ……………………………… 54

    b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ……………………………… 57

    c. Observasi dan Interpretasi …………………………………… 59

    d. Analisa dan Refleksi Tindakan ……………………………… 60

    D. Pembahasan ……………………………………………………….. 61

    BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN…………………….. 66

    A. Simpulan……………………………………………………………. 66

    B. Implikasi……………………………………………………………. 67

    C. Saran………………………………………………………………… 68

    DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….. 70

    LAMPIRAN ………………………………………………………………. 72

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    xv

    DAFTAR TABEL

    Tabel

    1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan dalam Penelitian ………………………….. 30

    2. Indikator Ketercapaian ……………………………………………………. 39

    3. Sarana dan Prasarana SMA N I Nogosari, Boyolali………………………. 43

    4. Nilai Awal Siswa sebelum Penerapan TAI ………………………………. 46

    5. Rincian Hasil Observasi Keaktifan Siswa ………………………………… 62

    6. Rincian Hasil Ketuntasan Prestasi Belajar Siswa ………………………… 62

    7. Daftar Nama Siswa Kelas XI IPS 1 SMA N I Nogosari Boyolali………… 75

    8. Daftar Kelompok Belajar TAI …………………………………………….. 76

    9. Perolehan Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus I……………………… 90

    10. Perolehan Hasil Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I ………………………. 93

    11. Peningkatan Hasil Belajar Kelompok Siklus I ……………………………. 95

    12. Perolehan Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus II …………………….110

    13. Perolehan Hasil Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II ………………………113

    14. Peningkatan Hasil Belajar Kelompok Siklus II ……………………………115

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    xvi

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar

    1. Kerangka Pemikiran ……………………………………………………….. 29

    2. Siklus Penelitian Tindakan Kelas …………………………………………. 34

    3. Grafik Hasil Penelitian Siklus I dan II …………………………………….. 64

    4. Suasana Pembelajaran Siklus I……………………………………………... 89

    5. Evaluasi Siklus I …………………………………………………………… 89

    6. Suasana Pembelajaran Siklus II …………………………………………….113

    7. Evaluasi Siklus II …………………………………………………………..113

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    xvii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1. Catatan Lapangan 1 ………………………………………… 73

    Lampiran 2. Daftar Nama Siswa Kelas XI IPS 1 SMA N I Nogosari …….. 75

    Lampiran 3. Kelompok Belajar Team Assisted Individualization…………… 76

    Lampiran 4. Catatan Lapangan 2 ………………………………………….. 78

    Lampiran 5. Catatan Lapangan 3 ………………………………………….. 79

    Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ………………… 81

    Lampiran 7. Soal Evaluasi Siklus I………………………………………… 87

    Lampiran 8. Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus I ……………………….. 88

    Lampiran 9. Suasana Pembelajaran Siklus I ………………………………. 89

    Lampiran 10. Perolehan Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus I………… 90

    Lampiran 11. Perolehan Hasil Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I ………….. 93

    Lampiran 12. Peningkatan Hasil Belajar Kelompok Siklus I ………………. 95

    Lampiran 13. Catatan Lapangan 4 ………………………………………….. 97

    Lampiran 14. Catatan Lapangan 5 ………………………………………….. 98

    Lampiran 15. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ……………….. 100

    Lampiran 16. Soal Evaluasi Siklus II ……………………………………….. 106

    Lampiran 17. Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus II ……………………… 107

    Lampiran 18. Suasana Pembelajaran TAI Siklus II ………………………… 109

    Lampiran 19. Perolehan Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus II ……….. 110

    Lampiran 20. Perolehan Hasil Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II…………. 113

    Lampiran 21. Peningkatan Hasil Belajar Kelompok Siklus II ……………… 115

    Lampiran 22. Pedoman Wawancara Siswa …………………………………. 116

    Lampiran 23. Hasil Wawancara Siswa I ……………………………………. 117

    Lampiran 24. Hasil Wawancara Siswa 2 ……………………………………. 118

    Lampiran 25. Hasil Wawancara Siswa 3 …………………………………… 119

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    1 �

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, karena

    pendidikan itu menyangkut kelangsungan hidup manusia. Manusia tidak cukup

    hanya tumbuh dan berkembang dengan dorongan instingnya saja, melainkan perlu

    bimbingan dan pengarahan dari luar dirinya (pendidikan) agar ia menjadi manusia

    sempurna. Konsep pendidikan terasa semakin penting ketika seseorang harus

    memasuki kehidupan di masyarakat dan dunia kerja. Karena yang bersangkutan

    harus mampu menerapkan apa yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari saat ini

    maupun yang akan datang. Melalui pendidikan diharapkan terbentuknya sumber

    daya manusia yang memiliki etos kerja, produktivitas, dan mampu menguasai

    serta memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, kualitas

    pendidikan perlu ditingkatkan, khususnya kualitas pembelajaran.

    Pembelajaran merupakan usaha sadar dan aktif dari guru terhadap siswa, agar

    siswa berkeinginan untuk belajar sehingga terjadi perubahan tingkah laku sesuai

    dengan keadaan dan kemampuan siswa. Menurut Muhibbin Syah (2006:248),

    bahwa dalam setiap proses pembelajaran di sekolah sekurang-kurangnya

    melibatkan empat komponen pokok, yaitu: 1) individu siswa; 2) guru; 3) ruang

    kelas; 4) kelompok siswa. Melalui interaksi antara guru dengan siswa dan

    interaksi antara sesama siswa dalam proses pembelajaran akan menimbulkan

    perubahan perilaku siswa baik yang berdimensi ranah kognitif, afektif, dan

    psikomotorik. Oleh karena itu, guru sebaiknya menerapkan sebuah metode yang

    relevan dengan kebutuhan. Kalau mengajar yang digunakan guru dalam

    mengelola pembelajaran tepat, maka peluang memperoleh hasil pembelajaran

    siswa yang sesuai dengan harapan pun akan lebih besar.

    Sampai saat ini, pendidikan di Indonesia belum terlaksana secara optimal.

    Khususnya dilihat dari proses pembelajaran di kelas. Masih banyak proses

    pembelajaran di kelas yang didominasi peran guru (teacher centered). Guru lebih

    banyak menempatkan siswa sebagai objek dan bukan sebagai subjek didik.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    2 �

    Demikian juga proses pembelajaran, umumnya belum menerapkan pembelajaran

    sampai anak menguasai materi pembelajaran. Akibatnya tidak aneh bila banyak

    siswa yang tidak menguasai materi pembelajaran meskipun sudah tamat dari

    sekolah.

    Guru berperan penting dalam memperbaiki proses pembelajaran. Salah

    satunya pada pembelajaran akuntansi. Mata pelajaran akuntansi diberikan di

    Sekolah Menengah Atas khususnya pada jurusan Ilmu Sosial. Mata pelajaran ini

    memerlukan suatu pemahaman, tidak hanya sekedar mendengar dan mencatat.

    Salah satu materi pelajaran akuntansi yang membutuhkan pemahaman, ketelitian

    dan kecermatan dalam proses pembelajaran adalah siklus akuntansi. Siklus

    akuntansi merupakan suatu materi pelajaran yang membahas mengenai tahap-

    tahap kegiatan mulai dari terjadinya transaksi sampai dengan penyusunan laporan

    keuangan, sehingga laporan tersebut dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang

    berkepentingan baik pihak intern maupun ekstern.

    Karena akuntansi merupakan salah satu mata pelajaran Ilmu Pengetahuan

    sosial yang membutuhkan hitungan dan pemahaman konsep, maka guru

    melakukan berbagai upaya untuk menanamkan konsep materi pada ingatan siswa,

    tetapi hasilnya masih banyak siswa yang belum mampu menangkap penjelasan

    guru. Hal ini disebabkan karena proses transfer ilmu pengetahuan yang dilakukan

    oleh siswa dalam proses belajar mengajar adalah sekedar mendengar dan mencatat

    apa yang disampaikan guru yang menyebabkan siswa menjadi bosan sehingga

    materi tidak terserap dengan baik.

    Agar proses belajar mengajar berhasil sesuai dengan tujuan pembelajaran,

    maka guru harus lebih kreatif dalam menciptakan dan memilih metode

    pembelajaran yang menyenangkan siswa. Apabila metode pembelajaran yang

    digunakan guru menyenangkan siswa, maka siswa akan lebih termotivasi dan

    tidak malas dalam mengikuti pelajaran. Metode pembelajaran yang dipilih

    hendaknya yang relevan dengan materi yang disampaikan, disesuaikan dengan

    tipe belajar siswa dan kondisi siswa pada saat itu serta sarana dan prasarana yang

    ada, sehingga pembelajaran dapat berlangsung secara efektif. Agar proses

    pembelajaran dapat berlangsung secara efektif, maka guru harus mampu

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    3 �

    memotivasi seluruh siswanya untuk belajar dan saling membantu satu sama lain.

    Dan juga guru harus mampu mengelola proses pembelajaran dengan baik

    sehingga siswa dapat memahami konsep materi yang diberikan.

    Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti dalam proses belajar

    mengajar di kelas XI IPS 1 SMA N I Nogosari Kabupaten Boyolali, ditemukan

    permasalahan-permasalahan dalam kegiatan belajar mengajar khusunya mata

    pelajaran akuntansi. Sebagai mata pelajaran pokok bagi siswa jurusan Ilmu Sosial,

    akuntansi harus benar-benar dikuasai siswa. Tetapi kenyataannya masih banyak

    siswa yang belum memahami konsep akuntansi yang paling dasar sehingga dalam

    mengikuti materi selanjutnya siswa masih merasa kesulitan dan menyebabkan

    prestasi belajar tidak optimal. Hal ini terlihat dari nilai ulangan harian akuntansi

    yang belum tercapai maksimal, nilai rata-rata kelas yang masih dibawah KKM

    yaitu 65,06 dengan nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 40 dan siswa yang belum

    mencapai ketuntasan minimal yang ditetapkan ada 10 siswa atau 31,25%.

    Rendahnya prestasi belajar siswa ini mungkin disebabkan proses

    pembelajaran yang masih di dominasi oleh guru. Guru masih menggunakan

    metode ceramah dan demonstrasi dalam menyampaikan materi yang

    mengakibatkan siswa mudah merasa jenuh dan malas sehingga tidak ada motivasi

    untuk mengikuti pembelajaran akuntansi. Hal ini sejalan dengan apa yang

    dituliskan Popham dan Baker (2003:81) bahwa “Guru-guru yang mempunyai

    kebiasaan membacakan catatan ceramah secara harfiah tergolong orang yang

    paling membosankan”. Selain itu, terbatasnya sarana dan prasarana di sekolah dan

    media pembelajaran yang dipakai cenderung manual, juga menjadi kendala dalam

    mencapai proses pembelajaran yang optimal.

    Masih banyak siswa yang malas untuk belajar memahami akuntansi,

    karena akuntansi merupakan pelajaran yang dianggap sulit sehingga akuntansi

    menjadi pelajaran yang menakutkan dan membosankan. Untuk tugas-tugas rumah

    yang diberikan guru, mayoritas siswa masih menyepelekan dan baru mengerjakan

    di dalam kelas sebelum pelajaran akuntansi dimulai. Ini menunjukkan rendahnya

    tanggung jawab siswa dalam mengikuti pelajaran akuntansi. Interaksi antara guru

    dengan siswa di dalam kelas juga masih kurang. Siswa tidak bertanya jika diberi

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    4 �

    kesempatan bertanya dan apabila diberi pertanyaan, siswa membutuhkan waktu

    yang lama untuk menjawab. Siswa cenderung malu untuk mengungkapkan idenya

    dan merasa acuh pada materi yang belum mereka pahami. Kondisi yang demikian

    mencerminkan masih rendahnya partisipasi siswa selama proses pembelajaran.

    Kurangnya partisipasi siswa ini disebabkan karena kurangnya motivasi belajar.

    Motivasi belajar yang rendah disebabkan proses pembelajaran yang berlangsung

    masih monoton dan tidak membangkitkan semangat siswa untuk belajar.

    Pembelajaran yang menuntut keaktifan siswa lebih menekankan

    pentingnya proses belajar siswa disamping hasil belajar yang dicapainya.

    Asumsinya adalah bahwa proses belajar yang optimal memungkinkan hasil

    belajar yang optimal pula. Namun hasil belajar yang optimal tidak selamanya

    merupakan akibat proses belajar (Sriyono, 1992:58). Maka dari itu, seorang guru

    harus kreatif dalam mencari metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan

    materi pelajaran agar prestasi belajar siswa tidak hanya tercermin pada nilai akhir

    saja tetapi juga dapat dilihat saat siswa mengikuti aktivitas pembelajaran.

    Berdasarkan permasalahan diatas, maka kewajiban guru adalah bagaimana

    menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan sekaligus mampu

    menanamkan konsep materi dengan baik dan menggugah minat siswa serta

    mampu meningkatkan prestasi belajar siswa dengan metode pembelajaran yang

    tepat. Pentingnya peran pendidikan menuntut semua pihak yang terkait untuk

    memperbaiki unsur-unsurnya termasuk menciptakan proses pembelajaran yang

    inovatif untuk mencapai kompetensi peserta didik.

    Pemilihan metode mengajar yang tepat akan menciptakan situasi belajar

    yang menyenangkan dan mendukung kelancaran proses belajar mengajar sehingga

    siswa akan lebih termotivasi untuk belajar. Pemilihan metode perlu

    memperhatikan beberapa hal seperti materi yang disampaikan, tujuannya, waktu

    yang tersedia, dan banyaknya siswa serta hal-hal yang berkaitan dengan proses

    belajar mengajar. Metode yang dapat dipakai guru dalam mengajar antara lain:

    metode ceramah, metode tanya jawab, metode kerja kelompok, metode pemberian

    tugas, metode demonstrasi, eksperimen, simulasi, inkuiri dan sebagainya. Guru

    yang baik harus menguasai bermacam-macam metode mengajar sehingga dapat

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    5 �

    memilih dan menentukan metode yang tepat yang harus diterapkan pada materi

    pelajaran tertentu.

    Untuk mencapai kualitas pembelajaran yang optimal diperlukan

    pembaharuan-pembaharuan dalam pendidikan. Saat ini metode pembelajaran yang

    banyak diperbincangkan adalah pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif

    (cooperative learning) adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada

    penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan

    kondisi belajar. Sifat belajar dalam pembelajaran kooperatif menuntut semua

    siswa aktif dalam belajar dan harus selalu memperhatikan temannya untuk dapat

    berkompetisi dengan kelompok lain.

    Pembelajaran kooperatif mempunyai beberapa pendekatan, yang salah satunya

    adalah pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization). Model

    pembelajaran kooperatif tipe TAI merupakan model pembelajaran yang membentuk

    kelompok kecil yang heterogen dengan latar belakang cara berfikir yang berbeda untuk

    saling membantu terhadap siswa lain yang membutuhkan bantuan. Model ini

    menerapkan bimbingan antar teman yaitu siswa yang pandai bertanggung jawab

    terhadap siswa yang lemah dan juga dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam

    kelompok kecil. Siswa yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dan

    ketrampilannya, sedangkan siswa yang lemah dapat terbantu menyelesaikan

    permasalahan yang dihadapi.

    Penerapan pembelajaran kooperatif TAI (Team Assisted Individualization)

    diharapkan akan mampu membawa siswa mencapai prestasi belajar yang baik,

    khususnya dalam mata pelajaran akuntansi. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk

    mengadakan penelitian dengan judul :

    “IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

    TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) DALAM UPAYA

    MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI

    IPS 1 SMA NEGERI I NOGOSARI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN

    PELAJARAN 2010/2011”

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    6 �

    B. Identifikasi Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka masalah dapat

    diidentifikasikan sebagai berikut:

    1. Pemahaman siswa terhadap konsep dasar akuntansi masih kurang. Hal ini

    disebabkan proses pembelajaran akuntansi yang dilaksanakan kurang menarik

    dan membosankan siswa. Sehingga motivasi belajar siswa juga rendah.

    2. Rendahnya motivasi siswa untuk belajar tersebut menyebabkan partisipasi

    siswa didalam kelas menjadi kurang. Sehingga pembelajaran menjadi

    monoton karena tidak ada interaksi antara guru dengan siswa.

    3. Prestasi belajar akuntansi siswa masih rendah. Hal ini tercermin dari belum

    terampilnya siswa dalam mengerjakan akuntansi.

    4. Guru masih kesulitan dalam menerapkan metode pembelajaran akuntansi yang

    tepat untuk meningkatkan motivasi, partisipasi dan hasil belajar siswa.

    C. Pembatasan Masalah

    Agar masalah yang teridentifikasi dapat dikaji secara mendalam, maka

    perlu dilakukan pembatasan masalah. Pada penelitian ini masalah yang akan

    penulis kaji lebih dalam adalah tentang penggunaan pendekatan dalam

    pembelajaran yang tepat untuk membangun motivasi dan meningkatkan

    pemahaman mereka pada mata pelajaran akuntansi, yaitu dengan:

    1. Penggunaan pembelajaran kooperatif pada mata pelajaran akuntansi, dalam

    penelitian ini dilakukan dengan tipe Team Assisted Individualization (TAI)

    yang dikembangkan oleh Slavin. Tipe ini mengkombinasikan keunggulan

    pembelajaran kooperatif dan pembelajaran individual, yaitu setiap siswa secara

    individu belajar materi yang sudah dipersiapkan guru kemudian hasil belajar

    dibawa ke kelompok untuk didiskusikan. Tiap individu bertanggung jawab atas

    keberhasilan kelompoknya.

    2. Dalam pembelajaran ini, penilaian dilakukan dengan menilai proses dan hasil

    belajar. Proses pembelajaran yang dimaksud adalah proses kegiatan belajar

    mengajar dikelas yang dalam penelitian ini akan dibatasi pada keaktifan dan

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    7 �

    keterlibatan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Sedangkan prestasi belajar

    adalah perubahan yang tercermin dalam diri siswa terutama yang tercermin

    dalam bidang kognitif, dalam hal ini adalah nilai yang diperoleh setelah

    mengikuti proses pembelajaran.

    3. Mata Pelajaran akuntansi dalam hal ini adalah mata pelajaran yang berupa

    kegiatan pencatatan, penggolongan, pengikhtisaran, dan pelaporan atas

    transaksi keuangan yang terjadi di perusahaan jasa.

    D. Rumusan Masalah

    Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah, maka permasalahan

    penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

    “Apakah penerapan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted

    Individualization) dapat meningkatkan prestasi belajar akuntansi pada siswa kelas

    XI IPS 1 SMA Negeri I Nogosari Kabupaten Boyolali tahun pelajaran

    2010/2011?”

    E. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini

    adalah:

    1. Untuk meningkatkan prestasi belajar akuntansi pada siswa kelas XI IPS 1

    SMA Negeri I Nogosari Kabupaten Boyolali melalui pendekatan pembelajaran

    kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization).

    2. Untuk mengetahui sejauh mana metode TAI (Team Assisted Individualization)

    dapat meningkatkan prestasi belajar akuntansi pada siswa kelas XI IPS 1 SMA

    Negeri I Nogosari Kabupaten Boyolali.

    F. Manfaat Penelitian

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi dunia

    pendidikan yang dapat ditinjau dari dua segi, yaitu:

    1. Manfaat Teoritis

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    8 �

    a. Sebagai bahan acuan bagi para praktisi pendidikan untuk penelitian metode

    pembelajaran kooperatif lebih lanjut.

    b. Untuk memberikan kajian tentang pengaruh penerapan model pembelajaran

    kooperatif Team Assisted Individualization (TAI) terhadap pencapaian hasil

    belajar siswa yang optimal.

    2. Manfaat Praktis

    a. Bagi siswa

    Menjadi mudah dalam belajar dan memahami konsep mata pelajaran

    Akuntansi yang disampaikan oleh guru, sehingga hasil belajar siswa akan

    optimal.

    b. Bagi Guru

    Memberi masukan kepada guru khusunya guru SMA Negeri I

    Nogosari Kabupaten Boyolali dalam mengembangkan suatu metode

    pembelajaran yang berorientasi pada keterlibatan aktif siswa pada kegiatan

    belajar mengajar dengan guru berfungsi sebagai fasilitator, yang membantu

    agar siswa dapat mengikuti proses pembelajaran secara efektif sehingga

    dapat mencapai kompetensi secara optimal.

    c. Bagi Peneliti

    Untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang telah peneliti terima di

    bangku kuliah khususnya yang berkaitan dengan akuntansi, serta untuk

    membekali peneliti sebagai calon guru untuk menentukan model mengajar

    yang tepat.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    9 �

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Tinjauan Pustaka

    1. Hakekat Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI

    a. Pengertian Belajar

    Belajar adalah proses untuk memiliki pengetahuan. Pengertian belajar

    meliputi dua hal yaitu proses dan hasil. Proses sebagai perubahan internal

    dalam diri individu merupakan inti dari belajar, sedangkan hasil belajar

    diwujudkan dalam perbuatan dan hasilnya dapat di ukur yang merupakan

    perubahan atau perkembangan dalam diri individu yang dapat berupa sikap-

    sikap, nilai-nilai, dan tingkah laku intelektualnya. Oemar Hamalik (2001:52)

    mengemukakan “Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu

    melalui interaksi dengan lingkungannya”.

    Sejalan dengan itu, Martinis Yamin (2007:98) mengemukakan

    “Belajar adalah perubahan perilaku seseorang akibat pengalaman yang ia

    dapat melalui pengamatan, pendengaran, membaca, dan meniru”. Dari kedua

    pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses

    dimana terjadi perubahan dalam tingkah laku individu yang belajar sebagai

    akibat dari pengalaman. Belajar itu pada hakekatnya merupakan penyesuaian-

    penyesuaian terhadap lingkungan, yaitu untuk menangkap respon yang tepat.

    Untuk menangkap isi dan pesan belajar, maka dalam belajar tersebut

    individu menggunakan kemampuan pada ranah-ranah: (1) kognitif yaitu

    kemampuan yang berkenaan dengan pengetahuan, penalaran atau pikiran

    terdiri dari kategori pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis

    dan evaluasi; (2) afektif yaitu kemampuan yang mengutamakan perasaan,

    emosi, dan reaksi-reaksi yang berbeda dengan penalaran yang terdiri dari

    kategori penerimaan, partisipasi, penilaian/penentuan sikap, organisasi dan

    pembentukan pola hidup; dan psikomotorik yaitu kemampuan yang

    mengutamakan ketrampilan jasmani terdiri dari persepsi, kesiapan, gerakan

    terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian pola gerakan,

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    10 �

    dan kreatifitas. Orang dapat mengamati tingkah laku orang telah belajar

    setelah membandingkan sebelum belajar.

    Setiap perilaku belajar selalu ditandai oleh ciri-ciri perubahan yang

    spesifik seperti yang dikemukan oleh Syaiful Sagala (2009:53) sebagai

    berikut:

    1) Belajar menyebabkan perubahan pada aspek-aspek kepribadian yang berfungsi terus-menerus, yang berpengaruh pada proses belajar selanjutnya.

    2) Belajar hanya terjadi melalui pengalaman yang bersifat individual 3) Belajar merupakan kegiatan yang bertujuan, yaitu arah yang ingin dicapai

    melalui proses belajar.

    4) Belajar menghasilkan perubahan yang menyeluruh, melibatkan keseluruhan tingkah laku secara integral.

    5) Belajar adalah proses interaksi 6) Belajar berlangsung dari yang paling sederhana sampai pada kompleks.

    Perubahan dan kemampuan untuk berubah merupakan batasan dan

    makna yang terkandung dalam belajar. Dengan kemampuan berubah melalui

    belajar itu, manusia secara bebas dapat memilih, mengeksplorasi, memilih,

    dan menetapkan keputusan-keputusan penting untuk kehidupannya. Menurut

    Sardiman (2007:27) bahwa secara umum tujuan belajar itu ada tiga jenis,

    yaitu:

    1. Untuk mendapatkan pengetahuan Hal ini ditandai dengan kemampuan berfikir. Pemilikan pengetahuan

    dan kemampuan berfikir merupakan dua hal yang tidak bisa

    dipisahkan, artinya tidak dapat mengembangkan kemampuan berfikir

    tanpa bahan pengetahuan, sebaliknya kemampuan berfikir akan

    memperkaya pengetahuan.

    2. Penanaman konsep dan keterampilan. Penanaman konsep atau merumuskan konsep, juga memerlukan suatu

    keterampilan, yakni keterampilan yang bersifat jasmani maupun rohani.

    Keterampilan jasmani adalah keterampilan-keterampilan yang dapat dilihat,

    diamati, sehingga akan menitikberatkan pada keterampilan gerak dari

    seseorang yang sedang belajar. Sedangkan keterampilan rohani lebih

    abstrak menyangkut keterampilan berfikir serta kreativitas untuk

    menyelesaikan dan merumuskan suatu masalah atau konsep.

    3. Pembentukan sikap Pembentukan sikap mental dan perilaku anak didik, tidak akan terlepas

    dari soal penanaman nilai-nilai. Oleh karena itu, guru tidak hanya

    sekedar “pengajar” tetapi betul-betul sebagai pendidik yang akan

    memindahkan nilai-nilai itu kepada anak didiknya.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    11 �

    Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem

    lingkungan (kondisi) belajar yang lebih kondusif. Sistem lingkungan belajar

    ini sendiri terdiri atau dipengaruhi oleh berbagai komponen yang masing-

    masing akan saling mempengaruhi. Komponen-komponen itu misalnya tujuan

    pembelajaran yang ingin dicapai, materi yang ingin diajarkan, guru dan siswa

    yang memainkan peranan, jenis kegiatan yang dilakukan serta sarana belajar

    mengajar yang tersedia. Komponen-komponen sistem lingkungan itu saling

    mempengaruhi secara bervariasi sehingga setiap peristiwa belajar memiliki

    profil yang unik dan kompleks. Jadi, untuk mencapai tujuan belajar tertentu

    harus diciptakan sistem lingkungan belajar yang tertentu pula.

    b. Pengertian Pembelajaran

    Menurut Dewi Salma (2004:19) “Pembelajaran diartikan sebagai

    kegiatan belajar mengajar konvensional dimana guru dan peserta didik

    langsung berinteraksi”. Sedangkan menurut Driscoll dalam Robert Slavin

    (2008:179) “Pembelajaran biasanya didefinisikan sebagai perubahan dalam

    diri seseorang yang disebabkan oleh pengalaman”. Berdasarkan kedua

    pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian pembelajaran adalah

    suatu proses interaksi edukatif antara seorang guru dengan siswa, dengan

    tujuan yang jelas sehingga menyebabkan perubahan pada diri siswa, tentunya

    perubahan dari yang tidak baik menjadi lebih baik.

    Perubahan yang disebabkan oleh perkembangan bukanlah contoh

    pembelajaran. Namun, manusia melakukan begitu banyak pembelajaran sejak

    hari pertama kelahiran mereka sehingga pembelajaran dan perkembangan

    mempunyai kaitan yang tidak terpisahkan. Pembelajaran terjadi dengan

    banyak cara. Kadang-kadang pembelajaran bersifat intensional ket, seperti ika

    siswa memperoleh informasi yang disajikan di ruang kelas atau mereka

    melihat sesuatu di internet. Persoalan yang dihadapi para pendidik bukanlah

    bagaimana mengupayakan siswa belajar, siswa sudah terlibat dalam

    pembelajaran setiap saat mereka terbangun. Sebaliknya, persoalannya ialah

    bagaimana membantu siswa mempelajari informasi, keterampilan, dan konsep

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    12 �

    tertentu yang akan bermanfaat dalam kehidupan dewasa. Bagaiman kita

    menyajikan kepada siswa rangsangan yang menjadi sasaran untuk

    memusatkan perhatian dan upaya mental mereka sehingga mereka akan

    memperoleh kemampuan yang penting.

    Proses pembelajaran aktivitasnya dalam bentuk interaksi belajar

    mengajar dalam suasana interaksi edukatif, yaitu interaksi yang sadar akan

    tujuan, artinya interaksi yang telah dicanangkan untuk suatu tujuan tertentu

    setidaknya adalah pencapaian tujuan instruksional atau tujuan pembelajaran

    yang telah dirumuskan pada satuan pelajaran. Maka dari itu, dalam

    pembelajaran guru harus memahami hakekat materi pelajaran yang

    diajarkannya sebagai suatu pelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan

    berfikir siswa dan memahami berbagai model pembelajaran yang dapat

    merangsang kemampuan siswa untuk belajar dengan perencanaan pengajaran

    yang matang oleh guru.

    Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar

    dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh

    peserta didik atau murid. Peranan guru bukan semata-mata memberikan

    informasi, melainkan juga mengarahkan dan member fasilitas belajar agar

    proses belajar lebih memadai. Proses pembelajaran pada awalnya meminta

    guru untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa meliputi

    kemampuan dasarnya, motivasinya, latar belakang akademisnya, latar

    belakang sosial, ekonominya dan lain sebagainya. Kesiapan guru untuk

    mengenal karakteristik siswa dalam pembelajaran merupakan modal utama

    penyampaian materi belajar dan menjadi indikator suksesnya pelaksanaan

    pembelajaran. Syaiful Sagala (2009:63) menyebutkan bahwa suatu proses

    pembelajaran mempunyai dua karakteristik, yaitu:

    1) Dalam proses pembelajaran melibatkan proses mental siswa secara maksimal, bukan hanya menuntut siswa sekedar mendengar, mencatat,

    akan tetapi menghendaki aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.

    2) Dalam pembelajaran membangun suasana dialogis dan proses tanya jawab terus menerus yang diarahkan untuk memperbaiki dan

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    13 �

    meningkatkan kemampuan berfikir siswa, yang pada gilirannya

    kemampuan berfikir itu dapat membantu siswa untuk memperoleh

    pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri.

    Agar pembelajaran tetap pada suasana yang dinamis, guru perlu

    merumuskan dengan jelas tujuan apa yang ingin dicapainya dalam

    melaksanakan pembelajaran. Tujuan ini bukan hanya mengenai bahan materi

    ajar yang harus dikuasai oleh guru, akan tetapi juga keterampilan emosional

    dan sosial dalam menggunakan metode dan pendekatan pembelajaran. Dalam

    proses pembelajaran itu dikembangkan melalui pola pembelajaran yang

    menggambarkan kedudukan serta peran guru dan siswa dalam proses

    pembelajaran. Guru sebagai sumber belajar, penentu metode belajar, dan juga

    penilai kemajuan belajar meminta para guru untuk menjadikan pembelajaran

    lebih efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran itu sendiri.

    c. Metode Pembelajaran

    Kata lain dari metode adalah “cara/teknik” atau lebih luas dapat

    diartikan sebagai cara melakukan sesuatu. Dewi Salma (2004:66) “Metode

    pembelajaran merupakan teknik penyajian yang dipilih dan diterapkan seiring

    dengan pemanfaatan media dan sumber belajar”. Sedangkan menurut Tardif

    dalam Muhibbin Syah (2006:201) “Metode mengajar adalah cara yang berisi

    prosedur baku untuk melaksanakan kegiatan pendidikan, khusunya kegiatan

    penyajian materi pelajaran kepada siswa”.

    Berdasarkan pendapat tersebut maka penulis menyimpulkan metode

    pembelajaran adalah suatu cara/teknik dalam kegiatan pendidikan untuk

    memberikan kemudahan bagi guru dalam menyampaikan materi dan bagi

    siswa untuk menerima materi, yang disesuaikan dengan media dan sumber

    yang ada. Selain itu, metode sering diterapkan secara kombinasi, tidak tunggal

    sehingga keterbatasan suatu metode dapat diatasi dengan metode lainnya.

    Metode pembelajaran secara garis besar dapat dikelompokkan dalam:

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    14 �

    a) Melekat dengan penyajian guru, diantaranya metode ceramah, demonstrasi,

    tanya jawab

    b) Terkait dengan proses belajar seperti belajar kolaboratif, diskusi tim,

    belajar mandiri, metode proyek, metode belajar berbasis masalah

    c) Berbasis teknologi, seperti diskusi lewat internet pada kelas maya

    Saat ini, ada beberapa metode belajar yang dianggap inovatif terhadap

    perkembangan kemampuan kognitif dan kemandirian siswa. Beberapa metode

    yang dianjurkan untuk digunakan ialah:

    a) Belajar Berbasis Masalah (problem-based learning)

    Metode ini mendorong siswa untuk memecahkan masalah dalam berbagai

    situasi. Metode belajar berbasi masalah melatih ketajaman pola piker

    metakognitif, yakni kemampuan strategis dalam memecahkan masalah.

    b) Belajar Proyek (project-based learning)

    Belajar proyek adalah metode yang melatih kemampuan siswa untuk

    melaksanakan suatu kegiatan di lapangan. Proyek yang dikembangkan

    dapat pekerjaan atau kegiatan sebenarnya atau berupa simulasi kegiatan.

    c) Belajar Kolaboratif

    Metode belajar kolaboratif ditekankan agar siswa mampu berlatih menjadi

    pimpinan dan membina koordinasi antar teman sekelasnya. Biasanya

    belajar kolaboratif diarahkan untuk meningkatkan prestasi timnya. Tim

    yang berprestasi tinggi adalah tim yang mendapat dukungan dan upaya

    bersama dari anggotanya.

    Di dalam kenyataan, cara (metode) mengajar yang digunakan guru

    untuk menyampaikan informasi atau message lisan kepada siswa berbeda

    dengan cara yang ditempuh untuk memantapkan siswa dalam menguasai

    pengetahuan, keterampilan, serta sikap. Seperti yang dituliskan Roestiyah

    (2001:1) bahwa:

    Metode yang digunakan untuk memotivasi siswa agar mampu

    menggunakan pengetahuannya untuk memecahkan suatu masalah yang

    dihadapi ataupu untuk menjawab suatu pertanyaan akan berbeda dengan

    metode yang digunakan untuk tujuan agar siswa mampu berpikir dan

    mengemukakan pendapatnya sendiri di dalam menghadapi segala

    persoalan.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    15 �

    Tidak ada satupun metode mengajar yang dapat dipandang sempurna

    dan cocok dengan semua pokok bahasan yang ada dalam setiap bidang studi,

    karena setiap metode mengajar pasti memiliki keunggulan dan kelemahan

    yang khas. Namun kenyataan ini tidak bisa dijadikan argumen mengapa

    seorang guru gagal dalam menjalankan tugasnya sebagai pengajar, seorang

    guru yang profesional dan kreatif justru hanya akan memilih metode mengajar

    yang lebih tepat setelah menetapkan topik pembahasan, materi, dan tujuan

    pengajaran serta jenis kegiatan belajar siswa yang dibutuhkan.

    d. Metode Pembelajaran Kooperatif

    Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah salah satu

    bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham konstrukvis. Cooperative

    learning merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota

    kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan

    tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama

    dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam cooperative

    learning, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam

    kelompok belum menguasai bahan pelajaran.

    Slavin dalam Isjoni (2009:12) mengatakan “Cooperative learning

    adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam

    kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang

    dengan struktur kelompok heterogen”. Etin & Raharjo (2007:4)

    mengemukakan:

    Pembelajaran kooperatif adalah suatu sikap atau perilaku bersama dalam

    bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerja sama yang

    teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih dimana

    keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap

    anggotan kelompok itu sendiri.

    Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

    kooperatif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan siswa sebagai

    anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda untuk saling

    bekerja sama dan saling membantu dalam memahami materi pelajaran.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    16 �

    Mengacu pada pendapat tersebut maka dengan cooperative learning,

    para siswa dapat membuat kemajuan besar ke arah pengembangan sikap, nilai,

    dan tingkah laku yang memungkinkan mereka dapat berpartisipasi dalam

    komunitas mereka dengan cara-cara yang sesuai dengan tujuan materi

    pelajaran, karena tujuan utama pembelajaran kooperatif adalah untuk

    memperoleh pengetahuan dari sesama temannya. Dengan belajar kelompok

    seorang teman haruslah memberikan kesempatan kepada teman yang lain

    untuk mengemukakan pendapatnya dengan cara menghargai pendapat orang

    lain, saling mengoreksi kesalahan, dam saling membetulkan satu sama

    lainnya.

    Dalam menyelesaikan tugas kelompok setiap anggota saling bekerja

    sama dan saling membantu dalam memahami suatu bahan ajar. Agar siswa

    dapat bekerja sama dengan baik di dalam kelompoknya maka mereka perlu

    diajari ketrampilan-ketrampilan kooperatif sebagai berikut:

    a. Berada dalam tugas

    Berada dalam tugas maksudnya adalah tetap berada dalam kerja kelompok,

    menyelesaikan tugas yang menjadi tanggung jawabnya sampai selesai dan

    bekerjasama dalam kelompok sesuai dengan kesepakatan kelompok, ada

    kedisiplinan individu dalam kelompok.

    b. Mengambil giliran dan berbagi tugas

    Mengambil giliran dan berbagi tugas yaitu bersedia menerima tugas dan

    membantu menyelesaikan tugas.

    c. Mendorong partisipasi

    Mendorong partisipasi yaitu memotivasi teman sekelompok untuk

    memberikan kontribusi tugas kelompok.

    d. Mendengarkan dengan aktif

    Mendengarkan dengan aktif maksudnya adalah mendengarkan dan

    menyerap informasi yang disampaikan teman dan menghargai pendapat

    teman. Hal ini penting untuk memberikan perhatian pada yang sedang

    berbicara sehingga anggota kelompok yang menjadi pembicara akan

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    17 �

    merasa senang dan memunculkan motivasi belajar bagi dirinya sendiri dan

    yang lainnya.

    e. Bertanya

    Menanyakan informasi atau penjelasan lebih lanjut dari teman sekelompok

    kalau perlu didiskusikan, apabila tetap tidak ada pemecahan tiap anggota

    wajib mencari pustaka yang mendukung, jika tetap tidak terselesaikan baru

    bertanya kepada guru.

    Menurut Slavin (2008:1) ada lima metode pembelajaran tim siswa

    yang telah dikembangkan dan diteliti secara ekstensif. Kelima model

    pembelajaran kooperatif itu antara lain STAD (Student Teams Achievement

    Divisions), TGT (Teams Games Tournament), TAI (Team Assisted

    Individualization), Jigsaw II, dan CIRC (Cooperative Integrated Reading and

    Composition). Dari beberapa model pembelajaran tersebut model yang banyak

    dikembangkan adalah model Student Team Achievement Division (STAD) dan

    Jigsaw.

    TAI memiliki berbagai dinamika motivasi dari STAD dan TGT. Para

    siswa saling mendukung dan saling membantu satu sama lain untuk berusaha

    keras karena mereka semua menginginkan tim mereka berhasil. Tanggung

    jawab individu bisa dipastikan hadir karena satu-satunya skor yang

    diperhitungkan adalah skor akhir, dan siswa melakukan tes akhir tanpa

    bantuan teman satu tim. Para siswa juga mendapatkan kesempatan sukses

    yang sama karena semuanya telah ditempatkan berdasarkan tingkat

    kemampuan atau pengetahuan yang dimiliki sebelumnya. TAI dirancang

    untuk menyelesaikan masalah-masalah teoritis dan praktis dari sistem

    pengajaran individual.

    Bila dibandingkan pembelajaran yang masih bersifat konvensional,

    cooperative learning memiliki beberapa keunggulan. Keunggulannya dilihat

    dari aspek siswa, adalah:

    a) Saling ketergantungan yang positif

    b) Adanya pengakuan dalam merespon perbedaan individu

    c) Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    18 �

    d) Suasana yang rileks dan menyenangkan

    e) Terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa dengan

    guru

    f) Memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan pengalaman emosi

    yang menyenangkan.

    Selain memiliki keungggulan, pembelajaran kooperatif juga memiliki

    beberapa kelemahan, kelemahan tersebut antara lain:

    a) Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, disamping itu

    memerlukan lebih banyak tenaga, pemikiran dan waktu

    b) Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan

    dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai

    c) Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan topik

    permasalahan yang sedang dibahas meluas sehingga banyak yang tidak

    sesuai dengan waktu yang telah ditentukan

    d) Saat diskusi kelas, terkadang didominasi seseorang, hal ini mengakibatkan

    siswa yang lain menjadi pasif.

    e. Pembelajaran Kooperatif TAI (Team Assisted Individualization)

    Pembelajaran kooperatif tipe TAI ini dikembangkan oleh Slavin.

    Team Accelerated Instruction atau Team Assisted Individuallization memiliki

    persamaan dengan STAD dan TGT dalam penggunaan tim-tim pembelajaran

    empat anggota berkemampuan heterogen dan pemberian sertifikat untuk tim

    yang berkinerja tinggi. Bedanya bila STAD dan TGT menggunakan sebuah

    tatanan pengajaran tunggal untuk kelas, TAI menggabungkan pembelajaran

    kooperatif dengan pengajaran individual. Pada TAI, siswa masuk dalam

    sebuah urutan kemampuan individual sesuai dengan hasil tes penempatan dan

    kemudian maju sesuai dengan kecepatannya sendiri. Siswa saling memeriksa

    pekerjaan teman sesama tim dengan dipandu oleh lembar jawaban dan saling

    membantu dalam memecahkan setiap masalah. Tes unit akhir dikerjakan tanpa

    bantuan teman sesama tim dan diskor segera.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    19 �

    TAI memiliki dinamika motivasi seperti STAD dan TGT. Siswa

    terdorong dan saling membantu satu sama lain agar berhasil karena mereka

    ingin tim mereka berhasil. Tanggung jawab individual terjamin karena satu-

    satunya skor yang diperhitungkan adalah skor tes final, dan siswa

    mengerjakan tes tersebut tanpa bantuan teman sesama tim. Siswa memiliki

    kesempatan yang sama untuk berhasil karena semua siswa telah ditempatkan

    sesuai dengan tingkat pengetahuan awal mereka.

    Menurut Slavin (2008:195-200), secara umum TAI terdiri dari delapan

    komponen utama, yaitu:

    a. Kelompok / Tim Peserta didik dalam pengajaran TAI (Team Assisted Individualization)

    terdiri dari 4 sampai 5 siswa yang mewakili bagian dari kelasnya dalam

    menjalankan aktivitas akademik. Fungsi utama dari tim adalah

    membentuk semua tim agar mengingat materi yang telah diberikan dan

    lebih memahami materi yang nantinya digunakan dalam persiapan

    mengerjakan lembar kerja sehingga bisa mengerjakan dengan baik.

    Dalam hal ini biasanya siswa menggunakan cara pembelajaran diskusi

    tentang masalah-masalah yang ada, membandingkan soal yang ada, dan

    mengoreksi beberapa miskonsepsi jika dalam tim mengalami kesalahan.

    Semuanya tersebut dilakukan setelah presentasi awal dari guru dan

    pemberian lembar kerja. Anggota kelompok yang mengalami kesulitan

    dapat bertanya kepada anggota yang telah ditunjuk sebagai ketua atau

    anggota lain yang lebih tahu.

    b. Tes Pengelompokan Siswa-siswa diberi tes awal pada awal program pengajaran. Hasil dari

    tes awal digunakan untuk membuat kelompok berdasarkan nilai yang

    mereka peroleh.

    c. Materi Kurikulum Pada proses pengajaran harus disesuaikan dengan materi yang terdapat

    pada kurikulum yang berlaku dengan menerapkan teknik dan strategi

    pemecahan masalah untuk penguasaan materi.

    d. Kelompok Belajar Berdasarkan tes pengelompokan maka dibentuk kelompok belajar.

    Siswa dalam kelompoknya mendengarkan presentasi dari guru dan

    mengerjakan lembar kerja. Jika ada siswa yang belum paham tentang

    materi dapat bertanya pada anggota lainnya atau ketua yang telah

    ditunjuk, kalau belum paham juga baru meminta penjelasan dari guru.

    e. Penilaian dan Pengakuan Tim Setelah diberikan tes, kemudian tes tersebut dikoreksi dan dinilai

    berdasarkan kriteria tertentu. Tim akan mendapatkan sertifikat atau

    penghargaan atau sejenisnya jika dapat melempaui kriteria yang telah

    ditentukan.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    20 �

    f. Mengajar Kelompok Materi yang belum dipahami oleh suatu kelompok dapat ditanyakan kepada

    guru dan guru menjelaskan materi pada kelompok tersebut. Pada saat guru

    mengajar, siswa dapat sambil memahami materi baik secara individual dan

    kelompok dengan kebebasan tetapi bertanggungjawab. Keaktifan siswa

    sangat diutamakan pada pengajaran TAI (Team Assisted Individualization).

    g. Lembar Kerja Pada setiap subkonsep pokok bahasan diberikan lembar kerja secara

    individual untuk mengetahui pemahaman individu. Bahan atau materi

    dapat berupa ringkasan materi yang dipelajari di rumah kemudian

    pertemuan selanjutnya dikerjakan.

    h. Mengajar seluruh kelas Setelah akhir dari pengajaran pokok bahasan suatu materi guru

    menghentikan program pengelompokan dan menjelaskan konsep-

    konsep yang belum dipahami dengan strategi pemecahan masalah yang

    relevan. Pada akhir pengajaran diberikan kesimpulan dari materi.

    Dalam pelaksanaannya, model pembelajaran kooperatif tipe TAI

    terbagi dalam:

    a. Pengelompokan

    Sebelum pengajaran TAI, dilaksanakan suatu tes awal (tes kemampuan

    awal) yang menyangkut tentang konsep-konsep yang akan diajarkan. Tes

    awal ini berguna untuk pembentukan kelompok agar penyebaran siswa

    berdasarkan nilai yang didapat pada tes awal tersebut secara homogen.

    Selain itu dalam tes awal ini dapat digunakan untuk menunjuk ketua atau

    asisten yang memimpin suatu kelompok. Dalam proses pengelompokan

    juga didasarkan pada prestasi belajar sebelumnya, dalam hal ini nilai

    ulangan harian pokok bahasan sebelumnya.

    b. Tahap penyajian materi pelajaran

    Pada tahap ini bahan-bahan atau materi pelajaran diperkenalkan melalui

    penyajian kelas. Pada penyajian materi ini dilakukan melalui:

    1. Pengajaran kelompok

    Jika terdapat materi pelajaran yang kurang dipahami dalam suatu

    kelompok, maka ketua kelompok dapat memberikan penjelasan. Namun

    bila dalam kelompok belum juga berhasil, dapat meminta penjelasan dari

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    21 �

    guru untuk menjelaskan materi yang belum dipahami tersebut,

    sedangkan kelompok lain yang sudah paham dapat melanjutkan

    pekerjaannya.

    2. Pengajaran seluruh kelas

    Pengajaran ini dilakukan pada akhir proses pembelajaran. Guru

    menyimpulkan penekanan materi yang dianggap penting. Dalam pembelajaran,

    keaktifan siswa sangat diharapkan melalui latihan pengajaran.

    3. Kegiatan kelompok

    Setelah terbagi dalam kelompok-kelompok, masing-masing individu

    mengerjakan tugas yang diberikan guru melalui lembar kerja pada buku

    mereka. Mereka bekerja sebagai satu tim, jika terdapat kesulitan

    dipecahkan secara bersama-sama dengan kelompoknya. Setelah selesai

    mengerjakan secara mandiri kemudian saling mencocokkan dengan teman

    sekelompoknya. Paket soal yang terdapat di lembar kerja diberikan

    menurut tingkat kesukaran soal, diurutkan dari soal yang mudah

    dilanjutkan soal yang sukar dan juga sesuai dengan urutan materi, dari

    materi yang mudah dilanjutkan materi yang sulit. Setelah paket soal

    selesai dikerjakan maka dicocokkan dengan kelompok lain untuk

    mengukur keberhasilan dari kelompok untuk kemudian diberikan nilai

    oleh guru.

    Adapun langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe TAI sebagai

    berikut:

    a. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi

    pembelajaran secara individual yang sudah dipersiapkan oleh guru.

    b. Guru memberikan kuis secara individual kepada siswa untuk mendapatkan

    skor dasar atau skor awal.

    c. Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4 – 5

    siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda baik tingkat kemampuan

    (tinggi, sedang dan rendah) Jika mungkin anggota kelompok berasal dari

    ras, budaya, suku yang berbeda serta kesetaraan jender.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    22 �

    d. Hasil belajar siswa secara individual didiskusikan dalam kelompok.

    Dalam diskusi kelompok, setiap anggota kelompok saling memeriksa

    jawaban teman satu kelompok.

    e. Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan

    memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari.

    f. Guru memberikan kuis kepada siswa secara individual.

    g. Guru memberi penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai

    peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya

    (terkini).

    2. Hakekat Prestasi Belajar

    a. Pengertian Prestasi Belajar

    Belajar merupakan suatu perubahan daalam tingkah laku, dimana

    perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga

    ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk. Belajar

    meliputi dua hal, yaitu proses dan hasil. Proses sebagai perubahan internal

    dalam diri individu yang merupakan inti dari belajar. Sedangkan hasil belajar

    diwujudkan dalam perbuatan dan hasilnya dapat diukur sebagai salah satu

    indikator tercapainya hasil belajar yang biasa disebut prestasi belajar.

    Djamarah (2002:88) “Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh

    berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu

    sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar”. Sedangkan menurut Sutratinah

    (2001:43) “Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang

    dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat

    mencerminkan hasil yang sudah dicapai anak dalam periode tertentu.

    Berdasarkan pendapat di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa

    prestasi belajar adalah hasil belajar yang telah dicapai melalui pengukuran dan

    penilaian terhadap penguasaan pengetahuan dan pemahaman selama siswa

    mengikuti aktivitas pembelajaran. Popham dan Baker (2002:40) menyatakan

    “Dalam sistem pendidikan nasional, rumusan tujuan pendidikan menggunakan

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    23 �

    klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar

    membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah

    psikomotoris”. Dalam proses belajar mengajar di sekolah saat ini, tipe hasil

    belajar kognitif lebih dominan jika dibandingkan dengan tipe hasil belajar

    bidang afektif dan psikomotoris. Seseorang yang berubah tingkat kognisinya

    sebenarnya dalam kadar tertentu telah berubah pula sikap dan perilakunya.

    Prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini terbatas pada

    ranah kognitif saja, yaitu belajar merupakan suatu proses pembentukan

    perilaku aktif siswa untuk menuju perubahan yang dengan sengaja diciptakan

    untuk memperoleh pengetahuan dan pemahaman terhadap materi yang

    hasilnya diwujudkan dalam prestasi belajar. Dalam hal ini, prestasi belajar

    adalah berupa nilai yang tinggi yang diukur dari kemampuan siswa

    menyelesaikan soal-soal ulangan di tiap akhir siklus (tindakan).

    b. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

    Setiap aktivitas yang dilakukan oleh seseorang tentu ada faktor –

    faktor yang mempengaruhinya, baik yang cenderung mendorong maupun

    yang menghambat. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa

    itu adalah sebagai berikut:

    1) Faktor Internal

    a) Faktor Intelegensi

    Intelegensi ini memegang peranan yang sangat penting bagi prestasi

    belajar siswa. Karena tingginya peranan intelegensi dalam mencapai

    prestasi belajar maka guru harus memberikan perhatian yang sangat

    besar terhadap bidang studi yang banyak membutuhkan berpikir

    rasional.

    b) Faktor Minat

    Minat adalah kecenderungan yang mantap dalam subjek untuk merasa

    tertarik pada bidang tertentu. Siswa yang kurang berminat dalam

    pelajaran tertentu akan menghambat dalam belajar.

    c) Faktor keadaan fisik dan psikis

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    24 �

    Keadaan fisik menunjukkan pada tahap pertumbuhan, kesehatan

    jasmani, keadaan alat-alat indera dan lain sebagainya. Keadaan psikis

    menunjuk pada keadaan stabilitas/labilitas mental siswa, karena fisik dan

    psikis yang sehat sangat berpengaruh positif terhadap kegiatan

    pembelajaran dan sebaliknya.

    2) Faktor Eksternal

    a) Faktor Guru

    Guru sebagai tenaga berpendidikan memiliki tugas menyelenggarakan

    kegiatan pembelajaran, membimbing, melatih, mengolah, meneliti dan

    mengembangkan serta memberikan penalaran teknik karena itu setiap

    guru harus memiliki wewenang dan kemampuan profesional,

    kepribadian dan kemasyarakatan. Guru juga menunjukkan fleksibilitas

    yang tinggi yaitu pendekatan deduktif dan gaya memimpin kelas yang

    selalu disesuaikan dengan keadaan, situasi kelas yang diberi pelajaran,

    sehingga dapat menunjang tingkat prestasi siswa semaksimal mungkin.

    b) Faktor lingkungan keluarga

    Lingkungan keluarga turut mempengaruhi kemajuan hasil belajar,

    bahkan mungkin dapat dikatakan menjadi faktor yang sangat penting,

    karena sebagian besar waktu belajar dilaksanakan di rumah. Kondisi

    dalam keluarga seperti kericuhan keluarga, kurang perhatian orang tua,

    kurang perlengkapan belajar akan mempengaruhi berhasil tidaknya

    siswa belajar.

    c) Faktor sumber-sumber belajar.

    Sumber belajar itu dapat berupa media/alat bantu belajar serta bahan

    baku penunjang. Alat bantu belajar merupakan semua alat yang dapat

    digunakan untuk membantu siswa dalam melakukan perbuatan belajar.

    Maka pelajaran akan lebih menarik, menjadi konkret, mudah dipahami,

    hemat waktu dan tenaga ser ta hasi l yang lebih bermakna.

    http://susilofy.wordpress.com/2010/09/28/hakikat-belajar-prestasi-

    belajar-dan-aktivitas-belajar/

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    25 �

    c. Fungsi Prestasi Belajar

    Belajar dapat menghasilkan suatu perubahan dalam diri individu.

    Sebagai hasil dari belajar, prestasi mempunyai beberapa fungsi. Menurut

    Zainal Arifin (1990:3) dalam belajar, prestasi mempunyai fungsi sebagai

    berikut:

    1) Sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai anak didik.

    2) Sebagai lembaga pemuasan hasrat ingin tahu. Hal ini didasarkan atas asumsi bahwa para ahli psikologis biasanya menyebutkan prestasi

    sebagai tendensi keingintahuan dan merupakan kebutuahan umum pada

    manusia, termasuk kebutuhan anak didik dalam suatu program

    pendidikan.

    3) Sebagai bahan informasi dan inovasi pendidikan. Asumsinya adalah bahwa prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi anak didik untuk

    meningkatkan ilmu pengetahuan dan berperan sebagai umpan balik

    dalam meningkatkan mutu pendidikan.

    4) Sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi belajar dapat dijadikan

    indikator tingkat produktivitas suatu institusi pendidikan, bahwa

    kurikulum yang digunakan relevan dengan kebutuhan masyarakat dan

    anak didik. Indikator ekstern dalam arti bahwa tinggi rendahnya prestasi

    belajar dapat dijadikan indikator kesuksesan anak didik di masyarakat.

    5) Dapat dijadikan indikator terhadap daya serap anak didik. Dalam proses belajar dan pembelajaran anak didiklah yang diharapkan dapat

    menyerap seluruh materi pelajaran yang telah diprogramkan dalam

    kurikulum.

    Dari fungsi prestasi belajar yang dikemukakan di atas, maka dapat

    diketahui betapa pentingnya mengukur prestasi sebagai hasil belajar peserta

    didik. Hal ini disebabkan karena prestasi belajar tidak hanya sebagai indikator

    keberhasilan dalam bidang studi tertentu, tetapi juga berguna bagi guru yang

    bersangkutan sebagai umpan balik dalam melaksanakan pembelajaran di kelas

    apakah akan diadakan perbaikan dalam proses belajar mengajar atau tidak.

    3. Hakekat Mata Pelajaran Akuntansi

    American Institute of Certified Public Accounting dalam Kardiman, dkk

    (2006:2) menjelaskan pengertian Akuntansi adalah “Seni dari pencatatan,

    penggolongan dan peringkasan dengan suatu cara tertentu dan dalam nilai uang

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    26 �

    terhadap kejadian atau transaksi yang paling sedikit atau sebagian bersifat

    keuangan dan penafsiran terhadap hasil-hasilnya”. Sedangkan American

    Accounting Association dalam Kardiman, dkk (2006:2) menjelaskan pengertian

    akuntansi sebagai “Proses pengidentifikasian, pengukuran, dan penyampaian

    informasi ekonomi yang memungkinkan dilakukannya penilaian dan keputusan

    yang tepat bagi para pemakai informasi tersebut”. Berdasarkan pendapat di atas,

    dapat disimpulkan bahwa pengertian akuntansi adalah suatu proses pencatatan,

    penggolongan, pengikhtisaran, pelaporan dan penafsiran hasil-hasilnya atas

    transaksi keuangan dalam satu periode tertentu yang digunakan oleh pihak-pihak

    yang berkepentingan untuk pengambilan keputusan.

    Sedangkan akuntansi di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah

    salah satu mata pelajaran pokok bagi siswa jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial yang

    masih menjadi bagian dari mata pelajaran ekonomi. Akuntansi yang diberikan di

    tingkat SMA bersifat dasar atau konsep sebagai suatu pengantar agar siswa

    mempunyai gambaran tentang pencatatan dan pembukuan dalam suatu

    perusahaan. Akuntansi merupakan mata pelajaran yang mengkaji tentang suatu

    sistem untuk menghasilkan informasi berkenaan dengan transaksi keuangan.

    Informasi tersebut dapat digunakan dalam rangka pengambilan keputusan dan

    tanggung jawab di bidang keuangan baik oleh pelaku ekonomi swasta (Akuntansi

    perusahaan), pemerintah (Akuntansi pemerintah) ataupun organisasi masyarakat

    (Akuntansi Publik). Akuntansi dikenal sebagai pelajaran yang sulit menurut

    siswa. Karena akuntansi memerlukan ketelitian dalam menghitung serta

    keterampilan dan kesabaran dalam membuat kolom pembukuan. Sehingga untuk

    mata pelajaran akuntansi membutuhkan pemahaman konsep, bukan hafalan.

    B. Hasil Penelitian yang Relevan

    M. Wahid Syaifuddin (2009) dalam tesisnya yang berjudul “Eksperimentasi

    Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization) pada

    Pokok Bahasan Relasi dan Fungsi ditinjau dari kemampuan awal siswa kelas VIII MTs

    Kabupaten Klaten tahun pelajaran 2009/2010”. Dari hasil penelitiannya menyimpulkan

    bahwa: (1) Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TAI menghasilkan

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    27 �

    prestasi yang lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran konvensional, hal ini

    ditunjukkan dengan hasil perhitungan analisis bahwa Fa=17,47773,84=Ftab

    dengan rata-rata 18,29 pada siswa yang dikenai pembelajaran konvensional, (2)

    Kemampuan awal tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa, dengan hasil

    analisis Fb=0,106 < 3,00=Ftab, (3) Di antara pembelajaran model kooperatif tipe

    TAI menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada

    pembelajaran dengan menggunakan model konvensional baik untuk siswa yang

    mempunyai kemampuan awal tinggi, sedang, maupun rendah, dengan hasil

    analisis Fab=0,114 < 3,00=Ftab

    Menurut Sony Irianto dan Ahmad (2009) dalam penelitiannya yang

    berjudul “Pengembangan Perangkat Penilaian Konsep Dasar Matematika SD

    Berorientasi Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI”. Dari penelitian ini diperoleh

    kesimpulan: (1) Pembelajaran kooperatif tipe TAI secara umum dapat

    meningkatkan motivasi dan prestasi belajar mahasiswa pada mata kuliah konsep

    dasar matematika, (2) Dosen dan mahasiswa mendapatkan pengalaman baru

    dalam upaya menerapkan pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa, (3) Pada

    pengembangan ini telah dihasilkan perangkat penilaian pembelajaran kooperatif

    tipe TAI berupa soal kuis I sampai kuis IV, soal ujian tengah semester, serta

    lembar kerja mahasiswa berupa soal-soal uraian yang dikerjakan secara individu

    dan kelompok.

    Penelitian Kasim Yildrim (2006) yang berjudul “The Effects of

    Cooperative Learning within a Multiple Intelligence Framework on Academic

    Achievement and Retention ini Maths”. Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan

    bahwa terdapat hasil belajar yang berbeda antara pembelajaran kooperatif dengan

    pembelajaran konvensional. Dari hasil ini dapat dikatakan bahwa metode

    pembelajaran kooperatif yang didukung oleh teori kecerdasan yang berbeda lebih

    efektif daripada pembelajaran seluruh kelas pada pelajaran matematika.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    28 �

    C. Kerangka Berpikir

    Kerangka berpikir merupakan sintesis tentang hubungan antarvariabel

    yang di susun dari berbagai teori yang telah di deskripsikan itu selanjutnya di

    analisis secara kritis dan sistematis sehingga menghasilkan sintesis tentang

    hubungan antarvariabel yang di teliti. Sintesis tentang hubungan antarvariabel

    tersebut selanjutnya digunakan untuk merumuskan hipotesis.

    Kondisi pembelajaran di dalam kelas ternyata belum menunjukkan suatu

    proses pembelajaran yang efektif. Saat pembelajaran berlangsung, kelas masih

    didominasi oleh guru sedangkan siswa hanya duduk diam mendengarkan sehingga

    kondisi kelas terlihat monoton dan interaksi antara guru dengan siswa masih

    kurang. Keadaan yang demikian membuat siswa cepat merasa bosan dan tidak

    memperhatikan guru. Kadang siswa merasa acuh terhadap materi yang belum

    mereka pahami, sehingga mereka tidak mau bertanya kepada guru. Hal ini

    mungkin juga disebabkan karena siswa merasa malu ataupun takut bila pertanyaan

    atau pendapatnya salah sehingga mereka memilih untuk diam. Masih kurangnya

    keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran ini menunjukkan bahwa motivasi

    belajar akuntansi juga masih rendah. Apabila motivasi belajar akuntansi rendah,

    maka hal ini akan mempengaruhi prestasi belajar siswa.

    Untuk meningkatkan partisipasi dan motivasi siswa dalam mengikuti

    pembelajaran, perlu diterapkan model pembelajaran yang lebih menyenangkan

    dan tidak monoton. Salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif tipe

    Team Assisted Individualization (TAI), dimana dalam pembelajaran ini

    merupakan pembelajaran tim (kelompok), tiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa

    yang masing-masing mempunyai tingkat intelektual yang berbeda, dari tinggi,

    sedang dan rendah. Siswa yang belum terlalu memahami materi akan lebih leluasa

    bila bertanya dengan teman sebayanya, sedangkan guru hanya bertindak sebagai

    fasilitator dan mediator. Maka kondisi kelas tidak lagi sunyi karena ada interaksi

    aktif antara siswa dengan siswa serta dengan guru, sehingga diharapkan siswa

    lebih semangat dalam mengikuti pelajaran akuntansi. Apabila motivasi atau

    semangat untuk belajar akuntansi meningkat, maka prestasi belajar akuntansi juga

    akan optimal.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    29 �

    Berdasarkan uraian kerangka pemikiran di atas, maka dapat di gambarkan

    dalam bentuk bagan yang lebih jelas sebagai berikut:

    Gambar 1. Kerangka Pemikiran

    D. Hipotesis

    Berdasarkan landasan teori yang mencakup tinjauan pustaka dan penelitian

    yang relevan serta kerangka pemikiran, hipotesis tindakan dalam penelitian ini

    adalah sebagai berikut: Penerapan model pembelajaran kooperatif Team Assisted

    Individualization dapat meningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI

    IPS 1 SMA Negeri I Nogosari Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2010/2011.

    Kondisi Awal

    - Pembelajaran masih monoton dan membosankan

    - Motivasi siswa untuk belajar masih kurang

    - Siswa cenderung pasif dan hanya diam

    Prestasi belajar akuntansi siswa rendah

    - Motivasi belajar siswa meningkat

    - Siswa lebih bersemangat dalam mengikuti

    pembelajaran akuntansi

    - Siswa lebih leluasa bertanya tentang materi yang

    belum di pahami

    Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Team

    Assisted Individualization

    Penelitian

    Tindakan Kelas

    Prestasi belajar akuntansi siswa meningkat

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    30 �

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A. Tempat dan Waktu Penelitian

    1. Tempat Penelitian

    Tempat penelitian merupakan lokasi dimana penelitian ini akan dilakukan.

    Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri I Nogosari Kabupaten Boyolali, yang

    beralamat di Jln. Kalioso-Simo. Pemilihan lokasi tersebut berdasarkan

    pertimbangan bahwa penelitian yang bertema peningkatan hasil belajar siswa

    melalui metode pembelajaran kooperatif tipe TAI dengan metode penelitian

    tindakan kelas belum pernah dilakukn di SMA Negeri I Nogosari Kabupaten

    Boyolali sehingga hasilnya dapat digunakan sebagai masukan bagi pihak guru

    maupun pihak pimpinan sekolah.

    2. Waktu Penelitian

    Waktu yang direncanakan untuk kegiatan penelitian ini adalah mulai bulan

    Desember 2010 sampai bulan April 2010. Waktu ini meliputi kegiatan persiapan

    sampai penyusunan laporan penelitian, dengan jadwal sebagai berikut:

    Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan dalam penelitian

    Jenis Kegiatan

    Desember

    Januari

    Februari

    Maret

    April

    1. Persiapan Penelitian a. Penyusunan Judul b. Penyusunan proposal c. Perijinan

    2. Perencanaan Tindakan 3. Implementasi tindakan

    a. Siklus I b. Siklus II

    4. Review 5. Penyusunan Laporan

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    31 �

    B. Subyek dan Obyek Penelitian

    1. Subyek Penelitian

    Penelitian ini dikhususkan pada kelas XI jurusan Ilmu Sosial yang terdiri

    dari tiga kelas. Peneliti memilih subyek penelitian secara acak, yaitu kelas XI IPS

    1 yang berjumlah 32 siswa SMA Negeri I Nogosari Kabupaten Boyolali.

    2. Obyek Penelitian

    Obyek penelitian pada penelitian tindakan kelas ini adalah berbagai

    kegiatan yang terjadi di dalam kelas selama berlangsungnya proses belajar

    mengajar yang terdiri atas:

    a. Pemilihan dan pelaksanaan model pembelajaran, yaitu dengan model

    pembelajaran kooperatif tipe TAI

    b. Suasana belajar saat berlangsungnya proses belajar mengajar

    c. Partisipasi siswa dalam proses pembelajaran

    d. Hasil dari proses pembelajaran

    C. Sumber Data

    Sumber data merupakan suatu sumber dimana data diperoleh. Dalam

    memilih sumber data, peneliti harus benar-benar berpikir mengenai kelengkapan

    informasi yang akan dikumpulkan dan juga validitasnya. Sumber data dalam

    penelitian ini antara lain:

    1. Informan

    Dalam penelitian tindakan kelas ini yang menjadi informan adalah gur