perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
�
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI
(TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) DALAM UPAYA
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI
SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI I NOGOSARI
KABUPATEN BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
(Penelitian Tindakan Kelas)
Oleh:
NISA USWATI NURDIN
K7407110
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011�
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
�
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI
(TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) DALAM UPAYA
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI
SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI I NOGOSARI
KABUPATEN BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
(Penelitian Tindakan Kelas)
Oleh:
NISA USWATI NURDIN
K7407110
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian syarat mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
�
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
�
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
�
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
�
ABSTRAK
Nisa Uswati Nurdin. K7407110. IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) DALAM
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA
KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 1 NOGOSARI KABUPATEN BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN 2010/2011. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, April 2011.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah model pembelajaran
kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) dapat meningkatkan prestasi
belajar akuntansi pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri I Nogosari Kabupaten
Boyolali.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas
(classroom action research). Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 1
SMA Negeri I Nogosari, Boyolali yang berjumlah 32 siswa. Obyek penelitian
pada penelitian tindakan ini adalah berbagai kegiatan yang terjadi di dalam kelas
selama berlangsungnya proses pembelajaran. Penelitian ini dilaksanakan dengan
kolaborasi antara peneliti, guru, dan melibatkan partisipasi siswa. Sumber data
yang digunakan dalam penelitian tindakan ini adalah informan, tempat atau lokasi,
peristiwa, dokumen dan arsip. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
observasi, tes, dokumentasi, dan wawancara. Prosedur penelitian meliputi tahap:
(1) identifikasi masalah, (2) persiapan, (3) penyusunan rencana tindakan, (4)
implementasi tindakan, (5) pengamatan, dan (6) penyusunan laporan. Proses
penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari
empat tahap, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3)
observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi. Setiap siklus dilaksanakan
dalam 2 kali pertemuan. Alokasi waktu masing-masing pertemuan 4x45 menit.
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization
(TAI) dapat meningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa. Hal tersebut terefleksi
dari beberapa indikator berikut ini: (1) keaktifan siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran akuntansi mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukkan adanya
peningkatan pada setiap siklus yang dilaksanakan. Pada siklus I ke siklus II terjadi
peningkatan sebesar 21,87% (siklus I sebesar 53,75% dan siklus II sebesar
75,62%). (2) prestasi belajar akuntansi siswa setelah diterapkan model
pembelajaran kooperatif tipe TAI juga meningkat. Pada siklus I ke siklus II terjadi
peningkatan sebesar 18,76% (siklus I sebesar 65,62% dan siklus II sebesar
84,38%).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
�
ABSTRACT
Nisa Uswati Nurdin. THE IMPLEMENTATION OF TEAM ASSISTED
INDIVIDUALIZATION FOR IMPROVING ACADEMIC ACHIEVEMENT IN
ACCOUNTING OF THE STUDENT IN CLASS XI IPS 1 OF SMA N I
NOGOSARI KABUPATEN BOYOLALI. Thesis, Surakarta: Faculty of Teacher
Training and Education. Eleven March Surakarta University, March 2011.
The purpose of this study is for knowing what cooperative learning Team
Assisted Individualization can improving academic achievement in accounting of
the student in class XI IPS I of SMA N I Nogosari Kabupaten Boyolali.
This research is a class action (classroom action research) using the cycle strategy.
The subject of this research is a class XI student IS 1 SMA Negeri 1
Nogosari Kabupaten Boyolali which totaled 32 students. The object of this action
research study on the various activities that occur in the classroom during the
learning process. This research was carried out with collaboration between
researchers, classroom teachers and involve student participation. Technique of
data collecting is done by testing, observation, documentation, and interviews.
The procedure includes the stages of research: (1) identification of issues, (2)
preparation, (3) preparation of action plans, (4) implementation of the action, (5)
observations, and (6) preparation of reports. The research process was conducted
in two cycles, each cycle consisting of four stages: (1) planning action, (2)
implementation of the action, (3) observation and interpretation, and (4) analysis
and reflection. Each cycle carried out in 2 meetings, allocation of time of each
meeting 4 x 45 minutes.
The result from this research showed that implementation cooperative
learning tipe Team Assisted Individualization can improving achievement of
accounting. There is reflected from some indicators, there are: (1) Activity student
along learning process can improving which in cycles I 53,75% and cycles II
75,62%. (2) the student achievement improving too. Cycles I 65,62% and cycles
II 84,38%.
�
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
�
MOTTO
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-
orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”.
(QS. Al Mujadalah: 11)
“Tekad merupakan sumber motivasi bagi kemajuan dan kesuksesan. Mereka yang
memiliki tekad yang kuat, dia bisa menciptakan apa yang tidak mungkin menjadi
mungkin”.
(Adrie Wongso)
“Kesuksesan tidak datang dengan sendirinya, tetapi perlu perjuangan dan
keyakinan yang kuat untuk meraihnya”.
(Penulis)
“Ilmu lebih berharga daripada harta, karena ilmu tidak akan habis sampai akhir
hayat, tetapi harta akan habis dalam sekejap”.
(Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
�
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan sebagai wujud rasa
sayang, cinta kasih penulis dan terima kasih penulis
kepada:
� Ibu dan Bapak tersayang yang telah memberikan
banyak pengorbanan dan doa restu sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
lancar.
� Adik-adikku tersayang Fazia dan Zadat yang
selalu membuatku tersenyum dan semangat.
� Mas Murdi yang selalu memberikan doa,
semangat, dan pengorbanannya selama proses
skripsi.
� Drs. Ngadiman, M.Si terima kasih untuk
motivasi dan bimbingan serta kesabarannya
selama ini.
� Muhtar, S.Pd, M.Si terima kasih untuk
bimbingan dan motivasinya.
� Semua sahabatku Kiky, Novi, Puput, Ratna,
Yamti terima kasih untuk motivasi dan doanya.
� Semua anak-anak Akuntansi ‘07
� Almamater UNS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
�
KATA PENGANTAR
Hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi dalam menyelesaikan
penulisan skripsi ini dapat diatasi berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu,
atas segala bentuk bantuannya penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial yang telah memberikan persetujuan skripsi.
3. Drs. Wahyu Adi, M.Pd selaku Ketua Bidang Keahlian Khusus Pendidikan
Akuntansi yang telah memberikan ijin penulisan skripsi.
4. Drs. Sudiyanto, M.Pd selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan
bimbingan, doa, dan semangat.
5. Drs. Ngadiman, M.Si selaku Pembimbing I yang telah memberikan banyak
motivasi, ilmu dan arahan dengan penuh kesabaran.
6. Muhtar, S.Pd, M.Si selaku Pembimbing II yang telah memberikan dorongan
dan bimbingan dengan baik.
7. Suwardi, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMA Negeri I Nogosari Boyolali terima
kasih atas ijin dan kemudahan bagi penulis dalam pelaksanaan penelitian.
8. Titik Syamsiyah, S.Pd selaku guru mata pelajaran akuntansi SMA Negeri I
Nogosari Boyolali yang telah banyak membantu penulis dalam penelitian ini.
Terima kasih untuk bantuan waktu, tenaga serta pikiran dan juga doa yang
selalu diberikan kepada penulis.
9. Siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri I Nogosari Boyolali terima kasih atas
kerjasamanya dalam penelitian yang penulis lakukan.
10. Bapak Ibu tercinta, atas segala pengorbanannya baik moril maupun spiritual,
kasih sayang serta doa yang tak henti-hentinya mengiringi penulis hingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
�
11. Mas Murdi yang selalu memberiku semangat, membantuku dalam segala hal
dan terima kasih telah mewarnai hari-hariku selama ini dalam suka maupun
duka.
12. Sahabat-sahabatku, Novi, Ratna, Yamti, Puput dan Kiki terima kasih buat
senyum, doa dan semangatnya. Kalian selalu mewarnai hari-hariku dan
membuatku tersenyum.
13. Semua teman-teman seperjuangan khususnya teman-teman akuntansi ’07
kelas A dikala skripsi yang selalu membuatku bisa tersenyum.
14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Surakarta, April 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
�
DAFTAR ISI
JUDUL ……………………………………………………………………. i
HALAMAN PENGAJUAN ……………………………………………… ii
HALAMAN PERSETUJUAN …………………………………………… iii
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………. iv
HALAMAN REVISI ……………………………………………………... v
ABSTRAK ………………………………………………………………… vi
MOTTO …………………………………………………………………… viii
PERSEMBAHAN ………………………………………………………… ix
KATA PENGANTAR ……………………………………………………. x
DAFTAR ISI ……………………………………………………………… xii
DAFTAR TABEL ………………………………………………………… xv
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………….. xvi
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………..xvii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………… 1
A. Latar Belakang Masalah……………………………………………. 1
B. Identifikasi Masalah ……………………………………………….. 6
C. Pembatasan Masalah ………………………………………………. 6
D. Rumusan Masalah …………………………………………………. 7
E. Tujuan Penelitian ………………………………………………….. 7
F. Manfaat Penelitian …………………………………………………. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………. 9
A. Landasan Teori …………………………………………………….. 9
1. Hakikat Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI ………………….. 9
a. Pengertian Belajar …………………………………………... 9
b. Pengertian Pembelajaran …………………………………... 11
c. Metode Pembelajaran ………………………………………. 13
d. Metode Pembelajaran Kooperatif …………………………... 15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
�
e. Metode Pembelajaran Kooperatif TAI ……………………… 18
2. Hakikat Prestasi Belajar ………………………………………… 22
a. Pengertian Prestasi Belajar …………………………............ 22
b. Faktor-Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ………… 23
c. Fungsi Prestasi ……………………………………………… 25
3. Hakikat Akuntansi ……………………………………………… 25
B. Hasil Penelitian yang Relevan …………………………………….. 26
C. Kerangka Berpikir ………………………………………………… 28
D. Hipotesis ………………………………………………………….. 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……………………………… 30
A. Tempat dan Waktu Penelitian ……………………………………… 30
1. Tempat Penelitian ………………………………………………. 30
2. Waktu Penelitian ………………………………………………... 30
B. Subyek dan Obyek Penelitian ……………………………………… 31
1. Subyek Penelitian ………………………………………………. 31
2. Obyek Penelitian ……………………………………………….. 31
C. Sumber Data ……………………………………………………….. 31
D. Pendekatan Penelitian ……………………………………………… 32
E. Teknik Pengumpulan Data ………………………………………… 35
F. Prosedur Penelitian ………………………………………………… 36
G. Proses Penelitian …………………………………………………… 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………………. 41
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ………………………………………... 41
1. Sejarah dan Perkembangan SMA N I Nogosari, Boyolali ……… 41
2. Identitas Sekolah ………………………………………………... 42
3. Visi dan Misi SMA N I Nogosari Kabupaten Boyolali …………. 42
4. Sarana dan Prasarana ……………………………………………. 43
B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Akuntansi Kelas XI di
SMA N I Nogosari Kabupaten Boyolali …………………………… 44
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
�
1. Ditinjau dari segi Siswa ………………………………………… 44
2. Ditinjau dari segi Guru ………………………………………….. 45
C. Deskripsi Hasil Penelitian ………………………………………….. 45
1. Siklus I …………………………………………………………... 46
a. Perencanaan Tindakan Siklus I ………………………………. 46
b. Pelaksanaan Tindakan I ……………………………………… 49
c. Observasi dan Interpretasi …………………………………… 52
d. Analisa dan Refleksi Tindakan ……………………………… 53
2. Siklus II …………………………………………………………. 54
a. Perencanaan Tindakan Siklus II ……………………………… 54
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ……………………………… 57
c. Observasi dan Interpretasi …………………………………… 59
d. Analisa dan Refleksi Tindakan ……………………………… 60
D. Pembahasan ……………………………………………………….. 61
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN…………………….. 66
A. Simpulan……………………………………………………………. 66
B. Implikasi……………………………………………………………. 67
C. Saran………………………………………………………………… 68
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….. 70
LAMPIRAN ………………………………………………………………. 72
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
�
DAFTAR TABEL
Tabel
1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan dalam Penelitian ………………………….. 30
2. Indikator Ketercapaian ……………………………………………………. 39
3. Sarana dan Prasarana SMA N I Nogosari, Boyolali………………………. 43
4. Nilai Awal Siswa sebelum Penerapan TAI ………………………………. 46
5. Rincian Hasil Observasi Keaktifan Siswa ………………………………… 62
6. Rincian Hasil Ketuntasan Prestasi Belajar Siswa ………………………… 62
7. Daftar Nama Siswa Kelas XI IPS 1 SMA N I Nogosari Boyolali………… 75
8. Daftar Kelompok Belajar TAI …………………………………………….. 76
9. Perolehan Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus I……………………… 90
10. Perolehan Hasil Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I ………………………. 93
11. Peningkatan Hasil Belajar Kelompok Siklus I ……………………………. 95
12. Perolehan Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus II …………………….110
13. Perolehan Hasil Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II ………………………113
14. Peningkatan Hasil Belajar Kelompok Siklus II ……………………………115
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
�
DAFTAR GAMBAR
Gambar
1. Kerangka Pemikiran ……………………………………………………….. 29
2. Siklus Penelitian Tindakan Kelas …………………………………………. 34
3. Grafik Hasil Penelitian Siklus I dan II …………………………………….. 64
4. Suasana Pembelajaran Siklus I……………………………………………... 89
5. Evaluasi Siklus I …………………………………………………………… 89
6. Suasana Pembelajaran Siklus II …………………………………………….113
7. Evaluasi Siklus II …………………………………………………………..113
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
�
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Catatan Lapangan 1 ………………………………………… 73
Lampiran 2. Daftar Nama Siswa Kelas XI IPS 1 SMA N I Nogosari …….. 75
Lampiran 3. Kelompok Belajar Team Assisted Individualization…………… 76
Lampiran 4. Catatan Lapangan 2 ………………………………………….. 78
Lampiran 5. Catatan Lapangan 3 ………………………………………….. 79
Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ………………… 81
Lampiran 7. Soal Evaluasi Siklus I………………………………………… 87
Lampiran 8. Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus I ……………………….. 88
Lampiran 9. Suasana Pembelajaran Siklus I ………………………………. 89
Lampiran 10. Perolehan Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus I………… 90
Lampiran 11. Perolehan Hasil Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I ………….. 93
Lampiran 12. Peningkatan Hasil Belajar Kelompok Siklus I ………………. 95
Lampiran 13. Catatan Lapangan 4 ………………………………………….. 97
Lampiran 14. Catatan Lapangan 5 ………………………………………….. 98
Lampiran 15. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ……………….. 100
Lampiran 16. Soal Evaluasi Siklus II ……………………………………….. 106
Lampiran 17. Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus II ……………………… 107
Lampiran 18. Suasana Pembelajaran TAI Siklus II ………………………… 109
Lampiran 19. Perolehan Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus II ……….. 110
Lampiran 20. Perolehan Hasil Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II…………. 113
Lampiran 21. Peningkatan Hasil Belajar Kelompok Siklus II ……………… 115
Lampiran 22. Pedoman Wawancara Siswa …………………………………. 116
Lampiran 23. Hasil Wawancara Siswa I ……………………………………. 117
Lampiran 24. Hasil Wawancara Siswa 2 ……………………………………. 118
Lampiran 25. Hasil Wawancara Siswa 3 …………………………………… 119
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1 �
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, karena
pendidikan itu menyangkut kelangsungan hidup manusia. Manusia tidak cukup
hanya tumbuh dan berkembang dengan dorongan instingnya saja, melainkan perlu
bimbingan dan pengarahan dari luar dirinya (pendidikan) agar ia menjadi manusia
sempurna. Konsep pendidikan terasa semakin penting ketika seseorang harus
memasuki kehidupan di masyarakat dan dunia kerja. Karena yang bersangkutan
harus mampu menerapkan apa yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari saat ini
maupun yang akan datang. Melalui pendidikan diharapkan terbentuknya sumber
daya manusia yang memiliki etos kerja, produktivitas, dan mampu menguasai
serta memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, kualitas
pendidikan perlu ditingkatkan, khususnya kualitas pembelajaran.
Pembelajaran merupakan usaha sadar dan aktif dari guru terhadap siswa, agar
siswa berkeinginan untuk belajar sehingga terjadi perubahan tingkah laku sesuai
dengan keadaan dan kemampuan siswa. Menurut Muhibbin Syah (2006:248),
bahwa dalam setiap proses pembelajaran di sekolah sekurang-kurangnya
melibatkan empat komponen pokok, yaitu: 1) individu siswa; 2) guru; 3) ruang
kelas; 4) kelompok siswa. Melalui interaksi antara guru dengan siswa dan
interaksi antara sesama siswa dalam proses pembelajaran akan menimbulkan
perubahan perilaku siswa baik yang berdimensi ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Oleh karena itu, guru sebaiknya menerapkan sebuah metode yang
relevan dengan kebutuhan. Kalau mengajar yang digunakan guru dalam
mengelola pembelajaran tepat, maka peluang memperoleh hasil pembelajaran
siswa yang sesuai dengan harapan pun akan lebih besar.
Sampai saat ini, pendidikan di Indonesia belum terlaksana secara optimal.
Khususnya dilihat dari proses pembelajaran di kelas. Masih banyak proses
pembelajaran di kelas yang didominasi peran guru (teacher centered). Guru lebih
banyak menempatkan siswa sebagai objek dan bukan sebagai subjek didik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2 �
Demikian juga proses pembelajaran, umumnya belum menerapkan pembelajaran
sampai anak menguasai materi pembelajaran. Akibatnya tidak aneh bila banyak
siswa yang tidak menguasai materi pembelajaran meskipun sudah tamat dari
sekolah.
Guru berperan penting dalam memperbaiki proses pembelajaran. Salah
satunya pada pembelajaran akuntansi. Mata pelajaran akuntansi diberikan di
Sekolah Menengah Atas khususnya pada jurusan Ilmu Sosial. Mata pelajaran ini
memerlukan suatu pemahaman, tidak hanya sekedar mendengar dan mencatat.
Salah satu materi pelajaran akuntansi yang membutuhkan pemahaman, ketelitian
dan kecermatan dalam proses pembelajaran adalah siklus akuntansi. Siklus
akuntansi merupakan suatu materi pelajaran yang membahas mengenai tahap-
tahap kegiatan mulai dari terjadinya transaksi sampai dengan penyusunan laporan
keuangan, sehingga laporan tersebut dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang
berkepentingan baik pihak intern maupun ekstern.
Karena akuntansi merupakan salah satu mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
sosial yang membutuhkan hitungan dan pemahaman konsep, maka guru
melakukan berbagai upaya untuk menanamkan konsep materi pada ingatan siswa,
tetapi hasilnya masih banyak siswa yang belum mampu menangkap penjelasan
guru. Hal ini disebabkan karena proses transfer ilmu pengetahuan yang dilakukan
oleh siswa dalam proses belajar mengajar adalah sekedar mendengar dan mencatat
apa yang disampaikan guru yang menyebabkan siswa menjadi bosan sehingga
materi tidak terserap dengan baik.
Agar proses belajar mengajar berhasil sesuai dengan tujuan pembelajaran,
maka guru harus lebih kreatif dalam menciptakan dan memilih metode
pembelajaran yang menyenangkan siswa. Apabila metode pembelajaran yang
digunakan guru menyenangkan siswa, maka siswa akan lebih termotivasi dan
tidak malas dalam mengikuti pelajaran. Metode pembelajaran yang dipilih
hendaknya yang relevan dengan materi yang disampaikan, disesuaikan dengan
tipe belajar siswa dan kondisi siswa pada saat itu serta sarana dan prasarana yang
ada, sehingga pembelajaran dapat berlangsung secara efektif. Agar proses
pembelajaran dapat berlangsung secara efektif, maka guru harus mampu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3 �
memotivasi seluruh siswanya untuk belajar dan saling membantu satu sama lain.
Dan juga guru harus mampu mengelola proses pembelajaran dengan baik
sehingga siswa dapat memahami konsep materi yang diberikan.
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti dalam proses belajar
mengajar di kelas XI IPS 1 SMA N I Nogosari Kabupaten Boyolali, ditemukan
permasalahan-permasalahan dalam kegiatan belajar mengajar khusunya mata
pelajaran akuntansi. Sebagai mata pelajaran pokok bagi siswa jurusan Ilmu Sosial,
akuntansi harus benar-benar dikuasai siswa. Tetapi kenyataannya masih banyak
siswa yang belum memahami konsep akuntansi yang paling dasar sehingga dalam
mengikuti materi selanjutnya siswa masih merasa kesulitan dan menyebabkan
prestasi belajar tidak optimal. Hal ini terlihat dari nilai ulangan harian akuntansi
yang belum tercapai maksimal, nilai rata-rata kelas yang masih dibawah KKM
yaitu 65,06 dengan nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 40 dan siswa yang belum
mencapai ketuntasan minimal yang ditetapkan ada 10 siswa atau 31,25%.
Rendahnya prestasi belajar siswa ini mungkin disebabkan proses
pembelajaran yang masih di dominasi oleh guru. Guru masih menggunakan
metode ceramah dan demonstrasi dalam menyampaikan materi yang
mengakibatkan siswa mudah merasa jenuh dan malas sehingga tidak ada motivasi
untuk mengikuti pembelajaran akuntansi. Hal ini sejalan dengan apa yang
dituliskan Popham dan Baker (2003:81) bahwa “Guru-guru yang mempunyai
kebiasaan membacakan catatan ceramah secara harfiah tergolong orang yang
paling membosankan”. Selain itu, terbatasnya sarana dan prasarana di sekolah dan
media pembelajaran yang dipakai cenderung manual, juga menjadi kendala dalam
mencapai proses pembelajaran yang optimal.
Masih banyak siswa yang malas untuk belajar memahami akuntansi,
karena akuntansi merupakan pelajaran yang dianggap sulit sehingga akuntansi
menjadi pelajaran yang menakutkan dan membosankan. Untuk tugas-tugas rumah
yang diberikan guru, mayoritas siswa masih menyepelekan dan baru mengerjakan
di dalam kelas sebelum pelajaran akuntansi dimulai. Ini menunjukkan rendahnya
tanggung jawab siswa dalam mengikuti pelajaran akuntansi. Interaksi antara guru
dengan siswa di dalam kelas juga masih kurang. Siswa tidak bertanya jika diberi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4 �
kesempatan bertanya dan apabila diberi pertanyaan, siswa membutuhkan waktu
yang lama untuk menjawab. Siswa cenderung malu untuk mengungkapkan idenya
dan merasa acuh pada materi yang belum mereka pahami. Kondisi yang demikian
mencerminkan masih rendahnya partisipasi siswa selama proses pembelajaran.
Kurangnya partisipasi siswa ini disebabkan karena kurangnya motivasi belajar.
Motivasi belajar yang rendah disebabkan proses pembelajaran yang berlangsung
masih monoton dan tidak membangkitkan semangat siswa untuk belajar.
Pembelajaran yang menuntut keaktifan siswa lebih menekankan
pentingnya proses belajar siswa disamping hasil belajar yang dicapainya.
Asumsinya adalah bahwa proses belajar yang optimal memungkinkan hasil
belajar yang optimal pula. Namun hasil belajar yang optimal tidak selamanya
merupakan akibat proses belajar (Sriyono, 1992:58). Maka dari itu, seorang guru
harus kreatif dalam mencari metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan
materi pelajaran agar prestasi belajar siswa tidak hanya tercermin pada nilai akhir
saja tetapi juga dapat dilihat saat siswa mengikuti aktivitas pembelajaran.
Berdasarkan permasalahan diatas, maka kewajiban guru adalah bagaimana
menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan sekaligus mampu
menanamkan konsep materi dengan baik dan menggugah minat siswa serta
mampu meningkatkan prestasi belajar siswa dengan metode pembelajaran yang
tepat. Pentingnya peran pendidikan menuntut semua pihak yang terkait untuk
memperbaiki unsur-unsurnya termasuk menciptakan proses pembelajaran yang
inovatif untuk mencapai kompetensi peserta didik.
Pemilihan metode mengajar yang tepat akan menciptakan situasi belajar
yang menyenangkan dan mendukung kelancaran proses belajar mengajar sehingga
siswa akan lebih termotivasi untuk belajar. Pemilihan metode perlu
memperhatikan beberapa hal seperti materi yang disampaikan, tujuannya, waktu
yang tersedia, dan banyaknya siswa serta hal-hal yang berkaitan dengan proses
belajar mengajar. Metode yang dapat dipakai guru dalam mengajar antara lain:
metode ceramah, metode tanya jawab, metode kerja kelompok, metode pemberian
tugas, metode demonstrasi, eksperimen, simulasi, inkuiri dan sebagainya. Guru
yang baik harus menguasai bermacam-macam metode mengajar sehingga dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5 �
memilih dan menentukan metode yang tepat yang harus diterapkan pada materi
pelajaran tertentu.
Untuk mencapai kualitas pembelajaran yang optimal diperlukan
pembaharuan-pembaharuan dalam pendidikan. Saat ini metode pembelajaran yang
banyak diperbincangkan adalah pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif
(cooperative learning) adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada
penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan
kondisi belajar. Sifat belajar dalam pembelajaran kooperatif menuntut semua
siswa aktif dalam belajar dan harus selalu memperhatikan temannya untuk dapat
berkompetisi dengan kelompok lain.
Pembelajaran kooperatif mempunyai beberapa pendekatan, yang salah satunya
adalah pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization). Model
pembelajaran kooperatif tipe TAI merupakan model pembelajaran yang membentuk
kelompok kecil yang heterogen dengan latar belakang cara berfikir yang berbeda untuk
saling membantu terhadap siswa lain yang membutuhkan bantuan. Model ini
menerapkan bimbingan antar teman yaitu siswa yang pandai bertanggung jawab
terhadap siswa yang lemah dan juga dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam
kelompok kecil. Siswa yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dan
ketrampilannya, sedangkan siswa yang lemah dapat terbantu menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi.
Penerapan pembelajaran kooperatif TAI (Team Assisted Individualization)
diharapkan akan mampu membawa siswa mencapai prestasi belajar yang baik,
khususnya dalam mata pelajaran akuntansi. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan judul :
“IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) DALAM UPAYA
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI
IPS 1 SMA NEGERI I NOGOSARI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN
PELAJARAN 2010/2011”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6 �
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka masalah dapat
diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Pemahaman siswa terhadap konsep dasar akuntansi masih kurang. Hal ini
disebabkan proses pembelajaran akuntansi yang dilaksanakan kurang menarik
dan membosankan siswa. Sehingga motivasi belajar siswa juga rendah.
2. Rendahnya motivasi siswa untuk belajar tersebut menyebabkan partisipasi
siswa didalam kelas menjadi kurang. Sehingga pembelajaran menjadi
monoton karena tidak ada interaksi antara guru dengan siswa.
3. Prestasi belajar akuntansi siswa masih rendah. Hal ini tercermin dari belum
terampilnya siswa dalam mengerjakan akuntansi.
4. Guru masih kesulitan dalam menerapkan metode pembelajaran akuntansi yang
tepat untuk meningkatkan motivasi, partisipasi dan hasil belajar siswa.
C. Pembatasan Masalah
Agar masalah yang teridentifikasi dapat dikaji secara mendalam, maka
perlu dilakukan pembatasan masalah. Pada penelitian ini masalah yang akan
penulis kaji lebih dalam adalah tentang penggunaan pendekatan dalam
pembelajaran yang tepat untuk membangun motivasi dan meningkatkan
pemahaman mereka pada mata pelajaran akuntansi, yaitu dengan:
1. Penggunaan pembelajaran kooperatif pada mata pelajaran akuntansi, dalam
penelitian ini dilakukan dengan tipe Team Assisted Individualization (TAI)
yang dikembangkan oleh Slavin. Tipe ini mengkombinasikan keunggulan
pembelajaran kooperatif dan pembelajaran individual, yaitu setiap siswa secara
individu belajar materi yang sudah dipersiapkan guru kemudian hasil belajar
dibawa ke kelompok untuk didiskusikan. Tiap individu bertanggung jawab atas
keberhasilan kelompoknya.
2. Dalam pembelajaran ini, penilaian dilakukan dengan menilai proses dan hasil
belajar. Proses pembelajaran yang dimaksud adalah proses kegiatan belajar
mengajar dikelas yang dalam penelitian ini akan dibatasi pada keaktifan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7 �
keterlibatan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Sedangkan prestasi belajar
adalah perubahan yang tercermin dalam diri siswa terutama yang tercermin
dalam bidang kognitif, dalam hal ini adalah nilai yang diperoleh setelah
mengikuti proses pembelajaran.
3. Mata Pelajaran akuntansi dalam hal ini adalah mata pelajaran yang berupa
kegiatan pencatatan, penggolongan, pengikhtisaran, dan pelaporan atas
transaksi keuangan yang terjadi di perusahaan jasa.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah, maka permasalahan
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
“Apakah penerapan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted
Individualization) dapat meningkatkan prestasi belajar akuntansi pada siswa kelas
XI IPS 1 SMA Negeri I Nogosari Kabupaten Boyolali tahun pelajaran
2010/2011?”
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah:
1. Untuk meningkatkan prestasi belajar akuntansi pada siswa kelas XI IPS 1
SMA Negeri I Nogosari Kabupaten Boyolali melalui pendekatan pembelajaran
kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization).
2. Untuk mengetahui sejauh mana metode TAI (Team Assisted Individualization)
dapat meningkatkan prestasi belajar akuntansi pada siswa kelas XI IPS 1 SMA
Negeri I Nogosari Kabupaten Boyolali.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi dunia
pendidikan yang dapat ditinjau dari dua segi, yaitu:
1. Manfaat Teoritis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8 �
a. Sebagai bahan acuan bagi para praktisi pendidikan untuk penelitian metode
pembelajaran kooperatif lebih lanjut.
b. Untuk memberikan kajian tentang pengaruh penerapan model pembelajaran
kooperatif Team Assisted Individualization (TAI) terhadap pencapaian hasil
belajar siswa yang optimal.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
Menjadi mudah dalam belajar dan memahami konsep mata pelajaran
Akuntansi yang disampaikan oleh guru, sehingga hasil belajar siswa akan
optimal.
b. Bagi Guru
Memberi masukan kepada guru khusunya guru SMA Negeri I
Nogosari Kabupaten Boyolali dalam mengembangkan suatu metode
pembelajaran yang berorientasi pada keterlibatan aktif siswa pada kegiatan
belajar mengajar dengan guru berfungsi sebagai fasilitator, yang membantu
agar siswa dapat mengikuti proses pembelajaran secara efektif sehingga
dapat mencapai kompetensi secara optimal.
c. Bagi Peneliti
Untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang telah peneliti terima di
bangku kuliah khususnya yang berkaitan dengan akuntansi, serta untuk
membekali peneliti sebagai calon guru untuk menentukan model mengajar
yang tepat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9 �
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Hakekat Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI
a. Pengertian Belajar
Belajar adalah proses untuk memiliki pengetahuan. Pengertian belajar
meliputi dua hal yaitu proses dan hasil. Proses sebagai perubahan internal
dalam diri individu merupakan inti dari belajar, sedangkan hasil belajar
diwujudkan dalam perbuatan dan hasilnya dapat di ukur yang merupakan
perubahan atau perkembangan dalam diri individu yang dapat berupa sikap-
sikap, nilai-nilai, dan tingkah laku intelektualnya. Oemar Hamalik (2001:52)
mengemukakan “Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu
melalui interaksi dengan lingkungannya”.
Sejalan dengan itu, Martinis Yamin (2007:98) mengemukakan
“Belajar adalah perubahan perilaku seseorang akibat pengalaman yang ia
dapat melalui pengamatan, pendengaran, membaca, dan meniru”. Dari kedua
pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses
dimana terjadi perubahan dalam tingkah laku individu yang belajar sebagai
akibat dari pengalaman. Belajar itu pada hakekatnya merupakan penyesuaian-
penyesuaian terhadap lingkungan, yaitu untuk menangkap respon yang tepat.
Untuk menangkap isi dan pesan belajar, maka dalam belajar tersebut
individu menggunakan kemampuan pada ranah-ranah: (1) kognitif yaitu
kemampuan yang berkenaan dengan pengetahuan, penalaran atau pikiran
terdiri dari kategori pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis
dan evaluasi; (2) afektif yaitu kemampuan yang mengutamakan perasaan,
emosi, dan reaksi-reaksi yang berbeda dengan penalaran yang terdiri dari
kategori penerimaan, partisipasi, penilaian/penentuan sikap, organisasi dan
pembentukan pola hidup; dan psikomotorik yaitu kemampuan yang
mengutamakan ketrampilan jasmani terdiri dari persepsi, kesiapan, gerakan
terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian pola gerakan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10 �
dan kreatifitas. Orang dapat mengamati tingkah laku orang telah belajar
setelah membandingkan sebelum belajar.
Setiap perilaku belajar selalu ditandai oleh ciri-ciri perubahan yang
spesifik seperti yang dikemukan oleh Syaiful Sagala (2009:53) sebagai
berikut:
1) Belajar menyebabkan perubahan pada aspek-aspek kepribadian yang berfungsi terus-menerus, yang berpengaruh pada proses belajar selanjutnya.
2) Belajar hanya terjadi melalui pengalaman yang bersifat individual 3) Belajar merupakan kegiatan yang bertujuan, yaitu arah yang ingin dicapai
melalui proses belajar.
4) Belajar menghasilkan perubahan yang menyeluruh, melibatkan keseluruhan tingkah laku secara integral.
5) Belajar adalah proses interaksi 6) Belajar berlangsung dari yang paling sederhana sampai pada kompleks.
Perubahan dan kemampuan untuk berubah merupakan batasan dan
makna yang terkandung dalam belajar. Dengan kemampuan berubah melalui
belajar itu, manusia secara bebas dapat memilih, mengeksplorasi, memilih,
dan menetapkan keputusan-keputusan penting untuk kehidupannya. Menurut
Sardiman (2007:27) bahwa secara umum tujuan belajar itu ada tiga jenis,
yaitu:
1. Untuk mendapatkan pengetahuan Hal ini ditandai dengan kemampuan berfikir. Pemilikan pengetahuan
dan kemampuan berfikir merupakan dua hal yang tidak bisa
dipisahkan, artinya tidak dapat mengembangkan kemampuan berfikir
tanpa bahan pengetahuan, sebaliknya kemampuan berfikir akan
memperkaya pengetahuan.
2. Penanaman konsep dan keterampilan. Penanaman konsep atau merumuskan konsep, juga memerlukan suatu
keterampilan, yakni keterampilan yang bersifat jasmani maupun rohani.
Keterampilan jasmani adalah keterampilan-keterampilan yang dapat dilihat,
diamati, sehingga akan menitikberatkan pada keterampilan gerak dari
seseorang yang sedang belajar. Sedangkan keterampilan rohani lebih
abstrak menyangkut keterampilan berfikir serta kreativitas untuk
menyelesaikan dan merumuskan suatu masalah atau konsep.
3. Pembentukan sikap Pembentukan sikap mental dan perilaku anak didik, tidak akan terlepas
dari soal penanaman nilai-nilai. Oleh karena itu, guru tidak hanya
sekedar “pengajar” tetapi betul-betul sebagai pendidik yang akan
memindahkan nilai-nilai itu kepada anak didiknya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11 �
Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem
lingkungan (kondisi) belajar yang lebih kondusif. Sistem lingkungan belajar
ini sendiri terdiri atau dipengaruhi oleh berbagai komponen yang masing-
masing akan saling mempengaruhi. Komponen-komponen itu misalnya tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai, materi yang ingin diajarkan, guru dan siswa
yang memainkan peranan, jenis kegiatan yang dilakukan serta sarana belajar
mengajar yang tersedia. Komponen-komponen sistem lingkungan itu saling
mempengaruhi secara bervariasi sehingga setiap peristiwa belajar memiliki
profil yang unik dan kompleks. Jadi, untuk mencapai tujuan belajar tertentu
harus diciptakan sistem lingkungan belajar yang tertentu pula.
b. Pengertian Pembelajaran
Menurut Dewi Salma (2004:19) “Pembelajaran diartikan sebagai
kegiatan belajar mengajar konvensional dimana guru dan peserta didik
langsung berinteraksi”. Sedangkan menurut Driscoll dalam Robert Slavin
(2008:179) “Pembelajaran biasanya didefinisikan sebagai perubahan dalam
diri seseorang yang disebabkan oleh pengalaman”. Berdasarkan kedua
pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian pembelajaran adalah
suatu proses interaksi edukatif antara seorang guru dengan siswa, dengan
tujuan yang jelas sehingga menyebabkan perubahan pada diri siswa, tentunya
perubahan dari yang tidak baik menjadi lebih baik.
Perubahan yang disebabkan oleh perkembangan bukanlah contoh
pembelajaran. Namun, manusia melakukan begitu banyak pembelajaran sejak
hari pertama kelahiran mereka sehingga pembelajaran dan perkembangan
mempunyai kaitan yang tidak terpisahkan. Pembelajaran terjadi dengan
banyak cara. Kadang-kadang pembelajaran bersifat intensional ket, seperti ika
siswa memperoleh informasi yang disajikan di ruang kelas atau mereka
melihat sesuatu di internet. Persoalan yang dihadapi para pendidik bukanlah
bagaimana mengupayakan siswa belajar, siswa sudah terlibat dalam
pembelajaran setiap saat mereka terbangun. Sebaliknya, persoalannya ialah
bagaimana membantu siswa mempelajari informasi, keterampilan, dan konsep
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12 �
tertentu yang akan bermanfaat dalam kehidupan dewasa. Bagaiman kita
menyajikan kepada siswa rangsangan yang menjadi sasaran untuk
memusatkan perhatian dan upaya mental mereka sehingga mereka akan
memperoleh kemampuan yang penting.
Proses pembelajaran aktivitasnya dalam bentuk interaksi belajar
mengajar dalam suasana interaksi edukatif, yaitu interaksi yang sadar akan
tujuan, artinya interaksi yang telah dicanangkan untuk suatu tujuan tertentu
setidaknya adalah pencapaian tujuan instruksional atau tujuan pembelajaran
yang telah dirumuskan pada satuan pelajaran. Maka dari itu, dalam
pembelajaran guru harus memahami hakekat materi pelajaran yang
diajarkannya sebagai suatu pelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan
berfikir siswa dan memahami berbagai model pembelajaran yang dapat
merangsang kemampuan siswa untuk belajar dengan perencanaan pengajaran
yang matang oleh guru.
Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar
dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh
peserta didik atau murid. Peranan guru bukan semata-mata memberikan
informasi, melainkan juga mengarahkan dan member fasilitas belajar agar
proses belajar lebih memadai. Proses pembelajaran pada awalnya meminta
guru untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa meliputi
kemampuan dasarnya, motivasinya, latar belakang akademisnya, latar
belakang sosial, ekonominya dan lain sebagainya. Kesiapan guru untuk
mengenal karakteristik siswa dalam pembelajaran merupakan modal utama
penyampaian materi belajar dan menjadi indikator suksesnya pelaksanaan
pembelajaran. Syaiful Sagala (2009:63) menyebutkan bahwa suatu proses
pembelajaran mempunyai dua karakteristik, yaitu:
1) Dalam proses pembelajaran melibatkan proses mental siswa secara maksimal, bukan hanya menuntut siswa sekedar mendengar, mencatat,
akan tetapi menghendaki aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.
2) Dalam pembelajaran membangun suasana dialogis dan proses tanya jawab terus menerus yang diarahkan untuk memperbaiki dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13 �
meningkatkan kemampuan berfikir siswa, yang pada gilirannya
kemampuan berfikir itu dapat membantu siswa untuk memperoleh
pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri.
Agar pembelajaran tetap pada suasana yang dinamis, guru perlu
merumuskan dengan jelas tujuan apa yang ingin dicapainya dalam
melaksanakan pembelajaran. Tujuan ini bukan hanya mengenai bahan materi
ajar yang harus dikuasai oleh guru, akan tetapi juga keterampilan emosional
dan sosial dalam menggunakan metode dan pendekatan pembelajaran. Dalam
proses pembelajaran itu dikembangkan melalui pola pembelajaran yang
menggambarkan kedudukan serta peran guru dan siswa dalam proses
pembelajaran. Guru sebagai sumber belajar, penentu metode belajar, dan juga
penilai kemajuan belajar meminta para guru untuk menjadikan pembelajaran
lebih efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran itu sendiri.
c. Metode Pembelajaran
Kata lain dari metode adalah “cara/teknik” atau lebih luas dapat
diartikan sebagai cara melakukan sesuatu. Dewi Salma (2004:66) “Metode
pembelajaran merupakan teknik penyajian yang dipilih dan diterapkan seiring
dengan pemanfaatan media dan sumber belajar”. Sedangkan menurut Tardif
dalam Muhibbin Syah (2006:201) “Metode mengajar adalah cara yang berisi
prosedur baku untuk melaksanakan kegiatan pendidikan, khusunya kegiatan
penyajian materi pelajaran kepada siswa”.
Berdasarkan pendapat tersebut maka penulis menyimpulkan metode
pembelajaran adalah suatu cara/teknik dalam kegiatan pendidikan untuk
memberikan kemudahan bagi guru dalam menyampaikan materi dan bagi
siswa untuk menerima materi, yang disesuaikan dengan media dan sumber
yang ada. Selain itu, metode sering diterapkan secara kombinasi, tidak tunggal
sehingga keterbatasan suatu metode dapat diatasi dengan metode lainnya.
Metode pembelajaran secara garis besar dapat dikelompokkan dalam:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14 �
a) Melekat dengan penyajian guru, diantaranya metode ceramah, demonstrasi,
tanya jawab
b) Terkait dengan proses belajar seperti belajar kolaboratif, diskusi tim,
belajar mandiri, metode proyek, metode belajar berbasis masalah
c) Berbasis teknologi, seperti diskusi lewat internet pada kelas maya
Saat ini, ada beberapa metode belajar yang dianggap inovatif terhadap
perkembangan kemampuan kognitif dan kemandirian siswa. Beberapa metode
yang dianjurkan untuk digunakan ialah:
a) Belajar Berbasis Masalah (problem-based learning)
Metode ini mendorong siswa untuk memecahkan masalah dalam berbagai
situasi. Metode belajar berbasi masalah melatih ketajaman pola piker
metakognitif, yakni kemampuan strategis dalam memecahkan masalah.
b) Belajar Proyek (project-based learning)
Belajar proyek adalah metode yang melatih kemampuan siswa untuk
melaksanakan suatu kegiatan di lapangan. Proyek yang dikembangkan
dapat pekerjaan atau kegiatan sebenarnya atau berupa simulasi kegiatan.
c) Belajar Kolaboratif
Metode belajar kolaboratif ditekankan agar siswa mampu berlatih menjadi
pimpinan dan membina koordinasi antar teman sekelasnya. Biasanya
belajar kolaboratif diarahkan untuk meningkatkan prestasi timnya. Tim
yang berprestasi tinggi adalah tim yang mendapat dukungan dan upaya
bersama dari anggotanya.
Di dalam kenyataan, cara (metode) mengajar yang digunakan guru
untuk menyampaikan informasi atau message lisan kepada siswa berbeda
dengan cara yang ditempuh untuk memantapkan siswa dalam menguasai
pengetahuan, keterampilan, serta sikap. Seperti yang dituliskan Roestiyah
(2001:1) bahwa:
Metode yang digunakan untuk memotivasi siswa agar mampu
menggunakan pengetahuannya untuk memecahkan suatu masalah yang
dihadapi ataupu untuk menjawab suatu pertanyaan akan berbeda dengan
metode yang digunakan untuk tujuan agar siswa mampu berpikir dan
mengemukakan pendapatnya sendiri di dalam menghadapi segala
persoalan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15 �
Tidak ada satupun metode mengajar yang dapat dipandang sempurna
dan cocok dengan semua pokok bahasan yang ada dalam setiap bidang studi,
karena setiap metode mengajar pasti memiliki keunggulan dan kelemahan
yang khas. Namun kenyataan ini tidak bisa dijadikan argumen mengapa
seorang guru gagal dalam menjalankan tugasnya sebagai pengajar, seorang
guru yang profesional dan kreatif justru hanya akan memilih metode mengajar
yang lebih tepat setelah menetapkan topik pembahasan, materi, dan tujuan
pengajaran serta jenis kegiatan belajar siswa yang dibutuhkan.
d. Metode Pembelajaran Kooperatif
Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah salah satu
bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham konstrukvis. Cooperative
learning merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota
kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan
tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama
dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam cooperative
learning, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam
kelompok belum menguasai bahan pelajaran.
Slavin dalam Isjoni (2009:12) mengatakan “Cooperative learning
adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam
kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang
dengan struktur kelompok heterogen”. Etin & Raharjo (2007:4)
mengemukakan:
Pembelajaran kooperatif adalah suatu sikap atau perilaku bersama dalam
bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerja sama yang
teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih dimana
keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap
anggotan kelompok itu sendiri.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
kooperatif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan siswa sebagai
anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda untuk saling
bekerja sama dan saling membantu dalam memahami materi pelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16 �
Mengacu pada pendapat tersebut maka dengan cooperative learning,
para siswa dapat membuat kemajuan besar ke arah pengembangan sikap, nilai,
dan tingkah laku yang memungkinkan mereka dapat berpartisipasi dalam
komunitas mereka dengan cara-cara yang sesuai dengan tujuan materi
pelajaran, karena tujuan utama pembelajaran kooperatif adalah untuk
memperoleh pengetahuan dari sesama temannya. Dengan belajar kelompok
seorang teman haruslah memberikan kesempatan kepada teman yang lain
untuk mengemukakan pendapatnya dengan cara menghargai pendapat orang
lain, saling mengoreksi kesalahan, dam saling membetulkan satu sama
lainnya.
Dalam menyelesaikan tugas kelompok setiap anggota saling bekerja
sama dan saling membantu dalam memahami suatu bahan ajar. Agar siswa
dapat bekerja sama dengan baik di dalam kelompoknya maka mereka perlu
diajari ketrampilan-ketrampilan kooperatif sebagai berikut:
a. Berada dalam tugas
Berada dalam tugas maksudnya adalah tetap berada dalam kerja kelompok,
menyelesaikan tugas yang menjadi tanggung jawabnya sampai selesai dan
bekerjasama dalam kelompok sesuai dengan kesepakatan kelompok, ada
kedisiplinan individu dalam kelompok.
b. Mengambil giliran dan berbagi tugas
Mengambil giliran dan berbagi tugas yaitu bersedia menerima tugas dan
membantu menyelesaikan tugas.
c. Mendorong partisipasi
Mendorong partisipasi yaitu memotivasi teman sekelompok untuk
memberikan kontribusi tugas kelompok.
d. Mendengarkan dengan aktif
Mendengarkan dengan aktif maksudnya adalah mendengarkan dan
menyerap informasi yang disampaikan teman dan menghargai pendapat
teman. Hal ini penting untuk memberikan perhatian pada yang sedang
berbicara sehingga anggota kelompok yang menjadi pembicara akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17 �
merasa senang dan memunculkan motivasi belajar bagi dirinya sendiri dan
yang lainnya.
e. Bertanya
Menanyakan informasi atau penjelasan lebih lanjut dari teman sekelompok
kalau perlu didiskusikan, apabila tetap tidak ada pemecahan tiap anggota
wajib mencari pustaka yang mendukung, jika tetap tidak terselesaikan baru
bertanya kepada guru.
Menurut Slavin (2008:1) ada lima metode pembelajaran tim siswa
yang telah dikembangkan dan diteliti secara ekstensif. Kelima model
pembelajaran kooperatif itu antara lain STAD (Student Teams Achievement
Divisions), TGT (Teams Games Tournament), TAI (Team Assisted
Individualization), Jigsaw II, dan CIRC (Cooperative Integrated Reading and
Composition). Dari beberapa model pembelajaran tersebut model yang banyak
dikembangkan adalah model Student Team Achievement Division (STAD) dan
Jigsaw.
TAI memiliki berbagai dinamika motivasi dari STAD dan TGT. Para
siswa saling mendukung dan saling membantu satu sama lain untuk berusaha
keras karena mereka semua menginginkan tim mereka berhasil. Tanggung
jawab individu bisa dipastikan hadir karena satu-satunya skor yang
diperhitungkan adalah skor akhir, dan siswa melakukan tes akhir tanpa
bantuan teman satu tim. Para siswa juga mendapatkan kesempatan sukses
yang sama karena semuanya telah ditempatkan berdasarkan tingkat
kemampuan atau pengetahuan yang dimiliki sebelumnya. TAI dirancang
untuk menyelesaikan masalah-masalah teoritis dan praktis dari sistem
pengajaran individual.
Bila dibandingkan pembelajaran yang masih bersifat konvensional,
cooperative learning memiliki beberapa keunggulan. Keunggulannya dilihat
dari aspek siswa, adalah:
a) Saling ketergantungan yang positif
b) Adanya pengakuan dalam merespon perbedaan individu
c) Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18 �
d) Suasana yang rileks dan menyenangkan
e) Terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa dengan
guru
f) Memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan pengalaman emosi
yang menyenangkan.
Selain memiliki keungggulan, pembelajaran kooperatif juga memiliki
beberapa kelemahan, kelemahan tersebut antara lain:
a) Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, disamping itu
memerlukan lebih banyak tenaga, pemikiran dan waktu
b) Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan
dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai
c) Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan topik
permasalahan yang sedang dibahas meluas sehingga banyak yang tidak
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
d) Saat diskusi kelas, terkadang didominasi seseorang, hal ini mengakibatkan
siswa yang lain menjadi pasif.
e. Pembelajaran Kooperatif TAI (Team Assisted Individualization)
Pembelajaran kooperatif tipe TAI ini dikembangkan oleh Slavin.
Team Accelerated Instruction atau Team Assisted Individuallization memiliki
persamaan dengan STAD dan TGT dalam penggunaan tim-tim pembelajaran
empat anggota berkemampuan heterogen dan pemberian sertifikat untuk tim
yang berkinerja tinggi. Bedanya bila STAD dan TGT menggunakan sebuah
tatanan pengajaran tunggal untuk kelas, TAI menggabungkan pembelajaran
kooperatif dengan pengajaran individual. Pada TAI, siswa masuk dalam
sebuah urutan kemampuan individual sesuai dengan hasil tes penempatan dan
kemudian maju sesuai dengan kecepatannya sendiri. Siswa saling memeriksa
pekerjaan teman sesama tim dengan dipandu oleh lembar jawaban dan saling
membantu dalam memecahkan setiap masalah. Tes unit akhir dikerjakan tanpa
bantuan teman sesama tim dan diskor segera.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19 �
TAI memiliki dinamika motivasi seperti STAD dan TGT. Siswa
terdorong dan saling membantu satu sama lain agar berhasil karena mereka
ingin tim mereka berhasil. Tanggung jawab individual terjamin karena satu-
satunya skor yang diperhitungkan adalah skor tes final, dan siswa
mengerjakan tes tersebut tanpa bantuan teman sesama tim. Siswa memiliki
kesempatan yang sama untuk berhasil karena semua siswa telah ditempatkan
sesuai dengan tingkat pengetahuan awal mereka.
Menurut Slavin (2008:195-200), secara umum TAI terdiri dari delapan
komponen utama, yaitu:
a. Kelompok / Tim Peserta didik dalam pengajaran TAI (Team Assisted Individualization)
terdiri dari 4 sampai 5 siswa yang mewakili bagian dari kelasnya dalam
menjalankan aktivitas akademik. Fungsi utama dari tim adalah
membentuk semua tim agar mengingat materi yang telah diberikan dan
lebih memahami materi yang nantinya digunakan dalam persiapan
mengerjakan lembar kerja sehingga bisa mengerjakan dengan baik.
Dalam hal ini biasanya siswa menggunakan cara pembelajaran diskusi
tentang masalah-masalah yang ada, membandingkan soal yang ada, dan
mengoreksi beberapa miskonsepsi jika dalam tim mengalami kesalahan.
Semuanya tersebut dilakukan setelah presentasi awal dari guru dan
pemberian lembar kerja. Anggota kelompok yang mengalami kesulitan
dapat bertanya kepada anggota yang telah ditunjuk sebagai ketua atau
anggota lain yang lebih tahu.
b. Tes Pengelompokan Siswa-siswa diberi tes awal pada awal program pengajaran. Hasil dari
tes awal digunakan untuk membuat kelompok berdasarkan nilai yang
mereka peroleh.
c. Materi Kurikulum Pada proses pengajaran harus disesuaikan dengan materi yang terdapat
pada kurikulum yang berlaku dengan menerapkan teknik dan strategi
pemecahan masalah untuk penguasaan materi.
d. Kelompok Belajar Berdasarkan tes pengelompokan maka dibentuk kelompok belajar.
Siswa dalam kelompoknya mendengarkan presentasi dari guru dan
mengerjakan lembar kerja. Jika ada siswa yang belum paham tentang
materi dapat bertanya pada anggota lainnya atau ketua yang telah
ditunjuk, kalau belum paham juga baru meminta penjelasan dari guru.
e. Penilaian dan Pengakuan Tim Setelah diberikan tes, kemudian tes tersebut dikoreksi dan dinilai
berdasarkan kriteria tertentu. Tim akan mendapatkan sertifikat atau
penghargaan atau sejenisnya jika dapat melempaui kriteria yang telah
ditentukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20 �
f. Mengajar Kelompok Materi yang belum dipahami oleh suatu kelompok dapat ditanyakan kepada
guru dan guru menjelaskan materi pada kelompok tersebut. Pada saat guru
mengajar, siswa dapat sambil memahami materi baik secara individual dan
kelompok dengan kebebasan tetapi bertanggungjawab. Keaktifan siswa
sangat diutamakan pada pengajaran TAI (Team Assisted Individualization).
g. Lembar Kerja Pada setiap subkonsep pokok bahasan diberikan lembar kerja secara
individual untuk mengetahui pemahaman individu. Bahan atau materi
dapat berupa ringkasan materi yang dipelajari di rumah kemudian
pertemuan selanjutnya dikerjakan.
h. Mengajar seluruh kelas Setelah akhir dari pengajaran pokok bahasan suatu materi guru
menghentikan program pengelompokan dan menjelaskan konsep-
konsep yang belum dipahami dengan strategi pemecahan masalah yang
relevan. Pada akhir pengajaran diberikan kesimpulan dari materi.
Dalam pelaksanaannya, model pembelajaran kooperatif tipe TAI
terbagi dalam:
a. Pengelompokan
Sebelum pengajaran TAI, dilaksanakan suatu tes awal (tes kemampuan
awal) yang menyangkut tentang konsep-konsep yang akan diajarkan. Tes
awal ini berguna untuk pembentukan kelompok agar penyebaran siswa
berdasarkan nilai yang didapat pada tes awal tersebut secara homogen.
Selain itu dalam tes awal ini dapat digunakan untuk menunjuk ketua atau
asisten yang memimpin suatu kelompok. Dalam proses pengelompokan
juga didasarkan pada prestasi belajar sebelumnya, dalam hal ini nilai
ulangan harian pokok bahasan sebelumnya.
b. Tahap penyajian materi pelajaran
Pada tahap ini bahan-bahan atau materi pelajaran diperkenalkan melalui
penyajian kelas. Pada penyajian materi ini dilakukan melalui:
1. Pengajaran kelompok
Jika terdapat materi pelajaran yang kurang dipahami dalam suatu
kelompok, maka ketua kelompok dapat memberikan penjelasan. Namun
bila dalam kelompok belum juga berhasil, dapat meminta penjelasan dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21 �
guru untuk menjelaskan materi yang belum dipahami tersebut,
sedangkan kelompok lain yang sudah paham dapat melanjutkan
pekerjaannya.
2. Pengajaran seluruh kelas
Pengajaran ini dilakukan pada akhir proses pembelajaran. Guru
menyimpulkan penekanan materi yang dianggap penting. Dalam pembelajaran,
keaktifan siswa sangat diharapkan melalui latihan pengajaran.
3. Kegiatan kelompok
Setelah terbagi dalam kelompok-kelompok, masing-masing individu
mengerjakan tugas yang diberikan guru melalui lembar kerja pada buku
mereka. Mereka bekerja sebagai satu tim, jika terdapat kesulitan
dipecahkan secara bersama-sama dengan kelompoknya. Setelah selesai
mengerjakan secara mandiri kemudian saling mencocokkan dengan teman
sekelompoknya. Paket soal yang terdapat di lembar kerja diberikan
menurut tingkat kesukaran soal, diurutkan dari soal yang mudah
dilanjutkan soal yang sukar dan juga sesuai dengan urutan materi, dari
materi yang mudah dilanjutkan materi yang sulit. Setelah paket soal
selesai dikerjakan maka dicocokkan dengan kelompok lain untuk
mengukur keberhasilan dari kelompok untuk kemudian diberikan nilai
oleh guru.
Adapun langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe TAI sebagai
berikut:
a. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi
pembelajaran secara individual yang sudah dipersiapkan oleh guru.
b. Guru memberikan kuis secara individual kepada siswa untuk mendapatkan
skor dasar atau skor awal.
c. Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4 – 5
siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda baik tingkat kemampuan
(tinggi, sedang dan rendah) Jika mungkin anggota kelompok berasal dari
ras, budaya, suku yang berbeda serta kesetaraan jender.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22 �
d. Hasil belajar siswa secara individual didiskusikan dalam kelompok.
Dalam diskusi kelompok, setiap anggota kelompok saling memeriksa
jawaban teman satu kelompok.
e. Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan
memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari.
f. Guru memberikan kuis kepada siswa secara individual.
g. Guru memberi penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai
peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya
(terkini).
2. Hakekat Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Belajar merupakan suatu perubahan daalam tingkah laku, dimana
perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga
ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk. Belajar
meliputi dua hal, yaitu proses dan hasil. Proses sebagai perubahan internal
dalam diri individu yang merupakan inti dari belajar. Sedangkan hasil belajar
diwujudkan dalam perbuatan dan hasilnya dapat diukur sebagai salah satu
indikator tercapainya hasil belajar yang biasa disebut prestasi belajar.
Djamarah (2002:88) “Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh
berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu
sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar”. Sedangkan menurut Sutratinah
(2001:43) “Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang
dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat
mencerminkan hasil yang sudah dicapai anak dalam periode tertentu.
Berdasarkan pendapat di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa
prestasi belajar adalah hasil belajar yang telah dicapai melalui pengukuran dan
penilaian terhadap penguasaan pengetahuan dan pemahaman selama siswa
mengikuti aktivitas pembelajaran. Popham dan Baker (2002:40) menyatakan
“Dalam sistem pendidikan nasional, rumusan tujuan pendidikan menggunakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23 �
klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar
membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah
psikomotoris”. Dalam proses belajar mengajar di sekolah saat ini, tipe hasil
belajar kognitif lebih dominan jika dibandingkan dengan tipe hasil belajar
bidang afektif dan psikomotoris. Seseorang yang berubah tingkat kognisinya
sebenarnya dalam kadar tertentu telah berubah pula sikap dan perilakunya.
Prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini terbatas pada
ranah kognitif saja, yaitu belajar merupakan suatu proses pembentukan
perilaku aktif siswa untuk menuju perubahan yang dengan sengaja diciptakan
untuk memperoleh pengetahuan dan pemahaman terhadap materi yang
hasilnya diwujudkan dalam prestasi belajar. Dalam hal ini, prestasi belajar
adalah berupa nilai yang tinggi yang diukur dari kemampuan siswa
menyelesaikan soal-soal ulangan di tiap akhir siklus (tindakan).
b. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Setiap aktivitas yang dilakukan oleh seseorang tentu ada faktor –
faktor yang mempengaruhinya, baik yang cenderung mendorong maupun
yang menghambat. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa
itu adalah sebagai berikut:
1) Faktor Internal
a) Faktor Intelegensi
Intelegensi ini memegang peranan yang sangat penting bagi prestasi
belajar siswa. Karena tingginya peranan intelegensi dalam mencapai
prestasi belajar maka guru harus memberikan perhatian yang sangat
besar terhadap bidang studi yang banyak membutuhkan berpikir
rasional.
b) Faktor Minat
Minat adalah kecenderungan yang mantap dalam subjek untuk merasa
tertarik pada bidang tertentu. Siswa yang kurang berminat dalam
pelajaran tertentu akan menghambat dalam belajar.
c) Faktor keadaan fisik dan psikis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24 �
Keadaan fisik menunjukkan pada tahap pertumbuhan, kesehatan
jasmani, keadaan alat-alat indera dan lain sebagainya. Keadaan psikis
menunjuk pada keadaan stabilitas/labilitas mental siswa, karena fisik dan
psikis yang sehat sangat berpengaruh positif terhadap kegiatan
pembelajaran dan sebaliknya.
2) Faktor Eksternal
a) Faktor Guru
Guru sebagai tenaga berpendidikan memiliki tugas menyelenggarakan
kegiatan pembelajaran, membimbing, melatih, mengolah, meneliti dan
mengembangkan serta memberikan penalaran teknik karena itu setiap
guru harus memiliki wewenang dan kemampuan profesional,
kepribadian dan kemasyarakatan. Guru juga menunjukkan fleksibilitas
yang tinggi yaitu pendekatan deduktif dan gaya memimpin kelas yang
selalu disesuaikan dengan keadaan, situasi kelas yang diberi pelajaran,
sehingga dapat menunjang tingkat prestasi siswa semaksimal mungkin.
b) Faktor lingkungan keluarga
Lingkungan keluarga turut mempengaruhi kemajuan hasil belajar,
bahkan mungkin dapat dikatakan menjadi faktor yang sangat penting,
karena sebagian besar waktu belajar dilaksanakan di rumah. Kondisi
dalam keluarga seperti kericuhan keluarga, kurang perhatian orang tua,
kurang perlengkapan belajar akan mempengaruhi berhasil tidaknya
siswa belajar.
c) Faktor sumber-sumber belajar.
Sumber belajar itu dapat berupa media/alat bantu belajar serta bahan
baku penunjang. Alat bantu belajar merupakan semua alat yang dapat
digunakan untuk membantu siswa dalam melakukan perbuatan belajar.
Maka pelajaran akan lebih menarik, menjadi konkret, mudah dipahami,
hemat waktu dan tenaga ser ta hasi l yang lebih bermakna.
http://susilofy.wordpress.com/2010/09/28/hakikat-belajar-prestasi-
belajar-dan-aktivitas-belajar/
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25 �
c. Fungsi Prestasi Belajar
Belajar dapat menghasilkan suatu perubahan dalam diri individu.
Sebagai hasil dari belajar, prestasi mempunyai beberapa fungsi. Menurut
Zainal Arifin (1990:3) dalam belajar, prestasi mempunyai fungsi sebagai
berikut:
1) Sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai anak didik.
2) Sebagai lembaga pemuasan hasrat ingin tahu. Hal ini didasarkan atas asumsi bahwa para ahli psikologis biasanya menyebutkan prestasi
sebagai tendensi keingintahuan dan merupakan kebutuahan umum pada
manusia, termasuk kebutuhan anak didik dalam suatu program
pendidikan.
3) Sebagai bahan informasi dan inovasi pendidikan. Asumsinya adalah bahwa prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi anak didik untuk
meningkatkan ilmu pengetahuan dan berperan sebagai umpan balik
dalam meningkatkan mutu pendidikan.
4) Sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi belajar dapat dijadikan
indikator tingkat produktivitas suatu institusi pendidikan, bahwa
kurikulum yang digunakan relevan dengan kebutuhan masyarakat dan
anak didik. Indikator ekstern dalam arti bahwa tinggi rendahnya prestasi
belajar dapat dijadikan indikator kesuksesan anak didik di masyarakat.
5) Dapat dijadikan indikator terhadap daya serap anak didik. Dalam proses belajar dan pembelajaran anak didiklah yang diharapkan dapat
menyerap seluruh materi pelajaran yang telah diprogramkan dalam
kurikulum.
Dari fungsi prestasi belajar yang dikemukakan di atas, maka dapat
diketahui betapa pentingnya mengukur prestasi sebagai hasil belajar peserta
didik. Hal ini disebabkan karena prestasi belajar tidak hanya sebagai indikator
keberhasilan dalam bidang studi tertentu, tetapi juga berguna bagi guru yang
bersangkutan sebagai umpan balik dalam melaksanakan pembelajaran di kelas
apakah akan diadakan perbaikan dalam proses belajar mengajar atau tidak.
3. Hakekat Mata Pelajaran Akuntansi
American Institute of Certified Public Accounting dalam Kardiman, dkk
(2006:2) menjelaskan pengertian Akuntansi adalah “Seni dari pencatatan,
penggolongan dan peringkasan dengan suatu cara tertentu dan dalam nilai uang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26 �
terhadap kejadian atau transaksi yang paling sedikit atau sebagian bersifat
keuangan dan penafsiran terhadap hasil-hasilnya”. Sedangkan American
Accounting Association dalam Kardiman, dkk (2006:2) menjelaskan pengertian
akuntansi sebagai “Proses pengidentifikasian, pengukuran, dan penyampaian
informasi ekonomi yang memungkinkan dilakukannya penilaian dan keputusan
yang tepat bagi para pemakai informasi tersebut”. Berdasarkan pendapat di atas,
dapat disimpulkan bahwa pengertian akuntansi adalah suatu proses pencatatan,
penggolongan, pengikhtisaran, pelaporan dan penafsiran hasil-hasilnya atas
transaksi keuangan dalam satu periode tertentu yang digunakan oleh pihak-pihak
yang berkepentingan untuk pengambilan keputusan.
Sedangkan akuntansi di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah
salah satu mata pelajaran pokok bagi siswa jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial yang
masih menjadi bagian dari mata pelajaran ekonomi. Akuntansi yang diberikan di
tingkat SMA bersifat dasar atau konsep sebagai suatu pengantar agar siswa
mempunyai gambaran tentang pencatatan dan pembukuan dalam suatu
perusahaan. Akuntansi merupakan mata pelajaran yang mengkaji tentang suatu
sistem untuk menghasilkan informasi berkenaan dengan transaksi keuangan.
Informasi tersebut dapat digunakan dalam rangka pengambilan keputusan dan
tanggung jawab di bidang keuangan baik oleh pelaku ekonomi swasta (Akuntansi
perusahaan), pemerintah (Akuntansi pemerintah) ataupun organisasi masyarakat
(Akuntansi Publik). Akuntansi dikenal sebagai pelajaran yang sulit menurut
siswa. Karena akuntansi memerlukan ketelitian dalam menghitung serta
keterampilan dan kesabaran dalam membuat kolom pembukuan. Sehingga untuk
mata pelajaran akuntansi membutuhkan pemahaman konsep, bukan hafalan.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
M. Wahid Syaifuddin (2009) dalam tesisnya yang berjudul “Eksperimentasi
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization) pada
Pokok Bahasan Relasi dan Fungsi ditinjau dari kemampuan awal siswa kelas VIII MTs
Kabupaten Klaten tahun pelajaran 2009/2010”. Dari hasil penelitiannya menyimpulkan
bahwa: (1) Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TAI menghasilkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27 �
prestasi yang lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran konvensional, hal ini
ditunjukkan dengan hasil perhitungan analisis bahwa Fa=17,47773,84=Ftab
dengan rata-rata 18,29 pada siswa yang dikenai pembelajaran konvensional, (2)
Kemampuan awal tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa, dengan hasil
analisis Fb=0,106 < 3,00=Ftab, (3) Di antara pembelajaran model kooperatif tipe
TAI menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada
pembelajaran dengan menggunakan model konvensional baik untuk siswa yang
mempunyai kemampuan awal tinggi, sedang, maupun rendah, dengan hasil
analisis Fab=0,114 < 3,00=Ftab
Menurut Sony Irianto dan Ahmad (2009) dalam penelitiannya yang
berjudul “Pengembangan Perangkat Penilaian Konsep Dasar Matematika SD
Berorientasi Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI”. Dari penelitian ini diperoleh
kesimpulan: (1) Pembelajaran kooperatif tipe TAI secara umum dapat
meningkatkan motivasi dan prestasi belajar mahasiswa pada mata kuliah konsep
dasar matematika, (2) Dosen dan mahasiswa mendapatkan pengalaman baru
dalam upaya menerapkan pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa, (3) Pada
pengembangan ini telah dihasilkan perangkat penilaian pembelajaran kooperatif
tipe TAI berupa soal kuis I sampai kuis IV, soal ujian tengah semester, serta
lembar kerja mahasiswa berupa soal-soal uraian yang dikerjakan secara individu
dan kelompok.
Penelitian Kasim Yildrim (2006) yang berjudul “The Effects of
Cooperative Learning within a Multiple Intelligence Framework on Academic
Achievement and Retention ini Maths”. Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan
bahwa terdapat hasil belajar yang berbeda antara pembelajaran kooperatif dengan
pembelajaran konvensional. Dari hasil ini dapat dikatakan bahwa metode
pembelajaran kooperatif yang didukung oleh teori kecerdasan yang berbeda lebih
efektif daripada pembelajaran seluruh kelas pada pelajaran matematika.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28 �
C. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir merupakan sintesis tentang hubungan antarvariabel
yang di susun dari berbagai teori yang telah di deskripsikan itu selanjutnya di
analisis secara kritis dan sistematis sehingga menghasilkan sintesis tentang
hubungan antarvariabel yang di teliti. Sintesis tentang hubungan antarvariabel
tersebut selanjutnya digunakan untuk merumuskan hipotesis.
Kondisi pembelajaran di dalam kelas ternyata belum menunjukkan suatu
proses pembelajaran yang efektif. Saat pembelajaran berlangsung, kelas masih
didominasi oleh guru sedangkan siswa hanya duduk diam mendengarkan sehingga
kondisi kelas terlihat monoton dan interaksi antara guru dengan siswa masih
kurang. Keadaan yang demikian membuat siswa cepat merasa bosan dan tidak
memperhatikan guru. Kadang siswa merasa acuh terhadap materi yang belum
mereka pahami, sehingga mereka tidak mau bertanya kepada guru. Hal ini
mungkin juga disebabkan karena siswa merasa malu ataupun takut bila pertanyaan
atau pendapatnya salah sehingga mereka memilih untuk diam. Masih kurangnya
keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran ini menunjukkan bahwa motivasi
belajar akuntansi juga masih rendah. Apabila motivasi belajar akuntansi rendah,
maka hal ini akan mempengaruhi prestasi belajar siswa.
Untuk meningkatkan partisipasi dan motivasi siswa dalam mengikuti
pembelajaran, perlu diterapkan model pembelajaran yang lebih menyenangkan
dan tidak monoton. Salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif tipe
Team Assisted Individualization (TAI), dimana dalam pembelajaran ini
merupakan pembelajaran tim (kelompok), tiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa
yang masing-masing mempunyai tingkat intelektual yang berbeda, dari tinggi,
sedang dan rendah. Siswa yang belum terlalu memahami materi akan lebih leluasa
bila bertanya dengan teman sebayanya, sedangkan guru hanya bertindak sebagai
fasilitator dan mediator. Maka kondisi kelas tidak lagi sunyi karena ada interaksi
aktif antara siswa dengan siswa serta dengan guru, sehingga diharapkan siswa
lebih semangat dalam mengikuti pelajaran akuntansi. Apabila motivasi atau
semangat untuk belajar akuntansi meningkat, maka prestasi belajar akuntansi juga
akan optimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29 �
Berdasarkan uraian kerangka pemikiran di atas, maka dapat di gambarkan
dalam bentuk bagan yang lebih jelas sebagai berikut:
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
D. Hipotesis
Berdasarkan landasan teori yang mencakup tinjauan pustaka dan penelitian
yang relevan serta kerangka pemikiran, hipotesis tindakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut: Penerapan model pembelajaran kooperatif Team Assisted
Individualization dapat meningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI
IPS 1 SMA Negeri I Nogosari Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2010/2011.
Kondisi Awal
- Pembelajaran masih monoton dan membosankan
- Motivasi siswa untuk belajar masih kurang
- Siswa cenderung pasif dan hanya diam
Prestasi belajar akuntansi siswa rendah
- Motivasi belajar siswa meningkat
- Siswa lebih bersemangat dalam mengikuti
pembelajaran akuntansi
- Siswa lebih leluasa bertanya tentang materi yang
belum di pahami
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Team
Assisted Individualization
Penelitian
Tindakan Kelas
Prestasi belajar akuntansi siswa meningkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30 �
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian merupakan lokasi dimana penelitian ini akan dilakukan.
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri I Nogosari Kabupaten Boyolali, yang
beralamat di Jln. Kalioso-Simo. Pemilihan lokasi tersebut berdasarkan
pertimbangan bahwa penelitian yang bertema peningkatan hasil belajar siswa
melalui metode pembelajaran kooperatif tipe TAI dengan metode penelitian
tindakan kelas belum pernah dilakukn di SMA Negeri I Nogosari Kabupaten
Boyolali sehingga hasilnya dapat digunakan sebagai masukan bagi pihak guru
maupun pihak pimpinan sekolah.
2. Waktu Penelitian
Waktu yang direncanakan untuk kegiatan penelitian ini adalah mulai bulan
Desember 2010 sampai bulan April 2010. Waktu ini meliputi kegiatan persiapan
sampai penyusunan laporan penelitian, dengan jadwal sebagai berikut:
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan dalam penelitian
Jenis Kegiatan
Desember
Januari
Februari
Maret
April
1. Persiapan Penelitian a. Penyusunan Judul b. Penyusunan proposal c. Perijinan
2. Perencanaan Tindakan 3. Implementasi tindakan
a. Siklus I b. Siklus II
4. Review 5. Penyusunan Laporan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31 �
B. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek Penelitian
Penelitian ini dikhususkan pada kelas XI jurusan Ilmu Sosial yang terdiri
dari tiga kelas. Peneliti memilih subyek penelitian secara acak, yaitu kelas XI IPS
1 yang berjumlah 32 siswa SMA Negeri I Nogosari Kabupaten Boyolali.
2. Obyek Penelitian
Obyek penelitian pada penelitian tindakan kelas ini adalah berbagai
kegiatan yang terjadi di dalam kelas selama berlangsungnya proses belajar
mengajar yang terdiri atas:
a. Pemilihan dan pelaksanaan model pembelajaran, yaitu dengan model
pembelajaran kooperatif tipe TAI
b. Suasana belajar saat berlangsungnya proses belajar mengajar
c. Partisipasi siswa dalam proses pembelajaran
d. Hasil dari proses pembelajaran
C. Sumber Data
Sumber data merupakan suatu sumber dimana data diperoleh. Dalam
memilih sumber data, peneliti harus benar-benar berpikir mengenai kelengkapan
informasi yang akan dikumpulkan dan juga validitasnya. Sumber data dalam
penelitian ini antara lain:
1. Informan
Dalam penelitian tindakan kelas ini yang menjadi informan adalah gur
Top Related