Download - perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · 2013. 7. 22. · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Energi listrik merupakan

Transcript
  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK PT. PLN (PERSERO)

    PADA KELOMPOK RUMAH TANGGA (R1-900VA)

    DI KABUPATEN PURWOREJO

    TAHUN 2003-2009

    Skripsi

    Diajukan Untuk Melengkapi dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

    Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi

    Universitas Sebelas Maret Surakarta

    Oleh :

    NASTITI YANUARI

    NIM. F0107068

    FAKULTAS EKONOMI

    UNIVERSITAS SEBELAS MARET

    SURAKARTA

    2011

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    ii

    ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK PT. PLN (PERSERO)

    PADA KELOMPOK RUMAH TANGGA (R1-900VA)

    DI KABUPATEN PURWOREJO

    TAHUN 2003-2009

    Skripsi

    Diajukan Untuk Melengkapi dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

    Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi

    Universitas Sebelas Maret Surakarta

    Oleh :

    NASTITI YANUARI

    NIM. F0107068

    FAKULTAS EKONOMI

    UNIVERSITAS SEBELAS MARET

    SURAKARTA

    2011

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    iii

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    iv

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    v

    PERSEMBAHAN

    Skripsi ini penulis persembahkan untuk :

    Bapak dan Ibu

    Kakak-kakakku

    Adik-adikku

    Keluarga besarku

    Saudara-saudaraku

    Sahabat-sahabat baikku

    Almamater

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    vi

    MOTTO

    “Allah tidak membebani seseorang melainkan dengan kesanggupannya......”

    (Q.S. Al-Baqarah: 286)

    “Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan”

    (Q.S. Al-Insyirah: 6)

    “Bersama-Mu tak ada jalan buntu.......”

    (Penulis)

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    vii

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas

    segala rahmat, hidayah dan petunjukNya sehingga penulis dapat menyelesaikan

    skripsi dengan judul “Elastisitas Permintaan Energi Listrik PT. PLN (Persero)

    Pada Kelompok Rumah Tangga (R-1 900 VA) Di Kabupaten Purworejo

    Periode 2003-2009”.

    Penyusunan skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk

    menyelesaikan studi pada Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi,

    Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

    Dalam pelaksanaan penelitian hingga penyusunan skripsi ini tidak terlepas

    dari bimbingan, arahan, bantuan, dan motivasi dari berbagai pihak baik langsung

    maupun tidak langsung. Dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati

    penulis mengucapkan kepada:

    1. Bapak Drs. Agustinus Suryantoro, M.S. selaku pembimbing skripsi yang

    telah memberikan bimbingan dan arahan selama penyusunan skripsi ini.

    2. Bapak Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com, Ak selaku Dekan Fakultas

    Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

    3. Bapak Drs. Kresno Sarosa Pribadi, M.Si selaku Ketua Jurusan Ekonomi

    Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

    yang telah memberikan kemudahan dengan ijin yang diberikan.

    4. Ibu Izza Mafruhah, S.E, M.Si selaku sekretaris Jurusan Ekonomi

    Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    viii

    yang telah memberikan bantuan dan kemudahan kepada penulis untuk

    kepentingan skripsi ini.

    5. Ibu Nurul Istiqomah, S.E, M.Si selaku Pembimbing Akademik.

    6. Seluruh Dosen Jurusan Ekonomi Pembangunan

    7. Seluruh staf dan karyawan PT. PLN (Persero) APJ Magelang dan UPJ

    Purworejo yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

    melakukan pengambilan data-data serta informasi yang sangat bermanfaat

    bagi penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.

    8. Segenap staf dan karyawan BPS Surakarta dan BPS Kabupaten Purworejo

    yang membantu serta memberikan data dan informasi kepada penulis

    dalam penelitian ini.

    9. Iis, Sesil, Mutz, Wia, Khurul, Ratih, Didi dan teman-teman EP ’07,

    perjuangan masih terus berlanjut.

    10. Miol, Erna, Mas Catur, Mbak Febri, dan teman-teman FE UNS, terima

    kasih untuk bantuannya selama ini.

    11. Cincin, Nungky, Mbak Ageng, Mbak Viska, Mbak Ika, Mbak Heni dan

    teman-teman Wisma Inabah, terima kasih atas kebersamaannya selama ini.

    12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

    membantu dalam penyusunan skripsi ini.

    Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari

    kesempurnaan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang membangun akan

    penulis terima dengan senang hati. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    ix

    berguna bagi siapa saja yang telah membacanya dan dapat mengambil manfaat

    atas apa yang baik dan berguna dalam skripsi ini.

    Surakarta, Maret 2011

    Penulis

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    x

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL......................................................................................

    HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................

    HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................

    HALAMAN PERSEMBAHAN.....................................................................

    HALAMAN MOTTO....................................................................................

    KATA PENGANTAR....................................................................................

    DAFTAR ISI..................................................................................................

    DAFTAR TABEL..........................................................................................

    DAFTAR GAMBAR.....................................................................................

    DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................

    ABSTRAK....................................................................................................

    BAB I. PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang.......................................................................

    B. Perumusan Masalah...............................................................

    C. Tujuan Penelitian....................................................................

    D. Manfaat Penelitian.................................................................

    BAB II. LANDASAN TEORI

    A. Permintaan..............................................................................

    1. Hukum Permintaan............................................................

    2. Fungsi Permintaan Dan Kurva Permintaan.......................

    3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan.............

    ii

    iii

    iv

    v

    vi

    vii

    x

    xiii

    xv

    xvi

    xvii

    1

    6

    7

    7

    9

    9

    11

    12

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    xi

    4. Permintaan Pasar Akan Suatu Barang.....................................

    B. Elastisitas..................................................................................

    1. Konsep Elastisitas................................................................

    2. Jenis-Jenis Elastisitas...........................................................

    3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Elastisitas

    Permintaan..........................................................................

    C. Produk Domestik Bruto.........................................................

    1. Pendapatan Regional

    2. Kegunaan Statistik Pendapatan Regional

    3. Metode Dasar Untuk Perhitungan PDRB Riil...................

    D. Hasil Penelitian Terdahulu.....................................................

    E. Kerangka Pemikiran..................................................................

    F. Hipotesa.....................................................................................

    BAB III. METODE PENELITIAN

    A. Ruang Lingkup Penelitian.......................................................

    B. Jenis Dan Sumber Data............................................................

    C. Teknik Pengumpulan Data.........................................................

    D. Devinisi Operasional Variabel Penelitian...............................

    E. Metode Analisis Data..............................................................

    1. Analisis Deskriptif............................................................

    2. Analisis Regresi Berganda Double-Log.............................

    3. Analisis Ekonometrika.......................................................

    4. Analisis Statistik..................................................................

    17

    17

    17

    18

    23

    24

    25

    28

    29

    30

    33

    35

    36

    36

    37

    37

    38

    39

    39

    41

    45

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    xii

    BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

    A. Gambaran Umum Kabupaten Purworejo...............................

    1. Keadaan Geografis..............................................................

    2. Keadaan Demografis.........................................................

    3. Perkembangan Ekonomi...................................................

    B. Gambaran Umum PT. PLN (Persero)...................................

    1. Sejarah...............................................................................

    2. Visi, Misi, Motto PT. PLN..................................................

    3. Kegiatan Usaha...................................................................

    C. Analisis Deskriptif.................................................................

    D. Hasil Analisis Regresi..............................................................

    E. Interpretasi Hasil Secara Ekonomi........................................

    BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan..............................................................................

    B. Saran.........................................................................................

    DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................

    LAMPIRAN.....................................................................................................

    49

    49

    50

    54

    57

    57

    59

    59

    64

    68

    76

    80

    82

    85

    87

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    xiii

    DAFTAR TABEL

    TABEL Halaman

    1.1. Banyaknya Pelanggan Listrik PLN dan Jenis Pemakaian

    di Kabupaten Purworejo.....................................................................

    4.1. Pembagian Wilayah Kabupaten Purworejo Menurut

    Kecamatan Tahun 2009.....................................................................

    4.2. Banyaknya Rumah Tangga dan Kepadatan per Km2 di

    Kabupaten Purworejo..........................................................................

    4.3. Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas menurut Pendidikan

    Tertinggi yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin di Kabupaten

    Purworejo Tahun 2009........................................................................

    4.4. Nilai PDRB Per tenaga Kerja Kabupaten Purworejo Tahun

    2009....................................................................................................

    4.5. PDRB atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan Tahun

    2000 dan Perkembangannya di Kabupaten Purworejo

    Tahun 2008-2009................................................................................

    4.6. Petumbuhan Sektor Ekonomi di Kabupaten Purworejo Tahun

    2008-2009.........................................................................................

    4.7. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per Kapita Harga

    Konstan 2000 Kabupaten Purworejo Tahun 2002-2009...................

    4.8. Tarif Dasar Listrik (Rupiah/Kva/Bulan)...........................................

    4.9. Harga Minyak Tanah/liter (rupiah) Tahun 2002-2003.....................

    4

    51

    52

    53

    54

    55

    56

    65

    66

    67

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    xiv

    4.10. Tabel Jumlah Konsumsi Listrik Rumah Tangga (R-1 900 VA) di

    Kabupaten Purworejo Tahun 2003-2009..........................................

    4.11. Hasil Estimasi Regresi Double-log....................................................

    4.12. Tabel Hasil Uji Multikilinieritas dengan Metode

    Koutsonyiannis..................................................................................

    4.13. Tabel Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Uji White....................

    68

    69

    71

    72

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    xv

    DAFTAR GAMBAR

    GAMBAR Halaman

    2.1 Kurva Permintaaan............................................................................

    2.2 Kurva Elastisitas....................................................................................

    2.3 Kerangka Pemikiran...........................................................................

    3.1. Uji Autokorelasi.......................................................................................

    3.2. Uji t......................................................................................................

    3.3. Daerah Kritis Uji F.................................................................................

    4.1. Durbin Waston Test....................................................................................

    12

    20

    34

    44

    46

    47

    73

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    xvi

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian

    Lampiran 2 Data Penelitian

    Lampiran 3 Hasil Regresi Data

    Lampiran 4 Uji Multikolinieritas

    Lampiran 5 Uji Heteroskesdastisitas

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    ABSTRAK

    “ELASTISITAS PERMINTAAN ENERGI LISTRIK PT. PLN (PERSERO) PADA KELOMPOK RUMAH TANGGA (R1-900VA)

    DI KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2003-2009”

    Oleh:

    Nama : Nastiti Yanuari NIM : F0107068

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui elastisitas variabel PDRB per kapita harga konstan, tarif dasar listrik, dan harga minyak tanah terhadap jumlah konsumsi listrik rumah tangga (R-1 900 VA) di Kabupaten Purworejo tahun 2003-2009. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang tergolong data time series dan bersifat kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan menggunakan teknik kepustakaan yang didapat dari berbagai sumber, seperti PT. PLN (Persero) APJ Magelang dan UPJ Purworejo, BPS Purworejo dan BPS Surakarta serta rujukan dari internet. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan estimasi model Ordinary Least Square (OLS) dimana jumlah konsumsi listrik tetap sebagai variabel dependen sedangkan variabel PDRB per kapita harga konstan, tarif dasar listrik, dan harga minyak tanah sebagai variabel independen. Berdasarkan hasil penelitian, variabel PDRB per kapita harga konstan memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap jumlah konsumsi listrik rumah tangga (R-1 900 VA). Variabel tarif dasar listrik mempunyai pengaruh yang signifikan dan negatif sedangkan variabel harga minyak tanah tidak berpengaruh signifikan dan negatif terhadap jumlah konsumsi listrik rumah tangga (R-1 900 VA). Dari semua variabel tersebut di atas yang bersifat elastis hanya variabel PDRB per Kapita harga konstan sedangkan variabel tarif dasar listrik dan harga minyak tanah bersifat inelastis. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian tersebut yaitu hanya PDBR per kapita harga konstan dan tarif dasar listrik yang berpengaruh terhadap jumlah konsumsi listrik rumah tangga. Saran yang diajukan kepada PT PLN (Persero) untuk meningkatkan mutu pelayanan dengan memperluas jaringan listrik di Kabupaten Purworejo. PT PLN (Persero) juga harus kreatif dan inofatif dalam konversi pembangkit listrik berbahan bakar minyak ke gas. Di samping itu diharap masyarakat dapat mengikuti program hemat energi listrik demi kelangsungan sumber daya listrik di masa depan. Keyword : Jumlah energi listrik, PDRB per kapita harga konstan, tarif dasar

    listrik dan harga minyak tanah.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Energi listrik merupakan suatu bentuk energi yang vital peranannya

    karena secara langsung mensejahterakan kehidupan manusia. Semakin tinggi

    tingkat kesejahteraan, semakin tinggi pula tingkat ketergantungan pada

    ketersediaan energi listrik yang memadai dan berkualitas. Energi listrik juga

    merupakan faktor penting dalam proses industrialisasi. Dengan semakin

    majunya perindustrian maka semakin penting dan besar peran energi listrik itu

    dalam menjamin kelangsungan pengembangan selanjutnya.

    Listrik biasa digunakan dalam kegiatan rumah tangga sehari-hari maupun

    kegiatan industri komersial. Energi listrik tersebut dibutuhkan untuk memenuhi

    kebutuhan penerangan dan juga proses produksi yang melibatkan beranekajenis

    barang elektronik. Sumber energi litrik yang dapat diandalkan dan

    berkelanjutan merupakan hal yang sangat penting bagi Indonesia. Mengingat

    begitu pentingnya energi listrik bagi kehidupan manusia, maka diperlukan

    upaya untuk melestarikan energi listrik tersebut agar bisa digunakan seoptimal

    mungkin.

    Ketersediaan energi listrik di Indonesia untuk saat ini dirasa belum bisa

    memenuhi peningkatan kebutuhan hidup manusia sehari-hari. Adanya

    pemutusan sementara dan pembagian energi listrik secara bergilir merupakan

    salah satu ciri bahwa di Indonesia untuk ketersediaan energi listriknya masih

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    2

    sangat terbatas. Hal ini terjadi karena permintaan akan konsumsi energi listrik

    tersebut tidak sebanding dengan ketersediaan energi listrik yang ditawarkan

    oleh PT. PLN (Persero) itu sendiri. Selain itu, dengan adanya pertumbuhan

    perekonomian yang terus menerus, juga akan meningkatkan kebutuhan energi

    listrik.

    Pada tahun 2007, total pembangkit listrik yang dimiliki Indonesia adalah

    sebesar 25.218 MW, yang terdiri atas 21.769 MW milik PLN dan 3.450 MW

    milik swasta. Seperti yang dikemukakan oleh Tryfino (2007), bahwa masih

    banyak persoalan yang ditimbulkan karena adanya keterbatasan energi listrik

    tersebut. Persoalan pertama, rendahnya pertumbuhan penyediaan tenaga listrik

    yang rata-rata hanya 6%-9% per tahun dirasa sangat kurang untuk memenuhi

    permintaan akan energi listrik nasional. Yang kedua, adanya tingkat

    ketergantungan terhadap Bahan Bakar Minyak (BBM) sebagai pengganti

    listrik. Yang ketiga, masih tingginya subsidi listrik dan yang terakhir masih

    relatif tingginya susut jaringan (losses) PT PLN pada tahun 2006 yang susut

    jaringan di PLN mencapai 11,4% meleset dari target yang ditetapkan (10,2%).

    Chairul Hudaya (2009) menjelaskan bahwa rasio elektrisitas PT.PLN

    (Persero) di Indonesia pada tahun 2009 baru mencapai 62%, yang berarti

    bahwa 38% daerah Indonesia masih belum terlistriki. Banyak faktor yang

    melatarbelakanginya, misalnya kendala geografis, di samping masalah utama,

    yaitu masih kurangnya investasi di sektor ketenagalistrikan. Indonesia adalah

    negara kepulauan yang wilayahnya terdiri dari beberapa pulau besar dan

    beribu-ribu pulau kecil. Hal ini yang menjadi tantangan yang cukup berat bagi

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    3

    PLN sebagai perusahaan yang mengelola kelistrikan di Indonesia. Sebagai

    satu-satunya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang diberi mandat oleh

    pemerintah dalam pengusahaan ketenagalistrikan di Indonesia (PKUK-

    Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan), PLN memiliki dua sisi peran yang

    terkadang saling berlawanan satu dengan yang lainnya : sisi bisnis dan sisi

    sosial. Di sisi bisnis, PLN harus dapat menjalankan bisnis untuk memperoleh

    keuntungan. Tarif Dasar Listrik (TDL) yang menjadi salah satu sumber

    pendapatan PLN yang dalam penetapannya memerlukan persetujuan

    pemerintah dan DPR untuk penetapannya. Bahkan TDL sering dijadikan isu

    “komoditas” politik dari para penguasa. Di sisi sosial, PLN diharapkan mampu

    membantu masyarakat Indonesia yang belum terlistriki dengan melakukan

    ekspansi jaringan distribusi listrik dan penambahan kapasitas pembangkit

    meskipun secara finansial belum tentu menguntungkan.

    Sejalan semakin membaiknya kondisi perekonomian akibat

    pembangunan yang terus menerus dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat,

    penggolongan untuk aktivitas sektor ekonomi dapat dibagi menjadi 4 (empat)

    kelompok, yaitu rumah tangga, usaha, industri dan umum. Rumah tangga

    adalah kelompok pelanggan yang menggunakan listrik sebagai salah satu

    energi yang dipakai dalam memenuhi kebutuhannya. Kelompok usaha terdiri

    dari usaha penginapan, rumah makan, perdagangan, jasa keuangan, jasa

    hiburan, dan jasa sosial. Kelompok industri berupa industri makan, tekstil,

    logam, permesinan dan industri lainya. Semua kelompok ini sebagai konsumen

    listrik, yang kebutuhannya terus meningkat.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    4

    PLN sendiri menggolongkan jenis pemakaian menjadi empat jenis, yaitu

    industri, dinas atau instansi, rumah tangga dan lain-lain.

    Tabel 1.1 Banyaknya Pelanggan Listrik PLN dan Jenis Pemakaian

    di Kabupaten Purworejo.

    Tahun Industri Dinas/Instansi Rumah Tangga Lain-Lain Total

    2002 25 382 123219 6470 130096 2003 24 406 129026 5160 134616 2004 23 406 129026 5160 134615 2005 24 406 131894 5378 137702 2006 25 492 132382 10268 143167 2007 27 492 139044 11261 150824 2008 25 492 134344 10458 145319 2009 25 151 148147 4748 153071

    Sumber : BPS Dalam Angka 2009 Kabupaten Purworejo

    Total pemakaian energi listrik di Kabupaten Purworejo dari tahun 2002

    sampai dengan tahun 2009 mengalami pasang surut. Hal ini terlihat dari Tabel

    1.1 yaitu total jumlah pemakaian energi listrik berdasarkan jenis pemakaian

    pada tahun 2004 yang mengalami penurunan dari total 134616 pada tahun

    2004 turun menjadi 134615 di tahun 2004. Pada tahun 2008 jumlah pemakai

    listrik juga mengalami penurunan dari 150824 pada tahun 2007 menjadi

    145319 ada tahun 2008 namun kembali naik menjadi 153071 pada tahun 2009.

    Banyak faktor yang mempengaruhi permintaan dan penggunaan energi

    listrik rumah tangga. Pola dan besarnya penggunaan energi listrik akan berbeda

    untuk setiap kelompok konsumennya yang tergantung pada dua faktor, yaitu :

    a. Untuk obyek apa energi listrik tersebut digunakan.

    b. Waktu penggunaan (hour load) (Philipson dan Willis dalam Bagio, 2007)

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    5

    Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi permintaan akan energi listrik

    meliputi pendapatan konsumen, tarif atau harga energi listrik, ketersediaan

    energi listrik, harga energi substitusi dan kepemilikan peralatan, harga dan

    efisiensi penggunaan energi listrik. Menurut Nababan (2008) beberapa peneliti

    memasukkan variabel-variabel karakteristik rumah tangga dan demografik

    dalam mengestimasi permintaan energi listrik rumah tangga.

    Jumlah konsumsi akan energi listrik di Kabupaten Purworejo terus

    mengalami peningkatan untuk setiap tahunnya. Pertumbuhan penduduk yang

    meningkat merupakan salah satu faktor yang menyebabkan meningkatnya

    kebutuhan energi listrik, mengingat listrik sudah menjadi kebutuhan primer.

    Besarnya jumlah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) perkapita

    Kabupaten Purworejo yang mengalami peningkatan dari tahun ke tahunnya

    juga merupakan salah satu faktor pendorong meningkatnya jumlah konsumsi

    energi listrik, terutama konsumsi energi listrik untuk kelompok rumah tangga.

    Menurut Catur (2010), rumah tangga adalah kelompok pelanggan yang

    menggunakan listrik sebagai salah satu energi yang dipakai dalam memenuhi

    kebutuhannya. Energi listrik sendiri sangat dibutuhkan oleh kelompok rumah

    tangga untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.

    Jumlah konsumsi energi listrik rumah tangga dapat berubah akibat dari

    perubahan variabel-variabel seperti yang sudah dikemukakan di atas. Menurut

    Nababan (2008), dalam jangka pendek, perubahan dalam pendapatan dan harga

    listrik dapat mempengaruhi konsumsi energi listrik dengan mengubah

    intensitas penggunaan alat-alat listrik, sedangkan dalam jangka panjang rumah

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    6

    tangga mempunyai kesempatan untuk melakukan penyesuaian terhadap stok

    kapital alat-alat listrik terutama dalam perubahan pendapatan. Oleh karena itu,

    untuk mengetahui bagaimana dampak perubahan antara jumlah konsumsi

    energi listrik PT. PLN (Persero) kelompok rumah tangga di Kabupaten

    Purworejo sebagai akibat perubahan variabel-variabel independen yang

    mempengaruhinya menjadi penting untuk dikaji, maka digunakanlah analisis

    elastisitas. Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka akan dilakukan

    penelitian dengan judul “Elastisitas Permintaaan Energi Listrik PT. PLN

    (Persero) Untuk Kelompok Rumah Tangga (R-1 900 VA) Di Kabupaten

    Purworejo Tahun 2003-2009”.

    B. Perumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas,

    perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu :

    1. Bagaimana tingkat elastisitas variabel PDRB per Kapita harga konstan

    (PDRB) terhadap permintaan energi listrik PT. PLN (Persero) pada

    kelompok rumah tangga di Kabupaten Purworejo?

    2. Bagaimana tingkat elastisitas variabel Tarif Dasar Listrik (TDL) terhadap

    permintaan energi listrik PT. PLN (Persero) pada kelompok rumah tangga di

    Kabupaten Purworejo?

    3. Bagaimana tingkat elastisitas variabel Harga Minyak Tanah (HMT)

    terhadap permintaan energi listrik PT. PLN (Persero) pada kelompok rumah

    tangga di Kabupaten Purworejo?

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    7

    C. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penelitian yang dilakukan

    ini mempunyai beberapa tujuan sebagai berikut :

    1. Untuk mengetahui tingkat elastisitas variabel PDRB per Kapita harga

    konstan terhadap permintaan energi listrik PT. PLN (Persero) pada

    kelompok rumah tangga di Kabupaten Purworejo.

    2. Untuk mengetahui tingkat elastisitas variabel tarif dasar listrik terhadap

    permintaan energi listrik PT. PLN (Persero) pada kelompok rumah tangga di

    Kabupaten Purworejo.

    3. Untuk mengetahui tingkat elastisitas variabel harga minyak tanah terhadap

    permintaan energi listrik PT. PLN (Persero) pada kelompok rumah tangga di

    Kabupaten Purworejo.

    D. Manfaat Penelitian

    Dengan melaksanakan penelitian ini, diharapkan dapat memperoleh

    manfaat sebagai berikut :

    1. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi kepada PT PLN

    dalam meningkatkan kualitas serta pelayanan yang diberikan kepada

    konsumen dan sebagai pertimbangan dalam memecahkan berbagai masalah

    yang dihadapi.

    2. Memberikan sumbangan pemikiran terkait mengenai elastisitas permintaan

    energi listrik PT. PLN (Persero) pada kelompok rumah tangga di Kabupaten

    Purworejo.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    8

    3. Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi perbandingan untuk penelitian-

    penelitian selanjutnya.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    9

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Permintaan

    Pengertian permintaan dapat diartikan sebagai kombinasi berbagai jenis

    barang yang hendak dibeli konsumen pada berbagai tingkat harga. Adapun

    yang dimaksud dengan teori permintaan menurut Sukirno (1996 : 76) adalah

    teori yang menerangkan tentang ciri hubungan di antara jumlah permintaan dan

    harga. Menurut Haryono (2001 : 11) permintaan konsumen akan suatu barang

    adalah berbagai jumlah dari suatu barang tertentu yang hendak dibeli oleh

    konsumen pada berbagai kemungkinan harga.

    1. Teori Permintaan

    Teori permintaan dapat dirumuskan sebagai berikut : bila keadaan lain

    tetap bersifat konstan, maka kuantitas atau jumlah barang yang akan dibeli

    per unit waktu (dalam suatu rentang waktu tertentu) akan menjadi besar

    apabila harga semakin rendah (Bilas, 1992 : 14). Penjelasan mengenai

    perilaku konsumen yang paling sederhana didapati dalam hukum

    permintaan (Boediono, 2000 : 17), yang mengatakan bahwa “bila harga

    suatu barang naik maka ceteris paribus jumlah yang diminta konsumen

    akan barang tersebut turun”. Dan sebaliknya bila harga barang tersebut

    turun. Ceteris paribus berarti bahwa semua faktor-faktor lain yang

    mempengaruhi jumlah yang diminta dianggap tidak berubah.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    10

    Ada dua pendekatan untuk menerangkan mengapa konsumen

    berperilaku seperti yang dinyatakan oleh Teori Permintaan :

    a. Pendekatan Marginal Utility

    Pendekatan marginal utility bertitik tolak pada anggapan bahwa

    kepuasan setiap konsumen bisa diukur dengan uang atau dengan satuan

    lain (utility yang bersifat cardinal). Anggapan bahwa utility bisa diukur

    dengan uang dan hukum Gossen (Law of diminishing marginal utility)

    berlaku, yaitu bahwa semakin banyak sesuatu barang dikonsumsikan,

    maka tambahan kepuasan (marginal utility) yang diperoleh dari setiap

    satuan tambahan yang dikonsumsikan akan menurun, dan konsumen

    selalu berusaha mencapai kepuasan total yang maksimum.

    b. Pendekatan Indifference Curve

    Pendekatan indifference curve tidak memerlukan anggapan bahwa

    kepuasan konsumen bisa diukur. Anggapan yang diperlukan adalah

    bahwa tingkat kepuasan konsumen bisa dikatakan lebih tinggi atau lebih

    rendah tanpa mengatakan berapa lebih tinggi atau lebih rendah (utility

    yang bersifat ordinal). Dalam pendekatan ini, perilaku konsumen

    mempunyai pola preferensi akan barang-barang konsumsi yang bisa

    dinyatakan dalam bentuk indifference map atau kumpulan dari

    indifference curve. Konsumen mempunyai sejumlah uang tertentu dan

    konsumen selalu berusaha mencapai kepuasan maksimum.

    Seperti yang dikemukakan Sukirno (1996 : 76) bahwa hukum

    permintaan menjelaskan sifat perkaitan di antara permintaan suatu barang

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    11

    dengan harganya. Teori permintaan pada hakekatnya merupakan suatu

    hipotesa yang menyatakan: makin rendah harga suatu barang, makin banyak

    permintaan ke atas barang tersebut; sebaliknya makin tinggi harga sesuatu

    barang, makin sedikit permintaan keatas barang tersebut. Berdasarkan dari

    teori permintaan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa kenaikan harga

    pada suatu barang tertentu dapat menyebabkan konsumen mencari barang

    lain yang dapat menggantikan barang yang mengalami kenaikan harga

    tersebut. Dan kenaikan harga suatu barang juga mengakibatkan pendapatan

    riil konsumen mengalami penurunan yang dapat menyebabkan konsumen

    untuk mengurangi jumlah konsumsinya ke berbagai jenis barang, terutama

    terhadap barang yang mengalami kenaikan harga.

    2. Fungsi Permintaan Dan Kurva Permintaan

    Fungsi permintaan (demand fuction) adalah persamaan yang

    menunjukkan hubungan antara jumlah permintaan akan sesuatu barang dan

    semua faktor-faktor yang mempengaruhinya (Boediono, 2000:25).

    Qdx = f (Px, Py, I, T,....)

    Keterangan Px = Harga barang itu sendiri

    Py = Harga barang lain

    I = Pendapatan

    T = Selera

    Fungsi permintaan tidak bisa digambarkan pada diagram dengan dua

    dimensi. Kurva permintaan (demand curve) adalah gambar dari fungsi

    permintaan yang disederhanakan, yaitu dengan menganggap faktor-faktor

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    12

    lain selain harga barang itu sendiri tidak berubah. Berikut ini gambar kurva

    permintaan:

    Gambar 2.1 Kurva Permintaan

    Kurva permintaan D : X = f (Px//Py, I, T)

    Kurva permintaan D’: X = f(Px//P’y, I’, T’)

    Gambar 2.1 di atas menerangkan bahwa kurva permintaan bergeser

    karena adanya perubahan dari faktor-faktor lain (Py, Pz, I, T) yang semula

    dianggap tetap (ceteris paribus).

    3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan

    Menurut Sukirno (1996 : 76) dalam Pengantar Teori Mikroekonomi,

    bahwa permintaan seseorang atau sesuatu masyarakat terhadap suatu barang

    ditentukan oleh banyak faktor. Di antara faktor-faktor tersebut yang

    terpenting adalah sebagai berikut :

    a. Harga Barang Itu Sendiri

    Permintaan akan suatu barang dipengaruhi oleh barang itu sendiri.

    Oleh sebab itu di dalam teori permintaan yang terutama dianalisis adalah

    Px

    X D

    D’

    0

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    13

    perkaitan di antara permintaan sesuatu barang dengan harga barang

    tersebut.

    Harga suatu barang akan mempengaruhi jumlah permintaan, jika

    harga barang itu naik maka jumlah permintaannya akan turun dan

    masyarakat akan beralih ke barang lainnya. Sebaliknya jika harga suatu

    barang turun, maka jumlah permintaan barang itu akan naik.

    b. Harga Barang-Barang Lain

    Perkaitan di antara suatu barang dengan berbagai jenis barang

    lainnya dapat dibedakan dalam tiga golongan yaitu :

    1) Barang Pengganti

    Suatu barang dinamakan barang pengganti kepada suatu barang

    lain apabila barang itu dapat menggantikan fungsi dari barang lain

    tersebut. Harga barang pengganti dapat mempengaruhi permintaan

    barang yang dapat digantikannya. Sekiranya harga barang pengganti

    bertambah murah, maka barang yang digantikannya akan mengalami

    pengurangan dalam permintaan. Begitu juga sebaliknya apabila harga

    barang pengganti naik maka barang yang digantikannya akan

    mengalami peningkatan dalam permintaan.

    2) Barang Penggenap

    Apabila suatu barang selalu digunakan bersama-sama dengan

    barang lainnya maka barang tersebut dinamakan barang penggenap

    kepada barang lain tersebut. Kenaikan atau penurunan permintaan ke

    atas barang penggenap selalu sejalan dengan perubahan permintaan

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    14

    barang yang digenapinya. Jika permintaan naik atau bertambah, maka

    permintaan terhadap barang penggenap juga mengalami kenaikan

    ataupun sebaliknya.

    3) Barang Netral

    Suatu barang dikatakan netral bila tidak mempunyai perkaitan

    sama sekali dengan barang yang bersangkutan. Apabila dua macam

    barang tidak mempunyai perkaitan yang rapat, perubahan ke atas

    permintaan salah satu barang tersebut tidak akan mempengaruhi

    permintaan barang lainnya.

    c. Pendapatan Para Pembeli

    Pendapatan para pembeli merupakan faktor yang sangat penting di

    dalam menentukan besar kecilnya permintaan terhadap suatu barang.

    Perubahan dalam jumlah pendapatan selalu berpengaruh terhadap

    perubahan terhadap suatu barang. Berdasarkan pada sifat perubahan

    permintaan apabila terjadi perubahan pendapatan maka jenis barang

    dapat dibedakan menjadi empat golongan :

    1) Barang Inferior

    Barang inferior adalah barang yang banyak diminta oleh orang-

    orang yang berpendapatan rendah. Apabila pendapatan bertambah

    tinggi maka permintaan terhadap barang-barang yang tergolong

    barang inferior berkurang. Para pembeli yang mengalami kenaikan

    pendapatan akan mengurangi pengeluarannya atas barang inferior dan

    menggantinya dengan barang-barang yang lebih baik mutunya.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    15

    2) Barang Esensiel

    Barang esensiel adalah barang yang sangat penting artinya

    dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Apabila terjadi kenaikan

    pendapatan maka permintaan terhadap barang esensiel akan tetap.

    3) Barang Normal

    Suatu barang dikatakan barang normal apabila barang tersebut

    mengalami kenaikan dalam permintaan sebagai akibat dari kenaikan

    pendapatan.

    4) Barang Mewah

    Barang mewah adalah jenis-jenis barang yang dibeli orang

    apabila tingkat pendapatannya sudah relatif tinggi. Barang mewah ini

    akan dibeli masyarakat setelah dapat memenuhi kebutuhan pokok

    untuk makanan, pakaian dan perumahan.

    d. Distribusi Pendapatan

    Distribusi pendapatan juga dapat mempengaruhi permintaan

    terhadap berbagai jenis barang. Sejumlah pendapatan masyarakat yang

    tertentu besarnya akan menimbulkan corak permintaan masyarakat

    yang berbeda apabila pendapatan tersebut diubah corak distribusinya.

    Misalnya, pemerintah menaikkan pajak terhadap orang-orang kaya

    dan kemudian menggunakan hasil pajak tersebut untuk menaikkan

    pendapatan pekerja yang berpenghasilan rendah, maka corak

    permintaan terhadap berbagai barang akan mengalami perubahan.

    Barang-barang yang dikonsumsi oleh orang kaya permintaannya akan

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    16

    berkurang dan barang-barang yang penghasilannya naik akan

    mengalami bertambahnya jumlah permintaan.

    e. Citarasa Masyarakat

    Citarasa mempunyai pengaruh yang cukup besar atas keinginan

    masyarakat untuk membeli barang-barang. Semakin besar citarasa

    pembeli suatu barang maka permintaan barang tersebut akan naik.

    f. Jumlah Penduduk

    Pertambahan penduduk tidak dengan sendirinya menyebabkan

    pertambahan permintaan. Tetapi biasanya pertambahan penduduk diikuti

    oleh perkembangan dalam kesempatan kerja. Dengan demikian lebih

    banyak orang yang menerima pendapatan dan ini akan menambah daya

    beli dalam masyarakat. Pertambahan daya beli ini akan menambah

    permintaan.

    g. Ramalan Mengenai Masa Depan

    Perubahan-perubahan yang diramalkan di masa yang akan datang

    dapat mempengaruhi permintaan. Ramalan bahwa harga-harga akan

    bertambah tinggi di masa depan akan mendorong mereka untuk membeli

    lebih banyak pada masa ini, untuk menghemat keperluan di masa yang

    akan datang. Sebaliknya apabila ramalan bahwa lowongan pekerjaan

    akan sulit diperoleh dan kegiatan ekonomi mengalami resesi akan

    mendorong orang lebih berhemat dalam pengeluarannya dan mengurangi

    permintaan.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    17

    4. Permintaan Pasar Akan Suatu Barang

    Konsep permintaan akan suatu barang menurut Haryono (2001) akan

    lebih berguna untuk menerangkan keadaan pasar dari keseluruhan

    konsumen. Dalam menggambarkan kurva permintaan pasar dari permintaan

    konsumen individual: pertama, menganggap bahwa setiap konsumen

    meminta suatu jenis barang tertentu. Kedua, setiap konsumen menginginkan

    jumlah tertentu pada harga pasar yang berlaku. Jadi dapat dirumuskan

    bahwa permintaan pasar akan suatu barang adalah jumlah keseluruhan

    barang tersebut yang diminta oleh seluruh konsumen, pada tingkat harga

    yang berlaku. Atau dengan kata lain, permintaan pasar akan suatu barang

    tertentu, dapat dicari dengan menjumlahkan secara horizontal seluruh kurva

    permintaan konsumen individual

    B. Elastisitas

    Elastisitas permintaan merupakan suatu ukuran kuantitatif yang

    menunjukkan besarnya pengaruh perubahan harga atau faktor-faktor lainnya

    terhadap perubahan permintaan suatu komoditas. Menurut Sukirno (2005),

    yang dimaksud dengan elastisitas permintaan yaitu nilai perbandingan di antara

    persentase perubahan jumlah barang yang diminta dengan persentase

    perubahan harga.

    1. Konsep Elastisitas

    Permintaan angka elastisitas dapat diukur dengan : presentase perubahan

    jumlah suatu barang tertentu yang diminta per satuan waktu disebabkan karena

    adanya perubahan harga barang tertentu (Haryono, 2001:31).

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    18

    Rumusnya : 

    Keterangan :

    = elastisitas harga permintaan

    = perubahan jumlah barang yang diminta

    = perubahan harga

    Elastisitas permintaan ( ) yang bernilai lebih besar dari 1, maka

    permintaan akan barang yang bersangkutan bersifat elastis, bila ( ) sama

    dengan 1 maka unitary elastic, dan bila elasrisitas permintaan ( ) lebih kecil

    dari 1 maka permintaan akan barang tersebut adalah inelastis.

    2. Jenis-Jenis Elastisitas

    Sukirno (1996) dalam bukunya Pengantar Teori Mikroekonomi

    menjelaskan mengenai jenis-jenis elastisitas permintaan. Nilai koefisien

    elastisitas berkisar di antara nol dan tak terhingga. Elastisitas adalah nol apabila

    perubahan harga tidak akan merubah jumlah yang diminta, jumlah yang

    diminta tetap saja walaupun harga mengalami kenaikan atau menurun. Kurva

    permintaan yang koefisien elastisitasnya bernilai nol bentuknya adalah sejajar

    dengan sumber tegak. Jadi bentuknya adalah seperti yang ditunjukkan dalam

    Gambar 2.2 (i). Kurva permintaan yang seperti itu adalah kurva permintaan

    yang dinamakan tidak elastis sempurna. Koefisien elastisitas permintaan

    bernilai tidak terhingga apabila pada suatu harga tertentu pasar sanggup

    membeli semua barang yang ada di pasar. Berapapun banyaknya barang yang

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    19

    ditawarkan para penjualan pada harga tersebut, semuanya akan dapat terjual.

    Kurva permintaan yang koefisien elastisitasnya adalah tidak terhingga,

    berbentuk sejajar dengan sumber datar dan sifat permintaan itu dikenal sebagai

    elasti sempurna. Gambar (ii) mengemukakan satu contoh kurva permintaan

    yang bersifat elastis sempurna. Satu lagi kurva permintaan yang berbentuk

    istimewa adalah seperti ditunjuk pada gambar 2.2 (iii). Kurva itu mempunyai

    koefisien permintaan sebesar 1, dan lazim disebut sebagai kurva permintaan

    yang elastisitasnya bersifat elastisitas uniter.

    Pada umumnya sifat permintaan terhadap kebanyakan barang adalah

    seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.2 (iv) dan (v). Permintaan yang

    terdapat pada gambar 2.2 (iv) adalah permintaan yang bersifat tidak elastis.

    Suatu permintaan bersifat tidak elastis apabila koefisien elastisitas permintaan

    tersebut di antara nol dan satu. Koefisien permintaan mempunyai nilai yang

    demikian apabila persentase perubahan harga adalah lebih besar daripada

    persentase perubahan jumlah yang diminta. Kurva yang terdapat pada gambar

    2.2 (v) bersifat elastis, yaitu kurva itu menggambarkan bahwa apabila harga

    berubah maka permintaan akan mengalami perubahan dengan persentasi yang

    melebihi persentasi perubahan harga. Nilai koefisien elastisitas dari permintaan

    yang bersifat elastis adalah lebih dari satu.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    20

    Gambar 2.2 Kurva Elastisitas

    D

    Jumlah 0 Jumlah

    Harga

    D

    D D

    Jumlah Jumlah

    Jumlah

    Harga

    D

    D

    D

    D

    D

    D

    0

    0 0

    0

    (i) Tidak elastis sempurna (ii) Elastis sempurna

    (iii) Elastisitas uniter (iv) Tidak Elastis

    (v) Elastis

    Harga

    Harga

    Harga

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    21

    Sukirno (1996) menyebutkan jenis-jenis elastisitas permintaan yang lain,

    selain jenis-jenis elastisitas seperti yang telah dikemukakan di atas. Jenis-jenis

    elastisitas tersebut adalah sebagai berikut:

    a. Elastisitas Permintaan Silang

    Koefisien yang menunjukan sampai di mana besarnya perubahan

    permintaan ke atas sesuatu barang apabila terjadi perubahan ke atas harga

    barang lain dinamakan elastisitas permintaan silang. Apabila perubahan

    harga barang menyebabkan permintaan barang berubah, maka sifat

    perhubungan antara keduanya digambarkan oleh elastisitas silang.

    Besarnya elastisitas silang ( ) dapat dihitung sebagai berikut :

    Nilai elastisitas berkisar di antara tak terhinggga yang negatif

    sampai ke tak terhingga positif. Barang-barang penggenap elastisitas

    silangnya bernilai negatif, jumlah barang X yang diminta berubah ke arah

    yang bertentangan dengan perubahan harga barang Y. Kalau harga

    barang Y naik maka permintaan barang X akan mengalami penurunan,

    begitupula sebalilknya. Nilai elastisitas silang untuk barang-barang

    pengganti adalah positif, yaitu permintaan ke atas suatu barang berubah

    ke arah yang bersamaan dengan harga barang penggantinya. Kedua-

    duanya akan sama-sama mengalami kenaikan atau sama-sama

    mengalami penurunan.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    22

    b. Elastisitas Permintaan Pendapatan

    Koefisien yang menunjukkan sampai mana besarnya perubahan

    permintaan ke atas sesuatu barang sebagai akibat daripada perubahan

    pendapatan pembeli dinamakan elastisitas permintaan pendapatan.

    Besarnya elastisitas pendapatan ( ) dapat ditentukan dengan

    menggunakan rumus berikut :

    Untuk kebanyakan barang kenaikan pendapatan akan menyebabkan

    kenaikan permintaan. Di sini terhadap hubungan yang searah di antara

    perubahan pendapatan dan perubahan permintaan, dengan demikian

    elastisitas pendapatannya adalah positif. Barang-barang yang sifat

    elastisitas pendapatannya demikian dinamakan dinamakan barang

    normal. Barang yang mengalami penurunan dalam jumlah yang dibeli

    apabila pendapatan bertambah, berarti perubahan pendapatan dan jumlah

    yang dibeli bergerak ke arah yang berkebalikan. Dengan demikian maka

    elastisitasnya adalah negatif. Barang seperti itu dinamakan barang

    inferior.

    3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Elastisitas Permintaan

    Faktor-faktor yang menimbulkan timbulnya perbedaan elastisitas

    permintaan menurut Sukirno (2005:109) diantaranya adalah :

    a. Banyaknya Barang Pengganti Yang Tersedia

    Dalam suatu perekonomian terdapat banyak barang yang dapat

    digantikan dengan barang-barang lain yang sejenis dengan barang

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    23

    tersebut. Tetapi ada pula yang sulit untuk mencari penggantinya.

    Perbedaan ini menimbulkan perbedaan elastisitas di antara berbagai

    macam barang. Apabila suatu barang mempunyai banyak barang

    pengganti permintaannya cenderung untuk bersifat elastis, yaitu

    perubahan harga yang kecil saja akan menimbulkan perubahan yang

    besar terhadap permintaan. Dan sebaliknya, permintaan terhadap barang

    yang tidak banyak mempunyai barang pengganti adalah bersifat tidak

    elastis, karena (i) kalau harga naik para pembelinya sulit untuk

    memperoleh barang pengganti dan oleh karenanya harus tetap membeli

    barang tersebut, oleh sebab itu permintaannya tidak banyak berkurang,

    dan (ii) kalau harga turun permintaannya tidak banyak bertambah karena

    tidak banyak tambahan pembeli yang berpindah dan membeli barang

    yang bersaingan dengan barang tersebut. Jadi dapat disimpulkan bahwa,

    semakin banyak jenis barang pengganti terhadap suatu barang, maka

    semakin elastis sifat permintaannya.

    b. Persentasi Pendapatan Yang Dibelanjakan

    Besarnya bagian dari pendapatan yang digunakan untuk membeli

    suatu barang dapat mempengaruhi elastisitas permintaan terhadap barang

    tersebut. Semakin besar bagian pendapatan seseorang yang diperlukan

    untuk membeli suatu barang, maka semakin elastis permintaan terhadap

    barang tersebut.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    24

    c. Jangka Waktu Analisis

    Jangka waktu dimana permintaan terhadap suatu barang yang

    diamati juga mempunyai pengaruh terhadap elastisitas. Semakin lama

    jangka waktu di mana permintaan itu di analisis, maka semakin elastis

    sifat permintaan suatu barang. Dalam jangka waktu yang singkat

    permintaan bersifat lebih tidak elastis karena perubahan-perubahan yang

    baru terjadi dalam pasar belum diketahui oleh para pembeli. Oleh karena

    itu pembeli cenderung untuk meminta barang-barang yang bisa dibeli

    walaupun harganya mengalami kenaikan. Dengan demikian dalam

    jangka pendek permintaan tidak banyak mengalami perubahan. Dalam

    jangka waktu yang lebih panjang para pembeli dapat mencari pengganti

    terhadap suatu barang yang mengalami kenaikan harga dan ini akan

    mengurangi permintaan terhadap barang tersebut.

    C. Produk Domestik Bruto

    Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP)

    merupakan total nilai pasar dari barang jadi dan jasa yang dihasilkan di dalam

    suatu negara selama satu tahun tertentu. GDP sama dengan total produksi

    konsumsi dan barang-barang investasi, pembelanjaan pemerintah, dan ekspor

    netto ke negara lain. GDP merupakan pengukuran yang paling luas dari total

    output barang dan jasa suatu negara. GDP digunakan untuk banyak tujuan,

    tetapi yang paling penting adalah untuk mengukur keseluruhan performa dari

    suatu perekonomian (Samuelson dan Nordhaus, 2004: 99).

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    25

    1. Pendapatan Regional

    Produk Domestik Regional Bruto atau PDRB menurut BPS

    didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh nilai

    barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi disuatu

    wilayah. PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah

    barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada setiap tahun,

    sedangkan PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah

    barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun tertentu

    sebagai tahun dasar. PDRB atas dasar harga berlaku digunakan untuk

    melihat pergeseran dan struktur ekonomi, sedang harga konstan digunakan

    untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun.

    Angka-angka PDRB dapat dihitung dengan tiga pendekatan, yaitu:

    a. Menurut Pendekatan Produksi

    PDRB adalah jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan

    oleh barbagai unit produksi yang berada di suatu wilayah dalam periode

    tertentu (biasanya satu waktu). Unit-unit produksi tersebut dalam

    penyajian ini dikelompokkan menjadi 9 lapangan usaha yaitu:

    1) Pertanian

    2) Peternakan

    3) Kehutanan dan Perikanan

    4) Pertambangan dan Penggalian

    5) Industri Pengolahan

    6) Listrik, Gas dan Air Bersih

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    26

    7) Konstruksi

    8) Perdagangan, Hotel dan Restoran

    9) Pengangkutan dan Komunikasi

    10) Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

    11) Jasa-jasa termasuk Jasa Pelayanan Pemerintah

    b. Menurut Pendekatan Pendapatan

    PDRB merupakan balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor

    produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu wilayah dalam

    waktu tertentu. Balas jasa faktor produksi adalah upah dan gaji, sewa

    tanah, bunga modal dan keuntungan, sebelum dipotong pajak

    penghasilan dan pajak langsung lainnya. Dalam definisi ini PDRB

    mencakup juga penyusutan dan pajak tidak langsung neto. Jumlah semua

    komponen pendapatan per sektor disebut sebagai nilai tambah bruto

    sektoral. Oleh karena itu PDRB merupakan jumlah dari nilai tambah

    bruto seluruh sektor (lapangan usaha).

    c. Menurut Pendekatan Pengeluaran

    PDRB adalah semua komponen pengeluaran akhir seperti

    pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta nirlaba,

    konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto, perubahan stok,

    ekspor neto jangka waktu tertentu. Ekspor neto merupakan ekspor

    dikurangi impor.

    Secara konsep ketiga pendekatan tersebut memberikan jumlah yang

    sama antara jumlah pengeluaran dengan jumlah barang dan jasa akhir yang

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    27

    dihasilkan dan harus sama pula dengan jumlah pendapatan untuk faktor-

    faktor produksinya. Selanjutnya PDRB atas dasar harga pasar mencakup

    komponen pajak tidak langsung neto. Selain itu dari PDRB dapat diturunkan

    ukuran-ukuran penting lainnya, yaitu:

    a. Produk Regional Bruto

    Produk Regional Bruto merupakan produk domestik regional bruto

    ditambah dengan pendapatan neto dari luar kabupaten. Pendapatan neto

    ini sendiri merupakan pendapatan atas faktor produksi (tenaga kerja dan

    modal) milik penduduk suatu kabupaten yang diterima dari luar

    kabupaten dikurangi pendapatan kabupaten lain/asing yang diperoleh di

    kabupaten tersebut.

    b. Produk Regional Netto

    Produk Regional Neto merupakan produk regional bruto dikurangi

    dengan seluruh penyusutan atas barang-barang modal tetap selama

    setahun.

    c. Produk Regional Neto Atas Dasar Biaya Produksi (Pendapatan Regional)

    Produk Regional Neto atas dasar biaya produksi adalah produk

    regional neto atas dasar harga pasar dikurangi dengan pajak tidak

    langsung neto. Pajak tidak langsung neto merupakan pajak tidak

    langsung yang dipungut pemerintah dikurangi subsidi pemerintah. Pajak

    tidak langsung maupun subsidi, keduanya dikenakan pada barang dan

    jasa yang diproduksi atau dijual. Pajak tidak langsung bersifat menaikkan

    harga jual, sedangkan subsidi menurunkan harga jual.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    28

    d. Angka-Angka Per Kapita

    Angka-angka per kapita merupakan ukuran-ukuran indikator

    ekonomi seperti pada butir-butir di atas dibagi dengan jumlah penduduk

    pertengahan tahun.

    2. Kegunaan Statistik Pendapatan Regional

    Manfaat yang dapat diperoleh dari Statistik Pendapatan Regional

    antara lain:

    a. PDRB harga berlaku menunjukkan sumber daya ekonomi dalam

    menghasilkan barang dan jasa di suatu kabupaten. Nilai PDRB yang

    besar menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang besar.

    b. PDRB harga berlaku menunjukkan pendapatan yang memungkinkan

    dapat dinikmati oleh penduduk suatu kabupaten.

    c. PDRB harga konstan digunakan untuk menunjukkan laju pertumbuhan

    ekonomi secara keseluruhan atau setiap sektor dari tahun ke tahun.

    d. Distribusi PDRB harga berlaku menurut sektor menunjukkan besarnya

    struktur perekonomian dan peranan sektor ekonomi dalam suatu wilayah.

    Sektor-sektor ekonomi yang mempunyai peranan besar menunjukkan

    basis perekonomian suatu wilayah.

    e. PDRB harga berlaku menurut penggunaan menunjukkan bagaimana

    produk barang dan jasa digunakan untuk tujuan konsumsi, investasi, dan

    diperdagangkan dengan pihak luar.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    29

    f. Distribusi PDRB menurut penggunaan menunjukkan peranan

    kelembagaan menggunakan barang atau jasa yang dihasilkan sektor

    ekonomi.

    g. PDRB penggunaan atas dasar harga konstan bermanfaat untuk

    pengukuran laju pertumbuhan konsumsi, investasi dan barang-barang

    yang diperdagangkan dengan pihak luar negeri, perdagangan antar pulau

    atau antar provinsi.

    h. PDRB dan PRB per kapita atas dasar harga berlaku menunjukkan nilai

    PDRB dan PRB per kapita atau per satu orang penduduk.

    i. PDRB dan PRB per kapita atas dasar harga konstan berguna untuk

    mengetahui pertumbuhan nyata ekonomi per kapita.

    3. Metode Dasar Untuk Perhitungan PDRB Riil

    Angka pendapatan regional atas dasar harga konstan sangat penting

    untuk melihat pertumbuhan riil dari tahun ke tahun setiap agregat ekonomi.

    Agregat ekonomi yang dimaksud adalah Produk Domestik Regional Bruto,

    nilai tambah sektoral, komponen penggunaan PDRB, dan pendapatan

    regional. Pada dasarnya dikenal tiga cara perhitungan nilai tambah sektor

    atas dasar harga konstan, yang masing-masing dapat diuraikan sebagai

    berikut:

    a. Revaluasi

    Metode ini dilakukan dengan menilai produk masing-masing tahun

    menggunakan harga tahun dasar.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    30

    b. Ekstrapolasi

    Yang penting untuk diperhatikan dalam cara ini ialah menentukan

    ekstrapolatornya. Kuantitas produksi dari masing-masing sektor atau sub

    sektor merupakan ekstrapolator yang baik. Namun apabila angka-angka

    tersebut tidak dapat diperoleh, maka dapat pula dipakai keterangan-

    keterangan lain yang erat kaitannya dengan produkstivitas seperti tenaga

    kerja, kapasitas produksi (mesin, kendaraan, dan sebagainya). Nilai

    tambah atas dasar harga konstan pada suatu tahun diperoleh dengan cara

    mengalikan nilai tambah pada tahun dasar dengan indeks produksi

    (kuantum) sebagai ekstrapolatornya.

    c. Deflasi

    Metode ini dilakukan dengan membagi nilai tambah atas dasar

    harga berlaku dengan indeks harga dari barang yang bersangkutan.

    Indeks harga ini dapat berupa indeks harga perdagangan besar, indeks

    harga produsen dan indeks harga konsumen. Indeks harga yang dipakai

    sebagai deflator harus disesuaikan tahun dasarnya.

    D. Hasil Penelitian Sebelumnya

    1. T. Sihol Nababan (2008)

    Penelitian dengan judul “Elastisitas Permintaan Energi Listrik PT.

    PLN (Persero) Untuk Kelompok Rumah Tangga Di Kota Medan” oleh T.

    Sihol Nababan dengan menggunakan data 383 rumah tangga konsumen

    energi listrik PT. PLN (Persero). Jumlah responden terdistribusi pada strata

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    31

    R-1 /TR 450 VA (n=143), strata R-1 /TR 900 VA (n=94), strata R-1 /TR

    1300 VA (n=47), strata R-1 /TR 2200 VA (n=50), dan strata R-2/TR (n=>

    2200 VA – 6600 VA) (n=49). Penelitian dilakukan selama periode bulan

    Januari 2007 sampai September 2007.

    Data yang digunakan adalah jumlah pemakaian listrik (KWh), harga

    atau tarif (Rp/KWh), Willingness to pay (WTP), indeks alat-alat listrik, serta

    karakteristik rumah tangga. Estimasi model penelitian dispesifikasikan

    dalam persamaan tunggal, dengan variabel endogennya adalah permintaan

    energi listrik rumah tangga (PELRT). Model diestimasikan dalam dua

    bentuk yaitu model dasar (model 1) dan model pengembangan (model II).

    Model dasar menggunakan variabel-variabel eksogen yang meliputi

    variabel-variabel pendapatan (PENDPTN), harga dengan proksi WTP

    (Willingness To Pay) per KWh (WTPKWH), indeks alat listrik

    (INDALIST), jumlah anggota keluarga (JAKEL), jumlah ruangan/kamar

    dalam rumah (JUMRUANG), harga energi lain (bahan bakar minyak dan

    gas) sebagai substitusi listrik (HBLBBM dan HBLGAS) dan ras (ETNIS).

    Sedangkan dalam pengembangan model variabel-variabel eksogen ditambah

    dengan variabel-variabel yang berhubungan dengan demografik rumah

    tangga yang meliputi : jenis pekerjaan kepala keluarga (PEKERJN), tingkat

    pendidikan anggota keluarga (TIPENDIK), kegiatan-kegiatan keluarga

    (KEKEL), lokasi (LOKASI) dan tingkat pelayanan pihak PT. PLN

    (LAYANAN).

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    32

    Hasil penelitian secara umum dapat disimpukan bahwa secara

    keseluruhan (untuk gabungan strata) permintaan energi listrik rumah tangga

    di Medan sangat dipengaruhi oleh variabel-variabel utamanya saja,

    sedangkan variabel-variabel demografik hanya berpengaruh jika estimasi

    dilakukan per strata golongan / tarif. Elastisitas pendapatan untuk setiap

    strata adalah normal. Hal ini menunjukkan bahwa listrikpada rumah adalah

    barang normal. Elastisitas WTPKWH untuk setiap strata menunjukan nilai

    elastisitas yang lebih kecil dari 1 (e < 1) yang berarti permintaan energi

    listrik adalah inelastis. Nilai elastisitas harga silang untuk setiap strata

    adalah positif. Ini menunjukkan bahwa sumber energi lain (bahan bakar

    minyak dan gas) adalah barang substitusi untuk energi listrik.

    2. Bagio Mudakir (2007)

    Penelitian yang dilakukan oleh Bagio Mudakir (2007) dengan judul

    ”Analisis Permintaan Listrik di Jawa Tengah”. Dalam penelitian ini,

    dianalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan energi listrik di

    Jawa Tengah dengan mendasarkan pada aktivitas ekonomi yang terjadi.

    Hal-hal yang berkaitan dengan aktivitas ekonomi yang dianalisis yaitu

    PDRB perkapita dan sektor industri. Dengan rentang waktu penelitian

    antara tahun 1994-2003 saat terjadi krisis ekonomi pada pertengahan tahun

    1999. Selain itu jumlah penduduk juga dianalisis untuk mengetahui

    pengaruhnya sebagai perbandingan pengaruh konsumsi akhir dengan

    aktivitas ekonomi terhadap permintaan energi listrik.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    33

    Kesimpulan dari penelitian tersebut diperoleh bahwa pesatnya

    permintaan energi listrik cenderung dipengaruhi lebih besar oleh permintaan

    untuk tujuan konsumsi akhir yang konsumtif (pengaruh penduduk paling

    besar) disbanding dengan permintaan untuk tujuan menghasilkan nilai

    tambah atau aktivitas ekonomi (pengaruh PDRB perkapita dan industri yang

    lebih kecil). Krisis energi listrik bisa dicegah dengan melakukan proyeksi

    permintaan energi listrik untuk masa mendatang dengan memperhatikan

    determinan permintaan energi listrik yang mempengaruhinya, misalnya

    keempat variabel di atas. Proyeksi tersebut harus selalu diperbarui setiap

    tahunnya untuk memperhitungkan hal-hal besar yang terjadi pada

    perkonomian misalnya seperti krisis ekonomi.

    E. Kerangka Pemikiran

    Dalam penelitian mengenai elastisitas permintaan energi listrik ini,

    sebenarnya terdapat banyak variabel yang bisa digunakan. Akan tetapi penulis

    mencoba menyederhanakan penggunaan variabelnya untuk mengukur

    pengaruhnya terhadap jumlah konsumsi listrik. Model yang menunjukkan

    hubungan tersebut, disajikan dalam gambar di bawah ini :

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    34

    Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran

    Uraian :

    PDRB per Kapita harga konstan merupakan salah satu variabel yang

    mempengaruhi elastisitas permintaan energi listrik PT. PLN (Persero).

    Semakin bertambah besarnya jumlah PDRB per Kapita harga konstan

    penduduk di Kabupaten Purworejo, maka semakin tinggi pula jumlah

    permintaan konsumen. Dan begitu sebaliknya, apabila jumlah PDRB per

    Kapita menurun, maka permintaan akan energi listrik juga menurun.

    Tarif Dasar Listrik (TDL) juga mempengaruhi jumlah konsumsi energi

    listrik. Semakin mahalnya biaya atau tarif listrik, maka semakin sedikit orang

    yang akan menggunakan energi listrik sebagai kebutuhan sehari-hari. Semakin

    murahnya biaya listrik maka semakin banyak orang yang mengkonsumsi

    energi listrik tersebut.

    Variabel lain yang mempengaruhi permintaan energi listrik adalah harga

    minyak tanah. Minyak tanah merupakan barang substitusi dari energi listrik.

    PDRB per Kapita

    Tarif Dasar Listrik

    Harga Minyak Tanah

    Permintaan Energi Listrik (Jumlah Konsumsi Listrik)

    Elastisitas Permintaan Energi Listrik

    di Kabupaten Purworejo Tahun 2003-2009

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    35

    Harganya akan mempengaruhi jumlah permintaan masyarakat terhadap energi

    listrik. Semakin mahal harga minyak tanah, maka semakin banyak orang akan

    mengkonsumsi energi listrik.

    F. Hipotesis

    Dari uraian dan kerangka pemikiran di atas, penulis mengemukakan

    hipotesis sebagai berikut :

    1. Variabel PDRB per Kapita Harga Konstan diduga bersifat elastis terhadap

    permintaan energi listrik PT. PLN (Persero) pada kelompok rumah tangga di

    Kabupaten Purworejo.

    2. Variabel tarif dasar listrik diduga bersifat inelastis terhadap permintaan

    energi listrik PT. PLN (Persero) pada kelompok rumah tangga di Kabupaten

    Purworejo.

    3. Variabel harga minyak tanah diduga bersifat inelastis terhadap permintaan

    energi listrik PT. PLN (Persero) pada kelompok rumah tangga di Kabupaten

    Purworejo.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    36

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Ruang Lingkup Penelitian

    Penelitian mengenai elastisitas permintaan energi listrik PT. PLN

    (Persero) untuk kelompok rumah tangga (R-1 900 VA) ini dilakukan di

    Kabupaten Purworejo Provinsi Jawa Tengah. Penelitian ini menggunakan data

    sekunder time series tahunan (7 tahun) yang dipecah menjadi data bulanan,

    yaitu untuk periode bulan Januari tahun 2003 sampai bulan Desember tahun

    2009.

    B. Jenis Dan Sumber Data

    Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang juga merupakan

    data kurun waktu (time series) pada tahun 2003 sampai 2009. Data yang

    dipakai dalam penelitian ini diperoleh dari berbagai sumber kepustakaan dan

    instansi-instansi terkait seperti PLN UPJ Purworejo, PLN APJ Magelang,

    Badan Pusat Statistik Purworejo, Badan Pusat Statistik Surakarta, website dan

    home page.

    Data mengenai tarif dasar listrik dan jumlah konsumsi listrik rumah

    tangga (R-1 900 VA) diperoleh dari PLN UPJ Purworejo dan PLN APJ

    Magelang. Data mengenai PDRB per kapita atas dasar harga konstan diperoleh

    dari Kantor Badan Pusat Statistik Purworejo dan Kantor Badan Pusat Statistik

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    37

    Surakarta. Sedangkan data mengenai harga minyak tanah didapatkan dari

    website enegi dan sumber daya mineral.

    C. Teknik Pengumpulan Data

    Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, jadi

    teknik yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu dengan studi

    kepustakaan. Yang dimaksud dengan teknik kepustakaan meliputi bahan-bahan

    bacaan yang relevan dengan mengumpulkan berbagai data yang relevan guna

    mendapatkan bahan yang berhubungan dengan penelitian ini.

    D. Definisi Operasional Variabel Penelitian

    1. Variabel Dependen

    Variabel dependen atau sering juga disebut variabel terikat merupakan

    variabel yang dapat dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya. Variabel

    dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah permintaan energi

    listrik yang merupakan jumlah konsumsi listrik rumah tangga setiap tahun

    dalam satuan KWh (Kilowatt hour). Dalam penelitian ini yang menjadi

    variabel dependen adalah Jumlah Konsumsi Listrik (JKL) rumah tangga

    merupakan besarnya permintaan energi listrik yang dikonsumsi per

    tahunnya oleh kelompok rumah tangga di Kabupaten Purworejo. Jumlah

    konsumsi listrik ini diukur dengan satuan rupiah/Kva.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    38

    2. Variabel Independen

    Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang bisa

    mempengaruhi variabel dependen. Dalam penelitian ini, variabel

    independen yang digunakan adalah:

    a. PDRB per Kapita Harga Konstan

    Produk Domestik Regional Bruto per kapita Kabupaten Purworejo adalah

    jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh nilai barang dan jasa

    yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi dan kemudian dibandingkan

    dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Satuannya adalah rupiah.

    b. Tarif Dasar Listrik

    Tarif dasar listrik adalah besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk

    menggunakan energi listrik. Besarnya beban daya listrik dihitung

    menurut daya listrik yang terpasang di setiap rumah tangga. Biaya beban

    listrik ini ditentukan oleh pemerintah dan diatur dengan keputusan

    presiden. Besarnya biaya ini tergantung dari golongan tarif daya listrik

    yang dinyatakan dengan satuan rupiah/Kva/bulan.

    c. Harga Minyak Tanah

    Harga minyak tanah adalah harga minyak per liter di tingkat pengecer

    yang ditentukan oleh pemerintah. Satuannya adalah rupiah per liter.

    E. Metode Analisis Data

    Pada analisis ini, akan dibahas elastisitas permintaan energi listrik PT

    PLN (Persero) untuk kelompok rumah tangga (R1-900 VA) dengan variabel

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    39

    yang meliputi jumlah konsumsi listrik, PDRB per Kapita, tarif dasar listrik, dan

    harga minyak tanah selama tahun 2003 sampai dengan tahun 2009. Data yang

    digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder.

    1. Analisis Deskriptif

    Analisis deskriptif merupakan suatu analisis yang memaparkan hasil

    analisis secara kualitatif terhadap perkembangan data-data yang ada untuk

    memperkuat analisis empiris (Endiyanthi, 2007:65). Penelitian ini akan

    membahas variabel dependen permintaan energi listrik rumah tangga, serta

    variabel-variabel independen PDRB per kapita harga konstan, tarif dasar

    listrik dan harga minyak tanah.

    2. Analisis Regresi Berganda Double-Log

    Untuk menganalis dan menguji variabel independen terhadap variabel

    dependen digunakan data-data bulanan. Data PDRB per Kapita dipecah

    dengan menggunakan metode interpolasi. Data permintaan energi listrik

    (jumlah konsumsi listrik), tarif dasar listrik dan harga minyak tanah sudah

    tersedia dalam harga rata-rata per bulan. Berikut ini adalah rumus metode

    interpolasi yang dikemukakan oleh Insukindro dalam Hayu (2007:71).

    Metode interpolasi bulanan:

    Dimana :

    Yit = data pada bulan ke-i tahun t

    Yt = data pada tahun ke-t

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    40

    Yit-1 = data pada tahun sebelumnya

    Variabel dependen dalam penelitian ini adalah permintaan energi

    listrik yaitu jumlah konsumsi listrik tangga (R-1 900 VA) di Kabupaten

    Purworejo, sedangkan untuk variabel independennya adalah PDRB per

    Kapita atas dasar harga konstan tahun 2000, tarif dasar listrik dan harga

    minyak tanah. Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini maka

    digunakan alat analisis data dengan menggunakan regresi double-log

    dengan metode Kuadrat Terkecil Biasa atau sering disebut dengan metode

    OLS (Ordinary Least Square) dan juga dilakukan beberapa uji, seperti uji

    ekonometrika (uji asumsi klasik) dan uji statistik. Untuk keperluan olah data

    digunakan program Eviews (Econometric Views) untuk menyelesaikan uji

    ekonometrik dan uji statistik.

    Secara umum fungsi permintaan konsumsi listrik rumah tangga (R-1

    900 VA) di Kabupaten Purworejo dapat ditulis sebagai berikut:

    Ln JKLt = β0 + β1 Ln PDRBt + β2 Ln TDLt + β3 Ln HMTt + µt

    Yang mana :

    Ln JKL = Jumlah konsumsi listrik (KWh)

    Ln PDRB = PDRB per Kapita Harga Konstan (rupiah)

    Ln TDL = Tarif Dasar listrik per bulan (rupiah)

    Ln HMT = Harga minyak tanah per bulan (rupiah)

    β1, β2, β3 = Koefisien regresi

    β0 = Konstanta

    µ = Variabel pengganggu

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    41

    t = Tahun per bulanan

    Setelah diketahui hasil persamaan regresi yang menerangkan tingkat

    elastisitas dan hubungan antar variabel dengan Ordinary Least Square

    (OLS), selanjutnya dilakukan pengujian ekonometrika dan statistika.

    Adapun tahap-tahap pengujiannya adalah sebagai berikut:

    3. Analisis Ekonometrika

    a. Uji Multikolinearitas

    Pada dasarnya multikolinearitas adalah suatu hubungan linear yang

    sempurna (mendekati sempurna) antara beberapa atau semua variabel

    bebas (Mudrajad Kuncoro, 2001:114). Menurut Damodar Gujarati (1999)

    uji multikolinearitas merupakan suatu keadaan dimana satu atau lebih

    variabel terdapat korelasi dengan variabel bebas lainnya atau dengan kata

    lain suatu variabel bebas merupakan fungsi linier dari variabel bebas

    lainnya.

    Gangguan multikolinieritas menyebabkan standar error cenderung

    semakin besar dengan meningkatnya tingkat korelasi antar variabel dan

    standar error menjadi sangat sensitif terhadap perubahan data.

    Untuk menguji ada tidaknya masalah multikolinieritas dalam suatu

    model empirik setidaknya dapat dilakukan dengan menggunakan

    pendekatan Koutsoyiannis (Modul Ekonometrika, 2007:107). Metode

    yang dikembangkan oleh Koutsoyiannis menggunakan coba-coba dalam

    memasukkan variabel bebas. Dari hasil coba-coba tersebut, selanjutnya

    akan diklasifikasikan dalam tiga macam yaitu : (1) suatu variabel bebas

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    42

    dikatakan berguna; (2) suatu variabel bebas dikatakan tidak berguna; (3)

    suatu variabel bebas dikatakan normal. Pedoman penggunaannya dengan

    memperbandingkan R2a pada hasil estimasi persamaan awal dengan R2

    hasil estimasi regresi variabel bebas. Apabila R2a lebih tinggi daripada

    nilai R2 pada hasil estimasi regresi parsial variabel bebas, maka dalam

    model empirik tidak terdapat masalah multikolinieritas. Begitupula

    sebaliknya, apabila nilai R2a lebih rendah daripada nilai R2 pada hasil

    estimasi regresi parsial variabel bebas, maka dalam model empirik

    terdapat masalah multikolinieritas.

    b. Uji Heteroskedastisitas

    Heteroskedastisitas akan muncul jika terjadi gangguan pada fungsi

    regresi yang mempunyai varian tidak sama sehingga penaksir OLS tidak

    lagi efisien baik dalam sample kecil maupun sample besar. Salah satu

    cara untuk mendeteksi masalah heteroskedastisitas adalah dengan uji

    White. Uji heteroskedastisitas ini dianjurkan oleh Halbert White. White

    berpendapat bahwa uji X2 merupakan uji umum ada tidaknya

    misspesifikasi model karena hipotesis nol yang melandasi adalah asumsi

    bahwa: (1) residual adalah homoskedastisitas dan merupakan variabel

    independen; (2) spesifikasi linear atas model sudah benar (White dalam

    Mudrajat Kuncoro, 2001:112).

    Uji white membandingkan nilai OBS*R2 dengan χ2 tabel dengan df

    (jumlah regresor) dan derajat signifikansi. Jika nilai OBS*R2 < χ2 maka

    tidak signifikan secara statistik. Berarti hipotesa yang menyatakan bahwa

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    43

    model empirik tidak terdapat masalah heteroskedastisitas tidak ditolak.

    Begitu pula sebaliknya, bila nilai OBS*R2 > χ2 maka signifikan secara

    statistik berarti model empirik terdapat masalah heteroskedastisitas

    (Modul Laboratorium Ekonometrika, 2007:105).

    Menurut Damodar (1999:356) langkah-langkah pengujian metode

    White yang digunakan untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas

    antara lain:

    1). Mengestimasikan persamaan model dan memperoleh hasil

    residualnya.

    2). Melakukan regresi pada persamaan yang disebut regresi auxiliary.

    3). Hipotesis nol dalam uji ini adalah tidak ada heteroskedastisitas.

    Uji White menggambarkan nilai R2 yang diperoleh dari hasil

    regresi dengan jumlah sampel (n), diikuti nilai hitung Chi-squares

    (χ2) dengan degree of freedom sebanyak variabel independen.

    Nilai hitung statistik Chi-squares (χ2) dapat dicari dengan rumus

    sebagai berikut:

    4). Jika nilai Chi-square hitung (n.R2) lebih besar dari nilai χ2 kritis

    dengan derajat kepercayaan tertentu (α) maka ada

    heteroskedastisitas dan sebaliknya jika Chi-square hitung (n.R2)

    lebih kecil dari nilai χ2 kritis menunjukkan tidak adanya masalah

    heteroskedastisitas.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    44

    c. Uji Autokorelasi

    Uji autokorelasi adalah korelasi yang terjadi di antara anggota-anggota

    serangkaian observasi yang tersusun dalam rangkaian waktu (seperti

    dalam time series) atau dalam rangkaian ruang (seperti dalam cross

    section). Korlasi yang dimaksud adalah diantara kesalahan pengganggu

    (error disturbance). Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi

    dilakukan uji Durbin-Waston.

    Durbin-Waston dalam penelitian ini menggunakan tingkat signifikan α

    = 5 % (N sama dengan banyaknya observasi, dan K sama dengan

    banyaknya variabel yang menjelaskan yang tidak termasuk dalam unsure

    konstan). Angka dalam Durbin-Waston menunjukan nilai distribusi

    antara batas bawah (dL) dan batas atas (dU). Uji Durbin-Waston

    didasarkan atas niali Durbin-Waston statistik, yaitu :

    Gambar (3.1) Uji Autokorelasi

    Penentuan daerah tolak atau daerah terima, sebagai berikut :

    a) Jika Ho adalah tidak ada serial Korelasi positif :

    d < dL : menolak Ho

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    45

    d > dL : menerima Ho

    d ≤ dL ≤ dU : pengujian tidak meyakinkan

    b) Jika Ho adalah tidak ada serial Korelasi negatif :

    d > 4-dL : menolak Ho

    d < 4-dU : menerima Ho

    4-dU ≤ d ≤ 4-dL : pengujian tidak meyakinkan

    c) Jika Ho adalah tidak ada serial positif dan negatif :

    d > 4-dL : menolak Ho

    dU < d < 4-dU : menerima Ho

    4-dU ≤ d ≤ 4-dL : pengujian tidak meyakinkan

    4. Analisis Statistik

    a. Uji t (uji secara individu)

    Uji T adalah uji secara individual dari semua koefisien regresi

    (Two Tail). Uji T digunakan untuk mengetahui atau menguji

    bagaimanakah pengaruh dari variabel independen terhadap variabel

    dependen. Mudrajad Kuncoro (2001) mengemukakan bahwa uji statistik t

    pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh variable penjelas

    secara individual dalam menerangkan variasi variable terkait. Adapaun

    nilai T tabel :

    Keterangan :

    α = derajat signifikansi

    N = jumlah data yang diobservasi

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    46

    K = jumlah parameter dalam model termasuk intercept

    Daerah Kritis

    Gambar (3.2) Uji t-Statistik

    Untuk Uji T dapat dicari dengan rumus :

    Apabila T hitung > T tabel atau T hitung < -T tabel berarti

    signifikan. Hal ini dapat dikatakan bahwa Xi secara statistic berpengaruh

    terhadap Y pada tingkat α . apabila T hitung < T tabel maka tidak

    signifikan. Hal ini dapat dikatakan bahwa Xi secara statistic tidak

    berpengaruh terhadap Y pada tingkat α (Gujarati, 1999 : 74).

    b. Uji F

    Uji F merupakan pengujian variabel-variabel independen secara

    keseluruhan dan serentak yang dilakukan untuk melihat apakah variabel

    independen mempengaruhi variabel dependen secara signifikan (Gujarati,

    1999 : 120).

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    47

    Rumus dari Fungsi Tabel :

    Fα ; K-1 ; N-1

    Gambar 3.3 Daerah Kritis Uji F

    F Tabel = Fα ; K-1 ; N-1

    Sedangkan F hitung dapat dicari dengan :

    Apabila F hitung ≤ F tabel, dapat dikatakan bahwa semua koefisien

    regresi secara bersama-sama tidak signifikan terhadap tingkat α. Apabila

    F hitung > F tabel, dapat dikatakan bahwa semua koefisien regresi secara

    bersama-sama signifikan terhadap tingkat α (Gujarati, 1999 : 120).

    c. Nilai Koefisien Determinasi (R2)

    R2 digunakan untuk mengetahui basarnya sumbangan dari variabel

    independen terhadap naik turunnya variabel dependen, maka digunakan

    R2 dimana dirumuskan sebagai berikut ini (Gujarati, 1999 : 101) :

    ∑ yi2 (N-1)

    R2 = ∑ ei2 (N-K)

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    48

    Di mana :

    K = banyaknya parameter dalam model, termasuk unsur intercept

    N = banyaknya observasi

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    49

    BAB IV

    ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

    A. Gambaran Umum Kabupaten Purworejo

    1. Keadaan Geografis

    Kabupaten Purworejo terletak pada posisi 1090 47’ 28” – 1100 8’ 20”

    Bujur Timur dan 70 32’ – 70 54’ Lintang Selatan.Wilayah Kabupaten

    Purworejo memiliki wilayah pantai dan juga terdapat wilayah pegunungan.

    Kabupaten Purworejo secara administratif termasuk ke dalam wilayah

    Provinsi Jawa Tengah, dengan batas-batas:

    Sebelah Barat : Kabupaten Kebumen

    Sebelah Utara : Kabupaten Magelang dan Wonosobo

    Sebelah Timur : Kabupaten Kulon Progo Prop. DIY

    Sebelah Selatan : Samudra Indonesia

    Luas wilayah Kabupaten Purworejo adalah 1.034,81752 Km2 yang

    terbagi menjadi 16 kecamatan dengan 494 desa.

    Secara topografis, Kabupaten Purworejo merupakan wilayah yang

    beriklim tropis basah dengan suhu antara 190 C – 280 C, sedangkan

    kelembaban udara antara 70%-90% dengan curah hujan tinggi.

    Jenis-jenis tanah yang ada di Kabupaten Purworejo meliputi jenis

    Aluvial (cocok untuk pertanian), Regosol (tanah pasir) dan Latosol (cocok

    untuk perkebunan). Prosentase terbesar adalah Latosol (55%) atau 58.292,5

    Ha dan Aluvial (40%) atau 41.703,2 Ha. Potensi tanah seperti tersebut di

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    50

    atas menunjukkan di Kabupaten Purworejo sebagian wilayahnya tergolong

    cukup subur, sehingga dapat difungsikan sebagai lahan pertanian dan

    perkebunan.

    2. Keadaan Demografis

    a. Pembagian Wilayah

    Kabupaten Purworejo memiliki luas wilayah 1.034,81752 Km2

    dengan jumlah penduduk sebanyak 782.662 orang pada tahun 2009. Hal

    ini berarti bahwa tingkat kepadatan penduduk di Kabupaten Purworejo

    yaitu sebesar 756 jiwa per Km2.

    Kabupaten Purworejo terdiri dari 16 kecamatan, yaitu Grabag,

    Ngombol, Purwodadi, Bagelen, Kaligesing, Purworejo, Banyuurip,

    Bayan, Kutoarjo, Butuh, Pituruh, Kemiri, Bruno, Gebang, Loano dan

    Bener. Kecamatan dengan letak paling jauh adalah Kecamatan Bruno

    dengan jarak sejauh 35 km dari pusat kota, sedangkan kecamatan yang

    paling dekat dari Purworejo (kota) adalah kecamatan Banyuurip dengan

    jarak dari pusat kota 4 km. Dari 16 kecamatan tersebut, terbagi menjadi

    494 desa dan 25 kelurahan.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    51

    Tabel 4.1 Pembagian Wilayah Kabupaten Purworejo Menurut Kecamatan

    Tahun 2009

    Kecamatan Jumlah Desa Luas Wilayah

    (Km2) Jumlah

    Penduduk Kepadatan per

    Km2

    1. Grabag 32 64,92 52.181 804 2. Ngombol 57 55,27 37.339 676 3. Purwodadi 40 53,96 41.703 773 4. Bagelen 17 63,76 36.163 567 5. Kaligesing 21 74,73 35.969 481 6. Purworejo 25 52,72 90.518 1717 7. Banyuurip 27 45,08 41.522 921 8. Bayan 26 43,21 47.759 1105 9. Kutoarjo 27 37,59 64.211 1708 10. Butuh 41 46,09 45.806 994 11. Pituruh 49 77,42 53.936 697 12. Kemiri 40 92,05 55.935 608 13. Bruno 18 108,43 44.609 411 14. Gebang 25 71,86 42.068 585 15. Loano 21 53,65 36.690 684 16. Bener 28 94,08 56.253 598

    Jumlah 494 1034,82 782.662 756 Sumber: BPS Dalam Angka 2009 Kabupaten Purworejo

    b. Jumlah Penduduk

    Pada tahun 2009 penduduk Kabupaten Purworejo berjumlah

    782.662 orang yang terdiri dari yang terd