RANCANGAN REKLAMASI LAHAN PADA KEGIATAN …

41
RANCANGAN REKLAMASI LAHAN PADA KEGIATAN PERTAMBANGAN BIJIH NIKEL DI PT ANEKA TAMBANG TBK KOLAKA PLAN FOR LAND RECLAMATION OF NICKEL ORE MINING AT PT ANEKA TAMBANG TBK IN KOLAKA ARIF NURWASKITO P0303206001 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2009

Transcript of RANCANGAN REKLAMASI LAHAN PADA KEGIATAN …

Page 1: RANCANGAN REKLAMASI LAHAN PADA KEGIATAN …

0

RANCANGAN REKLAMASI LAHAN PADA KEGIATAN PERTAMBANGAN BIJIH NIKEL

DI PT ANEKA TAMBANG TBK KOLAKA

PLAN FOR LAND RECLAMATION OF NICKEL ORE MINING AT PT ANEKA TAMBANG TBK

IN KOLAKA

ARIF NURWASKITO P0303206001

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

2009

Page 2: RANCANGAN REKLAMASI LAHAN PADA KEGIATAN …

1

RANCANGAN REKLAMASI LAHAN

PADA KEGIATAN PERTAMBANGAN BIJIH NIKEL DI PT ANEKA TAMBANG TBK KOLAKA

Tesis

Sebagai salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Magister

Program Studi

Pengelolaan Lingkungan Hidup

Disusun dan diajukan Oleh

ARIF NURWASKITO Nomor Pokok P0303206001

Kepada

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR 2009

Page 3: RANCANGAN REKLAMASI LAHAN PADA KEGIATAN …

2

TESIS RANCANGAN REKLAMASI LAHAN

PADA KEGIATAN PERTAMBANGAN BIJIH NIKEL DI PT ANEKA TAMBANG TBK KOLAKA

Disusun dan diajukan Oleh

ARIF NURWASKITO Nomor Pokok P0303206001

telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 30 Januari 2009

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Menyetujui Komisi Penasihat,

Prof.Dr.Ir. Abubakar Tawali Dr.Ir. A. M. Imran Ketua Anggota

Prof.Dr.Ir. Ngakan Putu Oka, M.Sc. Prof.Dr.dr. A.Razak Thaha, M.Sc.

Ketua Program Studi Pengelolaan Lingkungan Hidup

Direktur Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin

Page 4: RANCANGAN REKLAMASI LAHAN PADA KEGIATAN …

3

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : ARIF NURWASKITO

Nomor Mahasiswa : P0303206001

Program Studi : Pengelolaan Lingkungan Hidup

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang saya tulis ini

benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan

pengambilalihan atau pemikiran orang lain. Apabila dikemudian hari

ternyata terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan

tesis ini hasil karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas

perbuatan tersebut.

Makassar, Januari 2009

Yang menyatakan, Arif Nurwaskito

Page 5: RANCANGAN REKLAMASI LAHAN PADA KEGIATAN …

4

PRAKATA

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat

Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga

penyusunan tesis ini dapat terselesaikan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada ayahanda H.Sartimin HS, Ibunda Hj.Rumijati,

Ibunda Hj.Nuryati Chamdan, istri Ariyanti Inayah, SE., M.Si., atas segala

do’a, dukungan moral dan material, serta kasih sayang yang tulus.

Kemudian penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak

Prof.Dr.Ir. Abubakar Tawali sebagai Ketua Penasihat dan Bapak

Dr.Ir. A.M. Imran sebagai Anggota Penasihat atas bantuan, bimbingan,

dan arahannya selama ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih

kepada yang terhormat :

1. Bapak Prof. Dr. dr. A. Razak Thaha, M.Sc. selaku Direktur Program

Pascasarjana Universitas Hasanuddin.

2. Bapak Prof.Dr.Ir. Ngakan Putu Oka, M.Sc. selaku Ketua Progam

Studi Pengelolaan Lingkungan Hidup.

3. Bapak Prof. Dr. Ir. Baharuddin Nurkin, M.Sc. selaku Ketua Konsentrasi

Manajemen Lingkungan.

4. Bapak Dr.Ir. Didi Rukmana, M.S., Bapak Prof.Dr.Ir. Hazairin Zubair,

M.S., dan Ibu Dr.Ir. Meta Mahendradatta, selaku Penguji Tesis.

5. Seluruh dosen dan staff administrasi PPS Unhas.

Page 6: RANCANGAN REKLAMASI LAHAN PADA KEGIATAN …

5

6. Segenap Pimpinan dan Karyawan PT. Aneka Tambang Tbk Unit Bisnis

Pertambangan Nikel di Pomalaa tempat penelitian berlangsung.

7. Seluruh teman-teman PLH 06 yang selama ini bersama dan saling

memotivasi.

Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu selama

penulisan Tesis ini, semoga segala kebaikannya mendapat balasan dari

Allah SWT.

Makassar, Januari 2009 Arif Nurwaskito

Page 7: RANCANGAN REKLAMASI LAHAN PADA KEGIATAN …

6

ABSTRAK

ARIF NURWASKITO. Rancangan Reklamasi Lahan Pada Kegiatan Pertambangan Bijih Nikel di PT Aneka Tambang Tbk Kolaka (dibimbing oleh Abubakar Tawali dan A.M. Imran). Penelitian ini bertujuan menganalisis potensi erosi pada lahan pasca penambangan bijih nikel dan merancang kegiatan penataan lahan, penanggulangan erosi dan sedimentasi, serta pengelolaan tanah pucuk pada kegiatan reklamasi lahan pasca penambangan di PT Aneka Tambang Tbk Unit Bisnis Pertambangan Nikel (UBPN) Operasi Pomalaa. Penelitian dilakukan di Bukit AS yang termasuk Kuasa Pertambangan PT Aneka Tambang Tbk UBPN Operasi Pomalaa Kabupaten Kolaka Provinsi Sulawesi Tenggara. Data Sekunder meliputi peta topografi lokasi lahan yang akan direklamasi, data curah hujan, data tanah, data pelaporan pelaksanaan pengeloaan lingkungan dan pemantauan lingkungan, data laporan Amdal, serta data kegiatan penambangan. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan data studi dokumen. Data dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa akibat kegiatan pembukaan lahan dan penambangan bijih nikel di Bukit AS PT Aneka Tambang Tbk UBPN Pomalaa menyisakan kerusakan lingkungan berupa lubang-lubang bekas galian, boulder yang berserakan, banyaknya vegetasi yang hilang, perginya fauna, rusaknya estetika alam, berkesan gersang, dan berpotensi erosi sebesar 6.238 ton/ha/tahun atau 52.396,08 ton/tahun untuk keseluruhan Bukit AS. Kegiatan reklamasi dilakukan untuk memperbaiki kerusakan alam dan menanggulangi erosi dengan sistem drainase yaitu pembuatan saluran pembuangan air dan cekdam, penataan lahan yang meliputi regrading, pengaturan bentuk lereng, pengaturan sistem pembuangan air, dan penanganan tanah pucuk dengan pengembalian top soil.

Page 8: RANCANGAN REKLAMASI LAHAN PADA KEGIATAN …

7

ABSTRACT

ARIF NURWASKITO. Plan for Land Reclamation of Nickel Ore Mining at PT Aneka Tambang Tbk in Kolaka (supervised by Abubakar Tawali and A.M. Imran). The study aims to analyze the potential for erosion in the post land of nickel ore mining and to plan arrangement, erosion and sedimentation preventation, and handling of top soil in the post land of nickel ore mining in PT Aneka Tambang Tbk, nickel mining business unit of Pomalaa. The study was conducted at Bukit AS belonging to PT Aneka Tambang Tbk, nickel mining business unit Pomalaa, Pomala regency, Southeast Sulawesi province. The secondary data comprising topographic map of land to be reclaimed, rainfall, soil, environmental management report and monitoring, environmental impact analysis report, and mining activities. The data were collected through interview, observation, and documentation and analyzed descriptively. The results of the study indicate that the land opening and nickel mining at Bukit AS by PT Aneka Tambang Tbk causes damage to environment in the form of holes due to excavation, scattered boulders, vegetation loss and fauna, damage to beauty of nature, bare, and potential for erosion as much as 6.238 tons/ha/year or 52.396,08 tons/year. The reclamation activities is made to repair the damage of environment and prevent erosion by drainage system, namely the making of drainage and check dam, regrading of land, sloping arrangement, drainage system arrangement, and handling of top soil.

Page 9: RANCANGAN REKLAMASI LAHAN PADA KEGIATAN …

8

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PENGESAHAN ii

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS iii

PRAKATA iv

ABSTRAK vi

ABSTRACT vii

DAFTAR ISI viii

DAFTAR GAMBAR x

DAFTAR TABEL xi

DAFTAR LAMPIRAN xii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 5

C. Tujuan Penelitian 5

D. Manfaat Penelitian 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7

A. Erosi 7

B. Erosi Yang Diperbolehkan 14

C. Metode Pengendalian Erosi 15

D. Sistem Penirisan (Drainase) Tambang 17

E. Reklamasi Lahan Pasca Penambangan 24

F. Kerangka Pikir 28

Page 10: RANCANGAN REKLAMASI LAHAN PADA KEGIATAN …

9

BAB III METODE PENELITIAN 29

A. Jenis Penelitian 29

B. Lokasi dan Waktu Penelitian 29

C. Jenis dan Sumber Data 31

D. Teknik Pengumpulan Data 32

E. Analisis Data 33

F. Definisi Operasional 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 40

A. Tinjauan Umum Lokasi Penelitian 40

B. Kondisi Lingkungan di Bukit AS 54

C. Dampak Potensi Erosi 60

D. Kondisi Lahan Yang Telah Di Reklamasi 63

E. Pembahasan 66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 87

A. Kesimpulan 87

B. Saran 89

DAFTAR PUSTAKA 90

LAMPIRAN

Page 11: RANCANGAN REKLAMASI LAHAN PADA KEGIATAN …

10

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Skema Industri Pertambangan (Prodjosumarto, 1989) 2

2. Unsur-Unsur Penting Dalam Pendugaan Erosi 9

3. Peta Tunjuk Lokasi Penelitian 30

4. Bagan Alir Penelitian 36

5. Peta KP PT Aneka Tambang Tbk UBPN Operasi Pomalaa 41

6. Vegetasi Lokal di Lokasi Sekitar Bukit AS 47

7. Profil Nikel Laterit 50

8. Urutan Aktifitas Penambangan 53

9. Kondisi Lahan Bukit AS 56

10. Boulder 57

11. Tanaman Tumbuh di Lokasi Penelitian 58

12. Kondisi Lahan Yang Telah Di Revegetasi 64

13. Penampang Melintang Saluran Pembuangan Air 70

14. Hutan Asli Pomalaa 74

15. Dimensi Bench Yang Diusulkan 77

16. Bentuk Teras dan Desain Saluran Yang Diusulkan 78

17. Lokasi Penimbunan Top Soil 79

18. Pola Tanam Bujur Sangkar 83

Page 12: RANCANGAN REKLAMASI LAHAN PADA KEGIATAN …

11

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Jenis dan Nilai K 11

2. Nilai Faktor C (Pengelolaan Tanaman) 13

3. Nilai faktor P untuk berbagai tindakan konservasi tanah 14

4. Harga Koefisien Limpasan 22

5. Perbandingan Lebar Dasar Saluran Dengan Kedalaman Air 23

6. Data Jumlah Curah Hujan (MM) Tahunan Stasiun Pomalaa 43

7. Data Jumlah Hari Hujan (HH) Tahunan Stasiun Pomalaa 44

Page 13: RANCANGAN REKLAMASI LAHAN PADA KEGIATAN …

12

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Peta Topografi Daerah Sekitar Bukit AS Dan Rencana 92

Penempatan Cek Dam

Page 14: RANCANGAN REKLAMASI LAHAN PADA KEGIATAN …

13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertambangan adalah suatu bentuk usaha dibidang sumberdaya

mineral. Kegiatan dalam usaha pertambangan tersebut meliputi pekerjaan

pencarian (prospeksi), penyelidikan (eksplorasi), penambangan

(eksploitasi), dan pengolahan, serta penjualan (marketing). Maksud dan

tujuan kegiatan industri pertambangan pada dasarnya adalah untuk

memanfaatkan sumberdaya mineral yang terdapat didalam perut bumi

demi kesejahteraan umat manusia (Prodjosumarto, 1989). Skema

kegiatan dalam industri pertambangan digambarkan pada Gambar 1.

Salah satu perusahaan yang bergerak pada industri pertambangan

adalah PT. Aneka Tambang Tbk Unit Bisnis Pertambangan Nikel (UBPN)

Operasi Pomalaa, merupakan salah satu perusahaan pertambangan yang

oleh pemerintah diberi Kuasa Pertambangan untuk melakukan proses

penambangan nikel laterit di Indonesia. Salah satu wilayah Kuasa

Pertambangannya terletak di Kecamatan Pomalaa, Kabupaten Kolaka,

Propinsi Sulawesi Tenggara. Daerah Kuasa Pertambangan PT Aneka

Tambang Tbk. UBPN Operasi Pomalaa meliputi area seluas kurang lebih

8.314,40 Ha.

Page 15: RANCANGAN REKLAMASI LAHAN PADA KEGIATAN …

14

Gambar 1. Skema Industri Pertambangan (Prodjosumarto, 1989).

EKSPLORASI

EVALUASI

MENGUNTUNGKAN TIDAK UNTUNG

PERENCANAAN TAMBANG

DEVELOPMENT

EXPLOITASI

Pengolahan Bahan Galian

METALURGI

PEMASARAN

ARSIP

PROSPEKSI

Page 16: RANCANGAN REKLAMASI LAHAN PADA KEGIATAN …

15

Dampak yang diperkirakan muncul dari kegiatan pertambangan

nikel di PT Aneka Tambang Tbk UBPN Operasi Pomalaa berupa dampak

positif dan dampak negatif. Dalam penelitian ini akan dibahas tentang

dampak negatif yang muncul bagi lingkungan fisik, yaitu potensi terjadinya

erosi, penurunan fungsi lahan, terganggunya flora dan fauna, perubahan

bentang alam, dan potensi terjadinya pencemaran air serta udara.

Manfaat industri pertambangan di Indonesia diantaranya adalah

(Coutrier, 2004) :

1. Bagi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah setiap

pembentukan perusahaan berarti pendapatan dari berbagai

jenis pajak, sekalipun perusahaan baru pada tahap eksplorasi.

2. Bagi masyarakat sekitar, kehadiran perusahaan merupakan

potensi multiplier effect ekonomi : kesempatan kerja baik

langsung maupun tidak langsung, penghasilan bagi pekerja

sekitar, dan transfer tehnologi.

3. Pengembangan teritorial dan pengadaan infrastruktur di daerah

terpencil yang belum terjangkau oleh program pembangunan

pemerintah.

4. Pengembangan masyarakat sekitar wilayah kegiatan

pertambangan (Pendidikan, Kesehatan, dan sebagainya).

Disamping keuntungan dan manfaat yang bisa diambil dari

pertambangan, ternyata operasi pertambangan yang dilakukan di

Indonesia seringkali menimbulkan berbagai dampak negatif, baik terhadap

Page 17: RANCANGAN REKLAMASI LAHAN PADA KEGIATAN …

16

lingkungan hidup, kehidupan sosial, ekonomi, budaya masyarakat adat

maupun budaya masyarakat lokal. Salah satu dampak negatif itu

disebabkan oleh kesalahan yang dilakukan perusahaan pertambangan

didalam pelaksanaan pengelolaannya.

Pada proses kegiatan penambangan berbagai dampak kerusakan

lingkungan dapat ditimbulkan, yaitu (Sjaepudin, 2002) :

a. Hilangnya keanekaragaman hayati dan pengundulan areal

penambangan.

b. Terganggunya tatanan aliran air permukaan dan menurunkan

kandungan air/kelembaban tanah yang secara langsung

mengakibatkan erosi permukaan tanah, meningkatkan debit air,

dan terjadi pendangkalan sungai karena sedimentasi.

c. Menurunkan kesuburan tanah, dengan hilangnya zat hara tanah

karena erosi, dan perubahan struktur tanah itu sendiri.

d. Naiknya temperatur muka tanah, disamping rawan kebakaran

juga akan mematikan benih tanaman asli.

Oleh karena itu para pengusaha pertambangan diwajibkan untuk

mengembalikan tanah pucuk (top soil) dan tanah penutup (overburden)

sedemikian rupa sehingga dapat mengurangi dampak lingkungan negatif.

Untuk mengurangi dampak negatif kegiatan pertambangan, maka

kegiatan reklamasi lahan pasca penambangan harus mendapat perhatian

yang serius dari berbagai pihak yang terkait, khususnya pelaku kegiatan

pertambangan itu.

Page 18: RANCANGAN REKLAMASI LAHAN PADA KEGIATAN …

17

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, penelitian ini mengambil

judul “RANCANGAN REKLAMASI LAHAN PADA KEGIATAN

PERTAMBANGAN BIJIH NIKEL DI PT ANEKA TAMBANG Tbk KOLAKA”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka yang

menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana potensi erosi pada lahan pasca penambangan bijih

nikel oleh PT Aneka Tambang Tbk UBPN Operasi Pomalaa di

Kolaka.

2. Bagaimana merancang kegiatan penataan lahan, penanggulangan

erosi dan sedimentasi, dan pengelolaan tanah pucuk pada

kegiatan reklamasi lahan pasca penambangan di wilayah Kuasa

Pertambangan PT Aneka Tambang Tbk UBPN Operasi Pomalaa di

Kolaka.

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini berdasarkan rumusan masalah

tersebut diatas, adalah:

1. Untuk menganalisis potensi erosi pada lahan pasca penambangan

bijih nikel oleh PT Aneka Tambang Tbk UBPN Operasi Pomalaa di

Kolaka.

Page 19: RANCANGAN REKLAMASI LAHAN PADA KEGIATAN …

18

2. Untuk merancang kegiatan penataan lahan, penanggulangan erosi

dan sedimentasi, dan pengelolaan tanah pucuk pada kegiatan

reklamasi lahan pasca tambang di wilayah Kuasa Pertambangan

PT Aneka Tambang Tbk UBPN Operasi Pomalaa di Kolaka.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa

manfaat yaitu:

1. Sebagai bahan pertimbangan kepada PT Aneka Tambang Tbk

didalam melaksanakan kegiatan reklamasi lahan pasca

tambang, khususnya pada kegiatan penataan lahan,

penanggulangan erosi dan sedimentasi, dan pengelolaan tanah

pucuk.

2. Bahan informasi bagi penulis lainnya yang berkeinginan untuk

mengkaji obyek yang sama baik di PT Aneka Tambang Tbk

maupun di perusahaan pertambangan lainnya di Indonesia.

Page 20: RANCANGAN REKLAMASI LAHAN PADA KEGIATAN …

19

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Erosi

Secara umum dapat dikatakan bahwa erosi dan sedimentasi

merupakan proses terlepasnya butiran tanah dari induknya di suatu

tempat dan terangkutnya material tersebut oleh gerakan air atau angin

kemudian diikuti dengan pengendapan material yang terangkut ditempat

lain (Suripin, 2004). Menurut Rahim (2000), erosi adalah peristiwa

hilangnya atau terkikisnya tanah atau bagian tanah dari suatu tempat yang

terangkut dari satu tempat ke tempat lain, baik disebabkan oleh

pergerakan air, angin dan/atau es.

Proses erosi ini dapat menyebabkan merosotnya produktivitas

tanah, daya dukung tanah untuk produksi pertanian, dan kualias

lingkungan hidup. Di daerah-daerah tropis yang lembab seperti di

Indonesia dengan rata-rata curah hujan melebihi 1500 mm per tahun

maka air merupakan penyebab utama terjadinya erosi, sedangkan

didaerah-daerah panas yang kering (arid) maka angin merupakan faktor

penyebab utamanya. (Suripin, 2004).

Untuk memperkirakan besarnya erosi, menggunakan persamaan

matematis dikemukakan oleh Wischmeir dan Smith (1978). Metode ini

Page 21: RANCANGAN REKLAMASI LAHAN PADA KEGIATAN …

20

telah meluas digunakan dibanyak tempat di dunia. Adapun rumus

dasarnya adalah (Rahim, 2000) :

E = R x K

Dimana:

E = Erosi tanah (ton/ha/tahun)

R= Faktor Erosivitas Hujan

K = Faktor Erodibilitas Tanah.

Rumus ini diperoleh dan dikembangkan dari kenyataan bahwa erosi

adalah fungsi erosivitas dan erodibilitas. Dalam menggunakan rumus ini di

satu wilayah dimana curah hujan dan jenis tanahnya relatif sama

sedangkan yang berbeda adalah faktor-faktor panjang lereng (L),

kemiringan (S), serta pengelolaan lahan (P) dan tanaman (C). Sedangkan

faktor R (erosivitas hujan) dan erodibilitas (K) relatif sama. Implikasinya

adalah bahwa pengendalian erosi dapat dilakukan melalui pengendalian

faktor L, sebagian faktor S, faktor C, dan faktor P. Pengendalian faktor-

faktor itu digabungkan kedalam dua macam pengelolaan lahan dan

pengelolaan tanaman (Gambar 2).

Page 22: RANCANGAN REKLAMASI LAHAN PADA KEGIATAN …

21

Sumber : Supli Effendi Rahim, 2000.

Gambar 2. Unsur-Unsur Penting Dalam Pendugaan Erosi

Persamaan untuk menghitung erosi lahan adalah persamaan

Musgrave, yang selanjutnya berkembang terus menjadi persamaan yang

sangat terkenal dan masih banyak dipakai sampai sekarang, yaitu disebut

Universal Soil Loss Equation (USLE). Persamaan tersebut dapat juga

memprediksi erosi pada lahan-lahan non pertanian, tapi tidak dapat untuk

memprediksi pengendapan dan tidak memperhitungkan hasil sedimen dari

erosi parit, tebing dan dasar sungai. (Suripin, 2004). Besarnya erosi dapat

diperkirakan dari persamaan Universal Soil Loss Equation (USLE),

menurut Wischmeier & Smith (1960) adalah :

Erosivitas Erodibilitas

Curah Hujan

Energi Karakteristik Fisik Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan lahan tanaman E = R x K x LS x P x C

Page 23: RANCANGAN REKLAMASI LAHAN PADA KEGIATAN …

22

E = R K L S C P

Dengan :

E = Erosi tanah (ton/ha/tahun)

R = Faktor Erosivitas Hujan

K = Faktor Erodibiltas Tanah

L = Faktor Panjang Lereng

S = Faktor Kemiringan Lereng

C = Faktor Pengelolaan Tanah

P = Faktor Praktek Konservasi Tanah

Di Indonesia, data hujan yang tersedia hanyalah data yang

diperoleh dari Ombrometer. Dengan penggunaan alat ini hanya tercatat

data jumlah hujan. Untuk menentukan faktor erosivitas hujan (R),

faktor panjang lereng (L), dan faktor kemiringan lereng (S), Soemarwoto

(2005) memakai rumus-rumus sebagai berikut:

R = 0,41 x H1,09

L = 22Lo

S = 4,1

9)(s

Dengan

R = Faktor Erosivitas Hujan

H = Curah hujan tahunan (mm/tahun)

L = Faktor Panjang Lereng

Lo = Panjang Lereng (meter)

S = Faktor Kemiringan Lereng

s = Kemiringan Lereng (%)

Page 24: RANCANGAN REKLAMASI LAHAN PADA KEGIATAN …

23

Erodibilitas menunjukkan nilai kepekaan suatu jenis tanah terhadap

daya penghancuran dan penghanyutan air hujan. Faktor utama yang

mempengaruhi kepekaan tanah, yaitu sifat fisik tanah dan pengelolaan

tanah. Tanah dengan indeks erodibilitas tinggi adalah tanah yang peka

atau mudah tererosi, sedangkan tanah dengan indeks erodibiltas rendah

selalu diartikan bahwa tanah itu resistan atau tahan terhadap air. (Sutedjo,

2002). Nilai faktor erodibiltas tanah (K) dari berbagai jenis tanah

ditunjukkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Jenis dan Nilai K

Jenis Tanah Nilai K

Latosol merah Latosol merah kuning Latosol coklat Lithosol (pada lereng tajam) Regosol (diatas colluvium) Regosol (pada puncak bukit) Gley humic Gley humic (diatas teras) Lithosol Grumosol Regosol Hydromorf abu-abu

0,12 0,12 0,26 0,23 0,27 0,16 0,29 0,31 0,13 0,16 0,21 0,20

Sumber: Ambar & Sjafrudin (1979), dalam Otto Soemarwoto (2005) Suripin (2004) mengemukakan bahwa faktor pengelolaan tanaman

(C), menggambarkan nisbah antara besarnya erosi dari lahan yang

bertanaman tertentu dengan pengelolaan tertentu terhadap besarnya

erosi tanah yang tidak ditanami. Faktor ini mengukur kombinasi pengaruh

tanaman dan pengelolaannya. Nilai faktor C untuk berbagai tanaman dan

Page 25: RANCANGAN REKLAMASI LAHAN PADA KEGIATAN …

24

pengelolaan tanaman yang bersumber dari berbagai penelitian disajikan

pada Tabel 2 (Suripin, 2004).

Nilai faktor tindakan manusia dalam konservasi tanah (faktor

konservasi praktis, P) adalah nisba antara besarnya erosi dari lahan

dengan suatu tindakan konservasi tertentu terhadap besarnya erosi pada

lahan tanpa tindakan konservasi. Yang termasuk dalam tindakan

konservasi tanah adalah penanaman dalam strip, pengolahan tanah

menurut kontur, guludan dan terras. Nilai dasar P adalah satu diberikan

untuk lahan tanpa tindakan konservasi. (Suripin, 2004). Nilai faktor P dapat

dilihat pada Tabel 3.

Page 26: RANCANGAN REKLAMASI LAHAN PADA KEGIATAN …

25

Tabel 2. Nilai Faktor C (Pengelolaan Tanah)

No. Macam Penggunaan Lahan Nilai Faktor C

1 Tanah terbuka, tanpa tanaman 1,0 2 Hutan atau semak belukar 0,001 3 Savannah dan Prairie dalam kondisi baik 0,01 4 Savannah dan Prairie yang rusak untuk gembalaan 0,1 5 Sawah 0,01 6 Tegalan Tidak Dispesifikasi 0,7 7 Ubi Kayu 0,8 8 Jagung 0,7 9 Kedelai 0,399 10 Kentang 0,4 11 Kacang Tanah 0,2 12 Padi Gogo 0,561 13 Tebu 0,2 14 Pisang 0,6 15 Akar Wangi (sereh wangi) 0,4 16 Rumput Bede (tahun pertama) 0,287 17 Rumput Bede (tahun kedua) 0,002 18 Kopi dengan Penutup Tanah Buruk 0,2 19 Talas 0,85

Kerapatan Tinggi 0,1 Kerapatan Sedang 0,2

20 Kebun Campuran

Kerapatan Rendah 0,5 21 Perladangan 0,4

Serasah Banyak 0,001 22 Hutam Alam Serasah Sedikit 0,005 Tebang Habis 0,5 23 Hutan Produksi Tebang Pilih 0,2

24 Semak Belukar, padang rumput 0,3 25 Ubi kayu + kedelai 0,181 26 Ubi kayu + kacang tanah 0,195 27 Padi – Sorghum 0,345 28 Padi – Kedelai 0,417 29 Kacang Tanah + Gude 0,495 30 Kacang Tanah + Kacang Tunggak 0,571 31 Kacang Tanah + mulsa jerami 4t/ha 0,049 32 Padi + Mulsa jerami 4t/ha 0,096 33 Kacang Tanah + Mulsa Jagung 4t/ha 0,128 34 Kacang Tanah + Mulsa Crotalaria 3t/ha 0,136 35 Kacang Tanah + Mulsa kacang tunggak 0,259 36 Kacang Tanah + Mulsa Jerami 2t/ha 0,377 37 Padi + Mulsa Crotalaria 3t/ha 0,387 38 Pola Tanaman Tumpang Gilir + Mulsa Jerami 0,079 39 Pola Tanaman Berurutan + mulsa sisa tanaman 0,357 40 Alang-Alang Murni Subur 0,001 41 Padang Rumput (stepa) dan savana 0,001 42 Rumput Brachiaria 0,002

Sumber: Suripin (2004)

Page 27: RANCANGAN REKLAMASI LAHAN PADA KEGIATAN …

26

Tabel 3. Nilai faktor P untuk berbagai tindakan konservasi tanah

Tindakan khusus konservasi tanah Nilai P Tanpa tindakan pengendalian erosi Terras bangku konstruksi baik

Konstruksi sedang Konstruksi kurang baik Terras tradisional

Strip tanaman Rumput bahia Clotararia Dengan kontur

Pengolahan tanah dan penanaman menurut garis kontur Kemiringan 0 – 8% Kemiringan 8 – 20% Kemiringan > 20%

1,00 0,04 0,15 0,35 0,40 0,40 0,64 0,20

0,50 0,75 0,90

Sumber : Arsyad, S (1989), Seto, A.K. (1991), dalam Suripin (2004).

B. Erosi Yang Diperbolehkan

Erosi yang diperbolehkan secara sederhana dapat dinyatakan

sebagai suatu laju erosi yang tidak melebihi laju pembentukan tanah.

Pengikisan tanah di bagian atas misalnya; akibat erosi, selalu diikuti oleh

pembentukan lapisan tanah baru pada bagian bawah profil tanah. Tetapi

laju pembentukan erosi ini umumnya tidak mampu mengimbangi

kehilangan tanah karena erosi dipercepat oleh manusia. (Suripin, 2002).

Erosi merupakan proses alamiah yang tidak bisa atau sulit untuk

dihilangkan sama sekali atau erosinya nol, khususnya lahan-lahan yang

diusahakan untuk pertanian. Tindakan yang dapat dilakukan adalah

mengupayakan agar erosi yang terjadi masih dibawah ambang batas

yang maksimum (soil loss tolerance), yaitu besarnya erosi yang tidak

melebihi laju pembentukan tanah yang hilang sehingga tingkat kesuburan

Page 28: RANCANGAN REKLAMASI LAHAN PADA KEGIATAN …

27

dan/atau produktivitas tanah tidak terganggu dan dapat dipertahankan

dalam waktu kewaktu.

Pembentukan tanah setebal 2,5 cm dalam 30 tahun, kira-kira setara

dengan 10 ton/ha/tahun. Sehingga secara umum dapat dianggap bahwa

apabila besarnya erosi, untuk lahan pertanian khususnya, masih lebih

kecil dari 10 ton/ha/tahun, maka erosi yang terjadi masih bisa dibiarkan,

selama pengelolaan tanah dan penambahan organik terus dilakukan.

(Suripin, 2002).

C. Metode Pengendalian Erosi

Teknik pencegahan erosi yang paling efektif (Asdak, 2002) adalah

melakukan kombinasi dari teknik vegetatif dan cara mekanik yaitu;

1. Cara Vegetatif

Mempertimbangkan bahwa aktifitas utama program konservasi tanah

dengan cara vegetatif bertumpu pada penanaman vegetasi maka hal-

hal yang berkaitan dengan kegiatan ini tanam-menanam. Hal tersebut

berkaitan dengan teknik-teknik silvikultur, pengetahuan tentang iklim,

tanah dan tidak kalah pentingnya adalah pengaruh manusia terhadap

keberhasilan atau kegagalan kegiatan penanaman vegetasi tersebut.

Secara umum keberhasilan penanaman vegetasi untuk tujuan

konservasi tanah akan ditentukan oleh keadaan:

a. Tanah dan curah hujan cukup memadai untuk menjamin

kelangsungan tumbuh vegetasi.

Page 29: RANCANGAN REKLAMASI LAHAN PADA KEGIATAN …

28

b. Jenis tanaman yang mudah beradaptasi dengan lingkungan

setempat atau jenis spesies vegetasi lokal harus diprioritaskan

penanamannya.

c. Jumlah biji vegetasi yang akan ditanam harus cukup, disiapkan

dengan baik dan ditanam dengan kedalaman yang memadai.

d. Persiapan lapangan secara mekanis sering diperlukan untuk

menjamin keberhasilan tanaman.

2. Cara Mekanik

Pencegahan erosi dengan cara mekanik bertumpu pada pembuatan

bangunan pencegahan erosi. Mempertimbangkan bahwa usaha

konservasi cara mekanik termasuk mahal, maka cara ini dapat

dianjurkan bila;

a. Air larian dan sedimen yang berasal dari daerah hulu akan

mengancam fasilitas-fasilitas penting di daerah hilir.

b. Reklamasi di daerah hulu tersebut dianggap penting bagi

kehidupan orang-orang di daerah tersebut.

c. Hasil produksi di daerah tersebut paling tidak sama atau bahkan

lebih besar daripada biaya yang akan dikeluarkan untuk pembuatan

bangunanpencegah banjir.

Tujuan utama pembuatan bangunan pencegah erosi adalah untuk

mengurangi kecepatan dan volume air larian serta kehilangan tanah

(erosi) dengan cara menahan air (hujan) tetap pada tempatnya atau

minimal mengurangi kecepatan alirannya. Bentuk bangunan pencegah

Page 30: RANCANGAN REKLAMASI LAHAN PADA KEGIATAN …

29

erosi yang umum dijumpai adalah teras, bangunan terjunan (drop

structures), pengendali jurang (gully plugs), saluran pembuangan

(contour trenches), dan penahan (check dams).

D. Sistem Penirisan (Drainase) Tambang

Sistem penirisan/penyaliran tambang (mine drainage) adalah suatu

usaha yang dilakukan untuk mencegah masuknya air atau mengeluarkan

air yang telah masuk daerah penambangan. Upaya ini untuk mencegah

terganggunya aktifitas penambangan akibat adanya air dalam jumlah

berlebihan terutama pada musim hujan. Selain itu sistem penirisan

tambang juga dimaksudkan untuk mengendalikan erosi. (Gautama, 2003).

Sistem penirisan tambang dilakukan dengan cara pembuatan

saluran yang berfungsi untuk mengendalikan air dengan jalan mengalirkan

air yang masuk pada lokasi penambangan menuju ke aliran air alamiah,

misalnya sungai, danau atau laut. Untuk mengendalikan erosi, saluran

diarahkan kedalam cek dam.

Faktor yang perlu diperhatikan dalam perencanaan penirisan

adalah :

a. Curah hujan, yang pernah terjadi disuatu daerah.

b. Limpasan Permukaan, pada daerah tersebut akibat pengaruh curah

hujan

c. Luas Daerah, merupakan luas daerah dimana air hujan jatuh pada

daerah tersebut.

Page 31: RANCANGAN REKLAMASI LAHAN PADA KEGIATAN …

30

1. Curah Hujan

Curah hujan adalah banyaknya air hujan yang jatuh ke bumi

persatu satuan Luas permukaan pada suatu jangka waktu tertentu. Curah

hujan merupakan salah satu faktor penting dalam suatu sistem penyaliran

dan sangat berpotensi terjadi erosi, karena besar kecilnya curah hujan

akan mempengaruhi besar kecilnya air limpasan. (Gautama, 2003).

Besar kecilnya curah hujan dapat dinyatakan sebagai volume air

hujan yang jatuh pada suatu areal tertentu dalam jangka waktu yang relatif

lama, oleh karena itu besarnya curah hujan dapat dinyatakan dalam

m3/satuan luas, secara umum dinyatakan dalam tinggi air (mm). curah

hujan 10 mm berarti tinggi hujan yang jatuh pada areal seluas 1 m2 adalah

10 liter.

Angka-angka curah hujan yang diperoleh sebelum diterapkan

dalam rencana pengendalian air permukaan harus diolah terlebih dahulu.

Data curah hujan yang akan dianalisis adalah curah hujan harian

maksimum dalam satu tahun dinyatakan dalam mm/24 jam.

2. Intensitas Curah Hujan

Intensitas Curah Hujan adalah jumlah hujan yang jatuh dalam areal

tertentu dalam jangka waktu yang relatif singkat, dinyatakan dalam

mm/detik, mm/menit dan atau mm/jam. Untuk mengetahui intensitas curah

hujan disuatu tempat, maka digunakan alat pencatat curah hujan.

Intensitas curah hujan biasanya dinotasikan dengan huruf I dengan

satuan mm/jam, yang artinya tingkat dan kedalaman yang terjadi adalah

Page 32: RANCANGAN REKLAMASI LAHAN PADA KEGIATAN …

31

sekian mm dalam periode 1 jam. Untuk itu hanya didapat dari data

pengamatan curah hujan otomatis. Intensitas curah hujan ( I ) dinyatakan

dengan rumus sebagai berikut : (Gautama, 2003).

Rn

I = ----------------- t

Kedua komponen (Rn dan t) didapat dari persamaan :

Curah Hujan Per Bulan Maksimum Rn = ------------------------------------------------- Hari hujan

24 Jam (Jam) t = ------------------------ hari hujan (hari) dimana :

I = Intensitas Curah Hujan (mm/jam)

Rn = Curah Hujan Harian Maksimum per hari (mm/hari)

t = lama waktu hujan rata-rata per hari (jam/hari)

3. Limpasan Permukaan

Limpasan permukaan merupakan sebagian dari air hujan yang

mengalir di atas permukaan tanah. Jumlah air yang menjadi limpasan ini

sangat bergantung kepada jumlah air hujan per satuan waktu (intensitas),

keadaan penutupan tanah, topografi (terutama kemiringan lereng), jenis

tanah, dan ada atau tidaknya hujan yang terjadi sebelumnya (kadar air

tanah sebelum terjadinya hujan). (Rahim, 2000).

Pada waktu terjadinya hujan, butir-butir air hujan dengan gaya

kinetiknya menimpa tanah (terutama tanah-tanah gundul) dan

Page 33: RANCANGAN REKLAMASI LAHAN PADA KEGIATAN …

32

memecahkan bongkah-bongkah tanah atau agregat-agregat tanah

menjadi partikel-partikel yang lebih kecil. Partikel-partikel tersebut

mengikuti infiltrasi lalu menyumbat pori tanah. Akibatnya apabila hujan

semakin lebat atau berlangsung lebih lama maka akan terbentuklah

limpasan permukaan dengan jumlah dan kecepatan tertentu. Ada dua

tujuan mengetahui jumlah dan laju limpasan permukaan, yaitu (Rahim,

2000) :

a. Untuk merancang jumlah dan dimensi saluran atau struktur

lainnya dalam rangka untuk menyimpan limpasan permukaan.

b. Untuk mengetahui besarnya laju limpasan disuatu daerah yang

digunakan sebagai dasar untuk antisipasi penanganannya.

Untuk mewujudkan tujuan yang pertama, maka informasi yang

dibutuhkan adalah jumlah keseluruhan air hujan yang mungkin jatuh,

katakanlah setiap tahunnya. Sedangkan perwujudan yang kedua

dibutuhkan informasi tentang laju maksimum limpasan permukaan yang

mungkin terjadi.

Pendugaan limpasan permukaan bergantung pada tiga hal.

Pertama, bergantung kepada berapa jumlah maksimum curah hujan per

satuan waktu (intensitas maksimum). Kedua, bergantung kepada nilai

faktor limpasan permukaan. Besarnya nilai faktor ini selain bergantung

kepada topografi terutama kemiringan lereng dan tekstur tanah, juga

bergantung kepada tipe penutupan tanah serta pengelolaannya. Selain itu

Page 34: RANCANGAN REKLAMASI LAHAN PADA KEGIATAN …

33

besarnya debit limpasan permukaan ditentukan oleh faktor ketiga yakni

luas areal tangkapan (catchment area). (Rahim, 2000).

Metode untuk memperkirakan laju aliran permukaan puncak yang

umum dipakai adalah metode Rasional USSCS (1973). Persamaan

matematik metode Rasional dinyatakan dalam bentuk (Suripin, 2004) :

Qp = 0,00278 C I A dimana :

Qp = Laju aliran permukaan (debit) puncak dalam m3/detik.

C = Koefisien aliran permukaan

I = Intensitas hujan dalam mm/jam

A = Luas wilayah dalam hektar (ha)

Koefisien tersebut merupakan kombinasi tiga faktor yaitu : topografi

datar, bergelombang, dan berbukit; empat katagori tata guna lahan, dan

tiga tekstur tanah. Variabel lainnya diabaikan. Keuntungan dari penggunaan

metode ini adalah metode sederhana dan mudah. Harga koefisien limpasan

untuk berbagai kondisi lahan dapat dilihat pada Tabel 4.

Page 35: RANCANGAN REKLAMASI LAHAN PADA KEGIATAN …

34

Tabel 4. Harga Koefisien Limpasan

Kemiringan Kegunaan Lahan Koefisien Limpasan

< 3%

- Sawa, Rawa - Hutan, Perkebunan - Perumahan dengan Kebun

0,2 0,3 0,4

3% - 5%

- Hutan, perkebunan - Perumahan - Tumbuhan yang jarang - Tanpa tumbuhan, daerah penimbunan

0,4 0,5 0,6 0,7

>15%

- Hutan - Perumahan, kebun - Tumbuhan yang jarang - Tanpa tumbuhan, daerah tambang

0,6 0,7 0,8 0,9

Sumber : Rudy Sayoga Gautama, 2003.

4. Saluran Pembuangan Air dan Cek Dam

Untuk menghitung dimensi dari saluran pembuangan air, data-data

yang diperlukan adalah debit air, panjang saluran yang akan dibuat, model

saluran yang akan dibuat (trapesium). Perhitungan dimensinya adalah

sebagai berikut (Gautama, 2003):

- Kedalaman Saluran (h) , dalam satuan meter.

h = 0,775 Q0,284 (teori Harring Huzaein)

- Lebar Dasar Saluran (b), dalam satuan meter.

b = n x h , dimana n = konstanta

- Luas Penampang Saluran (F), dalam satuan meter per segi.

F = (b + M.h) x h

M = Koefisien kemiringan dinding saluran yang berbentuk trapesium, menurut Manning (1:2) atau 0,5 (tanpa satuan).

Page 36: RANCANGAN REKLAMASI LAHAN PADA KEGIATAN …

35

- Lebar atas saluran (a), dalam satuan meter.

a + b F = ---------- h

2

- Daerah Jagaan Air (w), dalam satuan meter.

w = a – b + h

- Total Kedalaman Penggalian (H), dalam satuan meter.

H = w + h

Tabel 5. Perbandingan Lebar Dasar Saluran Dengan Kedalaman Air

DEBIT AIR DALAM SALURAN Q ( M3 / DETIK )

LEBAR DASAR SALURAN : KEDALAMAN AIR

n = b : h 0,00 – 0,50 1,00 0,50 – 1,00 1,50 1,00 – 1,50 2,00 1,50 – 3,00 2,50 3,00 – 4,50 3,50 4,50 – 6,00 3,50

Sumber : Rudy Sayoga Gautama, 2003.

Kemudian menentukan volume cek dam, menggunakan rumus :

V = Q x t

dimana :

V = Volume Cek Dam, dalam m3

Q = Debit Air Limpasan, dalam m3/detik

t = Lamanya hujan dari curah hujan tertinggi, dalam detik.

Page 37: RANCANGAN REKLAMASI LAHAN PADA KEGIATAN …

36

E. Reklamasi Lahan Pasca Penambangan

Reklamasi menurut Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya

Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000 pada Lampiran VII, adalah kegiatan

yang bertujuan memperbaiki atau menata kegunaan lahan yang

terganggu sebagai akibat kegiatan usaha pertambangan umum, agar

dapat berfungsi dan berdaya guna sesuai peruntukannya. Adapun prinsip

dasar kegiatan reklamasi adalah (Anonim,1993):

a. kegiatan reklamasi harus dianggap sebagai kesatuan yang utuh

dari kegiatan penambangan.

b. kegiatan reklamasi harus dilakukan sedini mungkin dan tidak

harus menunggu proses penambangan secara keseluruhan

selesai dilakukan.

Kegiatan reklamasi lahan pasca penambangan, dimaksudkan untuk

mengembalikan daya fungsi lahan sehingga pada tahap pasca tambang,

lahan tersebut dapat befungsi dan diharapkan mempunyai nilai produksi

dan ekonomis yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar lokasi

serta masyarakat lainnya sebagai wujud dari pola penambangan

berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Didalam kegiatan reklamasi

meliputi dua kegiatan yaitu:

a. Pemulihan lahan bekas tambang untuk memperbaiki lahan yang

terganggu ekologinya.

b. Mempersiapkan lahan bekas tambang yang sudah diperbaiki

ekologinya untuk pemanfaatannya selanjutnya.

Page 38: RANCANGAN REKLAMASI LAHAN PADA KEGIATAN …

37

Sasaran akhir dari reklamasi adalah untuk memperbaiki lahan

bekas tambang agar kondisinya aman, stabil, dan tidak mudah tererosi

sehingga dapat dimanfaatkan kembali. (Anonim, 1993).

Untuk melakukan reklamasi diperlukan perencanaan yang baik dan

disesuaikan dengan tata ruang daerah agar dalam pelaksanaannya dapat

tercapai sasaran yang dikehendaki. Setiap lokasi pertambangan

mempunyai kondisi tertentu yang mempengaruhi pelaksanaan reklamasi.

Pelaksanaan reklamasi umumnya merupakan gabungan dari pekerjaan

teknik sipil dan teknik vegetasi. Pelaksanaan reklamasi meliputi kegiatan

sebagai berikut (Anonim, 1993) :

1) Persiapan lahan yang berupa pengamanan lahan bekas

tambang, pengaturan bentuk lahan (landscaping), pengaturan

/penempatan bahan tambang kadar rendah (lowgrade) yang

belum dimanfaatkan.

2) Pengendalian erosi dan sidementasi

3) Pengelolaan tanah pucuk (top soil).

4) Revegetasi (penanaman kembali) dan/atau pemanfaatan

lahan bekas tambang untuk tujuan lainnya.

1. Persiapan Lahan

Dalam kegiatan persiapan lahan ini hal-hal yang harus

diperhatikan adalah sebagai berikut (Latifah, 2003):

a. Pengamanan Lahan Bekas Tambang.

b. Pengaturan Bentuk Lahan.

Page 39: RANCANGAN REKLAMASI LAHAN PADA KEGIATAN …

38

c. Pengaturan/Penempatan Low Grade.

2. Pengendalian Erosi dan Sedimentasi

Pengendalian erosi merupakan kegiatan yang mutlak dilakukan

selama kegiatan penambangan dan setelah penambangan. Erosi

mengakibatkan berkurangnya kesuburan tanah, terjadinya endapan

lumpur. Untuk mengendalikan erosi dilakukan tindakan konservasi tanah

(Latifah, 2003).

3. Pengelolaan Tanah Pucuk

Maksud dari pengelolaan ini untuk mengatur dan memisahkan

tanah pucuk dengan lapisan tanah lain. Hal ini penting karena tanah

merupakan media tumbuh bagi tanaman dan merupakan salah satu

faktor penting untuk keberhasilan pertumbuhan tanaman pada kegiatan

reklamasi.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengelolaan tanah pucuk

adalah (Latifah, 2003) :

1. Pengamatan profil tanah dan identifikasi perlapisan tanah

tersebut sampai endapan bahan galian.

2. Pengupasan tanah berdasarkan atas lapisan-lapisan tanah dan

ditempatkan pada tempat tertentu sesuai tingkat lapisannya.

Timbunan tanah pucuk tidak melebihi dari 2 meter.

3. Pembentukkan lahan sesuai dengan susunan lapisan tanah

semula. Tanah pucuk ditempatkan paling atas dengan

Page 40: RANCANGAN REKLAMASI LAHAN PADA KEGIATAN …

39

ketebalan minimal 0,15 m.

4. Ketebalan timbunan tanah pucuk pada tanah yang

mengandung racun dianjurkan mengisolasi dan

memisahkannya.

5. Tanah sebaiknya jangan dilakukan dalam keadaan basah untuk

menghindari pemadatan dan rusaknya struktur tanah

6. Bila lapisan tanah pucuk tipis (terbatas/sedikit), perlu

dipertimbangkan.

4. Kegiatan Revegetasi

Keberhasilan revegetasi bergantung pada beberapa hal seperti:

Persiapan penanaman, pemeliharaan tanaman serta pemantauan

tanaman. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam persiapan penanaman

antara lain sebagai berikut (Latifah, 2003):

a. Kegiatan pemupukan

b. Pemilihan jenis tumbuhan

c. Pengumpulan dan ekstraksi biji

d. Penyimpanan biji

e. Persiapan pembenihan

Page 41: RANCANGAN REKLAMASI LAHAN PADA KEGIATAN …

40

F. Kerangka Pikir

AKTIFITAS PERTAMBANGAN

PARAMETER • kerusakan lahan (lubang & boulder) • vegetasi hilang • perginya fauna • rusaknya estetika alam • terganggunya kualitas udara

PEMANFAATAN LAHAN SECARA OPTIMAL

ALIH FUNGSI REVEGETASI

DAMPAK LINGKUNGAN (FISIK)

ANALISIS DAMPAK POTENSIAL (Berupa Potensi Erosi)

RANCANGAN REKLAMASI LAHAN • PENATAAN LAHAN • PENANGGULANGAN EROSI • PENANGANAN TOP SOIL