National Academic Journal of Architecture PUSAT KEGIATAN ...

15
Nature National Academic Journal of Architecture 180 PUSAT KEGIATAN DAN PENDIDIKAN ANAK- ANAK PENYANDANG AUTIS DI MAKASSAR Syamsu Rizal 1 , St. Aisyah Rahman 2 , Mutmainnah 3 Jurusan Arsitektur Fakultas Sains & Teknologi UIN Alauddin Makassar E-mail: [email protected], [email protected] Abstract- The Autism children are who experience barriers to the development of speech and occupational behavio . Recent research shows one in 150 children in Indonesia are now suffering from autism . Comparison of children with autism with normal children around the world reached 1 : 100. In South Sulawesi , no less than 1,000 children under the age of five years ( toddlers ) affected with autism . In order to develop an autistic child is required pontesi container that can reflect some of the child protection legislation and government programs are compulsory nine years . Containers must be based on a system of activities and special education for children with autism . The goal is to identify children with special needs with emphasis on healing the child to be able to blend in social life . From the analysis of the need for container have been the right location and in accordance with the designation of the central building and educational activities of children with autism in Makassar, which is in Tamalanrea . This design results of the analysis combined with reference to relevant theory . Shape design philosophy begins with geometric forms and cylinder block . The shape of the building the appearance of an effect on the processing site and the structure and materials used , while also considering other factors such as utilities and supplies bangunanannya . Keywords: Education , children, autism . 1 Alumni Jurusan Teknik Arsitektur UIN Alauddin Makassar Angkatan 2006 2 Dosen Jurusan Teknik Arsitektur UIN Alauddin Makassar 3 Dosen Jurusan Teknik Arsitektur UIN Alauddin Makassar

Transcript of National Academic Journal of Architecture PUSAT KEGIATAN ...

NatureNational Academic Journal of Architecture

180

PUSAT KEGIATAN DAN PENDIDIKAN ANAK- ANAKPENYANDANG AUTIS DI MAKASSAR

Syamsu Rizal1, St. Aisyah Rahman2, Mutmainnah3

Jurusan Arsitektur Fakultas Sains & Teknologi UIN Alauddin MakassarE-mail: [email protected], [email protected]

Abstract- The Autism children are who experience barriers to the development of speechand occupational behavio . Recent research shows one in 150 children in Indonesia arenow suffering from autism . Comparison of children with autism with normal childrenaround the world reached 1 : 100. In South Sulawesi , no less than 1,000 children underthe age of five years ( toddlers ) affected with autism . In order to develop an autisticchild is required pontesi container that can reflect some of the child protection legislationand government programs are compulsory nine years . Containers must be based on asystem of activities and special education for children with autism . The goal is to identifychildren with special needs with emphasis on healing the child to be able to blend insocial life . From the analysis of the need for container have been the right location andin accordance with the designation of the central building and educational activities ofchildren with autism in Makassar, which is in Tamalanrea . This design results of theanalysis combined with reference to relevant theory . Shape design philosophy beginswith geometric forms and cylinder block . The shape of the building the appearance of aneffect on the processing site and the structure and materials used , while also consideringother factors such as utilities and supplies bangunanannya .

Keywords: Education , children, autism .

1 Alumni Jurusan Teknik Arsitektur UIN Alauddin Makassar Angkatan 20062 Dosen Jurusan Teknik Arsitektur UIN Alauddin Makassar3 Dosen Jurusan Teknik Arsitektur UIN Alauddin Makassar

NatureNational Academic Journal of Architecture

181

I. PENDAHULUAN

Anak berkebutuhan khusus adalah yangtermasuk anak yang mengalami hambatandalam perkembangan perilakunya. Perilakuanak-anak ini, yang antara lain terdiri dariwicara dan okupasi, tidak berkembangseperti pada anak yang normal. Padaumumnya anak berkebutuhan khusus jugadisebut hanya anak autis. Berdasarkanhasil penelitian terbaru menunjukkan satudari 150 balita di Indonesia kini menderitaautis. Laporan terakhir WHOmemperlihatkan hal serupa, yang manaperbandingan anak autis dengan anaknormal di seluruh dunia, termasuk di kota– kota besar Indonesia telah mencapai 1 :100. (Hr. Suara Karya 11/3/05) danberdasarkan pengamatan Yayasan AutisIndonesia jumlah anak berkebutuhankhusus di Indonesia pada saat ini adalah 1 :166. Sedangkan di Sulawesi selatan dalambeberapa tahun terakhir diketahui, takkurang dari 1.000 anak di bawah usia limatahun (balita) terserang autis(www.gatra.com, 2012/06/07). Dalamrangka pengembangan pontesi anakberkebutuhan khusus diperlukan wadahyang dapat merefleksikan sebagian dariundang-undang perlindungan anak danprogram pemerintah yaitu wajib belajarsembilan tahun. Wadah tersebut harusmengacu pada sistem kegiatan danpendidikan anak-anak khusus penderitaautis. Pusat pengembangan potensi anakberkebutuhan khusus merupakan suatusarana terapi dan pendidikan yangbertujuan mengidentifikasi anak-anak yangberkebutuhan khusus denganmengutamakan kesembuhan anak tersebutagar dapat berbaur dalam kehidupan sosial.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Pusat Kegiatan danPendidikan Anak Penyandang AutisPusat Kegiatan dan Pendidikan AnakPenyandang Autis adalah wadahmemperoleh kegiatan penanganan yangkhusus serta pengajaran dan pengetahuan

sekaligus sebagai sarana aktivitaspengobatan yang didirikan khusus anakpenyandang autis 5-12 tahun, yangbertujuan menumbuhkan sertamengembangkan potensi kedewasaan anakyang diharapkan dapat bermanfaat bagimasa depan. (dari berbagai sumber diwww.google.com).Pengertian Anak AutisAnak autis adalah salah satu di antarasekian banyak sindrom yang menyerangsel saraf motorik. Keterbatasan ini yangmenyebabkan anak autis sangat kurangpengaruh terhadap lingkungan disekitarnya. Ibarat sebuah benih, anak autissering kali dipandang sebagai sesuatu yangsederhana. Padahal, perbedaan yangmereka miliki dengan layaknya anaknormal lain juga didapati potensiperkembangan yang “istimewa”. Tidakkeseluruhan anak autis menyulitkan orang-orang yang berada di sekitarnya. Banyakdari mereka yang memiliki kelebihan, baiksecara akademik maupun non-akademik.Oleh karena itu, pengenalan sertapembelajaran bagi penderita autis sangatpenting, berkaitan dengan perkembangansel motorik mereka yang lemah terhadapsosialisasi lingkungan. Benih merupakanzat yang sederhana, tetapi terkandungbanyak informasi yang menjadi cikal bakalbentukan sempurna. Sama halnya dengananak autis yang seringkali tidakdiperdulikan atau diabaikan, padahalmereka makhluk ciptaan Tuhan yang tidakternilai harganya. Manusia diciptakandengan kelebihan dan kekurangannya,semata-mata agar mereka bersyukurkepada penciptanya.Tinjauan terhadap Konsep ArsitekturPrilakuArsitektur perilaku adalah Arsitektur yangdalam penerapannyaselalu menyertakan pertimbangan-pertimbangan perilaku dalam perancangan.Arsitektur muncul sekitar tahun 1950.Pertimbangan-pertimbangan ini padaawalnya dibutuhkan untuk perancanganobyek-obyek arsitektur tertentu, misalnyarumah sakit jiwa, pusat rehabilitasi

NatureNational Academic Journal of Architecture

182

narkoba, rumah sakit anak, sekolah luarbiasa (SLB) atau pusat autisme. Dalamerkembangannya,ternyata banyak perkembanganyaarsitektur yang dapat didekati denganpendekatan perilaku di dalamperancangannya, misalnya mall, restoran,sekolah, stasiun kereta api, dan lain-lain.Menurut Donna P. Duerk menjelaskanbahwa manusia dan perilakunya adalahbagian dari sistem yang menempati empatdan lingkungan, sehingga perilaku danlingkungan tidak dapat dipisahkan secaraempiris. Karena itu perilaku manusia selaluterjadi pada suatu tempat dan tidak dapatdi evaluasi secara keseluruhan tanpapertimbangan faktor-faktor lingkungan.Hubungan antara lingkungan dan perilaku;Lingkungan yang mempengaruhi perilakumanusia. Lingkungan merupakan bagianterpenting yang akan membangunkepribadian, terutama kepribadianmanusia. Lingkungan juga bisa dikatakansebagai cermin untuk diri kita. Lingkunganyang baik akan membentuk pribadi yangbaik, sementara lingkungan yang burukakan membantuk sifat dan perilaku yangburuk. Perilaku manusia yangmempengaruhi lingkungan. Manusia jugamempunyai peran penting dalam merawat,melestarikan maupun menjaga lingkungan.Menurut Moore (1976) pengertian perilakumerupakan bagian dari program sosialuntuk kesejahteraan masyarakat danfokusnya adalah hubungan salingmenunjang antara manusia sebagaiindividu atau kelompok dan lingkunganfisiknya, untuk meningkatkan kehidupanmelalui kebijakan perencanaan danperancangan perilaku sangatmempengaruhi perancangan dan aktivitasyang berlangsung di dalamnya.Pembentukan perilaku seseorang adalahsuatu proses karena pengaruh budaya danadanya faktor pengaruh lingkungan yangsaling terkait satu dengan yang lain.Heidegger (1971) berkata; Arsitek harusmenanggapi hal ini dan apabilamemungkinkan harus meningkatkanidentitas lingkungan dan sense of place.

Norberg Schulz (1979) dalammengemukakan Genius Loci mengatakan:Arsitek harus menciptakan Place danbukan hanya Space denganmengemukakan sintesa dari keseluruhankomponen lingkungan, termasuk sosial.Hasil yang didapat harus menemukankomposisi yang terbaik dari lingkunganfisik dan konteks budaya, dan jugakebutuhan dan keinginan dari pengguna.Yang tidak terlepas dari ruang dan waktu.Kebanyakan desain yang berhasilmeminimalkan campur tangan didalam merubah sosial dan fisikdibandingkan dengan desain denganperubahan yang radikal. Ini disebut jugapendekatan ekologikal (Mestika,2010 dalam Marcella, 2012). Kesimpulanyang dapat kita ambil adalah pentingnyamenciptakan Place dan bukan hanya Spacedengan mengemukakan sintesa darikeseluruhan komponen lingkungan,termasuk sosial. Pengalaman dari suatutempat yang unik adalah suatu pengalamanyang tidak terlupakan. Sehingga keunikandari suatu tempat harus ditingkatkan. kitahanya perlu untuk menyusun yang telahada daripada menciptakan sesuatu yangbaru. Sesuatu yang sesuai dengan ruang,waktu, tempat, kegiatan, dan pengguna.Bentuk dan Penampilan BangunanBangunan pusat kegiatan dan pendidikananak-anak penderita autis adalah bangunanatau lembaga pendidikan yangdiperuntukkan bagi anak-anak yangmemiliki kelainan perkembanganneurologisnya yang mengakibatkanpenderita mengalami keterlambatan dalamperkembangan bahasa, komunikasi, daninteraksi. Oleh sebab itu, rancanganeksterior dan interior bangunan mengikutikarakteristik anak autis. Konsep bangunanmenampilakan bangunan yang cukup unikdan modern.Konsep modern bertujuansebagai simbolisasi akan harapanmasyarakatakan kesembuhan anak-anakautis di masa mendatang. Konsep yangunik bertujuan agar bangunan inimenampilkan kesan rekreatif agar dapatmenarik perhatian anak-anak autis untuk

NatureNational Academic Journal of Architecture

183

menjadikan sekolah ini sebagai tempatnyaberaktivitas sehari-hari. Analisis terhadapbentukan bangunan tidak hanyamengutamakansegi estetis, tetapi harusmempertimbangkan keamananan terutamapersepsianak autis terhadap bentukan yangdirancang. Bentukan-bentukan yang harusdihindari adalah sebagai berikut; Bentukanyang monumental, bentukan atau desainyang terlalu rumit, bentukan yangbersudut, dapat membahayakan aktifitasanak autisAnalisis bentukan dapat dilakukan sebagaiberikut; menggunakan bentukan sederhanadan tidak terlalu mencolok (warna).Kekurangan; Terkesan monoton, sehinggaanak autis mudah bosan. Menggunakanbentukan alami dari lingkungan (batu, air,atau material alam lainnya).Kelebihan; Anak autis lebih mudahmengenal bentukan alami, sehinggamempermudah proses penyembuhan.Kekurangan; Cukup sulit memperolehbentukan alami yang sesuai terkait denganmodul pembelajaran. Lingkungan AlamiahLingkungan alamiah adalah elemen-elemen alami dan tempat sekitar tapak(iklim, air, tanah, topografi, vegetasi, dankemakhluk hidup lainnya) yang pentingbagi rancangan tapak.Studi BandingStudi banding objek Pusat Pendidikan danTerapi Anak Autis Buah HatikuTempat ini merupakan pendidikan khususbagi keluarga yang memiliki anakpenderita autis dan gangguanperkembangan lainnya. Berlokasi di kotaMakassar, tepatnya Jl. G.Latimojong No.129 C Makassar. Pusatinformasi dan terapi ini menggunakantema perilaku (behavior) sebagai temapokok perancanganbangunan.

Gambar 2.8. Tampak Depan BuahHatiSumber : dokumen pribadi, 2012

Jenis-jenis rung yang tersedia antara lainsebagai berikut; ruang tunggu, ruangkonsultasi, ruang terapi sensori integral,ruang terapi one on one,

Studi Banding Tema Perilaku

Ron Leaf, Seal Beach CaliforniaRon leaf, merupakan sebuah pusat terapidan informasi untuk anak-anakberkebutuhan khusus, yang berlokasi diSeal Beach California. Metoda yangdigunakan dalam menerapi anak-anakadalah ABA (Applied Behaviour Analisys).Jenis ruang yang tersedia antara lainsebagai berikut:R. Terapi One on one, merupakan metodapengajaran satu terapi dan 1 anak. Padaarea ini lantai menggunakan karpet, bahanini baik digunakan untuk menjagakestabilan suhu dan meredam suara. Kelasini merupakan kelas besar, yang terdapatbeberapa area yang tidak menggunakansekat untuk fungsi dinding namunmenggunakan perabot. Pencahayaan yangmenggunakan sistem artificial light,dengan syarat lampu yang tidakmenyilaukan.

Gambar 2.11. Ruang terapi one on oneSumber: www.infantilautis.co.id

Classical Class. Pada area ini, merupakankegiatan terapi bersama dengan murid lain.Area ini membutuhkan space yang lebihbesar. Suasana yang diciptakan lebihvariatif. Terlihat pada penggunaanwallpaper bergambar pada dinding, bentukdan warna perabot yang menyesuaikantema. Lantainya menggunakan karpet yangmerupakan salah satu bahan alternatif yangdigunakan untuk ruang kelas anakberkebutuhan khusus.

NatureNational Academic Journal of Architecture

184

Gambar 2.12. Classical classSumber: www.infantilautis.co.id

Sensori Integration. Pada area inimerupakan area yang melatih sensormotorik anak dengan berkebutuhan khususagar dapat mengkoordinasi fisik denganbaik. Area ini membutuhkan space yangluas agar dapat menampung peralatan mainseperti ayunan, kolam bola, dan lainsebagianya. Lantai yang digunakanberbahan empuk seperti, matras dan karpetagar aman bagi anak. Pencahayaan yangdigunakan pencahayaan alami dan buatan.

Gambar 2.13. Sensori IntegrationSumber:www.infantilautis.co.id

Music ClasKelas musik merupakan kelas yangdifungsikan agar anak-anak mengenal danmenirukan bunyi. Pada area ini, suasanayang diciptakan hangat danmenyenangkan, terihat dari penggunaanbahan dan warna yang natural seperti kayuplantai dan dinding. Pencahayaanmenggunakan daylight. Perabot yangdigunakan tidak seperti lazimnya, fasilitasduduk menggunakan bola, difungsikan

agar anak-anak tersebut lebih dapatmenjaga keseimbangan dan lebih nyaman.Area koridor ini di jadikan ruang tunggudengan lebar 2m

Gambar 2.14. Music classSumber: www.infantilautis.co.id

Beberapa desain baik yang dapat dijadikanliterature perancangan antara lain sebagaiberikut; pembagian jumlah ruang dandimensinya sesuai dengan kapasitaspengguna, sifat ruang, jenis aktivitas, sertasuasana yang diciptakan, sistemkenyamanan thermal (pencahayaan,penghawaan, akustik) sudah terpenuhidengan baik.

Surabaya International School (SIS)Sebagai perbandingan ketiga, adalahsekolah umum yang memiliki sistempemprograman ruang yang baik. Studipembanding adalah Surabaya InternationalSchool (SIS). pendidikan dan pengajaranyang baik dan memadai untuk kebutuhananak-anak serta pengguna yang lainnya.Berikut ini beberapa fasilitas yang dapatdijadikan perbandingan;

LibraryPada perpustakaan ini beroperasi dari jamPk.07.30-16.00. Penggunanya adalahmurid-murid, guru, staff dan orang tua.Fasilitas yang disediakan adalah buku-buku pengetahuan dan umum, fasilitasaudio visual, area khusus untuk keperluantertentu dari guru dan murid serta areabaca yang nyaman bagi pengguna.

NatureNational Academic Journal of Architecture

185

ClassPada tiap ruang kels di SIS, dalam 1 kelasterdiri dari 3 area yaitu area bermain, areabelajar dan area untuk art activity.Sehinggadalam menajalnkan urutan kegiatan tidakperlu untuk pindah kelas. Namun jikamenggunakan kelas khusus seperti practicegym atau computer class dilakukan padakelas yang berbeda.

Gambar 2.16 Ruang kelasSumber: www.infantilautis.co.id

III. METODE PERANANGAN

Metode yang digunakan denganmenggunakan metode survey dan studyliterature dengan pengaplikasikan langsungdalam konsep desain perancangan. Teknikpengambilan data dilakukan dengan surveylapangan melihat fakta yang adadilapangan dan dianalisis dalam bentukkonsep desain untuk menghasilkan desainperancangan yang sesuai. Selain itu teknikpengambilan data juga dilakukan denganwawacara langsung dan selanjutnya diolahdan dikembangnkan dalam bentuk desainperancangan yang disesuaikan dengankebutuhannya. Study literature jugadigunakan disini untuk memberikanmasukan berupa teori-teori pendekatandesain sekolah yang khusus anak autisdengan konsep arsitektur perilaku. Teoriarsitektur perilaku menjadi tolak dasardalam pembentukan sekolah ini denganmemahami perilaku dan karakter manusiadari suatu ruang fisik.

IV. HASIL PEMBAHASANPENDEKATAN DESAINLokasi

Lokasi Site dipilih terletak di KecamatanTamalanrea. Luas site ± 2,0 Ha. Batas sitemeliputi :Sebelah Utara : Jl. Perintis kemerdekaandan pertokoanSebelah Barat : Perumahan BumiTamalanrea PermaiSebelah Selatan : Perumahan BumiTamalanrea PermaiSebelah Timur : Gedung perpustaakaanwilayah Sulawesi Selatan

Gambar 3.2. Peta Site/Tapak

Analisis Pengolahan SitePengolahan Site dimaksudkan untukmemaksimalkan fungsi site, denganmenganalisis segenap potensi danpermasalahan yang terdapat dalam site.Pengolahan site didasarkan padapertimbangan-pertimbangan berikut ini

Gambar 3.1. Peta Lokasi Site

NatureNational Academic Journal of Architecture

186

Orientasi view.View dari dalam site melingkupipandangan kearah Perumahan BumiTamalanrea Permai (arah Barat),Perumahan Bumi Tamalanrea Permai (arahSelatan), gedung perpustakaan wilayah(arah Timur) dan Jl. Perintis Kemerdekaan(arah Utara).

Orientasi angin dan matahari.Perancangan bangunan harus diletakkansedemikian rupa hingga memungkinkanpengaliran udara dalam ruang. Sinarmatahari selain memberi pencahayaanalami yang berguna untuk penerangandalam bangunan, dan bisa menimbulkanpanas akibat pengaruh radiasi yangditimbulkannya. Oleh sebab itu diperlukansolusi untuk masalah tersebut antara laindengan penggunaan overstek, lisplankyang lebar, sunscreen dan sebagainya.Orientasi bangunan yang terbaik, ditinjaudari arah sinar matahari yaitu denganmeletakkan bangunan sejajar dengan arahmatahari (Timur-Barat).

Jaringan utilitas yang tersedia area site.Jaringan utilitas diambil dari jaringan yangtersedia di sekitar site. Adapun jaringanutilitas yang tersedia yaitu, jaringan listrik

dari PLN, air bersih dari PDAM, jaringantelepon dan riol kota. Selain itu,pembuatan jaringan lain seperti sumur borsebagai sumber air bersih alternatif, danpenggunangan generator sebagai pensuplaitenaga listrik cadangan. Selain itupemanfaatan kembali air buangan dengancara mendaur ulang, yang bisadimanfaatkan untuk menyiram tanaman.Pendekatan MikroProgram direncanakan dan di aturberdasarkan kebutuhan dan aktivitas yangdiperoleh dari hasil studi yang telahdilakukan baik dengan cara studi literaturemaupun studi banding. Aktivitas tersebutantara lain; Proses belajar mengajar,seminar, pelatihan talenta anakberdasarkan bakat dan minat, terapi, pusatinformasi para ahli.

NatureNational Academic Journal of Architecture

187

APLIKASI DESAIN

Lokasi pilihanLokasi yang dipilih adalah di KecamatanTamalanrea yang dalam pembagian polaruang kota Makassar, lokasi tersebutberada pada kawasan riset dan perguruantinggi terpadu. tml, di akses tanggal 12-04-2013).

Analisis Pengolahan SitePencapaian dan sirkulasi dimaksudkanuntuk mendapatkan penzoningan dalamsite dan penentuan entrance danpencapaian ke dalam site, denganmempertimbangkan sirkulasi yang telahada, serta akses dan kemudahan dalampencapaiannya. Dari analisis pencapaianini kita dapat tentukan area main enterancedan enterance site.

Gambar.Pecapaian dan sirkulasiSumber : Hasil desain ,2013

Orientasi angin dan matahari.Dari hasil analisis orientasi angin danmatahari ini kita dapat menentukan carapemamfaatan potensi positif dari angin danmatahari, seperti penghawaan alami,pencahayaan alami.Serta mengantisipasisegala potensi negatif dari angin danmatahari, seperti pemanfaatan sun sreenuntuk mengurangi efek silau dari mataharidan pemanfaatan vegetasi sebagaipengendali angin dan mengurangi efeksilau, panas dari matahari.

Orientasi view.Gambar 4.1. Lokasi dan Tapak

Sumber : Analisis 2013

NatureNational Academic Journal of Architecture

188

Perumahan Bumi Tamalanrea PermaiGedung Perpusatakaan Wilayah SulawesiSelatan View dari dalam site melingkupipandangan kearah Perumahan BumiTamalanrea Permai (arah Barat),Perumahan Bumi Tamalanrea Permai (arahSelatan), gedung perpustakaan wilayah(arah Timur) dan Jl. Perintis Kemerdekaan(arah Utara).

Tingkat polusi dan kebisingan.

Topografi

Jaringan utilitas

Output

Analisis BentukBeberapa macam-macam terapi autis, sertakegiatan dan fasilitas yang dibutuhkanuntuk anak autis dapat menganalisisbentuk dan hubungan ruang, yaitu sebagaiberikut :

Filosofi bentuk rancang ini terbentuk daribentuk-bentuk geometri balok dan silinderyang dapat menghubungkan ruang terapianak autis. Bentuk-bentuk geometri adalahbentuk yang dikenal anak karenabentuktersebut sering terlihat pada mainan-mainan yang mereka pakai.

NatureNational Academic Journal of Architecture

189

Perancangantan MikroSistem penzoningan

Acuan Perancangan Fisik danPerlengkapan BangunanPenampilan bangunan Rancanganeksterior dan interior bangunan mengikutikarakteristik anak autis. Konsep bangunanmenampilakan bangunan yang cukup unikdan modern. Konsep modern bertujuansebagai simbolisasi akan harapanmasyarakat akan kesembuhan anak-anakautis di masa mendatang. Konsep yangunik bertujuan agar bangunan inimenampilkan kesan rekreatif agar dapatmenarik perhatian anak-anak autis untukmenjadikan sekolah ini sebagai tempatnyaberaktivitas sehari-hari.

Penataan Ruang Luar.Elemen-elemen pembentuk ruang luaryang dipakai dalam merancang bangunan

pusat kegiatan dan pendidikan anak-anakpenderita autis, Hard material; Paving blokdan rabat beton dekoratif sebagai jalanpada, pedestrian; Aspal sebagai bahanjalan area sirkulasi luar. Batu alam sebagaipenutup dinding dan kolom luar. Lamputaman, lampu mercury, dan lampu sorotyang bervariasi sebagai penerangan ruangluar dan penghias apartemen di malamhari. Sculpture sebagai focal point Plazasebagai area interaksi antar individu.

Soft material.Jenis pohon; palm raja yang berfungsisebagai peneduh dan pengarah. PohonSoga, yang berfungi sebagai tanaman tepi(frame site) dan pelindung tanaman.Cemara yang berfungsi sebagai penghiastanaman dan barier noising. Sikas, Tombakraja dan palm botol sebagai penghias danfocus. Jenis perdu; semak mutiara,berfungsi sebagai tanaman hias dan bataspandang pada area parkir. Duratan atauteh-tehan sebagai penutup, batas danpengarah. Rumput jepang berfungsisebagai penutup tanah pada open space.Jenis tanaman berbunga untukmemperindah dan fokus taman.Penataan Ruang Dalam, Ruang yang tidakboleh terlalu mencolok dan menarikperhatian anak secara berlebihan yangdapat membuat anak tidak fokus dan tidakmaumendengar perkataan orang lain. Penataanruang dalam bangunan jugamemperhatikan penghawaan, pencahayaan,dan furniture yang dipilih sesuai karakteranak autis.

NatureNational Academic Journal of Architecture

190

StrukturSub struktur; struktur pondasi yang terpilihadalah pondasi rakit dan tiang pancangdengan pertimbangan mudah dalampelaksanaan, daya dukung terhadap bebanmaksimal serta cocok digunakan padalahan yang relatif datar. Dan pondasi tiangpancang cocok digunakan pada area tanahkeras yang relatif dalam. Super strukturyang digunakan adalah kombinasi antararangka dan shear wall.

Gambar 4.17. Sistem Kombinasi Rangka danShear Wall

Upper struktur Struktur atap yang yangterpilih adalah baja ringan denganpenutupatap aluminium spandek.

Gambar 4.18. Sistem Atap Baja Ringan

Sistem Utilitas dan KelengkapanBangunan; System Penghawaan alamiSistem penghawaan ruang dalammenggunakan penghawaa diperlukan alatpenghisap dpoorifier) yang dapatmenetralisir udara dalam ruang.

Gambar 4.19. Aplikasi Penghawaan Alami

Penghawaan buatanMerupakan sistem pengkondisian udarauntuk mencapai tingkat kelembaban udarayang diinginkan untuk kenyamanan ruangsecara optimal misalnya ruang yangdigunakan secara kontinyu dan ruang yangdigunakan secara berkala. Sistempenerangan. Dalam perencanaan pusatkegiatan dan pendidikan anak-anakpenderita autis terdapat 2 (dua) sistempenerangan, yaitu ; sistem peneranganalamiBangunan sekolah diupayakan untukmendapatkan sinar matahari tinggi denganuntuk mengatasi pengaruh negatifnya.

Gambar 4.21. Aplikasi Penerangan Alami

Sistem penerangan buatan. Padabangunan pusat kegiatan dan pendidikananak-anak penderita autis, peneranganbuatan diutamakan pada ruang-ruang yangPenerangan buatan yang digunakan salahsatunya dalam ruang terapi one on oneyaitu dengan penerangan pada lampukurang mendapatkan penerangan alami dansemua ruang pada malam hari, baik ruangtertutup maupun ruang terbuka. SystemPencegahan Kebakaran Pencegahanbahaya kebakaran pada bangunandiperlukan peralatan yang tepat, modern,dan cepat bereaksi. Pencegahan danpenanggulangan kebakaran pangunanterbagi dua, yaitu: Pencegahan pasif,Koridor ruang lebar, minimal 1,8 meter,penggunaan pintu kebakaran dengan lebar90 cm dengan indeks tahan api selama 2-3jam, penggunaan tangga darurat denganlebar tangga dan bordes 1,2 meter,Penerangan darurat, Pencegahan aktifSystem deteksi kebakaran terdiri darismoke detector, thermo detector, flamedetector.

NatureNational Academic Journal of Architecture

191

Perancangan, Fire alarm, Alat pemadamkebakaran ringan berupa tabung-tabungyang berisi busa dan bahan kimia.

Sistem penangkal petirSistem penangkal petir yang digunakanadalah sistem faraday, di mana petir yangmengenai bangunan disalurkan melaluikabel tembaga ke dalam tanah untukmenetralisir sehingga tidak membahayakanbaik pada bangunan maupun lingkungansekitar.Sistem listrik. Pada bangunan pusatkegiatan dan pendidikan anak-anakpenderita autis menggunakan listrik PLNsebagai tenaga utama dan menyediakanmesin genset sebesar 100% dari dayaterpasang yang dapat bekerja secaraotomatis bila listrik dari PLN padam.

System Transportasi dalam BangunanSystem transportasi vertical, elevator ataulift, merupakan alat transportasi vertikalantar lantai dalam bangunan bertingkatsecara menerus, yang hanya membutuhkanruangan yang relatif kecil secara horizontal

dan dapat mempengaruhi kualitaspelayanan gedung. Sistem transportasimanual (tangga dan ramp). Transportasihorizontal pada bangunan pusat kegiatandan pendidikan anak-anak penderita autisini sebagian besar menggunakan saranatransportasi manual berupa koridor/selasar.Sistem Distribusi Air Bersih; Air yangbersumber dari PAM dan sumur dalam(deep well) ditampung dalam bakpenampungan; untuk pendistribusiannyaair pada ground reservoir di pompa ke atas(top reservoir) selanjutnya dialirkan ketiap-tiap lantai sesuai dengan kebutuhandengan menggunakan gaya gravitasi bumi.Pendistribusian terbagi dua yaitu tangkiuntuk suplay air bersih dan digunakanuntuk fire hydrant kalau terjadi kebakaran.

Sistem distribusi air kotor Langkahpengolahan air kotor pada bangunan yaitu:Penghematan penggunaan air bersih untukmengairi taman-taman. Pemanfaatankembali untuk mengairi taman terutamapada musim Kemarau.

Gambar 4.29. Skema Sistem Air Kotor

Sistem pembuangan sampah sistempembuangan sampah pada bangunan dapatdilakukan dengan dua cara, yaitu: Secarahorizontal, Secara vertical.

NatureNational Academic Journal of Architecture

192

APLIKASI DESAINLokasi Tapak dan Pengolahan Site

Gambar IVb.1. Desain Pengolahan SiteSumber : Hasil perancangan, 2013

Denah dan site plan

Gambar IVb.2. Desain Denah dan siteplan.Sumber: Hasil perancangan, 2013

Penampilan Bangunan

Desain Tampak pada Bangunan

Gambar IV. Tampak Bangunan. Sumber:Hasil perancangan, 2013

Sirkulasi dan jalur Pejalan kaki

Gambar IV. Desain Sirkulasi dan jalurpejalan kaki. Sumber: Hasil,2013

Desain Struktur dan material

Gambar IV. Desain bentuk dan TampilanBangunan. Sumber: Hasil, 2013

NatureNational Academic Journal of Architecture

193

Gambar IV. Desain Struktur danmaterial. Sumber: Hasil perancangan,

2013

Perspektif

Gambar.IVb. PerspektifSumber : Hasil perancangan, 2013

Kesimpulan

Kesimpulannya adalah perilaku sangatmempengaruhi perancangan dan aktivitasyang berlangsung di dalamnya.

Pembentukan perilaku seseorang adalahsuatu proses karena pengaruh budaya danadanya faktor pengaruh lingkungan yangsaling terkait satu dengan yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

MangunsongF, 2009. UniversitasIndonesia.

“Psikologi & Pendidikan AnakBerkebutuhan Khusus (Jilid 1)”,Jakarta.

Ulumi Devi Mamluatul, 2010, UINMaulana Malik Ibrahim. “PusatPendidikan dan Terapi Autis BatuMalang”, Malang.

Munandar, Utami. Prof. Dr, 2010.“Perkembangan Kreativitas AnakBerbakat”, Rineka Cipta,DEPDIKNAS.

Budhiman, Melly. Dr. 2012. “PenyebabAutis Anak Usia Dini”, ketuaYayasanAutisme Indonesia.

Rochman Nur Fauwzia, 2006, “PusatTerapi Khusus Autis”, Surabaya

Hakim, Rustam dan Utomo Hardi (2003),“Arsitektur Lingkungan”, BumiAksara, Jakarta.

UU RI No. 20, Tentang Sistem PendidikanNasional, Pustaka Widyatama.

Ernst dan Neuvert P, (1993) , “DataArsitek Jilid I,II”, Erlangga , Jakarta.

Garling, T. and R. Golledge. 1993.Behavior and Environment:Psychological and

Ching, Francis, D.K., 1985, Arsitektur,Bentuk Ruang dan Susunannya,Penerbit Erlangga, Bandung.

Badan Pusat Statistik Makassar, 2010,Makassar Dalam Angka.

Clovis Heisath,1995,Arsitektur dari SegiPerilaku, AIA, Intermatra.

NatureNational Academic Journal of Architecture

194