JOURNAL OF TROPICAL FORAGE SCIENCE · 2019. 1. 16. · penambat N non simbiotik, isolasi, uji...

16
pastura JOURNAL OF TROPICAL FORAGE SCIENCE p -ISSN 2088-818X e -ISSN 2549-8444 Diterbitkan oleh: HIMPUNAN ILMUWAN TUMBUHAN PAKAN INDONESIA (HITPI) JURNAL ILMU TUMBUHAN PAKAN TROPIK pastura Vol. 7 No. 2 Halaman 57 - 114 Denpasar Februari 2018 p-ISSN 2088-818X e-ISSN 2549-8444

Transcript of JOURNAL OF TROPICAL FORAGE SCIENCE · 2019. 1. 16. · penambat N non simbiotik, isolasi, uji...

Page 1: JOURNAL OF TROPICAL FORAGE SCIENCE · 2019. 1. 16. · penambat N non simbiotik, isolasi, uji pewarnaan gram, uji fermnetatif, dan uji katalase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

pasturaJ O U R N A L O F T R O P I C A L F O R A G E S C I E N C E

p-ISSN 2088-818X e-ISSN 2549-8444

Diterbitkan oleh:HIMPUNAN ILMUWAN TUMBUHAN PAKAN INDONESIA (HITPI)

J U R N A L I L M U T U M B U H A N P A K A N T R O P I K

pastura Vol. 7 No. 2 Halaman 57 - 114

Denpasar Februari 2018

p-ISSN 2088-818Xe-ISSN 2549-8444

Page 2: JOURNAL OF TROPICAL FORAGE SCIENCE · 2019. 1. 16. · penambat N non simbiotik, isolasi, uji pewarnaan gram, uji fermnetatif, dan uji katalase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

pasturaJournal of Tropical Forage Science(Jurnal Tumbuhan Pakan Tropik)

Volume 7 Nomor 2 Februari 2018

HIMPUNAN ILMUWAN TUMBUHAN PAKAN INDONESIA (HITPI)

.DAFTAR ISI

PENGANTAR REDAKSI .................................................................................................................................................. iii

PRODUKSI DAN NUTRISI HIJAUAN OKRA SEBAGAI PAKAN PADA SISTEM INTEGRASI TANAMAN-TERNAK Dwi Retno Lukiwati .................................................................................................................................................. 57

EVALUASI RANSUM MENGANDUNG Indigofera zollingeriana TERHADAP ANAK KAMBING LEPAS SAPIH Suharlina, D.A. Astuti, Nahrowi, A. Jayanegara, L. Abdullah .............................................................................. 62

PRODUKTIVITAS RATUN SORGUM VARIETAS KAWALI DENGAN PEMUPUKAN BOKASHI FESES SAPI Agnitje Rumambi, Malky Telleng, Wilhelmina Kaunang, Sjeny Malalantang ..................................................... 69

POTENSI PRODUKSI HIJAUAN Mikania cordata SEBAGAI PAKAN TERNAK RUMINANSIA DI PROVINSI BALI I Wayan Suarna dan Ni Nyoman Suryani .............................................................................................................. 74

KAJIAN PARTIAL BAKTERI PENAMBAT NITROGEN NON SIMBIOTIK ASAL RHIZOSFER TANAMAN GAMAL SEBAGAI PLANT GROWTH PROMOTING PADA LAHAN SISTEM TIGA STRATA PECATU N.G.K. Roni dan S.A. Lindawati ............................................................................................................................... 78

KEMADIRIAN PAKAN BERBASIS HIJAUAN LOKAL UNTUK KERBAU DI PROVINSI BANTEN Prihantoro I, Aryanto AT, Karti PDMH .................................................................................................................. 83

ISOLASI PROTEIN DAN PRODUKSI KONSENTRAT PROTEIN DAUN (KPD) SEBAGAI SUPLEMEN PAKAN TERNAK Yatno, Suparjo dan Rasmi Murni ............................................................................................................................ 88

UJI DEGRADASI IN VITRO ADF DAN NDF RUMPUT RAJA (Pennisetum purpuroides) MENGGUNAKAN INOKULUM CAIRAN FESES M. Afdal dan Yun Alwi .............................................................................................................................................. 95

PRODUKTIVITAS RUMPUT Panicum maximum YANG DIPUPUK DENGAN JENIS DAN DOSIS BIO SLURRY BERBEDA Witariadi N.M., dan N.N. Candraasih,K. ................................................................................................................ 98

EVALUASI PENGARUH FAKTOR IKLIM PADA PEMBENTUKAN RANGKUM BUNGA DAN POLONG Indigofera zollingeriana Nur Rochmah Kumalasari, Cathleya Rosadi, Luki Abdullah ................................................................................. 103

PENGARUH PEMBERIAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA DAN PUPUK ORGANIK TERHADAP KAN DUNGAN FRAKSI SERAT RUMPUT KUMPAI (Hymenachne amplexicaulis (Rudge) Nees.) PADA ULTISOL Hardi Syafria, dan Novirman Jamarun ................................................................................................................. 106

SIMULASI PRODUKSI HIJAUAN PADA TIPE UNIT SISTEM TIGA STRATA YANG BERBEDA Anak Agung Oka, Ambius Anton, Ni Putu Sarini dan Siswanto ............................................................................ 111

Ucapan Terimakasih kepada Mitra Bestari ..................................................................................................................... 115Petunjuk Penulisan Jurnal ............................................................................................................................................... 116Formulir Berlangganan .................................................................................................................................................... 117

Page 3: JOURNAL OF TROPICAL FORAGE SCIENCE · 2019. 1. 16. · penambat N non simbiotik, isolasi, uji pewarnaan gram, uji fermnetatif, dan uji katalase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

p-ISSN 2088-818X e-ISSN 2549-8444

pasturaJournal of Tropical Forage Science(Jurnal Tumbuhan Pakan Tropik)

Volume 7 Nomor 2 Februari 2018

Ketua PenyuntingI Wayan Suarna (Unud)

Wakil Ketua PenyuntingPanca Dewi Manu Hara Karti (IPB)

Penyunting PelaksanaLuki Abdullah (IPB)

Dwi Retno Lukiwati (Undip)Bambang R. Prawiradiputra (Balitnak)

Charles L. Kaunang (Unsrat)I Gede Mahardika (Unud)

N. N. Suryani (Unud)Rahmi Dianita (Unja)

Mansyur (Unpad)

AdministrasiA. A. A. Sri TrisnadewiKetut Mangku Budiasa

I Wayan Wirawan

Alamat RedaksiFakultas Peternakan Universitas UdayanaJalan PB Sudirman Denpasar-Bali 80232Telp. (0361) 222096 Fax. (0361) 236180

e-mail: [email protected]

PenerbitHimpunan Ilmuwan Tumbuhan Pakan Indonesia (HITPI)

Sampul: Psophocarpus tetragonolobus di unit Sistem Tiga Strata (STS) Kampus Fapet Unud Bukit Jimbaran Bali

Dokumentasi foto W. Suarna

ISSNp-2088-818X e-ISSN 2549-8444

PASTURA adalah jurnal ilmu tumbuhan pakan tropik yang diterbitkan dua kali setahun (Februari dan Agustus) memuat berbagai aspek tumbuhan pakan tropik dari: hasil penelitian,

naskah konseptual/opini, resensi buku, dan informasi tumbuhan pakan tropik lainnya

Page 4: JOURNAL OF TROPICAL FORAGE SCIENCE · 2019. 1. 16. · penambat N non simbiotik, isolasi, uji pewarnaan gram, uji fermnetatif, dan uji katalase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

iii

PENGANTAR REDAKSI

urnal pastura sebagai jurnal kebanggaan Himpunan Ilmuwan Tumbuhan Pakan Indonesia (HITPI) kini sudah terbit pada volume 7 Nomor 2 edisi Pebruari tahun 2018. Materi pasture volume 7 Nomor 2 sebagian besar diambil dari berbagai

manuskrip seminar nasional sebagai ajang mendisiminasikan hasil-hasil riset tumbuhan pakan di Indonesia. Perkembangan Ipteks tumbuhan pakan sangat gayut dengan kebutuhan pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan produktivitas ternak dalam rangkan memperkuat ketahanan pangan Indonesia. Dewan Redaksi mengucapkan terimakasih banyak atas partisipasi semua pihak terutama para penulis sehingga jurnal pastura dapat terbit sesuai waktunya.

Jurnal pastura kali ini merangkum berbagai manuskrip tentang tumbuhan pakan tropik dari berbagai aspek budidaya dan pengembangan Ipteks tumbuhan pakan tropik. Jurnal pastura kali ini mengungkap hasil riset Ipteks tumbuhan pakan antara lain: terungkapnya brbagai tumbuhan local yang memiliki potensi besar sebagai tanaman pakan, pemanfaatan tanaman Indigofera zollingeriana untuk memacu mempecepat produktivitas ternak ruminansia kecil serta berbagai teknologi budidaya tanaman pakan yang bermanfaat untuk ikembangkan di berbagai daerah. Penggunaan berbagai jenis pupuk organik serta potensinya untuk emningkatkan pertumbuhan dan produksi hijauan tampak masih menjadi kajian yang menarik bagi kaangan ilmuwan tumbuhan pakan Indonesia.

Manuskrip di atas sangat menarik untuk disimak dalam rangka pengembangan tumbuhan pakan. Dewan Redaksi menyampaikan terimakasih banyak kepada para kontributor yang manuskripnya telah diterbitkan pada jurnal edisi ini. Terimakash pula disampaikan kepada para Mitra Bestari yang telah bersedia mereview naskah manuskrip sehingga siap untuk diterbitkan. Mari kita pelihara dan kembangkan jurnal ini agar ke depan tampil semakin cantik, bernas, dan semakin bermanfaat. Bagi para pembaca dapat memperoleh informasi tentang jurnal pastura pada: http://ojs.unud.ac.id/index.php/pastura dan komunikasi bisa dllakukan pada e-mail: [email protected].

Redaksi

Page 5: JOURNAL OF TROPICAL FORAGE SCIENCE · 2019. 1. 16. · penambat N non simbiotik, isolasi, uji pewarnaan gram, uji fermnetatif, dan uji katalase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Page 6: JOURNAL OF TROPICAL FORAGE SCIENCE · 2019. 1. 16. · penambat N non simbiotik, isolasi, uji pewarnaan gram, uji fermnetatif, dan uji katalase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

UCAPAN TERIMAKASIHKEPADA MITRA BESTARI

Atas bantuan penyuntingan yang dilakukan oleh para Mitra Bestari (Penyunting Ahli) terhadap naskah-naskah jurnal yang dimuat pada jurnal Pastura, Volume 7 Nomor 2, Februari 2018 redaksi

mengucapkan terimakasih kepada mereka yang namanya tersebut di bawah ini:

Prof. Dr. Ir. Dwi Retno Lukiwati, MSProf. Dr.I r. Panca Dewi Manu Hara Karti, M.Si

Prof. Dr. Ir. Komang Budaarsa, M.S Dr. Nurhayati Diah Purwantari

Dr. Nafiatul UmamiDr. Ir. Ni Nyoman Suryani, M.Si

Ir. M. A. P. Duarsa, M.Rur.Sc.Ir. Ni Putu Sarini, M.Agr.Sc

Page 7: JOURNAL OF TROPICAL FORAGE SCIENCE · 2019. 1. 16. · penambat N non simbiotik, isolasi, uji pewarnaan gram, uji fermnetatif, dan uji katalase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

116

pastura ❖ Volume 7 Nomor 2 TahuN 2018 p-ISSN 2088-818X e-ISSN 2549-8444

PETUNJUK PENULISAN JURNAL

1. Naskah yang diterima adalah karya tulis yang merupakan hasil penelitian atau hasil pemikiran (konseptual) yang ada hubungannya dengan tumbuhan pakan dan belum pernah dipublikasikan;

2. Naskah dapat ditulis dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris;3. Naskah dikirim dalam bentuk CD atau bisa di email ke [email protected], dan diketik dengan program

Microsoft Word. Format huruf menggunakan Times New Roman dengan ukuran 12pt. CD disertai dengan sebuah print out naskah;

4. Jumlah halaman naskah maksimal 20 halaman kwarto dan diketik dengan 2 spasi, kecuali abstrak, tabel, histogram dan daftar rujukan/pustaka satu spasi;

5. Sistematika artikel hasil penelitian: judul, nama penulis (tanpa gelar akademik) dan alamat lembaga, abstrak dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia (maksimal 100 kata), kata kunci (3-5 term/kata), pendahuluan memuat latar belakang, sekilas tinjauan pustaka, dan tujuan penelitian; materi dan metode, hasil dan pembahasan, simpulan dan saran, daftar rujukan/daftar pustaka (hanya memuat sumber yang dirunjuk), dan ucapan terima kasih (bila ada);

6. Sistematika artikel hasil pemikiran (artikel konseptual yang argumentatif-ilmiah, sistematis dan logis) meliputi: judul, nama penulis (tanpa gelar akademik) dan alamat lembaga, abstrak dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Infonesia (maksimal 100 kata), kata kunci (3 – 5 term/kata), pendahuluan (memuat latar belakang, dan tujuan atau ruang lingkup tulisan), dasar pemikiran, bahasan utama, simpulan dan saran, daftar rujukan/pustaka (hanya memuat sumber yang dirunjuk), dan ucapan terima kasih (bila ada);

7. Sumber rujukan sedapat mungkin merupakan pustaka mutakhir (terbitan 10 tahun terkahir) dan diutamakan dari sumber data primer berupa laporan penelitian (skripsi, tesis, disertasi) atau artikel-artikel penelitian dalam jurnal atau majalah ilmiah.

8. Perujukan dan pengutipan menggunakan teknik rujukan berkurung (nama, tahun). Pencantuman sumber pada kutipan langsung hedaknya disertai keterangan nomor halaman tempat asal kutipan. Contoh ( Sudarsa, 2006 : 47 ).

9. Daftar rujukan (pustaka) disusun dengan tata cara seperti contoh berikut, dan diurutkan secara alfabetis dan kronologis.ASA-CSSA-SSSA. 1998. Publications handbook and style manual. American Society of Agronomy, Inc.,

Crop Science Society of America, Inc. and Soil Science Society of America, Inc.Wisconsin 53711 USA.Adjei, M.B. 1995. Component forage yield and quality of grass-legum cropping system in Carebean. Trop.

Grassl. 29: 142-149.Allden. W.G., and I.A. McD. Whittaker. 1970. The determinants of herbage intake by grazing sheep.

Aust. J. Agric. Res. 21: 755-66. Atta-Krah, A.N. 1989. Availability and use of fodder shrubs and trees in tropical africa, In Shrubs and

tree fodder for animals. IDRC. Proc. 118-129.Halim, R.A. 1996. Fodder grasses to maximize land productivity for ruminant production. p.55-60. In

R.A. Halim and C.P. Chen (ed.) Feed resources for smallholder livestock production in Southeast Asia. Vientiane Lao P.D.R

SAS Institute. 1994. The SAS System for Windows. Release 6.10. SAS Inst.,National Agricultural Statistics Service. 1997. Crops county data [online]. Available at http://usda.mannlib.

cornell.edu/data-sets/crops/9X100 (verified 30 Nov. 1998).Agronomy Journal, Volumes 17-22, 1925-1930 [CD-ROM computer file]. ASA Madison, WI, and Natl.

Agric. Libr., Madison, WI (Nov. 1994)

Page 8: JOURNAL OF TROPICAL FORAGE SCIENCE · 2019. 1. 16. · penambat N non simbiotik, isolasi, uji pewarnaan gram, uji fermnetatif, dan uji katalase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

117

FORMULIR BERLANGGANAN

Nama (Instansi/Perorangan) : .....................................................................................................

Alamat Kantor : .....................................................................................................

.....................................................................................................

.....................................................................................................

Kode Pos : .....................................................................................................

Alamat Rumah : .....................................................................................................

.....................................................................................................

.....................................................................................................

Harap dicatat sebagai pelanggan Jurnal Tumbuhan Pakan Tropik : PASTURA mulai terbitan Volume

………......; No. ……………… Tahun …………… Untuk 2 (dua) kali terbitan dalam setahun sebesar Rp 120.000,00

(termasuk ongkos kirim).

Bersama ini uang langganan sebesar Rp. ....………….. (…………………………….....…….) akan/telah kami kirimkan

ke Bank BNI Kantor Cabang Utama Renon, Denpasar, rekening No. 0108358691 atas nama A.A. Ayu

Sri Trisnadewi

Pemesan,

……………....................……………

Page 9: JOURNAL OF TROPICAL FORAGE SCIENCE · 2019. 1. 16. · penambat N non simbiotik, isolasi, uji pewarnaan gram, uji fermnetatif, dan uji katalase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Page 10: JOURNAL OF TROPICAL FORAGE SCIENCE · 2019. 1. 16. · penambat N non simbiotik, isolasi, uji pewarnaan gram, uji fermnetatif, dan uji katalase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Page 11: JOURNAL OF TROPICAL FORAGE SCIENCE · 2019. 1. 16. · penambat N non simbiotik, isolasi, uji pewarnaan gram, uji fermnetatif, dan uji katalase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Page 12: JOURNAL OF TROPICAL FORAGE SCIENCE · 2019. 1. 16. · penambat N non simbiotik, isolasi, uji pewarnaan gram, uji fermnetatif, dan uji katalase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

78

pastura ❖ Volume 7 Nomor 2 TahuN 2018 p-ISSN 2088-818X e-ISSN 2549-8444

KAJIAN PARTIAL BAKTERI PENAMBAT NITROGEN NON SIMBIOTIK ASAL RHIZOSFER TANAMAN GAMAL SEBAGAI PLANT GROWTH PROMOTING

PADA LAHAN SISTEM TIGA STRATA PECATU

N.G.K. Roni dan S.A. LindawatiFakultas Peternakan, Universitas UdayanaEmail: [email protected]

ABSTRAK

Tanaman gamal merupakan salah satu tanaman pakan yang masih bisa tumbuh dan menghasilkan hijauan di lahan kering pada musim kemarau, sedangkan tanaman lain terutama rumput sudah kering sehinga perlu dikaji kondisi tanah pada rhizosfernya. Penelitian yang bertujuan untuk mengkaji kondisi tanah di rhizosfer tanaman gamal dan mendapatkan isolat bakteri penambat nitrogen non simbiotik asal rhizosfer tanaman gamal yang berfungsi sebagai Plant Growth Promoting pada lahan sistem tiga strata (STS) Pecatu, Bukit jimbaran, Badung, Bali. Penelitian diawali dengan pengamatan tekstur dan warna tanah, penetapan struktur tanah dan pengukuran kadar air, pH, dan total mikroba tanah, dilanjutkan dengan perhitungan mikroba penambat N non simbiotik, isolasi, uji pewarnaan gram, uji fermnetatif, dan uji katalase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik tanah lahan STS Pecatu meliputi tekstur liat berlempung, struktur kompak, warna coklat kekuninyan, pH 6.79-7.40, kadar air 14,19-18,12, Lahan STS Pecatu termasuk lahan yang kurang subur dengan total plate count 1.65x 107 cfu/g, dan diitemukan 6 isolat bakteri penambat N non simbiotik yang diduga dari genus Azotobacter sp, dengan jumlah koloni 83 x 105 cfu/g. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, tanah lahan STS Pecatu termasuk lahan yang kurang subur dengan total plate count 16,5 x 106 cfu/g, dan diitemukan 6 isolat bakteri penambat N non simbiotik yang diduga dari genus Azotobacter sp, dengan jumlah koloni 83 x 105 cfu/g

Kata kunci :bakteri penambat N non simbiotik, Sistem Tiga Strata, Pecatu

PARTIAL STUDY OF NON SYMBOTIC NITROGEN FIXING BACTERIA FROM RHIZOSFER OF GAMAL AS PLANT GROWTH PROMOITING ON THE LAND OF THREE STRATA SYSTEMS

ABSTRACT

Gamal is one of the tropical forages that can still grow and produce f on dry land in the hot season, while other plants, especially the grass has dried so it needs to be examined soil conditions in the rhizosphere. A study aimed at studying soil conditions in rhizosphere of gamal plants and obtaining isolates of non-symbiotic nitrogen-fixing bacteria from gamal rhizosphere that function as Plant Growth Promoting on three strata land (STS) Pecatu, Bukit jimbaran, Badung, Bali. The research begins with observation of soil texture and color, soil structure determination and water content, pH, and soil total plate count, followed by calculation of non-symbiotic N fixing bacteria,, isolation, gram staining test, fermnetatif test, and catalase test. The results showed that soil characteristics of STS Pecatu land include clay clay texture, compact structure, brownish color, pH 6.79-7.40, water content 14,19-18,12, STS Pecatu land including fertile land with total plate count 1.65x 107 cfu/g, and 6 non-symbiotic non-beneficial bacterial inhibitors were suspected from the genus Azotobacter sp, with colonies of 83 x 105 cfu/g. Based on the result of the research, it can be concluded that the soil of STS Pecatu land including fertile land with total plate count 16,5 x 106 cfu/g, and found 6 isolate of non-symbiotic N fixing bacteria from genus Azotobacter sp, with number of colony 83 x 105 cfu/g

Keywords: Non-symbiotic N-fixing bacteria, Three-Strata System, Pecatu

pastura Vol. 7 No. 2 : 78 - 82 p-ISSN 2088-818X e-ISSN 2549-8444

Page 13: JOURNAL OF TROPICAL FORAGE SCIENCE · 2019. 1. 16. · penambat N non simbiotik, isolasi, uji pewarnaan gram, uji fermnetatif, dan uji katalase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

79

PENDAHULUAN

Tanaman pakan merupakan salah satu faktor pendukung dalam perencanaan produksi ternak, oleh sebab itu kuantitas, kualitas dan ketersediaannya harus terus menerus terjaga, namun umumnya lahan yang tersedia adalah lahan yang tidak produktif atau lahan-lahan kritis. Pada saat musim kemarau, merupakan problem dalam penyediaan pakan, karena tidak tersedia hijauan pakan yang mencukupi kebutuhan ternak.Salah satu cara yang sudah dikembangkan oleh Nitis et al. (2001) untuk mengatasinya yaitu dengan menerapkan Sistem Tiga Strata (STS) di daerah Pecatu, Jimbaran, Badung, Bali. Pada musim kemarau, tanaman gamal masih bisa tumbuh dan menyediakan hijauan, sedangkan tanaman lain terutama rumput sudah kering sehinggga perlu dikaji kondisi biologis tanah pada rhizosfer tanaman gamal yang salah satunya adalah bakteri penambat N non simbiotik.

MATERI DAN METODE

Penelitian dilaksanakan dengan pengambilan contoh tanah di lahan Sistem Tiga Strata (STS) Pecatu, dilanjutkan dengan analisis contoh tanah yang dilakukan di Laboratorium Teknologi hasil Ternak dan Mikrobiologi, Fakultas Peternakan, Universitas Udayana berlangsung selama enam bulan yaitu mulai dari persiapan sampai dengan penyusunan laporan. Contoh tanah yang terdiri atas 10 contoh diambil pada rhizosfer dan 10 contoh pada non rhizosfer tanaman gamal diambil secara komposit pada

kedalaman 0-20 cm, kemudian dibersihkan dari sisa tanaman, batu dan kerikil. Bahan yang digunakan adalah contoh tanah, larutan pepton, media nutrient agar (NA), media Asbhy’s mannitol Fosfat, pewarna gram, H2O2 3%. Peralatan yang digunakan berupa thermometer, bor tanah, kantong plastik, termos es, autoclap, pH meter, timbangan ekektrik, Erlenmeyer, piprt mikro, cawan petri, inkubator, shaker, kaca obyek, jarum ose, dan oven.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengambilan sampel dilakukan pada rhizosfer dan non rhizosfer tanaman gamal masing-masing sepuluh kali, yaitu pada bagian sudut tanah sebanyak delapan kali dan bagian tengah dua kali, sehingga diperoleh 20 unit sampel untuk selanjutnya diamati karakteristik tanahnya yang meliputi pH, kadar air, tekstur, struktur, dan warna tanah seperti tercantum pada Tabel 1.

Tabel 1. Karateristik Tanah pada Rizosfer dan Non Rizosfer Gamal di Lahan Sistem Tiga Strata Pecatu

Jenis UjiHasil

Rizosfer Gamal Non Rizosfer Gamal

pH Tanah 6.79 7.40Kadar air Tanah 14.19 18.12Tekstur tanah Lempung berdebu Lempung berdebuStruktur Tanah Kompak KompakWarna Coklat kekuningan Coklat kekuningan

pH tanahDari Tabel.1 terlihat bahwa pH dari tanah pada

rizosfer gamal sebesar 6.79 dan non rizosfer gamal sebesar 7.40. Adanya perbedaan ini diduga disebabkan pengambilan sampel pada rizosfer gamal, diambil di daerah dekat perakaran dengan kedalaman 20 cm. Hal ini diduga pada rizosfer tanaman Gamal terdapat bakteri lebih banyak (Tabel 1), sesuai dengan Nitis (2001) yang melaporkan bahwa pada perakaran tanaman legum terdapat bintil akar yang mengandung bakteri pengikat N. Simanungkalit et al (2012) melaporkan bahwa mekanisme penambatan N secara biologis yaitu 2 molekul ammonia dihasilkan dari satu gas nitrogen dengan menggunakan 16 molekul ATP dan pasokan electron dan proton (ion hidrogen) direduksi oleh bakteri sehingga menghasilkan amoniak, sehingga diduga dengan adanya amoniak ini dapat menyebabkan pH tanah pada rizosfer tanaman Gamal lebih rendah dari pH tanah pada non rizosfer Gamal. Pada non rizosfer tanaman Gamal, pH tanah sebesar 7.40 mengarah ke basa, terkait keadaan di daerah Pecatu yaitu terdapat adanya batu kapur.

Bagan Alir PenelitianPengambilan contoh tanah

Persiapan contoh tanah

Persiapan Media

Analisis Karakteristik Tanah (warna, pH, kadar air, tekstur, dan struktur tanah)

Analisa Total Bakteri

Analisa Total Bakteri Penambat N non simbiotik

Isolasi Bakteri Penambat N non simbiotik nonsimbiotik

Uji Pewarnaan Gram

Uji fermentatif

Uji Katalase

Kajian Partial Bakteri Penambat Nitrogen Non Simbiotik Asal Rhizosfer Tanaman Gamal Sebagai Plant Growth Promoting..... [N.G.K. Roni dan S.A. Lindawati]

Page 14: JOURNAL OF TROPICAL FORAGE SCIENCE · 2019. 1. 16. · penambat N non simbiotik, isolasi, uji pewarnaan gram, uji fermnetatif, dan uji katalase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

80

pastura ❖ Volume 7 Nomor 2 TahuN 2018 p-ISSN 2088-818X e-ISSN 2549-8444

Kadar Air TanahKadar air tanah yang terlihat pada Tabel .1 pada

rizorfer Gamal dan non rizosfer masing-masing sebesar 14.19 dan 18.12 %. Kadar air yang demikian ini disebabkan waktu pengambilan sampel dilakukan pada saat musim kemarau di pagi hari. Hal ini terbukti terlihat pada struktur tanah kompak. Lebih rendahnya kadar air tanah pada daerah rhizosfer gamal terkait dengan adanya pengambilan air oleh tanaman untuk proses metabolismenya dan kehilangan air melalui proses transpirasi.

Analisa Total MikrobaTanahTotal mikroba pada lahan Sistem Tiga Strata

Pecatu ternyata pada kisaran 106 - 107 cfu/g. Jumlah ini menunjukkan tanah ini termasuk dalam katagori kurang subur, yang nampak juga dari tekstur tanahnya yang kompak (Tabel 1). Rendahnya total bakteri yang diperoleh disebabkan oleh kondisi lahan daerah Pecatu termasuk lahan kering dan pengambilan sampel juga dilakukan pada saat musim kering.

Tabel 2. Total Bakteri Tanah dan Total Bakteri Penambat Nitrogen Nonsimbiotik pada Rizosfer dan Non Rizosfer Tanaman Gamal di Lahan STS Pecatu

Jenis UjiHasil

Rizosfer Gamal Non Rizosfer Gamal

Total Bakteri (cfu/g) 16,5 x 106 92,0 x 105

Total Bakteri Penambat Nitrogen Non simbiotik (cfu/g)

8.3 x 106 Tidak dihitung

Hal ini mengindikasikan rendahnya unsur hara yang tersedia untuk pertumbuhan mikroba, sesuai dengan pendapat Purwaningsih (2009) bahwa tanah yang subur mengandung mikroba lebih dari 100 juta, dan Rao (2010) yang menyatakan bahwa tanah subur mengandung 10-100 juta mikroba per gram tanah. Total mikroba pada rizosfer tanaman gamal lebih tinggi dibandingkan pada non rizosfer (Tabel 1), diduga terkait dengan aktifitas akar tanaman gamal. Nitis et al. (2001) menyatakan bahwa pada akar tanaman legum terdapat bintil akar yang mengandung bakteri penambat N (Nitrogen). Disamping itu, Widowati dan Suliasih (2006) melaporkan bahwa bakteri pada rizosfer tanaman diperoleh 10 – 100 kali lebih banyak daripada lahan non rizosfer, karena akar tanaman mengekskresikan bahan-bahan organik yang dapat mencukupi dan merangsang pertumbuhan bakteri. Disamping itu pada lahan STS di Pecatu pada musim kemarau hanya tanaman Gamal yang mampu tumbuh walaupun unsur hara berkurang ketersediaannya akibat terbatasnya ketersediaan air tanah.

Analisa Total Bakteri Penambat N (Nitrogen) Non Simbiotik

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada rhizosfer tanaman gamal ditemukan total bakteri penambat N non simbiotik sebanyak 83 x 105 cfu/g tanah (Tabel 1). Walaupun tanah lahan STS ini dinyatakan kurang subur, terlihat dari kandungan total bakteri (Tabel 1) namun dijumpai juga adanya bakteri penambat N non simbiotik seperti nampak pada gambar 1. Bakteri penambat N nonsimbiotik itu sebenarnya ditemukan dominan di tanaman termasuk golongan rumput-rumputan.. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilaporkan oleh Prayudianingsih (2015), bahwa jumlah bakteri penambat N non simbiotik yang ditemukan sebesar 8.3 x 105 cfu/g dari genera Azotobacter.

Gambar 1. Koloni Bakteri penambat N non simbiotik

Rendahnya jumlah banteri penambat N non simbiotik yang diperoleh dalam penelitian ini disebabkan oleh tanah STS Pecatu termasuk lahan kering sehingga diduga ketersediaan unsur hara sedikit. Sesuai dengan Simanungkalit (2006) yang melaporkan hasil penelitianya bahwa jumlah isolat yang diperoleh disebabkan oleh ketersediaan unsur unsur hara sebagai sumber karbon organik dan kemampuan bakteri menambat unsur, habitatnya, dan lokasi pengambilan sampel.

Isolasi Bakteri Penambat N non simbiotikHasil isolasi bakteri penambat N non simbiotik

dengan media Asby Manitol Agar dalam kondisi aerob, ditemukan 6 isolat yang terkonfirmasi sebagai bakteri penambat N non simbiotik dari family Azotobacterceae dengan genus Azotobacter melalui uji screening, uji fisiologi (uji katalase, fermnetatif, pertumbuhan pada suhu 450C) dan morphologi (pengecatan Gram), dengan ciri-ciri, warna koloni putih, bening, putih berlendir, bening

Page 15: JOURNAL OF TROPICAL FORAGE SCIENCE · 2019. 1. 16. · penambat N non simbiotik, isolasi, uji pewarnaan gram, uji fermnetatif, dan uji katalase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

81

Tabel 3 Jumlah dan bentuk koloni isolat bakteri penambat N non simbiotik yang diisolasi dari Rhizosfer tanaman Gamal pada Lahan Sistem Tiga Strata Pecatu

No. Isolat Jumlah Koloni Bentuk Koloni1 Ashby 1 9 x 10 5 Bulat cembung bening 2 Ashby 2 5 x 10 5 Bulat lempeng keruh isi bintik 3 Ashby 3 27 x 10 5 Batang 4 Ashby 4 30 x 10 5 Bulat kecil 5 Ashby 5 4 x 10 5 Bulat halus dengan tepi beraturan 6 Ashby 6 8 x 10 5 Bulat keruh dengan tepi tidak beraturan

Hasil isolasi secara fenotip, ternyata dijumpai 6 isolat yang ditumbuhkan pada media Asbhy Manitol Agar, termasuk bakteri penambat N non simbiotik. Hasil ini sesuai dengan karateristik umum dari genus bakteri penambat N non simbiotik, seperti bentuk batang, gram negatip, bentuk koloni bulat bening, bulat keruh ada bintik, bulat tidak beraturan, berlendir (Prayudyaningsih, 2015). Gardener et al (1991) menambahkan, bahwa bakteri non simbiotik memiliki system sitokrom yang menunjukkan respirasi oksidatif yang tinggi dalam penambatan N, sehingga dengan uji katalase menunjukkan positip. Dari uji katalase positip menunjukkan bahwa bakteri ini mampu menghasilkan enzim katalase untuk semua isolate (6 isolat) sehingga diduga akan mampu sebagai plant growth hormon.

Tabel. 4 Hasil uji fenotif isolat bakteri penambat N non simbiotik yang diisolasi dari Rhizosfer tanaman Gamal pada Lahan Sistem Tiga Strata Pecatu

No. IsolatJenis uji

Pewarnaan Gram Bentuk katalase Fermentatif

1 Ashby 1 - Bulat + +2 Ashby 2 - Batang + -3 Ashby 3 - Batang + -4 Ashby 4 - Bulat + +5 Ashby 5 - Batang + -6 Ashby 6 - Batang + -

Berdasarkan atas uji gram, ternyata bakteri Asbhy 1 dan 4 mempunyai bentuk bulat gram negative sedangkan bakteri 2,3,5 dan 6 mempunyai bentuk batang garam negatif (Tabel 4, Gambar 2 a). Waksman (1961) melaporkan bahwa bakteri non simbiotik termasuk gram negatip bentuk batang, Uji fermentatip menunjukkan bahwa Asby 1 dan 4 termasuk heterofermentatif, sedangkan yang lain homofermentatif (Tabel 4, Gambar 2 b). Gardener et al (1991) bakteri non simbiotik memiliki sifat respirasi oksidatif dan mampu tumbuh pada suhu 450C. Berdasarkan semua uji yang dilakukan, diduga bakteri penambat N non simbiotik ini termasuk dalam genus Azotobacter dengan sifat hidup aerob.

Gambar 2 a. hasil uji gram b. hasil uji fermentatif

8

5 Ashby 5 - Batang + - 6 Ashby 6 - Batang + -

a b

Gambar 2 a. hasil uji gram b. hasil uji fermentatif

Berdasarkan atas uji gram, ternyata bakteri Asbhy 1 dan 4 mempunyai

bentuk bulat gram negative sedangkan bakteri 2,3,5 dan 6 mempunyai bentuk

batang garam negatif (Tabel 4, Gambar 2 a). Waksman (1961) melaporkan

bahwa bakteri non simbiotik termasuk gram negatip bentuk batang, Uji

fermentatip menunjukkan bahwa Asby 1 dan 4 termasuk heterofermentatif,

sedangkan yang lain homofermentatif (Tabel 4, Gambar 2 b). Gardener et al

(1991) bakteri non simbiotik memiliki sifat respirasi oksidatif dan mampu tumbuh

pada suhu 450C. Berdasarkan semua uji yang dilakukan, diduga bakteri penambat

N non simbiotik ini termasuk dalam genus Azotobacter dengan sifat hidup aerob.

SIMPULAN

. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, tanah lahan STS

Pecatu termasuk lahan yang kurang subur dengan total plate count 16,5 x 106

Uji

Ashby 1

Ashby 6

Ashby 5

Ashby 4

Ashby 3

Ashby 2

Uji

SIMPULAN . Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan

bahwa, tanah lahan STS Pecatu termasuk lahan yang kurang subur dengan total plate count 16,5 x 106 cfu/g, dan diitemukan 6 isolat bakteri penambat N non simbiotik yang diduga dari genus Azotobacter sp, dengan jumlah koloni 83 x 105 cfu/g

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih kepada Rektor, LPPM dan Dekan Fakultas Peternakan, Universitas Udayana serta pihak-pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu atas suport dana, fasilitas dan dukungannya.

DAFTAR PUSTAKA

Gardner, F.P. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Jakarta UI-PRESS

Nitis, M. 2001. Peningkatan Produktivitas Peternakan dan Kelestarian Pertanian Lahan Kering Dengan Sistem Tiga Strata.UPT Penerbit

Prayudyaningsih, R., Nursyamsi., Sari, Ramdana. 2015. Mikroorganisme tanah bermanfaat pada rhizosfer tanaman umbi di bawah tegakan hutan rakyat Sulawesi Selatan. PROS. SEM NAS MASY BIODIV INDON. Vol 1 No 4 : 954-959

Purwaningsih, S. 2009. Populasi bakteri Rhizobium di tanah pada beberapa tanaman dari pulau Buton, Kabupaten Muna, Provinsi Sulawesi Tenggara. J. Tanah Trop 14 (1): 65-70

Rao, N.S. S. 2010. Mikroorganisme Tanah dan Pertumbuhan Tanaman. Terjemahan. Herawati Susilo. Cetakan kedua. UI-Press. Jakarta.

Simanungkalit, R.D.M., R. Saraswati, R.D. Hastuti, dan E. Husen. 2012. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati.

Kajian Partial Bakteri Penambat Nitrogen Non Simbiotik Asal Rhizosfer Tanaman Gamal Sebagai Plant Growth Promoting..... [N.G.K. Roni dan S.A. Lindawati]

Page 16: JOURNAL OF TROPICAL FORAGE SCIENCE · 2019. 1. 16. · penambat N non simbiotik, isolasi, uji pewarnaan gram, uji fermnetatif, dan uji katalase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

82

pastura ❖ Volume 7 Nomor 2 TahuN 2018 p-ISSN 2088-818X e-ISSN 2549-8444

Simanungkalit, R.D.M., Suriadikarta, D.A. 2006. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati.Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian.

Widawati, S., Suliasih. 2006. Populasi bakteri pelarut fosfat (BPF) di Cikaniki, Gunung Botol dan Ciptarasa, serta kemampuanya melarutkan P terikat di media Pikovskaya padat. Biodiversitas 7 (2): 109-113