PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · TESISI PENGEMBANGAN BI]KU A.IAR KETERAMPIII\N BAHASA...
Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · TESISI PENGEMBANGAN BI]KU A.IAR KETERAMPIII\N BAHASA...
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGEMBANGAN BUKU AJAR
KETERAMPILAN BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING
TERPADU BERBASIS AUTENTISITAS
UNTUK TINGKAT LANJUT
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Program Magister
Oleh:
AGUNG SISWANTA
NIM 151232018
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
PROGRAM MAGISTER
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2020
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
TESISI
PENGEMBANGAN BI]KU A.IAR
KETERAMPIII\N BAHASA INIX}ITESIA BAGI PENruTUR ASING
TERPAI}U BERBASIS AIJTENTITIITAS
I}NTT}K TINGI(AT LAT{JUT
OlchAGI,JNG SISWAI{TA
NItvL 151232018
l0 Januai 2020
Tanggal l0 Jaruai 2020t
\'^
Dosen Fembimbingll
v
Pius Ntrrwidse Prftatirt M.E4. Ed.D.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
TESIS
PENGEMBAIi{GA}I BT'KU AJAR
KETERAMPILAN BAHASA INDONESIA BAGI PENUTT]R ASING
TERPADU BERBASIS AUTENNSITAS
UNTUK TINGKAT LANJUT
Ketua
Sekretaris
Anggota I
Anggota II
Anggota III
Anggota IV
Dipersiapkan dan disusun oleh:
AGI]NG SISWANTA
NIM: 151232018
Telah dipertatrankan di depan Dewan Pengujipada tanggal 20 Januari 2020
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
. Susunan Oewan Penguji
Nama Lergkap
Dr. R. KunjanaRahardi, M.Hum.
Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hurn.
Dr. B. Widharyanto, M.Pd.
Drs. Pius Nurwidasa P., M.Ed., Ed.D.
Dr. R- KunjanaRalrardi, M.Hum.
FX. Mukarto, Ph.D.
Yogyakarta 2O lanuari 2AZAFakultas Keguruan daa Ilmu P-endidikanUniversitas Sanata Dharma
ohanes Harsoyo, S.Pd.,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Agung Siswanta
NomorMahasiswa :151232018
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PENGEMBANGAN BUKU AJAR
KETERAMPILAN BA.HASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING
TERPADU BERBASIS AUTENTISITAS UNTUK TINGKAT LANJUT
beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian, saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenamya.
Dibuat di Yogyakarta.
Pada tanggal :20 Jarruari2}2}
iv
Yang menyatakan
Agung Siswanta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
':r"f:i1.ii1:ir:al- -l
i
//
/I
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya batrwa tesis yang saya tulis ini
tidak memu atkaryaatau bagian karya orang lain. Kecuali yang telah saya sebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, dengan mengikuti ketentuan sebagaimana
layaknya karya ilmiah. Apabila di kemudian hari ditemukan indikaqi plagiarisme,\\
saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundhng-undangan
yang berlaku.
Yogyakarta, 20 I anuari 2020
I lenulis
-i_-oAgung Siswanta
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
HALAMAN MOTO
“Berdoalah seolah-oleh semuanya bergantung pada Allah.
Bekerjalah seolah-olah segalanya bergantung kepadamu.”
St. Agustinus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Saya persembahkan tesis ini untuk kemajuan pengajaran BIPA di tanah air.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Siswanta, Agung. 2020. Pengembangan Buku Ajar Keterampilan Bahasa
Indonesia Bagi Penutur Asing Terpadu Berbasis Autentisitas Untuk Tingkat
Lanjut. Tesis. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia
Program Magister. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sanata Dharma.
Beragamnya tujuan belajar bahasa Indonesia bagi penutur asing tidak
seiring dengan penyediaan bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Untuk itu diperlukan pengembangan bahan ajar. Penelitian ini bertujuan
mengembangkan buku ajar keterampilan berbahasa secara terpadu berdasarkan
autentisitas untuk kelas lanjut. Permasalahan yang hendak dikaji dalam penelitian
ini adalah (1) memaparkan wujud kebutuhan-kebutuhan untuk mengembangkan
buku ajar keterampilan BIPA terpadu berdasarkan autentisitas untuk tingkat lanjut,
(2) mengembangkan buku ajar keterampilan BIPA terpadu berdasarkan autentisitas
untuk tingkat lanjut, (3) mendeskripsikan penilaian ahli, pengajar BIPA dan
pemelajar BIPA.
Penelitian ini menggunakan metode penenelitian dan pengembangan (R &
D) yang dilakukan dalam 6 tahapan, yaitu (1) analisis kebutuhan, (2) perancangan
produk, (3) validasi produk, (4) revisi produk, (5) uji coba produk, (6) revisi akhir.
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi,
wawancara, dan angket untuk memeroleh data kebutuhan pengembangan bahan
ajar dan penilaian terhadap prototipe bahan ajar. Sumber data terdiri atas pengajar
dan pengembang bahan ajar BIPA, pemelajar BIPA, dan dosen ahli. Analisis data
dalam penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif yang terdiri atas pemaparan
data dan simpulan data.
Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama dari hasil analisis
kebutuhan didapatlah komponen-komponen untuk mengembangkan bahan ajar.
Pada tahap ini dibuatlah rancangan isi buku ajar yang terdiri (1) rumusan
kompetensi inti, (2) rumusan kompetensi dasar, (3) rumusan indikator capaian pada
setiap keterampilan berbahasa, (4) topik pelajaran, (5) jenis teks membaca maupun
mendengarkan (teks visual dan audiovisual), (6) kegiatan atau latihan keterampilan
berbahasa, (7) sumber bahan ajar, (8) unsur kebahasaan, (9) alokasi waktu, (10)
catatan budaya. Kedua, berdasar penilaian terhadap produk dikatakan bahwa (1)
aspek kelayakan isi mendapat nilai 3.81 yang berada pada kategori sangat baik. (2)
aspek kelayakan penyajian buku mendapat penilaian 3.80 yang berada pada
kategori sangat baik, (3) aspek kebahasaan mendapat nilai 3.78 yang berada pada
kategori sangat baik, (4) sspek kegrafikan mendapat nilai 3.63 yang berada pada
kategori sangat baik.
Kata Kunci: buku ajar BIPA, terpadu, autentik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Siswanta, Agung. 2020. Developing Integrated Indonesian as A Foreign Language
Skill Textbook Based on Authenticity for the Advanced Level. A Graduate
Thesis. Yogyakarta: The Master of The Indonesian Language Education
Study Program, Faculty of Teacher’s Training and Education, Sanata Dharma
University.
The diversity of Indonesian language learning objectives for foreign
speakers does not coincide with the provision of teaching materials that fit their
needs. Therefore, it requires the development of teaching materials. This study aims
to develop textbooks on language skills in an integrated manner based on
authenticity for advanced classes. The study objectives were elaborated and
specialized as follows (1) describing the learning needs to develop integrated BIPA
skills textbooks based on authenticity for advanced levels, (2) developing integrated
BIPA skill textbooks based on authenticity for advanced levels, and (3) describing
experts judgment, BIPA teacher and BIPA student.
This research used research and development (R&D) methods which were
carried out in 6 stages, namely (1) needs analysis, (2) product design, (3) product
validation, (4) product revision, (5) product trials, and (6) final revision. This study
used data collection techniques in the form of observation, interviews, and
questionnaires. Those techniques are used to obtain data on the teaching material
development and the assessment of the teaching materials prototype. The data
sources are BIPA instructors along with BIPA learning materials developers, BIPA
learners, and expert lecturers. The Analysis of the data in this study used descriptive
qualitative data which consisted of data exposure and conclusions.
The results of this study are as follows. First, from the conclusion of the
needs analysis, the components for developing teaching materials are obtained. At
this stage a textbook content draft is made, which consists of (1) formulation of core
competencies, (2) formulation of basic competencies, (3) formulation of
achievement indicators on each language skill, (4) subject matter, (5) types of
reading and listening texts ( visual and audiovisual texts), (6) language skills
activities or exercises, (7) teaching material resources, (8) linguistic elements, (9)
time allocation, and (10) cultural notes. Second, based on the assessment of the
product it is said that (1) the aspect of content worthiness gets a score of 3.81 which
is in the very good category. (2) the feasibility aspect of the presentation of the book
gets a rating of 3.80 which is in the very good category, (3) the language aspect gets
a value of 3.78 which is in the very good category, (4) the aspect of graphics gets a
value of 3.63 which is in the very good category.
Keywords: BIPA textbooks, integrated, authentic
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
selalu memberikan rahmat dan kasihNya sehingga penulis dapat menyelesaikan
tesis yang berjudul Pengembangan Buku Ajar Keterampilan Bahasa Indonesia
Bagi Penutur Asing Terpadu Berbasis Autentisitas Untuk Tingkat Lanjut. Tesis ini
disusun sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar Magister Pendidikan Bahasa
Indonesia, pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata
Dharma.
Penelitian ini diangkat sebagai upaya untuk memperkaya kajian tentang
pengembangan bahan ajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) di tingkat
lanjut. Manfaat penelitian pengembangan ini adalah untuk meningkatkan
kemampuan berbahasa Indonesia penutur asing tingkat lanjut. Peneliti menyadari
bahwa tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, penulisan tesis ini tidak akan
terwujud. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati, ucapan terima kasih yang tulus
peneliti ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu memberikan
bimbingan, nasihat, masukan, motivasi, dorongan, dukungan, doa dan kerja sama
yang sungguh sangat berarti bagi penulis. Atas kerja yang luar biasa ini, penulis
hendak menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Dr. R. Kunjana Rahardi, M. Hum., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia Program Magister yang telah memberikan
motivasi dan kesempatan untuk menyelesaikan tesis ini.
3. Dr. B. Widharyanto, M.Pd., dan Drs. Pius Nurwidasa P., M.Ed., Ed.D., selaku
dosen pembimbing yang telah memberikan banyak waktu, pikiran, kesabaran,
ilmu, dan bimbingan untuk menyelesaikan tesis ini.
4. FX Mukarto, Ph. D, dosen Kajian Bahasa Inggris, Program Pasca Sarjana,
Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan berbagai masukan dan
validasi terhadap instrumen penelitian sehingga penelitian ini bisa terlaksana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
5. Dr. Ari Kusmiyatun, M.Hum., dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Univeritas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan berbagai masukan dan
validasi terhadap instrumen penelitian sehingga penelitian ini bisa terlaksana.
6. Agus Soehardjono, S.S., M.M. Direktur Wisma Bahasa Yogyakarta beserta
staff yang telah memberikan waktu dan kesempatan hingga saya dapat
menyelesaikan tesis ini.
7. Para pengajar BIPA di Wisma Bahasa, di prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia Univeritas Negeri Yogyakarta, di Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia di Universitas Ahmad Dahlan, pengajar BIPA di Lembaga Bahasa
Universitas Sanata Dharma yang telah membantu memberikan data penelitian
dari awal hingga penilaian buku ajar ini.
8. Yovita, isteri tercinta yang dengan kesabarannya telah merelakan waktunya
untuk menemani menyelesaikan penelitian ini.
9. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
memberikan dorongan, bantuan, serta sumbang saran di dalam menyelesaikan
tesis ini.
Yogyakarta, 28 Januari 2020
Penulis
Agung Siswanta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...............................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING....................................
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS................................................
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................
HALAMAN MOTO ................................................................................
HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................
ABSTRAK ...............................................................................................
ABSTRACT ..............................................................................................
KATA PENGANTAR ............................................................................
DAFTAR ISI ...........................................................................................
DAFTAR TABEL ...................................................................................
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................
1.1. Latar Belakang Masalah ...............................................................
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................
1.3. Tujuan Penelitian ..........................................................................
1.4. Spesifikasi Produk ........................................................................
1.5. Manfaat Hasil Penelitian ..............................................................
BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................
2.1. Cakupan Bahan Ajar dan Latihan dalam Pembelajaran BIPA …
2.2. Pengajaran Bahasa Komunikatif ...................................................
2.3. Autentisitas dalam Pembelajaran BIPA .......................................
2.3.1 Bahan Ajar Autentik .....................................................................
2.3.2 Tugas dan Kegiatan Autentik dalam Pembelajaran BIPA ............
2.4. Bahan Ajar dan Pengembangan Bahan Ajar BIPA .......................
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
ix
x
xii
xv
1
1
5
5
6
8
9
9
14
18
20
21
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
2.4.1 Hakikat dan Karakteristik Bahan Ajar ..........................................
2.4.2 Model Pengembangan Bahan Ajar Terpadu .................................
2.5. Kelayakan Bahan Ajar ..................................................................
2.6. Kerangka Berpikir .........................................................................
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................
3.1. Jenis dan Model Pengembangan ..................................................
3.2. Prosedur Pengembangan ...............................................................
3.3. Sumber Data .................................................................................
3.3.1 Sumber Data dari Analisis Kebutuhan ..........................................
3.3.2 Sumber Data Validasi Prototipe Produk Bahan Ajar .....................
3.4. Teknik dan Instumen Pengumpulan Data ......................................
3.4.1 Instrumen Pengumpulan data Analisis Kebutuhan ........................
3.4.2 Instrumen Penilaian Silabus dan Prototipe Buku Ajar ..................
3.5. Jenis Data .......................................................................................
3.6. Teknik Analisis Data .....................................................................
3.6.1 Analisis Data Kebutuhan ...............................................................
3.6.2 Teknik Analisis Data Penilaian Produk dan Uji Coba ...................
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................
4.1. Deskripsi Langkah-langkah Pelaksanaan Penelitian .....................
4.1.1 Analisis Kebutuhan .......................................................................
4.1.2 Perancangan Produk Buku Ajar ....................................................
4.1.3 Validasi Produk .............................................................................
4.1.4 Revisi Produk ................................................................................
4.1.5 Uji Coba Produk ............................................................................
4.1.6 Revisi Akhir Produk .....................................................................
4.2. Deskripsi Data ...............................................................................
4.2.1 Deskripsi Data Analisis Kebutuhan ...............................................
4.2.1.1 Deskripsi Data Analisis Kebutuhan Angket Pemelajar BIPA .....
25
29
31
32
34
34
36
40
41
45
48
51
58
69
70
70
72
75
75
75
77
80
81
82
82
83
83
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
4.2.1.2 Deskripsi Data Analisis Kebutuhan Wawancara Pengajar dan
Pengembang Bahan Ajar BIPA ....................................................
4.2.1.3 Deskripsi Data Analisis Kebutuhan Dokumen dan Buku Ajar
BIPA .............................................................................................
4.2.1.4 Deskripsi Data Analisis Kebutuhan Pedoman Observasi Kelas..
4.2.2 Deskripsi Data Validasi Silabus Rancangan Bahan Ajar ............
4.2.3 Deskripsi Data Validasi Produk dan Revisi Produk ....................
4.2.4 Deskripsi Data Uji Coba dan Revisi Produk ...............................
4.3 Hasil Analisis Data ......................................................................
4.3.1 Hasil Analisis Data Kebutuhan ....................................................
4.3.1.1 Hasil Analisis Data Kebutuhan oleh Pemelajar BIPA .................
4.3.1.2 Hasil Analisis Data Kebutuhan oleh Pengajar dan Pengembang
Bahan Ajar BIPA .........................................................................
4.3.1.3 Data Analisis Dokumen BIPA ......................................................
4.3.1.4 Hasil Analisis Data Pengamatan Kelas ........................................
4.3.2 Hasil Analisis Data Validasi Silabus ............................................
4.3.3 Hasil Analisis Data Validasi Produk oleh Pengajar BIPA dan
Revisi Produk. .............................................................................
4.3.4 Hasil Analisis Data Uji Coba oleh Pemelajar dan Revisi Akhir..
4.4. Pembahasan Produk ......................................................................
4.4.1 Komponen Aspek Isi Produk Buku Ajar .....................................
4.4.2. Komponen Aspek Penyajian Buku Ajar ......................................
4.4.3 Komponen Aspek Kelayakan Bahasa ..........................................
4.4.4 Komponen aspek Kelayakan Kegrafikan .....................................
BAB V PENUTUP ...................................................................................
5.1 Simpulan .......................................................................................
5.2 Saran .............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................
LAMPIRAN .............................................................................................
86
86
87
87
92
100
103
103
103
116
120
134
135
140
154
159
159
166
169
170
173
173
176
178
182
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Tipe Keaslian Materi ...........................................................
Tabel 2.2. Tugas Pembelajaran (Nunan) ...............................................
Tabel 2.3. Tingkat Autentisitas Tugas Pembelajaran ...........................
Tabel 2.4. Kerangka Berpikir ................................................................
Tabel 3.1 Model penelitian pengembangan Sugiyo ..............................
Tabel 3.2 Prosedur Pengembangan ......................................................
Tabel 3.3 Daftar Lembaga BIPA di Yogyakarta ..................................
Tabel 3.4. Daftar Responden Sebagai Sumber Data .............................
Tabel 3.5. Sumber Data Analisis Kebutuhan dari Pengajar dan
Pengembang Bahan Ajar BIPA ...............................................
Tabel 3.6 Daftar Sumber Data Penilian Silabus Buku Ajar oleh
Pengajar BIPA ...........................................................................
Tabel 3.7 Daftar Sumber Data Penilaian Produk Buku Ajar..................
Tabel 3.8 Daftar Sumber Data Uji Coba Produk .................................
Tabel 3.9 Kisi-kisi Umum Instrumen Penelitian ..................................
Tabel 3.10 Daftar Instrumen Pengunpulan Data ....................................
Tabel 3.11 Kisi-kisi Angket Analisis Kebutuhan Buku Ajar BIPA
untuk Pemelajar BIPA ...............................................................
Tabel 3.12 Kisi-kisi Wawancara Analisis Kebutuhan Buku Ajar BIPA
untuk Pengajar BIPA .................................................................
Tabel 3.13 Kisi-kisi Wawancara Analisis Kebutuhan Buku Ajar BIPA
untuk Pengembang Bahan Ajar BIPA ......................................
Tabel 3.14 Kisi-Kisi Instrumen Analisis Kebutuhan Dokumen .............
Tabel 3.15 Kisi-kisi Observasi Kelas Pembelajaran BIPA ....................
Tabel 3.16 Instrumen Angket Penilaian Silabus ...................................
Tabel 3.17 Kuesioner Penilaian Prototipe Buku Ajar oleh Pengajar
BIPA ...........................................................................................
Tabel 3.18. Kuesioner Penilaian Produk Uji Coba oleh Pemelejar
BIPA …………………………………………………………..
21
22
25
33
36
40
40
42
43
45
46
48
50
51
52
53
54
56
57
58
61
67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
Tabel 3.19 Hasil Penghitungan Interval Skor untuk Penilian
Rancangan Silabus dan Produk Buku Ajar ................................
Tabel 3.20 Deskripsi Penilaian Kelayakan ............................................
Tabel 4.1 Pemerolehan Data Analisis Kebutuhan .................................
Tabel 4.2 Hasil Penghitungan Interval Skor untuk Penilian
Rancangan Silabus .....................................................................
Tabel 4.3 Daftar Responden yang Memberikan Penilian Silabus Buku
Ajar ...........................................................................................
Tabel 4.4 Hasil Penghitungan Interval Skor untuk Penilian Produk
Buku Ajar ...................................................................................
Tabel 4.5 Data Hasil Validasi Penilaian Silabus Oleh Dosen dan
Pengajar BIPA ............................................................................
Tabel 4.6 Hasil Penghitungan Interval Skor untuk Penilian Produk
Buku Ajar ..................................................................................
Tabel 4.7 Data Hasil Validasi Penilaian Produk Oleh Pemelajar BIPA
Tabel 4.8 Tampilan Data Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan oleh
Pemelajar BIPA ..........................................................................
Tabel 4.9 Penyajian data Analisis Dokumen BIPA ...............................
Tabel 4.10 Penyajian Penilaian Silabus oleh Ahli dan Pengajar BIPA .
Tabel 4.11 Penilaian Pengajar Terhadap Silabus Buku Ajar .................
Tabel 4.12 Rekap Penilaian Produk Oleh Ahli dan Pengajar BIPA ......
Diagram 4.13 Rekapitulasi Penilaian Kualitas Buku Ajar Keterampilan
BIPA Terpadu Berbasis Autentisitas Untuk Tingkat Lanjut oleh
Ahli dan Pengajar BIPA .............................................................
Diagram 4.14 Rekapitulasi Penilaian Kualitas Produk Buku Ajar dari
Aspek Kelayakan Isi, Kelayakan Penyajian, Kelayakan
Bahasa, Kelayakan Grafik oleh Pengajar ..................................
Tabel 4.15 Rekap Penilaian Produk Buku Ajar oleh Pemelajar BIPA...
Diagram 4.16 Rekapitulasi Penilaian Kualitas Buku Ajar
Keterampilan BIPA Terpadu Berbasis Autentisitas Untuk
Tingkat Lanjut oleh Ahli dan Pemelajar BIPA ......................
73
74
83
88
89
93
93
101
101
104
123
135
139
140
150
151
155
156
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
Tabel 4.17 Komponen Isi Buku Ajar Keterampilan BIPA Terpadu
Berbasis Autentisitas Untuk Tingkat Lanjut................................
Tabel 4.18 Tabel Aspek Penyajian Buku Ajar .......................................
Tabel 4.19 Tabel Aspek Kelayakan Bahasa ..........................................
Tabel 4.20 Tabel Aspek Kelayakan Kegrafikan.....................................
160
166
169
170
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) di
tanah air dewasa ini cukup menggembirakan. Bahasa Indonesia tidak hanya
dipelajari oleh orang asing yang tinggal di Indonesia tetapi juga dipelajari oleh
orang asing di negara mereka. Saat ini Badan Bahasa telah mencatat bahwa
terdapat tidak kurang dari 45 lembaga penyelenggara BIPA di tanah air
(Arumdyahsari, 2016). Sementara itu, terdapat 219 lembaga di 74 negara yang
menyelenggarakan pengajaran BIPA di universitas atau lembaga pendidikan di
luar negeri (Muliasuti, 2017). Jumlah ini cukup menggembirakan karena hal ini
menggambarkan bahwa bahasa Indonesia dipelajari oleh berbagai kalangan tidak
untuk kepentingan akademis saja namun juga untuk kepentingan praktis yakni
untuk mampu berbahasa Indonesia sesuai dengan tujuan belajar.
Dalam pengajaran BIPA, tujuan belajar bahasa Indonesia secara umum
adalah tercapainya kemampuan berkomunikasi secara wajar. Pemelajar bahasa
Indonesia diharapkan mampu menggunakan bahasa Indonesia dalam berbagai
ragam baik secara reseptif maupun produktif (Iskandarwassid, 2008). Pembelajar
dituntut untuk mampu dalam keterampilan mendengarkan dan berbicara secara
reseptif dan kemampuan berbicara dan menulis secara produktif. Tujuan
pemelajar asing belajar BIPA juga adalah untuk memperlancar berbahasa
Indonesia dan mengenal budaya Indonesia dari dekat. Kelancaran berbahasa
Indonesia tersebut diperlukan oleh mereka karena (a) mereka mengambil program
tentang Indonesia di universitasnya, (b) mereka akan melakukan penelitian di
Indonesia, (c) mereka akan bekerja di Indonesia, (d) mereka akan meneliti
masalah bahasa Indonesia, dan (e) mereka akan tinggal di Indonesia (Suyitno,
2017:40). Tujuan belajar bahasa Indonesia bagi orang asing juga disampaikan
oleh Hoed (1995) yang menyatakan bahwa program BIPA bertujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
untuk (1) mengikuti kuliah di perguruan tinggi Indonesia, (2) membaca buku dan
surat kabar guna keperluan penelitian, dan (3) berkomunikasi secara lisan dalam
kehidupan sehari-hari di Indonesia. Ini sejalan dengan pendapat Mackey dan
Mountford yang menjelaskan bahwa ada tiga kebutuhan yang mendorong
seseorang belajar bahasa, yakni (1) kebutuhan akan pekerjaan, (2) kebutuhan
program latihan kejuruan, dan (3) kebutuhan untuk belajar (Sofyan, 1983). Dari
gambaran tentang tujuan belajar tersebut berimplikasi pada penyiapan materi atau
bahan belajar yang sesuai dengan permasalahan tersebut.
Berdasarkan tujuan seperti di atas, pembelajaran BIPA menuntut terwujudnya
pengembangan kompetensi berbahasa. Mengembangkan kompetensi berbahasa
pada hakikatnya mengembangkan kemampuan berkomunikasi. Belajar berbahasa
adalah belajar berkomunikasi (lihat Finochiaro and Brumfit, 1983). Untuk itu,
pembelajaran bahasa Indonesia hendaknya diarahkan bagi peningkatan
kemampuan pembelajar dalam berkomunikasi. Atas dasar pemahaman tersebut di
atas, dalam pengajaran bahasa khususnya pengajaran BIPA, pengajar sudah
semestinya tidak hanya mengutamakan materi yang berkenaan dengan aspek-
aspek kebahasaan semata namun juga memberikan berbagai aspek yang melatari
penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi. Pengajaran yang menekankan pada
pemahaman aspek bahasa saja akan membuat siswa mampu berbahasa tanpa
memahami latar atau konteks komunikasi. Siswa tidak mampu memahami
konteks yang nyata penggunaan bahasa dalam berinteraksi. Pembelajaran yang
demikian tidak bisa dikatakan sebagai pembelajaran yang berhasil terutama jika
dikaitkan dengan pembelajaran bahasa yang komunikatif di mana aspek
komunikasi yang nyata sebagai aspek yang penting dalam belajar bahasa.
Pembelajaran bahasa Indonesia yang baik adalah memungkinkan siswa mampu
berkomunikasi secara baik sesuai dengan konteksnya (Suyitno, 2017:73). Untuk
mampu berkomunikasi dengan baik, maka siswa perlu memiliki kompetensi
komunikatif.
Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa adanya tujuan belajar
yang berbeda dan kebutuhan berkomunikasi berpengaruh pada aspek lainnya,
terutama aspek materi atau bahan. Hal tersebut sesuai dengan apa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
disampaikan oleh Kusmiyatun bahwa tujuan belajar yang berbeda dan kebutuhan
berkomunikasi berpengaruh pada aspek penyediaan materi atau bahan.
(Kusmiyatun, 2017). Pemilihan bahan ajar yang tepat sesuai dengan tujuan
pengajaran komunikasi bahasa atau pendekatan komunikatif adalah hal yang perlu
diwujudkan. Bahan ajar adalah komponen yang penting yang harus disiapkan
dalam pembelajaran BIPA. Bahan ajar penting karena materi tersusun yang akan
diajarkan ada dalam bahan ajar. Tanpa bahan ajar, sulit untuk mengajarkan materi
pembelajaran BIPA dengan rapi dan sistematis. Bahan ajar merupakan bentuk
totalitas menjadi seorang pengajar BIPA (Arumdyahsari dan Widodo, 2016).
Dalam hal ini guru atau pengajar BIPA dituntut untuk mampu tidak hanya
mengajarkan tapi juga menyusun bahan ajar yang tepat dan sesuai dengan, tujuan,
minat, budaya, dan juga dapat menyesuaikan dengan tingkat kemahiran
berbahasa pembelajar asing.
Penyediaan bahan ajar merupakan isu penting dalam pengajaran BIPA di
tanah air. Isu bahan ajar selalu mengemuka dalam setiap pertemuan-pertemuan
pengajaran BIPA sejak Konfrensi Internasional Pengajaran BIPA I (KIPBIPA) di
Solo tahun 1993 (Suprihatin, 2015). Dalam akun Badan Bahasa, berdasarkan
Rekomendasi Rapat Koordinasi Lembaga Penyelenggara Program Bahasa
Indonesia bagi Penutur Asing pada tahun 2013 disebutkan pula perlunya
standardisasi materi ajar BIPA1. Dalam rangka pengenalan bahasa Indonesia di
kancah internasional diperlukan bahan ajar yang standar. Bahan ajar menjadi isu
sentral dalam penyelenggaraan pengajaran BIPA karena belum ada buku yang
dianggap standar. Meskipun sebenarnya para lembaga penyelenggara BIPA telah
memiliki bahan ajar sendiri yang dikembangkan secara mandiri. Penelitian-
penelitian pengembangan bahan ajar pun banyak dilakukan oleh para pegiat dan
praktisi pengajaran BIPA.
Dalam penelitian pengembangan bahan ajar terdapat beberapa penelitian
bahan ajar kelas menengah. Penelitian tersebut adalah (1) Pengembangan Bahan
Ajar BIPA berdasarkan Hasil Analisis Kebutuhan Belajar karya Suyitno (2007),
1 http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/bipa/v2/
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
(2) Pengembangan Bahan Ajar BIPA Berdasarkan Kesalahan Bahasa Indonesia
Pembelajar Asing karya Susanto (2007), (3) Bahan Ajar Tingkat Pemula untuk
Pebelajar Jepang karya Susanto (2008), (4) Pengembangan Bahan Ajar
Membaca untuk Pembelajar BIPA Tingkat Dasar karya Kusumawardhani (2008),
(5) Pengembangan Bahan Ajar Berbicara Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing
(BIPA) Tingkah Menengah: Studi Deskriptif Eksploratif pada Program BIPA
Turki Tahun 2007 di Balai Bahasa Universitas Pendidikan Indonesia karya Basari
(2008) , dan (6) Bahan Ajar Menulis untuk Pembelajar Bahasa Indonesia bagi
Penutur Asing Tingkat Menengah karya Fariqoh (2013). (dalam Arumdyahsari
dan Widodo. 2016). (7) Pengembangan Model Integratif Bahan Ajar Bahasa
Indoensia Ranah Sosial Budaya Berbasis ICT Bagi Penutur Asing tingkat
Menengah, karya Muhammad Badrus Siroj (2015).
Selain penelitian pengembangan bahan ajar kelas menengah, juga ada
beberapa penelitian pengembangan bahan ajar BIPA kelas dasar atau awal: (1)
Pengembangan Bahan Ajar BIPA Bermuatan Budaya Jawa Kelas Pemula, karya
Andika Eko Prasetiyo (2015), (2) Pengembangan Bahan Ajar Membaca untuk
Pembelajaran Bahasa Indonesia Penutur Asing Tingkat Dasar, karya Riqoh
Fariqoh (2014). Sedangkan, pengembangan bahan ajar BIPA berdasarkan
autentisitas terdapat dalam Pengembangan Bahan Ajar BIPA Melalui Materi
Otentik yang Bermuatan Budaya Indonesia oleh Anneke Heritaningsih Tupan
(2007).
Studi dokumen bahan ajar BIPA perlu dilakukan oleh peneliti agar tidak
terjadi tumpang tindah dengan bahan ajar yang hendak dikembangkan. Dari hasil
studi dokumen dengan melihat beberapa penelitian dan pengembangan, peneliti
belum menemukan penelitian dan pengembangan bahan ajar untuk tingkat lanjut.
Berdasarkan permasalahan tersebut, diperlukan bahan ajar BIPA untuk tingkat
lanjut yang sesuai dengan tujuan belajar terutama tujuan belajar komunikatif,
sesuai dengan tingkat kesulitan, dan terintegrasi. Penyediaan bahan ajar yang
sesuai dengan kebutuhan pembelajar di tingkat lanjut yang menyajikan materi
secara terintegrasi dan juga berdasarkan autentisitas belumlah banyak dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Penelitian ini bertujuan mengembangkan bahan ajar keterampilan BIPA
yang terpadu berdasarkan autentisitas untuk pembelajaran tingkat lanjut. Dari
penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan buku ajar bahasa Indonesia bagi
penutur asing yang meliputi empat keterampilan berbahasa yang berdasarkan
pendekatan komunikatif dengan bahan-bahan, tugas atau latihan yang autentik
yang layak dari segi isi, penyajian, bahasa, dan tampilannya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini akan mengembangkan
buku ajar keterampilan BIPA yang terpadu berdasarkan autentisitas untuk
pemelajar kelas lanjut. Rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimanakah wujud kebutuhan-kebutuhan untuk mengembangkan buku ajar
keterampilan BIPA terpadu berdasarkan autentisitas untuk tingkat lanjut?
2. Bagaimanakah pengembangan buku ajar keterampilan BIPA terpadu
berdasarkan autentisitas untuk tingkat lanjut?
3. Bagaimanakah penilaian ahli, pengajar BIPA dan pemelajar BIPA terhadap
buku ajar keterampilan BIPA terpadu berdasarkan autentisitas untuk tingkat
lanjut?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang diajukan di atas, penelitian ini bertujuan sebagai
berikut.
1. Memaparkan wujud kebutuhan-kebutuhan untuk mengembangkan buku ajar
keterampilan BIPA terpadu berdasarkan autentisitas untuk tingkat lanjut.
2. Mengembangkan buku ajar keterampilan BIPA terpadu berdasarkan
autentisitas untuk tingkat lanjut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
3. Mendeskripsikan penilaian ahli, pengajar BIPA dan pemelajar BIPA terhadap
buku ajar keterampilan BIPA terpadu berdasarkan autentisitas untuk tingkat
lanjut.
1.4 Spesifikasi Produk
Penelitian ini akan menghasilkan bahan ajar yang berupa buku BIPA
tingkat lanjut yang terintegrasi berdasarkan autentisitas penyajian bahan dan tugas
atau kegiatan. Nama bahan ajar ini adalah Mahir Berbahasa Indonesia. Buku
Mahir Berbahasa Indonesia ini ditujukan bagi pengembangan kemampuan
pembelajar BIPA pada tingkat lanjut. Tingkat lanjut dalam pengertian ini adalah
kemampuan berbahasa yang merujuk pada pemeringkatan CEFR (Common
European Framework of Reference) tingkat C1 dan C2. CEFR adalah pedoman
yang digunakan untuk menggambarkan prestasi siswa bahasa asing di seluruh
Eropa. CEFR adalah kerangka umum acuan bahasa yang meliputi masalah belajar,
mengajar, dan penilian bahasa (Muliastuti. 2017). Secara umum, kerangka CEFR
sebagai berikut.
A. Pembicara Dasar
A1. Pemula 1
A2. Pemula 2
B. Pembicara Mandiri
B1. Madya 1
B2. Madya 2
C. Pembicara Lanjut
C1. Lanjut 1
C2. Lanjut 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Buku Mahir Berbahasa Indonesia ini diperuntukkan bagi pemelajar di tingkat
lanjut (C1 dan C2)
Buku Mahir Berbahasa Indonesia Tingkat Lanjut ini terdiri atas 10 unit
untuk pembelajaran selama 60 jam. Setiap unit mengandung sebuah topik yang
didasarkan pada hasil analisis kebutuhan. Setiap unit dapat diselesaikan dalam 3
kali jam tatap muka masing-masing sekitar 90 menit. Dalam setiap unit terdapat 4
keterampilan berbahasa yang diintegrasikan dengan bahan-bahan autentik yang
diambil dari berbagai sumber seperti majalah, koran, sumber dari internet, TV dan
radio, juga diintegrasikan dengan latihan-latihan atau tugas yang dikerjakan di
kelas dan di luar kelas dengan berinteraksi langsung dengan penutur asli bahasa
Indonesia. Buku ajar ini juga dilengkapi dengan bahan simakan dalam bentuk
audiovisual dan dikemas dalam VCD.
Buku Mahir Berbahasa Indonesia Tingkat Lanjut ini menyajikan
keterampilan berbahasa secara berurutan dari membaca, mendengarkan, berbicara,
menulis, tata bahasa lalu materi catatan budaya. Bahan untuk keterampilan
membaca dan menyimak adalah teks autentik dari jenis teks eksposisi,
argumentasi, deskripsi, eksplanasi, narasi, anekdot, ceritakan kembali (recount),
teks prosedur. Bahan untuk berbicara terdiri dari gambar, foto, tabel, diagram.
Untuk bahan menulis, disajikan beberapa latihan menulis jenis teks yang
berbeda. Latihan menulis terdiri atas tahapan yang mengadopsi model Pendekatan
Berbasis Genre (PBG) meskipun tidak semua langkah dilakukan dalam kegiatan
menulis. Langkah dalam kegiatan menulis sebagai berikut.
(1) Pengembangan pengetahuan dasar tentang teks yaitu memahami jenis teks,
struktur teks, kebahasaan yang biasa digunakan dalam teks.
(2) Kegiatan mengenalkan teks dan memberi contoh teks sebagai model
(modelling the genre). Dalam bagian ini, disajikan contoh teks dengan struktur
yang membangun teks. Pemelejar mengenali teks berdasarkan struktur teks dan
kebahasaan yang membangun teks.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
(3) Kegiatan mandiri yaitu kegiatan mengembangkan ide, mengembangkan
struktur yang sesuai dengan jenis teks. Dalam kegiatan ini pemelajar berlatih
menulis teks sesuai dengan jenis teks yang dikembangkannya.
Untuk catatan budaya, disajikan bahan yang berisi aspek-aspek
kebudayaan yang sesuai dengan topik dalam pelajaran masing-masing. Agar lebih
memahami konteks budaya yang ada dalam teks, disajikan kegiatan yang
memungkinkan pemelajar menghubungkan materi yang ada dalam teks dengan
konteks yang melatari teks tersebut.
1. 5 Manfaat Penelitian
Penelitian pengembangan bahan ajar ini diharapkan dapat
bermanfaat bagi guru atau instruktur BIPA, pembelajar BIPA terutama pembelajar
pada tingkat lanjut, lembaga penyelenggara pengajaran BIPA, dan bagi peneliti
atau pengembang bahan ajar. Bagi guru atau instruktur BIPA hasil penelitian
berupa bahan ajar ini dapat menjadi buku ajar BIPA yang terintegrasi dan
berdasarkan auntentisitas yang dapat membantu meningkatkan kualitas
pengajaran BIPA khususnya di tingkat lanjut. Bagi pembelajar BIPA tingkat
lanjut, bahan ajar ini dapat membantu meningkatkan kemampuan dan
keterampilan berbahasa secara integrasi dalam keterampilan membaca,
mendengarkan, berbicara dan menulis. Bagi lembaga pengajaran BIPA, bahan ajar
ini dapat menjadi contoh pengembangan bahan ajar untuk tingkat lanjut yang
terintegrasi dan berdasarkan autentitisitas. Bagi peneliti, hasil penelitian ini
diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam mengembangkan
bahan ajar yang dapat dijadikan objek penelitian yang lebih luas.
.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Dalam bab ini peneliti akan membahas kajian pustaka yang mendukung
pengembangan produk penelitian ini. Pokok-pokok yang akan dibahas dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut.
2.1 Cakupan Bahan Ajar dan Latihan dalam Pembelajaran BIPA
Dalam pengajaran bahasa Indonesia bagi orang asing atau BIPA,
pemilihan dan penggunaan bahan adalah persoalan yang tidak mudah.
Kebanyakan guru atau pengajar BIPA masih mengalami kesulitan menyiapkan
bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik pengajaran BIPA. Dalam penelitian
berjudul Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing
(BIPA) berdasarkan Hasil Analisis Kebutuhan Belajar, Imam Suyitno (2007)
menyampaikan cakupan bahan ajar BIPA sebagai berikut.
1) Untuk tingkat menengah diberikan materi kebabahasaan, antara lain
ungkapan dalam bahasa Indonesia, kalimat kompleks, kalimat aktif, kalimat
pasif, kalimat negatif, kalimat transitif dan intransitif, preposisi, kalimat
tanya, dan afiksasi.
2) Untuk tingkat lanjut, penekanannya lebih pada pemahaman secara analitis
terhadap materi bahasa. Kepada pemelajar, selain materi-materi tersebut,
diberikan juga materi-materi analisis, yakni menganalisis kalimat salah dan
membenarkannya serta mengubah pola kalimat tanpa mengubah maknanya.
3) Selain itu, disampaikan juga materi keterampilan berbahasa. Materi
menyimak dan wicara dikembangkan dengan menggunakan materi dialog,
mulai dari dialog yang sangat sederhana (misalnya: salam) sampai dengan
dialog yang sangat kompleks dan formal (misalnya: seminar). Materi dialog
ini dalam praktik pembelajarannya sekaligus dimanfaatkan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
materi pembelajaran menyimak. Dengan demikian materi pembelajaran
menyimak dan wicara dikemas dalam satu wujud materi.
4) Pembelajaran menyimak juga memanfaatkan wacana yang ada dalam
kegiatan berbahasa sehari-hari, misalnya menyimak berita atau percakapan
yang ada di televisi, radio, maupun percakapan sehari-hari. Materi-materi
tersebut disajikan kepada pelajar sesuai dengan tingkat kemampuannya.
Untuk tingkat pemula, disajikan materi-materi dialog keseharian sederhana
dalam bahasa Indonesia. Untuk tingkat menengah disajikan materi dialog
keseharian yang agak kompleks dan dialog-dialog formal yang sederhana.
Adapun untuk tingkat lanjut diberikan materi dialog yang lebih kompleks,
baik berkaitan dengan topik keseharian maupun topik formal.
5) Pengembangan materi membaca dan menulis disesuaikan dengan tingkat
kemampuan pelajarnya. Materi-materi bacaan sederhana banyak diambil dari
bacaan yang ada di majalah anak, bacaan yang ada pada buku bahasa
Indonesia di sekolah dasar. Untuk tingkat lanjut disajikan bacaan bahasa
Indonesia yang kompleks, atau bacaan yang disusun sendiri oleh pengajar.
Bacaan untuk tingkat menengah dan tingkat lanjut dapat menggunakan
bacaan yang ada di surat kabar atau pun majalah. Adapun untuk materi
menulis dimulai dari menulis kalimat, menulis topik sederhana tentang
pengalamannya atau apa yang sampai dengan menulis makalah untuk
diseminarkan dalam seminar di kelasnya.
Selain cakupan bahan ajar dan latihan atau kegiatan dalam pembelajaran,
pengembangan bahan ajar juga memperhatikan kelayakan yang harus ada dalam
buku ajar. Dalam penelitian Pengembangan Bahan Ajar BIPA Tingkat Madya,
Arumdyahsari, dkk (2016) menyampaikan 4 komponen dalam mengembangkan
bahan ajar BIPA, sebagai berikut.
1. Komponen Penyajian. Pada komponen penyajian hal yang dibahas adalah
urutan penyajian bahan ajar, kesesuaian dengan langkah pembelajaran, dan
tingkat kesulitan. Penyajian materi pada bahan ajar disesuaikan dengan
kisi-kisi yang dibuat sebelumnya. Kisi-kisi dikembangkan melalui studi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
dokumen, analisis kebutuhan, dan silabus yang dibuat dari acuan ACTFL.
Kisi-kisi memuat topik, materi, tujuan, pembelajaran budaya, dan langkah
pembelajaran.
2. Komponen kegrafikan. Kegrafikan bahan ajar dianggap penting untuk
sebuah bahan ajar karena untuk membaca isi, pembaca pasti akan melihat
terlebih dahulu sampul dan bentuk bahan ajar. Kegrafikan bahan ajar,
meliputi (1) ukuran buku, (2) tata letak, (3) ukuran dan jenis huruf, (4)
spasi dan susunan, dan (5) ilustrasi.
3. Komponen isi. Materi yang dikembangkan pada buku yang dikembangkan
ini menggunakan acuan rincian materi dari ACTFL. Materi meliputi
keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Materi tata
bahasa juga disajikan secara terintegrasi dengan empat keterampilan
berbahasa. Topik yang disajikan setiap unit adalah topik fungsional.
Materi-materi pada topik tersebut diharapkan bisa langsung dipraktikkan
dalam kehidupan sehari-hari pelajar BIPA.
4. Komponen bahasa. Komponen bahasa didasarkan atas empat hal yaitu (1)
kemampuan berbahasa pelajar, (2) kaidah bahasa, (3) pilihan kata, dan (4)
keterbacaan
Selain cakupan dan kelayakan yang harus ada dalam bahan ajar,
pengembangan bahan ajar dalam penelitian ini juga memperhatikan bagaimana
mengintegrasikan berbagai komponen dalam buku ajar. Penelitian berikutnya,
Pengembangan Model Integratif Bahan Ajar Bahasa Indonesia Ranah Sosial
Budaya Berbasis ICT bagi Penutur Asing Tingkat Menengah, oleh Muhammad
Badrus Siroj (2015) menyampaikan bagaimana model pengintegrasian bahan ajar.
Model integratif bahan ajar bahasa Indonesia yang dibutuhkan oleh penutur
tingkat menengah harus memenuhi empat aspek. Berikut aspek dalam
pengintegrasian bahan ajar.
1) Integrasi bahan ajar. Bahan ajar disusun dengan memasukkan semua aspek
keterampilan berbahasa kemudian dipadukan dengan bahan yang bisa digunakan
pada komunikasi sehari-hari seperti percakapan atau dialog di radio dan TV,
pengumuman di masjid, undangan, iklan di majalah, berita di surat kabar, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
sebagainya. Selain itu, bahan ajar BIPA juga harus terintegrasi dengan aspek
sosial dan budaya masyarakat.
2) Integrasi keterampilan berbahasa. Model bahan ajar BIPA ini disusun
berlandaskan pendekatan integratif. Yang dimaksud dengan integratif dalam
pengembangan model bahan ajar ini adalah keterpaduan penggunaan empat
keterampilan bahasa yaitu mendengar, membaca, berbicara, dan menulis.
3) Integrasi pelaksanaan pembelajaran. Dalam pendekatan integratif, pembelajar
juga dilibatkan dalam aktivitas di kelas dan di luar kelas, baik dalam tugas
terstruktur maupun dalam bersosialisasi dengan masyarakat di sekitarnya;
Selain dari jurnal penelitian, ruang lingkup pengajaran BIPA juga
disampaikan dalam buku. Ruang lingkup pembelajaran BIPA meliputi
ketatabahasan, apresisasi sastra, dan empat keterampilan berbahasa, membaca,
mendengarkan, menulis dan berbicara. Secara umum tugas-tugas atau kegiatan
yang dicapai dalam pembelajaran BIPA terdapat pada tujuan pembelajaran BIPA
(Iskandarwassid, 2009)
Pembelajar BIPA mampu :
1. mengucapkan kata dan kalimat dengan ucapan yang tepat dan intonasi yang
sesuai dengan maksudnya.
2. menggunakan ejaan bahasa Indonesia yang baku
3. menggunakan berbagai bentuk imbuhan dengan maknanya
4. menggunakan kata dengan maknanya
5. mendapatkan dan menggunakan sinonim, antonim, dan homonim
6. memahami bahwa pesan yang sama dapat diungkapkan dalam berbagai
bentuk dan dapat menggunakannya
7. memahami bahwa bentuk yang sama dapat mengungkapkan berbagai makna
8. mengenal dan menikmati puisi, prosa, dan drama Indonesia
9. menerima pesan dan ungkapan perasaan orang lain dan menanggapinya
secara lisan dan tertulis.
10. menggunakan perasaan, pendapat, angan-angan dan pengalaman secara
lisan dan tertulis sesusai dengan medianya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
11. berinteraksi dan menjalin hubungan dengan orang lain secara lisan menurut
keadaan
12. menikmati keindahan dan menangkap pesan yang disampaikan dalam puisi,
prosa, drama, dan syair lagu
Dalam tujuan ini terdapat tugas-tugas yang dilakukan oleh pembelajar berkaitan
dengan kebahasaan, apresiasi sastra, keterampilan berbahasa menyimak,
membaca, menulis dan berbicara.
Penelitian yang dilakukan oleh Lengkanawati (1997) yang berupa strategi
belajar mandiri untuk meningkatkan kemampuan pembelajaran dalam keempat
keterampilan berbahasa, dapat dijadikan sebagai acuan kegiatan atau tugas-tugas
dalam pembelajaran BIPA. Tugas-tugas tersebut adalah sebagai berikut.
a. Keterampilan menyimak, yaitu:
- mentranskipsi bahan tugas menyimak untuk meningkatkan pemahamannya
dalam menyimak dan sekaligus dapat meningkatkan kemampuan dalam
melafalkan bunyi-bunyi bahasa target sehingga mendekati pelafalan menurut
asli
- memperhatikan pengajaran dengan seksama tatkala pengajar mengoreksi
kesalahan tuturan dirinya atau tuturan pelajaran lainnya.
- menyimak tuturan penutur asli dengan seksama baik dari media elektronik
maupun dari tuturan langsung
- memperhatikan isi maupun bentuk bahasa yang digunakan pengajar di kelas
Tujuan pembelajaran keterampilan menyimak bagi tingkat lanjut :
- memahami percakapan
- memahami berbagai jenis tuturan (pernyataan) yang berbentuk narasi,
deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
b. Keterampilan berbicara
Untuk tingkat yang paling tinggi yaitu tingkat lanjut, tujuan pembelajaran
keterampilan berbicara dirumuskan sebagai dapat berupa:
- menyampaikan informasi
- berpartisipasi dalam percakapan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
- menjelaskan identitas diri
- menceritakan kembali hasil simakan atau hasil bacaan
- berpartisipasi dalam wawancara
- bermain peran
- menyampaikan gagasan dalam diskusi, pidato, atau debat.
c. Keterampilan membaca
Tugas keterampilan di tingkat menengah dan lanjut dapat berupa:
- menemukan ide pokok dan ide penunjang
- menafsirkan isi bacaan
- membuat intisari bacaan
- menceritakan kembali berbagai jenis bacaan
d. Keterampilan Menulis
Tugas keterampilan di tingkat lanjut dapat berupa:
- menulis paragraf
- menulis surat
- menulis berbagai karangan
- menulis laporan
Dari pemaparan beberapa penelitian di atas, cakupan bahan ajar dalam
pengembangan bahan ajar akan menjadi dasar bagi peneliti untuk merancang
pengembangan buku ajar.
2.2 Pengajaran Bahasa Komunikatif
Tujuan bahasa Indonesia secara umum adalah untuk berkomunikasi.
Bahasa difungsikan sebagai alat komunikasi. Ini berarti bahwa dalam belajar
bahasa Indonesia tujuan yang ingin dicapai adalah kemampuan berkomunikasi
menggunakan bahasa. Pemelajar diharapkan dapat memiliki kemampuan
komunikatif (communicative competence) (Suyitno, 2017). Dalam hal
kompetensi komunikatif perlu kita perhatikan apa yang disampaikan oleh Dell
Hymes seorang pakar sosiolinguistik pada tahun 1967, 1972. Haymes
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
menjelaskan kompetensi komunikatif sebagai kemampuan yang memungkinkan
seseorang berkomunikasi menyampaikan dan menafsirkan pesan dalam
berinteraksi dengan orang lain dan dalam hubungannnya dengan konteks-konteks
tertentu (Brown, 2001).
Pendapat yang sama dengan Haymes disampaikan oleh Terral (1977) yang
menyatakan bahwa setiap pembelajar bahasa dapat memahami inti yang
disampaikan oleh penutur asli dalam suatu situasi yang nyata dan dia dapat
merespon dengan baik sehingga penutur asli dapat menginterpertasikan respon
tersebut dengan sedikit atau tanpa upaya dan tanpa kesalahan yang
membingungkan yang dapat mengganggu komunikasi (Pranowo, 2014:161). Dari
pengertian ini dapat kita lihat bahwa dalam kompetensi komunikatif terdapat
pengetahuan dan pemahaman pengguna bahasa terhadap kaidah bahasa dan
konteks situasi pemakaiannnya. Konsep ini dipertegas dengan definisi yang
disampaikan Keith Johnson and Helen Johnson communicative competence adalah
pengetahuan yang memampukan seorang menggunakan bahasa secara efektif
untuk berkomunikasi. Kompetensi komunikatif mengacu tidak hanya pengetahuan
utuk menggunakan bahasa tetapi juga keterampilan praktis dalam berbahasa
(Caixia, 2013)
Pendapat lebih luas mengenai communicative competence disampaikan
oleh Bachman (dalam Djiwandono, 2008) kemampuan komunikatif adalah
kemampuan untuk memahami atau mengungkapkan apa yang sudah atau perlu
diungkapkan dengan menggunakan berbagai usur bahasa yang terdapat di semua
bahasa, dalam memahami ungkapan-ungkapan yang ada secara luwes dan
disesuaikan dengan perubahan yang senantiasi timbul, tidak semata-semata
berdasarkan nilai-nilai konvensional yang sudah baku. Dari pengertian ini terdapat
penguasaan terhadap tiga komponen utama (1) kemampuan bahasa (language
competence) yang meliputi berbagai unsur bahasa dalam berkomunikasi, (2)
kemampuan strategis (strategic competence) yaitu kemampuan untuk menerapkan
dan memanfaatkan komponen bahasa dalam komunikasi yang nyata, (3)
mekanisme psiko-fisiologis (psychopyhysiological mechanisme) yaitu proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
psikis dan neorologis yang digunakan dalam berkomunikasi. Secara singkat
kemampuan komunikatif didefinisikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
bahasa sesuai dengan situasi nyata, secara reseptif maupun produktif.
Dari berbagai perbincangan mengenai kompetensi komunikatif,
nampaknya pendapat yang dikembangkan oleh Michael Canale dan Merril Swan
(1980) dan dipertegas kembali oleh Canale (1983) menjadi dasar perbincangan
dan pembahasan mengenai kompetensi komunikatif. Dalam Communicative
Competence terdapat empat komponen yang membangun kemampuan
berkomunikasi (Celce Muria, 1995). Keempat komponen kompetensi tersebut
adalah:
- Kompetensi gramatikal (grammatical competence), pengetahuan tentang
bahasa seperti kaidah, fonologi, sintaskis, semantik.
- Kompetensi sosial (sociolinguistik competence) pengetahuan tentang
kaidah sosial dan budaya. Konteks sosial tempat bahasa digunakan.
- Kompetensi wacana (discourse competence) pengetahuan tentang wacana
sebagai sebuah keseluruhan teks yang bermakna.
- Kompetensi strategi (strategics competence) pengetahuan verbal dan non
verbal untuk mengatur strategi agar berkomunikasi menjadi lebif efektif.
Berdasarkan penjelasan para ahli, dapat disimpulkan bahwa kompetensi
komunikatif mensyaratkan seseorang mempunyai kompetensi kebahasaan seperti
penguasaan terhadap komponen kebahasaan seperti kosakata dan pola-pola bahasa
yang dipelajari serta memiliki strategi dalam menerapkan dan menggunakan pola-
pola kebahasaan sesuai dengan konteks nyata penggunaan bahasa dalam
lingkungan sosial masyarakat tempat si pembelajar berada. Dengan kata lain,
pembelajar bahasa asing memerlukan kompetensi kebahasaan tentang sistem
linguistik dan kompetensi aspek fungsional komunikasi.
Konsep kompetensi komunikatif menjadi perbincangan yang serius
terutama dalam pembahasan yang berkaitan dengan isu-isu sosial budaya dalam
pemerolehan bahasa kedua. Pembelajaran bahasa kedua sebelum ini lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
menekankan karakteristik struktural dan kognitif komunikasi. Perkembangan
selanjutnya pembelajaran bahasa kedua lebih menekankan pada aspek-aspek
implikasi sosial, kultural, dan pragmatik sebagai karakteristik penggunaan bahasa
kedua dalam berkomunikasi. Berkomunikasi dipandang sebagai interaksi aktif
antarindividu yang masing-masing membawa identitas sosial budaya. Dalam
berkomunikasi yang melibatkan penggunaan bahasa kedua, di dalamnya terjadi
transaksi sosial budaya antara penutur asli dan penutur bahasa kedua. Masing-
masing penutur akan menujukkan identitas sosial budaya mereka.
Konsep kompetensi komunikatif (CC) memberikan landasan yang kuat
terhadap pengajaran bahasa komunikatif (CLT) yang melibatkan pengetahuan
kebahasaan, penggunaan fungsi bahasa yang tepat, pemahaman konteks sosial
yang tepat, kemampuan menggunakan piranti kohesi dan koherensi, dan
pengetahuan strategi verbal dan nonverbal. Ini merupakan ciri-ciri yang khas
dalam pengajaran bahasa komunikatif. Tujuan pengajaran bahasa komunikatif
lebih menekankan pada penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi. Hal ini
seperti yang disampaikan Jack Richard (2006) dalam merumuskan tujuan
Pengajaran Bahasa Komunikatif. Tujuan pengajaran bahasa komunikatif adalah
sebagai berikut.
1. Mengetahui bagaimana menggunakan bahasa untuk berbagai tujuan dan
fungsi yang berbeda.
2. Mengetahui bagaimana menggunakan variasi bahasa sesuai dengan situasi
penggunaan bahasa (misalnya, mengetahui kapan harus menggunakan
pidato formal dan informal atau kapan menggunakan ragam bahasa tulis
sebagai pengganti komunikasi lisan).
3. Mengetahui bagaimana menghasilkan dan memahami berbagai jenis teks
(misalnya, narasi, laporan, wawancara, percakapan)
4. Mengetahui bagaimana menjaga komunikasi dengan menggunakan
strategi komunikasi walaupun memiliki keterbatasan dalam bahasa target.
Berdasarkan pemahaman CLT, pengajaran bahasa dengan segala aktivitas
dan strateginya diarahkan bagi tercapainya pengetahuan dan kemampuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
komunikasi. Nunan (1991) seperti yang dikutip dalam Samuel (2017), Prusuluri
Seehari (2012) mengajukan kerangka teoretik sebagai karakteristik CLT sebagai
berikut.
- Fokus pada komunikasi dalam interaksi berbahasa.
- Penggunaan material instruksional yang autentik.
- Fokus pada proses pembelajaran.
- Keyakinan bahwa pengalaman murid dapat memberi kontribusi dalam
pembelajaran.
- Keterhubungan aktivitas pembelajaran di kelas dengan situasi kehidupan
nyata.
Berdasarkan kerangka teoretik Nunan (1991), tujuan pembelajaran bahasa
dapat tercapai jika guru dapat mengintegrasikan karateristik tersebut dalam
strategi pengajarannya. Dalam pendekatan ini, pembelajaran difokuskan pada
kemampuan menggunakan bahasa dalam berinteraksi. Penggunaan materi yang
autentik dan instruksional juga merupakan ciri yang diyakini dapat memberikan
dampak bagi pembelajaran bahasa. Guru juga dapat menggunakan pengalaman-
pengalaman murid untuk mengembangkan pembelajaran dengan memberikan
tugas-tugas yang menggambarkan situai nyata penggunaan bahasa. Jadi,
karateristik pengajaran bahasa komunikatif adalah pengajaran bahasa yang
memungkinkan guru atau pengajar mengembangkan kemampuan komunikasi
berbahasa si pemelajar dengan tugas-tugas atau aktivitas-aktivitas komunikatif
yang sesuai dengan situasi nyata penggunaan bahasa dan bukan situasi yang
dibuat terlepas dari konteks.
2.3 Autentisitas dalam Pembelajaran BIPA
Salah satu karakteristik dalam pengajaran bahasa komunikatif adalah
adanya keterhubungan antara kegiatan pembelajaran di kelas dengan situasi
kehidupan nyata di luar kelas. Selain aspek budaya yang perlu mendapat perhatian
dalam pengembangan bahan ajar BIPA, juga yang menjadi penting adalah apakah
aspek-aspek budaya tersebut telah mencerminkan pengalaman-pengalaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
budaya yang autentik yang sesuai dengan konteks penggunaan bahasa. Tujuan
pembelajaran BIPA selain memampukan pembelajar berbahasa secara wajar juga
memungkinkan pembelajar mengalami pembelajaran yang nyata sesuai dengan
konteks penggunaan bahasa. Pengalaman yang wajar dan nyata merupakan kunci
dalam penyelenggaraan pegajaran bahasa Indonesia sebagai bahasa asing.
Dalam pengajaran bahasa kedua atau bahasa asing, pendekatan pengajaran
bahasa komunikatif sering dikaitkan dengan masalah autentisitas. Autentisitas ini
untuk menggambarkan interaksi pembelajaran yang secara sosial dan kontekstual
bermakna bagi siswa, dan bukan yang tidak secara alami. Autentisitas berkaitan
dengan kewajaran, keaslian, realitas, kebenaran dalam menghadirkan
pengalaman-pengalaman belajar (Tatsuki, 2006) Autentisitas bukan pada
pengalaman yang dibuat-buat, artifisial atau pura-pura. Autentisitas diarahkan
bagi penggunaan bahasa dalam konteks penggunaan bahasa yang sesungguhnya
(real life language). Autentisitas merupakan konsep yang memungkinkan adanya
interaksi antara apa yang ada dalam diri pengguna bahasa dengan yang dipelajari
(teks atau bahan) sehingga menimbulkan pemahaman (Widowson dalam Birjandi
dan Ahmadi, 2013)
Perihal autentisitas dalam pembelajaran bahasa kedua, Taylor dan Breen
(dalam Widharyanto, 2016) memiliki konsep sebagai berikut.
- Autensitas bahasa berupa teks atau bahan yang digunakan sebagai bahan
pembelajaran.
- Autentisitas tugas berupa tugas-tugas atau kegiatan dalam pembelajaran.
- Autentisitas situasi sosial atau budaya yang aktual .
- Autentisitas penilaian berupa penilaian langsung dan holistik terhadap
performansi dalam keterampilan berbahasa.
Pemunculan autentisitas dalam pengajaran bahasa bukan sesuatu yang
mudah karena pembelajaran dipenuhi dengan kegiatan-kegiatan yang dirancang
oleh guru sesuai dengan tingkat penguasaan bahasa pembelajar. Dalam pengajaran
tradisional, untuk memudahkan jalannya pembelajaran, guru dapat melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
rekayasa dalam bentuk menyederhanakan bahan ajar, membuat aktivitas peniruan
seperti simulasi, atau memberikan deskripsi dengan menggambarkan situasi.
Meski tidak mudah, autentisitas adalah hal yang perlu dipertimbangkan bahkan
diusahakan dalam setiap pengajaran bahasa (Widowson dalam Berardo Sacha.
2006).
2.3.1 Bahan Ajar Autentik
Autentisitas dalam pembelajaran bahasa kebanyakan muncul dalam
penggunaan bahan atau teks, dalam tugas dan latihan, dan penilaian atau evaluasi.
Ketiganya merupakan komponen yang penting dan saling berkaitan dalam
pembelajaran bahasa kedua. Terkait dengan bahan atau teks yang autentik,
beberapa ahli menyampaikan padangannya. Wallace (1992) menyatakan bahwa
bahan atau teks yang autentik adalah bahan yang diambil dari situasi nyata (real
life) bukan yang dibuat untuk tujuan pengajaran di kelas. Teks atau bahan yang
autentik biasanya adalah bahan yang memang diproduksi atau dibuat untuk tujuan
komunikasi nyata dalam masyarakat. Senada dengan itu, bahan atau teks yang
autentik adalah bahan yang diambil atau sengaja dipersiapkan untuk membantu
pembelajar menghadapi situasi sosial yang nyata dalam hidup mereka (Guariento,
W. & Morley, J., 2001). Dengan pemahaman ini, autentisitas bahan atau teks
adalah teks atau bahan ajar yang disiapkan guru yang diambil dari bahan-bahan
khusus yang memang bukan untuk tujuan pengajaran namun bahan ini sengaja
dihadirkan di kelas untuk membawa pesan yang nyata dalam situasi kehidupan
nyata.
Berkaitan dengan bahan ajar, menurut Widharyanto (2016) ada 3 tipe
bahan ajar yang disiapkan guru, yaitu (1) bahan ajar yang murni dibuat guru (2)
materi yang diambil dari teks yang ada dalam komunikasi sehari-hari dan
dimodifikasi seperlunya (3) materi yang diambil dari teks komunikasi sehari-hari
tanpa dimodifikasi.
Berdasarkan tingkat keautentikannya, materi jenis (3) memiliki tingkat
autentik yang tinggi karena materi ini diberikan apa adanya tanpa campur tangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
guru. Sedangkan, tipe (1) dan (2) memiliki tingkat autentik yang rendah karena
guru berusaha menyederhanakan bahan. Penyederhanaan bahan ajar bisa jadi
menghilangkan sifat keaslian dan kealamiahan sehingga tidak mencerminkan
penggunaan bahasa yang nyata dalam berbahasa. Widharyanto (2016)
menggambarkan tingkat autentisitas materi dalam tabel berikut.
Tabel 2.1. Tipe Keaslian Materi
Tipe Materi Campur tangan guru Keaslian dan
kealamiahan
Tipe 1 Tinggi
Rendah
Rendah
Tinggi
Tipe 2
Tipe 3
Dari gambaran tersebut, Widharyanto menyatakan bahwa autentisitas di dalam
pembelajaran bahasa yang hadir dalam pemilihan bahan, tugas dan evaluasi tidak
dipandang sebagai dikotomis “hitam-putih” sebagai autentik dan tidak autentik.
Autentisitas adalah suatu kontinum tinggi atau rendah yang di dalamnya terdapat
banyak atau sedikit sifat-sifat autentik.
Berkenaan dengan bahan, penggunaan bahan akan berpengaruh terhadap
kegiatan atau tugas-tugas yang akan dilakukan oleh pemelajar. Semakin alamiah
sebuah bahan semakin menuntut kegiatan yang alami juga. Bahan yang otentik
mendekatkan pembelajar pada kegiatan yang bersifat otentik pula. Bahan yang
otentik menyajikan bahasa yang digunakan dalam kegiatan berkomunikasi yang
sesungguhnya. Dengan demikian, guru hendaknya membuat situasi pembelajaran
dengan kegiatan-kegiatan yang senyatanya pula.
2.3.2 Tugas atau Kegiatan Autentik dalam Pengajaran BIPA
Dalam bagian ini akan dibahas bagaimana bentuk-bentuk tugas atau
kegiatan berbahasa dalam pengajaran BIPA. Hal yang terkait dengan pembahasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
ini adalah: apa itu tugas, bagaimana autentisitas tugas-tugas dalam berbahasa,
tugas dan ruang lingkup pengajaran BIPA
a. Pengertian Tugas
Masalah yang sering dihadapi guru dalam membuat bahan ajar adalah
menentukan jenis-jenis latihan dan tugas yang harus dilakukan pembelajar. Guru
dituntut untuk mampu membuat tugas atau latihan yang dapat meningkatkan
pemelajar mencapai tujuan yang ditentukan. Richard (1990) mencontohkan
bentuk-bentuk tugas dalam berbahasa sebagai berikut.
- Siswa mendengarkan petikan percakapan dan menyimpulkan topik
percakapan tersebut.
- Membaca salah satu bagian teks percakapan telepon, memperkirakan apa
respon yang akan muncul lalu mencocokkan dari sumber dengarannya.
- Mengamati gambar yang mengandung percakapan, memperkirakan topik
apa yang ada dalam gambar lalu mencocokkan dengan sumber aslinya.
- Mendengarkan teks percakapan lalu mencari bentuk ekspresi kesopanan.
Jika kita perhatikan contoh di atas, terdapat beberapa kegiatan yang melibatkan
pemelajar. Mereka melakukan kegiatan seperti mendengarkan, menyimpulkan,
memperkirakan, mencocokkan, mencari. Kegiatan-kegiatan inilah yang bisa
dikatakan sebagai tugas pembelajaran. Nunan (2004:9) menyebutnya sebagai
pedagogical task yaitu kegiatan di ruang kelas yang melibatkan pembelajar
dalam memahami, memanipluasi, memproduksi atau berinteraksi dalam bahasa
yang dipelajari. Seluruh kegiatan, tujuan belajar, latar atau setting pembelajaran,
peran guru dan pembelajar diarahkan pada tugas yaitu penggunaan pengetahuan
gramatikal dalam mengekspresikan bahasa sesuai dengan fungsi berbahasa.
Pemahaman tersebut dapat digambarkan dalam tabel 2 di bawah ini:
Tabel 2.2 . Tugas Pembelajaran (Nunan)
Goals Teacher Role
Input Task Student Role
Activities Setting
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Goals adalah tujuan atau sesuatu yang diniatkan dalam pembelajaran. Input terkait
dengan segala data dan informasi yang berguna bagi proses pembelajaran.
Activities adalah unjuk kemampuan. Role atau peran adalah bagaimana hubungan
antara guru dan pembelajar. Setting terkait dengan pengaturan kelas .
Tujuan dan tugas memiliki hubungan yang erat dalam pembelajaran.
Tujuan menujukkan apa yang harus dicapai oleh pembelajar. Tujuan adalah
tingkah laku kemampuan yang harus dikuasai oleh si pembelajar. Tugas
merupakan cara yang dilakukan untuk mencapai tujuan. Keduanya harus sejalan.
Jika sebuah tujuan menuntut pembelajar mampu menulis dengan bahasa dan ejaan
yang benar, tugas harus menunjukkan pembelajar benar-benar melakukan
aktivitas menulis dengan mendemokan penguasaan bahasa dan ejaan dengan
benar. Tugas bukan sekedar memilih mana kalimat yang benar atau salah seperti
dalam bentuk tes objektif. (Burhan, 2011)
b. Autentisitas Tugas dalam Pembelajaran BIPA
Dalam pendekatan Pengajaran Komunikatif Bahasa, tugas-tugas
pembelajaran dimaksudkan untuk memberikan kemampuan kepada pembelajar
penggunaan bahasa yang memiliki kemiripan langsung atau tidak langsung
dengan penggunaan bahasa dalam situasi yang nyata. Tugas-tugas pembelajaran
mendorong pembelajar menerapkan pengetahuan dan keterampilan untuk
tantangan berkomunikasi di dunia nyata baik secara produktif maupun reseptif.
Terkait ini guru dituntut untuk memiliki kepekaan memilih tugas-tugas yang dapat
memberikan tantangan bagi pembelajar menggunakan bahasa sesuai dengan
kenyataan penggunanan bahasa. Guru perlu memahami sifat-sifat tugas autentik
dalam pembelajaran bahasa.
Berkaitan dengan tugas-tugas pembelajaran di kelas, Widharyanto (2003
dan 2016) memberikan pandangan bahwa dalam praktik pembelajaran BIPA di
kelas terdapat empat tipe tugas pembelajaran yang biasa terjadi, yaitu: (1) tugas-
tugas untuk menguasai aspek gramatikal dan leksikal yang lepas konteks (2)
tugas-tugas untuk menguasai aspek gramatikal dan leksikal dalam konteks
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
pemakaian wacana, (3) kegiatan berupa performansi siswa di kelas yang bersifat
simulatif, (4) aktifitas berupa performansi aktual siswa dalam konteks situasi
sosial budaya yang sesungguhnya dalam masyarakat.
Tugas tipe (1) adalah tugas yang mengarah pada penguasaan grammatical
content dan lexical content. Tugas-tugas ini melatihkan penguasaan dalam tataran
morfologi maupun sintaksis. Tugas dalam tipe ini adalah: menjodohkan kata
dengan kata lain.
Tugas tipe (2) aktivitas atau tugas-tugas yang mengarah pada penguasaan
gramatical content dan lexical content dalam konteks pemakaian wacana. Contoh
tugas seperti ini adalah mengisi bagian rumpang sebuah wacana. Tipe tugas ini
memenuhi ciri-ciri pragmatik karena melibatkan konteks dan bukan semata-mata
kalimat atau kata-kata lepas.
Tugas tipe (3) adalah tugas yang menuntut performansi aktual pembelajar
namun masih bersifat simulatif. Pembelajar melakukan tugas-tugas komunikatif
yang berupa interaksi tiruan atau pura-pura dalam berbagai situasi berbahasa di
kelas. Contoh tugas seperti ini adalah memainkan peran, melakukan simulasi,
menceritakan kembali.
Tugas tipe (4) adalah aktivitas performansi aktual pembelajar dalam
konteks sosial budaya yang sesungguhnya di masyarakat. Pembelajar dituntut
untuk melakukan interaksi yang nyata sesuai dengan fungsi bahasa. Tugas seperti
ini misalnya melakukan wawancara atau observasi, berdiskusi, membeli di pasar
atau di kios, di warung.
Berdasarkan jenis tugas-tugas ini, Widharyanto (2016) membuat tabel
gambaran tingkat autentisitas tugas pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Tabel 2.3.Tingkat Autentisitas Tugas Pembelajaran
Tipe Tugas Sifat
Kegiatan
Berbahasa
Konteks
Situasi
Kealamiahan
Komunikasi
Tingkat
Autentisitas
Tugas
Tipe 1
Tidak
langsung
Bebas konteks Tidak alami Sangat rendah
Tugas
Tipe 2
Tidak
langsung
Peka konteks Tidak alami Rendah
Tugas
Tipe 3
Langsung Peka konteks Tidak alami Cukup
Tugas
Tipe 4
Langsung Peka konteks Alami Tinggi
2.4 Bahan Ajar dan Pengembangan Bahan Ajar BIPA
2.4.1 Hakikat dan Karakteristik Bahan Ajar
Permasalahan pengajaran BIPA yang sering dihadapi oleh guru adalah
pemilihan bahan ajar yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan pembelajarannya.
Pemilihan bahan ajar yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan pembelajar akan
membantu guru dan siswa mencapai tujuan belajar secara tepat pula. Kesulitan
untuk memilih atau membuat bahan ajar yang tepat memang kenyataan yang ada
saat ini. Kurikulum BIPA yang ada saat ini, yaitu SKL BIPA nomor 17 tahun
2017 telah memberikan ancangan atau garis besar pengembangan bahan ajar.
Kurikulum ini seharusnya menjadi dasar bagaimana merancang dan
mengembangkan bahan ajar yang tepat. Namun, tidak jarang yang terjadi adalah
masing-masing pengajar memberikan bahan ajar pada bidangnya masing-masing
yaitu keterampilan, menyimak, membaca, berbicara, menulis dan kebudayaan
Indonesia (Kurniasih, 2019). Hal ini membuat kurang terintegrasinya bahan ajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Bahan ajar atau materi ajar haruslah dirancang, dikembangkan, dan ditata
sebaik mungkin agar dapat membantu pemelajar mencapai tujuan yang
diharapkan. Suyitno (2017:57) menyatakan bahwa pada hakikatnya materi ajar
adalah sarana yang digunakan untuk membelajarkan pelajar BIPA yang secara
langsung, diolah dan dipahami secara sadar untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan. Dalam konteks pengajaran BIPA, materi atau bahan ajar
yang dibutuhkan haruslah sesuai dengan orientasi belajar BIPA. Bahan ajar adalah
seperangkat informasi yang harus diserap peserta didik melalui pembelajaran
yang menyenangkan (Iskandarwasid dan Dadang Sunendar, 2011). Bahan ajar
adalah bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun secara sistematis, yang
digunakan guru/pendidik dan siswa/peserta didik dalam proses pembelajaran.
Setelah memahami hakikat bahan ajar, para pembuat bahan ajar atau guru
perlu juga memahami karateristkik bahan ajar yang baik. Dalam Richard (2001)
dipaparkan bagaimana bahan ajar yang baik, mengacu pada pendapat Rowntree
(1997), yakni meningkatkan ketertarikan siswa dalam belajar, memberikan
gambaran apa yang akan dipelajari berikutnya, mampu memberikan penjelasan
pada hal-hal yang baru, menghubungkan dengan pengalaman pembelajaran
sebelumnya, memberi kesempatan untuk berpikir, memberikan balikan proses
pembelajaran, memberi ruang untuk berlatih, memastikan siswa tahu apa yang
dipelajari, memberikan gambaran kemajuan belajar, dan meyakinkan siswa
menjadi lebih baik dalam belajar.
Karakteristik bahan ajar yang baik juga disampaikan oleh Tomlinson
(1998), yaitu memberikan dampak bagi pembelajaran, memudahkan siswa dalam
belajar, membangun kepercayaan diri, relevan dan berguna bagi pengembangan
siswa, bahan ajar harus mampu mempermudah siswa dalam belajar, memastikan
pembelajar memperoleh ha-hal yang diajarkan, memberi kesempatan mempelajari
bahasa dalam konteks yang nyata atau autentik, materi ajar memberi kesempatan
kepada siswa menggunakan bahasa target untuk meningkatkan kemampuan
berkomunikasi, materi ajar harus dapat mengakamodir berbagai gaya belajar
siswa, materi ajar harus bisa memaksimalkan potensi siswa dengan mendorong
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
dan melibatkan kemampuan intektual, emosional, estetika yang dapat merangsang
bekerjanya otak kanan dan otak kiri, materi tidak berlebihan dalam menyajikan
latihan yang terkendali, dan materi harus bisa memberikan feedbcak
perkembangan belajar siswa (Muliastuti, 2017). Menurut prinsip-prinsip tersebut
dapat diihat bahwa pengembangan bahan ajar berpusat pada keadaan pemelajar
dan kebutuhan belajar pemelajar
Setelah memahami karakteristik bahan ajar yang baik, pengajar
selanjutnya menyiapkan pengembangan bahan ajar. Dalam pengembangan bahan
ajar perlu mempertimbangkan beberapa hal. Iskandarwassid (2008) memberikan
pertimbangan untuk menyusun bahan ajar sebagai berikut.
- Relevan dengan standar kompetensi, kompetensi dasar yang harus dicapai.
- Memberikan motivasi kepada peserta.
- Bahan disusun secara sistematis dari yang sederhana hingga yang
kompleks, dari yang konkret sampai ke abstrak.
- Sesuai dengan tujuan dan kebutuhan belajar siswa sehingga menarik minat
untuk belajar.
- Mempertimbangkan aspek-aspek linguistik dan mencakup keterampilan
berbahasa.
- Menghindari konsep yang samar-samar atau ambigu agar tidak
membingungkan.
- Membedakan bahan ajar untuk anak dan untuk orang dewasa.
Selajutnya dalam pengembangan bahan ajar, pengajar mempersiapkan
dan menentukan tujuan-tujuan pembelajaran, merancang capaian pembelajaran,
menyususun bahan ajar dan mengorganisasikannya. Ada beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan dalam mengawali pembuatan bahan ajar. Guru perlu membuat
daftar input yang berguna sebagai arah menentukan bahan ajar. Beberapa hal yang
mungkin bisa ditanyakan dalam mempersiapkan bahan ajar seperti di bawah ini.
1. Bahan yang terkait ketatabahasaan: apakah komponen kebahasaan akan
dilesapkan melalui teks (atau dalam pembahasan terpisah), dalam materi
percakapan atau dalam suatu ujaran tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
2. Bahan simakan (dengaran): apakah sumber-sumber bahan simakan berasal
dari bahan yang autentik yang diambil dari rekaman yang beredar di luar atau
rekaman dari bahan yang sudah dipersiapkan sebelumnya, atau keduanya.
3. Bahan bacaan: jenis teks yang akan disajikan dan sumbernya seperti majalah,
koran dari buku dan bagaiamana memilih bahan bacaan yang tepat.
4. Bahan menulis: tipe komposisi tulisan apa yang akan disajikan, bahan tulisan
yang riil atau yang sengaja ditulis untuk kepentingan bahan ajar, perlukah
tulisan murid dijadikan contoh bahan ajar, bagaimana memilih bahan tulisan.
5. Bahan berbicara: aktivitas berbicara seperti apa yang akan ditampilkan,
sumber-sumber apa yang akan digunakan, dialog, dari rekaman, pengunaan
gambar-gambar, penciptaan situasi dan lain-lain dan bagaimana
menentukannnya.
Terkait dengan bahan ajar, ada banyak sumber yang bisa digunakan guru
seperti dari majalah, buku, dari internet, televisi atau radio. Dengan
berkembangnya internet, ada banyak kesempatan bagi guru untuk mengambil
sumber-sumber bahan ajar termasuk materi visual dan audiovisual dan banyak
diantaranya bisa diunduh secara gratis. Namun demikian guru juga perlu
memperhatikan apakah ada sumber-sumber tertentu yang sudah menjadi hak
paten sehingga harus meminta ijin dalam menggunakannya.
Dalam pengembangan materi ajar BIPA yang perlu diperhatikan adalah:
(1) tingkat kesulitan, (2) tingkat produktivitas, (3) tingkat kompleksitas, dan (4)
tingkat keberterimaan (Suyitno, 2010). Tingkat kesulitaan mengacu pada mudah
dan sulitnya bahan ajar pada tingkat penguasaan bahasa tertentu. Semakin tinggi
tingkat penguasaan bahasa semakin sulit bahan yang diberikan.Tingkat
produktivitas mengacu pada bahan-bahan ajar yang frekuensi penggunaannya
tinggi. Bahan tersebut memang dibutuhkan karena penggunaanya yang tinggi
dalam keadaan nyata berbahasa. Tingkat kompleksitas mengacu pada bahan-
bahan yang memiliki makna konkrit hingga bahan yang mengandung makna
abstrak. Dan, tingkat keberterimaan adalah mengacu pada apakah bahan itu bisa
diterima dalam penggunaan bahasa dalam situasi nyata berbahasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
2.4.2 Model Pengembangan Bahan Ajar Terpadu
Dalam mengembangkan bahan ajar, ada beberapa model pendekatan yang
bisa digunakan. Dalam penelitian ini, model pengembangan bahan ajar BIPA
menggunakan pendekatan integratif. Dari beberapa model pendekatan terintegrasi,
model Pendekatan Jaring Laba-laba (The Webbed Model) adalah model yang bisa
diterapkan dalam pembelajaran BIPA (Muliastuti, 2017). Model Webbed
merupakan salah satu model pembelajaran integratif yang menggunakan
pendekatan tematik. Model Webbed menyajikan pendekatan tematik untuk
mengintegrasikan mata pelajaran. Dalam konteks BIPA, mata pelajaran adalah 4
keterampilan berbahasa. Pembelajaran 4 keterampilan berbahasa diikat dalam
suatu tema yang telah ditentukan dalam silabus. Kegiatan-kegiatan berbahasa
seperti mendengarkan lalu berbicara atau menulis diberikan dengan cara
pergantian yang halus sehingga pemelajar mengalami berbagai kegiatan berbahasa
tanpa menyadarinya.
Terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan
pembelajaran bahasa secara terpadu, terutama pada saat penggalian tema-tema,
pelaksanaan pembelajaran, dan pelaksanaan penilaian. Dalam proses penggalian
tema-tema perlu diperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut.
(1) Prinsip penggalian tema
- Tema tidak boleh terlalu luas, namun dengan mudah dapat digunakan untuk
memadukan banyak mata pelajaran
- Bermakna, tema dapat memberi bekal kepada siswa untuk belajar ke tahap
selanjutnya
- Sesuai dengan tingkat perkembangan psikologi siswa
- Mengakomodasi sebagai besar minat siswa
- Mempertimbangkan peristiwa autentik yang terjadi dalam rentang waktu
belajar
- Mempertimbangkan kurikulum yang berlaku
- Mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar
(2) Prinsip pengelolaan pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Prinsip pengelolaan pemebalajaran terkait dengan peran guru dalam keseluruhan
proses pembelajaran. Dalam hal ini, guru seharusnya:
- Jangan menjadi single actor yang mendominasi pembicaraan dalam proses
pembelajaran
- Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap
tugas yang menuntut adanya kerja sama kelompok.
- Mengakomodasi ide-ide yang kadang kala tidak terencanakan.
(3) Prinsip evaluasi
- Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri di samping
bentuk evaluasi lainnya
- Guru mengajak siswa untuk mengevaluasi perolehan belajar yang telah
dicapai berdasarkan kriteria keberhasilan pencapaian umum.
(4) Prinsip reaksi
- Prinsip ini menggaris bawahi bahwa guru harus bereaksi terhadap aksi siswa
dalam semua peristiwa serta tidak mengarahkan aspek yang sempit melainkan
ke suatu kesatuan yang utuh dan bermakna.
Dalam mengembangkan bahan ajar secara terpadu, perlu dipertimbangkan
strategi dalam pengembangan bahan ajar. Keterampilan-keterampilan
dikembangkan sebagai berikut.
(1). Urutan penyajian keterampilan berbahasa hendaknya adalah membaca,
mendengarkan, berbicara, menulis, lalu tata bahasa. Urutan penyajian
keterampilan ini dapat meningkatkan kemampuan berbahasa pemelajar. Hal
ini sesuai dengan prinsip yang disampaikan Nation (2007). Prinsip tersebut
terdiri atas empat hal yang saling berkaitan (four strands), yaitu meaning
focused input, meaning focused output, language focused learning, dan
fluency development. Dalam prinsip ini, meaning focused input berhubungan
erat dengan keterampilan mendengarkan dan membaca, meaning focused
output berhubungan dengan keterampilan berbicara dan menulis, language
focused learning berhubungan dengan ketatabahasaan, dan fluency
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
development berhubungan dengan kelancaran dalam menerima dan
memproduksi bahasa yang dipelajari sebelumnya (Nation, 2012).
(2) Keterampilan berbahasa hendaknya diberikan secara terpadu dengan
mengkombinasikan beberapa keterampilan, misalnya:
Menyimak dan berbicara : pembelajar menyimak dialog yang diperdengarkan
lalu pembelajar menceritakan kembali isi dengaran. Pada kelas besar, setelah
menyimak percakapan, pemelajar dapat memerankan kembali isi bacaan
sesuai dengan peran yang dibawakan.
Membaca dan menulis: pemelajar membaca teks dengan topik tertentu.
Kemudian pemelajar mengerjakan tugas menuliskan kembali isi bacaan atau
membuat ringkasan.
(2) Pembelajaran kosakata dan struktur harus selalu di dalam konteks. Artinya,
kata-kata atau struktur yang diajarkan tidak lepas dari konteks kalimat atau
wacana.
(3) Setiap aspek dalam bahasa diajarkan dengan memperhatikan tema yang telah
digariskan dalam silabus.
(4) Setiap kali pembelajaran selalu diawali dengan pengarahan yang jelas.
(5) Pembelajaran yang direncanakan dengan baik akan memberikan hasil yang
lebih baik.
Berdasarkan pemahaman tersebut di atas, pengembangan bahan ajar BIPA
dapat menggunakan pendekatan integratif. Tema yang digunakan sebagai penjalin
antarbidang studi dalam penyusunan kurikulum, dalam pengembangan
pembelajaran BIPA dapat digunakan sebagai penjalin antarketerampilan
berbahasa. Tema-tema yang dipilih dan dikembangkan pada materi ajar BIPA
akan memberikan dampak pada pembelajaran di kelas. Tema-tema yang dipilih
berdasarkan kebutuhan siswa akan menjadikan materi ajar bersifat autentik dan
bermakna (Muliastuti, 2017:66).
2.5 Kelayakan Bahan Ajar
Bahan ajar yang dikembangkan menjadi buku teks atau buku ajar
hendaknya dinilai atas kelayakannya sebagai buku ajar. Dalam penelitian
Pengembangan Bahan Ajar BIPA Tingkat Madya, Sheilla Arumdyahsari,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Widodo Hs, Gatut Susanto (2016) menyampaikan 4 komponen dalam
mengembangkan bahan ajar BIPA, sebagai berikut.
1. Komponen Penyajian. Pada komponen penyajian hal yang dibahas adalah
urutan penyajian bahan ajar, kesesuaian dengan langkah pembelajaran, dan
tingkat kesulitan. Penyajian materi pada bahan ajar disesuaikan dengan kisi-
kisi yang dibuat sebelumnya. Kisi-kisi dikembangkan melalui studi dokumen,
analisis kebutuhan, dan silabus yang dibuat dari acuan tertentu. Kisi-kisi
memuat topik, materi, tujuan, pembelajaran budaya, dan langkah pembelajaran.
2. Komponen kegrafikan. Kegrafikan bahan ajar dianggap penting untuk sebuah
bahan ajar karena untuk membaca isi, pembaca pasti akan melihat terlebih
dahulu sampul dan bentuk bahan ajar. Kegrafikan bahan ajar, meliputi (1)
ukuran buku, (2) tata letak, (3) ukuran dan jenis huruf, (4) spasi dan susunan,
dan (5) ilustrasi.
3. Komponen isi. Materi yang dikembangkan pada buku yang dikembangkan ini
menggunakan acuan rincian materi dari acuan tertentu (dalam penelitian ini
ACTFL). Materi meliputi keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan
menulis. Materi tata bahasa juga disajikan secara terintegrasi dengan empat
keterampilan berbahasa. Topik yang disajikan setiap unit adalah topik
fungsional. Materi-materi pada topik tersebut diharapkan bisa langsung
dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari pelajar BIPA.
4. Komponen bahasa. Komponen bahasa didasarkan atas empat hal yaitu (1)
kemampuan berbahasa pelajar, (2) kaidah bahasa, (3) pilihan kata, dan (4)
keterbacaan
Dalam tahap penilaian ini, bahan ajar BIPA yang dikembangkan dinilai melalui
validasi oleh dosen ahli bahan ajar BIPA.
2.6 Kerangka Berpikir
Pembelajaran bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua akan mencapai
tujuannya bila proses pembelajaran diarahkan bagi terwujudnya kemampuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Pengajaran Bahasa Komunikasi
Autentisitas bahan dan tugas Integrasi keterampilan
berbahasa
Prinsip Pengembangan Bahan Ajar
BIPA
Tujuan Belajar BIPA
Buku Ajar Keterampilan BIPA Terpadu Berbasis
Auntentisitas untuk Tingkat Lanjut
penggunaan bahasa pembelajar sesuai dengan fungsi berbahasa dalam situasi yang
nyata. Pengajaran komunikasi berbahasa adalah sebuah pendekatan dalam
pembelajaran bahasa yang menekankan pada tujuan tidak hanya penguasaan
bahasa secara gramatikal, namun juga penggunaan bahasa yang tepat sesuai
dengan fungsi dan konteks sosial berbahasa yang tepat. Salah satu cara atau
strategi dalam pengajaran bahasa komunikatif adalah penggunaan bahan dan
tugas-tugas yang autentik. Guru dituntut untuk mengembangkan tugas-tugas yang
nyata dalam setiap keterampilan berbahasa yaitu membaca, mendengrkan,
menulis dan berbicara. Tugas-tugas dalam setiap keterampilan hendaknya
dirancang sedemikian rupa sehingga tidak hanya tipe-tipe tugas yang gramatikal
saja tetapi juga tugas-tugas yang menuntut performansi aktual pembelajar pada
situasi yang nyata. Dengan terpenuhinya tugas-tugas yang mendekati pada
performansi bahasa yang sesunggnya yang merupakan tingkat autentik yang
tinggi maka dapat diyakini bahwa tujuan pembelajaran bahasa Indonesia sebagai
bahasa kedua terpenuhi.
Tabel 2.4. Kerangka Berpikir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini akan menjelaskan metode penelitian. Ada 9 subbab yang akan
membahas metode yang digunakan dalam penelitian ini. Kesembilan subbab
tersebut adalah: (1) jenis dan model penelitian pengembangan, (2) prosedur
pengembangan, (3) uji coba produk, (4) rancangan uji coba, (5) subjek uji coba,
(6) sumber dan jenis data (7) teknik pengumpulan data (8) alat pengumpulan data,
(9) teknik analisis data
3.1 Jenis dan Model Pengembangan
Penelitian ini merupakan jenis Penelitian dan Pengembangan atau
Research and Development (R and D). Penelitian dan Pengembangan adalah
metode penelitian yang digunakan untuk memvalidasi dan mengembangkan suatu
produk. Produk atau hasil penelitian ini adalah sebuah buku ajar. Menurut Borg
and Gall (dalam Sugiyono, 2015) penelitian dan pengembangan dapat
menghasilkan produk yang berupa benda seperti buku teks, film untuk
pembelajaran, perangkat lunak komputer, juga dapat menghasilkan metode
mengajar atau program pendidikan tertentu.
Penelitian ini menghasilkan produk bahan ajar yang dapat meningkatkan
kemampuan bahasa Indonesia penutur asing dalam 4 keterampilan berbahasa pada
tingkat lanjut. Model penelitian ini dirancang dengan menggunakan Research and
Development (R&D). Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah
mengadaptasi model Borg & Gall. Dalam penelitian pengembangan atau R&D
dilakukan 2 kegiatan pokok yang bertujuan menghasilkan produk dan menguji
keefektifan produk (Sugiyono, 2015). Tujuan pertama sering disebut sebagai
fungsi pengembangan dan tujuan kedua sebagai fungsi validasi.
Tahapan pengembangan dalam model Borg & Gall adalah sebagai berikut.
1. Melakukan penelitian pendahuluan dan pengumpulan informasi (Research
and Information Collecting) Dalam tahap ini dapat dilakukan kajian pustaka,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
pengamatan kelas, mengumpulkan pokok persoalan dan merangkum
permasalahan.
2. Melakukan perencanaan (Planning). Dalam tahap ini dilakukan kegiatan
pendefinisian keterampilan, perumusan tujuan, penentuan urutan
pembelajaran.
3. Mengembangkan bentuk produk awal (Develop Preliminary Form of
Product). Pada tahap ini penelitia mengembangkan jenis/bentuk produk awal,
yang meliputi: penyiapan materi pembelajaran, penyusunan buku pegangan,
dan perangkat evaluasi.
4. Melakukan uji lapangan permulaan (Preliminary Field Testing). Dalam tahap
ini juga dilakukan kegiatan menggali data dengan wawancara, kuesioner,
observasi, kemudian dikumpulkan dan dianalisis.
5. Melakukan revisi berdasarkan analisis data (Main Product Revision)
Melakukan revisi terhadap produk utama, berdasarkan masukan dan saran
dari hasil uji coba lapangan awal.
6. Melakukan uji coba lebih luas (Main Field Testing) Pada tahap ini
dikumpulkan data kualitatif untuk menilai proses dan data kuantitatif berupa
hasil tes.
7. Revisi produk berdasarkan hasil uji.( Operational Product Revision)
8. Operational Field Testing. Uji di lapangan dengan skala lebih luas
menggunakan teknik wawancara, observasi dan angket. Data kemudian
dianalisis.
9. Final product revision Revisi akhir produk berdasarkan hasil analisis data
pada uji lapangan terakhir.
10. Desiminasi atau melaporkan produk akhir hasil pengembangan.
Dalam penelitian ini, peneliti juga berpatokan pada model penelitian dan
pengembangan oleh Sugiyono (2009). Terdapat sepuluh tahapan dalam
penelitian dan pengembangan ini, seperti dalam skema berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Skema 3.1 Model penelitian pengembangan Sugiyono
3.2 Prosedur Pengembangan
Berdasarkan model penelititan dan pengembangan Borg and Gall dan
Sugiono, peneliti memodifikasi langkah-langkah dengan memangkas langkah
pada Uji Coba Pemakaian, Revisi Produk, dan Produksi Masal. Modifikasi adalah
hal yang biasa dilakukan dalam penelitian pengembangan. Beberapa penelitian
dan pengembangan terdahulu telah melakukan modifikasi. Beberapa penelitian
tersebut dilakukan oleh Prasetyo, Andi Eko (2015) yang berjudul Pengembangan
Bahan Ajar BIPA Bermuatan Budaya Jawa Bagi Tingkat Pemula. Penelitian
tersebut menggunakan langkah-langkah (1) survei pendahuluan untuk
merumuskan potensi dan masalah, (2) pengembangan prototipe sebelum
Potensi masalah
Pengumpulan data
Desain produk
Validasi desain
Revisi desain
Uji coba produk
Revisi produk
Uji coba pemakaian
Revisi produk
Produksi masal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
mengembangkan desain, (3) desain produk, yaitu kegiatan merancang bahan ajar
BIPA, (4) validasi produk, (5) revisi dan perbaikan produk. Modifikasi juga
dilakukan oleh Melati, Sofylia (2017) dalam penelitian Pengembangan Kamus
Idiom Bahasa Indonesia bagi Pembelajar BIPA, dengan tahapan: (1) analisis
kebutuhan, (2) perancangan kamus, (3) pembinaan data korpus, (4) pengolahan
lema, (5) uji keabsahan, (6) pengabjadan data, (7) validasi produk dan revisi, (8)
uji coba dan revisi produk.
Penelitian dan pengembangan dalam penelitian ini pun, peneliti
menggunakan modifikasi penelitian. Dengan demikian, model penelitian dan
pengembangan dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut.
1. Analisis kebutuhan
Dalam tahap ini, peneliti melakukan pengumpulan data awal berupa
identifikasi kebutuhan bahan ajar. Kebutuhan bahan ajar diidentifikasi dengan
menggunakan:
a. kuesioner kepada pemelajar BIPA pada tingkat lanjut dan melakukan
wawancara kepada pengajar BIPA dan pengembang bahan ajar BIPA.
Identifikasi kebutuhan ini dilakukan untuk menemukan kesulitan-kesulitan
yang dihadapi guru dan pemelajar dalam pembelajaran, kendala-kendala yang
dihadapi guru dan pembelajar dalam menggunakan bahan ajar yang sudah
ada, dan harapan-harapan pemelajar dan guru terhadap bahan ajar yang akan
dikembangkan
b. catatan penelitian untuk melakukan studi kepustakaan terhadap kurikulum
dan bahan ajar BIPA yang saat ini ada dan yang digunakan oleh guru dan
pembelajar di lokasi penelitian. Kurikulum yang dianalisis adalah Standar
Kompetensi Lulusan (SKL) Kursus dan Pelatihan BIPA oleh Direktorat
Pembinaan Kursus dan Pelatihan, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia
Dini dan Pendidikan Masyarakat, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
tahun 2016, dan Buku BIPA Sahabatku Indonesia (2016) , yang diterbitkan
oleh Pusat Pengkajian Strategi dan Diplomasi Kebahasaan, Badan Bahasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Analisis ini untuk mendapatkan gambaran standar isi yang terdapat dalam
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dalam kurikulum pengajaran
BIPA dan buku-buku ajar BIPA. Analisis ini diperlukan agar peneliti bisa
mendapatkan SK dan KD yang dibutuhkan dalam pengembangan bahan ajar
dan juga menghindari penggunaan bahan-bahan ajar yang sama.
c. catatan observasi kelas BIPA lanjut. Observasi kelas ini untuk mendapatkan
data proses pembelajaran BIPA di kelas lanjut. Peneliti ingin mengetahui
bagaimana bahan ajar yang digunakan di kelas dan bagaimana proses
pembelajaran berlangsung.
Pada tahap analisis kebutuhan ini, akan dihasilkan data yang berupa data
kebutuhan pemelajar dan pengajar untuk mengembangkan produk buku ajar.
Data hasil analisis kebutuhan selanjutnya dilakukan perancangan produk.
2. Perancangan Produk
Berdasarkan data-data yang dikumpulkan, peneliti mengembangkan
bentuk produk awal berupa peta buku atau silabus dan buku ajar. Silabus ini
dilengkapi dengan SK dan KD, bahan ajar untuk 4 keterampilan berbahasa,
indikator-indikator, latihan atau tugas, sumber bahan ajar.
Silabus atau garis besar isi buku menjadi dasar bagi pengembangan buku
ajar yang masih berupa prototipe atau bentuk awal buku. Bentuk awal buku
dirancang dengan bahan ajar dalam 4 keterampilan serta bentuk-bentuk latihan
dan atau tugas-tugas. Pengembangan bahan ajar dilakukan dengan analisis tujuan
dan karakteristik materi, analisis sumber-sumber belajar, analisis karakteristik
pembelajar. Peneliti mengumpulkan contoh-contoh, merancang urutan berpikir
yang runtut (abstrak ke konkret), bahasa yang sesuai dengan tingkat pemahaman
pembelajar, dan melibatkan pengalamaan belajar siswa dengan tujuan
pembelajaran. Hal ini dimaksudkan agar bahan ajar yang dikembangkan lebih
autentik dan kontekstual bagi kehidupan siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
3. Validasi Desain.
Dalam tahap ini peneliti meminta penilaian produk kepada ahli
pengembangan bahan ajar BIPA, praktisi atau pengajar BIPA. Penilaian dan
masukan dari para ahli, pengajar, akan menjadi acuan bagi peneliti untuk
melakukan perbaikan prototipe.
4. Revisi Desain
Dalam tahap ini peneliti melakukan perbaikan atas masukan dan saran
yang diberikan oleh ahli pengembangan bahan ajar dan pengajar BIPA.
5. Uji Coba Produk
Dalam tahap ini melakukan uji coba di lapangan dengan meminta pengajar
BIPA dan pembelajar BIPA menggunakan buku ajar ini. Uji coba ini dilakukan
secara perorangan. Pemelajar diminta untuk menggunakan prototipe buku ajar.
Setelah melakukan uji coba, peneliti meminta para pemelajar untuk memberikan
penilaian dan masukan guna memperbaiki prototipe.
6. Revisi Produk
Dalam tahap ini peneliti melakukan perbaikan berdasarkan saran dan
masukan dari pembelajar dan pengajar BIPA.
Pemangkasan langkah ini dilakukan oleh peneliti karena untuk uji coba pada
lapangan yang lebih luas agak menyulitkan karena tidak banyak pembelajar BIPA
di tingkat atas. Kebanyak orang asing yang belajar BIPA berada pada tingkat awal
dan menengah. Dengan demikian, peneliti hanya melakukan uji coba satu kali
pada subjek yang terbatas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Tabel 3.2 Prosedur Pengembangan
Keterangan:
- Analisis data 1 untuk menentukan dan menemukan permasalahan yang ada
di lapangan untuk menentukan rancangan produk.
- Analisis data 2 mengolah data masukan dari validasi ahli.
- Analisis data 3 mengolah data dari pelaksanaan uji coba produk.
3.3 Sumber Data
Populasi adalah menetapkan lingkungan yang akan dijadikan lapangan
dalam mengumpulkan data. Dalam penelitian ini populasi adalah lembaga-
lembaga Pengajaran BIPA yang ada di Jogjakarta baik lembaga yang berada di
bawah universitas maupun lembaga kursus dan pelatihan (LKP) BIPA. Berikut
lembaga pengajaran BIPA yang terdapat di Yogyakarta.
Tabel 3.3 Daftar Lembaga BIPA di Yogyakarta
No Nama Lembaga Status Lembaga
1 Wisma Bahasa LKP
2 Alam Bahasa LKP
Langkah 1a. Analisis Kebutuhan
Langkah 1b. Studi literatur
dan Pengumpulan data
Langkah 2. Rancangan
Produk
Langkah 3.
Validasi ahli
Langkah 4. Revisi
Desain
Langkah 5. Uji
Coba Produk
Langkah 6. Revisi
Produk
Analisis data 1 Analisis data 2
Analisis data 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
3 Realia LKP
4 Puri Bahasa LKP
5 BIPA Fakultas Bahasa dan Seni UNY Universitas
6 Indonesian Language and Culture
Intensive Course Universitas Sanata
Dharma
Universitas
7 Indonesia Language and Culture
Learning Service INCULS Faklutas
Ilmu Budaya Universitas Gajah Mada
Universitas
8 PBI Universitas Ahmad Dahlan Universitas
9 Pusat Bahasa Universitas Atma Jaya Universitas
10 LTC Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta
Universitas
(Sumber: diambil dari laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Indonesia)
Dalam penelitian ini terdapat dua kategori sumber data penelitian.
Pertama, sumber data kebutuhan prototipe bahan ajar. Kedua, sumber data
validasi prototipe yang akan menilai prototipe bahan ajar BIPA.
3.3.1 Sumber Data dari Analisis Kebutuhan
Sumber data kebutuhan prototipe bahan ajar BIPA ini adalah para
pembelajar BIPA an pengajar BIPA. Para pembelajar BIPA ini adalah orang asing
yang sedang belajar di lembaga BIPA Wisma Bahasa dan beberapa dari lembaga
universitas di Yogyakarta. Para pembelajar ini adalah pembelajar yang berada di
tingkat lanjut. Berikut para pembelajar BIPA sebagai sumber data. Sumber data
dalam analisis kebutuhan ini berjumlah lima belas pemelajar. Daftar berikut
adalah sumber data analisis kebutuhan. Demi menjaga keleluasaan pribadi, nama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
nara sumber dalam penelitian ini tidak dicantumkan secara utuh tetapi
dicantumkan nama inisial saja. Data lengkap nama pemelajar, disimpan oleh
peneliti.
Tabel 3.4. Daftar Responden Sebagai Sumber Data
No Nama Asal
Negara
Profesi Tingkat
kemampuan
Bahasa Indonesia
1 R1
L H
Australia Pegawai Negeri Tingkat Lanjut
2 R 2
N L N
Vietnam Mahasiswa Tingkat Lanjut
3 R3
W J Y
Tiongkok Mahasiswa Tingkat Lanjut
4 R 4
Y X L
Tiongkok Mahasiswa Tingkat Lanjut
5 R 5
Al H
Azerbaijan Mahasiswa Tingkat Lanjut
6 R 6
W A
Australia Diplomat Tingkat
Intermediate-
Lanjut
7 R 7
M G
Rusia Mahasiswa Tingkat
Intermediate -
Lanjut
8 R 8
Mat O
Australia Guru bahasa
Inggris
Tingkat Lanjut
9 R 9
A S
Jepang Mahasiswa Tingkat Lanjut
10 R 10
K N
Jepang Pegawai Negeri Tingkat Lanjut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
11 R 11
S G
Australia Manager, Sport
and Recreation
Tingkat Lanjut
12 R 12
K Y
Australia Diplomat Tingkat Lanjut
13 R 13
E D
Australia Pegawai
Perusahaan
Tingkat lanjut
14 R 14
C S
Jepang Pegawai
Perusahaan
Tingkat Lanjut
15 R 15
R C
Amerika Guru Bahasa
Inggris
Tingkat
Intermediate -
Lanjut
Sumber data analsis kebutuhan juga didapatkan dari pengajar BIPA dan
pengembang bahan ajar BIPA. Sumber data yang memberikan data dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut.
Tabel 3.5. Sumber Data Analisis Kebutuhan dari Pengajar dan Pengembang
Bahan Ajar BIPA
No Nama Lembaga
1 R 1
B L
Pendidikan S2. Beliau adalah dosen di Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas
Yogyakarta. Selain mengajar bidang studi bahasa dan
sastra Indonesia, beliau juga mengajar BIPA pada
mahasiswa asing di UNY. Beliau juga berpengalaman
mengajarkan BIPA di Polandia dalam program SAME
DIKTI.
2 R 2
Sdy
Universitas Ahmad Dahlan. Pendidikan S2. Beliau
adalah dosen pada prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, FKIP UAD. Beliau pernah mengajar BIPA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
sebagai dosen tamu di Guangxi University for
Nationalities, China pada 2013-2015.
3 R 3
T S
Pendidikan S2. Beliau adalah dosen di Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas
Yogyakarta. Selain mengajar bidang
studi bahasa dan sastra Indonesia, beliau juga
mengajar BIPA pada mahasiswa asing di UNY. Beliau
adalah juga pengurus APPBIPA Yogyakarta
4 R 4
T B D
Pendidikan S1. Beliau adalah pengajar BIPA di
lembaga Wisma Bahasa. Beliau telah berpengalaman
mengajar BIPA selama 15 tahun.
5 R 5
K P
Pendidikan S1. Beliau adalah pengajar BIPA di
lembaga Wisma Bahasa. Beliau telah berpengalaman
mengajar BIPA selama 14 tahun.
6 R 6
MF
Pendidikan S1. Beliau adalah pengajar BIPA di
lembaga Wisma Bahasa. Beliau telah berpengalaman
mengajar BIPA selama 10 tahun.
7 R7
Apr
Pendidikan S2. Beliau adalah pengajar BIPA di
lembaga Wisma Bahasa sekaligus staff research dan
develompment. Beliau telah berpengalaman mengajar
BIPA selama 10 tahun.
Selain sumber data dari pembelajar, pengajar dan pengembang bahan ajar,
sumber data analisis kebutuhan juga didapatkan dari dokumen berupa buku ajar
BIPA dan kurikulum BIPA. Nama dokumen BIPA sebagai berikut:
1. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Kursus dan Pelatihan BIPA Berbasis
KKNI Penerbit Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal
Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat, Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan Tahun 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
2. Buku Ajar Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing, “Sahabatku Indonesia”
Tingkat C 1 dan Tingkat C 2 Penerbit: Pusat Pengembangan Strategi dan
diplomasi Kebahasaan, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Tahun 2016
3.3.2 Sumber Data Validasi Prototipe Produk Bahan Ajar
Sumber data validasi prototipe bahan ajar ini adalah dosen ahli media dan
bahan ajar serta praktisi BIPA di lembaga BIPA yang ada di lembaga kursus atau
universitas. Bahan yang akan divalidasi oleh pratisi BIPA dan dosen ahli terdiri
atas silabus bahan ajar dan buku ajar BIPA. Berikut daftar Sumber Data Penilian
Silabus Buku Ajar oleh Pengajar BIPA.
Tabel 3.6 Daftar Sumber Data Penilian Silabus Buku Ajar oleh Pengajar
BIPA
No Nama
Responden
Keterangan
1 R 1
TS
Pendidikan S2. Beliau adalah dosen di Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas
Yogyakarta. Selain mengajar bidang
studi bahasa dan sastra Indonesia, beliau juga mengajar
BIPA pada mahasiswa asing di UNY. Beliau adalah
juga pengurus APPBIPA Yogyakarta
2 R 2
B L
Pendidikan S2. Beliau adalah dosen di Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas
Yogyakarta. Selain mengajar bidang
studi bahasa dan sastra Indonesia, beliau juga mengajar
BIPA pada mahasiswa asing di UNY. Beliau juga
berpengalaman mengajarkan BIPA di Polandia dalam
program SAME DIKTI.
3 R 3 Pendidikan S1. Beliau adalah pengajar BIPA di lembaga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
TBD Wisma Bahasa. Beliau telah berpengalaman mengajar
BIPA selama 7 tahun. Selain itu, beliau juga pernah
mengajarkan BIPA di Timor Leste dan Belgia dalam
program pengiriman pengajar BIPA oleh PPSDK.
4 R 4
EN
Pendidikan S1. Beliau adalah pengajar BIPA di
Lembaga Bahasa Universitas Sanata Dharma.
5 R 5
RAS
Pendidikan S2. Beliau adalah pengajar BIPA di
Lembaga Bahasa Universitas Sanata Dharma. Beliau
juga pernah mengajar BIPA di Timor Leste dalam
program pengiriman pengajar BIPA oleh PPSDK.
6 R 6
M F
Pendidikan S2. Beliau adalah pengajar BIPA di lembaga
Wisma Bahasa. Beliau telah berpengalaman mengajar
BIPA selama 10 tahun.
7 R 7
Smw
Pendidikan S1. Beliau adalah pengajar BIPA di lembaga
Wisma Bahasa. Beliau telah berpengalaman mengajar
BIPA selama 15 tahun.
8 R 8
K P
Pendidikan S2. Beliau adalah pengajar BIPA di lembaga
Wisma Bahasa. Beliau telah berpengalaman mengajar
BIPA selama 10 tahun.
Untuk mendapatkan penilian terhadap prototipe buku ajar, peneliti menggunakan
sumber data dari ahli buku dan pengajar BIPA. Berikut sumber data penilaian
prototipe buku ajar.
Tabel 3.7 Daftar Sumber Data Penilaian Produk Buku Ajar
No Nama Asal Lembaga
1 R 1
A K
Universitas Negari Yogyakarta. Pendidikan S3. Beliau
adalah pengajar pada prodi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia. Selain pengajar mata kuliah BIPA di
prodi, beliau juga mengajar kelas BIPA yang ada di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
bawah fakultas. Beliau juga telah menerbitkan beberapa
buku teks pengajaran BIPA dan buku ajar BIPA untuk
pelajar di Thailand.
2 R 2
BL
Pendidikan S2. Beliau adalah dosen di Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas
Yogyakarta. Selain mengajar bidang studi bahasa dan
sastra Indonesia, beliau juga mengajar BIPA pada
mahasiswa asing di UNY. Beliau juga berpengalaman
mengajarkan BIPA di Polandia dalam program SAME
DIKTI.
3 R3
Sdy
Universitas Ahmad Dahlan. Pendidikan S2. Beliau
adalah dosen pada prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, FKIP UAD. Beliau pernah mengajar BIPA
sebagai dosen tamu di Guangxi University for
Nationalities, China pada 2013-2015.
4 R4
RAS
Pendidikan S2. Beliau adalah pengajar BIPA di
Lembaga Bahasa Universitas Sanata Dharma. Beliau
juga pernah mengajar BIPA di Timor Leste dalam
program pengiriman pengajar BIPA oleh PPSDK.
5 R5
RN
Pendidikan S21. Beliau adalah pengajar BIPA di
lembaga Wisma Bahasa. Beliau juga adalah manajer
Research and Development (RnD) yang bertanggung
jawab dalam mengembangkan bahan ajar di lembaga
tersebut. Beliau telah berpengalaman mengajar dan
mengembangkan bahan ajar BIPA selama 15 tahun.
6 R6
YDT
Pendidikan S1. Beliau adalah pengajar BIPA di lembaga
Wisma Bahasa. Beliau telah berpengalaman mengajar
BIPA selama 15 tahun.
7 R 7
DA
Pendidikan S1. Beliau adalah pengajar BIPA di lembaga
Wisma Bahasa. Beliau telah berpengalaman mengajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
BIPA selama 14 tahun.
8 R8
YDS
Pendidikan S1. Beliau adalah pengajar BIPA di lembaga
Wisma Bahasa. Beliau telah berpengalaman mengajar
BIPA selama 10 tahun.
Untuk menilai produk dalam uji coba, peneliti menggunakan suber data dari
pemelajar BIPA. Berikut sumber data dalam uji coba prototipe buku ajar.
Tabel 3.8 Daftar Sumber Data Uji Coba Produk
No Nama
Responden
Keterangan
1 R 1
KN
Asal Negara : Jepang
Bekerja sebagai diplomat
Tingkat kemampuan bahasa Indonesia : Lanjut
2 R 2
RD
Asal Negara : USA
Bekerja sebagai konsultan pembangunan masyarakat.
Tingkat kemampuan bahasa Indonesia: Post
Intermediate - Lanjut
3 R 3
P F
Asal Negara : New Zealand
Bekerja sebagai pegawai pemerintah.
Tingkat kemampuan berbahasa Indonesia: Intermediate
- Lanjut
4 R 4
C G
Asal Negara : Australia
Bekerja sebagai diplomat.
Tingkat kemampuan berbahasa Indonesia: Lanjut
3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Setelah mendapatkan sumber data, peneliti kemudian mengumpulkan data
dengan menggunakan beberapa teknik pengumpulan data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
1. Teknik Wawancara
Pada teknik wawancara ini, peneliti melakukan wawancara kepada sumber
data untuk mendapatkan data analisis kebutuhan. Wawancara dilakukan kepada
para pengajar BIPA dan pengembang bahan ajar BIPA. Setelah melakukan
wawancara didapatkan data yang berupa transkrip hasil wawancara.
2. Teknik Kuesioner
Pada penelitian ini, kuesioner digunakan untuk menggali data analisis
kebutuhan yang ditujukan kepada pembelajar BIPA. Para pembelajar BIPA
diminta menjawab pertanyaan kuesioner dengan memilih jawaban yang sudah
ditentukan. Kuesioner ini berisi pertanyaan yang mengonfirmasi permasalahan
yang dihadapi peneliti untuk mengembangkan bahan ajar BIPA.
Kuesioner juga digunakan untuk memvalidasi produk yang telah dirancang
oleh peneliti. Kuesioner ini ditujukan kepada ahli pengembangan bahan ajar dan
kepada para pengajar selaku praktisi BIPA. Kuesioner juga digunakan untuk
mendapatkan data kelayakan produk yang telah dibuat oleh peneliti. Kuesioner ini
ditujukan kepada para pembelajar BIPA setelah melakukan uji coba penggunaan
buku ajar yang dibuat oleh peneliti.
Dari pemberian kuesioner ini didapatkan data yang berupa kesimpulan
hasil kuesioner. Dan dari kuesioner validasi produk didaptkan data berupa hasil
konversi nilai yang sudah diinterpertasikan.
3. Teknik Analisis Dokumen
Analisis dokumen dilakukan untuk mendapatkan data-data analisi
kebutuhan yang berasal dari dokumen-dokumen pembelajaran BIPA. Dokumen
yang dimaksud adalah buku ajar dan kurikulum pengajaran BIPA. Dari analisis
dokumen ini didapatkan data deskriptif yang kemudian disimpulkan oleh peneliti.
Berdasarkan data yang dibutuhkan diperlukan instrumen untuk
pengumpulan data. Kisi-kisi instrumen pengumpulan data dapat digambarkan
sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Tabel 3.9 Kisi-kisi Umum Instrumen Penelitian
No Data Subjek Penelitian Instrumen
1 Analisis Kebutuhan
buku ajar keterampilan
BIPA terpadu berbasis
autentisitas pada
tingkat lanjut
• Pembelajar BIPA
tingkat lanjut
• Pengajar BIPA
• Pengembang
materi BIPA
• Dokumen
Pembelajarsn
BIPA
• Kelas BIPA
• Angket Pemelajar
(Instrumen 1
• Wawancara Pengajar
BIPA (instrumen 2)
• Wawancara
Pengembang Bahan
Ajar BIPA
(instrumen 3)
• Daftar cek dokumen
(instumen 4)
• Pedoman obeservasi
kelas (instrumen 5)
2 Penilaian ahli terhadap
instrumen analisis
kebutuhan
(validasi ahli
instrumen)
• Ahli penilaian
instrumen
• Format penilaian
Instrumen Analisis
Kebutuhan 1, 2, 3, 4,
5
3 Penilaian ahli terhadap
Silabus buku ajar
keterampilan BIPA
terpadu berbasis
autentisitas pada
tingkat lanjut
• Ahli bidang
pengembangan
bahan ajar
• Praktisi
pengembangan
bahan ajar BIPA
• Angket penilaian
silabus (Instrumen
6.1)
• Angket penilaian
silabus (Instrumen
6.2)
4 Penilaian ahli terhadap
produk buku ajar
keterampilan BIPA
• Ahli bidang
pengembangan
bahan ajar
• Angket penilaian
produk (Instrumen
7.1) beserta rubrik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
terpadu berbasis
autentisitas pada
tingkat lanjut
• Praktisi atau guru
pengembangan
bahan ajar BIPA
penilaian
• Angket penilaian
produk (Instrumen
7.2) beserta rubrik
penilaian
5 Pemberlakuan terbatas
produk buku ajar
keterampilan BIPA
terpadu berbasis
autentisitas pada
tingkat lanjut
• Pembelajar BIPA
tingkat lanjut
• Lembar penilaian
(Instrumen 8)
6 Penilaian ahli terhadap
instrumen penilaian
produk
(validasi ahli
instrumen)
• Ahli penilaian
instrumen
• Format penilaian
Instrumen Produk (6,
7, 8)
3.4.1 Instrumen Pengumpulan Data Analisis Kebutuhan
Untuk mendapat gambaran umum instrumen pengumpulan data yang akan
digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.10 Daftar Instrumen Pengumpulan Data
No Instrumen Pengumpulan
Data
Deskripsi Data
1 Angket pembelajar BIPA Data kebutuhan pembelajar BIPA pada
tingkat lanjut
2 Pedoman Wawancara
Pengajar BIPA
Data pengembangan pembelajaran dari
pengajar BIPA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
3 Pedoman Wawancara
Pengembang Bahan Ajar
BIPA
Data pengembangan bahan ajar BIPA
untuk tingkat lanjut dari pengembang
bahan ajar BIPA
4 Pedoman Observasi
Dokumen BIPA
Data pengembangan bahan ajar BIPA
untuk tingkat lanjut
5 Pedoman Observasi Kelas
BIPA
Data pengembangan pembelajaran di
kelas BIPA
Masing-masing instrumen dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Kisi-kisi angket pengumpulan data oleh pemelajar BIPA dalam rangka analisis
kebutuhan. Angket Analisis Kebutuhan Buku Ajar BIPA untuk Pemelajar
BIPA dapat dilihat pada lampiran.
Tabel 3.11 Kisi-kisi Angket Analisis Kebutuhan Buku Ajar BIPA
untuk Pemelajar BIPA
No Aspek Sub Aspek Nomor
Butir Soal
1 Pendekatan
Pembelajaran BIPA
• Tujuan belajar bahasa
Indonesia
• Konteks Situasi Penggunaan
Bahasa
• Pemahaman jenis-jenis teks
• Keterampilan berbahasa
1, 2, 3
4, 5
6
7, 8,
2 Kompetensi Berbahasa
tingkat lanjut
• Kompetensi Berbicara
• Kompetensi Menulis
• Kompetensi Membaca
• Kompetensi Mendengarkan
• Kompetensi gramatikal
9, 10
11
12, 13,
14, 15
16, 17
3 Autentisitas dalam
pembelajaran
• Penggunaan bahan ajar yang
autentik
18, 19, 20,
21, 22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
• Autentisitas konteks sosial
dan budaya
• Tugas dan latihan yang
autentik
• Evaluasi pembelajaran yang
autentik
23, 24
25. 26, 27
28
4 Kebutuhan Buku Ajar
Keterampilan Bahasa
Indonesia Bagi Penutur
Asing
• Perlunya buku ajar
keterampilan berbahasa
Indonesia untuk penutur
asing tingkat lanjut
29, 30, 31
2. Kisi-kisi wawancara terhadap pengajar dan pengembang bahan ajar BIPA
dalam rangka pengumpulan data analisis kebutuhan. Pedoman Wawancara
Analisis Kebutuhan Buku Ajar BIPA untuk Pengajar BIPA dapat dilihat
pada lampiran.
Tabel 3.12 Kisi-kisi Wawancara Analisis Kebutuhan Buku Ajar BIPA
untuk Pengajar BIPA
No Aspek Sub Aspek Nomor Butir
soal
1 Pendekatan
Pembelajaran BIPA
a. Tujuan Pembelajaran
b. Metode Pengajaran
c. Konteks penggunaan bahasa
d. Pemahaman jenis teks
e. Keterpaduan Keterampilan
Berbahasa
1, 2,
3, 4, 5,
6,
7
8, 9, 10
2 Kompetensi
Berbahasa tingkat
lanjut
a. Kompetensi Mendengarkan
b. Kompetensi Membaca
c. Kompetensi Berbicara
11
12
13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
d. Kompetensi Menulis 14
3 Autentisitas dalam
pembelajaran
a. Penggunaan bahan ajar yang
autentik
b. Konteks sosial budaya yang
autentik
c. Tugas dan latihan yang
autentik
d. Evaluasi pembelajaran yang
autentik
15, 16,17, 18,
19, 20, 21,
22, 23,
24, 25, 26
27,
28, 29, 30
4 Buku ajar yang
dibutuhkan untuk
pembelajaran
keterampilan
berbahasa BIPA
terpadu berbasis
autentisitas
a. Harapan terhadap bahan ajar
BIPA terintegrasi berbasis
autentisitas.
b. Sistematika materi
c. Kemudahan dan
kemenarikan materi
31, 32, 33
34
35, 36
3. Pedoman wawancara terhadap pengembang bahan ajar BIPA dalam rangka
pengumpulan data analisis kebutuhan. Pedoman Wawancara Analisis
Kebutuhan Buku Ajar BIPA untuk Pengembang Bahan Ajar BIPA dapat
dilihat pada lampiran.
Tabel 3.13 Kisi-kisi Wawancara Analisis Kebutuhan Buku Ajar BIPA
untuk Pengembang Bahan Ajar BIPA
No Aspek Sub Aspek Nomor Butir
soal
1 Pendekatan
Pembelajaran BIPA
a. Tujuan Pembelajaran
b. Metode Pengajaran
1, 2,
3, 4, 5,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
c. Konteks penggunaan
bahasa
d. Pemahaman jenis teks
e. Keterampilan berbahasa
yang terintegrasi
6,
7
8, 9, 10
2 Kompetensi Berbahasa
tingkat lanjut
a. Kompetensi
Mendengarkan
b. Kompetensi Membaca
c. Kompetensi Berbicara
d. Kompetensi Menulis
11
12
13
14
3 Autentisitas dalam
pembelajaran
a. Penggunaan bahan ajar
yang autentik
b. Autentisitas konteks
sosial budaya
c. Tugas dan latihan yang
autentik
d. Evaluasi pembelajaran
yang autentik
15, 16
17, 18, 19,
20, 21
22, 23,
24, 25, 26
27,
28, 29
4 Buku ajar yang
dibutuhkan untuk
pembelajaran
keterampilan
berbahasa BIPA
terpadu berbasis
autentisitas
a. Harapan pengajar
terhadap buku ajar
b. Sistematika materi
c. Kemudahan dan
kemenarikan materi
30, 31
32
33, 34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
4. Pedoman analisis dokumen BIPA dalam rangka pengumpulan data analisis
kebutuhan. Instrumen Analisis Kebutuhan Dokumen dapat dilihat pada
lampiran
Tabel 3.14 Kisi-Kisi Instrumen Analisis Kebutuhan Dokumen
No Aspek Sub Aspek No. Butir
Pernyataan
1 Kurikulum/SKL
BIPA
a. Capaian pembelajaran
(kompetensi) pada tingkat lanjut
b. Kompetensi membaca
c. Kompetensi mendengarkan
d. Kompetensi berbicara
e. Kompetensi menulis
f. Ketercakupan keterampilan
berbahasa pada tingkat lanjut.
g. Ketercakupan materi kebahasaan
pada tingkat lanjut.
1, 2
3
4
5
6
7
8
2 Buku Ajar BIPA a. Capaian pembelajaran
(kompetensi) pada tingkat lanjut
b. Keterpaduan keterampilan
berbahasa .
c. Ketercakupan materi kebahasaan
pada tingkat lanjut.
d. Autentisitas bahasa
e. Autentisitas bahan ajar
f. Autentisitas tugas dan latihan
g. Relevansi tugas dan konteks
9, 10, 11
12, 13,
14,15
16
17, 18, 19, 20,
21
22, 23, 24
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
sosial budaya
h. Evaluasi/penilaian yang autentik
26
5. Pedoman observasi kelas BIPA dalam rangka pengumpulan data analisis
kebutuhan. Pedoman Observasi Kelas Pembelajaran BIPA dapat dilihat pada
lampiran.
Tabel 3.15 Kisi-kisi Observasi Kelas Pembelajaran BIPA
No Aspek Sub Aspek Nomor Butir
soal
1 Buku Ajar a. Pengajar menggunakan buku
ajar
b. Tujuan sesuai dengan standar
kompetensi.
c. Cakupan dalam buku ajar
1
2
3, 4, 5
2 Proses pembelajaran
di kelas
d. Metode yang digunakan
pengajar
6, 7, 8, 9
3 Keterpaduan
keterampilan
berbahasa
e. Keterampilan berbahasa yang
terpadu
10, 11
4 Autentisitas dalam
pembelajaran di
kelas
f. Penggunaan bahasa yang
autentik
g. Sumber bahan ajar yang
autentik
12
13, 14, 15,
16, 17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
h. Tugas dan latihan yang
autentik
i. Evaluasi pembelajaran yang
autentik
18, 19, 20, 21
22, 23
24
3.4.2 Instrumen Penilaian Silabus dan Prototipe Buku Ajar
Instrumen untuk menilai silabus atau garus besar isi buku adalah angket.
Angket digunakan untuk penilaian oleh para ahli terkait dengan kualitas silabus
dan kualitas bahan ajar. Penilian dilakukan dengan skala likert yang memiliki
rentang dari sangat tidak baik, tidak baik, baik, dan sangat baik yang memiliki
rentang skor 1 sampai dengan 4.
Tabel 3.16 Instrumen Angket Penilaian Silabus
No
Komponen
Deskriptor
Skor Penilaian
Saran 1
Sangat
tidak
baik
2
Tidak
Baik
3
Baik
4
Sanga
t Baik
1 Perumusan
kompetensi
inti untuk
Buku
Tingkat
Lanjut
Rumusan
kompetensi
inti sudah
sesuai untuk
pembelajaran
BIPA pada
tingkat lanjut
baik untuk
kemampuan
reseptif dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
produktif.
2 Perumusan
kompetensi
dasar untuk
Buku
Tingkat
Lanjut
Rumusan
kompetensi
dasar sudah
sesuai dengan
kompetensi
inti.
3 Perumusan
luaran
keterampilan
reseptif
berbahasa
Luaran
keterampilan
reseptif
sesuai dengan
kompetensi
dasar pada
tingkat lanjut.
4 Perumusan
luaran
keterampilan
produktif
berbahasa
Luaran
keterampilan
produktif
sesuai dengan
kompetensi
dasar pada
tingkat lanjut
5 Penentuan
topik
pelajaran
Topik sudah
beragam dan
sudah sesuai
dengan
kompetensi
tingkat lanjut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
6 Penentuan
jenis teks
bacaan dan
teks
dengaran
Jenis teks
yang
disajikan
beragam dan
sesuai dengan
kompetensi
dasar pada
tingkat lanjut.
7 Penentuan
aspek
kebahasaan
Aspek
kebahasaan
beragam dan
sesuai dengan
standar
kompetensi
tingkat lanjut
8 Perumusan
kegiatan
Kegitan atau
tugas sudah
beragam dan
sesuai dengan
luaran
keterampilan
berbahasa
untuk tingkat
lanjut.
9 Penentuan
alokasi
waktu
Alokasi
waktu sesuai
dengan isi
tiap
pelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
10 Autentisitas
Bahan Ajar
Silabus telah
mengakomod
ir uatentisitas
bahan ajar
baik dari
penentuan
topik
pelajaran
yang
autentik,
bahan ajar
visual dan
audiovisual,
tugas dan
latihan
autentik
untuk kelas
lanjut.
Untuk menilai prototipe buku ajar, peneliti menggunakan angket yang ditujukan
kepada pengajar BIPA
Tabel 3.17 Kuesioner Penilaian Prototipe Buku Ajar oleh Pengajar BIPA
A. Komponen Kelayakan Isi
No
Butir Penilaian
Deskripsi
Skor Penilaian
Saran 1
2
3
4
1 Kesesuaian bahan
ajar dengan
Bahan ajar
membaca,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
kompentensi inti
dan kompetensi
dasar
mendengarkan,
berbicara,
menulis,
kosakata dan tata
bahasa sesuai
dengan KI, KD
tingkat lanjut.
2 Kesesuaian teks
dengan topik
pelajaran
Teks untuk
bahan membaca,
mendengarkan,
berbicara,
maupun menulis
sudah sesuai
dengan topik
perpelajaran.
3 Kesesuaian teks
dengan
kemampuan pada
tingkat lanjut
Teks untuk
membaca,
mendengarkan,
berbicara,
maupun menulis
sudah sesuai
dengan
kemampuan
tingkat lanjut.
4 Keragaman jenis
teks
Jenis teks untuk
membaca,
mendengarkan,
berbicara,
maupun menulis
sudah beragam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
5 Keautentikan
bahan ajar
Bahan ajar untuk
membaca,
mendengarkan,
berbicara dan
menulis adalah
bahan yang
autentik atau
tanpa diubah
6 Keautentikan
latihan
keterampilan dan
tata bahasa
Latihan
keterampilan
membaca,
mendengarkan,
berbicara,
menulis, dan tata
bahasa sesuai
dengan tingkat
berpikir
pemelajar pada
tingkat lanjut
7 Cakupan materi Ruang lingkup
atau cakupan
materi luas dan
dalam untuk
mendukung
pencapaian
kompetensi dasar
8 Penggunaan
gambar, tabel,
diagram
Gambar, tabel,
dan diagram
efisien dalam
meningkatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
pemahaman pada
topik.
9 Catatan Budaya Catatan budaya
membantu
pemahaman
terhadap topik
pelajaran
B. Komponen Kelayakan Penyajian
1 Keterpaduan
keterampilan
berbahasa
Keterampilan
berbahasa
membaca,
mendengarkan,
berbicara, menulis,
disajikan secara
terpadu
2 Konsistensi
sistematika
penyajian perunit.
Penyajian bahan
ajar pada setiap
pelajaran
menunjukkan
keajegan
(konsisten)
3 Penyajian latihan
atau kegiatan
belajar
Latihan atau
kegiatan belajar
membangkitkan
motivasi belajar
4 Urutan penyajian
materi
Materi disajikan
secara runtun mulai
dari yang mudah ke
sukar, dari yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
konkret ke abstrak
dan dari yang
sederhana ke
kompleks, dari
yang dikenal
sampai yang belum
dikenal.
5 Kelengkapan
informasi
Menyajikan
informasi yang
lengkap untuk
meningkatkan
pemahaman
pemelajar
C. Komponen Kelayakan Bahasa
1 Kesesuaian bahasa
dengan tingkat
perkembangan
kemampuan
bahasa pemelajar
Bahasa yang
digunakan dalam
materi ajar sesuai
dengan tingkat
pemahaman
pemelajar
2 Penggunaan
bahasa sesuai
dengan kaidah
kebahasaan
Menggunakan
bahasa yang baik
dan benar sesuai
kaidah kebahasaan
3 Kebakuan istilah Istilah yang
digunakan sesuai
dengan Kamus
Besar Bahasa
Indonesia. Padanan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
istilah teknis yang
masih cukup asing
diberikan
penjelasannya pada
daftar kosakata.
4 Kejelasan instruksi
atau petunjuk-
petunjuk
pembelajaran
Instruksi dan
petunjuk
menggunakan
bahasa yang
dimengerti
pemelajar dengan
jelas.
D. Komponen Kelayakan Kegrafikan
1 Tata letak Penempatan unsur
tata letak (nomor
pelajaran, judul
topik, keterampilan
berbahasa, daftar
kosakata, latihan,
gambar, grafik)
pada setiap unit
pelajaran telah
konsisten
2 Penggunaan huruf
dan ukuran
Menggunakan jenis
huruf Cambria
dengan ukuran 11
yang tidak
mengganggu
pengguna buku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
untuk menyerap
informasi yang
disajikan.
3 Bentuk (ukuran)
fisik buku
Ukuran buku sesuai
dengan isi materi
pembelajaran untuk
pemelajar bahasa
Indonesia bagi
penutur asing
4 Kemenarikan
halaman sampul
Sampul buku
mencerminkan isi
buku untuk
pembelajaran
bahasa Indonesia
bagi penutur asing
5 Ilustrasi gambar,
grafik, kartun, dan
tabel
Penggunaan
ilustrasi berupa
gambar, grafik,
kartun, dan tabel
menarik.
Untuk menilai produk buku ajar dalam uji coba produk, peneliti menggunakan
kuesioner penilaian yang ditujukan kepada pemelajar BIPA.
Tabel 3.18. Kuesioner Penilaian Produk Uji Coba oleh Pemelajar BIPA
No
Butir Penilaian
Deskripsi
Skor Penilaian
Saran 1
2
3
4
1 Kemudahan Bahan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
memahami bahan
ajar
membaca,
mendengarkan,
berbicara, menulis,
dan tata bahasa
mudah dipahami
2 Kesesuaian bahasa
dengan tingkat
perkembangan
kemampuan
bahasa pemelajar
Bahasa yang
digunakan dalam
materi ajar sesuai
dengan tingkat
kemampuan bahasa
Anda
3 Kejelasan instruksi
atau petunjuk-
petunjuk
pembelajaran
Instruksi dan
petunjuk
menggunakan
bahasa yang mudah
dimengerti.
4 Keterpaduan
keterampilan
berbahasa
Keterampilan
berbahasa
membaca,
mendengarkan,
berbicara, menulis,
disajikan secara
terpadu
5 Keragaman topik Topik pelajaran
sudah beragam.
6 Kemudahan
latihan
Latihan-latihan di
buku mudah untuk
Anda.
7 Penggunaan
gambar, tabel,
Gambar, tabel, dan
diagram membantu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
diagram Anda
meningkatkan
pemahaman pada
topik.
8 Catatan Budaya Catatan budaya
membantu Anda
memahami topik
pelajaran.
9 Penggunaan huruf
dan ukuran
Penggunaan jenis
huruf dan ukuran
huruf memudahkan
Anda untuk
menyerap informasi
yang disajikan.
10 Bentuk (ukuran)
fisik buku
Ukuran buku sesuai
untuk belajar
bahasa Indonesia
3.5 Jenis Data
Dalam pengembangan Buku Ajar Keterampilan BIPA Terpadu Berbasis
Autentisitas Untuk Tingkat Lanjut ini, data diperoleh dari: 1) data analisis
kebutuhan buku ajar BIPA integratif keterampilan berbahasa berbasis autentisitas
dari pembelajar dan pengajar, 2) data penilaian ahli terhadap silabus, 3) data
penilaian ahli dan pengajar terhadap prototipe buku ajar, 4) dan data dari uji coba
kepada pemelajar secara terbatas terhadap prototipe buku ajar BIPA terintegratif
keterampilan berbahasa berbasis autentisitas pada tingkat lanjut.
Setelah mengumpulkan data dari prosedur penelitian ini didapatlah jenis
data penelitian. Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah jenis data kualitatif
dan kuantitiatif. Jenis data yang diperoleh dapat dijelaskan sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
1) Jenis data kualitatif. Jenis data kualitatif adalah data verbal berupa pernyataan
yang diperoleh dari hasil wawancara dengan pengajar pada tahap pengumpulan
data analisis kebutuhan. Jenis data kualitatif berupa data verbal juga adalah
kalimat-kalimat pernyataan, komentar ataupun saran yang diperoleh pada tahap
penilaian produk dan uji coba.
2) Jenis data kuantitiatif. Jenis data kuantitatif adalah data numerik skor yang
diperoleh dari angket pemelajar BIPA. Data numerik skor dari analisis kebutuhan
ini adalah skor yang diberikan oleh pemelajar berdasarkan butir yang dimintakan
konfirmasi atas kebutuhan yang diperlukan untuk mengembangkan bahan ajar.
Data numerik skor juga didapat dari penilaian silabus oleh pengajar, dan skor
penilaian produk oleh pengajar, serta data numerik skor dari uji coba produk oleh
pemelajar,
3.6. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif
kualitatif, yaitu melalui pemaparan data dan simpulan data. Berdasarkan prosedur
penelitian pengembangan bahan ajar ini, analisis data dilakukan dalam beberapa
bagian yaitu (1) mengolah data yang diperoleh melalui wawancara dan kuesioner
pada saat analisis kebutuhan, (2) analisis data validasi produk, dan (3) analisi data
dari uji coba produk.
3.6.1. Teknik Analisis Data Kebutuhan
Analisis data kebutuhan terdiri atas data hasil wawancara dengan para
praktisi BIPA dan data hasil dari kuesioner pembelajar BIPA. Teknik analisis data
menggunakan teknik analisis data model Miles dan Huberman. Teknik analisis
data model Miles and Huberman adalah teknik analisis yang terdiri atas tiga
tahap, yaitu reduksi data, model data atau display data, dan penarikan kesimpulan
(Sugiyono, 2014). Mereduksi data dilakukan dengan cara merangkum, memilih
hal-hal yang pokok atau penting, kemudian dicari polanya. Pada saat menganalsis
data kebutuhan berupa hasil wawancara dan kuesioner, peneliti melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
transkrip kemudian hasil transkrip tersebut dikelompokkan berdasarkan buti-butir
pertanyaan. Selajutnya, data dari transkrip wawancara tersebut direduksi dengan
mengumpulkan data-data yang dianggap penting. Setelah direduksi, data
kemudian disajikan dalam model data lalu ditarik kesimpulan.
Bagian pertama adalah analisis data berdasarkan hasil angket dari
pembelajar dan pengajar BIPA. Kuesioner yang diajukan kepada pembelajar
BIPA berisi pertanyaan-pertanyaan yang perlu ditegaskan oleh pembelajar tentang
permasalahan dalam pembelajaran BIPA. Pemelajar memilih jawaban yang telah
disediakan untuk menyatakan kesetujuan atau tidak setuju atas permasalahan yang
diangkat oleh peneliti. Pilihan jawaban kuesioner seperti berikut:
1 : sangat tidak setuju (strongly disagree)
2 : tidak setuju (disagree)
3 : setuju (agree)
4 : sangat setuju (strongly agree)
Kuesioner ini diberikan kepada pembelajar BIPA tingkat lanjut. Hasil pengisian
angket ini kemudian dianalisis. Analisis data ini untuk menentukan rancangan
produk bahan ajar yang akan dikembangkan. Data yang berasal dari angket dan
data dari hasil observasi diolah secara objektif dan kemudian dideskripsikan.
Tahapan dalam analisis data ini adalah:
(1) data dari angket dan observasi diperiksa dan diklasifikasikan secara
objekttif. Dalam tahap ini data yang berupa angket analisis kebutuhan
dicari angka persentase jawaban. Rumus yang digunakan sebagai berikut:
(2) mendeskripsikan data. Data dari hasil angket dan hasil wawancara dan
observasi kemudian dideskripsikan.
Jumlah jawaban
----------------------- X 100%
Jumlah responden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
(3) membuat kesimpulan-kesimpulan. Hasil analisis data berupa kesimpulan-
kesimpulan ini sebagai dasar untuk penyusunan silabus atau garis besar isi
buku ajar.
3.6.2 Teknik Analisis Data Penilaian Produk dan Uji Coba Produk
Analisis bagian kedua adalah hasil angket penilian oleh ahli atau praktisi
BIPA terhadap prototipe buku ajar dan hasil angket penilian oleh pemelajar
setelah uji coba protoiper. Teknik yang digunakan untuk menganalisis data
penilian dan uji coba produk adalah adalah statistik deskriptif. Statistik deskriptif
merupakan statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang terkumpul apa adanya dari
sampel (Sugiyono, 2014). Data kualitatif diperoleh dari angket yang dikumpulkan,
kemudian dikelompokkan berdasarkan variabel dan jenis responden. Selanjutnya,
melakukan tabulasi data dan melakukan perhitungan untuk mengambil simpulan.
Sesudah itu, dilakukan penarikan simpulan dari paparan data yang berupa hasil
temuan yang menonjol serta koreksi ahli sehingga mampu memenuhi tujuan
penelitian.
Data dari sumber diambil dengan menggunakan kuesioner tertutup. Pilihan
jawaban atas pertanyaan dalam kuesioner ini diberikan dalam bentuk angka-
angka. Hasil atas jawaban kuesioner tersebut berupa angka yang kemudian
dianalsis menggunakan strategi kuantitatif dengan statistik deskriptif. Dari teknik
ini kemudian peneliti menghitung frekeunsi kemunculan jawaban dengan
membuat presentase kemumculan jawaban. Teknik ini digunakan karena dari data
dari kuesioner akan digambarkan dalam tabel, atau prosentase sehingga dapat
memudahkan menarik kesimpulan (Bungin, 2005).
Untuk menilai silabus atau garis besar isi buku ajar dan menilai produk
buku ajar ini peneliti menggunakan pedoman penyekoran skala 4 menurut
Widoyoko (2015). Komponen dalam buku ajar dinilai dengan rentang 1 – 4.
Penilaian komponen dilakukan dengan skala likert yang memiliki rentang dari (1)
sangat tidak baik, (2) tidak baik, (3) baik, dan (4) sangat baik. Penilai menilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
dengan memberikan skor sesuai dengan pendapat mereka mengenai rancangan
atau silabus pengembangan buku ajar.
Setelah mendapatkan penilaian dari para pengajar dan pemelajar BIPA,
peneliti selajutnya menghitung rata-rata nilai setiap komponen dalam silabus.
Untuk menilai rerata ini, peneliti menggunakan interval skor yang dikemukakan
oleh Widoyoko (2015 :106). Berikut rumusan yang digunakan untuk menentukan
interval nilai.
Skor tertinggi = 4 (sangat baik)
Skor terendah = 1 (sangat tidak baik)
Jumlah kelas = 4
Jarak interval = 4 – 1: 4 atau ¾ = 0,75
Dari rumus itu, dapat dihitung bahwa setiap kategori diberikan jarak interval 0,75.
Dari rumusan ini didapat tabel penentuan nilai sebagai berikut.
Tabel 3.19 Hasil Penghitungan Interval Skor untuk Penilian Rancangan
Silabus dan Produk Buku Ajar
Interval Skor Kategori
3,25 < X < 4.00 Sangat baik
2,50 < X < 3,25 Baik
1,75 < X < 2,50 Tidak Baik
1,00 < X < 1,75 Sangat Tidak Baik
Sebagai contoh disajikan dalam tabel berikut.
No Aspek
Kelayakan
R
1
R
2
R
3
R
4
R
5
R
6
R
7
R
8 Rerata
Kategori
1 Kelayakan
Isi
4 4 3 4 4 4 4 4 3,88
Sangat baik
2 Kelayakan
Grafik
3 3 4 4 4 4 3 4 3,63
Sangat baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Dari penilian tersebut dapat dilihat bahwa aspek kelayakan mendapat nilai 3 dari
satu responden, dan mendapat 4 dari tujuh responden, hasil perhitungan rata-rata
3,88 sehingga dapat dikategorikan sangat baik.
Tabel 3.20 Deskripsi Penilaian Kelayakan
Interval Skor Skala
Nilai
Kategori Deskripsi
3,25 < X < 4.00 4 Sangat baik Tidak perlu dilakukan
revisi secara keseluruhan
2,50 < X < 3,25 3 Baik Tidak perlu dilakukan
revisi
1,75 < X < 2,50 2 Tidak Baik Perlu dilakukan revisi
pada aspek yang
mendapat nilai ini
1,00 < X < 1,75 1 Sangat Tidak
Baik
Perlu revisi dan mengkaji
ulang produk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan dalam
beberapa subbab sebagai berikut. (1) deskripsi langkah-langkah pelaksanaan
penelitian dan pengembangan Buku Ajar Keterampilan BIPA Terpadu Berbasis
Autentisitas untuk Tingkat Lanjut, (2) deskripsi data, (3) hasil analisis data, (4)
pembahasan produk.
4.1 Deskripsi Langkah-langkah Pelaksanaan Penelitian dan Pengembangan
Penelitian ini menghasilkan buku ajar keterampilan BIPA yang terpadu
berdasarkan autentisitas bagi pembelajar BIPA di kelas lanjut. Penelitian dan
pengembangan bahan ajar ini muncul karena pentingnya terdapat buku ajar
keterampilan BIPA untuk pembelajar asing yang menyediakan keterampilan
berbahasa secara terpadu dengan mendasarkan pada autentisitas pembelajaran.
Untuk mengembangkan buku ajar ini, peneliti melakukan beberapa langkah atau
tahapan penelitian dan pengembangan. Langkah-langkah tersebut adalah: (1)
analisis kebutuhan, (2) perancangan buku ajar, (3) validasi produk, (4) revisi
produk (5) uji coba produk, (6) revisi akhir produk. Langkah-langkah tersebut
akan diuraikan sebagai berikut.
4.1.1 Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan berangkat dari permasalahan buku ajar BIPA. Para
pengguna buku ajar, dalam hal ini pemelajar memerlukan buku ajar yang sesuai
dengan kebutuhan mereka. Pemelajar memerlukan buku ajar yang dapat
membantu mereka dalam meningkatkan keterampilan berbahasa. Di sisi pengajar,
para pengajar juga memerlukan buku ajar yang siap pakai yang memudahkan
pengajar menyampaikan materi dan juga latihan-latihan berbahasa. Berdasarkan
permasalahan tersebut, peneliti menegaskan dengan membuat analisis kebutuhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Analisis kebutuhan berusaha untuk menggali data-data yang diperlukan
bagi pengembangan produk buku ajar. Penggalian data dilakukan dengan
menggunakan kuesioner dan wawancara. Kuesioner diberikan kepada para
pemelajar BIPA di kelas lanjut untuk mendapatkan data-data yang mereka
perlukan dalam belajar bahasa Indonesia. Sedangkan wawancara dilakukan
kepada para praktisi pengajaran BIPA yaitu para pengajar dan juga pengembang
bahan ajar BIPA.
Kuesioner yang diajukan kepada pembelajar BIPA berisi pertanyaan-
pertanyaan yang perlu ditegaskan oleh pembelajar tentang permasalahan dalam
pembelajaran BIPA. Pembelajar memilih jawaban yang telah disediakan untuk
menyatakan kesetujuan atau tidak setuju atas permasalahan yang diangkat oleh
peneliti. Pilihan jawaban kuesioner seperti berikut:
5 : sangat tidak setuju (strongly disagree)
6 : tidak setuju (disagree)
7 : setuju (agree)
8 : sangat setuju (strongly agree)
Kuesioner ini diberikan kepada pembelajar BIPA tingkat lanjut. Para
pemelajar ini sedang belajar di lembaga kursus dan pelatihan Wisma Bahasa dan
para mahasiswa yang sedang belajar di Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, Universitas Negeri Yogyakarta. Data para pemelajar yang mengisi
kuesioner ini dapat dilihat pada tabel Tabel 3.4. Daftar Responden Sebagai
Sumber Data
Sumber data analsis kebutuhan juga didapatkan dari pengajar BIPA dan
pengembang bahan ajar BIPA. Sumber data yang memberikan data dalam
penelitian ini adalah pengajar dan pengembang bahan ajar di lembaga BIPA.
Sumber data dapat dilihat pada Tabel 3.5. Sumber Data Analisis Kebutuhan
dari Pengajar dan Pengembang Bahan Ajar BIPA.
.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Data analisis kebutuhan juga didapatkan dari pengajar dan pengembang
bahan ajar BIPA. Dalam menggali data ini, peneliti melakukan wawancara kepada
pengajar dari Wisma Bahasa dan pengajar dari Prodi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia Universitas Negeri Yogyakarta. Penggalian data dilakukan
dengan wawancara karena memungkinkan para nara sumber data memberikan
jawaban yang luas dan mendalam. Pertanyaan-pertanyaan diarahkan untuk
mendapatkan data tentang pengembangan bahan ajar BIPA pada tingkat lanjut.
Selain itu, pertanyaan wawancara juga diarahkan pada model produk yang sesuai
dengan kebutuhan pembelajar.
Untuk menambahkan data, peneliti juga mengumpulkan data dari
dokumen-dokumen BIPA dan melakukan pengamatan di kelas BIPA. Dokumen
pengajaran BIPA yang diteliti adalah Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Kursus
dan Pelatihan BIPA Berbasis KKNI, Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2017, dan Buku Ajar Bahasa
Indonesia Bagi Penutur Asing, “Sahabatku Indonesia” Tingkat C 1 dan Tingkat C
2, Pusat Pengembangan Strategi dan diplomasi Kebahasaan, Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, Tahun 2016.
Setelah mendapatkan data analisis kebutuhan bagi pengembangan bahan
ajar, langkah selanjutnya adalah mendeskripsikan data dan menganalisis data.
Pembahasan deskripsi data dan analisis data akan dipaparkan pada subbab
berikutnya. Dari data yang diperoleh melalui analisis kebutuhan, peneliti
selanjutnya merancang bahan ajar yang akan dikembangkan sebagai produk
penelitian.
4.1.2 Perancangan Produk Buku Ajar
Buku ajar yang akan dikembangkan pada penelitian ini adalah berdasarkan
hasil analisis kebutuhan. Dari analisis kebutuhan disusunlah silabus atau garis
besar isi buku sebagai panduan dalam mengembangkan buku ajar. Secara garis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
besar silabus atau garis besar isi buku terdiri atas: (1) Rumusan Standar
Kompetensi (Kompetensi Inti), (2) Rumusan Kompetensi Dasar, (3) Rumusan
Indikator Capaian pada setiap keterampilan berbahasa, (4) Topik Pelajaran, (5)
Jenis teks membaca maupun mendengarkan (teks visual dan audiovisual), (6)
Kegiatan atau latihan keterampilan berbahasa, (7) Sumber bahan ajar, (8) Unsur
kebahasaan, (9) Alokasi waktu, (10) Catatan budaya. Silabus atau garis besar isi
buku dapat dilihat pada lampiran tabel Garis Besar Isi Buku Ajar Keterampilan
BIPA Terpadu Berbasis Autentisitas Untuk Tingkat Lanjut.
Silabus yang sudah disusun selanjutnya dimintakan penilaian oleh ahli dan
pengajar BIPA. Penilaian ini untuk memastikan bahwa buku ajar yang akan
disusun sudah melalui perencanaan yang matang sebagaimana yang terdapat
dalam silabus atau garis besar isi buku. Penilaian ini dilakukan oleh seorang ahli
yaitu Bapak FX. Mukarto, Ph. D, dosen Kajian Bahasa Inggris, Program Pasca
Sarjana, Universitas Sanata Dharma. Beliau memvalidasi kuesioner yang akan
digunakan untuk menilai silabus. Dari penilaian itu, dinyatakan bahwa kuesioner
layak digunakan untuk menilai silabus pengembangan buku ajar.
Selajutnya peneliti meminta kepada pengajar BIPA untuk menilai silabus
pengembangan buku ajar. Pengajar dan praktisi BIPA yang menilai silabus ini
berjumlah 8 orang. Hasil penilaian terhadap silabus dan analisis datanya akan
dipaparkan pada bagian selanjutnya.
Berdasarkan silabus atau garis besar isi buku yang telah disusun, peneliti
kemudian merancang buku ajar. Rancangan buku ajar terdiri atas: (1) sampul
depan, (2) halaman judul, (3) kata pengantar, (4) daftar isi, (5) garis besar isi
buku, (6) isi buku ajar, (7) daftar sumber, (8) daftar teks mendengarkan (9)
transkrip teks mendengarkan. Berikut ini adalah gambaran rancangan buku ajar
tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
1. Sampul buku
2. Kata Pengantar
3. Daftar Isi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
4. Garis Besar Isi Buku
5. Isi Buku
4.1.3 Validasi Produk
Produk buku ajar BIPA yang telah dikembangkan ini selanjutnya
dimintakan penilaian oleh ahli pengembang buku ajar dan praktisi pengajar BIPA.
Penilaian dilakukan untuk mengetahui kelayakan buku ajar sebelum diujicobakan
di kelas dan juga untuk mendapatkan data perbaikan produk buku ajar.
Penilaian terhadap produk buku ajar ini dimintakan kepada 8 ahli dan
praktisi pengajar BIPA. Para ahli dan pengajar BIPA yang memberikan penilian
terhadap buku ajar ini berasal dari lembaga universitas dan lembaga pengajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
BIPA di Yogyakarta. Secara terperinci, data ahli dan praktisi yang menilai produk
tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.7 Daftar Sumber Data Penilaian Produk
Buku Ajar.
Dalam melakukan penilaian terhadap produk, peneliti membuat alat
penilaian berupa kuesioner yang digunakan oleh para ahli. Sebelum kuesioner
penilaian terhadap produk ini digunakan, peneliti meminta kepada ahli alat
penilaian untuk menilai kesesuain antara kisi-kisi dan butir kuesioner yang
dikembangkan. Penilaian ini dilakukan oleh seorang ahli yaitu Bapak FX.
Mukarto, Ph. D, dosen Kajian Bahasa Inggris, Program Pasca Sarjana,
Universitas Sanata Dharma. Beliau memvalidasi kuesioner yang akan digunakan
untuk menilai produk buku ajar. Dari penilaian itu, dinyatakan bahwa kuesioner
layak digunakan untuk menilai produk buku ajar.
Kuesioner penilaian produk berisi butir-butir penilaian yang diisi oleh
penilai. Penilaian dilakukan dengan skala likert yang memiliki rentang dari
sangat tidak baik, tidak baik, baik, dan sangat baik yang memiliki rentang skor 1
sampai dengan 4. Aspek yang dinilai atas produk buku ajar ini adalah: aspek
kelayakan isi, aspek kelayakan penyajian, aspek kelayakan bahasa, dan aspek
grafis. Dari penilaian para ahli didapatkan hasil bahwa produk Buku Ajar
Keterampilan BIPA Terpadu Berbasis Autentisitas Untuk Tingkat Lanjut layak
digunakan sebagai buku ajar dengan revisi sesuai kritik dan saran yang diberikan.
Selanjutnya data dan hasil penilaian produk akan di bahas pada bagian deskripsi
data dan hasil analisis data pada bab berikutnya.
4.1.4 Revisi Produk
Revisi produk dilakukan setelah mendapatkan penilaian dan masukan dari
para ahli dan praktisi pengajar BIPA. Penilaian dan masukan didasarkan pada
butir-butir kuesioner penilaian produk dan saran yang diberikan oleh para penilai
yaitu dosen dan pengajar BIPA. Revisi produk buku ajar ini dilakukan agar dapat
meningkatkan kelayakan buku sebelum diujicobakan di kelas. Hasil dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
pembahasan revisi akan dibahas pada bagian Hasil Analisis Data Validasi
Produk dan Revisi Produk.
4.1.5 Uji Coba Produk
Setelah memperbaiki buku ajar berdasarkan penilaian para pengajar
BIPA, peneliti menyiapkan kuesioner untuk menilai produk Buku Ajar
Keterampilan BIPA Terpadu Berbasis Autentisitas untuk Tingkat Lanjut oleh
pemelajar BIPA. Setelah mengujicobakan buku ajar ini kepada pemelajar BIPA,
peneliti meminta pemelajar menilai kelayakan produk tersebut.
Penilaian terhadap produk ajar dimintakan kepada 4 pemelajar BIPA. Para
pemelajar ini adalah pemelajar di tingkat lanjut. Parapemelajar yang telah
memberikan data penilaian terhadap buku ajar dan saran terhadap buku tersebut
dapat dilihat pada Tabel 3.8 Daftar Sumber Data Uji Coba Produk.
Dalam melakukan penilaian terhadap produk, peneliti membuat alat
penilaian berupa kuesioner yang digunakan oleh para pemelajar. Sebelum
kuesioner penilaian terhadap produk ini digunakan, peneliti meminta kepada ahli
alat penilaian untuk menilai kesesuaian antara kisi-kisi dan butir kuesioner yang
dikembangkan. Penilaian ini dilakukan oleh seorang ahli yaitu Bapak FX.
Mukarto, Ph. D. Beliau adalah dosen Kajian Bahasa Inggris, Program Pasca
Sarjana, Universitas Sanata Dharma. Beliau memvalidasi kuesioner yang akan
digunakan oleh pemelajar untuk menilai produk buku ajar. Dari penilaian itu,
dinyatakan bahwa kuesioner layak digunakan untuk menilai produk buku
ajar.Hasil penilaian dan analisis data penilaian selanjutnya akan dijabarkan pada
bagian berikutnya.
4.1.6 Revisi Akhir Produk
Revisi produk dilakukan setelah mendapatkan penilaian dan masukan dari
para pemelajar BIPA. Penilaian dan masukan didasarkan pada butir-butir
kuesioner penilaian produk dan saran yang diberikan oleh para penilai yaitu
pemelajar BIPA. Revisi produk buku ajar ini dilakukan sebagai penilaian akhir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
untuk menyatakan bahwa buku ajar layak untuk digunakan sebagai bahan ajar.
Hasil dan pembahasan revisi akan dibahas pada bagian Hasil Analisis Data
Validasi Produk dan Revisi Akhir Produk.
4.2 Deskripsi Data
Langkah-langkah pengembangan bahan ajar menghasilkan data berupa: (1)
data analisis kebutuhan, (2) data validasi silabus rancangan buku ajar, (3) data
validasi produk dan data revisi produk 1, (4) data uji coba di kelas dan data revisi
produk 2. Secara rinci akan dipaparkan sebagai berikut.
4.2.1 Deskripsi Data Analisis Kebutuhan
Data analisis kebutuhan didapatkan dari data berikut (1) kebutuhan
pemelajar BIPA, (2) data dari pengajar dan pengembang bahan ajar, (3) data dari
observasi dokumen belajar BIPA, dan (4) data observasi kelas. Berikut disarikan
deskripsi data dari analisis kebutuhan.
Tabel 4.1 Pemerolehan Data Analisis Kebutuhan
No Instrumen
Penelitian
Deskripsi Data Sumber Data
1 Angket pembelajar
BIPA
Data kebutuhan
pembelajar BIPA
pada tingkat lanjut
15 pembelajar BIPA dari
Wisma Bahasa dan
mahasiswa Asing di UNY
2 Pedoman
Wawancara
Pengajar BIPA
Data
pengembangan
pembelajaran dari
pengajar BIPA
3 pengajar BIPA di Wisma
Bahasa, 1 pengajar BIPA
tingkat lanjut di UNY
3 Pedoman
Wawancara
Pengembang
Bahan Ajar BIPA
Data
pengembangan
bahan ajar BIPA
untuk tingkat lanjut
1 orang pengembang bahan
ajar di Wisma Bahasa, 1
pengajar dan pengembang
bahan ajar di UNY
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
dari pengembang
bahan ajar BIPA
4 Pedoman
Observasi
Dokumen BIPA
Data
pengembangan
bahan ajar BIPA
untuk tingkat lanjut
• Standar Kompetensi
Lulusan (SKL) Kursus dan
Pelatihan BIPA Berbasis
KKNI, Direktorat
Pembinaan Kursus dan
Pelatihan Direktorat
Jenderal Pendidikan Anak
Usia Dini dan Pendidikan
Masyarakat, Kementerian
Pendidikan dan
Kebudayaan Tahun 2016.
• Buku Ajar Bahasa
Indonesia Bagi Penutur
Asing, “Sahabatku
Indonesia” Tingkat C 1 dan
Tingkat C 2
Pusat Pengembangan
Strategi dan diplomasi
Kebahasaan, Badan
Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa,
Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, Tahun
2016
5 Pedoman
Observasi Kelas
BIPA
Data
pengembangan
pembelajaran di
Kelas BIPA lanjut di Wisma
Bahasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
kelas BIPA
Masing-masing data analisis kebutuhan dijabarkan sebagai berikut.
4.2.1.1 Deskripsi Data Analisis Kebutuhan Angket Pemelajar BIPA
Data analisis kebutuhan terhadap pembelajar BIPA didapatkan dengan
cara menyebarkan kuesioner atau angket pembelajaran. Data angket pembelajar
didapatkan dari pembelajar BIPA tingkat lanjut yang sedang belajar di Wisma
Bahasa dan pembelajar BIPA di Universitas Negeri Yogyakarta. Pembelajar BIPA
yang menjadi responden dalam penelitian ini berjumlah 15 orang dari berbagai
negara dan latar belakang profesi beragam. Data yang dihasilkan dari kuesioner
ini adalah data kualitatif berupa penyimpulan atas hasil jawaban responden.
Angket pembelajaran berisi pertanyaan-pertanyaan yang bertujuan
menggali kebutuhan apa saja pada kelas BIPA lanjut. Data yang dihasilkan adalah
deskripsi kebutuhan belajar pada kelas BIPA tingkat lanjut. Pertanyaan-
pertanyaan pada kuesioner diarahkan untuk mendapatkan data sebagai berikut.
• Tujuan belajar bahasa Indonesia
• Konteks Situasi Penggunaan Bahasa
• Jenis-jenis teks yang diajarkan
• Keterampilan berbahasa
• Kompetensi Berbicara
• Kompetensi Menulis
• Kompetensi Membaca
• Kompetensi Mendengarkan
• Kompetensi gramatikal
• Penggunaan bahan ajar yang autentik
• Autentisitas konteks sosial dan budaya
• Tugas dan latihan yang autentik
• Evaluasi pembelajaran yang autentik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
• Perlunya buku ajar keterampilan berbahasa Indonesia untuk penutur
asing tingkat lanjut
Lebih lanjut, data hasil pengisian kuesioner analisi kebutuhan oleh pemelajar
dapat dilihat pada lampiran.
4.2.1.2 Deskripsi Data Analisis Kebutuhan Wawancara Pengajar dan
Pengembang Bahan Ajar BIPA
Data analisis kebutuhan terhadap pengajar dan pengembang bahan ajar
BIPA didapatkan dari wawancara. Wawancara dilakukan kepada empat pengajar
BIPA dan satu pengembang bahan ajar BIPA pada tempat dan waktu yang
terpisah. Peneliti mengajukan pertanyaan yang bertujuan menggali permasalahan
dalam pengajaran BIPA dan bagaimana mengembangkan bahan ajar BIPA.
Pertanyaan diarahkan untuk mendapatkan data berupa tujuan yang ingin dicapai
oleh pembelajar pada tingkat lanjut, kompetensi komunikatif yang dikembangkan
oleh pengajar maupun pengembang bahan ajar, keterampilan berbahasa, jenis teks
yang diajarkan di kelas, latihan atau kegiatan berbahasa pada tingkat lanjut.
Data dari analisis kebutuhan terhadap pengajar dan pengembang bahan
ajar BIPA ini adalah berupa data deskriptif. Secara terperinci, transkrip data
wawancara ditampilkan pada bagian lampiran.
4.2.1.3 Deskripsi Data Analisis Kebutuhan Dokumen dan Buku Ajar Ajar
BIPA.
Data analisis kebutuhan terhadap dokumen dan buku ajar BIPA
didapatkan dari analisis dokumen. Analisis dokumen merupakan teknik yang
digunakan peneliti pada waktu mengumpulkan data dari dokumen dan bahan ajar
BIPA yang dapat dijadikan pertimbangan bagi penyusunan produk buku ajar.
Dokumen yang dianalisis dalam rangka pengumpulan data adalah dari
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Kursus dan Pelatihan BIPA Berbasis KKNI,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak
Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Tahun 2016. SKL BIPA ini merupakan acuan pengembangan kurikulum dan
bahan ajar BIPA bagi lembaga-lembaga yang menyelenggarakan pelatihan BIPA
baik di universitas maupun di lembaga kursus. Data yang diambil dari dokumen
ini adalah data kualitatif berupa daftar kompetensi berbahasa yang hendak dicapai
pada kelas BIPA di tingkat lanjut dan cakupan kebahasaan yang disajikan pada
tingkat lanjut.
Dokumen yang kedua adalah buku Ajar bahasa Indonesia bagi penutur
ssing, “Sahabatku Indonesia” Tingkat C 1 dan Tingkat C 2 oleh Pusat
Pengembangan Strategi dan diplomasi Kebahasaan, Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Tahun 2016. Data
yang diambil dari dokumen ini adalah data kualitatif berupa daftar kompetensi
berbahasa yang hendak dicapai pada kelas BIPA di tingkat lanjut, cakupan
kebahasaan yang disajikan pada tingkat lanjut, bahan ajar yang autentik, topik-
topik apa saja yang disajikan pada buku tersebut, jenis teks yang digunakan
sebagai bahan ajar.
4.2.1.4 Deskripsi Data Analisis Kebutuhan Pedoman Observasi Kelas BIPA
Observasi kelas BIPA dilakukan untuk mendapatkan data tambahan bagi
pengembangan buku ajar BIPA. Observasi kelas dilakukan pada kelas BIPA
tingkat atas yang diselenggarakan di Wisma Bahasa. Dari observasi ini, peneliti
mengambil data kualitatif yang berupa penggunaan buku ajar atau materi di kelas,
metode pengajaran yang diterapkan guru, sumber bahan ajar yang autentik, media
yang autentik, tugas atau latihan yang autentik.
4.2.2. Deskripsi Data Validasi Silabus Rancangan Buku Ajar
Data validasi silabus atau rancangan isi buku ajar didapat dari penyebaran
kuesioner kepada praktisi pengajar BIPA dan ahli BIPA. Para praktisi BIPA
diminta untuk memberikan penilaian mereka terhadap silabus yang telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
disiapkan oleh peneliti. Terdapat delapan responden yang memberikan penilian
terhadap silabus. Responden yang memberikan penilaian dapat dilihat pada
Tabel 3.6 Daftar Sumber Data Penilian Silabus Buku Ajar oleh Pengajar
BIPA
Dalam melakukan validasi silabus ini, peneliti menggunakan pedoman
penyekoran skala 4 menurut Widoyoko (2015). Komponen dalam silabus dinilai
dengan rentang 1 – 4. Penilaian komponen dilakukan dengan skala likert yang
memiliki rentang dari (1) sangat tidak baik, (2) tidak baik, (3) baik, dan (4) sangat
baik. Penilai menilai dengan memberikan skor sesuai dengan pendapat mereka
mengenai rancangan atau silabus pengembangan buku ajar.
Setelah mendapatkan penilaian dari para pengajar BIPA, peneliti
selajutnya menghitung rata-rata nilai setiap komponen dalam silabus. Untuk
menilai rerata ini, peneliti menggunakan interval skor yang dikemukakan oleh
Widoyoko (2015:106). Berikut rumusan yang digunakan untuk menentukan
interval nilai.
Skor tertinggi = 4 (sangat baik)
Skor terendah = 1 (sangat tidak baik)
Jumlah kelas = 4
Jarak interval = 4 – 1: 4 atau ¾ = 0,75
Dari rumus itu, dapat dihitung bahwa setiap kategori diberikan jarak interval 0,75.
Dari rumusan ini didapat tabel penentuan nilai sebagai berikut.
Tabel 4.2 Hasil Penghitungan Interval Skor untuk Penilian Rancangan
Silabus
Interval Skor Kategori
3,25 < X < 4.00 Sangat baik
2,50 < X < 3,25 Baik
1,75 < X < 2,50 Tidak Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
1,00 < X < 1,75 Sangat Tidak Baik
Hasil penilaian para responden beserta masukan kemudian disajikan dalam
tabel sebagai berikut.
Tabel 4.3 Penyajian Data Hasil Validasi Penilaian Silabus Oleh Dosen dan
Pengajar BIPA
No
Komponen
Skor Penilaian Responden
Saran R
1
R
2
R
3
R
4
R
5
R
6
R
7
R
8
1 Perumusan
kompetensi
inti untuk
Buku Tingkat
Lanjut
4 3 4 3 4 3 4 3 R4: rumusan
KD pada topik
ke-3
“mengambil ide
pokok” diganti
“menganalisis”
lalu luarannya
bisa “mencari”
2 Perumusan
kompetensi
dasar untuk
Buku Tingkat
Lanjut
4 3 4 3 4 3 4 3 R1: sudah sesuai
dengan
kompetensi inti
R6: Pelajaran 6
bisa
ditambahkan
menulis/menjaw
ab surel daik
formal atau
nonformal.
3 Perumusan
luaran
4 3 4 3 4 3 4 3 R2: Istilah
luaran sebiknya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
keterampilan
reseptif
berbahasa
diganti dengan
indikator, lebih
mudah
dimengerti
4 Perumusan
luaran
keterampilan
produktif
berbahasa
4 3 4 3 4 3 4 3
5 Penentuan
topik pelajaran
4 4 3 3 4 4 4 3
6 Penentuan
jenis teks
bacaan dan
teks dengaran
4 4 3 4 4 4 4 3 R8:Jenis teks
dan materi
dengaran sudah
sesuai topik dan
kemampuan.
Tetapi lebih
baik kalau topik
dari berita
aktual.
7 Penentuan
aspek
kebahasaan
4 3 3 3 4 4 4 3 R3: Untuk
afiksasi me-kan,
mei dan pasif
bisa diberikan
latihan yang
lebih kompleks
untuk tingkat
lanjut
8 Perumusan
kegiatan
4 3 4 3 4 4 4 3 R3: Untuk
kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
berbicara bisa
ditambahkan
membuat vlog
Untuk menulis,
diarahkan
menulis jenis
tek yang
beragam
R7: di topik
budaya kegiatan
bisa ditambah
dengan
wawancara
masyarakat
setempat
sehingga bisa
menambah
keragaman
bahasa dengan
logat daerah.
9 Penentuan
alokasi waktu
4 3 4 3 4 4 4 3
10 Autentisitas
Bahan Ajar
4 4 4 3 4 4 4 3
Total penilaian
Rerata
40
4
33
3.3
37
3,7
31
3,1
40
4,0
36
3,6
40
4,0
30
3,0
Saran dan masukan secara umum.
1. Silabus yang dibuat sangat jelas. Setiap komponen dijabarkan secara lengkap
dan jelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
2. Jenis teks di unit 6, bisa juga menggunakan teks diskusi (terdapat pro dan
kontra)
3. Catatan budaya unit 7 bisa juga tentang koperasi simpan pinjam/menabung
dengan cara arisan.
4. Secara umum semua hal sudah baik akan tetapi beberapa hal yang lebih
khusus bisa lebih dikembangkan supaya objektif pengajaran tercapai dengan
baik.
Dari penyajian data tersebut, didapatlah data berupa angka-angka yang
menyatakan kategori kualitas silabus dan komponen pengembangan silabus. Data-
data ini kemudian akan dianalisis untuk mendapatkan kategori kualitas silabus.
Lebih lanjut mengenai analisis hasil validasi penilaian silabus ini akan dijabarkan
pada bagian analisi data penelitian.
4.2.3. Deskripsi Data Validasi Produk dan Revisi Produk
Setelah membuat produk buku ajar, peneliti menyiapkan kuesioner untuk
menilai produk buku ajar tersebut. Selanjutnya peneliti meminta ahli dan pengajar
BIPA untuk validasi atau menilai produk buku ajar.
Dalam melakukan penilaian produk buku ajar ini, peneliti menggunakan
pedoman penyekoran skala 4 menurut Widoyoko (2015). Komponen dalam buku
ajar dinilai dengan rentang 1 – 4. Penilaian komponen dilakukan dengan skala
likert yang memiliki rentang dari (1) sangat tidak baik, (2) tidak baik, (3) baik,
dan (4) sangat baik. Penilai menilai dengan memberikan skor sesuai dengan
pendapat mereka mengenai buku ajar.
Setelah mendapatkan penilaian dari para pengajar BIPA, peneliti
selajutnya menghitung rata-rata nilai setiap komponen dalam produk buku ajar.
Untuk menilai rerata ini, peneliti menggunakan interval skor yang dikemukakan
oleh Widoyoko (2015. 106). Berikut rumusan yang digunakan untuk menentukan
interval nilai.
Skor tertinggi = 4 (sangat baik)
Skor terendah = 1 (sangat tidak baik)
Jumlah kelas = 4
Jarak interval = 4 – 1: 4 atau ¾ = 0,75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Dari rumus itu, dapat dihitung bahwa setiap kategori diberikan jarak interval 0,75.
Dari rumusan ini didapat tabel penentuan nilai sebagai berikut.
Tabel 4.4 Hasil Penghitungan Interval Skor untuk Penilian Produk Buku
Ajar
Interval Skor Kategori
3,25 < X < 4.00 Sangat baik
2,50 < X < 3,25 Baik
1,75 < X < 2,50 Tidak Baik
1,00 < X < 1,75 Sangat Tidak Baik
Data penilian produk didapatkan dari responden pengajar dan dosen BIPA dari
Universitas negeri Yogyakarta, Universitas Ahmad Dahlan, Lembaga Bahasa
Universitas Sanata Dharma dan dari Wisma Bahasa. Daftar responden yang telah
memberikan data penilaian terhadap produk buku ajar dan saran terhadap
perbaikan buku ajar dapat dilihat pada Tabel 3.7 Daftar Sumber Data Penilaian
Produk Buku Ajar
Penilaian para responden beserta masukan kemudian disajikan dalam tabel
sebagai berikut.
Tabel 4.5 Data Hasil Validasi Penilaian Silabus Oleh Dosen dan Pengajar
BIPA
No
Butir Penilaian
Penilaian Responden Saran
R
1
R
2
R
3
R
4
R
5
R
6
R
7
R
8
Aspek Kelayakan
Isi
1 Kesesuaian bahan
ajar dengan
4 4 4 4 4 4 4 4 R3: sudah
sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
kompentensi inti
dan kompetensi
dasar
2 Kesesuaian teks
dengan topik
pelajaran
4 4 4 4 4 4 4 4 R3: sudah
sesuai
3 Kesesuaian teks
dengan
kemampuan pada
tingkat lanjut
4 3 4 4 4 4 4 4 R2: sebagain
teks sudah
sesuai, perlu
variasi dan
tampilan lebih
beragam
4 Keragaman jenis
teks
4 3 4 4 4 4 4 4 R1: perlu
tambahkan
teks dialog
5 Keautentikan
bahan ajar
4 4 3 4 4 4 4 4 R2: Sudah
autentik dan
sumber jelas.
R3: bahan
sudah autentik
6 Keautentikan
latihan
keterampilan dan
tata bahasa
3 3 4 4 4 4 3 4 R1: perlu
latihan
kontekstual
(HOTS)
R2: pada
materi tata
bahasa perlu
diberi
pengantar
penjelasan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
R7: latihan
idiom perlu
diberikan
penjelasan
terlebih dahulu
7 Cakupan materi 4 4 3 4 4 4 4 4 R3: cakupan
materi luad
dan dalam,
dapat dipahami
8 Penggunaan
gambar, tabel,
diagram
3 3 4 4 4 3 4 4 R1: perlu
ditambahnkan
lagi pada teks
panjang
R2: tabel dan
diagram belum
banyak
difungsikan
9 Catatan Budaya 3 3 3 4 4 4 3 4 R1: Perlu
diintegrasikan
dengan topik
dan materi
R2. Bisa
ditambahkan
lagi untuk
bahan diskusi
R3: ditambah
foto
R4: catatan
budaya di
pelajaran 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
sedikit negatif.
Bisa diganti
tentang suku
Baduy yang
hidup menyatu
dengan alam
R8: catatan
budaya
pelajaran 10
disesuaikan
dengan topik
Aspek Kelayakan
Penyajian
1 Keterpaduan
keterampilan
berbahasa
4 4 4 4 3 4 4 4 R3: sudah
terpadu
2 Konsistensi
sistematika
penyajian perunit.
4 3 4 4 4 3 3 4 R2: perlu
ditampilkan
lebih menarik
R6: beberapa
istilah perlu
dibuat
konsisten
R7: perlu lebih
konsisten
dalam
menyajikan
daftar struktur.
3 Penyajian latihan
atau kegiatan
3 3 4 4 4 4 3 4 R1:Kurang
variatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
belajar R2: latihan
lebih diperjelas
4 Urutan penyajian
materi
4 4 4 4 4 4 4 4 R3: urutan
materi sudah
runtut.
5 Kelengkapan
informasi
4 4 3 4 4 4 4 4 R3: sudah
lengkap
Aspek Kelayakan
Bahasa
1 Kesesuaian bahasa
dengan tingkat
perkembangan
kemampuan bahasa
pemelajar
4 4 3 4 4 3 4 4
2 Penggunaan bahasa
sesuai dengan
kaidah kebahasaan
3 4 2 4 4 4 4 4 R1: Banyak
kesalahan
ejaan (lihat
PUEBI)
R3: penulisan
afiks
seharusnya
dicetak miring
3 Kebakuan istilah 4 4 3 4 4 4 4 4 R3: sudah
sesuai dengan
KBBI
4 Kejelasan instruksi
atau petunjuk-
petunjuk
pembelajaran
4 3 4 4 4 4 4 4 R2: perlu
diperjelas
Aspek Kelayakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Kegrafikan
1 Tata letak 4 3 4 4 4 4 3 4 R2. Perlu
ditata lebih
baik
2 Penggunaan huruf
dan ukuran
4 3 4 4 4 4 4 4 R2: tampak
penuh
R6; bisa dibuat
lebih besar
3 Bentuk (ukuran)
fisik buku
4 4 4 4 4 4 4 4 R2: sudah
sesuai
4 Kemenarikan
halaman sampul
2 3 2 4 3 3 4 3 R1: buat lebih
menarik dan
unsur budaya
indonesia
R2: bisa dibuat
lebih menarik
R3: warna
sampul perlu
dibuat lebih
menarik
R6: bisa lebih
menarik
5 Ilustrasi gambar,
grafik, kartun, dan
tabel
4 3 4 3 3 3 4 4 R1: perlu
diperbesar
R2: perlu
ditata lebih
baik.
R4: gambar
autentik
dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
membuat
sendiri
R6: bisa dibuat
lebih besar
Saran dan masukan secara umum:
1. Tolong diperbaiki tata tulis kebahasaan seperti penulisan afiks ke-an dan
seterusnya, sampul dibuat lebih menarik.
2. Beberapa penulisan kata tidak tepat, seharusnya ditulis dengan huruf kecil
tapi ditulis dengan huruf besar.
3. Buku ajar BIPA sudah sesuai dengan pemelajar BIPA tingkat lanjut. Buku
ini juga sudah memperlihatkan pendekatan komunikatif. Yang perlu
diperhatikan adalah:
- catatan budaya pelajaran 4 perlu dipertimbangkan (untuk diganti).
- gambar di halaman awal setiap pelajaran bisa juga dibuatkan gambar
sendiri.
- perhatikan penulisan pada daftar kosakata
4. Perbaikan tanda baca, salah ketik, spasi dan lain-lain.
5. Perbaikan terjemahan kosakata.
6. Ada beberapa ejaan dan tanda baca yang perlu diperiksa lagi.
7. Tata letak perlu diperiksa lagi supaya lebih konsisten.
Dari penyajian data tersebut, didapatlah data berupa angka-angka yang
menyatakan kategori kualitas produk buku ajar. Data-data ini kemudian akan
dianalisis untuk mendapatkan kategori kualitas buku ajar tersebut. Lebih lanjut
mengenai analisis hasil validasi penilaian buku ajar ini akan dijabarkan pada
bagian analisis data penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
4.2.4. Deskripsi Data Uji Coba dan Revisi Produk
Setelah merevisi atau memperbaiki produk bahan ajar, selanjutnya peneliti
melakukan uji coba kepada pemelajar BIPA. Uji coba dilakukan di Wisma Bahasa
dan diujicobakan kepada 4 pemelajar yang telah mencapai tingkat lanjut. Peneliti
meminta pengajar di Wisma Bahasa untuk mengajarkan pelajaran yang ada di
buku ajar. Setiap pemelajar mencoba 1 pelajaran. Setelah mencoba menggunakan
buku ajar, pemelajar BIPA ini diminta untuk memberikan penilaian mereka
terhadap kualitas buku ajar.
Untuk menilai produk buku ajar ini peneliti menggunakan pedoman
penyekoran skala 4 menurut Widoyoko ( 2015). Komponen dalam silabus dinilai
dengan rentang 1 – 4. Penilaian komponen dilakukan dengan skala likert yang
memiliki rentang dari (1) sangat tidak baik, (2) tidak baik, (3) baik, dan (4) sangat
baik. Pemelajar menilai dengan memberikan skor sesuai dengan pendapat
mereka terhadap kualitas buku ajar.
Setelah mendapatkan penilaian dari para pengajar BIPA, peneliti
selajutnya menghitung rata-rata nilai setiap komponen dalam buku ajar. Untuk
menilai rerata ini, peneliti menggunakan interval skor yang dikemukakan oleh
Widoyoko (2015:106). Berikut rumusan yang digunakan untuk menentukan
interval nilai.
Skor tertinggi = 4 (sangat baik)
Skor terendah = 1 (sangat tidak baik)
Jumlah kelas = 4
Jarak interval = 4 – 1: 4 atau ¾ = 0,75
Dari rumus itu, dapat dihitung bahwa setiap kategori diberikan jarak interval 0,75.
Dari rumusan ini didapat tabel penentuan nilai sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Tabel 4.6 Hasil Penghitungan Interval Skor untuk Penilian Produk Buku
Ajar
Interval Skor Kategori
3,25 < X < 4.00 Sangat baik
2,50 < X < 3,25 Baik
1,75 < X < 2,50 Tidak Baik
1,00 < X < 1,75 Sangat Tidak Baik
Data yang diperoleh dari penilaian produk buku ajar oleh pemelajar dapat
ditampilkan dalam tabel berikut.
Tabel 4.7 Data Hasil Validasi Penilaian Produk Oleh Pemelajar BIPA
No
Butir Penilaian
Skor Penilaian
Saran R1
R2
R3
R4
1 Kemudahan memahami
bahan ajar
4 4 4 4
2 Kesesuaian bahasa
dengan tingkat
perkembangan
kemampuan bahasa
pemelajar
4 4 3 4
3 Kejelasan instruksi atau
petunjuk-petunjuk
pembelajaran
4 4 3 4
4 Keterpaduan
keterampilan berbahasa
3 3 3 4 Hanya membaca
(mencoba) satu
pelajaran, tidak bisa
membari pendapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
untuk seluruh buku
5 Keragaman topik 4 3 3 4
6 Kemudahan latihan 4 3 3 4 Untuk saya yang
paling mudah, bukan
yang paling baik.
7 Penggunaan gambar,
tabel, diagram
4 3 3 4
8 Catatan Budaya 3 3 3 4
9 Penggunaan huruf dan
ukuran
4 2 3 3 Untuk orang tua
seperti saya, ukuran
huruf terlalu kecil
10 Bentuk (ukuran) fisik
buku
4 4 4 4
Saran dan masukan secara umum.
1. Arti kata kosakata penting bisa dijelaskan dalam bahasa Indonesia karena
sasaran buku ini adalah murid bertingkat lanjutan. Penjelasan dalam
bahasa Indonesia akan lebih bermanfaat bagi murid tingkat lanjut.
2. Pelajaran sangat menarik, tetapi membahas masalah dan tantangan terbesar
yang dihadapi pertanian di Indonesia, contohnya hasil pangan domestik
tidak mampu memenuhi permintaan, perubahan iklim sebagai ancaman
pertanian pangan dan keamanan pangan, dll
Dari penyajian data tersebut, didapatlah data berupa angka-angka yang
menyatakan kategori kualitas produk buku ajar. Data-data ini kemudian akan
dianalisis untuk mendapatkan kategori kualitas buku ajar tersebut. Lebih lanjut
mengenai analisis hasil validasi penilaian buku ajar ini akan dijabarkan pada
bagian analisi data penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
4.3. Hasil Analisis Data
Setelah mendapatkan data. Selanjutnya peneliti menganalisis data yang
diperoleh dalam kegiatan penggalian data. Data yang dianalisis adalah: (1) data
analisis kebutuhan, (2) data validasi silabus buku ajar, (3) data dari validasi
produk oleh ahli dan data dari revisi produk, serta (4) data uji coba. Hasil analisis
data tersebut dipaparkan sebagai berikut.
4.3.1 Hasil Analisis Data Kebutuhan
Hasil analisis kebutuhan terdiri dari (1) hasil analisis kebutuhan terhadap
pembelajar BIPA (2) hasil analisi kebutuhan terhadap pengajar dan pengembang
bahan ajar BIPA (3) hasil analisis kebutuhan terhadap dokumen BIPA, dan (4)
hasil analisis observasi kelas. Masing-masing dijabarkan sebagai berikut.
4.3.1.1 Hasil Analisis Data Analisis Kebutuhan oleh Pemelajar BIPA
Data analisis kebutuhan terhadap pembelajar BIPA didapatkan dari 15
responden. Responden memberikan respon atau jawaban dengan milih jawaban
yang telah disediakan. Jawaban responden atas pertanyaan-pertanyaan dalam
kuesioner kemudian dihitung berdasarkan posentasenya. Setelah dihitung data
kemudian dianalisis dengan model Miles dan Huberman. Dalam menganalasis
data dilakukan kegiatan berupa mereduksi data, membuat model data atau display
data, dan kemudian menarik kesimpulan. Hasil akhir yang diharapkan dari analisis
data ini adalah kesimpulan-kesimpulan yang bersifat deskriptif untuk menentukan
apa saja yang dibutuhkan pembelajar terhadap bahan ajar yang sesuai dengan
kebutuhan mereka. Kebutuhan-kebutuhan inilah yang akan digunakan sebagai
dasar penyusunan buku ajar.
Reduksi data dilakukan pada saat memasukkan data yang diperoleh dari
kuesioner ke dalam tabel tampilan (display) data. Jawaban responden
dikelompokkan berdasarkan pilihan jawaban. Dalam data tampilan, jawaban dari
responden 1 dimasukkan dalam kolom R1 (Responden 1) hingga R15 atau
responden ke 15. Setelah semua jawaban dimasukkan dalam tabel data tampilan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
selanjutnya peneliti menghitung persentase jawaban responden. Dari hail
penghitungan presentase jawaban peserta didapatlah kecenderungan pilihan
jawaban peserta. Hasil penghitungan jawaban responden dapat dilihat pada tabel
tampilan data responden seperti berikut.
Tabel 4.8 Tampilan Data Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan oleh
Pemelajar BIPA
Butir
N
Pertanyaan Hasil Analisis Data
1 Tujuan belajar bahasa
Indonesia adalah supaya
Anda lancar
berkomunikasi dengan
penutur asli.
.
3 = 2 (13%)
4 = 13 (87%)
Sebagian besar, responden
menyatakan sangat setuju
bahwa tujuan belajar
bahasa Indonesia adalah
agar mereka lancar
berkomunikasi dengan
orang Indonesia
2 Anda memerlukan
kemampuan berbahasa
untuk dapat menggunakan
bahasa secara fleksibel dan
efektif untuk tujuan:
Tujuan belajar bahasa
Indonesia secara garis
besar adalah untuk
kepentingan sosial dan
profesional. Sedangkan
untuk kepentingan
akademik bisa dikatakan
cukup banyak
a. sosial 3 = 3 (20%)
4 = 12 (80%)
a. akademis 2 = 3 (20%)
3 = 8 (53%)
4 = 4 (27%)
b. profesional 2 = 1 (7%)
3 = 2 (13%)
4 = 12 (80%)
3 Jika Anda menjawab setuju atau sangat setuju, sebutkan tujuan belajar
Anda secara khusus
A. Sosial :
• bicara dengan orang Indonesia
• berkomunikasi dengan teman teman
• discuss with Indonesian people
• percakapan di kantor, mengobrol dengan orang Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
• enrich the experience of daily life living in Indonesia
• bisa berkomunikasi dengan orang indonesia tetang semua topik
dan secara lanjut dan dalam suapaya bisa saling memahami dan
kerja sama
• bisa bekenalan dan berkomunikasi dengan orang Indonesia
• percakapan sehari-hari
• have ekspresion that dont directly translate
B. Akademis
• ikut seminar
• untuk mengerti kuliah bahasa indonesia di jepang
• attending seminar
• not writing but reaading
• karena kuliah dalam bahasa indonesia
• bisa memahami artikel akademik dalam BI, bisa menulis skripsi
dalam BI tentang kebanyakan bidang berkaitan dengan Indonesia
• supaya lancar
• gaya menulis
C. Profesional
• ikut rapat
• untuk bekerja di indonesia
• giving speech
• learn specific vocabulary
• berpidato, menulis laporan
• communicate with a profesional level on a variety of world
based topics suitable for goverment
• bisa menjadi penerjemah, bisa bekerja untuk pemerintah atau
perusahaan dalam bidang antara Indonesai dan Tiongkok baik
dengan bahasa Indonesia mapun dengan pengetahuan yang lain
tentang Indonesai dan Tiongkok
4 Anda perlu kemampuan
menggunakan bahasa
dalam situasi formal,
misalnya: berpidato,
presentasi, mengikuti rapat
atau pertemuan formal,
mengikuti kuliah.
3 = 2 (13%)
4 = 13 (87%)
Kebanyakan responden
memerlukan kemampuan
berbahasa dalam situasi
formal dan juga situasi
informal seperti presentasi,
mengikuti rapat atau
pertemuan formal,
mengikuti kuliah,
percakapan di kantor,
percakapan di tempat
umum, mengobrol dengan
orang Indonesia
5 Anda perlu kemampuan
menggunakan bahasa
dalam situasi informal
3 = 2 (13%)
4 = 13 (87%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
misalnya percakapan di
kantor, percakapan di
tempat umum, mengobrol
dengan orang Indonesia
6 Untuk dapat memahami
teks bacaan dan juga
dengaran dengan baik,
Anda perlu memahami
berbagai jenis teks,
Jenis teks yang banyak
dipilih oleh responden
adalah teks laporan, teks
argumentasi, teks
deskripsi, teks eksposisi,
dan sedikit memilih teks
narasi dan teks prosedur.
a. teks narasi, misalnya
fiksi
2 = 3 (20%)
3 = 4 (27%)
4 = 8 (53%)
b. teks laporan, misalnya
berita di koran atau TV
3 = 3 (13%)
4 = 12 (87%)
c. teks deskripsi 2 = 2 (13%)
3 = 3 (20%)
4 = 10 (67%)
d. teks argumentasi,
misalnya opini di surat
kabar atau tv
3 = 3 (20%)
4 = 12 (80%)
e. teks prosedur 2 = 5 (33%)
3 = 3 (20%)
4 = 7 (47%)
f. teks eksposisi 2 = 1 (7%)
3 = 7 (47%)
4 = 7 (47%)
7 Anda perlu menguasai
keterampilan berbahasa:
Keterampilan berbahasa
yang banyak dipilih adalah
berbicara, mendengarkan,
membaca, kemudian
menulis.
a. membaca, 3 = 4 (27%)
4 = 11 (73%)
b. mendengarkan, 3 = 1 (7%)
4 = 14 (93%)
c. menulis 2 = 1 (7%)
3 = 5 (33%)
4 = 9 (60%)
d. berbicara 3 = 2 (13%)
4 = 13 (87%)
8 Empat keterampilan
berbahasa perlu dipadukan
dengan bahan ajar untuk
2 = 1 (7%)
3 = 4 (27%)
4 = 10 (67%)
Sebagian besar responden
setuju jika keterampilan
berbahasa disajikan secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
berkomunikasi dalam
kehidupan nyata seperti
berita dari TV, surat kabar,
laporan atau percakapan di
radio atau TV.
terpadu dengan bahan ajar
untuk berkomunikasi
dalam situasi nyata sehari-
hari.
Kompetensi Berbahasa
Tingkat Lanjut
9 Anda perlu kemampuan
untuk:
mengungkapkan gagasan
(mempresentasikan) secara
spontan dan fasih untuk
tujuan sosial, akademik,
maupun profesional
3 = 2 (13%)
4 = 13 (87%)
Kebanyakan responden
memerlukan kompetensi
untuk mengungkapkan
gagasan secara spontan
dan fasih di ranah sosial,
akademik dan profesional.
10 Anda perlu kemampuan
untuk :
menyimpulkan informasi
dengan tepat dan
menyampaikan kembali
pokok pikiran tertentu
topik-topik yang
berhubungan dengan ranah
sosial, akademik, dan
profesional.
3 = 5 (33%)
4 = 10 (67%)
Kebanyakan responden
memerlukan kompetensi
untuk dapat
menyimpulkan informasi
dengan tepat dan
menyampaikan kembali
pokok pikiran tertentu
topik-topik yang
berhubungan dengan ranah
sosial, akademik, dan
profesional.
11 Anda perlu kemampuan
untuk :
menulis esai berupa
laporan, deskripsi,
eksposisi maupun
argumentasi dengan topik-
topik yang berhubungan
dengan ranah sosial,
akademis dan profesional
1 = 1 (7%)
2 = 3 (20%)
3 = 5 (33%)
4 = 6 (40%)
Kebanyak responden
memerlukan kompetensi
untuk menulis esai dalam
bentuk laporan, deskripsi,
eksposisi maupun
argumentasi dengan topik-
topik yang berhubungan
dengan ranah sosial,
akademis dan profesional
Sedikit responden tidak
memerlukan kompetensi
itu.
12 Anda perlu kemampuan
untuk :
menginterpretasi teks yang
berhubungan dengan
topik-topik dalam ranah
sosial, akademis dan
2 = 1(7%)
4 = 14 (93%)
Hampir semua responden
merasa memerlukan
kemampuan untuk
menginterpertasikan teks
dalam keterampilan
membaca.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
professional
13 Anda perlu kemampuan
untuk :
memahami berbagai jenis
teks tulis tanpa kesulitan,
termasuk teks dengan
struktur dan bahasa yang
kompleks (lebih dari satu
struktur), seperti buku
petunjuk, artikel ilmiah,
dan karya sastra
2 = 2 (13%)
3 = 4 (27%)
4 = 9 (60%)
14 Anda perlu kemampuan
untuk :
memahami makna tersurat
dan tersirat diskusi,
wawancara dan berita dari
acara di tv, radio, video
dan film dengan durasi
minimal 5 menit.
.
3 = 1(7%)
4 = 14 (93%)
Dalam keterampilan
mendengrakan ini,
kebanyakan responden
perlu kemempuan untuk
memahami makna tersirat
dan tersurat dari teks yang
didengarkan juga
memahami berbagai
komunikasi ragam lisan
yang berupa tuturan
spontan yang dihasilkan
dengan tempo cepat.
15 Anda perlu kemampuan
untuk :
memahami berbagai
komunikasi ragam lisan
yang berupa tuturan
spontan yang dihasilkan
dengan tempo cepat
sebagaimana diujarkan
penutur asli, baik melalui
media maupun bersemuka.
3 = 2 (13%)
4 = 13 (87%)
16 Anda perlu menguasai tata
bahasa Indonesia dengan
baik.
2 = 1 (7%)
3 = 3 (20%)
4 = 11 (73%)
Kebanyakan responden
memerlukan penguasaan
tata bahasa
17 Anda perlu menguasai
penggunaan kosakata
istilah khusus dalam ranah
sosial, akademis, atau
3 = 8 (53%)
4 = 7 (47%)
Kebanyakan responden
setuju untuk mampu
menguasai penggunaan
istilah khusus dalam ranah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
profesional; kosakata
idiomatik, makna konotatif
dalam ragam tulis maupun
lisan.
sosial, akademis, atau
profesional; kosakata
idiomatik, makna konotatif
dalam ragam tulis maupun
lisan.
Auntentisitas dalam
Pembelajaran
18 Anda suka materi ajar
yang diambil dari teks
komunikasi sehari-hari
tanpa dimodifikasi oleh
guru
2 = 1 (7%)
3 = 3 (20%)
4 = 10 (67%)
Kebanyakan responden
menyatakan menyukai
materi ajar yang tidak
dimodifikasi atau
disederhanakan oleh guru.
19 Materi ajar atau sumber
ajar yang autentik
membantu Anda untuk
meningkatkan kemampuan
Anda dalam memahami isi
bahan ajar dengan baik.
3 = 2 (13%)
4 = 13 (87%)
Kebanyak responden
meyakini bahwa materi
autentetik membantu
meningkatkan pemahaman
terhadap isi bahan ajar.
20 Bahan ajar autentik berupa
bahan ajar visual yang
berguna untuk
pembelajaran Anda.
Kebanyakan responden
menyatakan bahan ajar
visual yang sangat berguna
adalah materi dari koran,
buku, majalah, internet,
kartun kemudian foto,
gambar dan poster.
a. Buku 3 = 6 (40%)
4 = 9 (60%)
b. Majalah 3 = 5 (33%)
4 = 10 (67%)
c. Koran 3 = 1 (7%)
4 = 14 (93%)
d. Internet 2 = 1(7%)
3 = 4 (27%)
4 = 10 (67%)
e. Foto 1 = 1 (7%)
2 = 1 (7%)
3 = 8 (53%)
4 = 5 (33%)
f. Gambar 1 = 1 (7%)
2 = 5 (33%)
3 = 5 (33%)
4 = 4 (27%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
g. Poster 2 = 3 (20%)
3 = 7 (47%)
4 = 5 (33%)
h. Komik kartun 2 = 2 (13%)
3 = 3 (20%)
4 = 10 (67%)
i. Lainnya:
21 Bahan ajar autentik berupa
bahan ajar audio dan
audio-visual yang berguna
untuk pembelajaran Anda.
Kebanyakan responden
menyatakan bahan ajar
audi dan audiovisual yang
sangat berguna adalah
materi dari video, rekaman
TV, rekaman radio, film
dan video lagu
a. Video 3 = 2 (13%)
4 = 13 (87%)
b. Rekaman TV 2 = 1 (7%)
3 = 1 (7%)
4 = 13 (87%)
c. Rekaman Radio 3 = 2 (13%)
4 = 13 (87%)
d. Video Lagu 2 = 1 (7%)
3 = 8 (53%)
4 = 6 (40%)
e. Film 2 = 2 (13%0
3 = 6 (40%0
4 = 7 (47%)
Lainnya: .......
Mix of visual aids
22 Topik-topik di bawah ini
berguna untuk
mengembangkan
kemampuan berbahasa
Anda.
Topik yang sangat berguna
untuk mengembangkan
kemampuan berbahasa
para responden adalah:
Hubungan internasional,
politik, ekonomi,
kebudayaan, sosial,
pertahanan keamanan,
perdagangan, lalu
pendidikan, sesi sastra,
hukum, pariwisata, agama,
pelayanan umum,
kesehatan dan olah raga.
a. Hubungan International 2 = 1 (7%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
3 = 4 (27%)
4 = 10 (67%)
b. Kebudayaan 2 = 3 (20%)
3 = 6 (40%)
4 = 6 (40%)
c. Seni dan sastra 2 = 2 (13%)
3 = 6 (40%)
4 = 7 (47%)
d. Pariwisata 2 = 1 (7%)
3 = 6 (40%)
4 = 8 (53%)
e. Agama dan Norma 2 = 3 (20%)
3 = 8 (53%)
4 = 4 (27%)
f. Kesehatan Masyarakat 2 = 1(7%)
3 = 9 (60%)
4 = 5 (33%)
g. Pelayanan Umum 3 = 2 (13%)
4 = 13 (87%)
h. Masalah sosial 2 = 2 (13%)
3 = 3 (20%)
4 = 10 (67%)
i. Pendidikan 1 = 1 (7%)
2 = 6 (40%)
j. Olah raga 3 = 4 (27%)
4 = 4 (27%)
k. Telekomunikasi dan
Informatika
2 = 1 (7%)
3 = 10 (67%)
4 = 4 (27%)
l. Masalah Politik
Nasional
3 = 2 (13%)
4 = 13 (87%)
m. Pertahanan dan
Keamanan
3 = 3 (20%)
4 = 12 (80%)
n. Perdagangan 2 = 1 (7%)
3 = 3 (20%)
4 = 10 (67%)
o. Masalah Ekonomi 3 = 3 (20%)
4 = 12 (80%)
p. Masalah Hukum 2 = 2 (13%)
3 = 4 (27%)
4 = 9 (60%)
Lainnya: ............
• Topik populer
antarpemuda yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
modern
• Lingkungan
23 Anda suka materi ajar
yang topiknya
menampilkan kehidupan
sosial-budaya nyata di
sekitar Anda.
.
3 = 2 (13%)
4 = 13 (87%)
Responden menyukai
materi ajar yang
menampilkan kehidupan
nyata di sekitar mereka.
24 Materi ajar yang berisi
topik-topik yang relevan
dengan kehidupan nyata
dapat meningkatkan
wawasan dan pengetahuan
Anda
3 = 2 (13%)
4 = 13 (87%)
Menurut responden materi
ajar yang menampilkan
kehidupan nyata di sekitar
mereka dapat
meningkatkan wawasan
dan pengetahuan mereka.
25 Tugas atau latihan apa
yang Anda sukai dalam
pembelajaran bahasa.
Kebanyakan responden
menyukai tugas-tugas
tertulis, namun untuk tugas
yang sangat disukai adalah
tugas berbicara secara
langsung.
a. tugas-tugas tertulis
2 = 2 (13%)
3 = 10 (67% )
4 = 2 (20%)
b. tugas berbicara secara
langsung
3 = 2 (20%)
4 = 13 (80%)
26 Pengerjaan tugas apa yang
Anda sukai dalam
pembelajaran bahasa?
Kebanyakan responden
sangat suka dengan tugas-
tugas secara mandiri.
a. secara mandiri 3 = 2 (13%)
4 = 13 (87%)
b. secara berkelompok 1 = 1 (7%)
2 = 2 (13%)
3 = 9 (60%)
4 = 3 (20%)
27 Tugas atau latihan ini
berguna untuk
mengembangkan
kemampuan berbahasa
Anda.
Tugas yang sangat disukai:
diskusi, mewawancarai,
presentasi, role play,
memecahkan masalah,
a. Role play atau simulasi 2 = 1 (7%)
3 = 8 (53%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
4 = 6 (40%)
b. Diskusi 3 = 3 (20%)
4 = 12 (80%)
c. Presentasi 3 = 4 (27%)
4 = 11 (73%)
d. Pemecahan masalah 2 = 1 (7%)
3 = 6 (40%)
4 = 8 (53%)
e. Wawancara 2 = 2 (13%)
3 = 3 (20%)
4 = 10 (67%)
f. Tugas di lapangan 3 = 8 (53%)
4 = 7 (47%)
g. Membuat perbandingan 2 = 1 (7%)
3 = 6 (40%)
4 = 8 (53%)
h. Lainnya
28 Bentuk tes atau evaluasi
berupa performansi lisan:
presentasi, tanya-jawab,
simulasi, wawancara,
adalah bentuk evaluasi
yang berguna untuk
menilai kemampuan
berbahasa Anda.
.
2 = 1 (7%)
3 = 4 (27%)
4 = 10 (67%)
Kebanyakan responden
menyatakan bahwa bentuk
tes berupa performansi
lisan seperti presentasi,
tanya jawab, simulasi atau
wawancara berguna untuk
menilai kemampuan
berbahasa mereka.
Buku Ajar Keterampilan
Babahasa Indonesia
29 Anda memerlukan buku
ajar bahasa Indonesia yang
berisikan keterampilan
berbahasa yang lengkap
yang dapat meningkatkan
kemampuan berbahasa
Anda.
.
2 = 2 (13%)
3 = 5 (33%)
4 = 8 (53%)
Kebanyakan responden
menyatakan memerlukan
buku ajar bahasa Indonesia
yang berisikan
keterampilan berbahasa
yang lengkap yang dapat
meningkatkan kemampuan
berbahasa
30 Anda memerlukan buku
ajar bahasa Indonesia yang
berisikan topik-topik yang
sesuai dengan kebutuhan
Anda di bidang
profesioanal dan
akademis.
2 = 3 (20%)
3 = 1 (7%)
4 =10 (67%)
Sebagian besar reponden
menyatakan memerlukan
buku ajar bahasa Indonesia
yang berisikan topik-topik
yang sesuai dengan
kebutuhan di bidang
profesioanal dan
akademis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
31 Anda memerlukan buku
ajar bahasa Indonesia yang
berisikan latihan atau
tugas yang nyata sesuai
dengan kebutuhan Anda
untuk meningkatkan
kemampuan berbahasa
Anda.
2 = 1 (7%)
3 = 4 (27%)
4 = 10 (67%)
Kebanyakan responden
menyatakan memerlukan
buku ajar bahasa Indonesia
yang berisikan latihan atau
tugas yang nyata sesuai
dengan kebutuhan untuk
meningkatkan kemampuan
berbahasa Indonesia.
Dari angket yang diberikan kepada pemelajar BIPA, didapatlah data numerik
berupa skor angket yang kemudian diolah dalam bentuk persentase. Berdasarkan
analisis data tanggapan pembelajar BIPA atau responden penelitian terhadap
angket kebutuhan pembelajar dapat dirangkum sebagai berikut.
1. Tujuan Belajar Bahasa Indonesia
a. Tujuan belajar BIPA pada tingkat lanjut ini adalah mampu menggunakan
bahasa untuk berkomunikasi secara langsung dengan penutur bahasa Indonesia
dalam ranah atau untuk kepentingan di lingkup sosial, profesional dan
akademis. Sebagian besar responden memberikan penilian setuju dan sangat
setuju. Pemelajar juga menyatakan sangat setuju (87%) menggunakan bahasa
dalam situasi formal dan informal. Untuk kepentingan sosial, pembelajar
berharap mampu untuk berbicara atau berdiskusi tentang topik sehari-hari
maupun semua topik agar dapat saling memahami, dapat mengalami atau
berinteraski secara langsung untuk mengenali kehidupan sehari-hari di mana
mereka tinggal. Untuk kepentingan yang berkaitan dengan akademik mereka
berharap dapat menggunakan bahasa untuk mengikuti seminar atau kuliah,
dapat memahami artikel bahasa Indonesia, dapat menulis secara akademis
untuk kepentingan belajar. Untuk kepentingan tujuan profesional mereka
berharap mampu mengikuti rapat, dapat memberi pidato atau sambutan,
berbincang dengan orang ahli yang sesuai bidangnya, dapat bekerja di
pemerintah atau perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
b. Para pembelajar BIPA sebagaian besar menyatakan sangat setuju untuk
mengembangkan keterampilan berbahasa mereka melalui keterapilan
berbicara, mendengarkan, membaca, maupun menulis agar dapat memahami
berbagai jenis teks seperti teks laporan, teks argumentasi, teks deskripsi, teks
eksposisi, dan teks narasi dan teks prosedur.
2. Kompetensi Berbahasa Tingkat Lanjut
a. Dalam keterampilan mendengarkan, kompetensi yang ingin dicapai adalah
mampu mengungkapkan gagasan atau mempresentasikan topik secara spontan
dan fasih yang terkait dengan tujuan sosial, akademik dan profesional.
Kompetensi mendengarkan juga mampu untuk menyimpulkan informasi
dengan tepat dan menyampaikan kembali pokok pikiran tertentu topik-topik
yang berhubungan dengan ranah sosial, akademik, dan profesional.
b. Untuk kompetensi menulis, dapat menulis esai berupa laporan, deskripsi,
eksposisi maupun argumentasi.
c. Untuk kompetensi membaca, semua responden sangat setuju bahwa diperlukan
kemampuan untuk : menginterpretasi teks yang berhubungan dengan topik-
topik dalam ranah sosial, akademis dan professional. Demikian pula, responden
perlu memahami berbagai jenis teks tulis tanpa kesulitan, termasuk teks
dengan struktur dan bahasa yang kompleks (lebih dari satu struktur), seperti
buku petunjuk, artikel ilmiah, dan karya sastra
d. Untuk kompetensi mendengarkan responden menyatakan perlu untuk dapat
memahami makna tersurat dan tersirat diskusi, wawancara dan berita dari
acara di tv, radio, video dan film dengan durasi minimal 5 menit serta tuturan
spontan yang dihasilkan dengan tempo cepat sebagaimana diujarkan penutur
asli, baik melalui media maupun bersemuka.
e. Penguasaan tata bahasa dan kosa kata istilah khusus dalam ranah sosial,
akademis, atau profesional; kosakata idiomatik, makna konotatif dalam ragam
tulis maupun lisan juga diperlukan oleh responden.
3. Autentisitas dalam Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
a. Responden menyukai materi ajar yang diambil dari teks komunikasi sehari-hari
yang autentik tanpa dimodifikasi atau disederhanakan oleh guru. Materi yang
autentik ini dikatakan dapat membantu meningkatkan kemampuan dalam
memahami isi bahan ajar.
b. Bahan ajar visual yang autentik adalah kebanyakan dari koran, buku, majalah,
internet, kartun kemudian foto, gambar dan poster. Sedangkan, bahan ajar
audio dan audiovisual yang sangat berguna adalah materi dari video, rekaman
TV, rekaman radio, film dan video lagu.
c. Topik-topik yang disukai, secara berurutan adalah, politik, ekonomi,
kebudayaan, sosial, pertahanan keamanan, perdagangan, lalu pendidikan, seni
sastra, hukum, pariwisata, agama, teknologi informasi dan komunikasi,
kesehatan dan olah raga, hubungan internasional. Responden suka jika topik-
topik tersebut dapat menampilkan kehidupan sosial-budaya nyata di sekitar
mereka serta relevan dengan kehidupan nyata sehingga dapat meningkatkan
wawasan dan pengetahuan mereka.
d. Tugas-tugas yang sangat disukai adalah tugas-tugas berbicara secara langsung
kemudian setelah itu adalah tugas-tugas yang dialakukan secara tertulis. Dalam
mengerjakan tugas-tugas atau latihan, kebanyakan responden menyatkan
sangat suka dengan tugastugas secara mandiri walupun tidak menolak tugas
secara kelompok. Jenis-jenis tugas yang sangat disukai: diskusi,
mewawancarai, presentasi, role play, memecahkan masalah.
4. Buku Ajar Keterampilan Berbahasa Indonesia
Sebagian besar reponden menyatakan memerlukan buku ajar bahasa Indonesia
yang berisikan topik-topik yang sesuai dengan kebutuhan di bidang profesioanal
dan akademis yang berisikan latihan atau tugas yang nyata sesuai dengan
kebutuhan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia.
4.3.1.2 Hasil Analisis Kebutuhan oleh Pengajar dan Pengembang Bahan
Ajar BIPA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Dari analisis kebutuhan oleh pengajar dan pengembang bahan ajar BIPA
didapatlah data verbal berupa informasi apa saja yang diperlukan untuk
mengembangkan bahan ajar. Data penelitian dari pengajar didapatkan dari
wawancara dengan beberapa pengajar dari Wisma Bahasa dan dari UNY.
Responden pengajar BIPA adalah tiga pengajar dari Wisma Bahasa dan dua
pengajar dari UNY. Data yang diperoleh dari wawancara kemudian dipindahkan
dalam bentuk tulisan. Data wawancara ini dapat dilihat pada bagian lampiran
transkrip wawancara.
Data yang sudah dialihkan kemudian dicermati untuk direduksi jika ada
data yang tidak diperlukan. Tujuan dari reduksi data ini adalah untuk memilah
data yang sekiranya memang dibutuhkan dalam rangka menyusun bahan bagi
pengembangan buku ajar. Setelah direduksi, data disajikan dalam tabel display.
Tabel display pengajar BIPA dapat dilihat pada lampiran data Display analisis
kebutuhan.
Berdasarkan data yang telah ditampilkan dalam tabel tampilan, peneliti
kemudian menarik kesimpulan untuk menemukan permasalahan untuk
pengembangan buku ajar. Data dari wawancara para pengajar dapat dirangkum
sebagai berikut.
1. Kompetensi yang dicapai pada tingkat lanjut adalah kemampuan berbahasa
untuk mampu memahami berita di TV atau sumber-sumber audiovisual atau
audio dengan kecepatan orang Indonesia lainnya, mampu terlibat dalam
percakapan atau pembicaraan resmi seperti diskusi, ceramah, seminar. Dalam
keterampilan membaca, kompetensi yang diharapkan dapat memahami
berbagai teks dengan topik yang beragam sesuai dengan minat dan
kebutuhan, serta mampu mengambil ide pokok atau gagasan yang terdapat
dalam teks. Dalam keterampilan berbicara, pembelajar diharapkan mampu
mengungkapkan gagasan secara spontan dan terlibat dalam pembicaraan,
diskusi dengan topik yang khusus sesuai dengan kebutuhan pembelajar di
bidang sosial, akademik dan pekerjaan. Dalam menulis, pembelajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
diharapkan dapat membuat tulisan atau artikel dalam bentuk narasi,
deskripsi, atau argumentasi.
2. Keterampilan berbahasa diajarkan secara terpadu dengan mendasarkan pada
topik yang akan dikembangkan dalam pembalajaran. Topik-topik yang
diajarkan pada tingkat lanjut adalah masalah sosial dan budaya, politik dan
keamanan, ekonomi , hubungan internasional, sejarah, seni dan hiburan,
kesehatan dan lingkungan.
3. Keterampilan berbahasa dipadukan dengan berbagai jenis teks yang diajarkan
di kelas lanjut. Jenis teks yang biasa digunakan dalam bahan ajar adalah teks
narasi, teks deskripsi, teks eksposisi dan laporan atau berita.
4. Metode yang banyak digunakan adalah metode komunikatif dan beberapa
metode lain seperti metode langsung, metode terjemahan untuk tingkat yang
lebih tinggi, metode tata bahasa. Namun yang paling sering digunakan oleh
pengajar adalah metode komunikatif yang menonjolkan interaksi berbahasa.
Metode komunikatif digunakan untuk mengaktifkan pembelajar
berkomunikasi. Tata bahasa perlu diajarkan di kelas BIPA karena dapat
membantu pembelajar memahami pola-pola struktur kalimat dan makna yang
dikandung oleh kalimat mapun kosakata.
5. Sumber bahan ajar kebanyakan dari video you tube, artikel surat kabar online,
internet, buku dan majalah. Sumber bahan ajar dapat diambil dari Kompas
atau surat kabar nasional, majalah cetak dan on line.
6. Bahan ajar yang berupa visual berupa gambar, foto, artikel dari internet,
potongan surat kabar, grafik. Bahan ajar audio dan audiovisual berpa rekaman
berita, dialog atau wawancara dari radio atau TV, video dari internet atau you
tube, potongan film atau sinetron TV.
7. Tugas-tugas atau latihan bersifat individu. Tugas yang diberikan di kelas
berupa menjawab pertanyaan secara tertulis, meringkas atau menuliskan ide
pokok, membuat parafrase, membuat tulisan berupa narasi atau deskripsi
topik tertentu, menuliskan argumentasi. Sedangkan untuk tugas-tugas
berbicara berupa diskusi dengan guru atau teman sekelas, membuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
wawancara, melakukan tanya-jawab, membuat roleplay, menelpon,
menginterpertasikan bahan yang didengarkan.
Data penelitian dari pengembang bahan ajar BIPA didapatkan dari nara
sumber di Wisma Bahasa. Responden adalah staff yang bertugas mengembangkan
bahan ajar di Wisma Bahasa. Data diperoleh dengan cara melakukan wawancara.
Data yang diperoleh dari wawancara kemudian dipindahkan dalam bentuk tulisan.
Data wawancara ini dapat dilihat pada bagian lampiran transkrip wawancara.
Data yang sudah dialihkan kemudian dicermati untuk direduksi jika ada
data yang tidak diperlukan. Tujuan dari reduksi data ini adalah untuk memilah
data yang sekiranya memang dibutuhkan dalam rangka menyusun bahan bagi
pengembangan buku ajar. Setelah direduksi, data disajikan dalam tabel display
sebagai berikut. Tabel display pengembang bahan ajar BIPA.
Berdasarkan data yang telah ditampilkan dalam tabel tampilan, peneliti
kemudian menarik kesimpulan untuk menemukan permasalahan untuk
pengembangan buku ajar. Data dari wawancara dapat dirangkum sebagai berikut.
1. Tujuan belajar pada tingkat lanjut adalah untuk melakukan penelitian, belajar
di universitas, melakukan perjalanan dan lain-lain. Kompetensi yang hendak
dicapai adalah kemampuan berbahasa untuk tujuan-tujuan tersebut.
2. Keterampilan berbahasa yang dikembangkan dalam pebalejaran BIPA adala
berbicara, mendengarkan, membaca, dan menulis. Kadang-kadang
menerjemahkan dan interpreting. Pada keterampilan mendengarkan,
kompetensi yang dikembangkan adalah mampu membuat rangkuman teks
yang didengarkan, parafrase, mendiskusikan topik yang didengar,
mengungkapkan pendapat, menjawab pertanyaan berdasarkan bahan
dengaran. Pada keterampilan membaca, kompetensi yang dikembangkan
adalah menjawab pertanyaan berdasarkan teks, menceritakan kembali isi
bacaan, menjelaskan poin-poin penting dalam bacaan. Pada keterampilan
berbicara, kompetensi yang dikembangkan adalah mengungkapkan pendapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
ttg topik tertentu, menyatakan perasaan, memberi dan meminta informasi ttg
topik, berpidato, memimpin rapat atau pertemuan. Pada keterampilan
menulis, kompetnsi yang dikembangkan adalah menulis surat resmi, surat
pribadi, menulis laporan, menulis cerita.
3. Keterampilan berbahasa diajarkan secara terpadu dengan mendasarkan pada
topik yang akan dikembangkan dalam pembelajaran. Topik-topik yang
diajarkan pada tingkat lanjut adalah masalah pendidikan, sosial, budaya,
politik, hukum, lingkungan hidup, pertanian, ekonomi, hak asasi manusia,
gender, keagamaan, terorisme dan lain-lain.
4. Sumber bahan ajar visual kebanyakan dari Berita TV, Berita Radio, film,
lagu, iklan, talkshow. Sumber bahan ajar dapat diambil dari buku, koran,
majalah, foto.
5. Tugas-tugas atau latihan lebih banyak diarahkan untuk berbicara dan
menyampaiakan pendapat. Tugas-tugas menulis diberikan sebagai tugas di
luar kelas. Bentuk-bentuk latihan bervariasi, bisa latihan yang bersifat diskret,
altihan-latihan terpadu dan juga latihan yang komunikatif.. Tugas yang
diberikan di kelas berupa menjawab pertanyaan secara tertulis, meringkas
atau menuliskan ide pokok, membuat parafrase, membuat tulisan berupa
narasi atau deskripsi topik tertentu, menuliskan argumentasi. Sedangkan
untuk tugas-tugas berbicara berupa mewawancarai seseorang, mencari
informasi dari sumber-sumber tertentu, kegiatan di lapangan atau field trip.
6. Buku ajar BIPA yang diharapkan adalah buku ajar yang praktis, mudah
dimengerti, dan bisa dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari murid.
Sedangkan urutan penyajian berupa kosakata, struktur dan tata bahasa,
membaca, mendengarkan, latihan, tugas.
4.3.1.3 Data Analisis Dokumen BIPA
Berikut adalah data yang didapatkan dari analisis dokumen BIPA.
Nama dokumen : Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Kursus dan
Pelatihan BIPA Berbasis KKNI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Penerbit : Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat
Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan
Masyarakat, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Tahun 2016
Standar Kompetensi Lulusan BIPA adalah kerangka standar kompetensi yang
dapat digunakan oleh lembaga penyelenggaran kursus dan pelatihan BIPA untuk
mencapai kompetensi kerja yang diharapkan oleh pengguna lulusan. Standar
Kompetensi Lulusan disingkat SKL, dinyatakan pada Peraturan Pemerintah
Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dalam hal
penyusunan suatu SKL, dan Permendikbud Nomor 131 Tahun 2014 dan
Permendikbud Nomor 5 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Kursus
dan Pelatihan.
SKL BIPA merupakan acuan pengembangan kompetensi peserta pelatihan
BIPA yang mengikuti kursus atau pelatihan bahasa Indonesia. Peserta yang
mengikuti kursus dan pelatihan BIPA merupakan warga negara asing atau warga
negara Indonesia yang tidak bisa berbahasa Indonesia. Peserta didik ini
memelajari bahasa Indonesia untuk berbagai tujuan, di antaranya dapat
berinteraksi dan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia; bukan
untuk mendapatkan keahlian dalam bidang pekerjaan
SKL kursus dan pelatihan disusun untuk digunakan sebagai pedoman dalam
menentukan kompetensi lulusan peserta didik pada lembaga kursus dan pelatihan
serta bagi yang belajar mandiri dan sebagai acuan dalam menyusun, merevisi, atau
memutakhirkan kurikulum, baik pada aspek perencanaan maupun
implementasinya.
Ruang Lingkup SKL terdapat 7 level kompetensi yang didalamnya
meliputi empat kemahiran berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca,
dan menulis. Program kursus dan pelatihanBIPA merupakan program kursus dan
pelatihan untuk menghasilkan lulusan yang terampil berbahasa Indonesia untuk
berbagai tujuan dalam berbagai konteks yang sesuai dengan kompetensi masing-
masing level.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
1) BIPA 1
Mampu memahami dan menggunakan ungkapan konteks perkenalan diri dan
pemenuhan kebutuhan konkret sehari-hari dan rutin dengan cara sederhana
untuk berkomunikasi dengan mitra tutur yang sangat kooperatif.
2) BIPA 2
Mampu mengungkapkan perasaan secara sederhana, mendeskripsikan
lingkungan sekitar, dan mengomunikasikan kebutuhan sehari-hari dan rutin.
3) BIPA 3
Mampu mengungkapkan pengalaman, harapan, tujuan, dan rencana secara
singkat dan koheren dengan disertai alasan dalam konteks kehidupan dan
tugas kerja sehari-hari.
4) BIPA 4
Mampu melaporkan hasil pengamatan atas peristiwa dan mengungkapkan
gagasan dalam topik bidangnya, baik konkret maupun abstrak, dengan cukup
lancar tanpa kendala yang mengganggu pemahaman mitra tutur.
5) BIPA 5
Mampu memahami teks yang panjang dan rumit serta mampu
mengungkapkan gagasan dengan sudut pandang dalam topik yang beragam
secara spontan dan lancar hampir tanpa kendala kecuali bidang keprofesian
dan akademik. ,
6) BIPA 6
Mampu memahami teks yang panjang, rumit, dan mengandung makna tersirat
serta mampu mengungkapkan gagasan dalam bahasa yang jelas, terstruktur,
sistematis, dan terperinci secara spontan dan lancar sesuai dengan situasi tutur
untuk keperluan sosial dan keprofesian, kecuali dalam bidang akademik yang
kompleks (karya ilmiah).
7) BIPA 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Mampu memahami informasi hampir semua bidang dengan mudah dan
mengungkapkan gagasan secara spontan, lancar, tepat dengan membedakan
nuansa-nuansa makna, serta merekonstruksi argumen dan data dalam
presentasi yang koheren.
Dari analisis terhadap dokumen pembelajaran BIPA didapatlah data verbal
berupa penyataan ya atau tidak terhadap pernyataan yang dikembangkan oleh
peneliti untuk mendapatkan informasi kebutuhan pengembangan bahan ajar.
Berikut penyajian data analisis kebutuhan dari dokumen BIPA.
Tabel 4.9 Penyajian data Analisis Dokumen BIPA
No Pernyataan Ya Tidak Keterangan
1. Kurikulum/SKL BIPA
1 Kompetensi yang harus
dicapai pada tingkat lanjut
menunjukkan kemampuan
mengungkapkan gagasan
dan sudut pandang
pembelajar dalam topik
yang beragam, topik yang
berkaitan dengan
keprofesionalan, dan topik
akademik
√ Kompetensi yang hendak
dicapai adalah mampu
mengungkapkan gagasan
secara lisan dan tulis
dengan menggunakan
bahasa yang efektif untuk
tujuan sosial, akademik,
atau profesional.
2 Kompetensi yang harus
dicapai pada tingkat lanjut
benar-benar mengarahkan
pembelajar untuk terampil
berbahasa baik untuk
berbicara dan menulis
maupun membaca dan
mendengarkan (produktif
dan reseptif)
√ Unit kompetensi yang
dikembangkan adalah
keterampilan berbicara dan
menulis, membaca dan
mendengarkan.
3 Kompetensi
mendengarkan diarahkan
agar pembelajar mampu
memahami program
televisi, siaran radio, video
√ Memahami makna tersirat
dan tersurat teks diskusi
dari televisi dan film
dengan durasi 5 menit
Memahami makna tersirat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
dan film, dan sumber-
sumber audio dengan
mudah
dan tersirat dari teks
eksplanasi dengan durasi 5
menit
Memahami berbagai
ragam lisan yang berupa
tuturan spontan penutur
asli melalui media atau
bersemuka
4 Kompetensi membaca
diarahkan agar pembelajar
mampu memahami
artikel khusus dan
instruksi teknis yang
panjang yang berkaitan
dengan kebutuhan di
bidang sosial, profesional
dan akademis.
√ Memahami teks faktual
dan sastra dengan 500 –
700 kata. Teks faktual:
laporan, tinjauan, berita.
Teks sastra: prosa.
Menginterpretasikan teks
dalam ranah sosial,
akademik, dan profesional.
Menganalisis teks dalam
ranah sosial, akademik,
dan profesional.
Memahami teks kompleks
seperti buku petunjuk,
artikel ilmiah, karya sastra.
Menggunakan fakta untuk
menyimpulkan.
Mengevaluasi teks.
Menyintesakan masalah
5 Kompetensi berbicara
diarahkan agar pembelajar
mampu memformulasikan
gagasan dan pendapat
dengan tepat dan
menyampaiakan
pandangan mereka dalam
percakapan dengan orang
lain
√ Mengungkapkan gagasan
dari teks eksplanasi
dengan menggunakan
kalimat kompleks dengan
menggunakan data dan
fakta
Menggunakan bahasa
sesuai dengan situasi
untuk tujuan sosial,
akademik dan profesional.
Memaparkan secara
terperinci topik sosial,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
akademik, dan profesional.
Mengembangkan pokok
pikiran dan membuat
simpulan.
Menyampaikan gagasan
dengan idiom.
Menyimpulkan informasi
dalam bercakap-cakap dan
berdiskusi.
Mempresentasikan
deskripsi atau argumentasi
6 Kompetensi menulis
diarahkan agar pembelajar
mampu menulis mengenai
topik yang rumit, sebuah
esai, atau laporan yang
menekankan isu yang
dianggap perlu diketahui
pembaca
√ Menulis surat, cerita,
petunjuk, otobiografi,
biografi dengan gaya
tulisan yang sesuai sasaran
pembaca.
Menulis pendapat (teks
eksplanasi) 300 – 500
kata.
Menulis esai masalah
sosial, akademik, dan
profesional dengan gaya
argumentatif surat resmi
atau laporan.
Menulis teks fiksi dan non
fiksi, teks akademik,
makalah, esai atau laporan
7 Terdapat cakupan
keterampilan berbahasa
mendengarkan, membaca,
menulis dan berbicara
yang cukup dan berimbang
untuk tingkat lanjut
√ Ketrampilan berbahasa
cukup berimbang
8 Terdapat cakupan
kebahasaan yang luas
untuk meningkatkan
keterampilan berbahasa
sesuai dengan kompetensi
yang hendak dicapai.
√ Terdapat cakupan
kebahasaan yang cukup
luas untuk tingkat lanjut,
seperti:
- Kalimat majemuk
bertingkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
- Kalimat pasif dengan
klausa “yang” dalam
kalimat tanya.
- Kata hubung: berkat,
lataran, di samping itu,
selain itu, dan lain-lain.
- Afiks ter- : dapat di-
atau tidak sengaja.
- Afiks ke-an pembentuk
kata benda
- Afiks se-nya
- Afiks me-kan dan me-i
- Kosakata baku dan
tidak baku
- Kata konotatif
- Ungkapan untuk
menyimpulkan,
menyatakan
persetujuan, penolakan,
atau ajakan.
- Afiks per-an dan pen-
an
- Afiks memper-,
memper-i, dan
memper-kan.
- Afiks member-kan
- Istilah dalam ranah
sosial, akademik, dan
profesional.
- Kata idiom dan majas
dalam sastra
- Ungkapan dalam debat
dan presentasi.
- Kata yang mengalami
perubahan makna.
Nama dokumen : Buku Ajar Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing,
“Sahabatku Indonesia” Tingkat C 1 dan Tingkat
C 2
Penerbit : Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi
Kebahasaan, Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, Tahun 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Buku ajar bahasa Indonesia bagi penutur asing Sahabatku Indonesia adalah buku
ajar yang diterbitkan oleh Pusat Pengembangan Strategi dan diplomasi
Kebahasaan (PPSDK), Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Penerbitan buku ini merupakan
perwujudan dukungan Kementrian Pendidikan dan Kebudayan khususnya PPSDK
dalam mengembangkan pengajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing dari
berbagai negara. Buku ajar bahasa Indonesai bagi penutur asing ini terdiri atas
enam jenjang: A1, A2, B1, B2, C1 dan C2. Buku A 1 dan A 2 untuk kemampuan
tingkat awal, buku B 1 dan B 2 untuk kemampuan tingkat menengah, dan C 1 dan
C 2 untuk tingkat lanjut.
Materi dan tugas belajar dikembangkan dengan berbasis teks agar pembelajar
dapat mengembangkan kemampuan berbahasanya secara terpadu. Keterampilan
berbahasa yang menjadi sasaran pengembangan adalah berbicara, membaca,
mendengarkan, dan menulis.
No Pernyataan Ya Tidak Keterangan
2. Buku Ajar BIPA
9 Kompetensi yang harus
dicapai pada tingkat lanjut
menunjukkan kemampuan
mengungkapkan gagasan
dan sudut pandang
pembelajar dalam topik
yang beragam, topik yang
berkaitan dengan
keprofesionalan, dan topik
akademik
√ Kompetensi diarahkan
agar pembelajar mampu
memberi dan meminta
informasi dengan berbagai
topik yang berkaitan
dengan kebutuhan sosial
dan akademik, misalnya:
pada buku C1
- Menulis surat lamaran
kerja
- Membahas fenomena
alam
- Memberi pendapat
mengenai masalah
sosial
- Membaca surat
undangan, surat pribadi
- Menulis dan membaca
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
teks ilmiah populer
- Membaca dan menulis
tes biografi
pada buku C2:
- Menulis surat
penawaran jasa
perusahaan
- Mengungkapkn
argumentasi dalam
wawancara kerja
- Mendeskripsikan teks
dalam bentuk grafik
dan ilustrasi
- Membaca teks laporan
- Menangkap makna
dalam teks berita
- Mengidentifikasi fungsi
sosial dan unsur
kebahasaan teks berisi
printah dan larangan.
- Mengidentifikasi fungsi
sosial dan unsur
kebahasaan karya
sastra
10 Kompetensi yang harus
dicapai pada tingkat lanjut
benar-benar mengarahkan
pembelajar untuk terampil
berbahasa secara produktif
dan reseptif.
√ Keterampilan produktif
- Menulis berbagai teks:
proposal kegiatan, surat
lamaran pekerjaan,
karangan eksplanasi,
karangan argumentasi,
surat undangan resmi,
surat pribadi, karangan
ilmiah, riwayat hidup,
surat penawaran untuk
perusahaan.
- Berbicara:
mengungkapkan
pendapat dalam rapat,
mengungkapkan
pendapat dalam
wawancara kerja,
meminta informasi
dalam rapat,
menyampaikan
undangan, meminta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
informasi berbelanja,
menyusun percakapan
umum, menawarkan
jasa perusahaan,
mendeskripsikan
sebuah grafik.
Keterampilan reseptif
- Membaca teks faktual,
membaca teks
argumentasi, membaca
teks eksplanasi,
membaca teks
prosedural, teks
bertema biografi.
- Mendengarkan teks
pidato, mendengarkan
dialog televisi,
mendengarkan iklan
layanan masyarakat,
acara berita televisi,
lagu, teks prosedural,
mendengarkan teks
biografi.
11 Kompetensi berbahasa
diarahkan untuk terampil
berbahasa dalam konteks
penggunaan bahasa secara
formal dan informal
√ Konteks penggunaan
bahasa secara formal
dalam diskusi, berbicara
dalam rapat, melamar
pekerjaan, membuat
proposal kegiatan,
membuat surat lamaran.
Konteks informal:
percakapan sehari-hari,
12 Terdapat cakupan
keterampilan berbahasa
mendengarkan, membaca,
menulis dan berbicara
yang cukup dan berimbang
untuk tingkat lanjut
√ Tiap unit pelajaran
terdapat teks bacan dan
teks dengaran. Juga
terdapat keterampilan
membaca, mendengarkan,
berbicara dan menulis
cukup berimbang
13 Keterampilan berbahasa
disajikan secara terpadu
tidak terpisah masing-
masing keterampilan
√ Secara garis besar
keterampilan dipisahkan
dalam tiap unit. Membaca
dan menulis disajikan
secara terpadu sedangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
berbicara dan
mendengarkan disajikan
secara terpisah.
14 Terdapat cakupan
kebahasaan yang luas
untuk meningkatkan
keterampilan berbahasa
sesuai dengan kompetensi
yang hendak dicapai.
√ Terdapat aspek tata bahasa
dan kosa kata. Dalam
aspek tatabahasa terdapat
penggunaan kalimat
kompleks dengan berbagai
hubungan makna,
penggunaan partikel,
imbuhan me-kan, me-i,
kalimat langsung dan tidak
langsung, afiks –nya, kata
keterangan tempat, kalimat
larangan.
Dalam kosakata terdapat
ragam kosakata
berhubungan dengan topik
khuus seperti lamaran
pekerjaan, proposal
kegiatan, undangan
kegiatan, periklanan, kosa
kata tentang fenomena
alam, masalah sosial.
15 Materi kebahasaan
disajikan secara terpadu
dengan materi
keterampilan berbahasa
√ Materi kebahasaan
diberikan secara tepisah
16 Bahasa yang digunakan
dalam buku ajar adalah
bahasa yang autentik tanpa
penyederhanaan
√ Beberapa teks bacaan atau
dengaran menggunakan
sumber yang autentik.
Beberapa teks tidak
mencantumkan sumber
asli sehingga tidak bisa
diakatakan mengguankan
bahasa yang autentik.
17 Bahan ajar berupa teks
bacaan dan dengaran
diambil langsung dari
sumber yang autentik
√ Beberapa bacaan tidak
disebutkan sumber aslinya
sehingga tidak bisa
disebutkan
keautentikannya.
18 Terdapat jenis teks yang √ Cukup bervariatif: teks
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
variatif: narasi, laporan,
deskripsi, eksposisi dan
argumentasi
prosedural, teks
eksplanasi, teks deskripsi,
teks argumentasi.
19 Terdapat bahan ajar
audiovisual yang autentik
√ Rekaman berita televisi,
teks dengaran tentang
pidato, teks dengaran
pembacaan puisi.
20 Terdapat bahan ajar audio
yang autentik
√ Rekaman berupa dialog,
teks biografi, teks
dengaran deskripsi, siaran
radio
21 Terdapat topik-topik yang
beragam sesuai dengan
kompetensi yang hendak
dicapai pada tingkat lanjut
√ Topik cukup beragam:
pendidikan, ekonomi,
lingkungan, sosial,
budaya, kesehatan, wisata.
22 Terdapat penugasan
secara tertulis dan secara
langsung atau oral
√ Tugas-tugas secara
tertulis: membuat kalimat
dengan kosa kata tertentu,
membuat kalimat dengan
kata hubung tertentu,
membuat kalimat dengan
afiks tertentu, menjawab
pertanyaan bacaan atau
dengaran, menuliskan ide
pokok, melengkapi dialog,
Tugas langsung:
mendiskusikan topik
bacaan atau dengaran,
menyebutkan secara oral,
membandingkan teks
bacaan, mendeskripsikan
gambar, pamflet, grafik
secara oral, menceritakan
kembali isi bacaan dan
dengaran
23 Terdapat penugasan
secara individu dan
kelompok
√ Kegiatan individu:
menjawab pertanyaan
secara tertulis, membuat
laporan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Kegiatan kelompok:
berdisksui dalam
kelompok, membuat
deskripsi gambar,
membuat teks laporan
berdasarkan grafik
24 Terdapat bentuk-bentuk
tugas yang autentik
√ Kebanyakan latihan-
latihan berupa latihan
komunikatif seperti
berdiskusi, menyampaikan
gagasan pokok,
menginterpertasikan
gambar, mendeskripsikan
grafik dan gambar.
Beberapa latihan masih
berupa latihan yang
bersifat deskrit seperti
memilih jawaban benar,
membuat kalimat dengan
kosa kata tertentu,
membuat kalimat dengan
afiks tertentu, mengisi
rumpang dengan kata yang
tepat.
25 Tugas-tugas relevan
dengan konteks sosial
budaya penggunaan
bahasa di luar kelas
√ Tugas-tugas kebanyakan
masih berfokus pada
kebutuhan komunikasi
siswa di dalam kelas.
Belum banyak tugas yang
memungkinkan siswa
untuk menggunakan
bahasa langsung di luar
kelas.
26 Terdapat penilaian
autentik berupa tes
performansi lisan
√ Tidak ada.
Berdasarkan data analisis data dokumen BIPA dapat dirangkum sebagai berikut.
1. Kompetensi yang hendak dikembangkan pada tingkat lanjut ini adalah
pembelajar mampu untuk menggunakan bahasa baik secara produktif yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
berbicara dan menulis maupun reseptif yaitu mendengarkan dan membaca
untuk mengungkapkan gagasan, pikiran secara efektif dalam lingkungan sosial,
akademik dan profesional. Secara garis besar dapat disampaikan sebagai
berikut:
a. Keterampilan produktif
- Menulis berbagai teks: proposal kegiatan, surat lamaran pekerjaan, karangan
eksplanasi, karangan argumentasi, surat undangan resmi, surat pribadi,
karangan ilmiah, riwayat hidup, surat penawaran untuk perusahaan.
- Berbicara: mengungkapkan pendapat dalam rapat, mengungkapkan pendapat
dalam wawancara kerja, meminta informasi dalam rapat, menyampaikan
undangan, meminta informasi berbelanja, menyusun percakapan umum,
menawarkan jasa perusahaan, mendeskripsikan sebuah grafik.
b. Keterampilan reseptif
- Membaca teks faktual, membaca teks argumentasi, membaca teks eksplanasi,
membaca teks prosedural, teks bertema biografi.
- Mendengarkan teks pidato, mendengarkan dialog televisi, mendengarkan iklan
layanan masyarakat, acara berita televisi, lagu, teks prosedural, mendengarkan
teks biografi.
2. Cakupan keterampilan berbahasa cukup dan berimbang antara mendengarkan,
membaca, menulis dan berbicara.
3. Cakupan kebahasaan yang cukup luas dengan berbagai bentuk kalimat
kompleks atau kalimat majemuk, penggunaan berbagai kata hubung,
penggunaan berbagai afiks, penggunaan kata yang baku dan tidak baku, kata
yang bermakna konotatif dan idiom.
4. Beberapa teks bacaan atau dengaran menggunakan sumber yang autentik.
Beberapa teks tidak mencantumkan sumber asli sehingga tidak bisa dikatakan
menggunakan bahasa yang autentik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
4.3.1.4 Hasil Analisis Data Pengamatan Kelas
Dari data analisis pengamatan kelas didapatlah data verbal berupa
pernyataan apa yang digunakan dan dilakukan pengajar di kelas BIPA lanjut.
Pengamatan kelas dilakukan untuk mendapatkan data-data penelitian terkait
dengan proses pembelajaran kelas BIPA. Kelas yang diamati adalah kelas BIPA
lanjut di Wisma Bahasa. Dari pengamatan dan data yang diperoleh dapat
disimpulkan sebagai berikut.
1. Selain menggunakan buku ajar, pengajar juga menggunakan materi di luar
buku.Buku ajar yang digunakan memiliki kompetensi tetapi tidak
dicantumkan secara eksplisit dalam buku ajar.
2. Buku ajar menyajikan 4 keterampilan berbahasa yang disajikan secara
terpadu.
3. Latihan dalam buku ajar berupa latihan-latihan sesuai dengan keterampilan
berbahasa seperti tanya-jawab, berdiskusi, menceritakan kembali, dan
juga terdapat latihan pengembangan kosa kata khusus dan latihan tata
bahasa.
4. Kebanyakan tugas atau latihan dilakukan secara mandiri.
5. Pengajar lebih banyak mengaktifkan pembelajar menggunakan bahasa
secara langsung, memperbanyak latihan-latihan yang membuat pembelajar
aktif menggunakan bahasa di kelas.
6. Pengajaran tata bahasa dan kosa kata diintegrasikan dalam bahan ajar
membaca atau mendengarkan sesuai dengan teks yang ada dalam bahan
tersebut. Tata bahasa digunakan dalam konteks berkomunikasi dalam
berbagai situasi berbahasa.
7. Keterampilan berbahasa diajarkan secara terpadu dengan mendasarkan
pada topik yang disajikan oleh guru. Dalam pembelajar di kelas, pengajar
menagajarkan keterampilan membaca lalu dipadukan dengan keterampilan
berbicara dan menulis.
8. Autentisitas yang tampak dalam pembelajaran di kelas adalah penggunaan
bahasa oleh pengajar yang alamiah, tidak menyederhanakan bahasa, juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
bahasa yang digunakan dalam teks bahan ajar, penggunaan bahan ajar
yang diambil dari sumber-sumber yang autentik untuk bahan membaca
dan mendengarkan, dan latihan-latihan yang memusatkan pembelajar
untuk mampu menggunakan bahasa sesuai dengan fungsi berbahasa.
4.3.2 Hasil Analisis Data Validasi Silabus Rancangan Buku Ajar
Untuk menilai silabus atau rancangan garis besar isi buku bagi
pengembangan buku ajar, peneliti telah meminta beberapa pengajar BIPA untuk
memvalidasi. Validasi tersebut dilakukan selama 1 kali. Dari validasi terhadap
rancangan buku ajar didapatlah data numerik berupa skor angket yang kemudian
dihitung rata-rata berdasarkan kategori yang telah ditentukan sebelumnya.
Berdasarkan penilian para pengajar BIPA, disajikan data penilain silabus
seperti berikut.
Tabel 4.10 Penyajian Penilaian Silabus oleh Ahli dan Pengajar BIPA
No
Komponen
Penilaian
Skor Penilaian Responden
Rerata
Kategor
i
R
1
R
2
R
3
R
4
R
5
R
6
R
7
R
8
1 KP 1 4 3 4 3 4 3 4 3 3,50
Sangat
baik
2 KP 2 4 3 4 3 4 3 4 3 3,50
Sangat
baik
3 KP 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3,50
Sangat
baik
4 KP 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3,50
Sangat
baik
5 KP 5 4 4 3 3 4 4 4 3 3,63
Sangat
baik
6 KP 6 4 4 3 4 4 4 4 3 3,75
Sangat
baik
7 KP 7 4 3 3 3 4 4 4 3 3,50
Sangat
baik
8 KP 8 4 3 4 3 4 4 4 3 3,63
Sangat
baik
9 KP 9 4 3 4 3 4 4 4 3 3,63
Sangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
baik
10 KP 10 4 4 4 3 4 4 4 3 3,75
Sangat
baik
Total Rerata 40
4,0
33
3.3
37
3,7
31
3,1
40
4,0
36
3,6
40
4,0
30
3,0
3,59
Keterangan.
KP 1. Perumusan kompetensi inti untuk buku tingkat lanjut.
KP 2. Perumusan kompetensi dasar untuk buku tingkat lanjut.
KP 3. Perumusan indikator keterampilan reseptif berbahasa.
KP 4. Perumusan indikator keterampilan produktif berbahasa.
KP 5. Penentuan topik pelajaran.
KP 6. Penentuan jenis teks bacaan dan teks dengaran.
KP 7. Penentuan aspek kebahasaan .
KP 8. Perumusan kegiatan.
KP 9. Penentuan alokasi waktu .
KP 10. Autentisitas bahan ajar
Berdasarkan penilaian silabus atau rencana garis besar isi buku yang telah
dilakukan, analisis data penilaian silabus dapat dijabarkan sebagai berikut.
1. Hasil penilaian komponen Perumusan Kompetensi Inti untuk Buku Tingkat
Lanjut.
Berdasarkan penilaian terhadap perumusan kompetensi inti untuk buku tingkat
lanjut, didapat bahwa 4 responden memberikan penilaian 3 atau baik sedangkan 4
responden memberikan penilaian angka 4 atau sangat baik. Dari penghitungan
penilaian ini didapat rata-rata 3,50 yang dapat diartikan bahwa perumusan
kompetensi inti untuk buku tingkat lanjut berada dalam kategori sangat baik.
Meskipun demikian, ada beberapa usulan dari responden tentang perumusan
kompentensi inti yaitu, rumusan KD pada topik ke-3 “mengambil ide pokok”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
diganti “menganalisis” lalu luarannya bisa “mencari”. Usulan ini sudah dipenuhi
dalam rangka perbaikan silabus buku ajar.
2. Hasil penilaian Perumusan kompetensi dasar untuk Buku Tingkat Lanjut
Berdasarkan penilaian terhadap perumusan kompetensi dasar untuk buku tingkat
lanjut, didapat bahwa 4 responden memberikan penilaian 3 atau baik sedangkan 4
responden memberikan penilian angka 4 atau sangat baik. Dari penghitungan
penilaian ini didapat rata-rata 3,50 yang dapat diartikan bahwa perumusan
kompetensi dasar untuk Buku Tingkat Lanjut berada dalam kategori sangat baik.
3. Perumusan Iindikator keterampilan reseptif berbahasa.
Berdasarkan penilaian terhadap perumusan indikator keterampilan reseptif
berbahasa, didapat bahwa 4 responden memberikan penilaian 3 atau baik
sedangkan 4 responden memberikan penilian angka 4 atau sangat baik. Dari
penghitungan penilaian ini didapat rata-rata 3,50 yang dapat diartikan bahwa
perumusan indikator keterampilan reseptif berbahasa berada dalam kategori
sangat baik.
4. Perumusan Indikator keterampilan produktif berbahasa
Berdasarkan penilaian terhadap perumusan indikator keterampilan produktif
berbahasa, didapat bahwa 4 responden memberikan penilaian 3 atau baik
sedangkan 4 responden memberikan penilian angka 4 atau sangat baik. Dari
penghitungan penilaian ini didapat rata-rata 3,50 yang dapat diartikan bahwa
Perumusan Iindikator keterampilan produktif berbahasa berada dalam kategori
sangat baik
5. Penentuan topik pelajaran
Berdasarkan penilaian terhadap penentuan topik pelajaran, didapat bahwa 3
responden memberikan penilaian 3 atau baik sedangkan 5 responden memberikan
penilian angka 4 atau sangat baik. Dari penghitungan penilaian ini didapat rata-
rata 3,63 yang dapat diartikan bahwa penentuan topik pelajaran berada dalam
kategori sangat baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
6. Penentuan jenis teks bacaan dan teks dengaran
Berdasarkan penilaian terhadap penentuan jenis teks bacaan dan teks dengaran,
didapat bahwa 2 responden memberikan penilaian 3 atau baik sedangkan 6
responden memberikan penilian angka 4 atau sangat baik. Dari penghitungan
penilaian ini didapat rata-rata 3,75 yang dapat diartikan bahwa penentuan jenis
teks bacaan dan teks dengaran berada dalam kategori sangat baik.
7. Penentuan aspek kebahasaan
Berdasarkan penilaian terhadap penentuan aspek kebahasaan, didapat bahwa 4
responden memberikan penilaian 3 atau baik sedangkan 4 responden memberikan
penilian angka 4 atau sangat baik. Dari penghitungan penilaian ini didapat rata-
rata 3,50 yang dapat diartikan bahwa penentuan aspek kebahasaan berada dalam
kategori sangat baik.
8. Perumusan kegiatan
Berdasarkan penilaian terhadap perumusan kegiatan, didapat bahwa 3 responden
memberikan penilaian 3 atau baik sedangkan 5 responden memberikan penilian
angka 4 atau sangat baik. Dari penghitungan penilaian ini didapat rata-rata 3,63
yang dapat diartikan bahwa perumusan kegiatan berada dalam kategori sangat
baik
9. Penentuan alokasi waktu
Berdasarkan penilaian terhadap penentuan alokasi waktu, didapat bahwa 3
responden memberikan penilaian 3 atau baik sedangkan 5 responden memberikan
penilian angka 4 atau sangat baik. Dari penghitungan penilaian ini didapat rata-
rata 3,63 yang dapat diartikan bahwa penentuan alokasi waktu berada dalam
kategori sangat baik.
10. Autentisitas Bahan Ajar
Berdasarkan penilaian terhadap autentisitas bahan ajar, didapat bahwa 2
responden memberikan penilaian 3 atau baik sedangkan 6 responden memberikan
penilian angka 4 atau sangat baik. Dari penghitungan penilaian ini didapat rata-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
rata 3,75 yang dapat diartikan bahwa autentisitas bahan ajar berada dalam
kategori sangat baik.
Dari tabel di atas, dapat pula diketahui nilai rata-rata yang diberikan oleh
penilai. Dari nilai rerata itu dapat dilihat bahwa penilai yang memberikan rata-rata
angka pada kategori sangat baik adalah 6 penilai dengan angka 4.0, 3.7, 3.6, dan
3.3. Sedangkan 2 penilai memberikan rata-rata 3.0 dan 3.1 dengan kategori baik.
Dari perhitungan penilaian ini maka dapat disimpulkan bahwa silabus atau garis
besar isi buku sebagai panduan dalam menyusun produk buku ajar ini dapat
dikatakan sangat baik.
Dari tabel di atas dapat pula kita ketahui bahwa rerata nilai atas komponen
penilaian yang diberikan oleh penilai adalah 3,59 yang berada pada kategori
sangat baik. Dengan demikian dapat disimpulkan pula bahwa semua komponen
penilaian dinilai sangat baik untuk silabus yang telah dibuat opeh peneliti.
Gambaran penilaian terhadap silabus secara keseluruhan dpat dilihat pada tabel
diagram berikut.
Tabel 4.11
Penilaian Pengajar Terhadap Silabus Buku Ajar
3,50 3,50 3,50 3,50
3,63
3,75
3,50
3,63 3,63
3,75
3,353,403,453,503,553,603,653,703,753,80
Penilaian Pengajar Terhadap Silabus Buku Ajar
Series 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
4.3.3 Hasil Analisis Data Validasi Produk oleh Pengajar BIPA dan Revisi
Produk
Untuk menilai produk Buku Ajar Keterampilan BIPA Terpadu Berbasis
Autentisitas Untuk Tingkat Lanjut, peneliti telah meminta beberapa dosen di
universitas dan pengajar BIPA untuk memvalidasi. Validasi tersebut dilakukan
selama 1 kali. Dari validasi terhadap prototipe buku ajar didapatlah data numerik
berupa skor angket yang kemudian dihitung rata-rata berdasarkan kategori yang
telah ditentukan sebelumnya. Berdasarkan penilian para dosen dan pengajar
BIPA, disajikan data penilain produk buku ajar seperti berikut.
Tabel 4.12 Rekap Penilaian Produk Oleh Ahli dan Pengajar BIPA
No
Butir
Penilaian
Penilaian Responden Skor Kategor
i R 1 R2 R 3 R 4 R 5 R6 R 7 R 8
Aspek
Kelayakan
Isi (AKI)
1 AKI 1 4 4 4 4 4 4 4 4
4,00
Sangat
baik
2 AKI 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4,00
Sangat
baik 3 AKI 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3,88
Sangat
baik 4 AKI 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3,88
Sangat
baik 5 AKI 5 4 4 3 4 4 4 4 4 3,88
Sangat
baik 6 AKI 6 3 3 4 4 4 4 3 4 3,63
Sangat
baik 7 AKI 7 4 4 3 4 4 4 4 4
3,88
Sangat
baik 8 AKI 8 3 3 4 4 4 3 4 4 3,63
Sangat
baik 9 AKI 9 3 3 3 4 4 4 3 4 3,50
Sangat
baik
Aspek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
Kelayakan
Penyajian
(AKP)
1 AKP 1 4 4 4 4 3 4 4 4 3,88
Sangat
baik 2 AKP 2 4 3 4 4 4 3 3 4 3,63
Sangat
baik 3 AKP 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3,63
Sangat
baik 4 AKP 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4,00
Sangat
baik 5 AKP 5 4 4 3 4 4 4 4 4 3,88
Sangat
baik Aspek
Kelayakan
Bahasa
(AKB)
1 AKB 1 4 4 3 4 4 3 4 4 3,75
Sangat
baik 2 AKB 2 3 4 2 4 4 4 4 4 3,63
Sangat
baik 3 AKB 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3,88
Sangat
baik 4 AKB 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3,88
Sangat
baik Aspek
Kelayakan
Grafik
(AKG)
1 AKG 1 4 3 4 4 4 4 3 4 3,75
Sangat
baik 2 AKG 2 4 3 4 4 4 4 4 4 3,88
Sangat
baik 3 AKG 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4,00
Sangat
baik 4 AKG 4 2 3 2 4 3 3 4 3 3,00
Baik
5 AKG 5 4 3 4 3 3 3 4 4 3,50
Sangat
baik Rerata
3,70
3,48
3,57
3,96
3,87
3,78
3,78
3,96
3,76
Sangat
baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
Keterangan.
A. Aspek Kelayakan Isi (AKI)
1. AKI 1. Kesesuaian bahan ajar dengan kompetensi inti dan kompetensi
dasar.
2. AKI 2. Kesesuaian teks dengan topik pelajaran.
3. AKI 3. Kesesuaian teks dengan kemampuan pada tingkat lanjut.
4. AKI 4. Keragaman jenis teks.
5. AKI 5. Keautentikan bahan ajar.
6. AKI 6. Keautentikan latihan keterampilan dan tata bahasa.
7. AKI 7. Cakupan materi.
8. AKI 8. Penggunaan gambar, tabel, diagram.
9. AKI 9. Catatan Budaya.
B. Aspek Kelayakan Penyajian
1. AKP 1. Keterpaduan keterampilan berbahasa.
2. AKP 2. Konsistensi sistematika penyajian perunit.
3. AKP 3. Penyajian latihan atau kegiatan belajar.
4. AKP 4. Urutan penyajian materi.
5. AKP 5. Kelengkapan informasi.
C. Aspek Kelayakan Bahasa
1. AKB1. Kesesuaian bahasa dengan tingkat perkembangan kemampuan
bahasa pemelajar.
2. AKB 2. Penggunaan bahasa sesuai dengan kaidah kebahasaan.
3. AKB 3. Kebakuan istilah.
4. AKB 4. Kejelasan instruksi atau petunjuk-petunjuk pembelajaran.
D. Aspek Kelayakan Kegrafikan
1. AKG 1. Tata letak.
2. AKG 2. Penggunaan huruf dan ukuran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
3. AKG 3. Bentuk (ukuran) fisik buku.
4. AKG 4. Kemenarikan halaman sampul.
5. AKG 5. Ilustrasi gambar, grafik, kartun, dan tabel.
Berdasarkan penilaian terhadap produk buku ajar yang telah dilakukan, hasil
analisis data penilaian produk buku ajar dapat dijabarkan sebagai berikut.
A. Aspek Kelayakan Isi (AKI)
1. Kesesuaian bahan ajar dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar.
Berdasarkan penilaian terhadap aspek kesesuaian bahan ajar dengan kompetensi
inti dan kompetensi dasar, didapat bahwa semua penilai memberikan penilaian
angka 4 atau sangat baik. Dari penghitungan penilaian ini didapat nilai rata-rata
4.00 atau berada dalam kategori sangat baik yang dapat diartikan bahwa bahan
ajar dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar sudah sangat sesuai.
2. Kesesuaian teks dengan topik pelajaran
Berdasarkan penilaian terhadap aspek kesesuaian teks dengan topik pelajaran
didapat bahwa semua penilai memberikan penilaian angka 4 atau sangat baik.
Dari penghitungan penilaian ini didapat nilai rata-rata 4.00 atau berada dalam
kategori sangat baik yang dapat diartikan bahwa penggunaan teks sudah sangat
sesuai dengan topik pelajaran.
3. Kesesuaian teks dengan kemampuan pada tingkat lanjut
Berdasarkan penilaian terhadap aspek kesesuaian teks dengan kemampuan pada
tingkat lanjut, didapat bahwa satu penilai memberikan penilaian angka 3 atau
baik, dan tujuh penilai memberikan angka 4 atau sangat baik. Dari penghitungan
penilaian ini didapat nilai rata-rata 3.88 atau berada dalam kategori sangat baik
yang dapat diartikan bahwa penggunaan teks sudah sangat sesuai dengan
kemampuan tingkat lanjut. Namun demikian, penilai menyarankan agar teks yang
ada di buku ajar bisa dibuat lebih bervariasi dan tampilan yang lebih beragam.
Terhadap ini, penulis telah menambahkan beberapa teks pada buku ajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
4. Keragaman jenis teks
Berdasarkan penilaian terhadap aspek keragaman jenis teks, didapat bahwa satu
penilai memberikan penilaian angka 3 atau baik, dan tujuh penilai memberikan
angka 4 atau sangat baik. Dari penghitungan penilaian ini didapat nilai rata-rata
3.88 atau berada dalam kategori sangat baik yang dapat diartikan bahwa jenis teks
yang digunakan dalm buku ajar ini sudah sangat beragam. Namun demikian,
penilai menyarankan agar teks yang ada di buku ajar ditambahkan teks yang
berupa dialog. Terhadap usulan ini, penulis tidak menambahkan teks dialog
karena sudah ada teks dialog di pelajaran 10.
5. Keautentikan bahan ajar.
Berdasarkan penilaian terhadap aspek keautentikan bahan ajar, didapat bahwa
satu penilai memberikan penilaian angka 3 atau baik, dan tujuh penilai
memberikan angka 4 atau sangat baik. Dari penghitungan penilaian ini didapat
nilai rata-rata 3.88 atau berada dalam kategori sangat baik yang dapat diartikan
bahwa bahan ajar yang digunakan dalam buku ajar ini sudah sangat autentik dan
sumber bahan ajar juga sudah dicantumkan dengan jelas.
6. Keautentikan latihan keterampilan dan tata bahasa
Berdasarkan penilaian terhadap aspek keautentikan latihan keterampilan dan tata
bahasa, didapat bahwa tiga penilai memberikan penilaian angka 3 atau baik, dan
lima penilai memberikan angka 4 atau sangat baik. Dari penghitungan penilaian
ini didapat nilai rata-rata 3.63 atau berada dalam kategori sangat baik yang dapat
diartikan bahwa latihan keterampilan berbahasa dan tata bahasa yang digunakan
dalam buku ajar ini sudah sangat autentik dan sesuai dengan tingkat berpikir
pemelajar pada tingkat lanjut. Namun demikian, penilai menyarankan agar
memperhatikan latihan kontekstual (HOTS), beberapa latihan tata bahasa dan
idiom perlu diberi pengantar atau penjelasan. Atas saran ini, peneliti telah
menambahkan beberapa latihan untuk tingkat berpikir yang tinggi, dan beberapa
latihan tata bahasa telah diberikan penjelasan singkat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
7. Cakupan materi.
Berdasarkan penilaian terhadap aspek cakupan materi, didapat bahwa satu penilai
memberikan penilaian angka 3 atau baik, dan tujuh penilai memberikan angka 4
atau sangat baik. Dari penghitungan penilaian ini didapat nilai rata-rata 3.88 atau
berada dalam kategori sangat baik yang dapat diartikan bahwa cakupan materi
dalam buku ajar ini sudah sangat luas dan dalam untuk mendukung pencapaian
kompetensi dasar.
8. Penggunaan gambar, tabel, diagram.
Berdasarkan penilaian terhadap aspek penggunaan gambar, tabel, dan diagram,
didapat bahwa tiga penilai memberikan penilaian angka 3 atau baik, dan 5 penilai
memberikan angka 4 atau sangat baik. Dari penghitungan penilaian ini didapat
nilai rata-rata 3.63 atau berada dalam kategori sangat baik yang dapat diartikan
bahwa penggunaan gambar, tabel, dan diagram efisien dalam meningkatkan
pemahaman pada topik.
9. Catatan Budaya.
Berdasarkan penilaian terhadap aspek catatan budaya, didapat bahwa empat
penilai memberikan penilaian angka 3 atau baik, dan empat penilai memberikan
angka 4 atau sangat baik. Dari penghitungan penilaian ini didapat nilai rata-rata
3.50 atau berada dalam kategori sangat baik yang dapat diartikan bahwa catatan
budaya dapat membantu pemahaman terhadap topik pelajaran.
Namun demikian, para penilai memberikan masukan agar catatan budaya perlu
diintegrasikan dengan topik dan materi, perlu ditambahkan lagi foto untuk bahan
diskusi. Selain itu, peneliti juga menyarankan agar catatan budaya di pelajaran 4
tentang Kebiasaan Buruk Orang Indonesia yang Bisa Merusak Lingkungan
sedikit negatif, bissa diganti tentang suku Baduy yang hidup menyatu dengan
alam. Dalam hal ini, peneliti telah menambahkan beberapa gambar untuk
mendukung catatn budaya, dan menggantikan teks Kebiasaan Buruk Orang
Indonesia yang Bisa Merusak Lingkungan dengan teks tentang Suku Baduy.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
B. Aspek Kelayakan Penyajian
1. Keterpaduan keterampilan berbahasa.
Berdasarkan penilaian terhadap aspek keterpaduan keterampilan berbahasa,
didapat bahwa satu penilai memberikan penilaian angka 3 atau baik, dan tujuh
penilai memberikan angka 4 atau sangat baik. Dari penghitungan penilaian ini
didapat nilai rata-rata 3.88 atau berada dalam kategori sangat baik yang dapat
diartikan bahwa keterampilan berbahasa membaca, mendengarkan, berbicara,
menulis, disajikan secara terpadu.
2.. Konsistensi sistematika penyajian perunit.
Berdasarkan penilaian terhadap aspek konsistensi sistematika penyajian
pelajaran, didapat bahwa tiga penilai memberikan penilaian angka 3 atau baik,
dan 5 penilai memberikan angka 4 atau sangat baik. Dari penghitungan penilaian
ini didapat nilai rata-rata 3.63 atau berada dalam kategori sangat baik yang dapat
diartikan bahwa penyajian bahan ajar pada setiap pelajaran menunjukkan
keajegan.
3. Penyajian latihan atau kegiatan belajar.
Berdasarkan penilaian terhadap aspek penyajian latihan atau kegiatan belajar,
didapat bahwa tiga penilai memberikan penilaian angka 3 atau baik, dan 5 penilai
memberikan angka 4 atau sangat baik. Dari penghitungan penilaian ini didapat
nilai rata-rata 3.63 atau berada dalam kategori sangat baik yang dapat diartikan
bahwa latihan atau kegiatan belajar telah mampu memberikan motivasi kepada
pemelajar. Namun demikian, ada saran agar latihan ditambahkan lagi dan juga
perlu beberapa tugas yang bisa dilakukan oleh pemelajar di luar kelas.
Atas saran ini, penulis telah menambahkan beberapa latihan dan tugas di luar
kelas yang bisa dilakukan oleh pemelajar.
4. Urutan penyajian materi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
Berdasarkan penilaian terhadap aspek urutan penyajian materi, didapat bahwa
semua penilai memberikan penilaian angka 4 atau sangat baik. Dari
penghitungan penilaian ini didapat nilai rata-rata 4.00 atau berada dalam kategori
sangat baik yang dapat diartikan bahwa materi disajikan secara runtun mulai dari
yang mudah ke sukar, dari yang konkret ke abstrak dan dari yang sederhana ke
kompleks, dari yang dikenal sampai yang belum dikenal.
5. Kelengkapan informasi.
Berdasarkan penilaian terhadap aspek kelengkapan informasi, didapat bahwa satu
penilai memberikan angka 3 atau baik dan 7 penilai memberikan penilaian angka
4 atau sangat baik. Dari penghitungan penilaian ini didapat nilai rata-rata 3.88
atau berada dalam kategori sangat baik yang dapat diartikan bahwa buku ajar ini
telah menyajikan informasi yang lengkap untuk meningkatkan pemahaman
pemelajar.
C. Aspek Kelayakan Bahasa
1. Kesesuaian bahasa dengan tingkat perkembangan kemampuan bahasa
pemelajar.
Berdasarkan penilaian terhadap aspek kesesuaian bahasa dengan tingkat
perkembangan kemampuan bahasa pemelajar, didapat bahwa dua penilai
memberikan angka 3 atau baik dan enam penilai memberikan penilaian angka 4
atau sangat baik. Dari penghitungan penilaian ini didapat nilai rata-rata 3.75 atau
berada dalam kategori sangat baik yang dapat diartikan bahwa bahasa yang
digunakan dalam materi ajar sesuai dengan tingkat pemahaman pemelajar
2. Penggunaan bahasa sesuai dengan kaidah kebahasaan.
Berdasarkan penilaian terhadap aspek penggunaan bahasa sesuai dengan kaidah
kebahasaan, didapat bahwa satu penilai memberikan angka 2 atau tidak baik,
satu penilai memberikan penilaian angka 3 atau baik, dan enam penilai
memberikan angka 4 atau sangat baik. Dari penghitungan penilaian ini didapat
nilai rata-rata 3.63 atau berada dalam kategori sangat baik yang dapat diartikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
bahwa penggunaan bahasa sudah sesuai dengan kaidah kebahasaan. Namun
demikian, ada beberapa saran untuk memperbaiki ejaan dan penulisan afiks yang
benar. Atas saran ini, penulis telah melakukan perbaikan pada ejaan dan penulisan
afiks yang benar.
3. Kebakuan istilah.
Berdasarkan penilaian terhadap aspek kebakuan istilah, didapat bahwa satu
penilai memberikan angka 3 atau baik dan 7 penilai memberikan penilaian angka
4 atau sangat baik. Dari penghitungan penilaian ini didapat nilai rata-rata 3.88
atau berada dalam kategori sangat baik yang dapat diartikan bahwa istilah yang
digunakan sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia. Padanan istilah teknis
yang masih cukup asing diberikan penjelasannya pada daftar kosakata.
4. Kejelasan instruksi atau petunjuk-petunjuk pembelajaran.
Berdasarkan penilaian terhadap aspek kejelasan instruksi atau petunjuk-petunjuk
pembelajaran, didapat bahwa satu penilai memberikan angka 3 atau baik dan 7
penilai memberikan penilaian angka 4 atau sangat baik. Dari penghitungan
penilaian ini didapat nilai rata-rata 3.88 atau berada dalam kategori sangat baik
yang dapat diartikan bahwa instruksi dan petunjuk menggunakan bahasa yang
dimengerti pemelajar dengan jelas.
D. Aspek Kelayakan Kegrafikan
1. Tata letak.
Berdasarkan penilaian terhadap aspek tata letak, didapat bahwa dua penilai
memberikan angka 3 atau baik dan enam penilai memberikan penilaian angka 4
atau sangat baik. Dari penghitungan penilaian ini didapat nilai rata-rata 3.75 atau
berada dalam kategori sangat baik yang dapat diartikan bahwa penempatan unsur
tata letak (nomor pelajaran, judul topik, keterampilan berbahasa, daftar kosakata,
latihan, gambar, grafik) pada setiap unit pelajaran telah konsisten dan sangat baik.
2. Penggunaan huruf dan ukuran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
Berdasarkan penilaian terhadap aspek penggunaan huruf dan ukuran, didapat
bahwa satu penilai memberikan angka 3 atau baik dan 7 penilai memberikan
penilaian angka 4 atau sangat baik. Dari penghitungan penilaian ini didapat nilai
rata-rata 3.88 atau berada dalam kategori sangat baik yang dapat diartikan bahwa
penggunaan jenis huruf Cambria dengan ukuran 11 tidak mengganggu pengguna
buku untuk menyerap informasi yang disajikan.
3. Bentuk (ukuran) fisik buku.
Berdasarkan penilaian terhadap aspek bentuk atau ukuran fisik buku, didapat
bahwa semua penilai memberikan penilaian angka 4 atau sangat baik. Dari
penghitungan penilaian ini didapat nilai rata-rata 4.00 atau berada dalam kategori
sangat baik yang dapat diartikan bahwa ukuran buku yang menggunakan ukuran
standar A4 sudah sesuai dengan isi materi pembelajaran untuk pemelajar bahasa
Indonesia bagi penutur asing.
4. Kemenarikan halaman sampul.
Berdasarkan penilaian terhadap aspek kemenarikan sampul buku, didapat bahwa
dua penilia memberikan angka 2 atau tidak baik, empat penilai memberikan
angka 3 atau baik, dan dua penilai memberikan penilaian angka 4 atau sangat
baik. Dari penghitungan penilaian ini didapat nilai rata-rata 3.00 atau berada
dalam kategori baik yang dapat diartikan bahwa sampul buku ajar ini sudah
mencerminkan isi buku.
Namun demikian, banyak penilai yang menyarankan agar sampul buku ini
diperbaiki terutama pada penggunaan warna yang hanya satu dan juga perlu
desain yang menunjukkan nuansa budaya Indonesia. Juga ada saran dari penilai
untuk mempertimbangkan penggantian nama atau judul buku yaitu Mahir
Berbahasa Indonesia, yang mirip dengan nama atau judul buku bahasa Indonesia
di sekolah. Atas saran ini, penulis melakukan perbaikan sampul pada penggunaan
warna dan desain yang lebih mencerminkan keindonesiaan. Untuk saran
penggantian judul buku ajar, penulis masih mempertahankan judul Mahir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
Berbahasa Indonesia karena dalam sampul juga dicantumkan subjudul Buku Ajar
Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing.
5. Ilustrasi gambar, grafik, kartun, dan tabel.
Berdasarkan penilaian terhadap aspek penggunaan gambar, grafik, kartun, dan
tabel, didapat bahwa empat penilai memberikan angka 3 atau baik dan 4 penilai
memberikan penilaian angka 4 atau sangat baik. Dari penghitungan penilaian ini
didapat nilai rata-rata 3.50 atau berada dalam kategori sangat baik yang dapat
diartikan bahwa penggunaan ilustrasi berupa gambar, grafik, kartun, dan tabel
menarik. Beberapa menyarankan agar tampilan penggunaan gambar, grafik,
kartun, dan tabel lebih diperbesar tampilannya.
Penghitungan penilaian terhadap produk buku ajar oleh ahli dan pengajar
BIPA disajikan dalam bentuk diagram sebagai berikut.
4 43,883,883,88
3,633,88
3,633,5
3,883,633,63
43,88
3,753,63
3,883,883,75
3,884
3
3,53,76
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
4,5
AK
I 1
AK
I 2
AK
I 3
AK
I 4
AK
I 5
AK
I 6
AK
I 7
AK
I 8
AK
I 9
AK
P 1
AK
P 2
AK
P 3
AK
P 4
AK
P 5
AK
B 1
AK
B 2
AK
B 3
AK
B 4
AK
G 1
AK
G 2
AK
G 3
AK
G 4
AK
G 5
Re
rata
Diagram 4.13 . Rekapitulasi Penilaian Kualitas Buku Ajar Keterampilan BIPA Terpadu Berbasis Autentisitas Untuk Tingkat Lanjut oleh Ahli dan
Pengajar BIPA
Series 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
Dari data penilaian yang diberikan oleh dosen dan pengajar BIPA, dapat dihitung
rerata angka penilaian terhadap buku ajar ini yaitu 3,76 yang berada pada kategori
sangat baik. Dengan demikian, dari penilian kelayakan isi, kelayakan penyajian,
kelayakan bahasa, dan kelayakan grafik dapat dikatakan bahwa Buku Ajar
Keterampilan BIPA Terpadu Berbasis Autentisitas Untuk Tingkat Lanjut layak
untuk digunakan. Namun demikian dari diagram yang disajikan, dapat dilihat
bahwa kualitas kelayakan grafik mendapat nilai yang rendah diantara lainnya.
Penulis perlu mengadakan perbaikan-perbaikan pada kelayakan grafik dan
perbaikian minor lainnya untuk meningkatkan kualitas kelayakan buku ajar.
Perbaikan tersebut adalah sebagai berikut.
1. Perbaikan tata letak dan penulisan ejaan.
2. Penambahan beberapa latihan memahami bacaan di pelajaran 1 dan
mendengarkan pada pelajaran 5.
3. Penambahan gambar untuk mendukung teks bacaan di pelajaran 2,
pelajaran 4, pelajaran 8.
4. Mengganti teks catatan budaya di pelajaran 4 dengan teks tentang
Kampung Baduy.
3,81 3,83,78
3,63
3,76
3,5
3,55
3,6
3,65
3,7
3,75
3,8
3,85
Kelayakan Isi KelayakanPenyajian
KelayakanBahasa
KelayakanGrafik
Rerata
Diagram 4. 14 Rekapitulasi Penilaian Kualitas Produk Buku Ajar dari Aspek Kelayakan Isi, Kelayakan
Penyajian, Kelayakan Bahasa, Kelayakan Grafik oleh Pengajar
Series 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
5. Mengganti sampul buku dengan warna yang lebih baik dan memberikan
nuansa budaya Indonesia.
Berikut adalah beberapa perbaikan yang dilakukan oleh penulis.
1. Sampul Depan dan Sampul Belakang
Pada prototipe sebelumnya, sampul buku berwarna biru dianggap tidak menarik
dan tidak menunjukkan nuansa pembelajaran bahasa indonesia bagi orang asing.
Saran yang diberikan oleh pengajar adalah sampul sebaiknya dinuat lebih
berwarna dan menunjukkan nuansa budaya Indonesia. Tampilan sampul yang
baru lebih berwarna dan terdapat nuansa budaya Indonesia,
2. Isi Buku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
Isi buku dan tampilan mengalami perbaikan pada halaman pertama setiap
pelajaran dan beberapa halaman menggunakan gambar yang berwarna.
3. Halaman Judul
4. Tata Letak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
Beberapa perbaikan pada tata letak adalah menambahkan tempat untuk
menuliskan jawaban pada latihan menjawab pertanyaan bacaan.
5. Menambahkan beberapan latihan dan tugas baru.
4.3.4 Hasil Analisis Data Uji Coba oleh Pemelajar dan Revisi Akhir Produk
Setelah merevisi atau memperbaiki produk bahan ajar, selanjutnya peneliti
melakukan uji coba kepada pemelajar BIPA. Uji coba dilakukan di Wisma Bahasa
dan diujicobakan kepada 4 pemelajar yang telah mencapai tingkat lanjut. Peneliti
meminta pengajar di Wisma Bahasa untuk mengajarkan pelajaran yang ada di
buku ajar. Setiap pemelajar mencoba 1 pelajaran. Setelah mencoba menggunakan
buku ajar, pemelajar BIPA ini diminta untuk memberikan penilaian mereka
terhadap kualitas buku ajar. Dari penilaian oleh pemelajar dalam uji coba produk
buku ajar didapatlah data numerik berupa skor angket yang kemudian dihitung
rata-rata berdasarkan kategori yang telah ditentukan sebelumnya. Berdasarkan
penilian para pemelajar BIPA, disajikan data penilain buku ajar seperti berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
Tabel 4.15 Rekap Penilaian Produk Buku Ajar oleh Pemelajar BIPA
No Butir Penilaian Penilaian Responden Rerata Kategori
R 1 R 2 R 3 R 4
1 Kemudahan memahami
bahan ajar
4 4 4 4 4,00
Sangat
baik
2 Kesesuaian bahasa
dengan tingkat
perkembangan
kemampuan bahasa
pemelajar
4 4 3 4
3,75
Sangat
baik
3 Kejelasan instruksi
atau petunjuk-petunjuk
pembelajaran
4 4 3 4
3,75
Sangat
baik
4 Keterpaduan
keterampilan berbahasa
3 3 3 4 3,25
Baik
5 Keragaman topik 4 3 3 4 3,50
Sangat
baik
6 Kemudahan latihan 4 3 3 4 3,50
Sangat
baik
7 Penggunaan gambar,
tabel, diagram
4 3 3 4 3,50
Sangat
baik
8 Catatan Budaya 3 3 3 4 3,25
Baik
9 Penggunaan huruf dan
ukuran
4 2 3 3 3,00
Baik
10 Bentuk (ukuran) fisik
buku
4 4 4 4
4,00
Sangat
baik
Total Rerata 3,55
Berdasarkan penilaian terhadap produk buku ajar, analisis data penilaian produk
buku ajar oleh pemelajar dapat disajikan dalam diagram berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
Dari diagram tersebut dapat kita jelaskan sebagai berikut.
1. Hasil penilaian kemudahan memahami bahan ajar
Berdasarkan penilaian terhadap kemudahan memahami bahan ajar, didapat bahwa
empat responden memberikan angka 4 atau sangat baik. . Dari penghitungan
penilaian ini didapat rata-rata 4,00 atau berada dalam kategori sangat baik.yang
dapat diartikan bahwa bahan untuk membaca, mendengarkan, berbicara, menulis,
dan tata bahasa mudah dipahami oleh pemelajar.
2. Hasil penilaian kesesuaian bahasa dengan tingkat perkembangan kemampuan
bahasa pemelajar.
Berdasarkan penilaian terhadap kesesuaian bahasa dengan tingkat perkembangan
kemampuan bahasa pemelajar didapat bahwa satu responden memberikan nilai 3
atau baik dan tiga responden memberikan angka 4 atau sangat baik. Dari
penghitungan penilaian ini didapat rata-rata 3,75 atau berada dalam kategori
sangat baik yang dapat diartikan bahwa bahasa yang digunakan dalam materi ajar
sesuai dengan tingkat kemampuan bahasa pemelajar.
3. Hasil penilaian kejelasan instruksi atau petunjuk-petunjuk pembelajaran.
43,75 3,75
3,253,5 3,5 3,5
3,253
43,55
00,5
11,5
22,5
33,5
44,5
Diagram 4.16 Rekapitulasi Penilaian Kualitas Buku Ajar Keterampilan BIPA Terpadu Berbasis Autentisitas Untuk Tingkat
Lanjut oleh Ahli dan Pemelajar BIPA
Series 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
Berdasarkan penilaian terhadap kejelasan instruksi atau petunjuk-petunjuk
pembelajaran didapat bahwa satu responden memberikan nilai 3 atau baik dan
tiga responden memberikan angka 4 atau sangat baik. Dari penghitungan
penilaian ini didapat rata-rata 3,75 atau berada dalam kategori sangat baik yang
dapat diartikan bahwa instruksi dan petunjuk menggunakan bahasa yang mudah
dimengerti oleh pemelajar.
4. Hasil penilaian keterpaduan keterampilan berbahasa
Berdasarkan penilaian terhadap keterpaduan keterampilan berbahasa didapat
bahwa tiga responden memberikan nilai 3 atau baik dan satu responden
memberikan angka 4 atau sangat baik. Dari penghitungan penilaian ini didapat
rata-rata 3,25 atau berada dalam kategori baik yang dapat diartikan bahwa
keterampilan berbahasa membaca, mendengarkan, berbicara, menulis, disajikan
secara terpadu.
5. Hasil penilaian keragaman topik
Berdasarkan penilaian terhadap keragaman topik didapat bahwa dua responden
memberikan nilai 3 atau baik dan dua responden memberikan angka 4 atau sangat
baik. Dari penghitungan penilaian ini didapat rata-rata 3,50 atau berada dalam
kategori sangat baik yang dapat diartikan bahwa topik yang disajikan dalam buku
ajar ini sudah beragam.
6. Hasil penilaian kemudahan latihan.
Berdasarkan penilaian terhadap kemudahan latihan didapat bahwa dua responden
memberikan nilai 3 atau baik dan dua responden memberikan angka 4 atau sangat
baik. Dari penghitungan penilaian ini didapat rata-rata 3,50 atau berada dalam
kategori sangat baik yang dapat diartikan bahwa latihan-latihan yang disajikan
dalam buku ajar ini mudah bagi pemelajar.
7. Hasil penilaian penggunaan gambar, tabel, diagram
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
Berdasarkan penilaian terhadap penggunaan gambar, tabel, diagram didapat
bahwa dua responden memberikan nilai 3 atau baik dan dua responden
memberikan angka 4 atau sangat baik. Dari penghitungan penilaian ini didapat
rata-rata 3,50 atau berada dalam kategori sangat baik yang dapat diartikan bahwa
penggunaan gambar, tabel, dan diagram dapat membantu pemelajar dalam
meningkatkan pemahaman pada topik pelajaran.
8. Catatan Budaya
Berdasarkan penilaian terhadap catatan budaya didapat bahwa tiga responden
memberikan nilai 3 atau baik dan satu responden memberikan angka 4 atau sangat
baik. Dari penghitungan penilaian ini didapat rata-rata 3,25 atau berada dalam
kategori baik yang dapat diartikan bahwa catatan budaya membantu dapat
membantu pemelajar memahami topik pelajaran.
9. Penggunaan huruf dan ukuran
Berdasarkan penilaian terhadap penggunaan huruf dan ukuran didapat bahwa
satu responden memberikan nilai 2 atau tidak baik, dua responden memberikan
nilai 3 atau baik dan satu responden memberikan angka 4 atau sangat baik. Dari
penghitungan penilaian ini didapat rata-rata 3,00 atau berada dalam kategori baik
yang dapat diartikan bahwa catatan penggunaan huruf jens Cambria dengan
ukuran 11 mampu membantu pemelajar memahami bahan ajar. Namun demikian,
satu pemelajar menyarankan agar memperbesar ukuran huruf karena penggunaan
ukuran huruf menyulitkan dia yang sudah berumur cukup tua. Atas saran ini,
penulis tetap mempertahankan jenis huruf Cambria dengan ukuran 11.
10. Bentuk (ukuran) fisik buku
Berdasarkan penilaian terhadap bentuk ukuran fisik buku, didapat bahwa empat
responden memberikan angka 4 atau sangat baik. . Dari penghitungan penilaian
ini didapat rata-rata 4,00 atau berada dalam kategori sangat baik yang dapat
diartikan bahwa ukuran standar 4 A sangat diterima oleh pemelajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
Dari data penilaian yang diberikan oleh para pemelajar BIPA, dapat
dihitung rerata angka penilaian terhadap buku ajar ini yaitu 3,55 yang berada pada
kategori sangat baik. Dengan demikian, dari penilaian kelayakan isi, kelayakan
penyajian, kelayakan bahasa, dan kelayakan grafik dapat dikatakan bahwa Buku
Ajar Keterampilan BIPA Terpadu Berbasis Autentisitas Untuk Tingkat Lanjut
layak untuk digunakan. Berdasarkan penilaian dan saran-saran yang diberukan
oleh pemelajar, penulis tidak banyak melakukan perbaikan produk atau prototipe.
Dengan demikian, prototipe Buku Ajar Keterampilan BIPA Terpadu Berbasis
Autentisitas Untuk Tingkat Lanjut sebagai produk akhir penelitian ini.
4.4 Pembahasan Produk
Produk akhir yang dihasilkan melalui penelitian ini disusun berdasarkan
masukan dari validator instrumen penelitian, para ahli dan pengajar BIPA dari
pemberian data awal analisis kebutuhan hingga penilaian akhir produk, dari
pemelajar BIPA mulai pemberian data awal analisis kebutuhan hingga uji coba
produk. Berdasarkan penilaian akhir dari para pengajar dan ahli BIPA, serta
pemelajar BIPA dikatakan bahwa Buku Ajar Keterampilan BIPA Terpadu
Berbasis Autentisitas Untuk Tingkat Lanjut layak untuk digunakan.
Dari hasil analisis penilaian terhadap produk buku ajar ini, ada beberapa
hal yang akan dibahas pada subbab ini.
4.4.1 Komponen Aspek Isi Produk Buku Ajar
Buku ajar ini dikembangkan untuk kebutuhan di kelas lanjut. Kompetensi
inti dan kompetensi dasar dikembangkan berdasarkan pada analisis kebutuhan
yang mengacu pada kompetensi yang ada di SKL BIPA, buku ajar Sahabatku
Indonesia. Kompetensi ini kemudian dijabarkan dalam kompetensi dasar sebagai
dasar pengembangan bahan ajar. Bahan ajar terdiri atas 4 keterampilan berbahasa,
membaca, mendengarkan, berbicara, dan menyimak, ditambah dengan tata bahasa
dan informasi budaya yang dikemas secara terpadu dalam setiap pelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
Komponen isi dalam buku ajar ini terdiri dari penentuan kompetensi dan
indikator yang dikembangkan dalam topik berdasarkan pada tema yang sesuai
dengan bidang sosial, akademik dan profesional. Topik ditentukan berdasarkan
analisis dokumen dari kurikulum SKL BIPA dan dari analisis kebutuhan oleh
pemelajar BIPA dan pengajar BIPA. Topik yang dikembangkan dari analisis
kebutuhan itu dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 4.17 Komponen Isi Buku Ajar Keterampilan BIPA Terpadu Berbasis
Autentisitas Untuk Tingkat Lanjut
No.
Pelajaran
Topik Materi Tata bahasa
Pelajaran 1 Sosial.
Pengentasan
Kemiskinan
• teks bacaan program
pengentasan
kemiskinan
• masalah sosial masa
kini
• teks menyimak
Kampung Pulo
• dampak sosial
• teks argumentasi
• tingkat pengangguran
• hari kesetiakawanan
sosial
- kosa kata istilah
khusus dalam
bidang sosial
- kosakata
idiomatik,
makna konotatif
dalam ragam
tulis maupun
lisan
- afiks me-kan
dan me-i
Pelajaran 2 Keragaman
Budaya
• teks bacaan hubungan
antarsuku bangsa
• pidato Jokowi tentang
keragaman budaya
• teks narasi
• suku bangsa di
Indonesia
- kosa kata istilah
khusus dalam
bidang budaya
- kosakata
idiomatik,
makna konotatif
dalam ragam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
tulis maupun
lisan
- kalimat pasif
persona dan di-
Pelajaran 3 Mutu Pendidikan • sistem pendidikan di
Indonesia
• sekolah rimba
• teks laporan
• biografi Ki Hajar
Dewantara
- kosa kata istilah
khusus dalam
bidang
pendidikan
- kosakata
idiomatik,
makna konotatif
dalam ragam
tulis maupun
lisan
- kalimat
majemuk
bertingkat
Pelajaran 4 Masalah Plastik • teks tentang masalah
platik dan ancaman
lingkungan
• kampung inovatif
pengelola sampah
• pro – kontra kantong
plastik
• teks prosedur
• Kampung Baduy
- kosa kata istilah
khusus dalam
bidang
kesehatan dan
lingkungan
- kosakata
idiomatik,
makna konotatif
dalam ragam
tulis maupun
lisan
- kalimat pasif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
dengan klausa
“yang”
Pelajaran 5 Kerukunan Agama • teks pidato
• ekspresi untuk
berpidato
• toleransi di Kampung
Sawah
• teks pidato
argumentasi
- kosa kata istilah
khusus dalam
bidang agama
dan budaya
- kosakata
idiomatik,
makna konotatif
dalam ragam
tulis maupun
lisan
- kata hubung
antar kalimat:
berkat,
lantaran, oleh
kerena itu,
dengan
demikian, dan
lain-lain
Pelajaran 6 Perkembangan
Media Teknologi
Informasi
• TIK bagi Desa
• tips menangkal berita
Hoak
• perkembangan TIK
saat ini
• pro kontra
penggunaan
teknologi
• teks opini
- kosa kata istilah
khusus dalam
bidang
teknologi
komunikasi
- kosakata
idiomatik,
makna konotatif
dalam ragam
tulis maupun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
lisan
- afiks pembentuk
kata benda ke-
an, dan -an
Pelajaran 7 Masalah Tenaga
Kerja
• Generasi Millenial
• Serbuan tenaga kerja
asing
• Teks anekdot
• Teks eksplanasi
• Peribahasa
- kosa kata istilah
khusus dalam
bidang ekonomi
- kosakata
idiomatik,
makna konotatif
dalam ragam
tulis maupun
lisan
- afiks pembentuk
kata benda per-
an, dan pen-an
Pelajaran 8 Teknologi
Pertanian
• inovasi teknologi
pertanian
• tanaman obat
• cerita sukses petani
muda
• museum tani
- kosa kata istilah
khusus dalam
bidang pertanian
- kosakata
idiomatik,
makna konotatif
dalam ragam
tulis maupun
lisan
- afiks campuran
Pelajaran 9 Hukuman Mati dan
Korupsi
• dialog wawancara
Presiden Jokowi
• kartun tentang kritik
sosial politik
- kosa kata istilah
khusus dalam
bidang politik
dan hukum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
• teks argumentasi
tentang hukum
- kosakata
idiomatik,
makna konotatif
dalam ragam
tulis maupun
lisan
- Kalimat pasif
diper-, diper-
kan, diper-i
Pelajaran 10 Terorisme • teks tentang terorisme
• radikalisme
• berita aktual tentang
terorisme
• pro kotra hukuman
mati untuk terorisme
- kosa kata istilah
khusus dalam
bidang politik
dan hukum
- kosakata
idiomatik,
makna konotatif
dalam ragam
tulis maupun
lisan
- afiks kompleks
Materi ajar ini disajikan dalam keterampilan berbahasa secara terpadu. Setiap
keterampilan berbahasa menampilkan topik yang sama sehingga pemelajar dapat
lebih memahami topik secara mendalam.
Berdasarkan penilaian oleh pengajar maupun pemelajar BIPA topik-topik
dalam buku ajar ini sudah sesuai dengan kebutuhan pemelajar di tingkat lanjut.
Materi yang ada di buku ini dapat dikatakan berguna dan sesuai dengan kebutuhan
pemelajar. Hal ini sesuai dengan pendapat Suharsono (2013) bahwa materi BIPA
adalah materi yang tepat guna dan fungsional yang dibutuhkan oleh pemelajar
sesuai dengan kebutuhan mereka (dalam Kusmiatun, 2016). Sesuai dengan hal itu,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
para penilai buku ini pun telah memberikan penilaian sangat baik terhadap
pemilihan materi dengan topik yang beragam dan kesesuaiannya dengan
kebutuhan pada tingkat lanjut.
Selain penentuan topik atau pengetahuan, komponen isi dalam buku ini
yang penting adalah keterampilan berbahasa. Empat keterampilan berbahasa
hendaknya disajikan secara berimbang dan terkait satu sama lain. Kegiatan atau
latihan dalam empat keterampilan ini dirancang menarik dan menantang bagi
pemelajar. Berikut ini kegiatan atau latihan berbahasa yang dirancang dalam buku
ini.
- Latihan membaca. Latihan membaca dalam buku ajar ini diarahkan untuk
memahami isi bacaan. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Hafni (1981)
esensi membaca adalah pemahaman (dalam Shadono, 2014). Pemahaman
bacaan dilakukan dengan berbagai kagiatan atau latihan, misalnya menjawab
pertanyaan tentang detail bacaan, menceritakan kembali, menjelaskan tema
atau pokok pikiran teks bacaan, menemukan fakta-fakta dalam bacaan,
memparafrasekan paragraf.
- Latihan mendengarkan. Kegiatan menyimak pada tingkat menengah ke atas
diarahkan pada kegiatan menyimak yang konsentratif, selektif, dan kritis
(Kusmiyatun, 2016). Kegiatan menyimak yang tercakup dalam buku ini
adalah: mencari ide pokok, mencari fakta-fakta, membedakan fakta dan opini,
menceritakan kembali, menarik kesimpulan.
- Latihan berbicara. Latihan berbicara diberikan sesudah latihan menyimak,
dan membaca (Shadono, 2016:85). Oleh karena itu, bahan untuk berbicara
bisa diambilkan dari bahan simakan atau teks bacaan. Kegiatan berbicara
dalam buku ini adalah: mengungkapkan gagasan berdasarkan ide pokok dari
teks dengaran, mendiskusikan topik dalam teks bacaan, membuat presentasi,
mengemukakan pendapat tentang solusi suatu permasalahan, mewawancarai
penutur asli, berdiskusi masalah pro-kontra, mendeskripsikan gambar, kartun,
karikatur, menceritakan kembali teks anekdot, berpidato, membuat roleplay,
berdebat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
- Latihan menulis. Latihan menulis ditempatkan di akhir setiap pelajaran.
Menulis merupakan keterampilan yang menguatkan keterampilan berbahasa
yang lainnya serta pengetahuan kebahasaanya. Makin tinggi tingkat
berbahasa pemelajar makin kompleks pula tulisannya (Kusmiyatun,2016:
67). Latihan menulis dalam buku ini diarahkan untuk menghasilkan tulisan
dalam beberapa jenis teks, di antaranya adalah: menulis teks argumentasi,
menulis narasi, menulis laporan hasil kegiatan wawancara, menulis prosedur
tentang pengelolaan sampah, menulis pidato, menulis opini, menulis teks
ekplanasi.
Latihan-latihan yang dirancang dalam buku ajar ini ditujukan bagi kemampuan
berbahasa tingkat lanjut. Latihan-latihan ini dirancang seautentik mungkin agar
sesuai dengan kebutuhan keterampilan berbahasa di tingkat lanjut. Dari hasil
penilaian dari para ahli, latihan-latihan dalam buku ajar ini dipandang sudah
memenuhi keautentikan latihan untuk tingkat lanjut.
4.4.2 Komponen Aspek Penyajian Buku Ajar
Aspek yang dimintakan penilaian dan masukan dari pengajar dan
pemelajar BIPA adalah keterpaduan keterampilan berbahasa, konsistensi
sistematika penyajian perunit, penyajian latihan atau kegiatan belajar, urutan
penyajian materi, kelengkapan informasi. Pembahasan komponen penyajian buku
ajar adalah sebagai berikut.
Tabel 4.18 Aspek Penyajian Buku Ajar
No Aspek Penyajian Buku
Ajar
Karakteristik Penyajian Penilaian
1 Keterpaduan keterampilan
berbahasa.
Keterampilan berbahasa
disajikan dalam satu pelajaran
dengan topik yang sama.
Sangat baik
2 Konsistensi sistematika
penyajian perunit
Sistematika buku ini diawali
dengan pertanyaan apersepsi
Sangat baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
untuk membawa pemelajar
pada topik yang akan dibahas.
Lalu disajikan bahan ajar
berupa teks bacaan dan
latihan, teks mendengarkan
dan latihan, bahan berbicara
dan latihan, bahan menulis
dan latihan, bahan tata bahaa
dan latihan, bahan catatan
budaya.
3 Penyajian latihan atau
kegiatan belajar.
Latihan disajikan secara
sistematis untuk tingkat lanjut
sehingga dapat memotivasi
pemelajar.
Latihan membaca:
- menjawab pertanyaan
bacaan
- menemukan fakta dalam
bacaan
- menceritakan kembali
- menentukan ide pokok
Latihan mendengarkan:
- menjawab pertanyaan
bacaan
- menemukan fakta dalam
bacaan
- menceritakan kembali
- menentukan ide pokok
Latihan berbicara:
- menyampaikan pendapat
Sangat baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
atau gagasan
- mempresentasikan topik
- berdiskusi
- melakukan wawancara
- roleplay
- menceritakan gambar
Latihan menulis:
- menulis teks
4 Urutan penyajian materi Materi diurutkan dari topik
yang dari topik yang mudah
dipahami sampai topik yang
kompleks
Sangat baik
5 Kelengkapan informasi Informasi yang disjikan
dalam buku ini terdiri dari :
- berita dari media masa tulis
- opini dari penulis dari
sumber di internet.
- berita dari media masa TV
dan radio
- menggunakan beberapa
tabel, diagram, dan hasil
dari jajak pendapat.
Sangat baik
Dari data tersebut dapat dibahas bahwa aspek penyajian dalam buku ajar ini
sangat baik. Keterampilan berbahasa sebagai materi pokok disajikan secara
terpadu dalam setiap pelajaran. Keterpaduan ini tetap disajikan secara ajeg dalam
setiap pelajaran sejumlah 10 pelajaran.
Berdasarkan penilian dari para pengajar dan para pemelajar, penulis
berkesimpulan bahwa aspek penyajian dalam buku ini tidak memerlukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
perbaikan. Artinya bahwa buku ini sudak dapat dikatakan layak dari aspek
penyajian.
4.4.3 Komponen Kelayakan Bahasa
Kelayakan bahasa dalam buku ajar ini memperhatikan aspek kesesuaian
bahasa dengan tingkat perkembangan kemampuan bahasa pemelajar, penggunaan
bahasa sesuai dengan kaidah kebahasaan, kebakuan istilah, dan kejelasan
instruksi atau petunjuk-petunjuk pembelajaran. Gambaran penilian oleh pengajar
terhadap kelayakan bahasa pada buku ajar ini adalah sebagai berikut.
Tabel 4.19 Tabel Aspek Kelayakan Bahasa
No Aspek Kebahasaan Karakteristik Penyajian Penilaian
1 Kesesuaian bahasa dengan
tingkat perkembangan
kemampuan bahasa
pemelajar
Menggunakan bahasa resmi
untuk berkomunikasi di
lingkungan sosial sehari-hari,
lingkungan profesional, dan
akademik yang sesuai dengan
kemampuan pemelajar tingkat
lanjut
Sangat baik
2 Penggunaan bahasa sesuai
dengan kaidah kebahasaan
Menggunakan penulisan ejaan
yang baik, penggunaan afiks
yang tepat, penggunaan struktur
kalimat yang baik.
Sangat baik
3 Kebakuan istilah Menggunakan kata-kata yang
baku sesuai dengan KBBI
Sangat baik
4 Kejelasan instruksi atau
petunjuk-petunjuk
pembelajaran
Menggunakan kalimat perintah
yang jelas dan mudah dipahami
pemelajar tingkat lanjut.
Sangat baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
Dari gambaran tersebut, bahasa yang digunakan dalam buku ajar ini adalah bahasa
yang resmi untuk digunakan di lingkungan sosial, di lingkungan pekerjaan,
maupun di lingkungan yang lebih tinggi lagi yaitu di lingkungan akademik.
4.4.4 Komponen Kelayakan Kegrafikan
Komponen kegrafikan mendapatkan perhatian lebih dari para penilai baik
pengajar maupun pemelajar. Para pemelajar dan pengajar mengharapkan bahwa
bahan ajar mempunyai tampilan yang baik dari segi tata letak, penggunaan huruf
dan ukuran, bentuk fisik buku, tampilan sampul, ilustrasi gambar. Berikut ini
karakteristik buku ajar setalah mendapatkan perbaikan dari pengajar dan
pemelajar BIPA
Tabel 4.20 Tabel Aspek Kelayakan Kegrafikan
No Aspek Kegrafikan Karakteristik Penyajian Penilaian
1 Tata letak Halaman judul tiap pelajaran
diletakkan pada halaman ganjil.
Nomor pelajaran diletakkan di
halaman awal disertai judul topik
dan foto yang mewakili topik
pelajaran.
Daftar kosakata diletakkan di
dalam kotak.
Sangat baik
2 Penggunaan huruf dan
ukuran
Menggunakan jenis huruf
Cambria dengan ukuran 11. Spasi
1,5
Sangat baik
3 Ukuran fisik buku Menggunakan ukuran A4 (210
mm x297 mm)
Sangat baik
4 Sampul buku Menggunakan warna dasar coklat
dan putih dengan latar belakang
motif batik, disertai gambar yang
menunjukkan keragaman budaya
Sangat baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
di Indonesia.
Sampul belakang mengunakan
tampilan sama sampul depan
tetapi disertai gambar Tugu Jogja
sebagai simbol budaya dan ikon
kota Jogja.
5 Ilustrasi gambar dan
grafik
Gambar ditempatkan setiap
halaman judul. Beberapa gambar
ditempatkan di halaman latihan
berbahasa.
Sangat baik
Aspek yang penting dalam buku ini adalah sampul buku dan ukuran buku.
Sampul buku dibuat semenarik mungkin agar menarik minat pengguna buku.
Selain itu penggunaan warna dan ilustrasi gambar juga penting untuk
diperhatikan.
Aspek ukuran buku juga mendapat perhatian lebih. Ukuran buku adalah
awal dari perencanaan aspek-aspek kegrafikan lainnya. Dalam penelitian ini,
ukuran buku mengikuti standar ukuran kertas yang ditetapkan oleh International
Organization for Standardization (ISO). Walaupun ISO membagi ukuran standar
tersebut menjadi beberapa bagian yaitu ukuran A, B, dan C, untuk bahan ajar
ditetapkan menggunakan ukuran A4 (210 x 297 mm) yang merupakan salah satu
ukuran umum bahan ajar di Indonesia (Arumdyahsari, 2016: 831).
Aspek penggunaan huruf dan ukuran huruf dinilai sangat baik. Buku ajar
ini meggunakan jenis huruf Cambria 11 untuk semua isi, untuk judul pelajaran
menggunakan jenis huruf Cambria ukuran 14. Penggunaan Cambria dengan
ukuran 11 dan spasi 1,5 dirasa cukup baik karena dengan ukuran tersebut
membuat jumlah halaman di buku ini cukup banyak yaitu 157 halaman bolak-
balik. Jumlah halaman ini cukup banyak untuk ukuran sebuah buku teks karena
tidak terlalu tebal dan tidak terlalu tipis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
Aspek lainnya adalah ilustrasi. Ilustrasi diharapkan dapat membantu
pemahaman terhadap bahan ajar dan juga menarik motivasi (Sitepu, 2012).
Ilustrasi dalam buku ajar ini menggunakan foto, gambar kartun, diagram, tabel.
Beberapa gambar berfungsi sabagai bahan ajar, beberapa gambar berfungi sebagai
ilutrasi yang memperkuat pemahaman terhadap bahan ajar. Sebagai ilustrasi,
gambar diletakkan didekat teks bahan ajar agar ada hubungan antara gambar dan
teks bahan ajar. Untuk membuat gambar menjadi menarik dan memotivasi,
gambar dibuat berwarna.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
BAB V
PENUTUP
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, kesimpulan penelitian
terhadap Buku Ajar Keterampilan BIPA Terpadu Berbasis Autentisitas Untuk
Tingkat Lanjut dapat dijabarkan sebagai berikut.
1. Hasil analisis kebutuhan terdiri dari (1) hasil analisis kebutuhan terhadap
pembelajar BIPA (2) hasil analisis kebutuhan terhadap pengajar dan
pengembang bahan ajar BIPA (3) hasil analisis kebutuhan terhadap dokumen
BIPA, dan (4) hasil analisis observasi kelas. Dari hasil analisis kebutuhan
dapat disimpulkan sebagai berikut.
a. Tujuan belajar BIPA pada tingkat lanjut ini adalah mampu menggunakan
bahasa untuk berkomunikasi secara langsung dengan penutur bahasa
Indonesia dalam ranah atau untuk kepentingan di lingkup sosial,
profesional dan akademis, dalam konteks situasi formal maupun
informal.
b. Kompetensi berbahasa diarahkan untuk: memahami berbagai teks yang
dibaca maupun diperdengarkan yang mengandung makna tersurat maupun
tersirat, menggunakan bahasa Indonesia secara lancar dan spontan untuk
kepentingan di lingkungan sosial, di bidang akademik, dan profesional
dalam konteks situasi formal dan nonformal, menghasilkan berbagai teks
untuk mengungkapkan gagasan, pikiran secara efektif dalam lingkungan
sosial, akademik dan profesional.
c. Kompetensi dasar yang dibutuhkan: mengungkapkan gagasan secara
spontan dan fasih di ranah sosial, akademik dan profesional,
menyimpulkan informasi dengan tepat dan menyampaikan kembali pokok
pikiran tertentu topik-topik yang berhubungan dengan ranah sosial,
akademik, dan profesional, menulis esai berupa laporan, deskripsi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
d. eksposisi maupun argumentasi, memahami makna tersurat dan tersirat
diskusi, wawancara dan berita dari acara di tv, radio, video.
e. Topik yang diusulkan: politik, ekonomi, kebudayaan, sosial, pertahanan
keamanan, perdagangan, lalu pendidikan, seni sastra, hukum, pariwisata,
agama, teknologi informasi dan komunikasi, kesehatan dan olah raga,
hubungan internasional.
f. Jenis teks yang dipilih oleh responden adalah teks laporan dari berita di
koran atau TV, teks argumentasi, teks deskripsi, teks eksposisi, dan sedikit
memilih teks narasi dan teks prosedur.
g. Latihan atau tugas yang sangat diharapkan: diskusi, mewawancarai,
presentasi, role play, memecahkan masalah.
h. Sumber bahan ajar dapat berasal dari koran, buku, majalah, internet, kartun
kemudian foto, gambar dan poster.
i. Cakupan kebahasaan:
- kalimat majemuk bertingkat
- kalimat pasif dengan klausa “yang” dalam kalimat tanya.
- kata hubung: berkat, lataran, di samping itu, selain itu, dan lain-lain.
- afiks ter- : dapat di- atau tidak sengaja.
- afiks ke-an pembentuk kata benda
- afiks se-nya
- afiks me-kan dan me-i
- kosakata baku dan tidak baku
- kata konotatif
- afiks per-an dan pen-an
- afiks memper-, memper-i, dan memper-kan.
- istilah dalam ranah sosial, akademik, dan profesional.
- kata idiom dan majas dalam sastra
- ungkapan dalam berpidato
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
2. Silabus atau garis besar isi buku adalah panduan dalam merancang prototipe
buku ajar. Secara garis besar silabus atau garis besar isi buku terdiri atas: (1)
rumusan kompetensi inti, (2) rumusan kompetensi dasar, (3) rumusan indikator
capaian pada setiap keterampilan berbahasa, (4) topik pelajaran, (5) jenis teks
membaca maupun mendengarkan (teks visual dan audiovisual), (6) kegiatan
atau latihan keterampilan berbahasa, (7) sumber bahan ajar, (8) unsur
kebahasaan, (9) alokasi waktu, (10) catatan budaya.
3. Prototipe atau bentuk awal buku ajar dikembangkan berdasarkan silabus atau
rancangan garis besar isi buku. Rancangan buku ajar terdiri atas: (1) sampul
depan, (2) halaman judul, (3) kata pengantar, (4) daftar isi, (5) garis besar isi
buku, (6) isi buku ajar, (7) daftar sumber, (8) daftar teks mendengarkan (9)
transkrip teks mendengarkan. Prototipe atau bentuk awal buku ajar ini
dikembangkan berdasarkan prinsip autentisitas dan keterpaduan bahan ajar.
4. Penilaian terhadap bentuk awal buku ajar didasarkan pada 4 aspek kelayakan
buku ajar, yaitu kelayakan isi, kelayakan penyajian buku, kelayakan bahasa,
dan kelayakan grafik. Aspek kelayakan isi mendapat nilai 3.81 yang berada
pada kategori sangat baik. Aspek kelayakan penyajian buku mendapat
penilaian 3.80 yang berada pada kategori sangat baik. Aspek kebahasaan
mendapat nilai 3.78 yang berada pada kategori sangat baik. Aspek kegrafikan
mendapat nilai 3.63 yang berada pada kategori sangat baik. Dari penilaian ini
maka bentuk awal buku atau prototipe buku ajar dapat diakatakan layak untuk
diujicobakan. Namun demikian, ada beberapa perbaikan yang diperlukan
sebelum diujicobakan. Perbaiakan tersebut lebih banyak pada aspek penyajian
dan aspek kegrafikan.
a) Perbaikan tata letak dan penulisan ejaan.
b) Penambahan beberapa latihan memahami bacaan di pelajaran 1 dan
mendengarkan pada pelajaran 5.
c) Penambahan gambar untuk mendukung teks bacaan di pelajaran 2,
pelajaran 4, pelajaran 8.
d) Mengganti teks catatan budaya di pelajaran 4 dengan teks tentang
Kampung Baduy.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
e) Mengganti sampul buku dengan warna yang lebih baik dan memberikan
nuansa budaya Indonesia.
5. Penilaian prototipe buku ajar oleh pemelajar dalam tahap uji coba didasarkan
pada 10 aspek kelayakan buku.
a) Kemudahan memahami bahan ajar
b) Kesesuaian bahasa dengan tingkat perkembangan kemampuan bahasa
pemelajar
c) Kejelasan instruksi atau petunjuk-petunjuk pembelajaran
d) Keterpaduan keterampilan berbahasa
e) Keragaman topik
f) Kemudahan latihan
g) Penggunaan gambar, tabel, diagram
h) Catatan Budaya
i) Penggunaan huruf dan ukuran
j) Bentuk (ukuran) fisik buku
Dari penilaian oleh pemelajar BIPA didapatkan nilai rata-rata 3.55 yang
berada pada kategori sangat baik. Tidak ada saran yang sangat mendesak
oleh pemelajar BIPA sehingga buku ajar hasil ujicoba dinyatakan layak
untuk digunakan secara umum.
5.2 Saran
1. Para pengajar sebelum menggunakan buku ajar sebaiknya memperhatikan
silabus atau garis besar isi buku untuk mempelajari kompetensi apa yang
diharapkan oleh buku ini. Pengajar juga perlu memperhatikan urutan
pengajaran bahan-bahan yang ada dalam buku ajar ini. Sebaiknya pengajar
mengajarkan secara utuh setiap materi keterampilan berbahasa. Selain materi
ajar tulis, buku ini juga menyediakan materi rekaman. Hendaknya pengajar
menyediakan perangkat pemutar rekaman sehingga pmbelajaran dapat berjalan
lancar dan utuh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
2. Buku Ajar Keterampilan BIPA Terpadu Berbasis Autentisitas Untuk Tingkat
Lanjut ini dapat menjadi contoh bagaimana menyajikan bahan ajar yang utuh
dan terpadu. Hal ini mengingat bahwa kebutuhan materi ajar pada tingkat
lanjut cepat berubah sesuai dengan kebutuhan dan aktualitas materi ajar.
Pengajar dapat saja membuat materi pelengkap yang sesuai dengan kebutuhan
pemelajar, namun materi hendaknya dikembangkan secara utuh dan terpadu.
Artinya materi ajar tidak terpisah hanya membaca saja atau mendengarkan saja
tetapi empat keterampilan dan tata bahasanya dikembangkan dalam satu topik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
DAFTAR PUSTAKA
Arumdyahsari, Sheilla, dan Widodo Hs, Gatut Susanto. (2016). ”Pengembangan
Bahan Ajar BIPATingkat Madya” dalam Jurnal Pendidikan: Teori,
Penelitian dan Pengembangan. Vol. 1 no. 5. Mei Tahun 2016. Hal. 828
- 834
Badrus Siroj, Muhammad. (2015). “ Pengembangan Model Integratif Bahan Ajar
Bahasa Indonesia Ranah Sosial Budaya Berbasis ICT bagi Penutur Asing
Tingkat Menengah” dalam Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia. Vol. 4. No. 1.
Berardo, Sacha Anthony. (2016). “The Use of Authentic Material in Teaching of
Reading” dalam The Reading Matrix. September Vol. 6, No. 2.
Berjandi, Parvis dan Hossein Ahmadi. (2013). “Authenticity in Second Language
Assesment: A Social-Constructivist Perspective” dalam Advances in
Asian Social Science (AAS). Vol. 4, No. 3. United States: World Science
Publisher.
Caixia, Hu dan Hui He. (2013). “Communicative-Autonomous Teaching: an
innovation in China” dalam Theory and Practice in Language
Studies. Vol. 3. No. 10. Finlandia: Academy Publisher
Celce-Murcia, M., Dornyei, Z., & Thurrell, S. (1995). A pedagogical framework
for communicative competence: A pedagogically motivated model with c
content specifications. Issues in Applied Linguistics, 6, 5–35.
Depdiknas. (2008). Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Depdiknas.
Guariento, Willian dan John Morley. (2001). Text and Task Authenticity in EFL
Classroom” dalam EFL Journal. Vol 5. No. 4. United States: Oxford
University.
Hoed, Benny H. (1995). Kerjasama Antarpemerintah dan Antarlembaga untuk
Pengembangan BIPA. Makalah Kongres BIPA 1995 Fakultas Sastra
Universitas Indonesia Jakarta.
Iskandawassid dan Sunendar. (2009). Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Karmin, Y. (2001). Mengembangkan Kurikulum BIPA. IALF Bali.
Kurniasih, Dwi dan Siti Isnainah. (2019). “Penerapan Bahan Ajar Bahasa
Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) “Sahabatku Indonesia” Tingkat
Dasar di IAIN Surakarta”. Dalam Jurnal Bahasa Indonesia bagi Penutur
Asing. Volume 1 Number 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
Kusmiyatun, Ari. (2016). Mengenal BIPA dan Pembelajarannya. Yogyakarta: K
Media.
Margono. (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Moleong, Lexy J. (1989). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Karya.
Muliastuti, Liliana. (2011).”Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia Bagi
PenuturAsing (BIPA)” dalam Jurnal Bahasa dan Sastra, (26-40).
_____. (2017). Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing Jakarta: Yayasan Pustaka
Obor.
Mustakim. (2003). Peranan Unsur Sosial Budaya dalam Pengajaran BIPA. Dalam
Nyoman Proseding Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia
bagi Penutur Asing IV. Denpasar. Indonesia. IALF Riasa dan Danise Finney
(Editor).
Nation, Paul dan Azusa Yamamoto. (2012). Applying The Four Strands to
Language Learning. Dalam International Journal of Innovation in English
Language Teaching. Vol 1. Number 2.
Nunan, David. (2004). Task Based Language Teaching. New York: Cambridge
University.
Nurgiyantoro, Burhan. (2011). Penilian Otentik dalam Pembelajaran Bahasa.
Yogyakarta: Gajahmada University Press.
PPSDK. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2016). Buku BIPA Sahabatku
Indonesia. Jilid A1. A2, B1. B2. C1. C2
Pranowo. (2014). Teori Belajar Bahasa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Prastowo, Andi. (2014). Pengembangan Bahan Ajar Tematik. Jakarta: Kencana
Prenadamedia Grup
Reehari, Pusuluri. (2012). “Communicative Language Teaching: Possibilities and
Problems”dalam English Language Teaching. Vol. 5, No. 12. Canada:
Centre of Science and Education.
Richard, Jack dan Theodore Rodgers. (2001). Methods in Language Teaching.
New York: Cambridge University.
Richard, Jack C. (2001). Curriculum Development in Language Teaching.
Amerika: Cambridge University.
______. (2006). Comunicative Language Teaching Today. New York:
Cambridge University
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
Sadhono, K dan Slamet, St. Y. (2014). Pelajaran Keterampilan Berbahasa
Indonesia. Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sanjaya, Wina. (2013). Penelitian Pendidikan: Jenis, Metode dan Prosedur.
Jakarta: Kencana Prenada Media Grup
Sekiziyivu, Samuel dan Christopher Mugimu. (2017). “Communicative Language
Teaching Strategy for German as A Foreign Language in Uganda”
dalam Journal of Language Teaching and Research. Vol. 8. No 1.
Soewandi, A.M. (1994). Pengajaran Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Asing:
Tujuan, Pendekatan, Bahan Ajar, dan Pengurutannya. KIPBIPA
UKSW: Salatiga.
Sudaryanto. (1993). Metode dan Aneka Tehnik Analisis Bahasa: Pengantar
Penelitian Wahana Kebudayaan secara Linguistik. Yogyakarta : Duta
Wacana University Press.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
_____. (2014). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
_____. (2015). Metode Penelitian dan Pengembangan Research and Development
untuk Bidang: Pendidikan, Manajemen, Sosial, Teknik. Bandung:
Alfabeta.
Suprihatin, Agnes (2015). Pengembangan Bahan Ajar Membaca Pembelajaran
Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing (BIPA) Tingkat Intermediate. Tesis.
Pasaca Unisma Malang: tidak diterbitkan
Suyitno, Imam. (2010). “Pengembangan Materi Pembelajaran BIPA Berdasarkan
Tujuan Belajar Pelajar Asing” dalam Pidato Pengukuhan Guru Besar
dalam Bidang Pengajaran Bahasa Indonesia. Universitas Negeri Malang,
______. (2017). Norma Pedagogis Pembelajaran BIPA. Deskripsi Teoretis dan
Hasil Kajian Empiris. Bandung: PT Refika Aditama
Wen Wu. (2008). “Misunderstanding of Communicative Language Teaching”
dalam English Teaching Language Journal. Vol. 1. No 1
Widharyanto, B. (2003). “Dimensi Autentisitas dalam Pembelajaran BIPA” dalam
Nyoman Riasa dan Denise Finney (eds). Prosiding Konferensi
Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing IV
(KIPBIPA IV). Denpasar: IALF Bali.
_____. (2016). “Autentisitas di dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia” Makalah
pada Seminar Nasional Bahasa dan Sastra Indonesia “Mengenang Kiprah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
J.S. Badudu dalam Pengembangan Bahasa Indonesia”. Bandung: Fakultas
Ilmu Budaya Universitas Padjajaran.
Widoyoko, S. Eko Putro. (2015). Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
LAMPIRAN-LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
ANGKET KEBUTUHAN PEMBELAJAR
TERHADAP BUKU AJAR KETERAMPILAN BIPA TERPADU
BERBASIS AUTENTISITAS UNTUK TINGKAT LANJUT
Survey of Student Needs
For Developing of Integrated Indonesian Language Skill Book For Foriegn
Speaker
Based On Authenticity For Advanced Level
Nama Pembelajar Name : ...
Tempat Asal Place of Origin : ...
Pekerjaan, Ocupation : ...
Tingkat Kemampuan Berbahasa Current Level of Indonesian : ...
Petunjuk Instruction
Kuesioner ini bertujuan untuk mendapatkan data kebutuhan pembelajar asing
terhadap keterampilan berbahasa Indonesia pada tingkat lanjut. Tidak ada
jawaban benar atau salah, jadi mohon berikan jawaban apa adanya.
This questionnaire is intended to get foreign learners needs data of Indonesian
language skills at an advanced level. There is no right or wrong answer, so please
provide the answer as it is.
1. Tuliskan nama Anda, tempat asal Anda dan kemampuan bahasa Indonesia
Anda saat ini. (Write your name, place of origin, and your current
Indonesian level).
2. Berilah tanda √ untuk memilih jawaban yang menurut Anda sesuai
dengan yang Anda pikirkan. (please tick √ under the colum that mathches
your answer according the following scale: )
1 : sangat tidak setuju (strongly disagree)
2 : tidak setuju (disagree)
3 : setuju (agree)
4 : sangat setuju (strongly agree)
3. Jika ada pertanyaan yang meminta Anda untuk memberikan jawaban
lainnya, silakan tuliskan jawaban Anda pada tempat jawaban yang telah
tersedia! (please write your answer in the space provided if required by
the question)
Contoh:
Lainnya, yaitu ............. (berisi jawaban)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
Butir
Nomor
Pertanyaan Pilihan Jawaban
1
2 3 4
Tujuan Belajar Bahasa Indonesia
1 Tujuan belajar bahasa Indonesia adalah
supaya Anda lancar berkomunikasi
dengan penutur asli.
The goal of learning Indonesian is you
are able to communicate fluently and
effortlesly with native speakers.
2 Anda memerlukan kemampuan
berbahasa untuk dapat menggunakan
bahasa secara fleksibel dan efektif untuk
tujuan:
You need language competency to be
able to communicate flexibly and
effectifly for... purposes.
a. sosial social,
a. akademis academic
b. profesional professional.
3 Jika Anda menjawab setuju atau sangat
setuju, sebutkan tujuan belajar Anda
secara khusus
Please, mention your specifics purposes
in
• Sosial : (social purposes)
...
...
• Akademis (academic purposes)
...
...
• Profesional (profesional purposes)
...
...
4 Anda perlu kemampuan menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
bahasa dalam situasi formal, misalnya:
berpidato, presentasi, mengikuti rapat,
mengikuti kuliah.
You need language competency to be
able to communicate in a formal
situation, eg formal speech, giving
presentation, formal meeting, lecturing
5 Anda perlu kemampuan menggunakan
bahasa dalam situasi informal misalnya
percakapan di kantor, percakapan di
tempat umum, .
You need language competency to be
able to communicate in a formal
situation, eg
conversation in office, confersation in
public area)
6 Untuk dapat memahami teks bacaan dan
juga dengaran dengan baik, Anda perlu
memahami berbagai jenis teks,
To be able to understand reading text
as well as listening text properly, you
need to understand different types of
text,
a. teks narasi, misalnya fiksi (narrative
text,eg fiction) )
b. teks laporan, misalnya berita di koran
atau TV (report text, news in tv or
magazine)
c. teks deskripsi (description text, eg
describing about object, place,
event)
d. teks argumentasi, misalnya opini di
surat kabar atau tv (argumentation
text, opinion in newspapaer or tv)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
e. teks prosedur (procedural text: eg )
f. teks eksposisi (exposition text,
article),
7 Anda perlu menguasai keterampilan
berbahasa:
You need to master the language skills:
a. membaca, (reading)
b. mendengarkan, (listening)
c. menulis (writing)
d. berbicara (speaking)
8 Empat keterampilan berbahasa perlu
dipadukan dengan bahan ajar untuk
berkomunikasi dalam kehidupan nyata
seperti berita dari TV, surat kabar,
laporan atau percakapan di radio atau
TV.
Those four language skills are need to
be combined with teaching materials to
communicate in real life situation, such
as news from TV, newspapers, reports
or conversations on radio or TV
Kompetensi Berbahasa
9 Anda perlu kemampuan untuk:
mengungkapkan gagasan
(mempresentasikan) secara spontan dan
fasih untuk tujuan sosial, akademik,
maupun profesional
You need language competncy to be
able to:
express the idea (presenting)
spontaneously and eloquently for social,
academic, and professional purposes
10 Anda perlu kemampuan untuk :
menyimpulkan informasi dengan tepat
dan menyampaikan kembali pokok
pikiran tertentu topik-topik yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
berhubungan dengan ranah sosial,
akademik, dan profesional.
You need language competncy to be
able to:
summarize the information
appropriately and relay the specific idea
of topics related to social, academic,
and professional fields.
11 Anda perlu kemampuan untuk :
menulis esai berupa laporan, deskripsi,
eksposisi maupun argumentasi dengan
topik-topik yang berhubungan dengan
ranah sosial, akademis dan profesional
You need language competncy to be
able to:
write essays in the form of reports,
descriptions, expositions and arguments
with topics related to the social,
academic and professional fields
12 Anda perlu kemampuan untuk :
menginterpretasi teks yang berhubungan
dengan topik-topik dalam ranah sosial,
akademis dan professional
You need language competncy to be
able to:
interpret texts related to topics in the
social, academic and professional fields
13 Anda perlu kemampuan untuk :
memahami berbagai jenis teks tulis
tanpa kesulitan, termasuk teks dengan
struktur dan bahasa yang kompleks
(lebih dari satu struktur), seperti buku
petunjuk, artikel ilmiah, dan karya sastra
You need language competncy to be
able to:
understand various types of written text
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
188
without difficulty, including complex
language and text (more than one
structure), such as manuals, scientific
articles, and literary works
14 Anda perlu kemampuan untuk :
memahami makna tersurat dan tersirat
diskusi, wawancara dan berita dari
acara di tv, radio, video dan film dengan
durasi minimal 5 menit.
You need language competncy to be
able to:
understand the explicit and implicit
meaning of the discussion, interview,
news from tv shows, radio, videos and
movies with a minimum duration of 5
minutes.
15 Anda perlu kemampuan untuk :
memahami berbagai komunikasi ragam
lisan yang berupa tuturan spontan yang
dihasilkan dengan tempo cepat
sebagaimana diujarkan penutur asli, baik
melalui media maupun bersemuka.
You need language competncy to be
able to:
understand the various of verbal
communications in the form of
spontaneous speech generated with a
fast tempo as native speakers expressed,
both through the media and face to face
communication.
16 Anda perlu menguasai tata bahasa
Indonesia dengan baik.
To be fluent in language you need to
master Indonesian grammar properly.
17 Anda perlu menguasai penggunaan
kosakata istilah khusus dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
189
ranah sosial, akademis, atau
profesional; kosakata idiomatik,
makna konotatif dalam ragam tulis
maupun lisan.
You need to master the use of a special
term vocabulary in the social, academic,
or professional fields; idiomatic
vocabulary, connotative meaning in
both writen and oral
Auntentisitas dalam Pembelajaran
18 Anda suka materi ajar yang diambil dari
teks komunikasi sehari-hari tanpa
dimodifikasi oleh guru
You like teaching materials taken from
the text of everyday communication
without being modified by the teacher
19 Materi ajar atau sumber ajar yang
autentik membantu Anda untuk
meningkatkan kemampuan Anda dalam
memahami isi bahan ajar dengan baik.
Authentic teaching materials or
resources will help you to understand
the content of the material well
20 Bahan ajar autentik berupa bahan ajar
visual yang berguna untuk pembelajaran
Anda.
Visual authentic teaching materials are
useful for your learning
a. Buku book
b. Majalah magazine
c. Koran newspaper
d. Internet internet
e. Foto photo
f. Gambar drawing
g. Poster poster
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
190
h. Komik kartun cartoon comic
i. Lainnya others:
........
21 Bahan ajar autentik berupa bahan ajar
audio-visual yang berguna untuk
pembelajaran Anda.
Audiovisual authentic teaching
materials are useful for your learning
a. Video (video)
b. Rekaman TV (tv recording)
c. Rekaman Radio (radio recording)
d. Video Lagu (Video clip music)
e. Film (film)
Lainnya: .......
22 Topik-topik di bawah ini berguna untuk
mengembangkan kemampuan berbahasa
Anda.
These topics below are useful for
developing your language skills
a. Hubungan International
(International Affair)
b. Kebudayaan (Cultural Issues or
event)
c. Seni dan sastra (Art and Literature)
d. Pariwisata (Tourisme)
e. Agama dan Norma (Religion and
Custom)
f. Kesehatan Masyarakat (Public
Health)
g. Pelayanan Umum (Public Services)
h. Masalah sosial (Social issues)
i. Pedidikan (Education )
j. Olah raga (Sport events)
k. Telekomunikasi dan Informatika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
191
(Information and Telecommunication
issues)
l. Masalah Politik Nasional (National
Political Issues)
m. Pertahanan dan Keamanan (Security
and Defence Policy)
n. Perdaganagan (Trade and
investment)
o. Masalah Ekonami (Economic Issues)
p. Masalah Hukum (Law Issues)
Lainnya: ............
............
23 Anda suka materi ajar yang topiknya
menampilkan kehidupan sosial-budaya
nyata di sekitar Anda.
You like teaching materials whose topics
feature real socio-cultural life around
you.
24 Materi ajar yang berisi topik-topik yang
relevan dengan kehidupan nyata dapat
meningkatkan wawasan dan
pengetahuan Anda
Teaching materials containing topics
that are relevant to real life can improve
your insights and knowledge
25 Tugas atau latihan apa yang Anda
sukai dalam pembelajaran bahasa.
What kind assignment do you like in
language learning
a. tugas-tugas tertulis writing
assignment
b. tugas berbicara secara langsung oral
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
192
performance assignment
26 Pengerjaan tugas apa yang Anda sukai
dalam pembelajaran bahasa.
How do you like to complete your
assignment?
a. secara mandiri individual work
b. secara berkelompok in a group work
27 Tugas atau latihan ini berguna untuk
mengembangkan kemampuan berbahasa
Anda.
These tasks or exercises are useful for
developing your language skills.
a. Role play or Simulation
b. Discussion
c. Presentation (including reporting
back)
d. Problem solving
e. Doing interview
f. Observation in the field
g. Comparing
h. Others Task
28 Bentuk tes atau evaluasi berupa
performansi lisan: presentasi, tanya-
jawab, simulasi, wawancara, adalah
bentuk evaluasi yang berguna untuk
menilai kemampuan berbahasa Anda.
Spoken test such as presentation,
question-answer, simulation, interview
are useful evaluation for assessing
your language skills.
Buku Ajar Keterampilan Babahasa
Indonesia
29 Anda memerlukan buku ajar bahasa
Indonesia yang berisikan keterampilan
berbahasa yang lengkap yang dapat
meningkatkan kemampuan berbahasa
Anda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
193
You need an Indonesian language
textbook that contains complete
language skills that can improve your
language skills.
30 Anda memerlukan buku ajar bahasa
Indonesia yang berisikan topik-topik
yang sesuai dengan kebutuhan Anda di
bidang profesioanal dan akademis.
You need an Indonesian language
textbook that contains topics that match
your needs in profesion and academics
area.
31 Anda memerlukan buku ajar bahasa
Indonesia yang berisikan latihan atau
tugas yang nyata sesuai dengan
kebutuhan Anda untuk meningkatkan
kemampuan berbahasa Anda.
You need an Indonesian textbook that
contains an exercise or task based on
your need to improve your language
skills
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
194
Instrumen 2. Pertanyaan Wawancara Kebutuhan untuk Pengajar BIPA
PANDUAN WAWANCARA KEBUTUHAN PEMBELAJAR
TERHADAP BUKU AJAR KETERAMPILAN BIPA TERPADU
BERBASIS AUTENTISITAS UNTUK TINGKAT LANJUT
Tanggal : ________________
Tempat : ________________
Pewawancara : ________________
Nara sumber : ________________
Pedoman wawancara ini berisi 36 pertanyaan tentang kebutuhan pembelajar
terhadap buku ajar keterampilan BIPA terpadu berdasarkan autentisitas untk
tingkat lanjut. Waktu wawancara akan berlangsung selama + 45 menit.
Pertanyaan
1. Secara umum apa tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran BIPA?
2. Kompetensi apa yang ingin dicapai pada tingkat lanjut ini?
3. Metode pengajaran apa yang Anda gunakan?
4. Apakah Anda menggunakan metode komunikatif dalam pembelajaran bahasa
Indonesia?
5. Untuk membantu kelancaran berbahasa apakah Anda juga mengajarkan tata
bahasa atau gramatikal?
6. Untuk dapat lancar berbahasa apakah Anda mengajarkan juga konteks situasi
berbahasa, misalnya menggunakan bahasa dalam situasi formal dan situasi
nonformal?
7. Jenis teks apa yang biasanya diajarkan pada kelas lanjut?
8. Keterampilan berbahasa apa saja yang diajarkan pada tingkat lanjut?
9. Apakah Anda mengajarkan keterampilan berbahasa secara terpadu?
10. Dalam mengajar apakah Anda memadukan aspek-aspek keterampilan
berbahasa dengan bahan ajar untuk berkomunikasi dalam kehidupan nyata
seperti berita dari TV, surat kabar, laporan atau percakapan di radio atau TV?
11. Kompetensi apa dalam mendengarkan yang hendak dicapai pada tingkat
lanjut?
12. Kompetensi apa dalam keterampilan membaca yang hendak dicapai pada
tingkat lanjut?
13. Kompetensi apa dalam keterampilan berbicara yang hendak dicapai pada
tingkat lanjut?
14. Kompetensi apa dalam keterampilan menulis yang hendak dicapai pada tingkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
195
lanjut?
15. Apakah Anda menggunakan bahasa yang autentik ketika berinteraksi di kelas?
16. Topik-topik apa yang Anda berikan di kelas lanjut?
17. Sumber-sumber ajar apa yang Anda gunakan di kelas?
18. Apakah ada kesulitan menghadirkan bahan ajar yang autentik di kelas?
19. Bahan ajar autentik yang berupa bahan ajar visual apa saja yang Anda hadirkan
di kelas?
20. Bahan ajar autentik yang berupa bahan ajar audio-visual apa saja yang Anda
hadirkan di kelas?
21. Media apa saja yang digunakan di kelas
22. Apakah Anda menghadirkan situasi formal mapun situasi nonformal
penggunaan bahasa?
23. Konteks situasi formal dan nonformal seperti apa yang dihadirkan di kelas?
24. Bentuk tugas atau latihan apa yang Anda berikan di kelas, tugas menulis atau
tugas berbicara secara langsung?
25. Cara pengerjaan tugas apa yang Anda lakukan di kelas, madiri atau
berkelompok?
26. Bentuk tugas autentik apa yang Anda berikan kepada pembelajar? (tipe tugas1,
2, 3 atau 4)
27. Apakah Anda mengitegrasikan tugas dan kegiatan berbahasa di kelas dan luar
kelas, dan bagaimana?
28. Apakah tugas-tugas yang diberikan relevan untuk diterapkan pada pemecahan
masalah dalam kehidupan sehari-hari pemebelajar BIPA?
29. Bagaimana bentuk tes yang Anda gunakan untuk mengevaluasi pembelajaran?
30. Apakah evaluasi berupa oral performance digunakan di kelas Anda?
31. Buku ajar seperti apa yang Anda gunakan saat ini?
32. Apakah buku ajar keterampilan BIPA terpadu dan menggunakan autentisitas
bahan dan kegiatan akan membantu meningkatkan pembelajaran di kelas
lanjut?
33. Secara umum apa harapan Anda terhadap bahan ajar BIPA untuk kelas lanjut?
34. Bagaimana sebaiknya urutan penyajian materi ajar dalam buku ajar BIPA?
35. Apakah media-media seperti kartun, anekdot, gambar, diagram, ilustrasi dan
foto dapat membantu kemudahan pemahaman pada pembelajar?
36. Apakah media-media seperti kartun, anekdot, gambar, diagram, ilustrasi dan
foto dapat memotivasi pembelajar?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
196
Instrumen 3. Pertanyaan Wawancara Kebutuhan untuk Pengembang Bahan
Ajar BIPA
PANDUAN WAWANCARA KEBUTUHAN PEMBELAJAR
TERHADAP BUKU AJAR KETERAMPILAN BIPA TERPADU
BERBASIS AUTENTISITAS UNTUK TINGKAT LANJUT
Tanggal : ________________
Tempat : ________________
Pewawancara : ________________
Nara sumber : ________________
Pedoman wawancara ini berisi 34 pertanyaan tentang kebutuhan pembelajar
terhadap buku ajar keterampilan BIPA terpadau berdasarkan autentisitas untk
tingkat lanjut. Waktu wawancara akan berlangsung selama + 45 menit.
Butir Pertanyaan
1. Secara umum apa tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran BIPA
terutama pada tingkat lanjut?
2. Kompetensi apa yang ingin dicapai pembelajar pada tingkat lanjut ini?
3. Metode atau pendekatan pengajaran apa yang Anda kembangkan di
lembaga Anda?
4. Apakah Anda menggunakan metode komunikatif dalam pengembangan
bahan ajar BIPA?
5. Dalam pengembangan bahan ajar apakah Anda juga mengembangkan
pengajaran tata bahasa atau gramatikal?
6. Dalam pengembangan keterampilan berbahasa apakah Anda mengajarkan
juga konteks situasi berbahasa, misalnya menggunakan bahasa dalam
situasi formal dan situasi non formal?
7. Jenis teks apa yang biasanya diajarkan pada kelas lanjut?
8. Keterampilan berbahasa apa yang dituntut pada tingkat lanjut?
9. Apakah dalam merancang bahan ajar Anda mengembangkan keterampilan
berbahasa secara terpadu?
10. Dalam pengembangan bahan ajar apakah Anda memadukan aspek-aspek
keterampilan berbahasa dengan bahan ajar untuk berkomunikasi dalam
kehidupan nyata seperti berita dari TV, surat kabar, laporan atau
percakapan di radio atau TV?
11. Kompetensi apa dalam mendengarkan yang hendak dicapai pada tingkat
lanjut?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
197
12. Kompetensi apa dalam keterampilan membaca yang hendak dicapai pada
tingkat lanjut?
13. Kompetensi apa dalam keterampilan berbicara yang hendak dicapai pada
tingkat lanjut?
14. Kompetensi apa dalam keterampilan menulis yang hendak dicapai pada
tingkat lanjut?
15. Apakah Anda menggunakan bahasa yang autentik atau melakukan
penyederhaan bahasa dalam pengembangan bahan ajar?
16. Topik-topik apa yang Anda kembangkan di kelas lanjut?
17. Sumber-sumber ajar apa yang Anda gunakan dalam pengembangan bahan
ajar?
18. Apakah ada kesulitan menghadirkan bahan ajar yang autentik di kelas?
19. Bahan ajar autentik yang berupa bahan ajar visual apa saja yang Anda
hadirkan di kelas?
20. Bahan ajar autentik yang berupa bahan ajar audio-visual apa saja yang
Anda hadirkan di kelas?
21. Media apa saja yang dikembangkan di kelas?
22. Apakah Anda menghadirkan situasi formal mapun situasi non formal
penggunaan bahasa?
23. Konteks situasi formal dan non formal seperti apa yang dihadirkan di
kelas?.
24. Bentuk tugas atau latihan apa yang Anda berikan di kelas, tugas menulis
atau tugas berbicara secara langsung?
25. Cara pengerjaan tugas apa yang Anda lakukan di kelas, individu atau
berkelompok?
26. Bentuk tugas autentik apa yang Anda kembangkan dalam bahan ajar?
27. Apakah Anda mengitegrasikan tugas dan kegiatan berbahasa di kelas dan
luar kelas?
28. Bagaimana bentuk tes yang Anda gunakan untuk mengevaluasi
pembelajaran?
29. Apakah evaluasi berupa oral performance digunakan dalam pembelajaran
di lembaga Anda?
30. Apakah buku ajar keterampilan BIPA terpadu dan menggunakan
autentisitas bahan dan kegiatan akan membantu meningkatkan
pembelajaran di kelas lanjut?
31. Secara umum apa harapan Anda terhadap bahan ajar BIPA untuk kelas
lanjut?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
198
32. Bagaimana sebaiknya urutan penyajian materi ajar dalam buku ajar BIPA?
33. Apakah media-media seperti kartun, anekdot, gambar, diagram, ilustrasi
dan foto dapat membantu kemudahan pemahaman pada pembelajar?
34. Apakah media-media seperti kartun, anekdot, gambar, diagram, ilustrasi
dan foto dapat memotivasi pembelajar?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
199
Instrumen 4.
PEDOMAN ANALISIS DOKUMEN PEMBELAJARAN BIPA
Berilah tanda centang (√) pada kolom YA atau TIDAK yang sesuai dengan
dokumen yang Anda amati.
Nama dokumen : ..
Penerbit :
No Pernyataan Ya Tidak Keterangan
1. Kurikulum/SKL BIPA
1 Kompetensi yang harus dicapai pada tingkat
lanjut menunjukkan kemampuan
mengungkapkan gagasan dan sudut pandang
pembelajar dalam topik yang beragam, topik
yang berkaitan dengan keprofesionalan, dan
topik akademik
2 Kompetensi yang harus dicapai pada tingkat
lanjut benar-benar mengarahkan pembelajar
untuk terampil berbahasa baik untuk
berbicara dan menulis maupun membaca
dan mendengarkan (produktif dan reseptif)
3 Kompetensi mendengarkan diarahkan agar
pembelajar mampu memahami program
televisi, siaran radio, video dan film, dan
sumber-sumber audio dengan mudah
4 Kompetensi membaca diarahkan agar
pembelajar mampu memahami artikel
khusus dan instruksi teknis yang panjang
yang berkaitan dengan kebutuhan di bidang
sosial, profesional dan akademis.
5 Kompetensi berbicara diarahkan agar
pembealajar mampu memformulasikan
gagasan dan pendapat dengan tepat dan
menyampaiakan pandangan mereka dalam
percakapan dengan orang lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
200
6 Kompetensi menulis diarahkan agar
pembelajar mampu menulis mengenai topik
yang rumit, sebuah esai, atau laporan yang
menekankan isu yang dianggap perlu
diketahui pembaca
7 Terdapat cakupan keterampilan berbahasa
mendengarkan, membaca, menulis dan
berbicara yang cukup dan berimbang untuk
tingkat lanjut
8 Terdapat cakupan kebahasaan yang luas
untuk meningkatkan keterampilan berbahasa
sesuai dengan kompetensi yang hendak
dicapai.
2. Buku Ajar BIPA
9 Kompetensi yang harus dicapai pada tingkat
lanjut menunjukkan kemampuan
mengungkapkan gagasan dan sudut pandang
pembelajar dalam topik yang beragam, topik
yang berkaitan dengan keprofesionalan, dan
topik akademik
10 Kompetensi yang harus dicapai pada tingkat
lanjut benar-benar mengarahkan pembelajar
untuk terampil berbahasa secara produktif
dan reseptif.
11 Kompetensi berbahasa diarahkan untuk
terampil berbahasa dalam konteks
penggunaan bahasa secara formal dan
informal
12 Terdapat cakupan keterampilan berbahasa
mendengarkan, membaca, menulis dan
berbicara yang cukup dan berimbang untuk
tingkat lanjut
13 Keterampilan berbahasa disajikan secara
terpadu tidak terpisah masing-masing
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
201
keterampilan
14 Terdapat cakupan kebahasaan yang luas
untuk meningkatkan keterampilan berbahasa
sesuai dengan kompetensi yang hendak
dicapai.
15 Materi kebahasaan disajikan secara terpadu
dengan materi keterampilan berbahasa
16 Bahasa yang digunakan dalam buku ajar
adalah bahasa yang autentik tanpa
penyederhanaan
17 Bahan ajar berupa teks bacaan dan dengaran
diambil langsung dari sumber yang autentik
18 Terdapat jenis teks yang variatif: narasi,
laporan, deskripsi, eksposisi dan
argumentasi
19 Terdapat bahan ajar visual yang autentik
20 Terdapat bahan ajar audiovisual yang
autentik
21 Terdapat topik-topik yang beragam sesuai
dengan kompetensi yang hendak dicapai
pada tingkat lanjut
22 Terdapat penugasan secara tertulis dan
secara langsung
23 Terdapat penugasan secara individu dan
kelompok
24 Terdapat bentuk-bentuk tugas yang autentik
25 Tugas-tugas relevan dengan konteks sosial
budaya penggunaan bahasa di luar kelas
26 Terdapat penilaian autentik berupa tes
performansi lisan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
202
Instrumen 5
LEMBAR OBSERVASI KELAS PEMBELAJARAN BIPA
Tempat observasi :
Nama Pengajar :
Nama Pemelajar :
Tingkatan kelas :
Topik Pelajaran :
Waktu observasi :
Berilah tanda centang (√) pada kolom YA atau TIDAK yang sesuai dengan
dokumen yang Anda amati.
No Pernyataan Ya Tidak Keterangan
Buku Ajar
1 Pengajar menggunakan buku ajar tertentu
2 Dalam buku ajar terdapat tujuan sesuai
dengan kompetensi yang hendak dicapai pada
tingkat lanjut
3 Buku ajar memiliki cakupan keterampilan
berbahasa.
4 Terdapat cakupan latihan berbahasa yang
cukup
5 Terdapat bentuk penilaian dalam buku ajar
Proses Pembelajaran
6 Pengajar menggunakan metode pengajaran
komunikatif dalam pembelajaran
7 Pengajar mengajarkan tata bahasa atau
gramatikal secara terpadu dalam pengajaran
keterampilan berbahasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
203
8 Pengajar mengajarkan bahasa dengan konteks
situasi penggunaan bahasa secara formal dan
informal
9 Pengajar menyajikan jenis teks tertentu di
kelas
Keterpaduan Keterampilan
10 Pengajar mengajarkan keterampilan
berbahasa secara terpadu
11 Pengajar memadukan aspek-aspek
keterampilan berbahasa dengan bahan ajar
untuk berkomunikasi dalam kehidupan nyata
seperti berita dari TV, surat kabar, laporan
atau percakapan di radio atau TV, dan lain-
lain.
Autententisitas
12 Pengajar menggunakan bahasa yang autentik
tanpa menyederhanakan bahasa
13 Pengajar menggunakan sumber-sumber bahan
ajar (buku, handout, modul) yang autentik di
kelas
14 Pengajar menyajikan topik yang sesuai
dengan tingkat penguasaan bahasa
pemebelajar
15 Pengajar menyajikan sumber bahan ajar
audiovisual di kelas
16 Pengajar menyajikan sumber bahan ajar audio
di kelas
17 Pengajar menggunakan media tertentu
(gambar, kartun, anekdot, diagram, ilustrasti,
foto) di kelas
18 Pengajar memberikan tugas-tugas autentik di
kelas
19 Pengajar memberikan tugas-tugas tertulis di
kelas
20 Pengajar memberikan tugas-tugas
berkomunikasi secara langsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
204
21 Pengajar memberikan tugas-tugas secara
individi.
22 Pengajar memberikan tugas-tugas kelompok.
23 Pengajar mengintegrasikan tugas-tugas di
kelas dengan kegiatan berbahasa yang nyata
di luar kelas
24 Pengajar melakukan penilaian pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI