KEJU_Donna Larissa K_13.70.0171_B1_UNIKA Soegijapranata

download KEJU_Donna Larissa K_13.70.0171_B1_UNIKA Soegijapranata

of 19

Transcript of KEJU_Donna Larissa K_13.70.0171_B1_UNIKA Soegijapranata

  • 8/16/2019 KEJU_Donna Larissa K_13.70.0171_B1_UNIKA Soegijapranata

    1/19

    Acara III

    KEJU

    LAPORAN RESMI PRAKTIKUMTEKNOLOGI PENGOLAHAN SUSU

    Disusun oleh:

     Nama: Donna Larissa Khuangga

     NIM: 13.70.0171

    Kelompok: B1

    PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGANFAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

    UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATASEMARANG

    2016 

  • 8/16/2019 KEJU_Donna Larissa K_13.70.0171_B1_UNIKA Soegijapranata

    2/19

  • 8/16/2019 KEJU_Donna Larissa K_13.70.0171_B1_UNIKA Soegijapranata

    3/19

     

    2

    2.  HASIL PENGAMATAN

    Hasil pengamatan karakteristik keju Ricotta dan Queso Blanco dapat dilihat pada Tabel

    1 dan Tabel 2.

    Tabel 1. Hasil Pengamatan Karakteristik Keju Ricotta 

    Kel. Bahan pH Tekstur Warna Aroma RasaB1 Susu sapi segar 5 + + + ++++B2 Susu full  cream cair 5,5 + + +++ ++B3 Susu skim cair 5,5 ++ +++ + +++B4 Susu skim + full  cream (1:1) 6 +++ ++ ++++ ++++B5 Susu skim + full  cream (1:2) 5,5 + + + +++

    Keterangan:Warna: Rasa:+ : putih + : tidak asin++ : putih kekuningan ++ : kurang asin+++ : kuning +++ : asin++++ : sangat kuning ++++ : sangat asin

    Aroma: Tekstur:+ : tidak beraroma + : cair++ : aroma susu ++ : kurang lembut+++ : aroma keju +++ : lembut++++ : sangat beraroma keju ++++ : keras 

    Pada Tabel 1, dapat dilihat bahwa perbedaan jenis susu yang digunakan mempengaruhi

    keju Ricotta yang dihasilkan. Ditinjau dari nilai pH, keju yang dibuat dari susu sapi segar

    memiliki pH sebesar 5. Keju yang dibuat dari susu  full cream cair, susu skim cair, serta

    campuran susu skim dan full cream (1:2) memiliki pH sebesar 5,5. Sementara keju yang

    dibuat dari campuran susu skim dan full cream (1:1) memiliki pH sebesar 6. Ditinjau dari

    segi tekstur, keju yang dibuat dari susu sapi segar, susu full cream cair, serta campuran

    susu skim dan  full cream (1:2) memiliki tekstur yang cair. Keju yang dibuat dari susu

    skim cair memiliki tekstur yang kurang lembut. Sementara keju yang dibuat dari

    campuran susu skim dan full cream (1:1) memiliki tekstur yang lembut. Ditinjau dari segi

    warna, keju yang dibuat dari susu sapi segar, susu  full cream cair, serta campuran susu

    skim dan  full cream (1:2) memiliki warna putih. Keju yang dibuat dari campuran susu

    skim dan full cream (1:1) memiliki warna putih kekuningan. Sementara keju yang dibuat

    dari susu skim cair memiliki warna kuning. Ditinjau dari segi aroma, keju yang dibuat

    dari susu sapi segar, susu skim cair, serta campuran susu skim dan full cream (1:2) tidak

  • 8/16/2019 KEJU_Donna Larissa K_13.70.0171_B1_UNIKA Soegijapranata

    4/19

    3

     beraroma. Keju yang dibuat dari susu full cream cair beraroma keju. Sementara keju yang

    dibuat dari campuran susu skim dan full cream (1:1) sangat beraroma keju. Ditinjau dari

    segi rasa, keju yang dibuat dari susu full cream cair memiliki rasa kurang asin. Keju yang

    dibuat dari susu skim cair dan campuran susu skim dan  full cream (1:2) memiliki rasa

    asin. Sementara keju yang dibuat dari susu sapi segar dan campuran susu skim dan  full

    cream (1:1) memiliki rasa sangat asin.

    Tabel 2. Hasil Pengamatan Karakteristik Keju Queso Blanco 

    Kel Bahan pH Tekstur Warna Aroma RasaB1 Susu sapi segar 5,5 +++ + + +++B2 Susu full  cream cair 6 +++ ++ ++++ ++++

    B3 Susu skim cair 6 +++ ++ ++++ +++B4 Susu skim + full  cream (1:1) 5,5 ++ ++ +++ ++B5 Susu skim + full  cream (1:2) 6 +++ ++ +++ ++

    Keterangan:Warna: Rasa:+ : putih + : tidak asin++ : putih kekuningan ++ : kurang asin+++ : kuning +++ : asin++++ : sangat kuning ++++ : sangat asin

    Aroma: Tekstur:+ : tidak beraroma + : cair

    ++ : aroma susu ++ : kurang lembut+++ : aroma keju +++ : lembut++++ : sangat beraroma keju ++++ : keras 

    Pada Tabel 2, dapat dilihat bahwa perbedaan jenis susu yang digunakan mempengaruhi

    keju Queso Blanco yang dihasilkan. Ditinjau dari nilai pH, keju yang dibuat dari susu

    sapi segar dan campuran susu skim dan  full cream (1:1) memiliki pH sebesar 5,5.

    Sementara keju yang dibuat dari susu full cream cair, susu skim cair, serta campuran susu

    skim dan full cream (1:2) memiliki pH sebesar 6. Ditinjau dari segi tekstur, sebagian besar

    keju yang dihasilkan memiliki tekstur yang lembut, namun keju yang dibuat dari

    campuran susu skim dan full cream (1:1) memiliki tekstur yang kurang lembut. Ditinjau

    dari segi warna, sebagian besar keju yang dihasilkan memiliki warna putih kekuningan,

    namun keju yang dibuat dari susu sapi segar memiliki warna putih. Ditinjau dari segi

    aroma, keju yang dibuat dari susu sapi segar tidak beraroma. Keju yang dibuat dari

    campuran susu skim dan full cream beraroma keju. Sementara keju yang dibuat dari susu

     full cream cair dan susu skim cair sangat beraroma keju. Ditinjau dari segi rasa, keju yang

    dibuat dari campuran susu skim dan  full cream memiliki rasa kurang asin. Keju yang

  • 8/16/2019 KEJU_Donna Larissa K_13.70.0171_B1_UNIKA Soegijapranata

    5/19

    4

    dibuat dari susu sapi segar dan susu skim cair memiliki rasa asin. Sementara keju yang

    dibuat dari susu full cream cair memiliki rasa sangat asin.

  • 8/16/2019 KEJU_Donna Larissa K_13.70.0171_B1_UNIKA Soegijapranata

    6/19

  • 8/16/2019 KEJU_Donna Larissa K_13.70.0171_B1_UNIKA Soegijapranata

    7/19

    6

    tidak kurang dari 11%. Keju Ricotta yang terbuat dari susu sapi segar ini memiliki tekstur

    yang lembut, rasa yang manis, dan beraroma karamel, sedangkan keju  Ricotta yang

    terbuat dari susu skim memiliki kadar air yang tidak lebih dari 82,5% dan kandungan

    lemak susu yang kurang dari 1%. Keju Queso Blanco mengandung 15-20% lemak, 21-

    25% protein, kadar air 50-56%, 2,0-2,5% garam, dan 2,5-2,7% laktosa. Zonis (2007)

    menambahkan bahwa keju Queso Blanco  adalah keju segar yang dibuat dengan

     peningkatan keasaman secara langsung, tanpa menggunakan kultur dan enzim rennet  

    kemudian ditekan ke dalam blok. Perlakuan ini menyebabkan tekstur Queso Blanco

    menjadi kuat dan halus, elastik dan tidak berubah bentuk ketika dipanaskan. Menurut

     Novidia (2003), beberapa faktor yang dapat mempengaruhi jenis dan variasi keju, antara

    lain derajat keasaman susu dalam proses pembuatan curd , jenis mikroorganisme yang

    digunakan, komposisi nutrisi susu yang digunakan dalam proses pembuatan keju (kadar

    lemak susu yang tinggi akan menghasilkan keju yang semakin lembut, harum, dan

    menarik, sedangkan kadar lemak susu yang rendah akan menghasilkan keju yang keras

    dan berwarna pucat), suhu dan kandungan lembab dalam proses produksi, serta lama

     proses pematangan keju.

    Proses pembentukan keju dari susu meliputi 5 langkah penting, yaitu pengasaman,koagulasi, dehidrasi, pembentukan atau pemotongan, dan penggaraman (Enwa et al .,

    2013). Menurut Irvine & Hill (1985), penggaraman dimaksudkan untuk dehidrasi lebih

    lanjut (sineresis) keju dari whey yang masih tersisa dan juga memberikan rasa pada keju.

    Selain itu, penggaraman juga dilakukan untuk menurunkan tingkat keasaman dan

    menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang tidak diinginkan. Berikut adalah tahap-

    tahap prinsip pembuatan keju yang meliputi:

     

    Pasteurisasi susuPasteurisasi bertujuan untuk membunuh bakteri patogen dan bakteri yang dapat

    merusak susu. Kondisi pasteurisasi yang optimum adalah pada suhu 72ºC selama 16

    detik. Pasteurisasi yang berlebih akan menyebabkan tekstur curd   yang terbentuk

    menjadi terlalu lembut.

      Pengasaman susu

    Pengasaman dapat dilakukan dengan penambahan air perasan lemon, asam tartrat,

    asam cuka, atau bakteri  Streptococcus lactis. Streptococcus lactis akan mengubah

  • 8/16/2019 KEJU_Donna Larissa K_13.70.0171_B1_UNIKA Soegijapranata

    8/19

    7

    laktosa (gula susu) menjadi asam laktat sehingga terjadi penurunan pH susu dan

    rennet  bekerja secara efektif. Selain itu, penambahan asam juga dapat membantu

     penggumpalan protein susu dan membentuk keju.

     

    Penggumpalan (koagulasi) susu

    Enzim atau asam akan menghasilkan curd  (bagian susu yang terkoagulasi membentuk

    substansi padat seperti gel) dan whey (bagian susu yang berbentuk cairan setelah curd  

    terbentuk dan dipisahkan).

      Pemisahan whey untuk mendapatkan curd  

    Untuk menghasilkan keju, maka hanya bagian curd  yang diambil. Oleh karena itu,

    curd   harus dipisahkan dari whey. Pemisahan dapat dilakukan dengan proses

     pengeringan atau penyaringan.

      Pengolahan curd  

    Metode pengolahan curd  tergantung pada jenis keju yang diinginkan. Pada tahap ini,

    dapat dilakukan penambahan garam yang bertujuan untuk menurunkan kadar air,

    membunuh bakteri merugikan, serta sebagai pengawet. Selain itu, dapat juga

    dilakukan penambahan kapang (keju camembert/brie), pengepresan (keju gouda dan

    edam), pemanasan, pengadonan, dan penarikan/ stretching  (keju mozarella).

     

    Pematangan keju (ripening )

    Untuk menghasilkan keju yang berkualitas, dilakukan proses pematangan dengan cara

    menyimpan keju selama periode tertentu. Selama proses ini, mikroba akan mengubah

    komposisi curd sehingga dihasilkan keju dengan rasa, aroma, dan tekstur yang khas.

     Namun, tahap ini tidak dilakukan pada beberapa jenis keju, seperti keju mozarella,

    cottage, dan cream.

    (Kosikowski, 1982)

    Pembuatan keju  Ricotta  dan Queso Blanco dilakukan menggunakan bahan baku yang

     berbeda-beda untuk setiap kelompok, yaitu susu sapi segar (kelompok B1), susu  full

    cream cair (kelompok B2), susu skim cair (kelompok B3), susu skim dan susu full cream

    dengan perbandingan 1:1 (kelompok B4), serta susu skim dan susu  full cream dengan

     perbandingan 1:2 (kelompok B5). Jenis dan komposisi susu yang digunakan akan

    mempengaruhi komposisi keju (Permainy et al ., 2013). Susu sapi segar mengandung

    3,50% protein, 3,80% lemak, 4,90% laktosa, dan 0,73% mineral (Saleh, 2004). Menurut

  • 8/16/2019 KEJU_Donna Larissa K_13.70.0171_B1_UNIKA Soegijapranata

    9/19

    8

    Agarwal et al ., (2006) Susu skim memiliki kandungan lemak yang rendah, sedangkan

    susu full cream memiliki kandungan lemak yang tinggi. Susu skim memiliki total padatan

    sekitar 9,15%, sedangkan susu  full cream memiliki total padatan sekitar 12,70%. Pada

     praktikum ini juga digunakan campuran susu skim dan full cream dalam pembuatan keju.

    Hal ini bertujuan untuk mendapatkan kadar lemak yang diinginkan, dimana penambahan

    susu skim akan menyebabkan kadar lemak turun dan penambahan susu  full cream akan

    menyebabkan kadar lemak naik.

    Kualitas susu yang digunakan akan mempengaruhi keju yang dihasilkan. Susu yang

    digunakan harus diperhatikan aromanya karena aroma yang tidak enak akan

    menghasilkan keju dengan aroma yang tidak enak pula. Selain itu, susu yang digunakan

    seharusnya mengandung sedikit atau tidak ada bakteri dan tidak mengandung antibiotik

    (Eskin, 1990). Penambahan flavor juga akan mempengaruhi kualitas susu serta rasa keju.

    Oleh karena itu, sangat penting untuk menggunakan susu dengan kualitas yang baik untuk

    memproduksi keju. Buckle et al ., (1987) menambahkan bahwa komposisi susu sangat

    dipengaruhi oleh waktu pemerahan, urutan pemerahan, keragaman aktivitas, musim,

    umur sapi, adanya penyakit yang diderita oleh sapi, makanan ternak dan mikroorganisme.

    Susu yang digunakan pada praktikum ini sudah memenuhi syarat-syarat tersebut karenasusu sapi berada dalam kondisi segar, serta susu skim cair dan susu  full cream  cair

    dikemas dalam kemasan tetrapack sehingga lebih terjamin kualitasnya.

    Pembuatan keju Ricotta diawali dengan mempasteurisasi susu sebanyak 750 ml pada suhu

    72ºC selama 15 detik. Dengan dilakukannya pasteurisasi, keju yang dihasilkan akan lebih

    seragam, namun pasteurisasi yang berlebihan justru akan menyebabkan tekstur curd  

    menjadi terlalu lembut (Irvine & Hill, 1985). Selanjutnya, ditambahkan 7,5 ml cuka dan15 g garam lalu diaduk secara perlahan. Penambahan asam, yaitu cuka dilakukan untuk

    menggumpalkan protein sehingga diperoleh konsentrasi seluruh atau sebagian komponen

    susu. Sementara penambahan garam dilakukan untuk memperoleh curd   yang padat

    (Irvine & Hill, 1985). Pada praktikum ini, penggumpalan protein susu dilakukan

    menggunakan kombinasi asam dan panas. Kombinasi ini akan menyebabkan terjadinya

    denaturasi dan pemutusan ikatan disulfida dari protein sehingga akan terjadi presipitasi

    dan terbentuk curd  (Kosikowski & Mistry, 1997). Setelah itu, susu ditutup dengan kain

  • 8/16/2019 KEJU_Donna Larissa K_13.70.0171_B1_UNIKA Soegijapranata

    10/19

    9

    saring yang steril dan dibiarkan selama 2 jam. Hal ini bertujuan untuk memberikan waktu

     bagi asam agar dapat bereaksi dengan seluruh protein pada susu sehingga koagulasi

     berlangsung sempurna dan diperoleh substansi padat seperti gel (curd ), sejumlah besar

    air, dan beberapa zat terlarut (whey) (Novidia, 2003). Curd  yang terbentuk kemudian

    disaring dan diperas hingga whey  terpisah. Pemerasan dimaksudkan untuk

    menghilangkan sebagian besar kandungan air dalam keju karena dapat menjadi media

    tumbuh bagi mikroba sehingga akan mempercepat kerusakan keju. Secara keseluruhan,

     proses pembuatan keju yang dilakukan pada praktikum ini sudah sesuai dengan

     pernyataan Kosikowski (1982), namun pada praktikum ini tidak dilakukan pematangan

    keju (ripening ) karena jenis keju yang dibuat adalah keju segar dimana keju ini tidak

    mengalami proses pematangan (Irvine & Hill, 1985). Setelah keju terbentuk, selanjutnya

    dilakukan pengukuran pH dengan kertas lakmus dan pengamatan karakteristik sensori

    (tekstur, warna, aroma, rasa).

    Pada dasarnya, pembuatan keju Queso Blanco sama dengan keju Ricotta. Perbedaan keju

    Queso Blanco dan  Ricotta dari segi proses pembuatan adalah suhu pasteurisasi, kadar

    asam, dan ada tidaknya pemeraman. Suhu yang digunakan untuk mempasteurisasi susu

     pada pembuatan keju Queso Blanco lebih tinggi dibandingkan keju  Ricotta, yaitu 80ºCselama 2 menit. Proses pemanasan pada suhu tinggi ini berperan untuk mengawali

    denaturasi protein pada susu agar mudah menggumpal pada saat ditambahkan cuka. Pada

     pembuatan keju Quesso Blanco  dilakukan pengenceran cuka. Hal ini dilakukan agar

    dihasilkan keju yang memiliki curd  yang kecil dan lembut. Menurut Soeparno (1992),

     penambahan asam kadar tinggi dapat mengakibatkan proses koagulasi susu tidak

    sempurna sehingga dihasilkan curd  yang berukuran besar dan kasar. Penambahan asam

     juga dilakukan secara perlahan-lahan agar pembentukan curd   terjadi secara merata diseluruh bagian susu. Pada pembuatan keju Ricotta, diperlukan pemeraman selama 2 jam

    dengan tujuan untuk menurunkan kadar air keju, menghidrolisis protein, lemak, dan

    laktosa sehingga dihasilkan cita rasa yang khas pada keju (Chairunnisa, 2007). Sementara

     pada pembuatan keju Quesso Blanco tidak diperlukan pemeraman. Keju Quesso Blanco

    yang telah terbentuk selanjutnya diukur pH-nya dengan kertas lakmus dan diamati

    karakteristik sensorinya (tekstur, warna, aroma, rasa).

  • 8/16/2019 KEJU_Donna Larissa K_13.70.0171_B1_UNIKA Soegijapranata

    11/19

    10

    Berdasarkan hasil pengamatan, dapat diketahui bahwa perbedaan jenis susu yang

    digunakan mempengaruhi karakteristik keju yang dihasilkan. Dari nilai pH, keju Ricotta 

    dan Queso Blanco yang dihasilkan memiliki kisaran pH 5-6. Hal ini kurang sesuai dengan

     pernyataan Johnson (2001) bahwa keju Ricotta umumnya memiliki pH pada kisaran 5,6-

    6, sedangkan keju Queso Blanco  umumnya memiliki pH pada kisaran 4,6-4,7.

    Ketidaksesuaian hasil dengan teori dapat terjadi karena kesalahan dalam menentukan

    nilai pH. Penentuan nilai pH menggunakan kertas lakmus ini tidak dapat memberikan

    hasil yang akurat. Selain itu, kesalahan dalam proses pembuatan keju juga dapat

    mempengaruhi hasil.

    Dari segi tekstur, dapat dilihat bahwa sebagian besar keju yang dihasilkan memiliki

    tekstur yang lembut. Namun, keju  Ricotta  yang dibuat dari susu sapi segar, susu  full

    cream cair, serta campuran susu skim dan full cream (1:2) memiliki tekstur yang cair. Hal

    ini tidak sesuai dengan pernyataan Sari et al ., (2014) bahwa semakin tinggi kandungan

    lemak susu, maka tekstur keju yang dihasilkan akan semakin lembut. Seharusnya, keju

    yang dibuat dari susu full cream cair memiliki tekstur paling lembut karena kandungan

    lemaknya tinggi. Irvine & Hill (1985) menambahkan bahwa tekstur keju yang cair dapat

    disebabkan oleh pasteurisasi yang berlebihan (suhu yang terlalu tinggi atau waktu yangterlalu lama). Selain itu, tekstur keju juga dipengaruhi oleh perbandingan komposisi susu

    yang digunakan. Perbandingan komposisi susu yang tepat akan menghasilkan tekstur keju

    yang lembut. Jika dibandingkan antara keju  Ricotta  dan Queso Blanco, dapat dilihat

     bahwa keju  Ricotta memiliki tekstur yang lebih cair. Hal ini sudah sesuai dengan teori

    dimana keju  Ricotta memiliki tekstur yang lembut dan sedikit berpasir (USDA, 1981),

    sedangkan keju Queso  Blanco memiliki tekstur yang  firm (keras), sulit dipotong, dan

    kompak (USDA, 2008).

    Dari segi warna, dapat dilihat bahwa perbedaan jenis susu mempengaruhi warna keju

    yang dihasilkan. Sebagian besar keju yang dihasilkan memiliki warna putih hingga putih

    kekuningan. Hal ini sesuai dengan teori Bennion & Hughes (1975) bahwa perbedaan

    warna keju terjadi karena susu yang digunakan. Beberapa faktor yang mempengaruhi

    warna keju, antara lain bangsa ternak, jenis pakan, jumlah lemak, bahan padat, dan bahan

     pembentuk warna dari susu yang digunakan sebagai bahan baku (Saleh, 2004). Warna

  • 8/16/2019 KEJU_Donna Larissa K_13.70.0171_B1_UNIKA Soegijapranata

    12/19

    11

    kuning pada keju disebabkan oleh beta karoten. Beta karoten merupakan pigmen kuning

    yang larut dalam lemak. Berdasarkan penelitian Sari et al ., (2014) diketahui bahwa keju

    yang berbahan dasar susu sapi memiliki warna yang cenderung lebih kuning. Dengan

    demikian, seharusnya keju yang dibuat dari susu sapi segar dan susu full cream memiliki

    warna yang lebih kuning. Namun, hasil pengamatan yang diperoleh tidak sesuai dengan

    teori tersebut. Jika dibandingkan antara keju  Ricotta  dan Queso Blanco, dapat dilihat

     bahwa kedua keju tersebut memiliki warna yang relatif sama. Hal ini sesuai dengan teori

    dimana keju Ricotta berwarna putih hingga kuning muda (USDA, 1981) dan keju Queso

     Blanco berwarna creamy white atau putih kekuningan (USDA, 2008).

    Dari segi aroma, dapat dilihat bahwa sebagian besar keju yang dihasilkan beraroma susu

    atau keju. Hal ini sesuai dengan pernyataan Irvine & Hill (1985) bahwa keju akan

    memiliki aroma susu bila tidak ada penambahan flavor pada produk yang dihasilkan. Sari

    et al ., (2014) menambahkan bahwa aroma susu yang khas berasal dari asam lemak yang

    terdapat dalam susu. Asam-asam lemak ini berasal dari lipolisis lemak selama proses

     pemeraman keju. Asam lemak ini selanjutnya berubah menjadi berbagai ester yang

    menimbulkan aroma dan flavor pada keju (Durlu-Özkaya & Gün, 2014). Semakin tinggi

    kandungan lemak susu, maka aroma yang terbentuk pada keju juga semakin kuat(Bennion & Hughes, 1975). Dengan demikian, seharusnya keju yang dibuat dari susu  full

    cream cair memiliki aroma yang paling kuat. Hasil pengamatan yang diperoleh sudah

    sesuai dengan teori tersebut. Namun, pada beberapa kelompok juga dihasilkan keju yang

    tidak beraroma.

    Dari segi rasa, dapat dilihat bahwa sebagian besar keju yang dihasilkan memiliki rasa

    asin. Hal ini sudah sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Potter (1978) bahwa rasakeju yang dihasilkan cenderung asin akibat penambahan garam pada proses pembuatan,

    dimana penambahan garam ini berfungsi sebagai pemberi rasa asin. Jika dibandingkan

    antara keju Ricotta dan Queso Blanco, dapat dilihat bahwa keju Ricotta memiliki aroma

    yang lebih lemah dan rasa yang lebih kuat. Hal ini sesuai dengan teori dimana keju Ricotta 

    sedikit beraroma dan memiliki rasa sedikit manis hingga sedikit asam (USDA, 1981),

    sedangkan keju Queso Blanco beraroma susu dan memiliki rasa hambar hingga sedikit

    asam, namun terkadang terasa asin (USDA, 2008). Aroma dan rasa yang dihasilkan

  • 8/16/2019 KEJU_Donna Larissa K_13.70.0171_B1_UNIKA Soegijapranata

    13/19

    12

    sebenarnya tergantung dari lamanya pemeraman keju yang dilakukan. Semakin lama

    waktu pemeraman, maka aroma dan rasa yang dihasilkan akan semakin kuat. Sebaliknya,

    semakin singkat waktu pemeraman, maka aroma dan rasa keju yang dihasilkan semakin

    lemah (Carr, 1992).

    Ketidaksesuaian hasil pengamatan dengan teori dapat disebabkan karena pengujian yang

    dilakukan secara sensori yang bersifat subjektif. Selain itu, kesalahan dalam proses

     pembuatan keju juga dapat mempengaruhi karakteristik keju yang dihasilkan. Eskin

    (1990) menambahkan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil, antara lain

    kualitas susu yang digunakan, proses produksi yang kurang tepat, proses dehidrasi atau

     pengurangan kadar air (sineresis) yang salah, tahap pembentukan keju yang tidak tetap

    sehingga dapat menyebabkan curd rusak, serta tahap penggaraman. Tingkat kekerasan

    ( firmness) keju dipengaruhi oleh rasio atau persentase lemak dalam bahan baku keju

    (Rehm et al ., 1995).

  • 8/16/2019 KEJU_Donna Larissa K_13.70.0171_B1_UNIKA Soegijapranata

    14/19

     

    13

    4.  KESIMPULAN

      Keju Ricotta dan Queso Blanco merupakan jenis keju segar yang tergolong dalam soft

    cheese.

      Prinsip dasar dalam proses pembuatan keju meliputi pasteurisasi susu, pengasaman,

     penggumpalan, pemisahan whey untuk mendapatkan curd ,  pengolahan curd , serta

     pematangan keju (ripening ).

      Koagulasi dengan kombinasi asam dan panas menyebabkan terjadinya pemutusan

    ikatan disulfida protein sehingga akan terjadi presipitasi dan terbentuk curd .

      Perbedaan keju  Ricotta dan Queso Blanco dari segi proses pembuatan adalah suhu

     pasteurisasi, kadar asam, dan ada tidaknya pemeraman.

      Keju Ricotta umumnya memiliki pH 5,6-6.

      Keju Queso  Blanco umumnya memiliki pH 4,6-4,7.

      Jenis, komposisi, serta kualitas susu yang digunakan akan mempengaruhi

    karakteristik keju yang dihasilkan.

      Semakin tinggi kandungan lemak susu, maka keju yang dihasilkan memiliki tekstur

    lembut, warna lebih kuning, aroma dan rasa lebih kuat.

     

    Keju yang dibuat dari susu full cream cair memiliki kualitas paling baik.

      Warna kuning pada keju disebabkan oleh beta karoten.

      Keju Ricotta memiliki tekstur yang lembut dan sedikit berpasir, warna putih hingga

    kuning muda, sedikit beraroma, dan rasa sedikit manis hingga sedikit asam.

      Keju Queso Blanco memiliki tekstur yang firm (keras), warna creamy white atau putih

    kekuningan, aroma susu, dan rasa hambar hingga sedikit asam, namun terkadang

    terasa asin.

    Semarang, 30 Mei 2016Praktikan Asisten Dosen

    -  Rr. Panulu P.M.

    Donna Larissa Khuangga

    13.70.0171 

  • 8/16/2019 KEJU_Donna Larissa K_13.70.0171_B1_UNIKA Soegijapranata

    15/19

     

    14

    5.  DAFTAR PUSTAKA

    Agarwal, S.; Powers, J.R.; Swanson, B.G.; Chen, S. & Clark, S. (2006). Cheese pH,

    Protein Concentration, and Formation of Calcium Lactate Crystals. Journal DairySci.; 89(11):4144-4155.

    Arinda, A.F.; Sumarmono, J. & Sulistyowati, M. (2013). Pengaruh Bahan Pengasam danKondisi Susu Sapi Terhadap Hasil/Rendemen, Keasaman, Kadar Air, danKetegaran ( firmness) Keju Tipe  Mozarella. Jurnal Ilmiah Peternakan; 1(2):455-462.

    Bennion, M. & Hughes, O. (1975). Introductory Foods. Macmillan Publishing Co., Inc. New York.

    Buckle, K.A.; Edwards, R.A.; Fleet, G.H. & Wooton, M. (1987). Food Science. UI Press.Jakarta.

    Carr, S. (1992). Pocket Cheese Book. Mitchell Beazley Publishers. New York.

    Chairunnisa, H. (2007). Aspek Nutrisi dan Karakteristik Organoleptik Keju Semi KerasGouda pada Berbagai Lama Pemeraman. Jurnal Ilmu Ternak; 7(1):16-21.

    Durlu-Özkaya, F. & Gün, I. (2014). Aroma Compounds of Some Traditional TurkishCheeses and Their Importance for Turkish Cuisine. Food and Nutrition Sciences;5:425-434.

    Enwa, F.O.; Avbunudiogba, J.A. & Godstime, O.C. (2013). Physiochemical Comparismof Three Different Types of Soft Cheese. IOSR-JESTFT; 4(5):11-17.

    Eskin, N.A.M. (1990). Biochemistry of Foods 2nd  Edition. Academic Press, Inc.California.

    Fox, P.F.; McSweeney, P.L.H.; Cogan, T.M. & Guinee, T.P. (2004). Cheese: Chemistry,Physics, and Microbiology 3rd Edition. Elsevier Academic Press. London.

    Irvine, D.M. & Hill, A.R. (1985). Cheese Technology. Pergamon. Oxford.

    Johnson, M.E. (2001). Cheese Products. In: Marth, E.H.; Steele, J.L., editors. AppliedDairy Microbiology. 2nd Ed. Marcel Dekker, Inc. New York, USA.

  • 8/16/2019 KEJU_Donna Larissa K_13.70.0171_B1_UNIKA Soegijapranata

    16/19

    15

    Kosikowski, F. (1982). Cheese and Fermented Milk Foods 2nd Edition. Edwards BrothersInc. Michigan.

    Kosikowski, F.V. & Mistry, V.V. (1997). Cheese and Fermented Milk Foods Volume 1 :Origins and Principles 3rd Edition. Westport, Conn.

     Novidia, E. (2003). Keju, Produk Olahan Susu yang Kaya Nutrisi. Harian Pikiran RakyatMinggu. Jakarta.

    Permainy, A.; Wasito, S. & Widayaka, K. (2013). Pengaruh Dosis  Rennet  yang BerbedaTerhadap Kadar Protein dan Lemak Keju Lunak Susu Sapi. Jurnal IlmiahPeternakan; 1(1):208-213.

    Potter, N. (1978). Food Science 3rd Edition. CBS Publishers & Distributors. New Delhi.

    Rahman, A.; Fardiaz, S.; Rahaju, W.P.; Suliantari & Nurwitri, C.C. (1992). TeknologiFermentasi Susu. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat JenderalPendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi Institut PertanianBogor. Bogor.

    Rehm, H.J.; Reed, G.; Puhler, A. & Stadler, P. (1995). Biotechnology Second,Completely Revised Edition. VCH Verlagsgesellschaft mbH. New York.

    Retno, D; Endah; U. Yuanti & N. Sandra. (2005). Pembuatan Keju Dari Susu KacangHijau dengan Bakteri  Lactobacillus bulgaricus. Ekuilibrium 4 (2) : 58-63.

    Saleh, E. (2004). Dasar Pengolahan Susu dan Hasil Ikutan Ternak. Program StudiProduksi Ternak, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara. Medan.

    Sari, N.A.; Sustiyah, A. & Legowo, A.M. (2014). Total Bahan Padat, Kadar Protein, dan Nilai Kesukaan Keju  Mozarella dari Kombinasi Susu Kerbau dan Susu Sapi.Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan; 3(4):152-156.

    Soeparno. (1992). Nutrisi dan Mikrobiologi Susu. Diktat. Fakultas Peternakan UGM.Yogyakarta.

    USDA. (1981). USDA Specifications for Ricotta Cheeses.https://www.ams.usda.gov/sites/default/files/media/ricottachees.pdfdiakses padatanggal 26 Mei 2016 pukul 17.20.

    https://www.ams.usda.gov/sites/default/files/media/ricottachees.pdfhttps://www.ams.usda.gov/sites/default/files/media/ricottachees.pdf

  • 8/16/2019 KEJU_Donna Larissa K_13.70.0171_B1_UNIKA Soegijapranata

    17/19

    16

    USDA. (2008). Commercial Item Description  –   Cheese, Queso Blanco.https://www.ams.usda.gov/sites/default/files/media/CID%20Cheese,%20Queso%20Blanco.pdf diakses pada tanggal 26 Mei 2016 pukul 17.30.

    Zonis, S. (2007). Fresh Cheese: Cultures of Confusion. The Nibble, Lifestyle Direct, Inc. New York. 

    https://www.ams.usda.gov/sites/default/files/media/CID%20Cheese,%20Queso%20Blanco.pdfhttps://www.ams.usda.gov/sites/default/files/media/CID%20Cheese,%20Queso%20Blanco.pdfhttps://www.ams.usda.gov/sites/default/files/media/CID%20Cheese,%20Queso%20Blanco.pdfhttps://www.ams.usda.gov/sites/default/files/media/CID%20Cheese,%20Queso%20Blanco.pdf

  • 8/16/2019 KEJU_Donna Larissa K_13.70.0171_B1_UNIKA Soegijapranata

    18/19

     

    17

    6.  LAMPIRAN

    6.1.  Foto

    6.1.1. 

    Keju Ricotta  

     Ricotta B1  Ricotta B2  Ricotta B3

     Ricotta B4  Ricotta B5

    6.1.2. 

    Keju Queso Blanco  

    Queso Blanco B1 Queso Blanco B2 Queso Blanco B3

    Queso Blanco B4 Queso Blanco B5

  • 8/16/2019 KEJU_Donna Larissa K_13.70.0171_B1_UNIKA Soegijapranata

    19/19

    18

    6.2.  Jurnal

    6.3.  Laporan Sementara