2.Agus Zulkarnaen Arif Universitas Merdeka Malang

download 2.Agus Zulkarnaen Arif Universitas Merdeka Malang

of 34

Transcript of 2.Agus Zulkarnaen Arif Universitas Merdeka Malang

  • 7/26/2019 2.Agus Zulkarnaen Arif Universitas Merdeka Malang

    1/34

    PENEL

    STABILISASI KE

    TRADISIONAL SA

    ECO-HOUSE

    LOMBOK-N

    Ir. A

    NPK :

    N

    NPK

    UNIVERS

    Kode/Rumpun Ilmu : 426/Teknik Arsitektur

    USULAN

    TIAN HIBAH BERSAING

    ERLANJUTAN PERMUKI

    SAK BERDASARKAN KO

    AN ECO-LIVING DI SADE

    SA TENGGARA BARAT

    TIM PENGUSUL

    us Zulkarnain Arief., MSA.

    466/FT; NIDN : 0715076102.

    i Made Wiati, S.Si, MT.

    : 668FT; NIDN: 0714086903.

    ITAS MERDEKA MALANGMaret 2013

    Kode/Rumpun Ilmu : 426/Tekni

    AN

    SEP

    Arsitektur

  • 7/26/2019 2.Agus Zulkarnaen Arif Universitas Merdeka Malang

    2/34

  • 7/26/2019 2.Agus Zulkarnaen Arif Universitas Merdeka Malang

    3/34

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL

    HALAMAN PENGESAHAN

    DAFTAR ISI

    RINGKASAN

    BAB 1 PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang.. 1

    1.2. Tujuan Penelitian.. 1

    1.3. Urgensi Penelitian 21.4. Luaran Penelitian .. 2

    BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA2.1 Permukiman Sasak dan Tata Ruangnya... 2

    2.2. Arsitektur Tradisional Sasak. 3

    2.3. Rumah Ekologis, Kehidupan Ekologis, Kampung Ekologis 4

    2.4. Rancangan Arsitektur Ekologis 7

    2.5. Simulasi Bangunan dengan CFD. 9

    BAB 3 METODE PENELITIAN3.1. Kerangka Penelitian . 11

    3.2. Teknik Pengambilan Data 12

    3.3. Metode Analisis Data. 13

    3.3.1. Analisis dan Kajian Sustainibilitas 13

    3.3.2. Analisis dan Rekonstruksi Rumah Adat.. 14

    3.3.3. Analisis dan Formulasi Model Stabilisasi 15

    BAB 4 BIAYA DAN JADWAL PELAKSANAAN4.1. Anggaran Biaya 16

    4.2. Jadwal Penelitian . 16

    DAFTAR PUSTAKA 17

    LAMPIRAN

  • 7/26/2019 2.Agus Zulkarnaen Arif Universitas Merdeka Malang

    4/34

    RINGKASAN

    Suku Sasak merupakan salah satu suku asli Indonesia yang hidup di Pulau Lombok.Sampai saat ini mereka masih mempertahankan adat dan budayanya dan menetap di

    Sembalun,Senaru, Segenter, dan Sade. Permukiman tradisional di Dusun Sade, Desa

    Rembitan, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat

    tapaknya tidak bertambah sehingga dikawatirkan daya dukungnya akan terlampaui dan

    dapat mengakibatkan terjadinya pergeseran adat dan budayanya. Penelitian ini

    bertujuan:(1) menganalisis keberlanjutan permukiman tradisional Sasak di Sade, (2)

    menganalisis dan mengkonstruksi konsepsi tata letak, konfigurasi massa, organisasi ruang

    dan struktur-konstruksi bangunan rumah adat Sasak, di Sade, dan (3) memformulasikan

    model stabilisasi desain rumah ekologis pada permukiman tradisional Sasak di Sade.

    Untuk menganalisis tingkat keberlanjutan permukiman tradisional Sade dipergunakankuesioner Community Sustainability Analysis. Penganalisisan konstruksi konfigurasi

    massa, tata letak, organisasi ruang, struktur konstruksi dilakukan melalui pembuatan detail

    engineering development menggunakan program Computer Aided Design dan model

    ikoniknya. Formulasi stabilisasi konsepsi rumah ekologis berdasarkan gambar teknik dan

    model ikonik dianalisis sistem penghawaaan dan pengiklimannya dengan teknik simulasi

    menggunakan program Computational Fluid Dynamic Solid Work. Hasil yang diharapkan

    dari penelitian ini adalah suatu model stabilisasi rumah ekologis dalam rangka

    melestarikan arsitektur tradisional Sasak, melalui upaya memperkecil pengaruh negatif,

    seperti deterioration, suksesi lingkungan dan gangguan iklim, terhadap eksistensi

    permukiman tradisional Sade.

  • 7/26/2019 2.Agus Zulkarnaen Arif Universitas Merdeka Malang

    5/34

    1

    BAB 1. PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Sejak lama manusia hidup dalam komunitas yang dekat dengan alam denganstruktur sosial yang saling mendukung. Sejumlah komunitas permukiman tradisional di

    Indonesia, berjuang untuk tetap hidup berkelanjutan. Pada sisi lain ada tantangan dimana

    desain arsitektur saat ini cenderung kehilangan sentuhan kearifan lokus, klimatologi, dan

    sumberdaya yang selaras dengan alam. Kecenderungan tersebut nampak dari cara

    mengatasi masalah lingkungan buatan/binaan dengan penggunaan teknologi yang banyak

    mengkonsumsi energi dan menghasilkan polusi.

    Kondisi permukiman tradisional yang ada di Indonesia perlu digali nilai-nilai dan

    kaidah-kaidah keunggulannya serta kesesuaiannya dengan desain ekologis. Hingga saat ini

    sebagian besar komunitas tersebut masih tetap mempertahankan adat dan budayanya dan

    belum terpengaruh modernisasi. Dengan kondisi tapak permukiman tradisional mereka

    yang tidak bertambah, dan populasinya bertumbuh terus, dikawatirkan daya dukung

    tapaknyaakan terlampaui. Oleh sebab itu dibutuhkan model konseptual untuk menjaga

    keberlanjutan permukiman tradisional Sasak, di Dusun Sade. Kekayaan budaya seperti

    permukiman tradisional Sasak di Dusun Sade harus distabilisasikan keberlanjutannya

    berdasarkan konsep ecohouse dan ecoliving sehingga dapat diwariskan kepada generasi

    mendatang.

    1.2. Tujuan Penelitian

    Penelitian yang akan dilakukan memiliki tujuan sebagai berikut :

    1. Menganalisis dan mengkaji tingkat keberlanjutan permukiman tradisional Suku

    Sasak di Dusun Sade, Desa Rembitan, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok

    Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat.

    2. Menganalisis dan merekonstruksi konfigurasi massa, tata letak, organisasi

    ruang,denah, tampak, potongan, struktur dan konstruksi rumah adat pada

    permukiman tradisional Sasak di Sade.

    3. Menganalisis kenyamanan termal dan iluminasi bangunan pada permukiman

    tradisional Sasak di Sade, guna penyusunan formulasi model stabilisasinya

    berdasarkan konsep ecohose dan ecoliving.

  • 7/26/2019 2.Agus Zulkarnaen Arif Universitas Merdeka Malang

    6/34

    2

    1.3. Urgensi Penelitian

    Penelitian tentang komunitas rumah ekologis dan kehidupan ekologisbelum pernah

    dilakukan pada permukiman tradisional Suku Sasak di Dusun Sade, Desa Rembitan,

    Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Dengan

    dilakukannya penelitian ini akan diketahui tingkat keberlanjutan permukiman tradisional di

    Sade dalam aspek ekologis, sosial dan kultural/spiritual. Selain itu akan diketahui nilai-

    nilai lokalnya dan kesesuaiannya dengan konsep desain ekologis baik ditinjau dari aspek

    kenyamanan termal maupun iluminasinya. Keberadaan dan keberlanjutan tersebut, penting

    untuk diformulasikan model stabilisasi desainnya karena permukiman tradisional Sade ini

    merupakan salah satu aset kekayaan milik bangsa yang tidak ternilai.

    1.4. Luaran yang Diharapkan

    Luaran penelitian ini adalah sebuah model stabilisasi keberlanjutan permukiman

    tradisional Sasak di Sade, Lombok, Nusa Tenggara Barat yang tersusun berdasarkan driven

    factor sustainibilitas bangunanadat dalam bentuk design guidelineuntukdesain bangunan-

    bangunan tradisional Sasak sebagai aset kekayaan bangsa melalui pendekatan konsep ecohouse dan

    ecoliving, sehingga diperoleh bangunan hunian yang sehat, liveable dan ramah lingkungan.

    BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Permukiman Sasak dan Tata Ruangnya

    Terbentuknya kampung tradisional Suku Sasak di Pulau Lombok biasanya dimulai

    dari sekelompok orang (suku) yang membentuk suatu desa kecil yang kemudian kian lama

    kian sempurna (Monografi Daerah NTB jilid I, 1977; Yusuf , M & Sukandi, 1987;

    Subadyo, 2003). Keberadaan desa- kampung tradisional tersebut cenderung menyebar

    hingga bukit-bukit atau bahkan di kaki gunung, yang terjadi karena adanya bentrokan antar

    suku, keyakinan, dan lain-lain, sehingga untuk menghindarkan diri dari kejaran musuh,

    mereka harus mencari tempat-tempat yang sukar dicapai (Sulistianto, 2005).

    Kampung tradisional Sasak di Pulau Lombok terdiri dari sejumlah rumah adat,

    bangunan berugak, bangunan tempat menyimpan padi (lumbung), kandang ternak dan

    lingkungan sekitarnya. Tata ruang kampung Sasak pada dasarnya merupakan semacam

    miniatur dari penataan yang lebih besar yaitu dari tata ruang kawasan (Yusuf , M &

    Sukandi, 1987;Subadyo, 2003). Pada permukiman tradisioanal Suku Sasak di Pulau

  • 7/26/2019 2.Agus Zulkarnaen Arif Universitas Merdeka Malang

    7/34

    3

    Lombok terdapat beberapa fungsi ruang maupun bangunan. Perbedaan fungsi ini di

    terapkan pada penataan kawasan, penataan permukiman maupun penataan bangunan

    termasuk rumah. Penataan bangunan pada permukiman tradisional Sasak di Pulau Lombok

    dikenal juga peruntukan dari kawasan dan bangunan yang bersifat pribadi, sosial dan

    ditambah dengan fungsi sakral (Sulistianto, 2005).

    Berdasarkan konfigurasi massa, pola dan bentuk bangunan secara keseluruhan

    berorientasi menghadap Gunung Rinjani yang merupakan manifestasi dari garis kosmis

    imajiner kepercayaan masyarakat terhadap tempat bersemayamnya roh-roh leluhur serta

    sebagai simbol interaksi masyarakat dengan lingkungan kosmologisnya, dimaknai

    hidupnya melalui rumah adatnya (Subadyo, 2003).

    2.2. Arsitektur Tradisional Sasak

    Yusuf , M & Sukandi (1987), menyatakan bahwa rumah tradisional Sasak di Pulau

    Lombokadalah salah satu wujud kebudayaan komunitas Sasak di Lombok yang memiliki

    ciri khusus dan tidak kalah unik dengan rumah-rumah tradisional daerah lain. Rumah adat

    Sasak di Pulau Lombok secara vertikal merupakan cerminan pembagian jagad raya. Kaki atau tiang

    melambangkan dunia bawah (dunia kegelapan, neraka), badan atau dinding dan ruang di dalamnya

    melambangkan dunia tengah ( dunia kehidupan alam semesta) dan atap melambangkan dunia atas

    (dunia abadi, kahyangan).

    Bagi komunitas adat Sasak di Pulau Lombok mendirikan rumah atau bangunan

    lainnya, harus dimulai dengan niat dan ini dianggap sebagai perbuatan suci, artinya harus

    diperhitungkan syarat-syarat yang diperlukan (Subadyo, 2003; Sulistianto, 2005). Biasanya

    syarat-syarat tersebut meliputi : cara memilih bahan bangunan, syarat dan pantangan

    membangun rumah, arah hadap rumah, memilih hari hari baik dan dilakukannya

    selamatan-selamatan.

    Selain arsitektur bangunan rumah adat (tradisional), berugakmerupakan salah satu

    bangunan tradisional yang menjadi sarana sosialisasi yang dilakukan komunitas Suku

    Sasak di Pulau Lombok dengan yang lainnya atau berfungsi juga sebagai tempat

    musyawarah ataupun dalam penyelenggaraan upacara-upacara adat.Berugak adalah

    bangunnan yang berbentuk panggung tanpa adanya dinding penyekat kecuali di sisi

    sebelah selatan (Subadyo, 2003; Sulistianto, 2005).

  • 7/26/2019 2.Agus Zulkarnaen Arif Universitas Merdeka Malang

    8/34

    4

    Lumbung merupakan bangunan tradisional Suku Sasak yang juga banyak terdapat

    pada dusun-dusun di Pulau Lombok. Keberadaan lumbung bukan hanya digunakan sebagai

    tempat untuk menyimpan padi ketika panen, tetapi lumbung juga dijadikan sebagai tanda

    tingkat kekastaan seseorang (Subadyo, 2003; Sulistianto, 2005).. Bentuk lumbung yang

    tertinggi derajatnya adalah yang hanya diperuntukkan bagi kaum bangsawan.

    Teknologi yang dimiliki orang Suku Sasak di Pulau Lombok masih tergolong

    sederhana, namun sangat menjunjung tinggi kearifan lingkungan. Struktur bangunan

    tradisional Sasak adalah sistem rangka yang terbuat dari kayu berupa balok dan tiang

    persegi empat. Sementara penutup dinding terbuat dari anyaman bambu (bilik), yang

    dibiarkan pada warna dan karakter aslinya

    Konstruksi bangunan disambung dengan menggunakan sistem ikatan, tumpuan,pasak, tumpuan berpaut dan sambungan berkait. Selain sistem tersebut di atas maka

    dilarang untuk digunakan (Subadyo, 2003). Bahan bangunan yang dipergunakan untuk

    mengikat suatu sambungan adalah bahan rotan dan bambu. Konstruksi penutup atap

    digunakan rumbia, yang didukung oleh konstruksi bambu dan di ikat dengan menggunakan

    ijik atau bambu.

    2.3. Rumah Ekologis, Kehidupan Ekologis dan Kampung Ekologis

    Sistem membangun yang ramah lingkungan dan efisien dalam penggunaan sumber

    daya, disebut sebagai rumah ekologis (Soegijanto, 1998; Frick & Suskiyatno B, 1998;

    Frick & Darmawan, 2008; Widyarti, 2011). Pencapaian membangun tersebut dapat

    dilakukan melalui pendekatan terintegrasi dalam desain. Bangunan rumah yang

    berkelanjutan (sustainable building) dimaknai juga sebagai rumah ekologis. Manfaat yang

    dicapai dari penerapan konsep ruamh ekologis adalahpengurangan biaya operasional

    (penggunaan energi dan air bersih), meningkatkan kesehatan penghuni, dengan

    memperbaiki kualitas udara dalam bangunan, dan mengurangi dampak lingkungan

    (meminimalisir limbah cair dan dampak pemanasan dalam bangunan).

    Kehidupan ekologis(ecoliving)adalah kehidupan untuk berkomitmen dalam cara

    hidup untuk lebih baik dengan memperhatikan dan bertanggung jawab terhadap

    lingkungan agar terciptanya ecologically sustainable living ( Seo, 2001; The UNSW

    Ecoliving Centre, 2006). Konsep ini merupakan suatu turunan darikampung

  • 7/26/2019 2.Agus Zulkarnaen Arif Universitas Merdeka Malang

    9/34

    5

    ekologis(ecovillage)yang dikembangkan sebagai pilihan hidup dalam masyarakat baik

    pedesaan atau perkotaan dengan mengintegrasikan kelestarian lingkungan, sosial secara

    menyeluruh melihat aspek desain ekologis, permaculture, bangunan ekologis, energi

    alternatif, efisiensi air, dan sebagainya (GEN, 2000).

    Masyarakat Indonesia secara tradisional telah mempunyai filosofi mengenai

    perlindungan terhadap sumber daya alami sehingga mereka dapat hidup di dalam suatu

    ekosistem yang berkelanjutan (Arifin et al. 2003).Kehidupan ekologis(ecoliving) dapat

    juga diwujudkan dalam bentuk gaya hidup karena dengan gaya hidup yang sehat dan

    memperhatikan kebijakan dan kearifan manusia dalam menerapkan hasil teknologi yang

    ada untuk memanfaatkan potensi sumber daya alam dan lingkungan yang ada dapat

    menghasilkan suatu kehidupan yang berwaswasan lingkungan (Budihardjo,1999).

    Definisi kampung ekologisyang digunakan oleh Global Eco-villages Network

    (GEN) (2000); Widyarti, (2011) adalah; permukiman berskala manusia yang berkualitas

    (full-featured settlement) dimana kegiatan penghuninya terintegrasi dengan alam dan

    mendukung perkembangan kesehatan manusia serta dapat berlangsung sampai waktu yang

    tidak terbatas. Pendekatan untuk mencapai impian inilah yang kemudian disebut sebagai

    kampung ekologis (Gilman,1991). Lebih jauhWidyarti, (2011) menyatakan bahwa,

    prinsip pembangunan berdimensi ekologis dalam kampung ekologisantara lain: (1)

    penggunaan tanah sesuai daya dukungnya; (2) pemanfaatan sumberdaya alam yang efisien;

    (3) lingkungan yang sehat; (4) penggunaan bahan bangunan lokal non toxic; (5) preservasi

    terhadap vegetasi dan fauna yang kritis dan habitat alam; (6) optimasi pemanenan energi

    alam; (7) sistem struktur ekonomi yang ramah lingkungan; dan (8) penerapan sistem daur

    ulang pada seluruh produk yang digunakan.

    Prinsip pembangunan ekologis seperti di atas dijadikan landasan pemikiran tentang

    keberlanjutan dengan pemahaman yang mendalam bahwa seluruh sumber daya alam, baik

    yang dapat diperbaharui maupun yang tidak jumlahnya terbatas, oleh sebab itu aktivitas

    manusia tidak boleh melebihi kapasitas pendukungan ekosistem dibumi (Randla, 2002).

    White &Masset (2003), menyatakan bahwa tingginya tingkat keberlanjutan dari

    komunitasditentukan oleh besaran derajat dari komunitas untuk dapat mampu

    berkecukupan dan berdiri sendiri.

  • 7/26/2019 2.Agus Zulkarnaen Arif Universitas Merdeka Malang

    10/34

    6

    Guna memperoleh keterukuran keberlanjutan suatu komunitas, GEN

    (2000)mengembangkan suatu konsep tentang cara mengaudit suatu keberlanjutan sebagai

    dasar untuk menilai individual, dan komunitas yang ada untuk dibandingkan statusnya saat

    ini dengan tujuan ideal dari keberlanjutan ekologi, sosial dan spiritual/kultural (Widyarti,

    2011). Instrumen dan unit analisis yang dipergunakan sebagai pengambilan tindakan agar

    individual dan komunitas dapat menjadi lebih berkelanjutan disebut Community

    Sustainability Assessment(CSA).

    Penelitian penelitian yang bertujuan untuk menghasilkan bangunan hunian (rumah-

    perumahan-permukiman) yang lebih ramah lingkungan (Widyarti ,2011), antara lain

    penelitin Kim (2005), Gaitani (2007) dan Mahdavi (2008). Saat ini arsitektur modern tidak

    mempunyai kapasitas untuk mengontrol lingkungan mikro di dalam suatu bangunan tanpa

    penggunaan teknologi yang mengkonsumsi energi banyak dan hal ini akan berdampak

    pada masalah lingkungan. Pernyataan tersebut merupakan kesimpulan dari penelitian Kim

    (2005), tentang perbandingan kontrol lingkungan dalam bangunan pada arsitektur

    tradisional Korea dengan arsitektur modernnya.

    Selanjutnya, penelitian Gaitani (2007) di Great Athens tentang pentingnya

    menerapkan kriteria bioklimatik arsitektur dan sistem pendinginan pasif dan prinsip

    konservasi energi dalam rangka meningkatkan kondisi kenyamanan termal pada bagian

    luar suatu bangunan. Yang menjadi latar belakang dari penelitian ini adalah ketidakpuasan

    terhadap sensasi kondisi iklim diluar bangunan. Hasil analisis dari penelitian ini

    menghasilkan perbandingan struktur konvensional dengan lainnya yaitu desain yang

    memperbaiki prinsip bioklimat.

    Sementara itu Mahdavi (2008) melakukan penelitian tentang aktifitas penghuni

    untuk mengontrol kondisi iklim utamanya termal didalam bangunan. Peran dan fungsi

    elemen bangunan seperti jendela, naungan, penerangan dan sumber panas dan kipas angin

    biasanya dilakukan untuk mengkondisikan ruang agar tercapai kondisi dalam bangunansesuai dengan yang diinginkan. Hasil penelitian Mahdavi (2008), mengkuatkan bahwa

    pengkondisian perilaku iklim mikro dalam bangunan dan penghematan penggunaan energi,

    lewat pengontrolan ini memberi dampak yang sangat signifikan.

  • 7/26/2019 2.Agus Zulkarnaen Arif Universitas Merdeka Malang

    11/34

    7

    2.4. RancanganArsitektur Ekologis

    Pada saat ini perancangan arsitektur sudah banyak kehilangan sentuhan dan

    pengetahuan khusus tentang lokus tertentusehingga menjadikan banyak desain arsitektur

    kehilangan identitas (Ryn,1998; Soegijanto, 1998; dan Widyarti, 2011). Unruk itu

    diperlukan perancangan arsitekturekologis dimana ada keterikatan dengan lokus dan

    sumberdaya alam. Dengan kata lain rancangan arsitektur yang berkelanjutan adalah

    rancangan arsitektur yang memperhatikan kaidah-kaidah yang bertaut dengan

    dilakukannya penelusuran terhadap dampak lingkungan akibat dari rancangan arsitektur

    yang dibuat.

    Sejumlah penelitian yang dilakukan untuk perbaikan perancangan

    arsitektur(Widyarti ,2011), antara lain dilakukan oleh Smeds (2007) di Stockholm, Sweden

    yang meneliti tentang kunci keberhasilan dari suatu desain untuk menghasilkan suatu

    rumah yang ramah lingkungan dan menghasilkan efisiensi dalam penggunaan energy

    didaerah yang beriklim dingin. Ia membandingkan antara konstruksi perumahan apartment

    dengan perumahan yang menggunakan teknologi yang terbaik untuk apartment menurut

    regulasi Nordic Building Codes of 2001 dan desain rumah sesuai standar IEA Task 28,

    serta bangunan berkelanjutan (sustainable solar housing). Hasil penelitian tersebut

    membuktikan bahwa rumah yang dirancang dengan baik dapat mengurangi lebih dari 85%

    penggunaan energi.

    Penelitian tentang pengaruh faktor iklim di daerah yang beriklim tropika panas dan

    lembab yang mempunyai curah hujan yang tinggi, dilakukan oleh Engin (2007). Analisis

    terhadap kehidupan sehari-hari di rumah, termasuk kebutuhan yang ada sekarang dan

    mendatang sangat membantu menyeleksi faktor penting sebagai dasar untuk mendesain

    rumah yang memadai. Hasil dari penelitian ini memberikan informasi tentang arsitektur

    tradisional wilayah Timur Laut Hitam dan hubungan antara bentuk arsitektur tradisional

    tersebut dengan iklim.

    Hal yang penting untuk dievaluasi dalam setiap desain adalah terpenuhinya ruang

    untuk melaksanakan aktifitas sehari-hari (Widyarti, 2011). Sekait dengan tuntutan tersebut

    Sozen (2007) membuat penelitian untuk memastikan adaptasi dari rumah tradisional yang

    lama terhadap iklim setempat (di Diyarbakkir, sebelah Selatan dari wilayah Turki). Dalam

    penelitian ini, seluruh bagian dari arsitektur tradisional rumah Diyarbakir, seperti tata letak,

  • 7/26/2019 2.Agus Zulkarnaen Arif Universitas Merdeka Malang

    12/34

    8

    denah, dinding, atap dan elemen naungan dievaluasi sebagai suatu kriteria fisik sebuah

    bangunan. Hasil penelitian ini menjelaskan pentingnya suatu bangunan tradisional dalam

    hal membuat desain bangunan yang efisien penggunaan energinya untuk membuat suatu

    bangunan yang ramah lingkungan. Rumah tradisional Diyarbakir merupakan suatu contoh

    kesuksesan dari bangunan yang dapat beradaptasi dengan iklim panas dan kering

    (Widyarti, 2011). Hal ini dapat tercapai dengan gaya hidup lama dan dengan kebutuhan

    dan penggunaan material lokal.

    Penelitian tentang sejauh mana melakukan simulasi di dalam bangunan dapat

    membantu arsitek dalam tahap pembuatan konsep desain dilakukan oleh Xia (2008). Hasil

    dari penelitian tersebut membuktikan bahwa untuk mendapatkan suatu hasil desain

    arsitektur yang baik maka penting untuk dilakukan simulasi di saat tahap perancangan

    bangunan. Proses simulasi bangunan akan sangat membantu perancang dalam membuat

    rancangan pengkondisian udara. Selain itu terbukti bahwa dengan dilakukannya simulasi

    pada tahap awal yaitu saat pembuatan konsep perancangan bangunan maka akan dapat

    dilakukan efisiensi dalam penggunaan energi dalam bangunan.

    Tekanan pada setiap sisi bangunan dapat ditentukan berdasarkan ranah suatu

    wilayah. Coffey (2007) melakukan penelitian tentang keefektifan suatu aliran ventilasi

    berbasis sifat apung udara (buoyancy) yaitu perpindahan panas dalam ruang (Widyarti,

    2011). Hasil dari penelitian ini didapatkan suatu perbandingan secara kuantitatif tentang

    perbedaan aliran yang dapat dipergunakan apabila terjadi perbedaan kerapatan udara antara

    lingkungan luar dan dalam bangunan. Penelitian tentang penggunaan cerobong dalam

    meningkatkan ventilasi alam didalam bangunan dilakukan oleh Livermore (2006). Hasil

    yang diperoleh membuktikan dengan menggunakan cerobong akan meningkatkan besaran

    ventilasi untuk suatu lantai bangunan, yaitu meningkatnya besaran ventilasi yang melalui

    lantai di atasnya, terutama bilamana lantai dibawahnya mempunyai inlet yang luas.

    Ternyata cerobong bisa juga digunakan untuk mengarahkan ventilasi pada lantai bangunan

    dengan beban panas yang kecil untuk menambah besaran tekanan gaya apung (buoyancy)

    yang ada guna memacu aliran udara. Udara akan keluar dari ruang yang lebih hangat

    melalui cerobong sehingga akan mengakibatkan aliran melalui lantai yang bertemperatur

    rendah.

  • 7/26/2019 2.Agus Zulkarnaen Arif Universitas Merdeka Malang

    13/34

    9

    Penelitian tentang penggabungan pengudaraan aktif dan pasif dalam mendesain

    suatu bangunan dilakukan oleh Tenorio (2007).Konsep ini telah dikembangkan untuk

    percobaan pada sebuah bangunan prototipe di daerah beriklim tropika di Brasil. Kedua

    model uji tersebut dioperasikan secara paralel. Tingkat kenyamanan termal dan

    penggunaan energi dibandingkan lama penggunaannya, kelebihan pemanasan atau

    kekurangan pemanasan dan pendinginan. Penggunaan sumber daya lainnya seperti air, dan

    material pada bangunan prototipe juga diamati. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa

    pada daerah beriklim tropis, penggunaan energi campuran telah mengoptimisasi

    penggunaan energi dan memberikan level kenyamanan termal yang baik. Pada beberapa

    kasus, penggudaraan energi campuran dapat meningkatkan kenyamanan termal dapat

    meningkat sampai 65% dan mengurangi penggunaan energi untuk pendinginan sampai

    mencapai 80%.

    Sementara itu penelitian Andersen (2007) menganalisis kemungkinan besaran

    aliran udara dengan mengkombinasikan ventilasi alam dan ventilasi silang dalam ruangan.

    Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa bukaan ganda pada ruang memperlihatkan

    terjadinya ketidak stabilan dan histeria pada penghuni.

    2.5. Simulasi Bangunan dengan Computational Fluid Dynamic (CFD).

    Pemakaian simulasi CFD ini telah dilakukan oleh Wong (2007), yang membuat

    pengukuran lapang dan simulasi energi untuk mengevaluasi keefektifan metoda

    pengudaraan/pengikliman pasif dalam pendinginan bangunan. Beban pendinginan

    disimulasi untuk mengevaluasi keefektifitasan berbagai metode pasif. Hasil dari penelitian

    ini menemukan penggunaan sistem spesial untuk atap sebagai penghalang panas

    merupakan metoda yang paling efisien untuk mengurangi beban pendinginan ruang.

    Penelitian tentang kinerja dari efek dari bangunan perumahan yang berpori

    (porous) untuk memperoleh ventilasi alam dan pengurangan beban pendinginan pada

    bangunan dilakukan oleh Hirano pada tahun 2006.Subyek penelitian adalah mengevaluasi

    dua model perumahan dengan rasio bukaan 0% dan 50 % .Analisis dilakukan terhadap

    aliran dan jaringan termal dan udara yang terjadi dengan CFD. Analisis pada komponen

    dari beban panas menunjukkan dan bahwa peningkatan kualitas dari ventilasi alam

    meningkat secara signifikan akibat bukaan dengan rasio 50% dan mengurangi beban

    pendinginan untuk ruangan.

  • 7/26/2019 2.Agus Zulkarnaen Arif Universitas Merdeka Malang

    14/34

    10

    Sebelumnya Bastide (2006) melakukan penelitian tentang cara mengoptimisasi

    penggunaan energi pada bangunan di daerah beriklim tropis dengan cara mengurangi

    perioda pemberian pendingin udara dan menggantinya dengan penggunaan ventilasi alam

    dan desain bioklimatik. Metoda ini sangat membantu para arsitek dalam mendesain ruang

    yang sesuai dengan penggunaannya dan kondisi iklim mikro dalam ruang yang diinginkan.

    Menurut pendapatBastide (2006) sangat penting untuk mengatur agar selimut bangunan

    dilimitasi kontribusi energinya dan optimisasi aliran udara berdasarkan hasil analisis

    jaringan ventilasi alamiahnya. Oleh karena itu Bastide mengimplementasikan alat seperti

    model nodaldan zonaldalam kode energi pada bangunan dan mengevaluasi transportasi

    energi antara luar dan dalam bangunan.

    Teknik simulasi CFD merupakan penggantian persamaan-persamaan diferential

    parsial dari kontinuitas, momentum, dan energi dengan persamaan-persamaan aljabar

    (Widyarti, 2011). Pemecahan simulasi dan pendefinisian geometri bangunan menggunakan

    software CFD SolidWork2012 memiliki 3 (tiga) elemen utama, yaitupre-processor,solver

    danpost-processor.

    a. Pre-processor Komponen pre-processor merupakan komponen input dari

    permasalahan aliran ke dalam program CFD dengan menggunakan interface yang

    memudahkan operator, berfungsi sebagai pengubah inputberikutnya ke dalam bentuk yang

    sesuai pemecahan olehsolver.

    b. Solver Proses ini merupakan tahapan pemecahan masalah secara matematik

    dalam CFD. Metode yang digunakan adalah volume hingga (finite volume) yang

    dikembangkan dari metode beda hingga (finite difference) khusus. Pada proses solver,

    terdapat 3 (tiga) persamaan aliran fluida yang menyatakan hukum kekekalan fisika, yaitu:

    (1) massa fluida kekal (kekekalan massa) ; (2) laju perubahan momentum sama dengan

    resultansi gaya pada partikel fluida (Hukum Newton II) ; dan (3) laju perubahan energi

    sama dengan resultansi laju panas yang ditambahkan dan laju kerja yang diberikan padapartikel fluida (Hukum Termodinamika I).

    c. Kekekalan Massa Tiga Dimensi Steady State. Keseimbangan massa fluida

    menyatakan laju kenaikan (pertambahan) massa elemen fluida sama dengan laju net aliran

    massa ke dalam elemen fluida. Dalam bentuk persamaan dinyatakan sebagai berikut:

  • 7/26/2019 2.Agus Zulkarnaen Arif Universitas Merdeka Malang

    15/34

    11

    ( )+

    ( )+

    ( )= 0.. (1)

    d. Persamaan Momentum Tiga DimensiSteady State

    Persamaan momentum dikembangkan dari persamaan Navier-Strokes dalam bentuk

    sesuai dengan metodefinite volume.

    Momentum x:

    + + = + + + + ..(2)

    Momentum y:

    + + = + + + + ..(3)

    Momentum z:

    + + = + + + + (4)

    e. Persamaan Energi Tiga DimensiSteady State

    Persamaan energi tiga dimensi Steady Statediturunkan dari Hukum Termodinamika

    I yang menyatakan bahwa : Laju perubahan energi partikel fluida = laju penambahan

    panas ke dalam partikel fluida ditambah dengan laju gaya yang diberikan pada partikel.

    Secara matematik dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut:

    + + = + + + + + + (5)

    f. Post-processor. Post-processormenampilkan hasil dari dua tahap sebelumnya.

    Tampilan yang disajikan meliputi: (1) tampilan geometri domain dan grid; (2) plot

    vektor;(3) plot permukaan 2 (dua) dimensi dan 3 (tiga) dimensi; (4) pergerakan partikel;(5)

    manipulasi pandangan ; dan (6) output warna.

    BAB 3. METODE PENELITIAN

    3.1. Kerangka Penelitian

    Tahapan dalam pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1.berikut

  • 7/26/2019 2.Agus Zulkarnaen Arif Universitas Merdeka Malang

    16/34

    12

    3.2. Teknik Pengambilan Data

    Pada rencana penelitian ini akan dilakukan pengambilan data sekunder yang

    ditelusur berdasarkan sejumlah sumber yang representatif serta relevan dengan topik

    penelitian ini, sedangkan data primer akan diambil langsung di lapangan.Pengambilan data

    TAHUN

    PERTAMA

    TAHUN

    KEDUA

    Gambar . 3.1. Kerangka Penelitian

    TUJUAN ANALISIS HASIL

    Tata Ruang

    Tata

    Bangunan

    Tata

    Lingkungan

    Tata letak

    Rumah

    Organisasi

    Ruang

    Struktur

    /Konstruksi

    dan Bahan

    Tingkat Sustainibilitas

    Komunitas Permukiman

    Tradisionil Sasak di

    Sade, Berdasarkan

    Aspek Ekologi, Sosial &

    Kultural/Spiritual

    DETAIL

    ENGINERING

    DEVELOPMENT

    DANMODEL

    ICONIC

    ARS ITEKTUR

    TRADISIONAL

    SASAK DI SADE

    Menganalisis

    Eksistensi Komunitas

    Permukiman

    Tradisionil Suku

    Sasak di Sade dengan

    CSA

    Merekonstruksi Tata

    Letak Permukiman,

    Desain Arsitektur

    Tradisional Rumah

    dan Struktur

    Konstruksinya

    Analisis orientasi & tata

    ruang/ tata letak rumah

    Analisis desain elemen

    & atribut

    Pengukuran Suhu,

    Kelembaban, Cross

    Ventilation

    Perbandingan hasil

    perhitungan dengan

    verifikasi simulasi

    Analisis

    desain tata

    letak dan

    organisasiruang

    Analisis

    Penghawaaan,

    Pengikliman

    dan Iluminasi

    Menganalisis dan

    memformulasikan

    Konsep Desain

    Rumah Ekologis

    pada Permukiman

    Tradisionil Suku

    Sasak di Sade

    Konsep

    rancangan

    rumah liveable

    & ekologis

    Interpretasi

    Verifikasi

    /Simulasi

    Rumah

    Ekologis

    MODEL STABILISASI

    PERMUKIMAN

    TRADISIONAL SASAK DI

    SADE BERBASIS KONSEP

    ECOHOUSE & ECOLIVING

  • 7/26/2019 2.Agus Zulkarnaen Arif Universitas Merdeka Malang

    17/34

    13

    primer akan dilakukan melalui interview dengan menggunakan kuesioner dari CSA dan

    untuk melakukan konfirmasi dan pemahaman tentang lokasi maka dilakukan survey

    pengamatan pada lokasi.

    3.3. Metoda Analisis Data

    3.3.1.Analisis dan KajianSustainibilitas Permukiman Tradisional Sasak di Sade

    Untuk menganalisis dan mengkaji tentang keberlanjutan komunitas permukiman

    tradisional Sasak di Sade akan dipergunakan kuesioner CSA. Pengumpulan data penelitian

    dilakukan dengan interviewmelalui teknikFocus Group Discussion (FGD) dengan sampel

    responden kunci (pemuka adat, tetua kampung,dan tokoh mayarakat Suku Sasak).

    Responden ditetapkan dengan strategi purposive sampling. Pengambilan data akan

    dilakukan pada saat malam hari setelah responden ada di rumah. Selain itu juga akan

    dilakukan pengamatan lokasi dengan mengukur dan merekam seluruh faktor yang penting

    dengan membuat sketsa dan catatan. Alat yang akan dipergunakan adalah kompas,

    anemometer, Global Positioning System (GPS).

    Tabel 3.1. Parameter dalam Community Sustainibility Assessment

    No Parameter Aspek Ekologis Bobot

    1 Makna dari tempat tinggal *

    2 Ketersediaan makanan ( produksi & distribusi ) *

    3 Infrastruktur (bangunan & transportasi) *

    4 Pola (konsumsi &pengelolaan limbah padat) *

    5 Air (sumber, kualitas & pola penggunaan) *6 Manajemen (limbah cair & polusi air) *

    7 Energi (sumber& penggunaan) *

    Jumlah nilai untuk parameter ekologis A

    Parameter Aspek Sosial

    1 Keterbukaan ( kepercayaan& keamanan; ruang bersama) *

    2 Komunikasi (aliran gagasan & informasi) *

    3 Jaringan (pencapaian & jasa) *

    4 Keberlanjutan sosial *

    5 Pendidikan *

    6 Pelayanan kesehatan *

    7 Keberlanjutan ekonomi (tingkat kesehatan ekonomi lokal)Jumlah nilai untl parameter sosial B

    Parameter Aspek Kultural/ Spiritual

    1 Keberlanjutan budaya *

    2 Seni dan rekreasi *

    3 Keberlanjutan keyakinan religiolitas *

    4 Keterikatan komunitas *

    5 Ketahanan komunitas *

  • 7/26/2019 2.Agus Zulkarnaen Arif Universitas Merdeka Malang

    18/34

    14

    6 New Holographic (pandangan global) *

    7 Kedamaian/keterteraman dan pemikiran global *

    Jumlah nilai untuk parameter kultural C

    Total nilai keseluruhan (A+ B + C) T

    Sumber : Hildur, 2006 & Widyarti, 2011.

    Berdasarkan acuan dari CSA suatu permukiman tradisional komunitas dikatakan

    berkelanjutan mencapai nilai yang disajikan pada tabel 3.2.

    Tabel 3. 2. Nilai dan Kondisi Sustainibilitas

    Keterangan Nilai Kondisi Sustainibilitas

    Parameter (*) 50+ Menunjukkan progres sangat baik menuju

    keberlanjutan

    26 - 49 Menunjukkan permulaan yang baik menuju

    keberlanjutan

    0 - 25 Menunjukkan harus dilakukan tindakan guna

    mencapai taraf keberlanjutan

    Aspek (A + B + C) 333 + Menunjukkan progres sangat baik menuju

    keberlanjutan

    166 - 332 Menunjukkan permulaan yang baik menuju

    keberlanjutan

    0 - 165 Menunjukkan harus dilakukan tindakan guna

    mencapai taraf keberlanjutan

    Total Setiap Aspek 999 + Menunjukkan progres sangat baik menuju

    keberlanjutan

    500 - 998 Menunjukkan permulaan yang baik menuju

    keberlanjutan

    0 - 499 Menunjukkan harus dilakukan tindakan guna

    mencapai taraf keberlanjutan

    Sumber : Hildur, 2006 & Widyarti, 2011.

    3.3.2.Analisis dan Rekonstruksi Tata Letak, Konfigurasi Massa, Organisasi Ruang,

    Denah, Tampak Potongan dan Struktur Konstruksi Rumah Adat Sasak.

    Pengambilan data untuk melakukan analisis dan merekonstruksi tata letak,

    konfigurasi massa, denah, tampak, potongan dan struktur konstruksi rumah adat Sasakdi

    Sade akan dilakukan dengan teknik interview menggunakan daftar pertanyaan, melakukan

    pengukuran untuk mengambil data primer dan pengamatan pada lokasi.

    Hasil survey akan didokumentasikan berupa catatan dan sketsa dari bangunan

    tradisional Sasak di Dusun Sade. Rekonstruksi dilakukan dengan membuat gambar teknik

    detail engineering developmentmenggunakan program CAD, melalui penggambaran

    terhadap pictorial site plan lokasi permukiman tradisional Sasak di Sade, lay out plan,

  • 7/26/2019 2.Agus Zulkarnaen Arif Universitas Merdeka Malang

    19/34

    15

    denah rumah, tampak potongan dan detail teknik arsitektural.Selanjutnya dibuat miniatur

    (model ikonik) rumah adat pada permukiman tradisional komunitas Suku Sasak.

    3.3.3. Analisis dan Formulasi Model Stabilisasi Keberlanjutan Permukiman

    Tradisional Sasak

    Analisis dan formulasi model stabilisasi permukiman tradisional Sasak di Sade,

    meliputi konsep tata letak, konfigurasi massa dan dan orientasi rumah, organisasi ruang,

    desain fisik dan pengudaraan pasif bangunan. Untuk pengudaraan pasif bangunan,

    direncanakan akan dipergunakan teknik simulasi. Simulasi direncanakan akan dibuat

    menggunakansoftware programCFD SolidWork2012.

    Untuk pengambilan data dan simulasi direncanakan akan dipergunakan sebuah maket

    model ikonik - miniatur rumah adat Sasak Sade. Pengambilan data pada maket model

    ikonik - miniatur rumah adat Sasak Sade direncanakan akan dilakukan di Laboratorium

    Ruang dan Lapangan Sain Bangunan dan Lingkungan, Jurusan Arsitektur Universitas

    Merdeka Malang.Data yang diperoleh selanjutnya akan divalidasikan dengan hasil simulasi

    untuk mengetahui nilai kepercayaan dari simulasi.

    Untuk mengetahui besar eror data hasil simulasi maka hasil simulasi akan

    dibandingkan dengan data hasil pengukuran. Nilai erordari kedua teknik pengambilan data

    tersebut kemudian diuji dengan root mean square error (RMSE). Jika nilai

    kepercayaannya < 5% maka berarti hasil simulasi dapat dipercaya dan dapat dipergunakan

    untuk menduga kondisi rumah tradisional Suku Sasak di Sade.

    Selanjutnya akan dilakukan simulasi pada bangunan berskala 1: 1. Simulasi ini

    direncanakan akan dilakukan dengan kondisi lingkungan untuk mengetahui kondisi

    pengudaraan pasif di dalam bangunan rumah tradisional Suku Sasak. Hasil simulasi yang

    dibuat adalah besar temperatur, RH, dan aliran udara pada bangunan rumah tradisional

    Suku Sasak di Sade. Setelah itu juga akan dianalisis kesesuaiannya dengan standard

    kenyamanan bangunan ada.

  • 7/26/2019 2.Agus Zulkarnaen Arif Universitas Merdeka Malang

    20/34

    16

    BAB 4. BIAYA DAN JADWAL PELAKSANAAN

    4.1. Anggaran Biaya

    Ringkasan Anggaran Biaya Penelitian

    No Jenis Pengeluaran Biaya yang diusulkan (Rp)

    Tahun I Tahun II

    1 Honor Tim Peneliti Rp. 19.800.000,- Rp. 19.800.000,-

    2 Peralatan Penunjang Rp. 8.750.000,- Rp. 8.750.000,-

    3 Bahan Habis Pakai Rp. 20.942.500,- Rp. 19.842.500,-

    4 Biaya Perjalanan Rp. 14.500.000,- Rp. 14.500.000,-

    5 Lain-lain Rp. 6.000.000,- Rp. 7.000.000,-

    Jumlah Rp. 68.992.500,- Rp. 69.992.500,-

    Jumlah Keseluruhan Rp.138.985.000,-

    4.2. Jadwal Penelitian

    Rencana penelitian tersaji pada tabel- tabel berikut

    TAHUN I : Stabilisasi Keberlanjutan Permukiman Tradisional Sasak Berdasarkan

    Konsep Ecohouse dan Ecoliving di Sade, Lombok Tengah, NTB.

    No. Kegiatan BULAN

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

    1. Persiapan/pengurusan ijin

    2. Pemantapan desain penelitian melalui

    eksplorasi teori dan Kajian Pustaka

    3. Penghimpunan data sekunder dan

    penggambaran obyek

    4. Interview berdasarkan Kues CSA, observasi

    lapang dan FGD di permukiman tradisional

    Sasak, pengukuran fisik di lapang.

    5. Analisis sustainibilatasdan rekonstruksi

    pembuata gambar piktorikalteknikal dan

    model ikonik bangunan tradisional Sasak

    Sade)

    5. Seminar hasil dan Monev

    6. Penyusunan laporan akhirdan publikasi

    ilmiah

  • 7/26/2019 2.Agus Zulkarnaen Arif Universitas Merdeka Malang

    21/34

    17

    TAHUN II : Stabilisasi Keberlanjutan Permukiman Tradisional Sasak Berdasarkan

    Konsep Ecohouse dan Ecoliving di Sade, Lombok Tengah, NTB.

    No. Kegiatan BULAN

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

    1. Persiapan/pengurusan ijin

    2. Verifikasi hasil pengukuran lapang di

    Permukiman Tradisioanal Sade Lombok

    Tengah, NTB.

    Uji coba model ikonik bangunan

    tradisional Sasak Sade di Laboratorium

    Sain Lingkungan JTA Unmer Malang

    3. Pengukuran aspek termal dan iluminasi

    (daylighting) pada specimen model ikonik

    bangunan tradisional Sasak Sade

    4. Simulasi Bangunan dengan Computational

    Fluid Dynamic dan Uji Perbandingannya

    5. Seminar Hasil dan Monev

    6. Penyusunan laporan akhir dan publikasi di

    jurnal ilmiah

    DAFTAR PUSTAKA

    Andersen KT. 2007. Airflow rates by combined natural ventilation with opposing wind

    unambiguous solutions for practical use. Journal Building and Environment 42:

    534 -542.

    Arifin HS, NHS Arifin, IGP Suryadarma. 2003. Integrating the value of local tradition andculture in ecological landscape planning in Indonesia. Di dalam: Hayashi Y,

    Manuwoto S, Hartono S, edotir. Susutainable Agriculture in Rular Indonesia. Ed.

    Ke-1. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

    Bastide A et al. 2006. Building energy efficiency and thermal comfort in tropical climates :

    Presentation of a numerical approach for predicting the percentage of well-

    ventilated living space in buildings using natural ventilation. Journal Energy and

    Buildings 38 : 10931103.

    Budihardjo E. 1999. Lingkungan Binaan dan Tata Ruang Kota. Ed-2 Yogyakarta : Andi

    Offset.

    Capra F. 2003. What is an kampung ekologis. http://www.kampungekologis.findhorn.com/building. html.

    Chunhai X. 2008. Building simulation as assisstance in the concepttual design. Journal

    Building Simulation 1 : 4652.

    Duangporn and Jitkhajornwanich N, Panin O, Chindavanig T. 2004. Thermal comfort and

    adaptation to living for local people, Silpakom University Bangkok, Thailand.

    http://www.eco-village.findhorn.com/buildinghttp://www.eco-village.findhorn.com/buildinghttp://www.eco-village.findhorn.com/building
  • 7/26/2019 2.Agus Zulkarnaen Arif Universitas Merdeka Malang

    22/34

    18

    Engin N et al. 2007., Climatic effect in the formation of vernacular housess in the Eastern

    Black Sea Region.Journal Building and Environment42 : 960 -969.

    Frick H, Suskiyatno. 1998. Dasar-dasar Eko-Arsitektur, Konsep Arsitektur berwawasan

    Lingkungan serta Kualitas Konstruksi dan Bahan Bangunan untuk Rumah Sehat

    dan Dampaknya atas Kesehatan Manusia. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

    Frick H, Ardiyanto A, Darmawaan AMS. 2008. Ilmu Fisika Bangunan. Penerbit Kanisius.

    Yogyakarta.

    Gaitani N et al. 2007, On the use of bio climatic architecture principles in orde to improve

    thermal comfort conditions in outdoor spaces. Journal Building and Environment

    42 : 317324.

    Gilman R. 1991., Ecovillage definition.http://www.contect.org/ICCIB/Jc29/gilman.html.

    Global Ecovillage Network. (GEN) 2007, Community Sustainibility Assessment,

    http://gen.kampung ekologis.org/activities/index.html.

    Hildur J. 2006, Global Ecovillage Network, Gaia Trust, http://www.ross-

    jackson.com/copy-of book/global.html.

    Hirano T et al. 2006, A study on porous residential building model in hot and humid

    regions : Part 1the natural ventilation performance and the cooling load reduction

    effect of the building model.Journal Building and Environment41: 2131.

    Kim DK. 2007, The natural environmentcontrol system of Korean traditional architecture:

    comparison with korean contemporary architecture. Journal Building and

    Environment7 : 1810-1816.

    Livermore SR, Woods AW. 2006. Natural ventilation of multistorey buildings : The use of

    stack for secundary ventilation.Journal Building and Environment40 : 1505-1411.

    Maciel AA. Et al. 2007 . Main influences on the design philosophy and knoladge basis to

    bioclimatic integration into architechtural design.Journal Building and Simulation42: 2450-2460

    Mahdavi A et al. 2008. Shading and lighting operation in office building in Austria : A

    study of user control behavior.Journal Building and Environment16: 45-87.

    Rilatupa J. 2008. Aspek kenyamanan termal pada pengkondisian ruang dalam. Jurnal

    Sains dan Teknologi EMAS18 : 3-13.

    Ryn S, Cowan S. 1998. Ecological Design, USA : Island Press.

    Subadyo, A. Tutut. 2003. Arsitektur Tradisional Lombok. Jurusan Arsitektur Universitas

    Merdeka Malang.

    Sulistianto, MI. 2005. Perencanaan Lansekap Permukiman Tradisioanl Segenter Sebagai

    Kawasan Wisata Budaya. IPB Bogor.

    Soegijanto. 1998. Bangunan di Indonesia dengan Iklim Tropis ditinjau dari Aspek Fisik

    Bangunan. Direktorat Jenderal Pendididkan Tinggi Departemen Pendidikan dan

    Kebudayaan. Jakarta.

    Smed J, Wall M. 2007. Enhanced energy conservation in houses throug high performance.

    Journal Building and Environment42:2072 -2081.

    http://www.contect.org/ICCIB/Jc29/gilman.htmlhttp://www.contect.org/ICCIB/Jc29/gilman.htmlhttp://www.contect.org/ICCIB/Jc29/gilman.htmlhttp://gen.eco-village.org/activities/index.htmlhttp://gen.eco-village.org/activities/index.htmlhttp://www.ross-jackson.com/copy-of%20book/global.htmlhttp://www.ross-jackson.com/copy-of%20book/global.htmlhttp://www.ross-jackson.com/copy-of%20book/global.htmlhttp://www.ross-jackson.com/copy-of%20book/global.htmlhttp://gen.eco-village.org/activities/index.htmlhttp://www.contect.org/ICCIB/Jc29/gilman.html
  • 7/26/2019 2.Agus Zulkarnaen Arif Universitas Merdeka Malang

    23/34

    19

    Sozen MS, Gedik GZ. 2007, Evaluation of traditional architecture in terms of building

    physics : Old Diyarbakir houses. Journal Building and Environment 42 : 2072-

    2082.

    Tenorio R. 2007. Enabling the hybrid use of air conditioning : A prototype on sustainable

    housing in tropical regions.Journal Building and Environment42 : 605 - 613.

    White H, Masset. E. 2003. Importance of household size and composition in construction

    poverty.Journal Development and Change 34 : 1-11.

    Widyarti M. 2011. Kajian dan Rekonstruksi Konsep Eco-village dan Eco-house pada

    Permukiman Baduy Dalam berdasarkan Community Sustainibility Assessment.

    Disertasi. IPB Bogor.

    Wong NH et al. 2007. Environmental study of the impact of greenery in an institution

    campus in the tropics.Journal Building and Environment42 : 2949-1970.

    Wong NH, Lin S. 2007. A study of the effectiveness of passive climate control in naturaly

    ventilated residential buildings in Singapore.Journal Building and Environment42

    : 13951405.

    Yusuf, M & Sukandi. 1987. Selintas Rumah Tradisioanl Sasak di Lombok. Departemen

    Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Museum Negeri

    Nusa Tenggara Barat.

  • 7/26/2019 2.Agus Zulkarnaen Arif Universitas Merdeka Malang

    24/34

    Lampiran 1:

    JUSTIFIKASI ANGGARAN

    1. HONOR

    Honor Honor/Jam (Rp)

    Waktu(jam

    /minggu)

    Minggu Honor per TahunTahun I Tahun II

    Ketua 27.500,- 10 32 8.800.000,- 8.800.000,-

    Anggota 1 20.000,- 10 32 6.400.000,- 6.400.000,-

    Surveyor 1 (mahasiswa) 7.500,- 10 8 600.000,- 600.000,-

    Surveyor 2 (mahasiswa) 7.500,- 10 8 600.000,- 600.000,-

    Surveyor 3 (mahasiswa) 7.500,- 10 8 600.000,- 600.000,-

    Draftman 1

    (mahasiswa)

    10.000,- 10 16 1.600.000,- 1.600.000,-

    Draftman 2(mahasiswa)

    10.000,- 10 16 1.600.000,- 1.600.000,-

    Sub Total (Rp) 19.800.000,- 19.800.000,-2. PERALATAN

    Material Justifikasi

    Pemakaian

    Kuantitas Harga

    Satuan

    (Rp)

    Harga Peralatan Penunjang

    (Rp)

    Tahun I Tahun II

    GPSGarmin

    (sewa2 bulan)

    Pengukuran

    posisi danpenentuan

    koordinat obyek

    1 buah 200.000,- 200.000,- 200.000,-

    Anemometer

    (sewa2 bulan)

    Pengukuran

    angin

    2 buah 200.000,- 400.000,- 400.000,-

    RH meter (sewa

    2 bulan)

    Pengukuran

    kelembaban

    16 buah 200.000,- 3.200.000,- 3.200.000,-

    Kompas (sewa2 bulan)

    Penentuanorientasi arahhadap bangunan

    2 buah 100.000,- 200.000,- 200.000,-

    Thermocouple(sewa2 bulan)

    Pengukuransuhu

    16 buah 200.000,- 3.200.000,- 3.200.000,-

    Wheater Station(sewa2 bulan)

    Pengukurancuaca

    2 buah 200.000,- 400.000,- 400.000,-

    Hybrid recorder(sewa2 bulan)

    Perekaman hasilpengukuranklimatologi

    2 buah 200.000,- 400.000,- 400.000,-

    Baling-baling(sewa2 bulan)

    Indikator arahangin

    2 buah 200.000,- 400.000,- 400.000,-

    Bandul kertas Indikator arahangin

    2 buah 50.000,- 50.000,- 50.000,-

    Schetboard Pencataan dansketsa data

    lapang

    6 buah 50.000,- 300.000,- 300.000,-

    Sub Total (Rp) 8.750.000,- 8.750.000,-

    3. BAHAN HABIS PAKAI

    Material Justifikasi

    Pemakaian

    Kuantitas Harga

    Satuan

    (Rp)

    Biaya per Tahun (Rp)

    Tahun I Tahun II

  • 7/26/2019 2.Agus Zulkarnaen Arif Universitas Merdeka Malang

    25/34

    Kertas HVS A4 Penulisanlaporan

    5 rim 32.500,- 162.500,- 162.500,-

    Kertas HVS A3 Penulisanlaporan

    2 rim 40.000,- 80.000,- 80.000,-

    CDRW Blank Penyimpanandata

    2 boks 100.000,- 200.000,- 200.000,-

    Kertas Kalkir PenggambaranDED

    5 roll 100.000,- 500.000,- -

    Cardtrige Black Pencetakan

    laporan

    3 set 300.000,- 900.000,- 900.000,-

    Cardtridge

    Color

    Pencetakan

    laporan

    2 set 300.000,- 600.000,- 600.000,-

    Searching

    internet

    Kelengkapan

    data

    Lumpsum 500.000,- 500.000,- -

    Fotocopy data Penggandaan Lumpsum 500.000,- 500.000,- 500.000,-

    Distribusi

    CommunitySustainability

    Assessment(CSA)Questioner&

    FGD di Sade

    Interview ke

    komunitaspenghuni

    permukimantradisionalSasak diSade

    Lumpsum 1.000.000,- 1.000.000,- -

    Software CFD

    Solid Work2012

    Program

    simulasi

    1 program 5.000.000,- 5.000.000,- -

    Updating

    Software CFD

    Solid Work2012

    Kalibrasi 1 program 5.000.000,- - 5.000.000,-

    Scannig DataVisual

    Tbulasi Image 300lembar

    2.500,- 750.000,- -

    PengukuranTipologi

    Bangunan Adat

    Proporsi danmaterial

    bangunan

    Lumpsum 1.000.000,- 1.000.000,- 1.000.000,-

    Rekonstruksi

    DED Tipologi

    Bangunan Adat

    Detail

    Engineering

    Development

    3 Tipologi 750.000,- 2.250.000,- -

    Simulasi CFD

    Solid Work2012

    Simulasi data

    awal

    1 package 1.000.000,- 1.000.000,- 1.000.000,-

    PembuatanIconic Model

    Tipologi

    Bangunan AdatSasak Skala

    1:10

    Pembuatanmaket bangunan

    tradisional

    Sasak sesuaidengan material

    aslinya

    3 package 2.000.000,- 6.000.000,- -

    Pengujian IconicModel Uji konstruksi 3 package 1.000.000,- - 3.000.000,-

    Revisi &

    Penempatan

    Model Iconic diLaboratorium

    Lapangan

    Repair model

    sesuai hasil uji

    konstruksi

    3 package 1.000.000,- - 3.000.000,-

    Pengukuran

    Termal danIlluminasi pada

    Penghimpunan

    data fisikabangunan

    3 package 1.000.000,- - 3.000.000,-

  • 7/26/2019 2.Agus Zulkarnaen Arif Universitas Merdeka Malang

    26/34

    Model Iconic

    Permodelan

    melalui simulasiCFD dan

    validasi hasil

    Entri data

    laboratorium kedalam program

    simulasi

    3 package 500.000,- - 1.500.000,-

    Sub Total (Rp) 20.942.500,- 19.942.500,-

    3. PERJALANAN

    Material Justifikasi

    Perjalanan

    Kuantitas Harga

    Satuan

    (Rp)

    Biaya per Tahun (Rp)

    Tahun I Tahun II

    Transportasi 2

    orang Peneliti

    (MalangMataram, NTB,

    pp)

    Pengambilan

    data primer di

    lapangan

    1 kali 4.000.000,

    -

    4.000.000,- 4.000.000,-

    Akomodasi &Konsumsi 2

    orang Peneliti

    Pengambilandata primer di

    lapangan

    3 hari 1.000.000,-

    3.000.000,- 3.000.000,-

    Transportasilokal 3 orangSurveyor

    (MataramPrayaPujut)

    pp

    Pengambilandata primer dilapangan

    3 hari 750.000,- 2.250.000,- 2.250.000,-

    Konsumsi &

    Konsumsi 3

    orang Surveyorselama

    pengukuran

    lapangan

    Pengambilan

    data primer di

    lapangan

    3 kali 750.000,- 2.250.000,- 2.250.000,-

    Perjalanan untuk

    mempresentasihasil pada

    Seminar

    Nasional

    Presentasi hasil

    pada forumilmiah

    1 kali 1.500.000,

    -

    1.500.000,- 1.500.000,-

    Perjalanan untukmempresentasi

    hasil padaSeminarPemantauan

    Presentasi hasilpada monev

    kelayakan

    1 kali 1.500.000,-

    1.500.000,- 1.500.000,-

    Sub Total (Rp) 14.500.000,- 14.500.000,-

    5. LAIN-LAIN

    Kegiatan Justifikasi Kuantitas Harga

    Satuan

    (Rp)

    Biaya per Tahun (Rp)

    Tahun I Tahun II

    Administrasi

    dan perijian

    Surat menyurat

    dan pengurusanijin riset

    Lumpsum 500.000,- 500.000,- -

    Penggandaan

    dan penjilidan

    laporan

    Arsip lembaga 5 ekp 100.000,- 500.000,- 500.000,-

    Seminar Hasil di

    Institusi internal

    Diseminasi ke

    sejawat

    1 kali 500.000,- 500.000,- 500.000,-

  • 7/26/2019 2.Agus Zulkarnaen Arif Universitas Merdeka Malang

    27/34

    Presentasi diSeminar

    Nasional

    Diseminasi hasilsecara oral pada

    forum ilmiah

    1 kali 2.000.000,-

    2.000.000,- -

    Publikasi di

    Jurnal Nasional

    Diseminasi hasil 1 kali 2.500.000,

    -

    2.500.000,- -

    Publikasi di

    Jurnal

    Internasional

    terindex Scopus

    Diseminasi hasil 1 kali 6.000.000,

    -- 6.000.000,-

    Sub Total (Rp) 6.000.000,- 7.000.000,-

    TOTAL ANGGARAN YANG DIPERLUKAN SETIAP

    TAHUN (Rp)

    68.992.500,- 69.992.500,-

    TOTAL ANGGARAN YANG DIPERLUKAN SELURUH

    TAHUN (Rp)

    138.985.000,-

    Lampiran 2:

    SUSUNAN ORGANISASI TIM PENELITI DAN PEMBAGIAN TUGAS

    No Nama / NIDN Instansi

    Asal

    Bidang

    Ilmu

    Alokasi

    Waktu

    (jam/minggu)

    Uraian Tugas

    Ir. Agus

    Zulkarnain

    Arief, MSA.

    0715076102

    Universitas

    Merdeka

    Malang

    Sain

    Bangunan

    10 jam Merancang

    instrumen penelitian,

    menyusun konsep

    kajian tentang

    keberlanjutan

    komunitas

    permukiman

    tradisioanl Sasak di

    Sade .

    Menyusun kuesioner

    CSA. Danmelakukan interview.

    Menggunakan

    teknikFocus Group

    Discussion

    (FGD)dengan

    komunitas

    permukiman

    tradisional, tetua

  • 7/26/2019 2.Agus Zulkarnaen Arif Universitas Merdeka Malang

    28/34

    adat, key person

    pemangku

    kepentingan.

    Memandu measuring

    tipologi bangunan

    adat yang ada di

    Sade.

    2 Ni Made Wiati,

    S.Si, MT.

    0714086903

    Universitas

    Merdeka

    Malang

    Fisika 10 jam Membantu

    menyusun analisis

    sistem lingkungan

    dengan program

    Power Sim dan

    penyiapan gambar

    teknik piktorial ke

    model ikonik dan

    membantu analisis

    standar pelayananminimum (SPM) dan

    design criteria

    (DCA) berdasarkan

    konsep rumah

    ekologis

    Lampiran 3.

    KETERSEDIAAN SARANA DAN PRASARANA PENELITIAN

    Penelitian ini direncanakan akan didukung oleh ketersediaan sarana dan prasarana yang

    ada (thermocouppel, sling psychrometer, dial gauge, hygrometer, aneometer,digital

    stopwatch, alat simulasi, dan lain-lain) pada Laboratorium Sain Bangunan dan Lingkungan

    ; Pusat Studi Tata Lingkungan dan Bentang Alam (Peta Rupa Bumi, Peta Tematik, Peta

    Topografi, Peta Genangan, RTRK Kawasan, RTRW Kabupaten Lombok Tengah, Digital

    Map, dan lain-lain) Jurusan Arsitektur Unmer Malang.

  • 7/26/2019 2.Agus Zulkarnaen Arif Universitas Merdeka Malang

    29/34

    Lampiran 4:

    BIODATA KETUA PENELITI

    A.Identitas Diri1 Nama Lengkap Ir. Agus Zulkarnain Arief, MSA

    2 Jenis Kelamin Laki-laki

    3 Jabatan Fungsional Lektor Kepala / 4 a4 NIP/NIK 466/FT

    5 NIDN 0715076102

    6 Tempat dan Tanggal lahir Sidoarjo, 15 Juli 1961

    7 Email cakagus@ yahoo.com

    8 Nomor Telepon/Faks/HP 0341 723029 / 0341 714383

    9 Alamat Kantor Jl. Terusan Raya Dieng No. 6264 Malang

    10 Nomor Telepon/Faks/ 0341 584293 Fax 0341 564994

    11 Lulusan yang Telah Dihasilkan S1 = > 50 orang; S2 = -; S3: -

    12 Mata Kuliah yang Diampu 1. Sistem Bangunan III

    2. Teknologi Bangunan I

    B. Riwayat PendidikanStrata PT S-1 S-2 S-3

    Nama PerguruanTinggi

    Institut TeknologiSepuluh Nopember

    (ITS) Surabaya

    Institut TeknologiBandung (ITB)

    Curtin UniversityAustralia

    Bidang Ilmu Arsitektur Arsitektur Arsitektur

    Tahun Lulus 1986 1992 -

    Judul Skripsi/Thesis/Disertasi

    Rumah Sususn UntukGolonganEkonomi

    Menengah Kebawah

    di Surabaya

    Suatu Kajian TentangPenerangan Alami

    (Day Lighting) Atrium

    di Indonesia

    -

    Nama

    Pembimbing/Promotor

    Prof. Ir. Happy Ratna

    S., MSc

    Prof. Ir. Gunawan

    Atmosutjipto, MArch.

    -

    C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun TerakhirNo

    Tahun Judul Penelitian

    Pendanaan

    Sumber Jml (Juta Rp)

    1 2007 Pengembangan Desain SelubungBangunan Kaca dengan KonsepMovable

    sun shadingPada Iklim Tropis Lembab.

    Penelitian Hibah Bersaing, DP2M Dikti.2007 (Ketua Peneliti).

    PHB, DP2M 40

    2 2008 Pembuatan Tenda Pneumatic SistimKnock Down yang Ringkas dan Cepat

    Bangun Sebagai Bangunan PenampungSementara untuk Korban Bencana Alam(Anggota Peneliti)

    PHB, DP2M 40

    3 2009 Aplikasi dan Pengujian TendaPneumatic

    SistimKnock Down yang Ringkas dan

    Cepat Bangun untuk Fasilitas Darurat diKawasan Bencana (Anggota Peneliti)

    PHB, DP2M 40

    4 2011 Strategi Pengembangan Kawasan WisataPantai di Koridor Jalur Lintas Selatan

    (JLS) Jawa Timur ; Segmen Balekambang

    PHB, DP2M 40

  • 7/26/2019 2.Agus Zulkarnaen Arif Universitas Merdeka Malang

    30/34

    Sendang Biru (Ketua Peneliti)

    5 2012 Desain Pembangunan Infrastruktur

    Terpadu yang Sustainable DalamPengembangan Kawasan Agropolitan

    Poncokusumo Malang (Anggota Peneliti).

    PHBDP2M 32

    6 2013 Desain Pembangunan Infrastruktur

    Terpadu yang Sustainable Dalam

    Pengembangan Kawasan Agropolitan

    Poncokusumo Malang (Anggota Peneliti).Lanjutanon going

    PHBDP2M 50

    D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun TerakhirNo

    Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat

    Pendanaan

    Sumber Jml (Juta Rp)

    1 2007 Penataan Kawasan Jl. Terusan Raya

    Dieng (Pintu Gerbang / Dieng Plasa

    Istana Kawasan Istana Dieng).

    Pengembang

    Istana Dieng

    Malang

    25

    2 2008 Renovasi Interior Gedung FakultasTeknologi Informatika Universitas

    Merdeka Malang.

    Yayasan YPTMMalang

    30

    3 2009 Pembangunan Gedung SD NU Kelurahan

    Lumpur Kecamatan Gresik. (Thn. 2009)sebagai arsitek perencana

    PC NU

    KecamatanLumpurKabupaten Gresik

    50

    4 2009 Renovasi Interior Gedung FakultasHukum Universitas Merdeka Malang,

    Yayasan YPTMMalang

    35

    E. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal dalam 5 Tahun TerakhirNo Judul Artikel Nama Jurnal Volume/

    Nomor/Tahun

    1 Penggunaan Atrium Pada BangunanKomersiel: Penghematan Energi

    Penerangan dan Kenyamanan PenggunaBangunan

    Jurnal Ilmu-ilmuTeknik Diagonal

    Volume 3 Nomor 1/Mei 2001. p: 2537.

    ISSN : 14108186.

    2 Atria Taxonomy in Indonesia Jurnal Ilmu-ilmuTeknik Diagonal

    Volume 8 Nomor1/February 2007 ISSN

    14108186

    F.Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) Dalam 5 Tahun TerakhirNo Nama Pertemuan Ilmiah /

    Seminar

    Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat

    1 Seminar Nasional

    Pendidikan Arsitektur

    Mempersiapkan Sarjana Arsitektur

    Sebagai Profesional

    Jurusan Arsitektur FT

    Universitas Brawijaya,Malang Agustus 2006.

    2 Seminar Nasional:

    Identitas Kota Kota Masa

    Depan di Indonesia

    Kota Hijau Dirjen Penataan Ruang

    DPU, Denpasar,

    Desember 2009.

    3 Simposium Nasional Ke 10

    Rekayasa AplikasiPerancangan dan Industri.

    Strategi Pengembangan Kawasan

    Wisata Pantai di Koridor jalurLintas Selatan (JLS) Jawa Timur :

    Segmen BalekambangSendang

    Biru

    Universitas

    MuhammadiyahSurakarta, 13 Desember

    2011.

  • 7/26/2019 2.Agus Zulkarnaen Arif Universitas Merdeka Malang

    31/34

  • 7/26/2019 2.Agus Zulkarnaen Arif Universitas Merdeka Malang

    32/34

    BIODATA ANGGOTA PENELITI

    A.Identitas Diri1 Nama Lengkap Ni Made Wiati, S.Si, MT

    2 Jenis Kelamin Perempuan

    3 Jabatan Fungsional Asisten Ahli / 3A

    4 NIP/NIK 668/FT5 NIDN 0714086903

    6 Tempat dan Tanggal lahir Singaraja-Bali, 14 Agustus 1969

    7 Email [email protected]

    8 Nomor Telepon/Faks/HP 0341 565032; 081805076060

    9 Alamat Kantor Jl. Terusan Raya Dieng No. 6264 Malang

    10 Nomor Telepon/Faks/ 0341 568395

    11 Lulusan yang Telah Dihasilkan S1 = > 10 orang; S2 = -; S3: -

    12 Mata Kuliah yang Diampu 1. Fisika II

    2. Mekanika Teknik

    3. Perancangan TLPF

    B. Riwayat PendidikanS-1 S-2 S-3

    Nama Perguruan

    Tinggi

    Universitas Brawijaya

    Malang

    Universitas Brawijaya

    Malang-

    Bidang Ilmu Mipa - Fisika Teknik dan

    Manajemen Industri-

    Tahun Lulus 1994 2010 -

    Judul Skripsi/Thesis/Disertasi

    Metode SpektroskopiFotoakustik untuk

    mendeteksi kandungan

    Amoniak

    Usaha PeningkatanKualitas Layanan Pada

    Usaha Laundry Kiloan

    -

    Nama

    Pembimbing/Promotor

    Ir. Sudjatmoko, SU Dr. Ir. Gembong

    Baskoro, M.Sc.

    -

    C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun TerakhirNo

    Tahun Judul Penelitian

    Pendanaan

    Sumber Jml (Juta Rp)

    - - - - -

    D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun TerakhirNo

    Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat

    Pendanaan

    Sumber Jml (Juta Rp)

    1 2008 Oven pada Industri Kerajinan Keramik

    Teknik Dalam Upaya Peningkatan

    Kapasitas Produksi Menuju Industri

    Kecil Yang Mandiri.

    DIKTI 15

    2 2008 Mesin Pemisah Kulit Kedelai Pada

    Industri Kecil Tempe Dalam Upaya

    Peningkatan Kapasitas Produksi

    DIKTI 15

  • 7/26/2019 2.Agus Zulkarnaen Arif Universitas Merdeka Malang

    33/34

  • 7/26/2019 2.Agus Zulkarnaen Arif Universitas Merdeka Malang

    34/34