G. SEULAWAH AGAM, NANGGROE ACEH
DARUSSALAM
KETERANGAN UMUM
Nama Lain : Seulawah Agam, Seulawain Agam, Solawa Agam,
Solawaik Agam, Selawadjanten, Goldberg
Nama Kawah : Kawah Heutsz, Tanah Simpago
Lokasi
a. Geografi Puncak
b. Administrasi
:
:
5o25,5' Lintang Utara dan 95o36' Bujur Timur
Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam.
Ketinggian : 1726 m dpl
Kota Terdekat : Banda Aceh, Sigli
Tipe Gunungapi : Strato
Lokasi Pos PGA : Desa Lambaro Tunong, Kecamatan Lembah
Seulawah, Kabupaten Aceh Besar. Secara
geografis berada pada 5o22'12,3" LU dan
95o37'46,5" BT. Tinggi 137 m dpl.
PENDAHULUAN
Cara Mencapai Puncak
Gunungapi ini tinggi puncaknya1726 m dml, titik kegiatan berada di lereng
bagian utara, yaitu Kawah Heutsz dan di lereng selatan yang disebut Kawah
Simpago, posisi kawah Heutsz berada pada 05º 28’ 21.8” LU, 095º 39’ 50.8” BT
pada ketinggian 753 m dml dan kawah Simpago pada 05º 26’ 18.6” LU, 095º 39’
01.1” BT pada ketinggian 1193 m.
G. Seulawah Agam dapat dicapai dari Banda Aceh dengan tujuan kota
Kecamatan Seulimeum. dari kota ini jika mau mendaki puncak G. Seulawah
Agam dapat melalui kampung Pulo dengan waktu tempuh sekitar 10 jam. Jika
tujuannya ke kawah Heutz maka dari Seulimeum harus menuju ke Desa Lam
Kabeu, dari desa ini perjalanan ke Kawah Heutz memakan waktu 5 jam.
Umumnya jalan menuju ke puncak sangat sulit, sebagian besar harus merintis
jalan.
SEJARAH LETUSAN
Selama abad ke 19 dan 20, G. Seulawah Agam tidak menunjukkan
kegiatan letusan yang berarti, beberapa kegiatan vulkanik yang tercatat adalah
sebagai berikut :
1600 Pada tahun ini mungkin terjadi letusan parasit (Sapper, 1927)
1839 Tanggal 12 dan 13 Januari terjadi letusan freatik di Kawah Heutsz
(Volz,1912)
1975 Tanggal 16 dan 21 Agustus terdengar suara gemuruh dan asap
keluar dari G. Seulawah Agam.
Sampai saat ini tidak terlihat adanya peningkatan aktivitas atau letusan di
G. Seulawah Agam.
GEOLOGI
Morfologi
Satuan Geomorfologi Komplek G. Seulawah Agam dan sekitarnya,
berdasarkan genesa, proses serta bentuk topografinya dapat dikelompokkan
kedalam 4 kelompok yaitu
• Satuan Morfologi Perbukitan Sedimen
• Satuan Morfologi Perbukitan Tua
• Satuan Morfologi Kerucut G. Seulawah Agam
• Satuan Morfologi Pedataran
Stratigrafi
Secara umum, satuan stratigrafi di komplek Seulawah Agam
dikelompokan ke dalam 4 kelompok yaitu :
a. Kelompok Pra Seulawah Agam
Kelompok batuan pra Seulawah Agam tersusun atas batuan vulkanik dan
sedimen. Batuan vulkanik merupakan produk dari vulkanik tua pra Seulawah
Agam atau dikenal sebagai vulkanik Lam Teuba, batuannya terdiri dari lava
berkomposisi andesitik basaltik, aliran pirolastik dan jatuhan piroklastik.
Batuan Sedimen dalam kelompok ini terdiri dari batulempung, batupasir
gampingan, koglomerat dan batu gamping yang secara regional merupakan
bagian dari Formasi Seulimeum.
b. Kelompok Seulawah Agam
Produk Seulawah Agam terdiri dari beberapa aliran lava dan aliran
piroklastika yang dihasilkan dari 3 kawah yang berbeda. Secara umum lava -
lava yang dihasilkan berjenis andesit berwarna abu-abu hingga abu-abu terang
dan bertekstur porfiritik. Aliran piroklastika atau awan panas endapannya
tersusun atas blok-blok lava yang tertanam dalam masadasar abu vulkanik
berwarna abu-bau hingga kemerahan.
c. Kelompok Erupsi Samping
Produk satuan ini berupa endapan freatik yang dihasilkan dari Kawah
Heutz.
d. Kelompok Endapan Sekunder
Satuan dalam kelompok ini merupakan hasil pengendapan ulang dari
batuan batuan yang telah ada sebelumnya.
Peta Geologi Gunungapi Seulawah Agam, Nanggroe Aceh Darussalam
GEOFISIKA
Seismik
Sampai saat ini masih belum banyak tulisan mengenai aktivitas
kegempaan G. Seulawah Agam, Suantika (1996) dalam Laporan Visual dan
Pemeriksaan Kawah Serta Pengamaatan Kegempaan G. Seulawah Agam
mengungkapkan bahwa, kegempaan gunung ini lebih didominasi oleh gempa-
gempa tektonik, Jumlah gempa harian hasil rekaman seismograf sejak Januari
2008 hingga Agustus 2009 disajikan dalam grafik di bawah ini.
0
1
2
3
4
5
11-Jun
-08
1-Ju
l-08
21-Jul-0
8
10-A
ug-0
8
30-A
ug-0
8
19-S
ep-0
8
9-Oct-0
8
29-O
ct-0
8
18-N
ov-0
8
8-Dec
-08
28-D
ec-0
8
17-Jan
-09
6-Fe
b-09
26-F
eb-09
18-M
ar-09
7-Apr-0
9
27-A
pr-0
9
17-M
ay-09
6-Ju
n-09
26-Jun
-09
16-Jul-0
9
5-Aug
-09
25-A
ug-0
9
Jum
lah H
ari
an G
em
pa V
ulk
anik
Dala
m (V
A)
0
2
4
6
8
11-Jun
-08
1-Ju
l-08
21-Jul-0
8
10-A
ug-0
8
30-A
ug-0
8
19-S
ep-0
8
9-Oct-0
8
29-O
ct-0
8
18-N
ov-0
8
8-Dec
-08
28-D
ec-0
8
17-Jan
-09
6-Feb
-09
26-F
eb-0
9
18-M
ar-0
9
7-Apr
-09
27-A
pr-0
9
17-M
ay-0
9
6-Ju
n-09
26-Jun
-09
16-Jul-0
9
5-Aug
-09
25-A
ug-0
9Jum
lah H
ari
an G
em
pa V
ulk
anik
Dangkal (V
B)
0
2
4
6
8
11-Jun
-08
1-Ju
l-08
21-Jul-0
8
10-A
ug-0
8
30-A
ug-0
8
19-S
ep-0
8
9-Oct-0
8
29-O
ct-0
8
18-N
ov-0
8
8-Dec
-08
28-D
ec-0
8
17-Jan
-09
6-Feb
-09
26-F
eb-0
9
18-M
ar-0
9
7-Apr
-09
27-A
pr-0
9
17-M
ay-0
9
6-Ju
n-09
26-Jun
-09
16-Jul-0
9
5-Aug
-09
25-A
ug-0
9
Jum
lah H
ari
an G
em
pa T
ekto
nik
MITIGASI BENCANA GUNUNGAPI
Sejak Pebruari 1996 G. Seulawah Agam sudah diamati secara menerus
baik secara visual maupun kegempaan dari pos PGA Seulawah Agam di Desa
Lambaro Tunong, Kecamatan Seulimeum, Kabupaten Aceh Besar. Pos ini
terletak di lereng selatan G. Seulawah Agam di pinggir jalan raya lintas Aceh –
Medan (KM 49 dari Aceh).
Visual
Pengamatan visual yang dilakukan bulan Juli 2007 di 4 lokasi Kawah Heutsz,
yaitu:
• Titik 1. Pada bagian bawah bawah kawah Heutsz, terdapat lubang tembusan
solfatara, asap putih tipis, tinggi asap 0,5-1m, bau belerang lemah, suara
desisan lemah, pengukuran suhu menggunakan termometer maksimum
didapat 92ºC,
• Titik 2. Pada bagian bawah kawah Heutsz. Bualan air panas, ukuran 1 x 1 m,
airnya jernih, suhu 92ºC,
• Titik. 3. Pada bagian tengan kawah Heutsz. Kolam lumpur, berukuran 4 x 5
m, warna lumpur kelabu, suhu 80ºC.
Titik 4. Pada bagian atas kawah Heutsz. Lumbang-lubang tembusan
solfatara, asap putih tipis, tinggi asap 0,5 – 1m, desis tidak terdengar, bau
belerang tercium lemah, suhu 80ºC
Seismik
Aktivitas kegempaan gunung ini dipantau dengan menggunakan
seismograf PS-2 Kinemetrics dengan sistim pancar. Stasiun pemantau
ditempatkan di lereng selatan G. Seulawah Agam, sekitar 5 km dari puncak
dalam jarak horizontal, secara geografis terletak pada . 5o24’28,5” Lintang Utara
dan 95o 38’ 50,6” Bujur Timur pada ketinggian 510 m dpl.
KAWASAN RAWAN BENCANA GUNUNGAPI
Dalam penyusunan peta kawasan rawan bencana G. Seulawah Agam,
sebagai pusat erupsi adalah didasarkan pada dua lokasi aktifitas dan posisi
kawahnya yang letaknya saling terpisah dan tidak di puncaknya.
Jenis bahaya yang berpotensi mengancam jiwa dan harta benda bila
gunungapi ini meletus adalah terdiri atas aliran lava, lontaran batu (pijar), hujan
abu (lebat), kemungkinan awan panas dan lahar. Bedasarkan potensi bahaya
yang mungkin terjadi, kawasan rawan bencana G. Seulawah Agam dapat dibagi
menjadi tiga tingkat kerawanan dari rendah ke tinggi yaitu: Kawasan Rawan
Bencana III, Kawasan Rawan Bencana II, dan Kawasan Rawan Bencana I.
KAWASAN RAWAN BENCANA III (KRB-III)
Kawasan rawan bencana III adalah kawasan yang sering terlanda awan
panas, aliran lava, lontaran atau guguran batu (pijar), dan gas beracun. Pada
Kawasan Rawan bencana III tidak diperkenankan untuk hunian tetap dan
dikembangkan secara komersial.
Kawasan rawan bencana III dibagi dua bagian yaitu:
a. Kawasan yang sering bahaya aliran massa, terdiri berupa: aliran lava,
kemungkinan awan panas dan gas racun, dan
b. Kawasan yang sering terlanda bahaya lontaran, berupa: lontaran batu
(pijar) termasuk hasil letusan freatik, dan hujan abu (lebat).
Batas kawasan rawan bencana III G. Seulawah Agam ditarik berdasarkan
dua titik kegiatan yang ada saat ini yaitu kawah Simpago dan kawah Heutz.
Lokasi kedua kawah tersebut di atas didasarkan pada koordinat masing-masing
hasil pengukuran dengan menggunakan Global Positioning System (Garmin
GPS-Map). Kurangnya data kegunungapian, terutama sejarah letusan gunungapi
pada masa lalu, menjadi kendala dalam penarikan batas kawasannya.
Berdasarkan parameter tersebut, batas kawasan rawan bencana III
terhadap bahaya lontaran diperoleh radius 3 km, sedangkan rawan bencana III
terhadap aliran massa mengikuti lembah sungai dan daerah rendah di
sekitarnya.
Kawasan rawan bencana III dalam Peta Kawasan Rawan Bencana digambarkan
dalam warna merah tua tegas (solid) untuk bahaya aliran massa, dan lingkaran
dengan garis putus-putus dengan warna yang sama untuk bahaya lontaran.
Desa/dusun dalam Kawasan rawan bencana III yang sangat berpotensi
terlanda bahaya aliran massa berupa awan panas, atau aliran lava dari Kawah
Heutz adalah daerah sekitar sumber erupsi dan lereng baratlaut mengikuti
lembah hingga Dusun Pulo.
Desa/dusun dalam Kawasan rawan bencana III yang berada dalam radius 3 km
dari Kawah Heutz yang sangat berpotensi dilanda bahaya lontaran merupakan
lahan kosong tidak berpenduduk terdiri atas hutan dan kebun penduduk.
Kawasan Rawan Bencana III yang berada dalam radius 3 km dari kawah
Simpago. Kawasan rawan bencana III dalam Peta Kawasan Rawan Bencana
digambarkan dalam warna merah tua tegas (solid) untuk bahaya aliran massa,
dan lingkaran dengan garis putus-putus dengan warna yang sama untuk bahaya
lontaran.
Kawasan rawan bencana III yang sering terlanda bahaya aliran massa
berupa awan panas, atau aliran lava adalah daerah sekitar sumber erupsi dan
lereng baratlaut mengikuti lembah hingga Dusun Pulo.
Kawasan rawan bencana III yang berada di dalam radius 3 km dari pusat
letusan yang sering dilanda bahaya lontaran merupakan lahan kosong tidak
berpenduduk terdiri atas hutan dan kebun penduduk.
Kawasan Rawan Bencana IIII adalah daerah yang sering terlanda bahaya
langsung, seperti awan panas, aliran lava, lontaran batu (pijar), dan
kemungkinan gas beracun. Pemukiman di Kawasan Rawan Bencana III.
Pemukiman dan usaha komersial
KAWASAN RAWAN BENCANA II (KRB-II)
Kawasan Rawan Bencana II adalah kawasan yang berpotensi terlanda
aliran lava, lontaran batu (pijar) termasuk hasil letusan freatik, hujan abu lebat,
kemungkinan gas racun, awan panas/aliran piroklastik dan longsoran puing
vulkanik (volcanic debris avalanche).
Kawasan ini dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Kawasan rawan bencana terhadap aliran massa: berupa aliran lava,
kemungkinan gas beracun, awan panas, longsoran puing vulkanik dan
lahar.
b. Kawasan rawan bencana terhadap lontaran: jatuhan piroklastik berupa
lontaran batu (pijar), dan hujan abu lebat.
Penarikan batas Kawasan Rawan Bencana II didasarkan pada geologi,
morfologi gunungapi terutama di daerah sekitar puncak dan lereng serta sejarah
kegiatan gunungapi tersebut baik terhadap aliran lava, lontaran dan hujan abu,
awan panas serta lahar.
Kawasan Rawan Bencana II terhadap aliran massa Aliran lava
Data geologi dan sejarah kegiatan G. Seulawah Agam menunjukkan
bahwa produk letusan G. Seulawah Agam pada masa lampau banyak
menghasilkan lava, jatuhan piroklastik dan aliran piroklastik (awan panas).
Posisi kawah saat ini yang saling berjauhan dan letaknya agak di lereng
(kawah Heutz) memungkinkan sebaran produk letusan yang akan datang
terutama yang berupa aliran lava mengarah ke salah satu sektor saja yaitu ke
baratlaut. Bila terjadi aliran lava dari kawah Heutz diperkirakan mencapai dekat
desa/dusun Pulo di lereng baratlaut pada jarak 4 km dari pusat kegiatan.
Sementara bila aliran lava berasal dari kawah Simpago diperkirakan akan
melalui salah satu lembah di lereng baratdaya yang diperkirakan mencapai jarak
2-3 km dari pusat kegiatan karena lembahnya relative kasar dan pada bagian
kaki berbukit-bukit. Pada jarak tersebut di lereng baratdaya tidak terdapat
pemukiman karena yang terdekat berjarak ± 6 km dari kawah Simpago.
Selain adanya hambatan topografi, aliran lava Seulawah Agam yang
berkomposisi andesit adalah relatif kental (viscous) sehingga distribusinya tidak
sejauh aliran lava berkomposisi basa yang relative lebih encer.
Awan panas
Berdasarkan sejarah kegiatannya tidak pernah terjadi awan panas, namun
mengingat gunungapi tersebut telah lama tidak pernah meletus, untuk
mengantispasi hal terburuk awan panas diasumsikan akan terjadi. Dibandingkan
aliran lava, aliran piroklastik atau awan panas dapat bergerak jauh lebih cepat
dan sebarannya juga lebih luas dan jangkauannya lebih jauh. Kegiatan
Seulawah Agam pada pra sejarah menghasilkan awan panas (aliran piroklastik)
dengan sebaran cukup luas dan tebal (50-70m). Pada beberapa gunungapi lain
terutama yang berkomposisi asam, jangkauan sebaran awan panas mencapai
puluhan kilometer dari pusat letusan.
Letusan yang terjadi dalam waktu sejarah menunjukkan bahwa selain
letusan freatik tidak pernah terjadi letusan yang menghasilkan awan panas.
Namun demikian, komposisi magma Seulawah Agam yang andesitis
memungkinkan terjadinya awan panas.
Berdasarkan morfologi daerah kawah Simpago dan sekitarnya pada saat ini bila
awan panas terjadi pada kegiatan yang akan datang diperkirakan akan masuk ke
dalam lembah hulu Air Bieung yang mengalir ke baratdaya hingga arak ± 6 km
dari pusat erupsi, namun pada jarak tersebut terdiri atas hutan dan kebun
penduduk. Ke arah selatan awan panas diperkirakan akan melalui lembah Air
Uteun Pineung, sebarannya sampai di sebelah utara Desa Teladan. Selain desa
tersebut, kawasan terdekat di sekitarnya berupa hutan dan perbukitan. Awan
panas juga melalui lembah A. Bubur dan Krueng Biangbia hingga 6-7 km dari
kawah Simpago.
Bila letusan di kawah Heutz, yang berpotensi dilanda awan panas adalah
daerah tangkapan di daerah hulu Kr. Keumeureuek, Kr. Aleeu, Kr. Taleu, dan Air
Glang, empat sungai tersebut mengalir ke baratlaut hingga jarak terjauh 6-7 km
dari pusat erupsi. Desa yang berpotensi dilanda awan panas adalah Pulo,
kemungkinan Lam Teuba Droi, sedangkan ke utara lahar melalui Kr. Leungah
dan desa/dusun yang berpotensi dilanda awan panas kemungkinan adalah
Leungah.
Lahar
Bahan atau material utama pembentuk lahar adalah awan panas yang
terendapkan di hulu sungai yang berasal dari daerah puncak/lereng atas G.
Seulawah Agam, tanpa endapan awan panas kemungkinan kecil lahar akan
terjadi. Bila letusan yang akan datang terjadi awan panas, maka daerah yang
berpotensi dilanda lahar adalah daerah hilir termasuk dalam Kawasan Rawan
Bencana I.
Kawasan Rawan Bencana II terhadap bahaya lontaran dan hujan abu lebat
Bahaya lontaran adalah semua jenis bahan letusan yang dilontarkan ke
udara saat terjadi letusan dan jatuh ke daerah sekelilingnya berupa bom vulkanik
(kerak roti) berasal dari magma dan fragmen non magmatik (lithik). Material
lontaran ini tidak terpengaruh oleh arah tiupan angin karena berukuran besar-
besar, kecuali material yang berukuran pasir hingga abu sesuai dengan arah
angin saat terjadi letusan. Letusan terakhir pada 1975, tidak menghasilkan
lontaran batu maupun hujan abu. Dari penyelidikan lapangan ditemukan bahwa
lontaran batu ukuran kerikil dari hasil letusan terdahulu diketahui bahwa pada
jarak ± 5 km ditemukan fragmen lontaran batu dengan diameter 5-7cm.
Sebaran lontaran batu dan hujan abu lebat biasanya sangat tebal di dekat
sumber erupsi dan makin jauh makin tipis dan ukuran butir makin halus.
Mengacu pada endapan hasil erupsi terdahulu, batas sebaran hujan abu lebat di
Kawasan Rawan Bencana II dapat mencapai radius 5 km dari kawah Heutz.
Pada jarak tersebut Desa/Dusun yang berpotensi terlanda hujan abu adalah
Pulo, Lam Teuba Droi, Kruen Lingke di lereng baratlaut, dan Suka Makmur di
lereng timur.
Bila letusan terjadi di kawah Simpago, dalam radius 5 km dari pusat
letusan tidak terdapat pemukiman, kecuali terjadi letusan besar diperkirakan
dapat mencapai Suka Makmur di lereng timur G. Seulawah Agam. Namun
demikian, karena hujan abu terpengaruh oleh arah angin sementara dalam
penentuan batas kawasan rawan bencana terhadap hujan abu bersifat jangka
panjang yang tidak diketahui kapan tepatnya letusan terjadi, maka penarikan
batas sebarannya berbentuk lingkaran.
KAWASAN RAWAN BENCANA I (KRB-I).
Kawasan Rawan Bencana I dibedakan menjadi dua bagian yaitu kawasan
yang berpotensi terlanda oleh:
a. aliran massa berupa lahar, dan
b. lontaran, berupa: hujan abu dan kemungkinan terkena lontaran batu (pijar).
Lahar
Berhubung Seulawah Agam mempunyai dua sumber erupsi/kawah maka
sungai-sungai yang berpotensi dilalui lahar juga berasal dari daerah sekitar
kawah masing-masing.
Kawah Simpago
Sungai-sungai yang berasal dari daerah kawah Simpago yang berpotensi
dilalui lahar adalah Air Glang, Air Bieung, Kr Aleeo, Air Ateun Pineung, Air Bubur.
Sungai-sungai yang berasal dari daerah kawah Heutz yang berpotensi dilalui
lahar adalah Kr Keumeureu & Kr Tengku Lamcut, Kr Taleu di hulu di hilir disebut
Kr Lampanah yang melewati Desa Lampanah dan Keupula di lereng utara.
Berdasarakan morfologi daeah sekitar pemukiman tersebut, sebagian berpotensi
dilanda lahar bila terjadi lahar yang cukup besar.
Kawasan Rawan Bencana I yang berpotensi terlanda hujan abu
Pengamatan di lapangan terhadap sebaran abu dan lontaran batu ukuran
kerikil dari letusan terdahulu mencapai jarak 7-8 km dari pusat erupsi. Dari
beberapa letusan yang pernah terjadi, korban akibat langsung dari hujan abu
relatif jarang kecuali akibat tidak langsung seperti atap roboh akibat timbunan
abu yang tebal karena sudut lereng atap rumah kurang terjal serta atap yang
terbuat dari bahan mudah terbakar.
Pusat kegiatan: Kawah Heutz
Desa/ kampung di Kawasan Rawan Bencana I di lereng G. Seulawah
Agam yang berpotensi dilanda hujan abu dan kemungkinan terkena lontaran
batu pada jarak 8 km adalah Pulo, Lapante, Lambada, Lamtuba Droi,
Kruenglingka di lereng baratlaut. Desa Saree Aceh, Suka Mulya, Suka Damai,
Suka Makmur di lereng timur
Pusat kegiatan: Kawah Simpago
Desa atau kampung yang berpotensi dilanda hujan abu dan kemungkinan
terkena lontaran batu pada jarak 8 km adalah Desa Teladan, Kampung Madat,
Lembarotunong, Alurrindang, Iboihtunong, Iboih, Ayun, dan Bayu di lereng
baratdaya.
Peta Kawasan Rawan Bencana Gunungapi Seulawah Agam
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, N., 1978. Penyelidikan Geologi Teliti Daerah Panasbumi Seulawah Agam, Kab. Aceh Besar, Daerah Istimewa Aceh. Direktorat Geologi Bandung.
Djoharman L. 1975. Laporan Lapangan Pemeriksaan G. Seulawah Agam di
Aceh dan Daerah Bahaya Sementara no. 44 September 1975. Kusumadinata. K.1979. Data Dasar Gunungapi Indonesia. Direktorat
Vulkanologi Irawan W. dkk 1996. Laporan Pemetaan Geologi G. Seulawah Agam, Kab. Aceh
Besar, Daerah Istimewa Aceh. Direktorat Vulkanologi G. Seulawah Agam. 1992. Direktorat Vulkanologi Patria, C. Dkk. 2007. Laporan Pemantauan dan Instalasi Peralatan G. Seulawah
Agam, Propinsi NAD. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. Akbar N., 1978, Penyelidikan Geologi Teliti Daerah Panasbumi Seulawah Agam,
Kab. Aceh Besar, Daerah Istimewa Aceh. Direktorat Geologi Bandung. Djoharman L., 1975, Laporan Lapangan Pemeriksaan G. Seulawah Agam di
Aceh dan Daerah Bahaya Sementara no. 44 September 1975. Kasturian P dan Wirasaoutra A.D, 1982, Pemeriksaan Puncak dan Pemetaan
Daerah Bahaya G. Seulawah Agam, Direktorat Vulkanologi Kusumadinata. K.,1979, Data Dasar Gunungapi Indonesia. Direktorat
Vulkanologi Igan Supriatman, 1992, G. Suelawah Agam, Direktorat Vulkanologi. Irawan W. dkk., 1996, Laporan Pemetaan Geologi G. Seulawah Agam, Kab Aceh
Besar, Daerah Istimewa Aceh. Direktorat Vulkanologi
Top Related