UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website - TERHADAP … · 2019. 10. 8. · 1. SDN Joglo 07...
Transcript of UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Official Website - TERHADAP … · 2019. 10. 8. · 1. SDN Joglo 07...
PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY, SALES GROWTH,
CAPITAL INTENSITY, PROFITABILITAS, DAN LEVERAGE
TERHADAP AGRESIVITAS PAJAK
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2014-2017)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Laela Sholihah
1113082000017
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H/2019 M
i
PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY, SALES GROWTH,
CAPITAL INTENSITY, PROFITABILITAS, DAN LEVERAGE
TERHADAP AGRESIVITAS PAJAK
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2014-2017)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Laela Sholihah
1113082000017
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I
Yessi Fitri, SE.,M.Si.,Ak.,CA.
NIP.19760924 200604 2 002
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H/2019 M
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Rabu, 13 Maret 2019 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa:
1. Nama : Laela Sholihah
2. NIM : 1113082000017
3. Jurusan : Akuntansi/Keuangan
4. Judul Skripsi : Pengaruh Corporate Social Responsibility, Sales Growth,
Capital Intensity, Profitabilitas, dan Leverage Terhadap
Agresivitas Pajak (Studi Empiris Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2014-2017)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Akuntansi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 13 Maret 2019
1. Zuwesty Eka Putri, SE.,M.Ak ( )
NIP.19800506 200801 2 016 Penguji 1
2. Masrul Huda, SE.,M.Si ( )
NIP. 19630506 201411 1 001
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Selasa, 27 Agustus 2019 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:
1. Nama : Laela Sholihah
2. NIM : 1113082000017
3. Jurusan : Akuntansi/Keuangan
4. Judul Skripsi : Pengaruh Corporate Social Responsibility, Sales Growth,
Capital Intensity, Profitabilitas, dan Leverage Terhadap
Agresivitas Pajak (Studi Empiris Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun
2014-2017)
Setelah mencermati dan mengamati penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 27 Agustus 2019
1. Fitri Damayanti, SE.,M.Si ( )
NIP. 19810731 200604 2 003 Ketua Penguji
2. Zuwesty Eka Putri, SE.,M.Ak ( )
NIP.19800506 200801 2 016 Penguji Ahli
3. Yessi Fitri, SE.,M.Si.,Ak.,CA ( )
NIP.19760924 200604 2 002 Pembimbing
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Laela Sholihah
NIM : 1113082000017
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Akuntansi
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan
dan mempertanggung jawabkan
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber
asli atau tanpa izin pemilik karya
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap
dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, Juli 2019
Yang Menyatakan
( Laela Sholihah )
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Laela Sholihah
2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 28 November 1995
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Alamat : Jalan Swadaya Raya No.8 Rt 004 Rw 004,
Larangan Indah, Larangan, Ciledug, Kota
Tangerang, Banten
5. Telepon : 0817-7655-4841
6. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. SDN Joglo 07 Petang Jakarta Barat Tahun 2001-2007
2. SMPN 206 Jakarta Barat Tahun 2007-2010
3. SMAN 85 Jakarta Barat Tahun 2010-2013
4. S1 Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013-2019
III. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Muchamad Zein Machfur
2. Ibu : Nurhayani
3. Adik : Halimahtussa’Diyah
4. Anak ke : Satu dari dua bersaudara
vi
INFLUENCE CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY, SALES GROWTH,
CAPITAL INTENSITY, PROFITABILITY, AND LEVERAGE TO TAX
AGGRESSIVENESS
ABSTRACT This study examine the influence of corporate social responsibility, sales
growth, capital intensity, profitability, and leverage to tax aggressiveness. The
sample consists of the 37 manufacture companies listed in the Indonesia Stock
Exchange (IDX) in the period 2014-2017. The data in this research was secondary
data and selected by using purposive sampling method. The hypotheses tested by
using linear regression analysis were processed using SPSS version 22. Based on
analytical result shows that capital intensity and profitability has a significant
influence to tax aggressiveness, while corporate social responsibility, sales growth,
and leverage had not been to prove the influence to tax aggressiveness.
Keyword: corporate social responsibility, sales growth, capital intensity, profitability, leverage, tax aggressiveness
vii
PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY, SALES GROWTH,
CAPITAL INTENSITY, PROFITABILITAS, DAN LEVERAGE TERHADAP
AGRESIVITAS PAJAK
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh corporate social responsibility,
sales growth, capital intensity, profitabilitas, dan leverage terhadap agresivitas pajak.
Sampel penelitian ini terdiri dari 37 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia dalam periode tahun 2014-2017. Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data sekunder dan pemilihan sampel menggunakan metode
purposive sampling. Hipotesis diuji dengan analisis regresi berganda yang diolah
menggunakan SPSS versi 22. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa capital
intensity dan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap agresivitas pajak.
Sedangkan corporate social responsibility, sales growth, dan leverage belum mampu
membuktikan adanya pengaruh terhadap agresivitas pajak.
Kata kunci: corporate social responsibility, sales growth, capital intensity, profitabilitas, leverage, agresivitas pajak
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim.
Assalamu’alaikum wa Rahmatullahi wa Barakatuh.
Alhamdulillahirabbil’alamiin, segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala,
Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat
serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam yang telah menjadi suri teladan bagi umat manusia.
Skripsi yang berjudul “Pengaruh Corporate Social Responsibility, Sales
Growth, Capital Intensity, Profitabilitas, dan Leverage Terhadap Agresivitas
Pajak” ini merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan sebagai salah satu
syarat guna meraih gelar sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak
yang telah memberikan do’a, bimbingan, bantuan, dan dukungan secara langsung
maupun tidak langsung dalam proses penyelasaian skripsi ini. Oleh karena itu,
penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Kedua orang tua penulis, yaitu Bapak Muchamad Zein Machfur dan Ibu
Nurhayani yang senantiasa memberikan kasih sayang, do’a, nasihat,
perhatian, dan dukungan kepada penulis.
2. Halimahtussa’Diyah, adik saya yang juga selalu ada untuk memberikan
semangat dan dukungannya selama masa perkuliahan.
3. Bapak Prof Dr. Amilin, SE., M.Si., Ak., CA., QIA, BKP., CRMP selaku
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi,
dosen pembimbing akademik, dan dosen pembimbing skripsi saya, yang
telah meluangkan waktu, mencurahkan perhatian, membimbing dan
memberikan pengarahan kepada penulis. Terima kasih atas semua saran
yang telah Ibu berikan selama proses penulisan skripsi sampai
terlaksananya sidang skripsi.
ix
5. Ibu Fitri Damayanti, SE., M.Si selaku sekretaris Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Terima kasih atas dukungan, arahan, dan
bantuan yang Ibu berikan.
6. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah yang telah banyak memberikan ilmu yang bermanfaat
kepada penulis selama menempuh masa studi.
7. Seluruh Staf serta karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah membantu saya dalam mengurus segala
kebutuhan administrasi dan lain-lain.
8. Achmad Hambali yang selalu memberikan dukungan dan semangat selama
masa studi penulis.
9. Lidia Kartika, sahabat tercinta yang telah memberikan dukungan dan
semangat selama penulis menyelesaikan skripsi ini.
10. Keluarga besar Jurusan Akuntansi A dan B 2013. Terima kasih untuk
kenangan yang menyenangkan dan berharga selama masa perkuliahan.
11. Sahabat-sahabat tercinta Vivi Luthfiyanti, Hanifah Soraya, Violita
Asriningtyas, Kartika Tri Utami, Siti Kurniasih, dan Adam Verdian yang
selalu menemani dan menjadi tempat berbagi cerita suka duka selama
masa perkuliahan. Terima kasih atas dukungan, semangat dan motivasi
dalam menyelesaikan skripsi ini.
12. Teman-teman yang terus memberikan support dan bantuan selama proses
penulisan skripsi ini Dimas, Harun, Meli, Andre, Fatimah, Wulan, dan Isti,
13. Teman-Teman KKN Tulip David, Habib, Faiz, Hakim, Liana, Dea, Nanik,
Syafa, dan Ila. Terima kasih telah membantu menyelesaikan buku KKN
sehingga penulis dapat mengikuti sidang skripsi.
14. Semua pihak yang telah mendukung serta membantu dalam proses
penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis
menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh
karena itu penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
x
yang membangun dari berbagai pihak. Akhir kata, penulis mengharapkan semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak yang membutuhkan.
Wassalamu’alaikum wa Rahmatullahi wa Barakatuh.
Jakarta, Juli 2019
( Laela Sholihah )
xi
DAFTAR ISI
COVER DALAM ...................................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .............................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH .............................v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ vi
ABSTRACT .......................................................................................................... vii
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix
DAFTAR ISI ............................................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................12
C. Tujuan Penelitian.........................................................................................13
D. Manfaat Penelitian.......................................................................................13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .........................................................................16
A. Tinjauan Literatur ........................................................................................16
1. Teori Keagenan (Agency) ................................................................................. 16
2. Teori Legitimasi ................................................................................................. 18
3. Pajak .................................................................................................................. 20
4. Agresivitas Pajak ............................................................................................... 23
5. Corporate Social Responsibility........................................................................ 25
6. Sales Growth ..................................................................................................... 28
7. Capital Intensity ................................................................................................ 30
8. Profitabilitas ...................................................................................................... 31
9. Leverage ............................................................................................................ 34
B. Penelitian Terdahulu ...................................................................................35
xii
C. Kerangka Pemikiran ....................................................................................43
D. Keterkaitan Antara Variabel........................................................................44
BAB III METODE PENELITIAN .....................................................................53
A. Ruang Lingkup Penelitian ...........................................................................53
B. Metode Penentuan Sampel ..........................................................................54
1. Populasi ............................................................................................................. 54
2. Sampel ............................................................................................................... 54
C. Metode Pengumpulan Data .........................................................................55
D. Metode Analisis Data ..................................................................................56
1. Analisis Deskriptif ............................................................................................ 56
2. Uji Asumsi Klasik ............................................................................................. 56
3. Uji Hipotesis ...................................................................................................... 59
E. Operasional Variabel Penelitian ..................................................................61
1. Variabel Dependen (Y) ...................................................................................... 61
2. Variabel Independen (X) ................................................................................... 62
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................67
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ................................................67
1. Deskripsi Objek Penelitian ................................................................................ 67
2. Deskripsi Sampel Penelitian ............................................................................. 68
B. Analisis Data Penelitian ..............................................................................69
1. Hasil Uji Deskriptif ........................................................................................... 70
2. Hasil Uji Asumsi Klasik .................................................................................... 73
3. Uji Hipotesis...................................................................................................... 79
C. Pembahasan .................................................................................................82
BAB V KESIMPULAN .......................................................................................89
A. Kesimpulan..................................................................................................89
B. Keterbatasan ................................................................................................90
C. Saran ............................................................................................................91
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................92
LAMPIRAN – LAMPIRAN..............................................................................100
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Kasus-Kasus Penggelapan Pajak……………………………….. 6
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu……………………………………………. 36
Tabel 3.1 Operasional Variabel………………………………………….... 66
Tabel 4.1 Tahap Seleksi Sampel Penelitian……………………………….. 67
Tabel 4.2 Daftar Nama Perusahaan Sampel………………………………. 68
Tabel 4.3 Hasil Uji Statistik Deskriptif…………………………………… 70
Tabel 4.4 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov………………………………... 75
Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinearitas……………………………………... 76
Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi………………………………………….. 77
Tabel 4.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi………………………………... 79
Tabel 4.8 Hasil Uji Statistik F……………………………………………... 80
Tabel 4.9 Hasil Uji Statistik t……………………………………………… 81
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran……………………….............. 43
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Histogram……….................... 73
Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas P-Plot…………………........... 74
Gambar 4.3 Scatter-Plot………………………………………… 78
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Data Sampel Perusahaan……………………………........... 101
Lampiran 2 Indikator GRI-G4………………………………………….. 103
Lampiran 3 Data Corporate Social Responsibility………………........... 110
Lampiran 4 Data Sales Growth…………………………………………. 112
Lampiran 5 Data Capital Intensity……………………………………… 114
Lampiran 6 Data Profitabilitas………………………………………….. 116
Lampiran 7 Data Leverage……………………………………………... 118
Lampiran 8 Hasil Output SPSS………………………………………… 120
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Negara Indonesia merupakan negara berkembang yang besar dan
memiliki jumlah penduduk yang cukup banyak. Selain itu Indonesia juga
memiliki kekayaan alam yang berlimpah dan terletak pada kondisi geografis
yang cukup strategis dimana daerah Indonesia menjadi kawasan lalu lintas
perdagangan dunia. Keadaan seperti ini akan membuat Indonesia menjadi
daya tarik bagi para pengusaha untuk mendirikan usahanya di Indonesia,
terutama pengusaha yang berasal dari luar negeri. Dengan adanya pengusaha
yang mendirikan perusahaan di Indonesia, tentu saja hal tersebut dapat
meningkatkan pendapatan negara terutama dari sektor pajak. Disisi lain
pemerintah Indonesia juga melaksanakan pembangunan nasional yang
berlangsung terus menerus dan berkesinambungan dengan tujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan rakyat. Untuk dapat merealisasikan tujuan
tersebut, maka diperlukan kontribusi orang pribadi maupun badan kepada
negara, berupa pembayaran pajak. Waluyo (2011) dalam Jaya (2018)
menyebutkan bahwa salah satu usaha untuk mewujudkan kemandirian bangsa
atau negara dalam pembangunan yaitu dengan menggali sumber dana yang
berasal dari dalam negeri, yaitu pendapatan pajak.
Berdasarkan pengumuman yang dikeluarkan oleh Kementerian
Keuangan yang berkenaan dengan target penerimaan pajak APBN 2019.
terjadi peningkatan jumlah penerimaan pajak. Penerimaan Perpajakan
1
APBN 2019 ditargetkan sebesar Rp.1.786,4 triliun atau tumbuh 15,4
persen dari outlook APBN tahun 2018 dengan tax ratio sekitar 12,2 persen.
Sedangkan kontribusi penerimaan perpajakan terhadap total pendapatan
negara naik menjadi 82,5 persen. Target Penerimaan Kepabeanan dan
Cukai tahun 2019 sebesar Rp.208,8 triliun atau tumbuh 5,7 persen dari
outlook APBN tahun 2018. Sedangkan Penerimaan Negara Bukan Pajak
(PNBP) tahun 2019 ditargetkan Rp.378,3 triliun atau tumbuh 8,3 persen
dari outlook APBN 2018 (www.kemenkeu.go.id). Dengan adanya
peningkatan penerimaan pajak yang signifikan dari tahun 2018 sampai
2019 , hal ini menunjukkan bahwa pemerintah telah berhasil mencapai
target pajak pada tahun-tahun tersebut. Salah satu jenis pajak yang
memberikan kontribusi terbesar adalah Pajak Penghasilan (PPh), baik PPh
Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP) maupun PPh Wajib Pajak Badan.
Kewajiban membayar pajak diatur dalam surat At-Taubah ayat 29 dan
Undang-undang Dasar 1945 Amandemen III pasal 23A.
Mardiasmo (2011) dalam Andhari dan Sukartha (2017) menjelaskan
bahwa pajak ialah iuran rakyat untuk kas negara yang berdasarkan pada
undang-undang yang tidak mendapatkan imbalan langsung serta ditunjukkan
dan dipergunakan untuk membiayai rumah tangga negara. Pajak berfungsi
sebagai sumber dana untuk pemerintah dalam rangka membiayai
pengeluarannya, dan sebagai regulerend yakni untuk mengatur atau
melaksanakan kebijaksanaan pemerintah pada bidang sosial dan
2
ekonomi. Pajak dipungut dengan syarat keadilan, syarat yuridis, tidak
mengganggu ekonomi, harus efisien, serta pemungutannya harus sederhana.
Tax reform pada awal tahun 1984 mengubah sistem perpajakan di
Indonesia yang awalnya adalah official assessment system berubah
menjadi self assessment system. Official assessment system adalah sistem
pemungutan pajak yang memberikan tanggung jawab sepenuhnya dalam
pemungutan pajak kepada pemerintah, sedangkan self assessment system
adalah sistem pemungutan pajak yang memberikan wewenang dan
kepercayaan kepada wajib pajak orang pribadi maupun badan untuk
menghitung, memperhitungkan, menyetorkan, dan melaporkan pajak yang
terutang kepada negara (Hutagaol, 2003 dalam Dewinta dan Setiawan,
2016). Tax reform di Indonesia terjadi karena tata cara penyelenggaraan
perpajakan yang tidak dikelola dan tidak diatur dengan baik. Perubahan
sistem pemungutan pajak menjadi self assessment system merupakan salah
satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan
kemandirian dan melepas ketergantungan dari negara lain serta beralih
pada kemampuan bangsa, dimana salah satu caranya adalah dengan
meningkatkan penerimaan negara dalam sektor pajak.
Bagi negara, pajak adalah salah satu sumber pendapatan negara yang
akan digunakan untuk membiayai pengeluaran negara, baik pengeluaran yang
bersifat rutin maupun pengeluaran pembangunan. Sebaliknya bagi perusahaan
pajak merupakan salah satu faktor yang dipertimbangkan karena pajak
dianggap beban yang dapat mempengaruhi kelangsungan hidup
3
perusahaan (Masri dan Martani, 2012). Pajak bagi perusahaan dihitung
melalui laba bersih perusahaan di dalam laporan laba-rugi di laporan
keuangan perusahaan. Ketika perusahaan mempunyai laba bersih yang
tinggi, maka pendapatan negara atas pajak pun akan meningkat, begitu pun
sebaliknya. Menurut Sulisyanto (2013) dalam Fitria (2018) semakin besar
laba yang diperoleh oleh perusahaan maka semakin besar juga beban pajak
yang akan dibayar oleh perusahaan tersebut. Jika perusahaan membayar
pajak terlalu tinggi maka perusahaan akan mengalami kerugian. Hal
tersebut akan saling bertolak-belakang dengan tujuan utama didirikannya
perusahaan yaitu untuk memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham.
Kondisi tersebut yang menyebabkan banyak perusahaan berusaha mencari
cara untuk mengurangi biaya pajak yang dibayarkan. Cara yang dilakukan
perusahaan untuk meminimalkan biaya pajak yang dibayarkan adalah
dengan melakukan praktek perlawanan pajak. Perlawanan pajak yang
dilakukan oleh perusahaan dapat berupa perlawanan pajak aktif maupun
perlawanan pajak pasif. Diantara kedua perlawanan pajak tersebut
perlawanan pajak aktif lebih mendominasi strategi perusahaan untuk
menghindari pajak yang dapat diwujudkan dalam bentuk agresivitas pajak.
Frank, Lynch, dan Rego (2009) menjelaskan definisi agresivitas pajak
sebagai tindakan manipulasi terhadap Penghasilan Kena Pajak melalui
tindakan perencanaan pajak, baik dengan cara yang tergolong legal (tax
avoidance) ataupun illegal (tax evasion). Aditama dan Purwaningsih (2014)
menjelaskan bahwa tax avoidance adalah manipulasi penghasilan
4
secara legal yang masih sesuai dengan ketentuan perundang-undangan
yang dilakukan untuk memperkecil jumlah pajak terutang. Sedangkan tax
sheltering atau tax evasion menurut Desai dan Dharmapala (2006)
didefinisikan sebagai upaya untuk mendesain transaksi yang bertujuan
untuk mengurangi kewajiban pajak perusahaan. Perusahaan yang
melakukan agresivitas pajak tidak semata-mata bersumber dari
ketidaktaatan wajib pajak dengan undang-undang perpajakan, melainkan
dapat pula dilakukan dari aktivitas yang tujuannya untuk melakukan
penghematan dengan memanfaatkan undang-undang tersebut (Ridha,
2014). Semakin banyak celah yang digunakan atau semakin besar
kemungkinan penghematan yang dilakukan perusahaan maka perusahaan
akan dianggap semakin agresif terhadap pajak.
Terdapat banyak kasus di Indonesia yang melibatkan Wajib Pajak
Badan, terutama berkaitan dengan usaha-usahanya dalam meminimalkan
beban pajak yang harus dibayarkan melalui berbagai cara. Beberapa kasus
wajib pajak yang terbukti melakukan tindakan agresif terhadap pajak
diantaranya dapat dilihat pada tabel 1.1:
5
Tabel 1.1
Kasus-Kasus Penggelapan Pajak
Tahun Kasus Sumber
2018 Terpidana Albertus Irwan Tjahjadi Oedi Tempo.co berdasarkan putusan Mahkamah Agung RI
Nomor 1124K/Pid.Sus/2013 tanggal 11
November 2013 telah dinyatakan bersalah
dan dijatuhi hukuman pidana penjara dua
tahun dan denda sebesar tiga kali Rp 10,68
miliar sehingga seluruhnya berjumlah Rp 32
miliar. Terpidana dinyatakan terbukti secara
sah dan meyakinkan melakukan tindak
pidana dengan sengaja menyampaikan SPT
tahunan PPH WP Badan dan SPT masa PPN
tahun 2001 yang isinya tidak benar, serta
memungut PPN tetapi tidak menyetorkan ke
kas negara.
2015 PT NKC bergerak dalam usaha penyedia jasa News.detik.com tenaga kerja (outsourching dan jasa
pelaksanaan event/kegiatan (event organizer)
telah menyelewengkan dana pajak pada
tahun 2005-2010. Pelanggaran berupa tidak
menyampaikan SPT Masa PPN dan
menyampaikan SPT Masa PPN yang isinya
tidak benar. Akibatnya, pendapatan negara
dirugikan sekurang-kurangnya sebesar Rp
6,7 miliar.
2014 Dituduh tidak membayar pajak lebih dari €1 Fortune.com miliar selama enam tahun terakhir. Menurut
Greens/European Free Alliance, pada tahun
2014, Ikea tidak membayar €35 juta pajak di
Jerman, €24 juta di Perancis, dan €11,6 juta
di Inggris.
2011 Pada tahun 2011, dilaporkan membayarkan Fortune.com pajak 19 juta pound, yang mana hanya 2,8%
dari pendapatan. Menghindari membayar
pajak di Inggris dengan penjualan sebesar
$2,4 triliun pada tahun 2012.
Sumber: Diolah dari berbagai referensi
Contoh kasus di atas merupakan bukti yang mencerminkan bahwa masih
banyaknya perusahaan berusaha untuk melakukan agresivitas pajak untuk
6
memanipulasi laba fiskal dengan cara perencanaan pajak baik yang
termasuk tax evasion ataupun tidak.
Lanis & Richardson (2013) menyatakan salah satu dampak negatif
yang akan ditimbulkan dari kegiatan agresivitas pajak adalah munculnya
image negatif yang akan diberikan masyarakat terhadap perusahaan.
Perusahaan yang melakukan agresivitas pajak akan dianggap tidak adil
dalam melakukan pembayaran pajak kepada pemerintah. Meskipun
agresivitas pajak dapat dilakukan melalui cara yang legal maupun illegal,
tetapi tetap saja tindakan tersebut merupakan tindakan yang tidak
bertanggungjawab karena dapat merugikan negara dan menurunkan
kemampuan negara dalam menjalankan kewajibannya untuk
menyejahterakan warga negaranya.
Kelangsungan hidup suatu perusahaan dapat dilihat dari aspek
tanggung jawab (Corporate Social Responsibility) perusahaan terhadap
lingkungan dan masyarakat sekitar. CSR merupakan salah satu bentuk
keberhasilan perusahaan dalam menjaga citra perusahaan yang baik dimata
masyarakat dan lingkungan. Lanis dan Richardson (2012) menyatakan bahwa
CSR dianggap sebagai faktor kunci dalam keberhasilan dan kelangsungan
hidup perusahaan karena pada hakikatnya aktivitas perusahaan tidak terlepas
dari kontrak sosial dengan masyarakat. Perusahaan yang mengungkapkan
banyak informasi tentang aktivitas CSRnya berharap memperoleh legitimasi
dari publik bahwa aktivitasnya telah sesuai ekspektasi masyarakat. Dengan
mengungkapkan aktivitas CSR,
7
perusahaan berusaha menunjukkan bahwa mereka memberikan kontribusi
penting bagi masyarakat. Watson (2011) dalam penelitiannya menyatakan
bahwa perusahaan yang memiliki peringkat rendah dalam pengungkapan
Corporate Social Responsibility (CSR) dianggap sebagai perusahaan yang
tidak bertanggung jawab secara sosial.
Untuk menjaga legitimasi yang diperoleh dari aktivitas CSR tersebut,
perusahaan berusaha tidak akan melakukan kegiatan yang dapat merusak
citranya yang telah baik di mata masyarakat, salah satunya agresivitas pajak.
Menurut Erle dan Schon (2008) dalam Lanis dan Richardson (2012)
agresivitas pajak dapak dianggap sebagai suatu kegiatan yang tidak
bertanggung jawab secara sosial. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Ratmono dan Sagala (2015) serta Jaya (2018) menemukan bahwa corporate
social responsibility berpengaruh negatif terhadap agresivitas pajak
perusahaan. Sedangkan Wijayanti (2016) dalam penelitiannya memberikan
hasil bahwa corporate social responsibility tidak memiliki pengaruh terhadap
agresivitas pajak perusahaan. Berdasarkan hasil dari beberapa penelitian
diatas, peneliti merasa tertarik dan perlu untuk melakukan penelitian ulang
mengenai pengaruh corporate social responsibility terhadap agresivitas pajak
perusahaan.
Faktor lain yang dianggap dapat mempengaruhi agresivitas pajak
perusahaan adalah pertumbuhan penjualan (sales growth). Penjualan memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap perusahaan, karena penjualan yang
dilakukan oleh perusahaan harus didukung dengan harta atau aset yang
8
dimiliki. Weston dan Brigham (1991) menyatakan bahwa bila penjualan
ditingkatkan maka aset pun harus ditambah. Perusahaan dapat
menggunakan secara maksimal sumber daya atau aset yang dimiliki
dengan tujuan agar perusahaan dapat meningkatkan penjualannya.
Perusahaan dapat memprediksi seberapa besar keuntungan yang akan
diperoleh dengan besarnya pertumbuhan penjualan. Dengan semakin
meningkatnya pertumbuhan penjualan maka akan berpengaruh terhadap
keuntungan yang diperoleh perusahaan. Apabila perusahaan memperoleh
keuntungan yang sangat besar karena adanya peningkatan atau
pertumbuhan penjualan (sales growth) maka perusahaan akan cenderung
untuk melakukan praktik perlawanan pajak. Dalam penelitiannya Dewinta
dan Setiawan (2016) memberikan kesimpulan bahwa pertumbuhan
penjualan (sales growth) berpengaruh positif terhadap tax avoidance.
Faktor selanjutnya adalah intensitas modal (capital intensity).
Investasi dalam aset tetap perusahaan menggambarkan banyaknya
kekayaan perusahaan yang diinvestasikan terhadap aset tetap. Rodriguez
dan Arias (2012) dalam Muzakki (2015) menyatakan bahwa aset tetap
yang dimiliki perusahaan memungkinkan perusahaan memotong pajak
akibat dari adanya depresiasi aset tetap perusahaan setiap tahunnya.
Hampir seluruh aset tetap akan mengalami penyusutan yang akan menjadi
biaya depresiasi dalam laporan keuangan perusahaan. Makin besar
investasi perusahaan terhadap aset tetap, maka semakin besar perusahaan
akan menanggung beban depresiasi. Beban depresiasi ini nantinya akan
9
menambah beban perusahaan yang mana akan menjadi pengurang dari
penghasilan perhitungan pajak perusahaan. Mulyani (2014) menjelaskan
bahwa laba kena pajak perusahaan yang semakin berkurang akan mengurangi
pajak terutang perusahaan. Perusahaan yang memiliki proporsi yang besar
dalam aset tetap akan membayar pajaknya lebih rendah, karena perusahaan
mendapatkan keuntungan dari depresiasi yang melekat pada aset tetap yang
dapat mengurangi beban pajak perusahaan. Muzakki dan Darsono ( 2015 )
dalam penelitiannya menemukan bahwa capital intensity memiliki pengaruh
negatif terhadap agresivitas pajak perusahaan. Sedangkan Andhari dan
Sukartha (2017) menemukan bahwa capital intensity berpengaruh positif
terhadap agresivitas pajak perusahaan.
Beberapa penelitian sebelumnya mencoba mengaitkan faktor
kondisi keuangan perusahaan terhadap praktik perlawanan pajak,
diantaranya memfokuskan pada profitabilitas. Dalam beberapa penelitian
menyatakan bahwa profitabilitas dapat berpengaruh terhadap agresivitas
pajak perusahaan. Munawir dalam Savitri (2017) menyatakan profitabilitas
mencerminkan kemampuan perusahaan dalam mengelola aset untuk bisa
menghasilkan laba yang besar. Perusahaan yang memiliki tingkat
profitabilitas tinggi dapat menarik investor untuk menanamkan modalnya
di perusahaan tersebut karena menunjukkan keberhasilan kinerja
manajemen perusahaan dalam mengelola operasional perusahaan.
Sebaliknya, ketika tingkat profitabilitas perusahaan rendah, maka investor
cenderung tidak tertarik untuk menanamkan modalnya bahkan dapat
10
menarik modal yang telah ditanamkan (Sudana dan Arlindania, 2011).
Tingkat profitabilitas yang dimiliki suatu perusahaan juga ada
hubungannya dengan beban pajak yang dibayarkan. Rodriguez dan Arias
(2012) dalam Nugraha (2015) menjelaskan bahwa profitabilitas
merupakan faktor penentu beban pajak, karena perusahaan dengan laba
yang lebih besar akan membayar pajak yang lebih besar pula. Ketika laba
perusahaan meningkat, maka jumlah pajak penghasilan akan meningkat
sesuai dengan peningkatan laba perusahaan, hal tersebut membuat
perusahaan cenderung untuk melakukan penghindaran pajak (Dewinta dan
Setiawan, 2016). Sebaliknya, perusahaan dengan tingkat laba yang rendah
maka akan membayar pajak yang lebih rendah atau bahkan tidak
membayar pajak jika mengalami kerugian.
Kondisi keuangan selanjutnya yang dapat mempengaruhi tingkat
agresivitas pajak adalah leverage. Leverage merupakan sebuah rasio untuk
menandakan besarnya modal eksternal yang digunakan oleh perusahaan untuk
melakukan setiap aktivitas operasinya. Hasil perhitungan rasio leverage
sebagai tanda seberapa besar aset yang dimiliki perusahaan berasal dari modal
pinjaman perusahaan tersebut (Natalya, 2018). Dalam memenuhi kebutuhan
operasional dan investasi, perusahaan dimungkinkan menggunakan utang.
Semakin besar utang maka laba kena pajak perusahaan semakin kecil. Hal
tesrsebut karena penggunaan utang menimbulkan beban bunga yang termasuk
deductible expense sehingga penggunaan beban
11
bunga untuk meminimalisasi beban pajak dapat dikategorikan sebagai
tindakan pajak agresif.
Purwanto (2016) dalam penelitiannya membuktikan bahwa
leverage berpengaruh positif signifikan terhadap agresivitas pajak
perusahaan. Begitupun dengan penelitian yang dilakukan Pajriansyah dan
Firmansyah (2017), hasil penelitian yang dilakukan menyatakan bahwa
Leverage berpengaruh positif signifikan terhadap penghindaran pajak.
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan Windaswari dan Merkusiwati
(2018) yang membuktikan bahwa leverage tidak memiliki pengaruh
terhadap agresivitas pajak.
Berdasarkan hal-hal yang telah dipaparkan diatas, maka judul yang
diambil dalam penelitian ini adalah ”Pengaruh Corporate Social
Responsibility, Sales Growth, Capital Intensity, Profitabilitas, dan
Leverage Terhadap Agresivitas Pajak Perusahaan”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari uraian latar belakang yang penulis jabarkan,
maka dapat dirumuskan masalah yang akan dibahas, yaitu sebagai berikut:
1. Apakah corporate social responsibility berpengaruh terhadap
agresivitas pajak perusahaan ?
2. Apakah sales growth berpengaruh terhadap agresivitas pajak
perusahaan ?
3. Apakah capital intensity berpengaruh terhadap agresivitas pajak
perusahaan ?
12
4. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap agresivitas pajak
perusahaan ?
5. Apakah leverage berpengaruh terhadap agresivitas pajak perusahaan ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka tujuan penulisan dalam
penelitian ini adalah:
1. Menganalisis pengaruh corporate social responsibility terhadap
agresivitas pajak perusahaan.
2. Menganalisis pengaruh sales growth terhadap agresivitas pajak
perusahaan.
3. Menganalisis pengaruh capital intensity terhadap agresivitas pajak
perusahaan.
4. Menganalisis pengaruh profitabilitas terhadap agresivitas pajak
perusahaan.
5. Menganalisis pengaruh leverage terhadap agresivitas pajak perusahaan.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
pihak-pihak yang membutuhkan, antara lain:
1. Bagi Akademisi
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan
pengetahuan mengenai pengaruh Corporate Social Responsibility,
Capital Intensity, Sales Growth, Profitabilitas, dan Leverage
terhadap agresivitas pajak perusahaan.
13
b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk
penelitian selanjutnya dan memperkaya penelitian yang terkait
pengaruh Corporate Social Responsibility, Capital Intensity, Sales
Growth, Profitabilitas, dan Leverage terhadap agresivitas pajak
perusahaan.
c. Dengan penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan penulis terutama yang berkaitan dengan Corporate
Social Responsibility, Capital Intensity, Sales Growth,
Profitabilitas, Leverage dan ilmu perpajakan.
2. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran
dampak dilakukannya penghindaran pajak pada perusahaan, serta
memberikan solusi alternatif untuk mengontrol perilaku agresivitas
pajak pada perusahaan.
3. Bagi Investor
Sebagai bahan pertimbangan untuk mengevaluasi tanggung
jawab sosial suatu perusahaan yang dapat mempengaruhi sustainability
dan image perusahaan tersebut. Jadi makin baik perusahaan melakukan
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, maka investor akan
mengetahui bahwa perusahaan tersebut peduli terhadap lingkungan, dan
untuk jangka waktu ke depan kondisi perusahaan akan menjadi lebih
baik berkaitan dengan lingkungan. Serta investor akan bersedia
14
menambah investasinya sehingga membuat nilai pasar perusahaan
menjadi lebih baik.
4. Bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat sebagai sarana informasi
tentang aktivitas agresivitas pajak yang terjadi di masyarakat, serta
dapat menjadi sarana untuk menambah pengetahuan akuntansi
khususnya pajak.
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
1. Teori Keagenan (Agency)
Hubungan keagenan muncul ketika satu orang atau lebih
(principal) mempekerjakan orang lain (agent) untuk memberikan suatu
jasa dan kemudian mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan
kepada agen tersebut. Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan hubungan
keagenan di dalam teori agensi (agency theory) bahwa perusahaan
merupakan kumpulan kontrak antara pemilik sumber daya ekonomis
(principal) dan manajer (agent) yang mengurus penggunaan dan
pengendalian sumber daya tersebut. Teori agensi menjelaskan mengenai
adanya hubungan antara pihak pemberi kewenangan (principal) dengan
pihak yang diberi kewenangan (agent). Agen sebagai pihak yang bertugas
untuk mengelola perusahaan mempunyai lebih banyak informasi
mengenai kapasitas perusahaan, lingkungan kerja, dan perusahaan secara
keseluruhan. Di sisi lain, prinsipal tidak memiliki informasi yang cukup
tentang kinerja agen. Hal inilah yang mengakibatkan adanya
ketidakseimbangan informasi antara principal dan agen.
Ketidakseimbangan informasi inilah yang disebut dengan asimetri
informasi (asymmetric information). Terjadinya informasi yang
16
tidak seimbang (asimetri) ini dapat menimbulkan dua permasalahan
(Jensen dan Meckling, 1976):
a. Moral Hazard, yaitu penyelewengan yang dilakukan oleh agent
yang tidak sesuai dengan perjanjian atau kontrak yang disepakati
antara principle dan agent. Hal ini disebabkan karena adanya
kegiatan agent yang tidak sesuai dengan harapan principle
sehingga agent dapat melakukan manipulasi atau tindakan yang
tidak sesuai dengan norma.
b. Adverse selection, yaitu adanya perbedaan informasi yang dimiliki
pihak principal dengan pihak agen. Perbedaan informasi yang dimiliki
dapat menimbulkan kerugian pada salah satu pihak yang memiliki
informasi lebih sedikit. Misalnya agen memanipulasi atau
menyembunyikan informasi keadaan perusahaan kepada principal.
Akibatnya principal merasa tidak yakin dengan keadaan perusahaan
yang sesungguhnya jika dibandingkan antara informasi yang
diberikan agen dengan keadaan perusahaan yang sebenarnya. Hal ini
dapat mengakibatkan kerugian bagi principle dan perusahaan.
Adanya pihak manajemen yang dapat melakukan kecurangan
dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan yang besar membuat
para pemilik perusahaan atau pemegang saham menjadi tidak percaya
dengan setiap tindakan yang dilakukan oleh pihak manajemen. Dengan
timbulnya berbagai masalah maka akan menambah konflik antara
17
pemegang saham dengan tim manajemen yang membawa dampak buruk
terhadap perusahaan. Konflik ini dikenal dengan nama agency problem.
Agency problem terjadi diantara pemungut pajak (fiskus) dengan
pembayar pajak (manajemen perusahaan). Fiskus yang berperan sebagai
pemungut pajak berharap adanya pemasukan sebesar-besarnya dari
pemungutan pajak, sementara dari pihak manajemen yang membayar
pajak berpandangan bahwa perusahaan harus menghasilkan laba yang
sebesar – besarnya dengan berupaya meminimalkan beban pajak. Upaya
tersebut dapat ditempuh dengan cara legal maupun ilegal (Frank et al,
2009). Dua sudut pandang berbeda inilah menyebabkan konflik antara
fiskus sebagai pemungut pajak dengan pihak manajemen perusahaan
sebagai pembayar pajak. Pada sistem self assessment, wajib pajak
berperan sebagai agen pelaksana kewajiban perpajakan. Adapun fiskus
berperan sebagai prinsipal dalam hubungan keagenan tersebut. Dalam
upaya melindungi kepentingannya, wajib pajak (agen) akan
mengupayakan berbagai usaha dengan tujuan meminimalkan beban pajak.
Upaya tersebut merupakan tindakan yang dilakukan dengan sengaja atau
merupakan tindakan agresif.
2. Teori Legitimasi
Menurut Ghozali dan Chariri (2007), teori legitimasi tercipta
karena adanya kontrak sosial antara masyarakat dengan perusahaan
yang melaksanakan kegiatan operasinya menggunakan sumber daya
ekonomi, sehingga perlu diatur mengenai hak dan kewajiban masing-
18
masing. Kontrak sosial antara kedua belah pihak akan menjadi dasar
pencapaian tujuan perusahaan dan masyarakat, sehingga tercipta
legitimasi.
Teori legitimasi didasarkan pada adanya fenomena kontak
sosial antara sebuah organisasi dengan masyarakat, di mana diperlukan
sebuah tujuan organisasi tersebut seharusnya kongruen dengan nilai-
nilai yang ada didalam sebuah masyarakat. Menurut teori ini, tindakan
organisasi haruslah mempunyai aktivitas dan kinerja yang dapat
diterima oleh masyarakat. Menurut Gray et al. (1995), legitimasi
diperoleh organisasi ketika dalam kondisi atau status ketika sistem
nilai sebuah entitas kongruen dengan sistem nilai sosial. Ketika terjadi
sebuah disparitas (ketidaksesuaian) antara kedua sistem tersebut maka
terjadi sebuah ancaman pada legitimasi masyarakat.
Hidayati dan Murni (2009) menyatakan bahwa untuk bisa
mempertahankan kelangsungan hidupnya, perusahaan mengupayakan
sejenis legitimasi atau pengakuan, baik dari investor, kreditor,
konsumen, pemerintah maupun masyarakat sekitar di tempat
perusahaan beroperasi. Legitimasi dari masyarakat dapat diperoleh jika
perusahaan melakukan tanggung jawab sosial. 1 Secara spesifik,
kelangsungan hidup suatu perusahaan akan terancam jika masyarakat
mempersepsikan bahwa perusahaan melanggar kontrak sosial atau
aktivitas CSR yang dilakukan tidak sesuai harapan masyarakat.
19
Aktivitas CSR dilakukan perusahaan untuk menunjukkan sistem
nilai perusahaan telah selaras dengan sistem sosial di mana perusahaan
tersebut beroperasi. Berdasarkan teori ini dapat diajukan argumen bahwa
pengungkapan CSR dilakukan perusahaan untuk mendapatkan legitimasi
dari masyarakat dimana perusahaan berada. Legitimasi ini menyebabkan
perusahaan terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan dan dapat
meningkatkan nilai perusahaan tersebut. Teori legitimasi menyatakan
organisasi bukan hanya memperhatikan hak-hak investor tetapi juga
memperhatikan hak publik (Deegan dan Brown, 1996).
3. Pajak
a. Definisi Pajak
Berdasarkan pasal 1 angka 1 Undang-undang No. 16 Tahun
2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan,
menyebutkan bahwa pajak adalah kontribusi wajib kepada negara
yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan
secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat di bidang sosial dan ekonomi. Prof. Dr.
PJA Andriani dalam Bouty (2010) menjelaskan bahwa : “Pajak adalah
iuran kepada Negara, yang dapat dipaksakan dan terhutang oleh yang
wajib membayarnya menurut peraturan, dengan tidak mendapat
prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya
adalah untuk membiayai pengeluaran umum
20
berhubungan dengan tugas negara untuk menyelenggarakan
pemerintahan”.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pajak merupakan suatu
bentuk iuran yang di wajibkan kepada orang pribadi atau badan
dengan menyerahkan sebagian harta kekayaan ke kas negara yang
bersifat memaksa, di atur dalam undang – undang atau norma –
norma hukum yang berlaku, yang digunakan untuk memenuhi
segala kebutuhan negara guna memakmurkan kesejahteraan rakyat.
b. Fungsi Pajak
Ada dua fungsi pajak menurut Mardiasmo (2011), yaitu
fungsi budgetair dan fungsi regulerend.
1. Fungsi budgetair. Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah
untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya.
2. Fungsi mengatur (regulerend). Pajak sebagai alat untuk
mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam
bidang sosial dan ekonomi.
c. Sistem Pemungutan Pajak
Menurut Mardiasmo (2011) sistem pemungutan pajak
diklasifikasikan menjadi tiga bentuk, yaitu official assessment
system, self assessment system dan with holding system.
1. Official Assessment System adalah suatu sistem pemungutan
yang memberi wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk
menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.
21
2. Self Assessment System adalah suatu sistem pemungutan pajak
yang memberi wewenang kepada Wajib Pajak untuk
menentukan sendiri besarnya pajak terutang.
3. With Holding System adalah suatu sistem pemungutan pajak
yang memberi wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus
dan bukan Wajib Pajak yang bersangkutan) untuk menentukan
besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.
d. Pengelompokkan Jenis Pajak
Ilyas dan Burton (2008:29) mengungkapkan jenis pajak
dapat digolongkan dalam 3 (tiga) golongan yaitu sebagai berikut.
1. Menurut Sifatnya
a. Pajak langsung, adalah pajak yang bebannya harus dipikul
sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat dilimpahkan
kepada orang lain serta dikenakan secara berulang-ulang
pada waktu-waktu tertentu.
b. Pajak tidak langsung, adalah pajak yang bebannya dapat
dilimpahkan kepada orang lain dan hanya dikenakan pada
hal-hal tertentu atau peristiwa-peristiwa tertentu saja.
2. Menurut Sasaran/Objeknya
a. Pajak subjektif, adalah jenis pajak yang dikenakan dengan
pertama-tama memerhatikan keadaan pribadi wajib pajak
(subjeknya).
22
b. Pajak objektif, adalah jenis pajak yang dikenakan dengan
pertama-tama memerhatikan/melihat objeknya baik berupa
keadaan perbuatan atau peristiwa yang menyebabkan
timbulnya kewajiban membayar pajak.
3. Menurut Lembaga Pemungutnya
a. Pajak pusat, adalah jenis pajak yang dipungut oleh
pemerintah pusat dan dimasukkan sebagai bagian dari
penerimaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN).
b. Pajak daerah, jenis pajak yang dipungut oleh pemerintah
daerah dan dimasukkan sebagai bagian dari penerimaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
4. Agresivitas Pajak
a. Definisi Agresivitas Pajak
Perusahaan sebagai salah satu subjek pajak seringkali
melakukan penghematan beban pajak demi pencapaian laba
sesudah pajak yang lebih tinggi. Hal tersebut dilakukan karena ada
benturan kepentingan antara stakeholder dengan pihak manajemen.
Ketidakselarasan tersebut, membuat manajer melakukan berbagai
hal demi kepuasan stakeholder, salah satunya dilakukan dengan
meminimalisir jumlah laba, sehingga jumlah beban pajak yang
dibayarkan rendah, baik melalui cara yang legal maupun ilegal
yang sering disebut agresivitas pajak.
23
Menurut Frank, Lynch, dan Rego (2009:468), agresivitas
pajak didefinisikan sebagai tindakan manipulasi terhadap
Penghasilan Kena Pajak melalui tindakan perencanaan pajak, baik
dengan cara yang tergolong legal (tax avoidance) ataupun ilegal
(tax evasion). Menurut Novitasari (2017) Agresivitas pajak
merupakan sebuah tindakan manipulasi untuk menurunkan
penghasilan melalui perencanaan pajak, baik yang berhubungan
dengan tax evasion maupun tidak.
Jadi dapat disimpulkan bahwa agresivitas pajak merupakan
suatu tindakan memanipulasi Penghasilan Kena Pajak guna
mengurangi jumlah pajak yang dibayarkan melalui perencanaan
pajak, baik dilakukan dengan cara yang legal maupun illegal.
Untuk mengukur perusahaan yang melakukan agresivitas pajak
dapat menggunakan proksi Cash Effective Tax Rate (CETR) yaitu
kas yang dikeluarkan untuk biaya pajak dibagi dengan laba
sebelum pajak.
b. Keuntungan dan Kerugian dari Agresivitas Pajak
Menurut Hidayanti (2013) sebelum memutuskan untuk
melakukan agresivitas pajak, pembuat keputusan (manajer) akan
memperhitungkan keuntungan dan kerugian dari tindakan yang akan
dilakukan. Ada tiga keuntungan dan kerugian agresivitas pajak:
1. Keuntungan berupa penghematan pajak yang akan dibayarkan
perusahaan kepada negara, sehingga jumlah kas yang dinikmati
24
pemilik/pemegang saham dalam perusahaan menjadi lebih
besar.
2. Keuntungan bagi manajer (baik langsung maupun tidak
langsung) yang mendapatkan kompensasi dari
pemilik/pemegang saham perusahaan atas tindakan pajak
agresif yang dilakukannya.
3. Keuntungan bagi manajer adalah mempunyai kesempatan
untuk melakukan rent extraction (Chen et al, 2010).
Sedangkan kerugian dari garesivitas pajak diantaranya adalah:
1. Kemungkinan perusahaan mendapatkan sanksi/penalti dari
fiskus pajak, dan turunnya harga saham perusahaan.
2. Rusaknya reputasi perusahaan akibat audit dari fiskus pajak.
3. Penurunan harga saham dikarenakan pemegang saham lainnya
mengetahui tindakan pajak agresif yang dijalankan manajer
dilakukan dalam rangka rent extraction.
Menurut berbagai penjelasan tersebut dengan kata lain dapat
dijelaskan bahwa tujuan utama dari aktivitas agresivitas pajak adalah
menghindari pembayaran pajak atau membuat rendah beban pajak yang
dibayarkan secara signifikan.
5. Corporate Social Responsibility
Corporate social responsibility didefinisikan sebagai bentuk
tanggung jawab sosial perusahaan yang dipertimbangkan secara etis dan
diarahkan untuk meningkatkan ekonomi, yang bersamaan dengan
25
peningkatan tersebut akan mampu meningkatkan kualitas hidup bagi
karyawan di dalam perusahaan, serta sekaligus peningkatan kualitas hidup
masyarakat sekitar dan masyarakat secara lebih luas (Sari, 2017).
Gunawan (2015) menjelaskan bahwa Corporate social responsibility
(CSR) merupakan aktivitas yang berkaitan dengan etika dan tanggung
jawab perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasinya dengan
memperhatikan keseimbangan aspek ekonomi, sosial dan lingkungan.
Deegan (2002) menyatakan bahwa pengungkapan CSR dipandang sebagai
sarana yang digunakan oleh manajemen perusahaan dalam berinteraksi
dengan masyarakat yang lebih luas untuk mempengaruhi persepsi. Fauziah
(2013) dalam Putra (2014) menjelaskan bahwa CSR merupakan wujud
dari aktivitas dan kegiatan operasional perusahaan yang memperhatikan
aspek ekonomi (profit), sosial (people) dan lingkungan (planet).
Berdasarkan definisi tersebut, elemen-elemen CSR dapat
dirangkum sebagai aktivitas perusahaan dalam mencapai keseimbangan
aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial tanpa mengesampingkan
ekspektasi para pemegang saham (menghasilkan profit). Prinsip-prinsip
tanggung jawab sosial (social responsibility) dapat diuraikan menjadi tiga
(Crowther dan Guler, 2008) yaitu:
1. Sustainability, berkaitan dengan bagaimana perusahaan dalam
melakukan aktivitas (action) tetap memperhitungkan keberlanjutan
sumber daya di masa depan.
26
2. Accountability, merupakan upaya perusahaan terbuka dan bertanggung
jawab atas aktivitas yang telah dilakukan.
3. Transparency, merupakan prinsip penting bagi pihak eksternal,
berperan untuk mengurangi asimetri informasi, kesalahpahaman,
khususnya informasi dan pertanggungjawaban berbagai dampak dari
lingkungan.
Menurut Crowther dan Guler (2008) secara simultan perusahaan
akan menjalankan tiga jenis tanggung jawab yang berbeda-beda kepada
pemangku kepentingan, dimana ketiga jenis tanggung jawab tersebut
harus dilakukan secara seimbang. Ketiga jenis tanggung jawab tersebut
mencakup:
1. Economic responsibility, dimana perusahaan dibentuk dengan tujuan
untuk menghasilkan laba yang optimal.
2. Legal responsibility, walaupun tujuan perusahaan adalah untuk
menghasilkan laba, dalam kegiatan operasinya perusahaan harus tetap
mematuhi berbagai peraturan perundang-undangan yang berlaku
sebagai bentuk tanggung jawab sosial.
3. Social responsibility, yaitu tanggung jawab perusahaan terhadap
lingkungan dan stakeholder.
Lanis dan Richardson (2012) menjelaskan bahwa CSR dianggap
sebagai faktor kunci dalam keberhasilan dan kelangsungan hidup perusahaan.
Perusahaan yang wajib melakukan CSR merupakan perusahaan yang
berkaitan secara langsung dengan sumber daya alam. Sebagian
27
Perusahaan menganggap bahwa mengomunikasikan kegiatan atau
program CSR sama pentingnya dengan kegiatan CSR itu sendiri.
Dilihat dari penjelasaan dari berbagai peneliti, dapat dikatakan
bahwa Corporate Social Responsibility ( CSR ) merupakan suatu bentuk
tanggung jawab perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasinya
kepada stakeholder termasuk masyarakat sekitar dengan tujuan untuk
meningkatkan kualitas hidup bagi karyawan di dalam perusahaan, serta
sekaligus meningkatkan kualitas hidup masyarakat sekitar perusahaan.
6. Sales Growth
Penjualan memiliki pengaruh yang strategis terhadap perusahaan,
karena penjualan yang dilakukan oleh perusahaan harus didukung dengan
harta atau aset, bila penjualan ditingkatkan maka aset pun harus ditambah
(Weston dan Brigham, 1991). Pertumbuhan penjualan menggambarkan
manisfestasi keberhasilan investasi periode masa lalu dan dapat dijadikan
sebagai prediksi pertumbuhan masa yang akan datang. Pertumbuhan
penjualan juga merupakan indikator permintaan dan daya saing
perusahaan dalam suatu industri. Menurut Indrawati dan Suhendro (2006),
pertumbuhan perusahaan adalah perubahan total penjualan perusahaan.
Perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan penjualan yang tinggi
akan membutuhkan lebih banyak investasi pada berbagai elemen aset, baik
aset tetap maupun aset lancer (Clarensia et al).
Untuk meningkatkan angka pertumbuhan, dilakukan penetapan
angka jumlah produk atau jasa yang dijual kepada pelanggan. Menurut
28
Devie (2003) dalam Deitiana (2011), pertumbuhan perusahaan dalam
manajemen keuangan diukur berdasarkan perubahan penjualan, bahkan
secara keuangan dapat dihitung berapa pertumbuhan yang seharusnya
(sustainable growth rate) dengan melihat keselarasan keputusan investasi
dan pembiayaan.
Tingkat pertumbuhan ditentukan dengan hanya melihat kemampuan
keuangan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tingkat pertumbuhan atas
kekuatan sendiri (internal growth rate) dan tingkat pertumbuhan
berkesinambungan (sustainable growth rate). Internal growth rate merupakan
tingkat pertumbuhan maksimum yang dapat dicapai perusahaan tanpa
membutuhkan dana eksternal atau tingkat pertumbuhan yang hanya dipicu
oleh tambahan atas laba ditahan. Sustainble growth rate adalah tingkat
pertumbuhan maksimum yang dapat dicapai perusahaan tanpa melakukan
pembiayaan modal tetapi dengan memelihara perbandingan antara hutang
dengan modal (debt to equity ratio). Menurut Ratnawati (2007) dalam
Deitiana (2011), pertumbuhan perusahaan yang berkelanjutan adalah tingkat
dimana penjualan perusahaan dapat tumbuh tergantung pada bagaimana
dukungan asset terhadap peningkatan penjualan.
Murni dan Andriana (2007) dalam Deitiana (2011) menyatakan
bahwa pendekatan pertumbuhan perusahaan merupakan suatu komponen
untuk menilai prospek perusahaan pada masa yang akan datang. Dapat
disimpulkan bahwa pertumbuhan perusahaan merupakan komponen untuk
menilai prospek perusahaan pada masa yang akan datang dan dalam
29
manajemen keuangan diukur berdasarkan perubahan total penjualan
perusahaan. Laju pertumbuhan suatu perusahaan akan mempengaruhi
kemampuan mempertahankan keuntungan dalam mendanai kesempatan–
kesempatan pada masa yang akan datang (Barton et al, 1989).
7. Capital Intensity
Capital Intensity (Intensitas modal) merupakan salah satu bentuk
keputusan keuangan yang ditetapkan oleh manajemen perusahaan untuk
meningkatkan profitabilitas perusahaan. Capital Intensity adalah seberapa
besar perusahaan menginvestasikan asetnya dalam bentuk aset tetap dan
persediaan (Muzakki, 2015). Capital intensity juga dapat didefinisikan
mengenai bagaimana perusahaan berkorban mengeluarkan dana untuk
aktivitas operasi dan pendanaan aktiva dengan tujuan memperoleh
keuntungan perusahaan. Pratiwi (2018) menjelaskan bahwa Capital
intensity atau rasio intensitas modal sebagai aktivitas investasi perusahaan
yang dikaitkan dengan investasi aktiva tetap dan persediaan. Rasio
intensitas modal dapat menunjukkan efisiensi penggunaan aktiva untuk
menghasilkan penjualan (Indradi, 2018).
Hampir semua aktiva tetap mengalami penyusutan dan biaya
penyusutan dapat mengurangi jumlah pajak yang dibayarkan oleh perusahaan
(Hanum, 2013). Seperti yang dijelaskan Rodriguez dan Arias dalam
Ardyansah dan Zulaikha (2014) bahwa aset tetap perusahaan memungkinkan
perusahaan untuk mengurangi pajaknya akibat dari penyusutan yang muncul
dari aset tetap setiap tahunnya. Hal ini disebabkan
30
karena beban penyusutan aset tetap secara langsung akan mengurangi laba
perusahaan yang menjadi dasar perhitungan pajak perusahaan. Kraft (2014)
menyebutkan bahwa perusahaan dengan modal yang intensif memiliki
kesempatan yang lebih besar untuk perencanaan perpajakan atau strategi
penghindaran pajak daripada perusahaan lain, misalnya mereka dapat
memutuskan apakah akan membeli atau leasing dalam memperoleh asset.
8. Profitabilitas
a. Definisi Profitabilitas
Pada umumnya setiap perusahaan yang didirikan bertujuan
untuk memperoleh laba atau keuntungan. Pengertian secara umum
profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh
keuntungan dari aset yang dimiliki atau nilai hasil operasional
perusahaan selama periode tertentu.
Ada beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli
mengenai pengertian profitabilitas antara lain: Menurut Kasmir
(2015:196) :
“Profitabilitas adalah rasio untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan
ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini
ditujukan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan
investasi. Pada dasarnya penggunaan rasio ini menunjukkan tingkat
efisiensi perusahaan.”
31
Menurut Sudarmadji dan Sularto (2007) dalam Nugraha (2015)
profitabilitas merupakan indikator kinerja yang dilakukan manajemen
dalam mengelola kekayaan perusahaan yang ditunjukkan dengan laba
yang dihasilkan. Laba yang dihasilkan perusahaan dijadikan indikator
oleh stakeholder untuk menilai sejauh mana kinerja manajemen
mengelola perusahaan.
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa
profitabilitas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan
dalam memperoleh laba dengan menggunakan sumber-sumber yang
dimiliki perusahaan, serta mengukur kemampuan keseluruhan
manajemen secara efektif yang ditunjukkan oleh besar kecilnya
keuntungan yang dihasilkan dari aktivitas penjualan maupun investasi.
Dalam penelitian ini, alat ukur profitabilitas yang digunakan
oleh penulis adalah Return On Asset (ROA), karena ROA
menunjukkan efektifitas perusahaan dalam mengelola aktiva, baik
modal sendiri maupun dari modal pinjaman, sehingga investor akan
melihat seberapa efektif perusahaan dalam mengelola aset. ROA juga
mampu mengukur kemampuan perusahaan manghasilkan keuntungan
pada masa lampau untuk kemudian diproyeksikan di masa yang akan
datang. Semakin tinggi nilai ROA yang mampu diraih oleh perusahaan
maka performa keuangan perusahaan dikategorikan baik, semakin baik
pengelolaan aset suatu perusahaan maka semakin besar juga laba yang
diperoleh perusahaan (Rinaldi dan Cheisviyanny, 2015).
32
b. Tujuan dan Manfaat Profitabilitas
Profitabilitas memiliki tujuan dan manfaat, tujuan tersebut
tidak hanya bagi pihak pemilik usaha atau manajemen, melainkan juga
bagi pihak luar perusahaan terutama pihak-pihak yang memiliki
hubungan atau kepentingan dengan perusahaan. Karena dengan adanya
rasio ini pihak-pihak tersebut dapat mendapatkan informasi mengenai
kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan Menurut
Kasmir (2013:197) tujuan profitabilitas sebagai berikut :
1. Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan
dalam satu periode tertentu.
2. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan
tahun sekarang.
3. Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu.
4. Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal
sendiri.
5. Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang
digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.
Sementara itu manfaat yang diperoleh penggunaan
profitabilitas bagi perusahaan maupun bagi pihak luar perusahaan
menurut Kasmir (2013:198), adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun
sekarang.
2. Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu.
33
3. Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan laba sendiri.
4. Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang
digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.
9. Leverage
Leverage adalah kemampuan perusahaan untuk menggunakan aset
dari dana pinjaman yang digunakan untuk melakukan aktivitas operasinya.
Menurut Husnan (2006), leverage menggambarkan hubungan antara total
assets dengan modal saham biasa atau menunjukkan penggunaan utang
untuk meningkatkan laba. Sedangkan Sartono (2009) menyatakan bahwa
leverage menunjukkan penggunaan utang untuk membiayai investasi.
Hasil perhitungan rasio leverage menandakan seberapa besar aset yang
dimiliki perusahaan berasal dari modal pinjaman perusahaan tersebut.
Apabila perusahaan memiliki sumber dana pinjaman tinggi, maka
perusahaan akan membayar beban bunga tinggi kepada kreditur
(Adisamartha, 2015). Beban bunga tersebut akan mengurangi laba,
sehingga dengan berkurangnya laba maka mengurangi beban pajak dalam
satu periode berjalan. Perusahaan dapat menggunakan tingkat leverage
untuk mengurangi laba dan akan berpengaruh terhadap berkurangnya
beban pajak (Brigham & Houston, 2010).
Untuk mengukur rasio leverage dapat menggunakan DER (Debt to
Equity Ratio). DER mencerminkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian
modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. Jika rasio ini
34
semakin besar, maka dapat dijelaskan bahwa struktur modal yang paling
besar berasal dari komposisi hutang. Selain itu leverage juga dapat diukur
melalui Debt to Asset (DTA). Rasio ini mengukur seberapa banyak aktiva
perusahaan yang dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan
berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva.
B. Penelitian Terdahulu
Berikut merupakan ringkasan penelitian yang berkaitan dengan
pengaruh Corporate Social Responsibility, Capital Intensity, Sales Growth,
Profitabilitas, dan Leverage Terhadap Agresivitas Pajak Perusahaan.
35
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
( Tahun ) Persamaan Perbedaan
1. Fitria (2018) Pengaruh Capital Variabel : Variabel : Inventory Hasil penelitian ini menunjukkan Intensity, Inventory Capital intensity bahwa capital intensity dan
Intensity, intensity,leverage profitabilitas terbukti
Profitabilitas, dan dan profitabilitas berpengaruh terhadap agresivitas
Leverage Terhadap Jenis : kuantitatif pajak perusahaan manufaktur
Agresivitas Pajak Sumber : sekunder sektor industri barang konsumsi
Metode Analisis : yang terdaftar di Bursa Efek
regresi berganda Indonesia tahun 2013-2017.
Sampel : Sedangkan inventory intensity
perusahaan dan leverage terbukti tidak
manufaktur, berpengaruh terhadap agresivitas
purposive sampling pajak perusahaan tersebut.
2. Jaya (2018) Pengaruh Likuiditas, Variabel : Variable : Likuiditas Hasil penelitian ini menunjukkan Profitabilitas, Ukuran Corporate social dan ukuran bahwa variabel likuiditas,
Perusahaan, Capital responsibility, perusahaan. profitabilitas dan ukuran
Intensity, dan capital intensity, Sampel : Perusahaan perusahaan berpengaruh secara
Pengungkapan dan profitabilitas Sektor Perdagangan, positif terhadap agresivitas pajak
Corporate Social Jenis : kuantitatif Jasa dan Investasi sedangkan variable capital
Responsibility Sumber : sekunder Yang Terdaftar di intensity dan corporate social
Terhadap Agresivitas Metode Analisis : BEI Pada Tahun responsibility berpengaruh secara
Pajak regresi berganda 2013-2016. negatif terhadap agresvitas pajak.
36
No Peneliti Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
( Tahun ) Persamaan Perbedaan
3. Andhari dan Pengaruh Variabel : Variabel : inventory Hasil penelitian menunjukkan Sukartha Pengungkapan Corporate social intensity, Sampel : bahwa variabel profitabilitas dan
(2017) Corporate Social responsibility, perusahaan sektor capital intensity berpengaruh
Responsibility, profitabilitas,capital pertambangan, positif pada agresivitas pajak
Profitabilitas, intensity,dan perusahaan, sedangkan variabel
Inventory Intensity, leverage pengungkapan CSR dan leverage
Capital Intensity dan Jenis : kuantitatif berpengaruh negatif pada
Leverage Pada Sumber : sekunder agresivitas pajak perusahaan, dan
Agresivitas Pajak Metode Analisis : variabel inventory intensity tidak
regresi linear berpengaruh pada agresivitas
berganda, purposive pajak.
sampling
4. Indrajati, dkk Faktor – Faktor Yang Variabel : Variabel : likuiditas Hasil penelitian menunjukkan (2017) Mempengaruhi Capital intensity dan komisaris bahwa leverage dan capital
Agresivitas Pajak dan leverage independen. intensity tidak memiliki
Pada Perusahaan Jenis : kuantitatif pengaruh yang positif terhadap
Manufaktur Yang Sumber : sekunder agresivitas perusahaan.
Terdaftar Di BEI Metode Analisis : Sedangkan variabel likuiditas
2013-2015 regresi berganda dan komisaris independen tidak
Sampel : memiliki pengaruh negatif
perusahaan terhadap agresivitas pajak
manufaktur, perusahaan.
purposive sampling
5. Mahanani,dkk Pengaruh Variabel : Sales Variabel : Hasil penelitian ini menunjukkan
(2017) Karakteristik Growth dan Karkateristik bahwa umur perusahaan dan Perusahaan, Sales Corporate Social perusahaan komite audit berpengaruh
Growth, dan Responsibility terhadap tax avoidance.
37
No Peneliti Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
( Tahun ) Persamaan Perbedaan
Corporate Social Jenis : kuantitatif Sedangkan ukuran perusahaan, Responsibility Sumber : sekunder komisaris independen, sales
Terhadap Tax Metode Analisis : growth dan CSR tidak
Avoidance regresi berganda berpengaruh terhadap tax
Sampel : avoidance.
perusahaan
manufaktur,
purposive sampling
6. Novitasari Pengaruh Manajemen Variabel : Intensitas Variabel : Hasil penelitian menunjukkan (2017) Laba, Corporate modal Manajemen laba, bahwa manajemen laba,
Governance, dan Jenis : kuantitatif kepemilikan kepemilikan konstitusional dan
Intensitas Modal Sumber : Sekunder manajerial, komisaris independen terbukti
Terhadap Agresivitas Metode Analisis : kepemilikan mempengaruhi agresivitas pajak
Pajak Perusahaan regresi linear konstitusional, perusahaan. Sedangkan variable
berganda, purposive komisaris lainnya yaitu kepemilikan
sampling independen, dan manajerial, frekuensi pertemuan
frekuensi pertemuan komite audit dan intensitas
komite audit. modal tidak terbukti memiliki
Sampel : Perusahaan pengaruh terhadap agresivitas
property dan real pajak perusahaan.
estate.
7. Reminda Pengaruh Corporate Variabel : Variabel : ukuran Hasil penelitian menunjukkan (2017) Social Responsibility, Corporate Social perusahaan bahwa corporate social
Profitabilitas, Ukuran Responsibility, Sampel : perusahaan responsibility, Profitabilitas, dan
Perusahaan, dan Profitabilitas, dan perbankan ukuran perusahaan memiliki Capital Intensity Capital Intensity. pengaruh yang signifikan
Jenis : kuantitatif terhadap agsresivitas pajak,
38
No Peneliti Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
( Tahun ) Persamaan Perbedaan
Terhadap Agresivitas Metode Analisis : sedangkan variabel lain yaitu Pajak regresi linear capital intensity tidak
berganda. berpengaruh signifikan terhadap
agresivitas pajak.
8. Savitri (2017) Pengaruh Leverage, Variabel : Variabel : Intensitas Hasil penelitian ini menunjukkan Intensitas Persediaan, Leverage, Intensitas persediaan. bahwa Leverage berpengaruh
Intensitas Aset Tetap, aset tetap, dan Metode Analisis : negative terhadap agresivitas
dan Profitabilitas profitabilitas regresi logistik pajak, sedangkan variabel Terhadap Agresivitas Jenis : Kuantitatif intensitas persediaan, intensitas
Pajak Sampel : asset tetap, dan profitabilitas
perusahaan tidak memiliki perngaruh
manufaktur, terhadap agresivitas pajak.
purposive sampling.
9. Dewinta dan Pengaruh Ukuran Variabel : Variabel : Ukuran Hasil penelitian ini menunjukkan Setiawan Perusahaan, Umur Pertumbuhan perusahaan dan umur bahwa ukuran perusahaan
(2016) Perusahaan, penjualan, perusahaan berpengaruh positif terhadap tax
Profitabilitas, profitabilitas, dan avoidance, umur perusahaan
Leverage, Dan leverage berpengaruh positif terhadap tax
Pertumbuhan Jenis : kuantitatif avoidance, Profitabilitas
Penjualan Terhadap Sumber : sekunder berpengaruh positif terhadap tax
Tax Avoidance Metode Analisis : avoidance, Leverage tidak
regresi berganda berpengaruh terhadap tax
Sampel : avoidance, dan Pertumbuhan
perusahaan penjualan berpengaruh positif
manufaktur, terhadap tax avoidance.
purposive sampling
39
No Peneliti Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
( Tahun ) Persamaan Perbedaan
10. Richardson et Ownership structure Variabel : Capital Ownership structure, Dalam penelitian tersebut al. and corporate tax intensity capital intensity dan ditemukan hubungan non-linear
(2016) avoidance: Evidence Metode Analisis : profitabilitas sebagai yang signifikan antara
from publicly listed regresi berganda variabel kontrol, konsentrasi kepemilikan dan
private firms in China proksi tax avoidance. penghindaran pajak. Juga
ditemukan hubungan positif
signifikan antara struktur
kepemilikan piramida dan
penghindaran pajak karena efek
kubu.
Ditemukan hubungan yang
signifikan antara penghindaran
pajak dengan capital intensity
dan return on assets.
11. Wijayanti,dkk Pengaruh Variabel : Variabel : ukuran Hasil penelitian menunjukkan (2016) Karakteristik Corporate social perusahaan, leverage, bahwa variable leverage,
Perusahaan, Good responsibility. Intensitas modal, komisaris independen, komite
Corporate Jenis : kuantitatif komisaris audit dan Corporate Social
Governance, Dan Sumber : sekunder independen, dan Responsibility tidak
Corporate Social Metode Analisis : komite audit. berpengaruh terhadap
Responsibility regresi berganda Sampel : perusahaan penghindaran pajak, hanya
Terhadap perbankan, purposive ukuran perusahaan dan intensitas
Penghindaran Pajak. sampling. modal yang berpengaruh
terhadap penghindaran pajak.
12. Muzakki dan Pengaruh Corporate Variabel : Hasil penelitian menunjukkan Darsono Social Responsibility Corporate social bahwa Corporate Social
(2015) Dan Capital Intensity responsibility dan Responsibility (CSR)
40
No Peneliti Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
( Tahun ) Persamaan Perbedaan
Terhadap capital intensity berpengaruh negatif secara Penghindaran Pajak Jenis : kuantitatif signifikan terhadap
Sumber : sekunder penghindaran pajak. Begitu juga
Metode Analisis : - Capital intensity berpengaruh
regresi berganda negatif secara signifikan terhadap
Sampel : penghindaran pajak.
perusahaan
manufaktur,
purposive random
sampling
13. Swingly dan Pengaruh Variabel : Variabel : Hasil penelitian ini menunjukkan Sukartha Karakteristik Sales growth dan karakteristik bahwa risiko perusahaan yang
(2015) Eksekutif, Komite leverage eksekutif, komite merupakan proxy dari karakter
Audit, Ukuran Jenis : kuantitatif audit, dan ukuran eksekutif berpengaruh positif
Perusahaan, Sumber : sekunder perusahaan pada tax avoidance. Selain itu
Leverage, Dan Sales Metode Analisis : jumlah komite audit tidak
Growth Pada Tax regresi linear berpengaruh pada tax avoidance.
Avoidance. berganda Untuk pengujian terhadap total
Sampel : aset, penelitian menghasilkan
perusahaan bukti bahwa total aset yang
manufaktur, merupakan proxy dari ukuran
purposive sampling perusahaan berpengaruh positif
pada tax avoidance. Sedangkan
untuk pengujian variabel
leverage, hasil penelitian
membuktikan bahwa leverage
berpengaruh negatif pada tax
41
No Peneliti Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
( Tahun ) Persamaan Perbedaan
avoidance dan penelitian juga dapat membuktikan sales growth
tidak berpengaruh pada tax
avoid.
14. Ratmono dan Pengungkapan Variabel : Variabel Kontrol : Hasil penelitian ini secara Sagala (2015) Corporate Social Corporate social Capital intensity, empiris menunjukkan bahwa
Responsibility responsibility inventory turnover, corporate social responsibility
Sebagai Sarana Jenis : kuantitatif dan size. berpengaruh negatif terhadap Legitimasi : Sumber : sekunder Sampel : perusahaan agresivitas pajak.
Dampaknya Terhadap non-keuangan,
Agresivitas Pajak. probability sampling
dan random
sampling.
15. Oktaviyani Effect of Solvency, Variabel : Variabel : Hasil penelitian ini menunjukkan dan Sales Growth, and Pertumbuhan Solvabilitas dan bahwa hanya variabel
Munandar Institutional Penjualan kepemilikan solvabilitas yang memiliki
(2017) Ownership on Tax Jenis : kuantitatif institusional pengaruh terhadap pengindaran
Avoidance with Sumber : sekunder Variable moderasi : pajak (tax avoidance), sedangkan
Profitability as Metode analisis : profitabilitas variabel pertumbuhan penjualan
Moderating Variables regresi berganda Sampel : perusahaan dan kepemilikan institusional
in Indonesian real estate dan tidak memiliki pengaruh
Property and Real properti terhadap penghindaran pajak.
Estate Companies Kemudian, profitabilitas dapat
memoderasi hubungan a
42
C. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan uraian landasan teori dan penelitian terdahulu, gambaran
menyeluruh mengenai penelitian ini tergambar dalam alur penelitian sebagai
berikut:
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Pengaruh Corporate Social Responsibility, Sales Growth, Capital
Intensity, Profitabilitas, dan Leverage Terhadap Agresivitas Pajak
Basis Teori : Teori Agensi dan Teori Legitimasi
Corporate Social
Responsibility (X1)
Sales Growth (X2)
Agresivitas Pajak
Capital Intensity (X3) Perusahaan (Y)
Profitabilitas (X4)
Leverage (X5)
Metode Penelitian : Model Regresi Linear Berganda
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
43
D. Keterkaitan Antara Variabel
Pada penelitian ini, peneliti mengajukan tiga hipotesis. Hipotesis
yang diajukan adalah sebagai berikut :
a. Keterkaitan antara Corporate Social Responsibility dengan
Agresivitas Pajak
Kinerja perusahaan tidak lepas dari lingkungan dan
masyarakat. Salah satu bentuk interaksi perusahaan dengan masyarakat
adalah melalui tanggung jawab sosial perusahaan atau kegiatan CSR
yang sesuai dengan teori legitimasi. Bentuk tanggung jawab sosial
perusahaan bertujuan menarik perhatian masyarakat agar perusahaan
tersebut mendapatkan kesan yang baik dan dapat diterima oleh
masyarakat. Perusahaan dikatakan berhasil apabila dapat memenuhi
harapan masyarakat melalui pelaksanaan kegiatan tanggung jawab
sosial perusahaan. Sebaliknya, perusahaan akan dianggap gagal apabila
tidak dapat memenuhi harapan masyarakat dan tentunya menimbulkan
image negatif tentang perusahaan tersebut.
Disisi lain perusahaan merupakan salah satu subjek pajak yang
memiliki kewajiban untuk membayar pajak. Dengan membayar pajak,
berarti perusahaan telah berperan dalam mewujudkan pembangunan
nasional guna meningkatkan kesejahteraan kehidupan masyarakat
Indonesia. Hal ini dikarenakan pajak merupakan salah satu bentuk
pendapatan negara Indonesia. Harari et.al (2012) menyatakan bahwa dari
perspektif masyarakat, pajak dapat dipandang sebagai dividen yang
44
dibayar oleh perusahaan kepada masyarakat sebagai imbalan telah
menggunakan sumber daya yang tersedia. Oleh karena itu, apabila
perusahaan yang berperan sebagai wajib pajak tidak dapat memenuhi
kewajibannya untuk membayar pajak atau dengan kata lain melakukan
tindakan memininimalkan beban pajak, meskipun tindakan tersebut
tidak melanggar hukum, akan tetapi tindakan tersebut tidak adil dan
tidak sesuai dengan harapan masyarakat dan pemerintah serta
bertentangan dengan teori legistimasi. Hal tersebut dapat mengancam
kelangsungan hidup perusahaan, karena dianggap tidak dapat
memberikan kontribusi positif terhadap masyarakat, dan hanya
mencari keuntungan semata untuk perusahaan itu sendiri.
Disisi lain ntuk meminimalkan beban pajak yang ditanggung,
banyak perusahaan berusaha menekan beban biaya CSR yang dilakukan
perusahaan tersebut. Tindakan tersebut pada dasarnya tidak sesuai dengan
harapan masyarakat dan memiliki dampak negatif terhadap masyarakat
karena mempengaruhi kemampuan pemerintah dalam menyediakan
barang publik (Lanis dan Richardson, 2013). Kewajiban dalam membayar
pajak seharusnya dilaksanakan dengan baik oleh perusahaan. Namun,
banyak perusahaan justru melanggar peraturan perundang-undangan
pajak dengan mengurangi pajak yang seharusnya dibebankan kepada
perusahaan tersebut. Perilaku ini membuat manfaat pajak tidak maksimal
dalam menyejahterakan masyarakat. Penelitian sebelumnya yang menguji
hubungan CSR dan agresivitas pajak telah
45
dilakukan oleh (Lanis dan Richardson, 2013). Hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa CSR mempengaruhi tindakan agresivitas pajak
secara signifikan. Namun demikian, hasil penelitian itu perlu diuji lagi
dengan mengambil sampel perusahaan di Indonesia. Seperti penelitian
yang dilakukan oleh Andhari dan Sukartha (2017), Suprimarini dan
Suprasto (2017) serta Mumtahanah dan Septiani (2017) yang dapat
membuktikan bahwa corporate social responsibility memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap agresivitas pajak. Namun berbeda
dengan penelitian yang dilakukan oleh Mahanani et al (2017) dan
Wijayanti et al (2016) yang menunjukkan bahwa corporate social
responsibility tidak memiliki pengaruh terhadap tax avoidance yang
merupakan bagian dari tindakan agresivitas pajak . Begitu pula dengan
penelitian Harjito (2018), Etfah (2018), dan Ratu (2018) yang
menunjukkan hasil yang sama.
Berdasarkan penjelasan diatas yang menyatakan bahwa
pengungkapan CSR akan mempengaruhi tindakan agresivitas pajak,
maka hipotesis yang diajukan adalah:
H1: Corporate social responsibilty berpengaruh terhadap agresivitas
pajak.
b. Keterkaitan antara Sales Growth terhadap Agresivitas Pajak Suatu
perusahaan dapat memprediksi seberapa besar keuntungan
yang akan didapatkan dengan besarnya pertumbuhan penjualan (Sales
Growth). Perdana (2013) dalam Dewinta (2016) menjelaskan yang
46
dimaksud sales growth pada suatu perusahaan adalah semakin besar
volume penjualan maka laba yang akan dihasilkan pun akan semakin
meningkat. Pertumbuhan penjualan yang meningkat memungkinkan
perusahaan akan lebih dapat meningkatkan kapasitas operasi perusahaan
karena dengan pertumbuhan penjualan yang meningkat, perusahaan akan
memperoleh keuntungan yang meningkat pula. Apabila pertumbuhan
penjualan meningkat, perusahaan cenderung akan mendapatkan
keuntungan yang besar, maka dari itu karena hal tersebut perusahaan akan
melakukan berbagai cara agar beban pajak yang dikeluarkan tidak terlalu
besar. Hal ini di sebabkan karena keuntungan yang besar akan
menimbulkan beban pajak yang besar pula. Ada banyak cara yang
dilakukan perusahaan untuk meminimalisir beban pajak, diantaranya bisa
dengan melakukan praktik tax avoidance ataupun praktik manipulasi
penghasilan kena pajak atau bisa disebut agresivitas pajak. Namun
beberapa penelitian terdahulu lebih banyak membahas mengenai
keterkaitan antara sales growth dengan praktik penghindaran pajak (tax
avoidance). Penelitian yang dilakukan oleh Dewinta dan Setiawan (2016),
Budiman dan Setiyono (2012) dalam Swingly (2015) menunjukkan
bahwa pertumbuhan penjualan (sales growth) berpengaruh signifikan
terhadap CETR yang merupakan indikator dari adanya aktivitas
agresivitas pajak. Namun pada penelitian yang dilakukan oleh Permata et
al (2018), Mahanani et al (2017), serta
47
Swingly dan Sukartha (2015) menunjukkan bahwa sales growth tidak
berpengaruh terhadap tax avoidance.
Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti mengajukan
hipotesis sebagai berikut:
H2 : Sales Growth berpengaruh terhadap Agresivitas Pajak
c. Keterkaitan antara Capital Intensity dengan Agresivitas Pajak
Capital intensity atau intensitas modal sering dikaitkan dengan
seberapa besar aset tetap dan persediaan yang dimiliki perusahaan.
Capital intensity merupakan investasi perusahaan dalam bentuk aset
ataupun persediaan yang digunakan oleh perusahaan untuk
berproduksi dan mendapatkan laba. Waluyo dan Kearo (2002) dalam
Octaviana (2014) menyatakan bahwa capital intensity mencerminkan
seberapa besar modal yang dibutuhkan untuk menghasilkan
pendapatan. Pendapatan tersebut diperoleh dari penurunan aktiva tetap
atau peningkatan aktiva tetap. Dengan meningkatnya aset tetap
perusahaan, maka dapat meningkatkan produktivitas perusahaan
sehingga penghasilan perusahaan juga meningkat.
Kepemilikan aset tetap dapat mengurangi pembayaran pajak yang
dibayarkan perusahaan karena adanya biaya depresiasi yang melekat pada
aset tetap. Besarnya biaya depresiasi untuk aset tetap diperaturan
perpajakan Indonesia beraneka ragam tergantung dari klasifikasi aset tetap
tersebut. Biaya depresiasi dapat dimanfaatkan oleh manajer untuk
meminimumkan pajak yang dibayar perusahaan. Hanum
48
(2013) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa biaya depresiasi
adalah biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan dalam
menghitung pajak, maka dengan semakin besar jumlah aset tetap yang
dimiliki oleh perusahaan maka akan semakin besar pula depresiasinya
sehingga mengakibatkan jumlah penghasilan kena pajak dan tarif pajak
efektifnya akan semakin kecil.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Natalya (2018) dan
Fitria (2018) memberikan hasil bahwa capital intensity berpengaruh
signifikan positif terhadap agresivitas pajak. Hal tersebut menunjukkan
bahwa perusahaan dengan tingkat aktiva tetap yang tinggi memiliki
beban pajak yang lebih rendah dibandingkan perusahaan yang
mempunyai aktiva tetap yang rendah. Hasil penelitian ini tidak sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Indradi (2018) dan Novitasari
(2017) yang belum dapat membuktikan bahwa Capital Intensity
berpengaruh terhadap agresivitas pajak perusahaan.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti dapat mengajukan
hipotesis sebagai berikut:
H3 : Capital intensity berpengaruh terhadap agresivitas pajak
perusahaan.
d. Keterkaitan antara Profitabilitas dengan Agresivitas Pajak
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan memperoleh
laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal
sendiri (Sartono, 2010:122). Profitabilitas yang meningkat dalam suatu
49
perusahaan dapat disebabkan oleh meningkatnya kapasitas perusahaan
atau sumber pendanaan dalam menjalankan aktivitas bisnis. Laba yang
meningkat mengakibatkan profitabilitas perusahaan juga meningkat.
Perusahaan yang memiliki kemampuan untuk memperoleh
keuntungan harus mempersiapkan pajak yang akan dibayarkan sebesar
pendapatan yang diperoleh. Pendapatan yang diperoleh perusahaan
cenderung berbanding lurus dengan pajak yang dibayarkan, sehingga
semakin besar keuntungan yang diperoleh perusahaan maka semakin
tinggi juga beban pajak yang harus ditanggung perusahaan. Chen et. al
(2010) menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki profitabilitas
tinggi memiliki kesempatan untuk memposisikan diri dalam tax
planning yang mengurangi jumlah beban kewajiban perpajakan.
Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan Sufia dan Riswandari
(2018) menyatakan bahwa profitabilitas yang diproksikan dengan
ROA secara parsial berpengaruh terhadap agresivitas pajak. Penelitian
tersebut juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Jaya
(2018) yang dapat membuktikan bahwa profitabilitas memiliki
pengaruh positif terhadap agresivitas pajak. Sedangkan Savitri (2017)
membuktikan bahwa ROA tidak memiliki pengaruh terhadap
agresivitas pajak. Berdasarkan uraian yang dijelas diatas, maka penulis
meurumuskan hipotesis sebagai berikut :
H4 : Profitabilitas berpengaruh terhadap agresivitas pajak perusahaan.
50
e. Keterkaitan antara Leverage dengan Agresivitas Pajak
Salah satu kebijakan pendanaaan adalah dengan hutang (leverage)
yang menjadi gambaran perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka
panjangnya (Tiaras dan Wijaya dalam Natalya, 2015). Mills dalam
Dunbar (2010) berpendapat bahwa leverage mencerminkan kompleksitas
transaksi keuangan perusahaan, sehingga perusahaan dengan tingkat
leverage yang tinggi memiliki kemampuan yang lebih untuk menghindari
pajak melalui transaksi–transaksi keuangan. Perusahaan dimungkinkan
menggunakan hutang untuk memenuhi kebutuhan operasional dan
investasi perusahaan. Sedangkan Nugraha (2015) dalam penelitiannya
berpendapat lain bahwa perusahaan menggunakan dana pinjaman atau
hutang untuk membiayai aset.
Akan tetapi, hutang akan menimbulkan beban tetap (fixed rate
of return) yang disebut dengan bunga. Beban bunga yang ditanggung
perusahaan dapat dimanfaatkan sebagai pengurang penghasilan kena
pajak perusahaan untuk menekan beban pajaknya. Dalam Pasal 6 ayat
(1) huruf a UU No. 36 Tahun 2008 menyebutkan bahwa bunga sebagai
bagian dari biaya usaha yang dapat dikurangkan sebagai biaya (tax
deductible) dalam proses perhitungan PPh Badan.
Secara logika, semakin tinggi nilai dari rasio leverage, berarti
semakin tinggi jumlah pendanaan dari utang pihak ketiga yang digunakan
perusahaan dan semakin tinggi pula biaya bunga yang timbul dari utang
tersebut. Biaya bunga yang semakin tinggi akan memberikan
51
pengaruh berkurangnya beban pajak perusahaan. Semakin tinggi nilai
utang perusahaan maka nilai CETR perusahaan akan semakin rendah
(Richardson dan Lanis, 2007). Pratiwi (2018) dalam penelitiannya
membuktikan bahwa leverage berpengaruh signifikan terhadap
tindakan agresivitas pajak perusahaan. Hal ini dikarenakan perusahaan
yang memiliki nilai rasio leverage atau hutang yang tinggi akan
mendapatkan insentif pajak berupa potongan atas bunga pinjaman
sehingga perusahaan yang memiliki beban pajak yang tinggi dapat
melakukan penghematan pajak dengan menambah hutang. Sementara
menurut Ardyansah dan Zulaikha (2014) serta Wijayanti (2016)
membuktikan bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap
penghindaran pajak yang termasuk dalam tindakan agresivitas pajak.
Berdasarkan uraian diatas, penulis merumuskan hipotesis
sebagai berikut :
H5 : Leverage berpengaruh terhadap agresivitas pajak perusahaan.
52
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Sumber data merupakan semua informasi baik yang merupakan suatu
benda nyata, sesuatu yang abstrak, peristiwa/gejala baik secara kuantitatif
maupun kualitatif (Sukandarrumidi, 2006). Dalam penelitian ini, jenis data
yang digunakan merupakan data kuantitatif yaitu penelitian yang
membutuhkan pengujian untuk membuktikan kebenaran dari hipotesis yang
diajukan dan metode penelitian ini adalah penelitian kausalitas yaitu suatu
penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan skema hubungan dan
pengaruh yang lebih dalam dari dua atau lebih fakta-fakta dan sifat-sifat objek
yang diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara
variabel-variabel independen terhadap variabel dependen. Penelitian ini
menguji pengaruh dari variabel independen yang terdiri dari corporate social
responsibility, sales growth, capital intensity, profitabilitas, dan leverage
terhadap variabel dependen, yaitu agresivitas pajak.
Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang
tercatat dalam Bursa Efek Indonesia (BEI). Alasan penulis memilih lokasi
ini karena BEI merupakan tempat yang tepat untuk memperoleh data-data
perusahaan berupa annual report. Jenis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data sekunder berupa semua perusahaan yang telah
menerbitkan laporan keuangan periode 2014-2017. Populasi penelitian ini
53
adalah perusahaan-perusahaan manufaktur yang listing di BEI, yang
didokumentasikan dalam www.idx.co.id periode 2014-2017.
B. Metode Penentuan Sampel
1. Populasi
Menurut Sukandarrumidi (2006) populasi adalah sebuah
kumpulan dari semua kemungkinan orang-orang, benda-benda, dan
ukuran lain dari objek yang menjadi perhatian. Alasan memilih
perusahaan manufaktur sebagai populasi perusahaan adalah karena:
a. Permasalahan dalam perusahaan manufaktur lebih
kompleks, sehingga diharapkan akan lebih mampu
menggambarkan keadaan perusahaan di Indonesia.
b. Sektor manufaktur memiliki jumlah perusahaan terbanyak
dibandingkan dengan sektor yang lainnya.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) periode 2014-2017.
2. Sampel
Menurut Sukandarrumidi (2006) sampel adalah suatu bagian
dari populasi tertentu yang menjadi perhatian. Pengambilan sampel
dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode purposive
sampling. Metode purposive sampling adalah mengambil sampel yang
telah ditentukan sebelumnya berdasarkan maksud dan tujuan penelitian
54
dengan beberapa kriteria. Kriteria-kriteria pemilihan sampel dalam
penelitian ini ialah sebagai berikut:
1. Perusahaan di industri manufaktur yang terdaftar 4 tahun
berturut-turut di BEI selama tahun 2014 sampai dengan 2017;
2. Perusahaan mempublikasikan annual report lengkap yang
dibutuhkan selama tahun 2014-2017;
3. Perusahaan menyajikan laporan yang berakhir pada 31
Desember dan telah diaudit;
4. Menyajikan laporan keuangannya dalam satuan mata uang
rupiah selama periode penelitian dan tidak memiliki laba yang
negatif (mengalami kerugian);
5. Menyajikan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini secara
lengkap selama periode penelitian.
C. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Data sekunder merupakan data yang tidak diperoleh langsung dari
sumbernya, melainkan melalui media perantara. Menurut Sukandarrumidi
(2006), ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengumpulkan
data yaitu observasi, kuesioner, interview dan dokumentasi. Pemilihan
metode pengumpulan data ditentukan oleh masalah, waktu, tenaga dan
biaya yang tersedia. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini
dilakukan dengan:
55
1. Penelitian Pustaka
Peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan masalah
yang sedang diteliti melalui buku, jurnal, internet, berita, dan
perangkat lain yang berkaitan dengan judul penelitian.
2. Penelitian Lapangan
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini ialah data
sekunder. Seluruh data bersumber dari laporan tahunan perusahaan
manufaktur tahun 2014 sampai 2017 yang dipublikasikan di Bursa
Efek Indonesia (BEI) dan dapat diakses melalui situs resmi Bursa
Efek Indonesia pada alamat website www.idx.co.id.
D. Metode Analisis Data
1. Analisis Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu
data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian,
maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness
(kemencengan distribusi) (Ghozali, 2016:19). Statistik deskriptif
dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai distribusi dan
perilaku data sampel tersebut.
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik yang dilakukan ada 4, yaitu:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
sebuah model regresi, variabel dependen, variabel independen atau
56
keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Walaupun
normalitas suatu data tidak selalu diperlukan dalam analisis akan
tetapi hasil uji statistik akan lebih baik jika semua variabel
berdistribusi normal. Jika variabel tidak terdistribusi secara normal
maka hasil uji statistik akan terdegradasi (Ghozali, 2013).
Penelitian ini menggunakan analisis grafik dan uji non-parametik
Kolmogorov-Smirnov (K-S) untuk mendeteksi apakah residual
berdistribusi normal atau tidak.
Analisis grafik dapat dilakukan dengan melihat grafik
histogram dan grafik normal P-Plot. Grafik histogram yang
memberikan pola distribusi yang tidak menceng ke kiri ataupun ke
kanan dapat dikatakan bahwa model regresi memenuhi asumsi
normalitas. Pada grafik normal P-Plot, jika data (titik) menyebar di
sekitar garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas (Ghozali, 2016:156). Pada uji non-parametik Kolmogorov-
Smirnov, jika nilai Sig. (2-tailed) lebih dari 5% (>0,05), maka model
regresi memenuhi asumsi normal.
b. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen
(Ghozali, 2013). Multikolonieritas adalah situasi adanya variabel-
variabel bebas diantara satu sama lain. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam
57
model regresi dapat dilihat dari perhitungan nilai tolerance dan
variance inflation factor (VIF). Regresi menunjukan adanya
multikolonieritas adalah jika nilai tolerance ≤ 0.10 atau sama dengan
nilai VIF ≥ 10 (Ghozali, 2016).
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu
(problem autokorelasi) pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang
baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.
Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji
run test. Jika nilai run test memiliki tingkat signifikan di atas >
0,05 berarti tidak terjadi autokorelasi (Ghozali, 2013).
d. Uji Heterokedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah
terdapat ketidaksamaan varian antar nilai residual (error) (Ghozali,
2013). Data yang ideal adalah yang tidak menyalahi asumsi
heteroskedastisitas, yaitu tidak terdapat ketidaksamaan varian antar
nilai residual (error). Untuk menguji asumsi heteroskedastisitas
digunakan grafik scatterplot.
Data yang tidak menyalahi asumsi heteroskedastisitas akan
membentuk grafik scatterplot yang menyebar dan tidak membentuk
58
pola tertentu. Titik-titik residual pada grafik scatterplot akan
menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y.
3. Uji Hipotesis
Penelitian ini akan menggunakan Software SPSS untuk
memprediksi hubungan antara variabel independen dengan variabel
dependen.
a. Pengujian dengan Analisis Regresi Berganda
Penelitian ini akan menggunakan alat analisis regresi
berganda untuk menguji pengaruh antara variabel dependen dengan
ke tiga variabel independen. Analisis Regresi Linier Berganda
merupakan analisis statistik yang bertujuan untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh variabel independen (variabel bebas)
terhadap variabel dependen (variabel terikat) (Ghozali, 2013).
Tujuan analisis regresi berganda ialah menggunakan nilai-nilai
variabel independen yang diketahui, untuk meramalkan nilai
variabel dependen.
Persamaan regresi berganda dirumuskan sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 +
e Keterangan
Y= Agresivitas
Pajak a = Konstanta
b = Koefisien Regresi
X1= Corporate Social Responsibility
59
X2= Sales Growth
X3= Capital Intensity
X4= Profitabilitas
X5= Leverage
e = error
b. Uji Koefiseien Determinasi (Uji R2)
Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa
besar variabel independen dapat menjelaskan variabel
dependennya. Nilai koefisien determinasi terletak antara 0 dan 1 ( 0
< R2 < 1), dimana semakin besar nilai R2 suatu regresi atau
nilainya mendekati 1, maka hasil regresi tersebut semakin baik. Hal
ini berarti variabel-variabel independen memberikan hampir
seluruh informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel dependen penelitian. Kelemahan mendasar penggunaan
koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah independen yang
dimasukkan ke dalam model (Ghozali, 2013).
c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t digunakan untuk mengetahui pengaruh
masing-masing variabel independen secara parsial terhadap
variabel dependen. Dengan tingkat signifikansi sebesar 5%, maka
kriteria pengujian atau dasar pengambilan keputusan adalah
sebagai berikut (Ghozali, 2013):
60
1. Apabila nilai signifikansi t < 0.05, berarti variabel
independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel
dependen.
2. Apabila nilai signifikansi t > 0.05, berarti variabel
independen secara parsial tidak berpengaruh terhadap
variabel dependen.
E. Operasional Variabel Penelitian
Berikut merupakan definisi dari variabel dan cara pengukurannya.
1. Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen adalah variabel yang nilainya dipengaruhi oleh
variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah
agresivitas pajak. Agresivitas pajak merupakan keinginan Wajib Pajak
(WP) untuk meminimalkan beban pajak yang dibayar dengan cara yang
legal, illegal maupun kedua-duanya. Adapun proksi utama yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Cash Effective Tax Rate (CETR)
(Novitasari, 2017) yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
Peneliti menggunakan CETR (Cash Effective Tax Rate) sebagai
pengukuran agar dapat mengetahui perbandingan kas yang perusahaan
keluarkan untuk membayar pajak dengan laba sebelum pajaknya,
sehingga akan diketahui berapa pastinya tarif pajak perusahaan sesuai
besarnya pajak yang dibayarkan dan dapat membandingkannya dengan
tarif pajak badan dalam peraturan undang-undang perpajakan, yang
61
mana semakin tinggi CETR mengindikasikan semakin rendah aktivitas
penghindaran pajak.
2. Variabel Independen (X)
Variabel independen adalah variabel yang menjadi penyebab
terjadinya atau terpengaruhnya variabel dependen. Penelitian ini
menggunakan lima variabel independen, yaitu Corporate Social
Responsibility, Sales Growth, Capial Intensity, Profitabilitas, dan
Leverage.
a. Corporate Social Responsibility
Pengungkapan CSR merupakan jumlah aktivitas ekonomi,
sosial, dan lingkungan yang dilakukan oleh perusahaan,
dibandingkan dengan item yang disarankan diungkapkan oleh GRI-4
sebanyak 91 item. Menurut Andhari dan Sukartha (2017)
pengungkapan CSR dapat dihitung dengan rumus :
GRI-G4 menyediakan kerangka kerja yang relevan secara
global untuk mendukung pendekatan yang terstandarisasi dalam
pelaporan, yang mendorong tingkat transparansi dan konsistensi
yang diperlukan untuk membuat informasi yang disampaikan
menjadi berguna dan dapat dipercaya oleh pasar dan masyarakat.
Fitur yang ada di GRI-G4 menjadikan pedoman ini lebih mudah
digunakan, baik bagi pelapor yang berpengalaman dan bagi mereka
yang baru dalam pelaporan keberlanjutan dari sector apapun dan
62
didukung oleh bahan-bahan dan layanan GRI lainnya
(www.globalreporting.org).
GRI-G4 juga menyediakan panduan mengenai bagaimana
menyajikan pengungkapan keberlanjutan dalam format yang
berbeda baik itu laporan keberlanjutan mandiri, laporan terpadu,
laporan tahunan, laporan yang membahas norma-norma
internasional tertentu, atau pelaporan online. Jenis pendekatan
pengukuran GRI-G4 melalui isi laporan tahunan dengan aspek-
aspek penilaian tanggungjawab sosial yang dikeluarkan oleh GRI
(Global Reporting Initiative). Standar GRI dipilih karena lebih
memfokuskan pada standar pengungkapan berbagai kinerja
ekonomi, sosial, dan lingkungan perusahaan dengan tujuan untuk
meningkatkan kualitas, dan pemanfaatan sustainability reporting.
Dalam standar GRI-G4 (2013) indikator kinerja dibagi
menjadi 3 komponen utama, yaitu ekonomi, lingkungan, dan sosial
mencakup praktik ketenagakerjaan dan kenyamanan bekerja, hak
asasi manusia, masyarakat, tanggung jawab atas produk dengan total
kinerja indikator mencapai 91 indikator (www.globalreporting.org).
b. Sales Growth
Pertumbuhan penjualan (sales growth) merupakan rasio antara
penjualan tahun sekarang di kurangi penjualan tahun kemarin dan di
bagi penjualan tahun kemarin (Fahmi, 2014). Pertumbuhan penjualan
merupakan aktivitas yang memiliki peranan penting
63
dalam manajemen modal kerja, hal tersebut disebabkan karena
perusahaan dapat memprediksi seberapa besar profit yang akan
diperoleh dengan besarnya pertumbuhan penjualan. Sales growth
dapat diukur melalui perhitungan dari penjualan akhir periode pada
tahun i dikurangi dengan penjualan akhir periode pada tahun
sebelumnya, dibagi dengan penjualan akhir periode tahun
sebelumnya. Pada penelitian yang dilakukan Mahanani, et al
(2017) rumus perhitungan sales growth adalah sebagai berikut :
− − 1
c. Capital Intensity
Capital intensity menggambarkan seberapa besar aset
perusahaan yang diinvestasikan dalam bentuk aset tetap. Dalam
melakukan investasi, perusahaan harus selalu mempertimbangkan
setiap peluang dalam memperebutkan pasar. Indikator prospek
perusahaan dimasa depan dapat dilihat dari sisi intensitas modal
(capital intensity). Capital intensity dalam penelitian ini akan
diproksikan menggunakan rasio intensitas aset tetap. Rasio
intensitas aset tetap adalah perbandingan aset tetap terhadap total
aset sebuah perusahaan. Capital intensity menurut Rodriguez dan
Arias (2012) dihitung dari:
ℎ =
64
d. Profitabilitas
Profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan
untuk memperoleh keuntungan atau laba dari total aset yang
dimiliki. Salah satu rasio yang sering digunakan dalam mengukur
profitabilitas ialah return on assets (ROA), yang mana pengukuran
ini digunakan untuk mengetahui bagaimana kemampuan
perusahaan dalam memanfaatkan asetnya untuk memperoleh
keuntungan. Kabajeh et al. (2012) menyebutkan bahwa rasio
profitabilitas merupakan indikator untuk efisiensi keseluruhan
perusahaan, yang mana biasanya digunakan sebagai ukuran untuk
laba yang dihasilkan oleh perusahaan selama periode waktu
berdasarkan tingkat penjualan, aset, modal yang digunakan,
kekayaan bersih dan laba per saham. Rasio profitabilitas mengukur
kapasitas pendapatan perusahaan, dan dianggap sebagai indikator
untuk pertumbuhan, keberhasilan dan kontrol.
Menurut Natalya (2018) profitabilitas dapat dihitung
dengan membandingkan laba bersih dengan total asset yang
dimiliki, yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
e. Leverage
Leverage merupakan rasio yang mengukur seberapa jauh
perusahaan menggunakan utang. Leverage menggambarkan
hubungan antara total aset dengan modal saham biasa atau
65
menunjukkan penggunaan utang untuk meningkatkan laba
(Husnan, 2006). Sedangkan menurut Sartono (2009), leverage
menunjukkan penggunaan utang untuk membiayai investasi.
Leverage diukur dengan debt to total assets. Menurut Dewinta dan
Setiawan (2016) leverage dapat dirumuskan sebagai berikut:
Tabel 3.1
Tabel Operasional Variabel
66
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Deskripsi Objek Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak
di industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
dari tahun 2014 sampai dengan 2017. Pemilihan sampel dilakukan
dengan metode purposive sampling. Perusahan-perusahaan yang
dijadikan sampel telah sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Tahapan seleksi sampel penelitian berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan tampak dalam Tabel 4.1 sebagai berikut.
Tabel 4.1
Tahap Seleksi Sampel Penelitian
Sumber: Data sekunder yang diolah
Namun, setelah data mengalami pengolahan pada software
SPSS, terdapat data outlier, sehingga data tersebut dikeluarkan dari
sampel penelitian.
67
Tabel 4.1 (lanjutan)
Tahapan Seleksi Sampel Penelitian
Sumber: Data sekunder yang diolah
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa perusahaan
manufaktur yang dijadikan sampel sebanyak 55 peusahaan. Periode
penelitian yang digunakan adalah 4 (empat) tahun, yaitu tahun 2014,
2015, 2016, dan 2017. Sehingga, total sampel yang diteliti sebanyak
220 data laporan tahunan perusahaan manufaktur. Tetapi, dengan
adanya data outlier yang dikeluarkan dari sampel penelitian,
menyebabkan data yang dapat diolah berjumlah 148 data.
2. Deskripsi Sampel Penelitian
Pada penelitian ini, sampel dipilih menggunakan metode
purposive sampling, yaitu berdasarkan kriteri-kriteria yang telah
ditentukan. Berikut nama-nama perusahaan yang menjadi sampel
dalam penelitian ini, yang disajikan dalam Tabel 4.2 di bawah ini.
Tabel 4.2
Daftar Nama Perusahaan Sampel
No. Nama Perusahaan Kode
1 PT Akasha Wira International Tbk ADES
2 PT Aneka Gas Industri Tbk AGII
3 PT Astra International Tbk ASII
4 PT Sepatu Bata Tbk BATA
5 PT Budi Starch & Sweetener Tbk BUDI
6 PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk CEKA
68
No. Nama Perusahaan Kode
7 PT Chitose International Tbk CINT
8 PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk CPIN
9 PT Delta Djakarta Tbk DLTA
10 PT Darya-Varia Laboratoria Tbk DVLA
11 PT Ekadharma International Tbk EKAD
12 PT Gudang Garam Tbk GGRM
13 PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk HMSP
14 PT Champion Pacific Indonesia Tbk IGAR
15 PT Indal Aluminium Industry Tbk INAI
16 PT Indofood Sukses Makmur Tbk INDF
17 PT Kimia Farma (Persero) Tbk KAEF
18 PT KMI Wire and Cable Tbk KBLI
19 PT Kalbe Farma Tbk KLBF
20 PT Lion Metal Works Tbk LION
21 PT Lionmesh Prima Tbk LMSH
22 PT Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI
23 PT Nipress Tbk NIPS
24 PT Pyridam Farma Tbk PYFA
25 PT Nippon Indosari Corpindo Tbk ROTI
26 PT Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk SCCO
27 PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk SIDO
28 PT Semen Baturaja (Persero) Tbk SMBR
29 PT Semen Indonesia (Persero) Tbk SMGR
30 PT Selamat Sempurna Tbk SMSM
31 PT Siantar Top Tbk STTP
32 PT Tunas Alfin Tbk TALF
33 PT Mandom Indonesia Tbk TCID
34 PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk ULTJ
35 PT Unilever Indonesia Tbk UNVR
36 PT Wismilak Inti Makmur Tbk WIIM
37 PT Waskita Karya (Persero) Tbk WSBP
Sumber: Data sekunder yang diolah
B. Analisis Data Penelitian
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis regresi berganda (multiple regression analysis). Tujuannya untuk
69
memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai pengaruh variabel
independen, yaitu corporate social responsibility (CSRi), sales growth
(SG), capital intensity (CAPINT), profitabilitas (ROA), dan leverage
(DTA) terhadap variabel dependen, yaitu agresivitas pajak (CETR).
1. Hasil Uji Deskriptif
Analisis statistik deskriptif akan memberikan gambaran atau
deskripsi data yang dilihat dari nilai minimum, maksimum, rata-rata
(mean), dan standar deviasi yang dihasikan dari variabel penelitian.
Variabel-variabel dalam penelitian ini diuji secara statistik dengan
menggunakan program SPSS seperti yang terlihat dalam Tabel 4.3:
Tabel 4.3
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Sumber:Data sekunder yang diolah
Berdasarkan tabel hasil statistik deskriptif diperoleh data sebanyak
148 data observasi yang berasal dari perkalian 4 tahun penelitian dari tahun
2014 hingga 2017 dengan jumlah sampel sebanyak 37 perusahaan. Tabel
4.3 menggambarkan statistik deskriptif untuk variabel dependen agresivitas
pajak (CETR) dengan variabel independen
70
corporate social responsibility (CSRi), sales growth (SG), capital
intensity (CAPINT), profitabilitas (ROA), dan leverage (DTA).
Hasil analisis statistik deskriptif terhadap variabel independen
corporate social responsibility yang diproksikan dengan (CSRi)
menunjukkan nilai minimum sebesar 0,0110 yang diperoleh sebagian
besar perusahaan manufaktur yang dijadikan sampel periode 2014-
2017. Nilai maksimum sebesar 0,3297 diperoleh PT Astra International
Tbk tahun 2016. Sedangkan nilai standar deviasi yang diperoleh sebesar
0,0563459. Nilai mean atau nilai rata-rata CSRi sebesar 0,064078 atau
6,4%.
Hasil analisis statistik deskriptif terhadap variabel independen sales
growth (SG) menunjukkan nilai minimum sebesar -0.6808 diperoleh PT
Waskita Karya (Persero) Tbk tahun 2016. Nilai maksimum 0,9006
diperoleh PT Waskita Karya (Persero) Tbk tahun 2017. Sedangkan nilai
standar deviasi yang diperoleh sebesar 0,1731792. Nilai mean atau nilai
rata-rata SG sebesar 0,045326 atau 4,5%.
Hasil analisis statistik deskriptif terhadap variabel independen
capital intrensity yang diproksikan dengan (CAPINT) menunjukkan
nilai minimum sebesar 0,0003 diperoleh PT Indofood Sukses Makmur
Tbk tahun 2017. Nilai maksimum sebesar 0,8720 diperoleh PT Budi
Starch & Sweetener Tbk tahun 2016. Sedangkan nilai standar deviasi
diperoleh sebesar 0,1899529. Nilai mean atau nilai rata-rata CAPINT
sebesar 0,348356 atau 34,8%.
71
Hasil analisis statistik deskriptif terhadap variabel independen
profitabilitas yang diproksikan dengan (ROA) menunjukkan nilai
minimum sebesar 0,0015 diperoleh PT Pyridam Farma Tbk tahun 2014.
Nilai maksimum sebesar 0,5267 diperoleh PT Multi Bintang Indonesia
Tbk tahun 2017. Sedangkan nilai standar deviasi diperoleh sebesar
0,0964552. Nilai mean atau nilai rata-rata ROA sebesar 0,111365 atau
11,1%.
Hasil analisis statistik deskriptif terhadap variabel independen
leverage yang diproksikan dengan (DTA) menunjukkan nilai minimum
sebesar 0,0437 diperoleh PT Pyridam Farma Tbk tahun 2014. Nilai
maksimum sebesar 0,9080 diperoleh PT Multi Bintang Indonesia Tbk
tahun 2014. Sedangkan nilai standar deviasi diperoleh sebesar
0,1943295. Nilai mean atau nilai rata-rata DTA sebesar 0,384230 atau
38,4%.
Hasil analisis statistik deskriptif terhadap variabel dependen
agresivitas pajak yang diproksikan dengan cash effective tax rate
(CETR) menunjukkan nilai minimum sebesar 0,0575 diperoleh PT
Mandom Indonesia Tbk tahun 2016. Nilai maksimum sebesar 0,6161
diperoleh PT Lion Metal Works Tbk tahun 2017. Sedangkan nilai
standar deviasi diperoleh sebesar 0,0937160. Nilai mean atau nilai rata-
rata CETR sebesar 0,275900 atau 27,5%.
72
2. Hasil Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan dengan menggunakan analisis
regresi terhadap variabel independen dan viariabel dependen. a. Hasil
Uji Normalitas
Tujuan dilakukan uji normalitas adalah untuk menguji
apakah dalam model regresi, residual memiliki distribusi normal.
Model regresi yang baik memiliki distribusi normal atau mendekati
normal. Dalam mendeteksi apakah residual berdistribusi normal
atau tidak dapat dilakukan dengan analisis grafik dan analisis
statistik (Ghozali, 2016). Dalam penelitian ini uji normalitas
dilakukan dengan menggunakan grafik histogram, grafik normal
probability plot (p-plot), dan uji Kolmogorov Simrnov (K-S). Hasil
uji normalitas disajikan pada gambar berikut:
1) Analisis Grafik Histogram
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik
Histogram
Sumber: Data sekunder yang diolah
73
Berdasarkan Gambar 4.1, grafik histogram membentuk
kurva seperti lonceng dan tidak melenceng (swekness) ke kiri
ataupun ke kanan. Hal ini menunjukkan bahwa data berdistribusi
normal atau model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2) Analisis Grafik dengan Normal Probability Plot
(Normal P-P Plot)
Gambar 4.2
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-P Plot
Sumber : Data sekunder yang diolah
Berdasarkan Gambar 4.2 di atas, terlihat bahwa penyebaran
data (titik) menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal. Hal ini menujukkan bahwa data berdistribusi
normal atau model regresi memenuhi asumsi normalitas.
74
3) Uji Kolmogorov-Smirnov
Tabel 4.4
Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov
Sumber: Data sekunder yang diolah
Berdasarkan Tabel 4.4, terlihat bahwa nilai Sig. (2-tailed)
sebesar 0,200 > 0,05 (Sig. > α). Hal ini menunjukkan bahwa data
residual terdistrbusi normal.
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada
model regresi ditemukan adanya korelasi antarvariabel bebas
(independen). Pada regresi yang baik tidak terdapat kolerasi antar
variable independen. Multikolinearitas dapat dilihat dari
perhitungan nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF).
Apabila nilai Tolerance > 0,10 dan VIF < 10 maka tidak terjadi
multikolinearitas. Hasil dari uji multikolonieritas dapat dilihat pada
tabel 4.5:
75
Tabel 4.5
Hasil Uji Multikolinieritas
Sumber: Data sekunder yang diolah
Berdasarkan Tabel 4.5 di atas, hasil perhitungan nilai
Tolerance menunjukkan tidak ada variabel independen yang
memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10, yaitu 0,951 untuk
corporate social responsibility (CSRi) , 0,960 untuk sales growth
(SG), 0,913 untuk capital intensity (CAPINT), 0,990 untuk
profitabilitas (ROA), dan 0,925 untuk leverage (DTA).
Hasil perhitungan VIF juga menunjukkan hal yang sama,
yaitu tidak ada variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih
dari 10, yaitu 1,052 untuk corporate social responsibility (CSRi),
1,041 untuk sales growth (SG), 1,095 untuk capital intensity
(CAPINT), 1,010 untuk profitabilitas (ROA), dan 1,081 untuk
leverage (DTA). Hal ini menunjukkan bahwa semua variabel
independen dalam model persamaan regresi tidak terdapat gejala
multikolinieritas.
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah dalam
model regresi linier ada korelasi antara kesalahan penggangu, pada
76
periode t dengan kesalahan penggangu pada perode t-1
(sebelumya). Untuk mengetahui apakah model regresi terdeteksi
ada atau tidaknya autokorelasi maka salah satu caranya dengan
melakukan Run Test dalam (Ghozali, 2013).
Adapun hasil pengujian autokorelasi dengan menggunakan
Run Test pada tabel 4.6 yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.6
Uji Autokorelasi
Sumber: Data sekunder yang diolah
Berdasarkan hasil uji Runs Test pada tabel 4.6 diketahui
bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,187 lebih besar dari
0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala atau
masalah autokorelasi pada penelitian ini.
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual
satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
Homoskedastisitas, dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas.
77
Penelitian ini menggunakan analisis grafik dengan scatterplot
untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas. Tidak
terjadi heterokedastisitas yaitu apabila tidak ada pola yang jelas,
serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu
Y. Hasil uji heterokedastisitas grafik scatterplot dapat dilihat pada
gambar 4.3:
Gambar 4.3
Hasil Uji Heterokedastisitas Grafik Scatterplot
Sumber: Data sekunder yang diolah
Berdasarkan tampilan Scetterplot dalam Gambar 4.3 di atas,
terlihat bahwa plot menyebar secara acak di atas maupun di bawah
angka nol pada sumbu Regression Studentized Residual. Hal ini
menunjukkan bahwa dalam model regresi tidak terdapat gejala
heteroskedastisitas.
78
3. Hasil Uji Hipotesis
a. Uji Koefisien Determinasi (Uji R2)
Koefisien Determinasi (R2) mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
variasi variabel dependen (Ghozali, 2016:95). Hasil uji koefisien
determinasi dapat dilihat pada tabel 4.7
Tabel 4.7
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Sumber: Data sekunder yang diolah
Berdasarkan Tabel 4.7 di atas, terlihat bahwa nilai Adjusted R
Square sebesar 0,083. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh variable
corporate social responsibility, sales growth, capital intensity,
profitabilitas, dan leverage terhadap agresivitas pajak adalah 8,3%,
sedangkan sisanya sebesar 91,7% (100% - 8,3%) dipengaruhi oleh
variabel-variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini,
seperti manajemen laba, kepemilikan keluarga, umur perusahaan,
kompensasi eksekutif, dan inventory intensity.
79
b. Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F digunakan untuk mempengaruhi apakah
semua variabel independen yang dimasukan dalam model
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
dependen. Hasil uji F dapat dilihat pada tabel 4.8:
Tabel 4.8
Hasil Uji Statistik F
Sumber: Data sekunder yang diolah
Berdasarkan tabel 4.8 uji F dapat dilihat bahwa nilai F
sebesar 3,644 dengan Sig. 0,004. Karena nilai signifikansi < 0,05
(0,004 < 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa corporate social
responsibility (CSRi), sales growth (SG), capital intensity
(CAPINT), profitabilitas (ROA), dan leverage (DTA) secara
simultan berpengaruh terhadap agresivitas pajak (CETR).
c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji t dilakukan untuk menunjukan seberapa jauh pengaruh
satu variabel independen secara individual dalam menerangkan
80
variasi variabel dependen pada tingkat signifikansi 0,05. Adapun hasil
dari uji regresi secara parsial (uji t) dapat dilihat pada tabel 4.9.
Tabel 4.9
Hasil Uji Statistik t
Sumber: Data sekunder yang diolah
Berdasarkan Tabel 4.9, corporate social responsibility
(CSRi) secara statistik menunjukkan nilai sig. lebih besar dari α
(0,414 > 0,05). Oleh karena itu, H1 ditolak, sehingga dapat
disimpulkan bahwa corporate social responsibility (CSRi) belum
mampu membuktikan adanya berpengaruh terhadap agresivitas
pajak (CETR).
Sales growth secara statistik menunjukkan nilai sig.lebih
besar dari α (0,128 > 0,05). Oleh karena itu, H2 ditolak, sehingga
dapat disimpulkan bahwa sales growth (SG) belum mampu
membuktikan adanya pengaruh terhadap agresivitas pajak (CETR).
Capital intensity (CAPINT) secara statistik menunjukkan
nilai sig.lebih kecil dari α (0,004 < 0,05). Oleh karena itu, H3
diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa capital intensity
berpengaruh signifikan terhadap agresivitas pajak (CETR).
81
Profitabilitas (ROA) secara statistik menunjukkan nilai
sig.lebih kecil dari α (0,004 < 0,05). Oleh karena itu, H4 diterima,
sehinggga dapat disimpulkan bahwa profitabilitas berpengaruh
signifikan terhadap agresivitas pajak (CETR).
Leverage (DTA) secara statistik menunjukkan nilai sig lebih
besar dari α (0,252 > 0,005). Oleh karena itu, H5 ditolak, sehingga
dapat disimpulkan bahwa leverage belum mampu membuktikan
adanya pengaruh terhadap agresivitas pajak (CETR). Berdasarkan
tabel 4.10 maka dapat diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:
Y = 0,335 - 0,110CSRi - 0,067SG - 0,119CAPINT - 0,224ROA +
0,046DTA + e
C. Pembahasan
1. Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Agresivitas Pajak
Hasil analisis regresi menunjukkan variabel corporate social
responsibility memiliki koefisien regresi sebesar -0,066 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,414. Hal tersebut menunjukkan bahwa corporate
social responsibility belum mampu membuktikan adanya pengaruh
terhadap agresivitas pajak. Jadi H1 penelitian ini yang menyatakan
bahwa corporate social responsibility berpengaruh terhadap
agresivitas pajak, ditolak.
Hal ini dimungkinkan karena informasi CSR yang diungkapkan
oleh perusahaan dalam laporan tahunan belum tentu sesuai dengan
kegiatan CSR yang sebenarnya dilakukan perusahaan atau dengan kata
82
lain belum semua diungkapkan sehingga dana yang digunakan untuk
melakukan kegiatan CSR tidak dicantumkan kedalam laporan
keuangan, yang pada akhirnya tidak mengurangi jumlah laba
perusahaan. Akibatnya laba perusahaan tetap tinggi dan pajak yang
harus dibayarkan menjadi tinggi sehingga dapat dikatakan kalau
perusahaan tersebut tidak agresif terhadap pajak. Hal tersebut
dikarenakan belum adanya pihak yang diberi wewenang untuk
mengawasi pelaporan CSR sehingga kebenaran mengenai kegiatan
CSR yang diungkapkan oleh perusahaan belum dapat diper-
tanggungjawabkan.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Harjito (2018),
Etfah (2018), dan Wijayanti (2016) yang membuktikan bahwa
corporate social responsibility tidak berpengaruh terhadap agresivitas
pajak.
2. Pengaruh Sales Growth Terhadap Agresivitas Pajak
Hasil analisis regresi menunjukkan variabel sales growth
memiliki koefisien regresi sebesar -0,123 dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,128. Hal tersebut menunjukkan bahwa sales growth belum
mampu membuktikan adanya pengaruh terhadap agresivitas pajak. Jadi
H2 dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa sales growth
berpengaruh terhadap agresivitas pajak, ditolak.
Dengan meningkatnya pertumbuhan penjualan mengakibatkan
penghasilan perusahaan juga meningkat. Disisi lain penghasilan
83
perusahaan yang meningkat juga akan mengakibatkan beban pajak yang
dikenakan dari penghasilan juga meningkat. Hal tersebut membuat
banyak perusahaan yang berperan sebagai wajib pajak badan mencari cara
dan celah agar besarnya pajak yang dibebankan oleh perusahaan dapat
diminimalkan, dengan kata lain perusahaan juga harus meminimalkan
penghasilan kena pajaknya. Ada beberapa cara yang dilakukan untuk
memperkecil penghasilan yaitu dengan melaporkan sebagian penghasilan
perusahaan, merendahkan harga jual, memilih menjual kepada pengusaha
non PKP dalam bentuk faktur pajak sederhana agar lebih mudah tidak
melaporkan penjualannya (Hanum dalam Wulansari, 2017). Hal tersebut
dapat memperkecil pajak yang dipungut dari segi penjualan namun bukan
berarti perusahaan dengan cara demikian dapat menghindari pajak yang
lain seperti PPN, PPNBM, BPHTB, dan PBB yang tetap menjadi
kewajiban perusahaan. Selain itu Undang-Undang No.36 Tahun 2008
pasal 4 ayat 1 UU PPh menjelaskan bahwa yang menjadi objek PPh badan
diantaranya adalah penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan
atau jasa, hadiah dari undian dan penghargaan, penerimaan kembali
pembayaran pajak yang telah dibebankan, bunga, dividen dengan nama
dan dalam bentuk apapun, royalti atau imbalan, keuntungan selisih kurs
mata uang asing dll. Dimana objek pajak tersebut diluar dari kegiatan
penjualan atau active income yang tetap harus dibayar oleh perusahaan.
Dengan demikian pertumbuhan penjualan yang meningkat ataupun
menurun tidak akan
84
ada pengaruhnya terhadap praktik perlawanan pajak yang dilakukan
perusahaan.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Mahanani et al
(2017), Swingly dan Sukartha (2015), dan Permata et al (2017) yang
dapat membuktikan bahwa sales growth tidak berpengaruh terhadap
tax avoidance yang merupakan bagian dari tindakan agresivitas pajak.
3. Pengaruh Capital Intensity Terhadap Agresivitas Pajak
Hasil analisis regresi menunjukkan variabel capital intensity
memiliki koefisien regresi sebesar -0,242 dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,004. Hal tersebut menunjukkan bahwa capital intensity
berpengaruh signifikan terhadap agresivitas pajak. Jadi H3 dalam
penelitian ini yang menyatakan bahwa capital intensity berpengaruh
terhadap agresivitas pajak, diterima.
Kepemilikan aset tetap dapat mengurangi pembayaran pajak yang
dibayarkan perusahaan karena adanya biaya depresiasi yang melekat pada
aset tetap. Besarnya biaya depresiasi untuk aset tetap diperaturan
perpajakan Indonesia beraneka ragam tergantung dari klasifikasi aset
tetap tersebut. Biaya depresiasi dapat dimanfaatkan oleh manajer untuk
meminimumkan pajak yang dibayar perusahaan. Hanum (2013) dalam
penelitiannya menjelaskan bahwa biaya depresiasi adalah biaya yang
dapat dikurangkan dari penghasilan dalam menghitung pajak, maka
dengan semakin besar jumlah aset tetap yang dimiliki oleh perusahaan
maka akan semakin besar pula depresiasinya sehingga
85
mengakibatkan jumlah penghasilan kena pajak dan tarif pajak
efektifnya akan semakin kecil.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan
oleh Fitria (2018) yang menyatakan bahwa capital intensity
berpengaruh positif pada agresivitas pajak.
4. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Agresivitas Pajak
Hasil analisis regresi menunjukkan variabel profitabilitas
memiliki koefisien regresi sebesar -0,231 dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,004. Hal tersebut menunjukkan bahwa profitabilitas
berpengaruh signifikan terhadap agresivitas pajak. Jadi H4 dalam
penelitian ini yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh
terhadap agresivitas pajak, diterima.
Chen et. al (2010) menyatakan bahwa perusahaan dengan tingkat
profitabilitas tinggi memiliki kesempatan untuk memposisikan diri dalam
tax planning yang mengurangi jumlah beban kewajiban perpajakan. Hal
tersebut menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki kemampuan
untuk memperoleh keuntungan harus mempersiapkan pajak yang akan
dibayarkan sebesar pendapatan yang diperoleh. Pendapatan yang
diperoleh perusahaan cenderung berbanding lurus dengan pajak yang
dibayarkan, sehingga semakin besar keuntungan yang diperoleh
perusahaan maka semakin tinggi juga beban pajak yang harus ditanggung
perusahaan. Hal tersebut juga dapat menunjukkan bahwa perusahaan
dengan tingkat Profitabilitas yang
86
tinggi dapat membayar pajak lebih tinggi dari perusahaan yang
memiliki profitabilitas yang rendah.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan
oleh Sufia dan Riswandari (2018) yang menyatakan bahwa
profitabilitas yang diproksikan dengan ROA secara parsial
berpengaruh terhadap agresivitas pajak. Dalam penelitian tersebut juga
konsisten menjelaskan bahwa perusahaan dengan tingkat profitabilitas
yang tinggi memiliki kemampuan untuk mengelola sumber daya
melalui pemilihan prosedur akuntansi yang mendukung dalam
mengefisienkan beban pajak yang harus dibayar. Selain itu,
perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi memiliki peluang
untuk memanfaatkan insentif pajak secara agresif sehingga beban
pajak yang terutang dapat menjadi lebih kecil dari yang seharusnya.
5. Pengaruh Leverage Terhadap Agresivitas Pajak
Hasil analisis regresi menunjukkan variabel capital intensity
memiliki koefisien regresi sebesar 0,094 dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,252. Hal tersebut menunjukkan bahwa leverage belum
mampu membuktikan adanya pengaruh terhadap agresivitas pajak. Jadi
H5 dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa leverage berpengaruh
terhadap agresivitas pajak, ditolak.
Meskipun terdapat undang-undang yang mengatur bahwa
perusahaan yang memiliki hutang yang tinggi akan memperoleh insentif
pajak berupa potongan atas bunga pinjaman, namun hal tersebut
87
memungkinkan perusahaan yang memiliki hutang tidak semata-mata
untuk melakukan tindakan agresivitas pajak, melainkan hutang yang
dimilki hanya digunakan untuk melakukan pembiayaan di
perusahaannya atau investasi di luar perusahaannya. Hutang yang
digunakan untuk keperluan investasi akan dapat menghasilkan
pendapatan diluar perusahaan, sehingga membuat laba yang diperoleh
perusahaan naik dan mempengaruhi kenaikan beban pajak yang
ditanggung perusahaan. Oleh karena itu, walaupun jumlah pendanaan
dari hutang semakin tinggi, apabila hutang tersebut digunakan untuk
terus memperoleh laba yang lebih besar, maka beban bunga yang di
hasilkan dari tingkat pendanaan hutang tersebut bukan menjadi faktor
penyebab beban pajak akan berkurang. Maka hal tersebut
membuktikan bahwa tingkat rasio leverage yang tinggi hanya akan
mempengaruhi perusahaan untuk melakukan pembiayaan dan investasi
dalam memperoleh laba sebanyak-banyaknya.
Hasil penelitain ini konsisten dengan penelitian Ardyansah dan
Zulaikha (2014) serta Wijayanti (2016) yang dapat membuktikan bahwa
tingkat rasio leverage tidak berpengaruh terhadap agresivitas pajak.
88
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh corporate
social responsibility, sales growth, capital intensity, profitabilitas, dan
leverage terhadap agresivitas pajak. Data dalam penelitian ini
berjumlah 148 yang diambil dari perusahaan yang terdaftar dalam BEI
periode 2014-2017 yang telah memenuhi kriteria peneliti. Berdasarkan
pada data yang telah dikumpulkan dan hasil pengujian yang telah
dilakukan terhadap permasalahan dengan menggunakan model regresi
berganda, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Corporate social responsibility tidak berpengaruh signifikan
terhadap agresivitas pajak. Hasil penelitian ini tidak konsisten
dengan penelitian yang dilakukan oleh Andhari dan Sukartha
(2017), Suprimarini dan Suprasto (2017) serta Mumtahanah
dan Septiani (2017) yang dapat membuktikan bahwa corporate
social responsibility memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap agresivitas pajak.
2. Sales growth tidak berpengaruh signifikan terhadap agresivitas
pajak. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian
yang dilakukan oleh Dewinta dan Setiawan (2016), Budiman
dan Setiyono (2012) dalam Swingly (2015) yang menunjukkan
bahwa pertumbuhan penjualan (sales growth) berpengaruh
89
signifikan terhadap CETR yang merupakan proksi dari aktivitas
agresivitas pajak.
3. Capital intensity berpengaruh signifikan terhadap agresivitas
pajak. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian
yang dilakukan oleh Indradi (2018) dan Novitasari (2017) yang
belum mampu membuktikan bahwa Capital Intensity
berpengaruh terhadap agresivitas pajak perusahaan.
4. Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap agresivitas pajak.
Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang
dilakukan oleh Savitri (2017) yang membuktikan bahwa ROA
tidak memiliki pengaruh terhadap agresivitas pajak.
5. Leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap agresivitas
pajak. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian
yang dilakukan oleh Pratiwi (2018) dalam penelitiannya
membuktikan bahwa leverage berpengaruh signifikan terhadap
tindakan agresivitas pajak perusahaan.
B. Keterbatasan
Penelitian ini mempunyai keterbatasan yang mungkin dapat
melemahkan hasilnya. Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Terbatasnya variabel - variabel yang digunakan pada penelitian
ini, seperti corporate social responsibility, sales growth,
capital intensity, profitabilitas, dan leverage.
90
2. Data penelitian ini terbatas pada periode 2014-2017.
3. Ruang lingkup penelitian ini hanya terbatas pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar dalam BEI saja.
C. Saran
Penelitian ini di masa mendatang diharapkan dapat menyajikan
hasil penelitian yang lebih berkualitas lagi dengan adanya beberapa
masukan mengenai beberapa hal, diantaranya:
1. Penelitian lebih lanjut disarankan untuk menambah variabel-
variabel yang memiliki keterkaitan dengan agresiitas pajak,
seperti risiko perusahaan, manajemen laba, kepemilikan
keluarga, dan kompensasi rugi fiskal, serta meneliti variabel
agresivitas pajak dengan menggunakan proxy lain, seperti ETR,
atau BTD.
2. Menggunakan periode waktu yang lebih lama dan terbaru,
misalnya 5 atau 7 tahun untuk mengetahui kondisi perusahaan
yang sesungguhnya.
3. Penelitian lebih lanjut diharapkan menambahkan ruang lingkup
perusahaan yang diteliti, seperti perusahaan pertambangan dan
perusahaan pertanian yang terdaftar dalam BEI sehingga
memberikan tingkat generalisasi yang lebih tinggi dalam
menganalisis pengaruh corporate social responsibility, sales
growth, capital intensity, profitabilitas, dan leverage terhadap
agresivitas pajak
91
DAFTAR PUSTAKA
Adisamartha, I. P., & Noviari, N. (2015). Pengaruh Likuiditas, Leverage, Intensitas
Persediaan, dan Intensitas Aset Tetap Pada Tingkat Agresivitas Wajib Pajak
Badan. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 13(3), 973-1000.
Aditama, F., & Purwaningsih, A. (2014). Pengaruh Perencanaan Pajak Terhadap
Manajemen Laba Pada Perusahaan Nonfaktur Yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. MODUS, 26(1), 33-50.
Andhari, P. A., & Sukartha, I. M. (2017). Pengaruh Pengungkapan Corporate
Social Responsibility, Profitabilitas, Inventory Intensity, Capital Intensity,
dan Leverage Terhadap Agresivitas Pajak. E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana, 18(3), 2115-2142.
Anita M, F. (2015). Pengaruh Corporate Social Responsibility, Leverage,
Likuiditas, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Agresivitas Pajak. JOM
Fekon, 2(2).
Anonim. (2015). Selewengkan Dana Pajak, 2 Perusahaan di Bandung
Diperkarakan. detiknews. Retrieved April 25, 2019, from
https://news.detik.com/berita-jawa-barat/2831007/selewengkan-dana-
pajak-2-perusahaan-di-bandung-diperkarakan
Ardyansah, D., & Zulaikha. (2014). Pengaruh Size, Leverage, Profitability,
Capital Intensity Ratio, dan Komisaris Independen Terhadap Effective Tax
Rate ( ETR). Diponegoro Journal of Accounting, 3(2), 1-9.
Barton, S. L., Hill, N. e., & undaram, S. (1989). An Empirical Test of Stakeholder
Theory Predictions of Capital Structure. Financial Management
Association International, 18(1), 36-44.
Bouty, H. (2010 ). Menyiapkan Surat Pemberitahuan Pajak . Jakarta : PT Putra Zet Es.
Brotodiharjo, R. S. (1993). Pengantar Ilmu Hukum Pajak (3rd ed.). Bandung: PT
Eresco.
Burton, W. I. (2008). Hukum Pajak . Jakarta : Salemba Empat .
Chen, S., Chen , X., Cheng , Q., & Shevlin, T. (2010). Are family firms more tax
aggressive than non-family firms?. Journal of Financial Econimics, 95(1),
41-61. doi:https://doi.org/10.1016/j.jfineco.2009.02.003
Chew, J. (2016). 7 Corporate Giants Accused of Evading Billions in Taxes.
Retrieved April 30, 2019, from https://fortune.com/2016/03/11/apple-
google-taxes-eu
92
Clarensia, J., Rahayu, S., & Azizah, N. (2012). Pengaruh Likuiditas,
Profitabilitas, Pertumbuhan Penjualan, dan Kebijakan Dividen Terhadap
Harga Saham. 1(1).
Crowther, D., & Guler, A. (2008). Corporate Social Responsibility .
Deegan, C. (2002). The Legitimising Effect Of Social And Environmental
Disclosures - A Theoretical Foundation. Accounting, Auditing, and
Accountability Journal, 15(3).
Deegan, N. B. (1998). The Public Disclosure of Environmental Performance
Information - A Dual Test Of Media Agenda Setting Theory and Legitimacy
Theory. Accounting and Bussiness Riset, 29, 21-41. doi:https://doi.org/10.1080/00014788.1998.9729564
Deitiana, T. (2011). Pengaruh Rasio Keuangan, Pertumbuhan Penjualan, dan
Dividen Terhadap Harga Saham. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, 13(1), 57-
66.
Desai, M., & Dharmapala, D. (n.d.). Earnings Management and Corporate Tax
Shelters. Harvard University and University of Connecticut Working Paper.
Dewinta, I. A., & Setiawan, P. E. (2016). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Umur
Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, dan Pertumbuhan Penjualan
Terhadap Tax Avoidance. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 14(3),
1584-1613.
Dunbar , A., Higgins, D., Phillips , J., & Plesko, G. (2010). What Do Measures of
Tax Aggressiveness Measure?. National Tax Association Proceedings
from the 103rd Annual Conference in Chicago, 103, 18-26.
Etfan, Y. J., Ekasari, K., & Asdani, A. (2018). Pengaruh Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan Terhadap Agresivitas Pajak Pada Bank Syariah dan Bank
Konvensional . Prosiding Seminar Nasional Akuntansi, Manajemen, dan
Keuangan ke III .
Fahmi, I. (2014). Analisa Kinerja Keuangan. Bandung: Alfabeta.
Fernández-Rodríguez, E., & Martínez-Arias, A. (2014). Determinants of the
Effective Tax Rate in the BRIC Countries. Emerging Markets Finance and Trade, 50, 214-228. doi:http://dx.doi.org/10.2753/REE1540-
496X5003S313
Fikriyah. (2013). Analisis Pengaruh Likuiditas, Leverage, Profitabilitas, dan
Karakteristik Kepemilikan Terhadap Agresivitas Pajak Perusahaan.
93
Fitria, E. F. (2018). Pengaruh Capital Intensity, Inventory Intensity, Profitabilitas
dan Leverage Terhadap Agresivitas Pajak. Seminar Mahasiswa Nasional Ekonomi dan Bisnis, 2(1). Retrieved from
https://ejournal.stiedewantara.ac.id/index.php/SENMAKOMBIS/issue/arc
hive
Frank, M. M., Lynch, L. J., & Rego, S. O. (2009). Tax Reporting Aggressiveness
and Its Relation to Aggressive Financial Reporting. The Accounting
Review, 84(2), 467–496. doi:https://doi.org/10.2308/accr.2009.84.2.467
Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang : Universitas Diponegoro .
Ghozali, I. (2016). Aplikasi Analisis Multivariete dengan Program IBM SPSS 23
(8 ed.). Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali, I., & Anis, C. (2007). Teori Akuntansi . Semarang : Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Gunawan, J. (2010). Perception of Important Information in Coprorate Social
Disclosures : Evidence From Indonesia. Social Responsibility Journal ,
6(1), 62-77. doi:http://dx.doi.org/10.1108/17471111011024559
Gunawan, J. (2015). Corporate social disclosures in Indonesia : stakeholders’
influence and motivation. Social Responsibility Journal, 11(3), 535-552.
doi:http://dx.doi.org/10.1108/SRJ-04-2014-0048
Hantoro, J. (2018). Kejaksaan Agung Tangkap Buron Penggelapan Pajak Rp 10,68 Miliar. Tempo.co. Retrieved April 25, 2019, from
https://nasional.tempo.co/read/1054384/kejaksaan-agung-tangkap-buron-
penggelapan-pajak-rp-1068-miliar/full&view=ok
Hanum, H. R., & Zulaikha. (2013). Pengaruh Karakteristik Corporate
Governance Terhadap Effective Tax Rate. Diponegoro Journal of
Accounting, 2(2), 1-10.
Harjito, Y. (2018, Juni). Agresivitas Pajak Ditinjau dari Karakteristik
Perusahaan dan Corporate Social Responsibility. 14(1), 29-39.
Harmoni, A., & Andriyani, A. (2008, Agustus 20-21). Pengungkapan Corporate
Social Responsibility ( CSR ) Pada Official Website Perusahaan Studi
Pada PT. Unilever Indonesia Tbk. Seminar Ilmiah Nasional Komputer dan
Sistem Intelijen.
Hery. (2016). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : PT.Grasindo .
Hidayanti, A. N. (2013). Pengaruh Antara Kepemilikan Keluarga dan Corporate
Governance Terhadap Tindakan Pajak Agresif. Working Paper.
94
Hidayat, W. W. (2018). Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Pertumbuhan
Penjualan Terhadap Penghindaran Pajak:Studi Kasus Perusahaan
Manufaktur di Indonesia. Jurnal Riset Manajemen dan Bisnis (JRMB)
Fakultas Ekonomi UNIAT, 3(1), 19-26.
Hidayati, N. N. (2009). Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility
Terhadap Earnings Responses Coefficient Pada Perusahaan High Profile.
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, 11(1), 1-18.
Https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/berita/target-penerimaan-perpajakan-
apbn-2019-optimal-namun-realistis/, diakses pada tanggal 29 Agustus
2019.
Husnan, S., & Pudjiastuti , E. (2006). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan (5 ed.). Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Hutagaol, J. (2003). Kapita Selekta Akuntansi Pajak. Jakarta: Kharisma.
Indradi , D. (2018, Januari). Pengaruh Likuiditas, Capital Intensity Terhadap
Agresivitas Pajak. Jurnal Akuntansi Berkelanjutan Indonesia, 1(1), 147.
Indrawati, T., & Suhendro. (2006, Januari-Juni). Determinasi Capital Structure
Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta Periode 2000-2004.
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 3(1), 77-105.
Jaya, F. (2018). Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Capital
Intensity, dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap
Agresivitas Pajak. JOM Feb, 1(1).
Jensen , M., & Meckling , W. (1976). Theory Of The Firm: Managerial Behavior,
Agency Costs And Ownership Structure. Journal of Financial Economics 3,
305-360.
Kabajeh, M. A., AL Nu’aimat, S. M., & Dahmash, D. N. (2012). The Relationship
between the ROA, ROE and ROI Ratios with Jordanian Insurance Public
Companies Market Share Prices. International Journal of Humanities and
Social Science, 2(11).
Kasmir. (2008). Manajemen Perbankan . Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Kasmir. (2011). Analisis Laporan Keuangan . Jakarta : PT.Raja Grapindo Persada .
Kasmir. (2013). Analisis Laporan Keuangan (1 ed.). Jakarta: Rajawali Pers.
Kraft, A. (2014). What Really Affects German Firms' Effective Tax Rate?. International Journal of Financial Research, 5(3). doi:http://dx.doi.org/10.5430/ijfr.v5n3p1
95
Lanis, R., & Richardson, G. (2012). Corporate social responsibility and tax
aggressiveness:An Empirical Analysis. J. Account. Public Policy, 31(1),
86-108.
Lanis, R., & Richardson, G. (2013). Corporate Social Responsibility and Tax
Aggressiveness : a Test of Legitimacy Theory. Accounting Auditing and Accountability Journal, 26(1), 75-100. doi:http://dx.doi.org/10.1108/09513571311285621
Mahanani, A., Titisari, K. H., & Nurlaela, S. (2017). Pengaruh Karakteristik
Perusahaan, Sales Growth, dan CSR Terhadap Tax Avoidance . Seminar
Nasional IENACO.
Mardiasmo. (2011). Perpajakan (Edisi Revisi 2011 ed.). (Andi, Ed.) Yogyakarta.
Martono, & Harjito, A. (2010). Manajemen Keuangan (3 ed.). Yogyakarta : Ekonisia.
Masri, I., & Martani, D. (2012). Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Cost of Debt. Simposium Nasional Akuntansi XV.
Melisa , M., & Tandean, V. A. (2017). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Penghindaran Pajak (Tax Avoidance). Jurnal Akuntansi Bisnis, 8(1).
Mulyani, S., Darminto, & N.P, M. W. (2014). Pengaruh Karakteristik Perusahaan,
Koneksi Politik, dan Reformasi Perpajakan Terhadap Penghindaran Pajak
. Jurnal Mahasiswa Perpajakan, 2(1).
Mumtahanah, S. N., & Septiani, A. (2017). Pengaruh Pengungkapan Corporate
Social Responsibility Terhadap Agresivitas Pajak Dengan Moderasi
Kepemilikan Saham Oleh Keluarga. Diponegoro Journal of Accounting,
6(4), 1-13.
Mustika. (2017). Pengaruh Corporate Social Responsibility, Ukuran Perusahaan,
Profitabilitas, Leverage, Capital Intensity, dan Kepemilikan Keluarga
Terhadap Agresivitas Pajak. JOM Fekon, 4(1).
Muzakki, M. R., & Darsono. (2015). Pengaruh Corporate Social Responsibility
dan Capital Intensity Terhadap Penghindaran Pajak. Diponegoro of
Journal Accounting, 4(3), 1-8.
Natalya, D. (2018). Pengaruh Capital Intensity,Leverage Dan Profitabilitas
Terhadap Tax Agresivitas Dengan Kinerja Pasar Sebagai Variabel
Moderating. Media Akuntansi Perpajakan, 3(1), 37-55.
Novitasari, S. (2017). Pengaruh Manajemen Laba, Corporate Governance, dan
Intensitas Modal Terhadap Agresivitas Pajak Perusahaan (Vol. 4). JOM
Fekon.
96
Nugraha, N. B., & Meiranto, W. (2015). Pengaruh Corporate Social Responsibility,
Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, dan Capital Intensity Terhadap
Agresivitas Pajak. Diponegoro Journal of Accounting, 4(4), 1-14.
Oktaviyani , R., & Munandar , A. (2017, November). Effect of Solvency, Sales
Growth, and Institutional Ownership on Tax Avoidance with Profitability
as Moderating Variables in Indonesian Property and Real Estate Companies. Binus Business Review, 8(3), 183-188. doi:10.21512/bbr.v8i3.3622
Pajriyansyah , R., & Firmansyah , A. (2017). Pengaruh Leverage, Kompensasi
Rugi Fiskal, dan Manajemen Laba Terhadap Penghindaran Pajak.
Permata , A. D., Nurlaela , S., & Masitoh W, E. (2018). Pengaruh Size, Age,
Profitability, Leverage dan Sales Growth Terhadap Tax Avoidance. Jurnal Akuntansi dan Pajak, 19(1), 10-20. doi:http://dx.doi.org/10.29040/jap.v19i1.171
Pratiwi, S. D. (2018). Pengaruh Leverage, Manajemen Laba, Capital Intensity,
dan Kompensasi Rugi Fiskal Terhadap Agresivitas Pajak. JOM FEB, 1(1).
Purwanto, A. (2016). Pengaruh Likuditas, Leverage, Manajemen Laba, dan
Kompensasi Rugi Fiskal Terhadap Agresivitas Pajak Perusahaan Pada
Perusahaan Pertanian dan Pertambangan Yang Terdaftar di Bursa Efek
Indoensia Periode 2011-2013. JOM Fekon, 3(1).
Putra, H. (2014). Analisis Pelaksanaan Pengungkapan Corporate Social
Responsibility (CSR) Pada Perbankan Syariah Indonesia Berdasarkan
Indeks Islamic Social Reporting (ISR).
Q.S At Taubah Ayat 29 .
Ratmono, D., & Sagala, W. M. (2015). Pengungkapan Corporate Social
Responsibility (CSR) Sebagai Sarana Legitimasi: Dampaknya Terhadap
Tingkat Agresivitas Pajak. Jurnal Nominal, 4(2).
Ratu, R. (2018, Januari-Juni). Pengaruh Corporate Social Responsibility,
Leverage, Kepemilikan Mayoritas, dan Corporate Governance Terhadap
Agresivitas Pajak. JOM FEB, 1(1).
Reminda, A. D. (2017). Pengaruh Corporate Social Responsibility, Profitabilitas,
Ukuran Perusahaan, dan Capital Intensity Terhadap Agresivitas Pajak.
JOM Fekon, 4(2).
Resmi, S. (2013). Perpajakan Teori dan Kasus . Jakarta: Salemba Empat.
Richardson, G., & Lanis, R. (2007). Determinants of the variability in corporate
effective tax rates and tax reform: Evidence from Australia. Journal of
97
Accounting and Public Policy, 26(6), 689-704. doi:https://doi.org/10.1016/j.jaccpubpol.2007.10.003
Richardson, G., Wang, B., & Zhang, X. (2016). Ownership structure and corporate
tax avoidance:Evidence from publicly listed private firms in China. Journal
of Contemporary Accounting & Economics. doi:http://dx.doi.org/10.1016/j.jcae.2016.06.003
Rinaldi, & Cheisviyanny, C. (2015). Pengaruh Profitabilitas,Ukuran Perusahaan,
dan Kompensasi Rugi Fiskal Terhadap Tax Avoidance. SNEMA.
Sari, D. L. (2017). Pengaruh Corporate Social Responsibilty, Kepemilikan
Mayoritas, dan Corporate Governance Terhadap Agresivitas Pajak. JOM
Fekon, 4(1).
Sartono , A. (2009). Manajemen Keuangan: Teori dan Aplikasi (4 ed.). Yogyakarta: BPFE.
Sartono, A. (2010). Manajemen Keuangan (Teori dan Aplikasi) (4 ed.). Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Sartono, A. (2015). Manajemen Keuangan Edisi 4. Yogyakarta: Universitas
Gajah Mada.
Savitri, D. A. (2017). Pengaruh Leverage, Intensitas Persediaan, Intensitas Aset
Tetap, dan Profitabilitas Terhadap Agresivitas Pajak. Jurnal Ilmu
Manajemen dan Akuntansi Terapan (J’MAT), 8(2).
Suandy, E. (2014). Perencanaan Pajak . Jakarta : Salemba Empat .
Sudana, I. M., & Arlindania, P. A. (2011). Corporate Governance dan
Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Perusahaan
Go-Public di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen Teori dan Terapan,
4(1), 37-49.
Sufia, L., & Riswandari, E. (n.d.). Pengaruh Manajemen Laba, Proporsi
Komisaris Independen, Profitabilitas, Capital Intensity, dan Likuiditas
Terhadap Tax Aggressiveness. Jurnal Akuntansi Bisnis, 11(2), 140-156.
Sukandarrumidi. (2006). Metodologi Penelitian : Petunjuk Praktis Untuk Peneliti Pemula. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Suprimarini, N. D., & Suprasto H, B. (2017, Mei). Pengaruh Corporate Social
Responsibility, Kualitas Audit, dan Kepemilikan Konstitusional Pada
Agresivitas Pajak. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 19(2), 1349-
1377.
Swingly, C., & Sukartha, M. (2015). Pengaruh Karakteristik Eksekutif, Komite
Audit, Ukuran Perusahaan, Leverage, dan Pertumbuhan Penjualan
98
Terhadap Tax Avoidance. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 10(1),
47-62.
Syamsuddin, L. (2007). Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Undang- Undang No. 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan. (n.d.). Tentang
Pajak Penghasilan.
W, D. I., Djumena, S., & Yuniarwati. (2017). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Agresivitas Pajak Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI 2013-
2015. Jurnal Muara Ilmu Ekonomi dan Bisnis, 1(1), 125-134.
Weston, J., & F.Brigham, E. (1991). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan
(Ketujuh ed.). Jakarta: Erlangga.
Wijayanti, A., Wijayanti, A., & Samrotun, Y. C. (2016). Pengaruh Karakteristik
Perusahaan, GCG, dan CSR Terhadap Penghindaran Pajak. Seminar
Nasional IENACO.
Windaswari, K. A., & Merkusiwati, N. L. (2018). Pengaruh Koneksi Politik,
Capital Intensity, Profitabilitas, Leverage, dan Ukuran Perusahaan Pada
Agresivitas Pajak. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 23(3).
doi:https://doi.org/10.24843/EJA.2018.v23.i03.p14
99
LAMPIRAN – LAMPIRAN
100
LAMPIRAN 1
Daftar Sampel Perusahaan 2014-2017
No. Nama Perusahaan Kode
1 PT Akasha Wira International Tbk ADES
2 PT Aneka Gas Industri Tbk AGII
3 PT Astra International Tbk ASII
4 PT Sepatu Bata Tbk BATA
5 PT Budi Starch & Sweetener Tbk BUDI
6 PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk CEKA
7 PT Chitose International Tbk CINT
8 PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk CPIN
9 PT Delta Djakarta Tbk DLTA
10 PT Darya-Varia Laboratoria Tbk DVLA
11 PT Ekadharma International Tbk EKAD
12 PT Gudang Garam Tbk GGRM
13 PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk HMSP
14 PT Champion Pacific Indonesia Tbk IGAR
15 PT Indal Aluminium Industry Tbk INAI
16 PT Indofood Sukses Makmur Tbk INDF
17 PT Kimia Farma (Persero) Tbk KAEF
18 PT KMI Wire and Cable Tbk KBLI
19 PT Kalbe Farma Tbk KLBF
20 PT Lion Metal Works Tbk LION
21 PT Lionmesh Prima Tbk LMSH
22 PT Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI
23 PT Nipress Tbk NIPS
24 PT Pyridam Farma Tbk PYFA
25 PT Nippon Indosari Corpindo Tbk ROTI
26 PT Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk SCCO
27 PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk SIDO
28 PT Semen Baturaja (Persero) Tbk SMBR
29 PT Semen Indonesia (Persero) Tbk SMGR
30 PT Selamat Sempurna Tbk SMSM
31 PT Siantar Top Tbk STTP
32 PT Tunas Alfin Tbk TALF
33 PT Mandom Indonesia Tbk TCID
34 PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk ULTJ
35 PT Unilever Indonesia Tbk UNVR
36 PT Wismilak Inti Makmur Tbk WIIM
101
37 PT Waskita Karya (Persero) Tbk WSBP
Sumber: Data sekunder yang diolah
102
LAMPIRAN 2
INDIKATOR GRI G4
INDIKATOR KINERJA EKONOMI
A. EKONOMI A.1 ASPEK KINERJA EKONOMI
G4-EC1 Nilai ekonomi langsung yang dihasilkan dan didistribusikan
G4-EC2 Implikasi finansial dan risiko serta peluang lainnya kepada
kegiatan organisasi karena perubahan iklim
G4-EC3 Cakupan kewajiban organisasi atas program imbalan pasti
G4-EC4 Bantuan finansial yang diterima dari pemerintah
A.2 ASPEK KEBERADAAN PASAR G4-EC5 Rasio upah standar pegawai pemula (entry level) menurut
gender dibandingkan dengan upah minimum regional di lokasilokasi operasional yang signifikan
G4-EC6 Perbandingan manajemen senior yang dipekerjakan dari masyarakat lokal di lokasi operasi yang signifikan
A.3 ASPEK DAMPAK EKONOMI TIDAK LANGSUNG G4-EC7 Pembangunan dan dampak dari investasi infrastruktur dan jasa
yang diberikan G4-EC8 Dampak ekonomi tidak langsung yang signifikan, termasuk
besarnya dampak
A.4 ASPEK PENGADAAN
G4-EC9 Perbandingan pembelian dari pemasok lokal di lokasi operasional yang signifikan
B. LINGKUNGAN
B.1 ASPEK BAHAN
G4-EN1 Bahan yang digunakan berdasarkan berat atau volume
G4-EN2 Persentase bahan yang digunakan yang merupakan bahan input daur ulang
B.2 ASPEK ENERGI
G4-EN3 Konsumsi energi dalam organisasi
G4-EN4 Konsumsi energi di luar organisasi
G4-EN5 Intensitas energy
G4-EN6 Pengurangan konsumsi energi
G4-EN7 Pengurangan kebutuhan energi pada produk dan jasa
B.3 ASPEK AIR
G4-EN8 Total pengambilan air berdasarkan sumber
G4-EN9 Sumber air yang secara signifikan dipengaruhi oleh pengambilan
air
G4-EN10 Persentase dan total volume air yang didaur ulang dan digunakan kembali
B.4 ASPEK KEANEKARAGAMAN HAYATI
103
G4-EN11 Lokasi-lokasi operasional yang dimiliki, disewa, dikelola di dalam, atau yang berdekatan dengan, kawasan lindung dan
kawasan dengan nilai keanekaragaman hayati tinggi di luar
kawasan lindung G4-EN12 Uraian dampak signifikan kegiatan, produk, dan jasa terhadap
keanekaragaman hayati di kawasan lindung dan kawasan dengan
nilai keanekaragaman hayati tinggi di luar kawasan lindung
G4-EN13 Habitat yang dilindungi dan dipulihkan G4-EN14 Jumlah total spesies dalam iucn red list dan spesies dalam daftar
spesies yang dilindungi nasional dengan habitat di tempat yang dipengaruhi operasional, berdasarkan tingkat risiko kepunahan
B.5 ASPEK EMISI G4-EN15 Emisi gas rumah kaca (grk) langsung (cakupan 1) G4-EN16 Emisi gas rumah kaca (grk) energi tidak langsung (cakupan 2) G4-EN17 Emisi gas rumah kaca (grk) tidak langsung lainnya (cakupan 3) G4-EN18 Intensitas emisi gas rumah kaca (grk) G4-EN19 Pengurangan emisi gas rumah kaca (grk) G4-EN20 Emisi bahan perusak ozon (bpo) G4-EN21 Nox, sox, dan emisi udara signifikan lainnya B.6 ASPEK EFLUEN DAN LIMBAH G4-EN22 Total air yang dibuang berdasarkan kualitas dan tujuan G4-4N23 Bobot total limbah berdasarkan jenis dan metode pembuangan G4-EN24 Jumlah dan volume total tumpahan signifikan G4-EN25 Bobot limbah yang dianggap berbahaya yang diangkut, diimpor,
diekspor, atau diolah, dan persentase limbah yang diangkut untuk pengiriman internasional
G4-EN26 Identitas, ukuran, status lindung, dan nilai keanekaragaman hayati dari badan air dan habitat terkait yang secara signifikan terkena dampak dari air buangan dan limpasan dari organisasi
B.7 ASPEK PRODUK DAN JASA G4-EN27 Tingkat mitigasi dampak terhadap dampak lingungan produk
dan jasa G4-EN28 Persentase produk yang terjual dan kemasannya yang
direklamasi menurut kategori B.8 ASPEK KEPATUHAN G4-EN29 Nilai moneter denda signifikan dan jumlah total sanksi
nonmoneter karena ketidakpatuhan terhadap undang-undang dan peraturan lingkungan
B.9 ASPEK TRANSPORTASI G4-EN30 Dampak lingkungan signifikan dari pengangkutan produk dan
barang lain serta bahan untuk operasional organisasi, dan pengangkutan tenaga kerja
B.10 ASPEK LAIN-LAIN G4-EN31 Total pengeluaran dan investasi perlindungan lingkungan
berdasarkan jenis
104
B.11 ASESMEN PEMASOK ATAS LINGKUNGAN G4-EN32 Persentase penapisan pemasok baru menggunakan kriteria
lingkungan G4-EN33 Dampak lingkungan negatif signifikan aktual dan potensial
dalam rantai pasokan dan tindakan yang diambil B.12 ASPEK MEKANISME DAN PENGADUAN MASALAH
LINGKUNGAN G4-EN34 Jumlah pengaduan tentang dampak lingkungan yang diajukan,
ditangani, dan diselesaikan melalui mekanisme pengaduan resmi C. KATEGORI SOSIAL
C.1 SUB-KATEGORI PRAKTIK KETENAGAKERJAAN DAN
KENYAMANAN BEKERJA C.1.1 ASPEK KEPEGAWAIAN
G4-LA1 Jumlah total dan tingkat perekrutan karyawan baru dan turnover karyawan menurut kelompok umur, gender, dan wilayah
G4-LA2 Tunjangan yang diberikan bagi karyawan purnawaktu yang tidak diberikan bagi karyawan sementara atau paruh waktu,
berdasarkan lokasi operasi yang signifikanTingkat kembali
bekerja dan tingkat retensi setelah cuti melahirkan, menurut
gender
G4-LA3 Tingkat kembali bekerja dan tingkat retensi setelah cuti
melahirkan, menurut gender
C.1.2 ASPEK INDUSTRIAL G4-LA4 Jangka waktu minimum pemberitahuan mengenai perubahan
operasional, termasuk apakah hal tersebut tercantum dalam perjanjian bersama
C.1.3 ASPEK KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
G4-LA5 Persentase total tenaga kerja yang diwakili dalam komite
bersama formal manajemen-pekerja yang membantu mengawasi
dan memberikan saran program kesehatan dan keselamatan kerja
G4-LA6 Jenis dan tingkat cedera, penyakit akibat kerja, hari hilang, dan kemangkiran, serta jumlah total kematian akibat kerja, menurut
daerah dan gender
G4-LA7 Pekerja yang sering terkena atau berisiko tinggi terkena penyakit yang terkait dengan pekerjaan mereka
G4-LA8 Topik kesehatan dan keselamatan yang tercakup dalam
perjanjian formal dengan serikat pekerja
C.1.4 ASPEK PELATIHAN DAN PENDIDIKAN G4-LA9 Jam pelatihan rata-rata per tahun per karyawan menurut gender,
dan menurut kategori karyawan G4-LA10 Program untuk manajemen keterampilan dan pembelajaran
seumur hidup yang mendukung keberlanjutan kerja karyawan dan membantu mereka mengelola purna bakti
105
G4-LA11 Persentase karyawan yang menerima reviu kinerja dan pengembangan karier secara reguler, menurut gender dan kategori karyawan
C.1.5 ASPEK KEBERAGAMAN DAN KESETARAAN PELUANG G4-LA12 Komposisi badan tata kelola dan pembagian karyawan
perkategori karyawan menurut gender, kelompok usia,
keanggotaan kelompok minoritas, dan indikator keberagaman
lainnya C.1.6 ASPEK KESETARAAN REMUNERASI PEREMPUAN DAN
LAKI-LAKI G4-LA13 Rasio gaji pokok dan remunerasi bagi perempuan terhadap laki-
laki menurut kategori karyawan, berdasarkan lokasi operasional yang signifikan
C.1.7 ASPEK ASESMEN PEMASOK ATAS PRAKTIK
KETENAGAKERJAAN G4-LA14 Persentase penapisan pemasok baru menggunakan kriteria
praktik ketenagakerjaan G4-LA15 Dampak negatif aktual dan potensial yang signifikan terhadap
praktik ketenaga kerjaan dalam rantai pasokan dan tindakan yang diambil
C.1.8 ASPEK MEKANISME PENGADUAN MASALAH
KETENAGAKERJAAN G4-LA16 Jumlah pengaduan tentang praktik ketenagakerjaan yang
diajukan, ditangani, dan diselesaikan melalui mekanisme pengaduan resmi
C.2 SUB-KATEGORI HAK ASASI
MANUSIA C.2.1 ASPEK INVESTASI G4-HR1 Jumlah total dan persentase perjanjian dan kontrak investasi
yang signifikan yang menyertakan klausul terkait hak asasi manusia atau penapisan berdasarkan hak asasi manusia
G4-HR2 Jumlah waktu pelatihan karyawan tentang kebijakan atau
prosedur hak asasi manusia terkait dengan aspek hak asasi manusia yang relevan dengan operasi, termasuk persentase
karyawan yang dilatih C.2.2 ASPEK NON-DISKRIMINASI G4-HR3 Jumlah total insiden diskriminasi dan tindakan perbaikan yang
diambil C.2.3 ASPEK KEBEBASAN BERSERIKAT DAN PERJANJIAN
KERJA BERSAMA G4-HR4 Operasi dan pemasok teridentifikasi yang mungkin melanggar
atau berisiko tinggi melanggar hak untuk melaksanakan
kebebasan berserikat dan perjanjian kerja bersama, dan tindakan yang diambil untuk mendukung hak-hak tersebut.
C.2.4 ASPEK PEKERJA ANAK
106
G4-HR5 Operasi dan pemasok yang diidentifikasi berisiko tinggi melakukan eksploitasi pekerja anak dan tindakan yang diambil
untuk berkontribusi dalam penghapusan pekerja anak yang
efektif C.2.5 ASPEK PEKERJA PAKSA ATAU WAJIB KERJA G4-HR6 Operasi dan pemasok yang diidentifikasi berisiko tinggi
melakukan pekerja paksa atau wajib kerja dan tindakan untuk
berkontribusi dalam penghapusan segala bentuk pekerja paksa
atau wajib kerja C.2.6 ASPEK PRAKTIK PENGAMANAN
G4-HR7 Persentase petugas pengamanan yang dilatih dalam kebijakan
atau prosedur hak Asasi manusia di organisasi yang relevan
dengan operasi
C.2.7 ASPEK HAK ADAT
G4-HR8 Jumlah total insiden pelanggaran yang melibatkan hak-hak masyarakat adat dan tindakan yang diambil
C.2.8 ASPEK ASESMEN
G4-HR9 Jumlah total dan persentase operasi yang telah melakukan reviu atau asesmen campak hak asasi manusia
C.2.9 ASPEK ASESMEN PEMASOK ATAS HAK ASASI MANUSIA G4- Persentase penapisan pemasok baru menggunakan kriteria hak
HR10 asasi manusia G4- Dampak negatif aktual dan potensial yang signifikan terhadap HR11 hak asasi manusia dalam rantai pasokan dan tindakan yang
diambil C.2.10 ASPEK MEKANISME PENGADUAN MASALAH HAK
ASASI MANUSIA
G4- Jumlah pengaduan tentang dampak terhadap hak asasi manusia
HR12 yang 112 diajukan, ditangani, dan diselesaikan melalui
mekanisme pengaduan formal
C.3 SUB-KATEGORI MASYARAKAT
C.3.1 ASPEK MASYARAKAT LOKAL
G4-SO1 Persentase operasi dengan pelibatan masyarakat lokal, asesmen
dampak, dan program pengembangan yang diterapkan
G4-SO2 Operasi dengan dampak negatif aktual dan potensial yang
signifikan terhadap masyarakat local
C.3.2 ASPEK ANTI KORUPSI
G4-SO3 Jumlah total dan persentase operasi yang dinilai terhadap risiko terkait dengan korupsi dan risiko signifikan yang teridentifikasi
G4-SO4 Komunikasi dan pelatihan mengenai kebijakan dan prosedur
Antikorupsi
G4-SO5 Insiden korupsi yang terbukti dan tindakan yang diambil
C.3.3 ASPEK KEBIJAKAN PUBLIK
G4-SO6 Nilai total kontribusi politik berdasarkan negara dan
penerima/penerima manfaat
107
C.3.4 ASPEK ANTI PERSAINGAN
G4-SO7 Jumlah total tindakan hukum terkait anti persaingan, anti-trust,
serta praktik monopoli dan hasilnya
C.3.5 ASPEK KEPATUHAN
G4-SO8 Nilai moneter denda yang signifikan dan jumlah total sanksi nonmoneter atas ketidakpatuhan terhadap undang-undang dan
peraturan C.3.6 ASPEK ASESMEN PEMASOK ATAS DAMPAK PADA
MASYARAKAT G4-SO9 Persentase penapisan pemasok baru menggunakan kriteria
dampak terhadap masyarakat G4-SO10 Dampak negatif aktual dan potensial yang signifikan terhadap
masyarakat dalam rantai pasokan dan tindakan yang diambil C.3.7 ASPEK MEKANISME PENGADUAN DAMPAK TERHADAP
MASYARAKAT G4-SO11 Jumlah pengaduan tentang dampak terhadap masyarakat yang
diajukan, ditangani, dan diselesaikan melalui mekanisme pengaduan resmi
C.4 SUB-KATEGORI TANGGUNGJAWAB ATAS PRODUK C.4.1 ASPEK KESEHATAN DAN KESELAMATAN PELANGGAN
G4-PR1 Persentase kategori produk dan jasa yang signifikan yang dampaknya terhadap kesehatan dan keselamatan yang dinilai
untuk peningkatan
G4-PR2 Total jumlah insiden ketidakpatuhan terhadap peraturan dan koda sukarela terkait dampak kesehatan dan keselamatan dari produk
dan jasa sepanjang daur hidup, menurut jenis hasil
C.4.2 ASPEK PELABELAN PRODUK DAN JASA
G4-PR3 Jenis informasi produk dan jasa yang diharuskan oleh prosedur organisasi terkait dengan informasi dan pelabelan produk dan
jasa, serta persentase kategori produk dan jasa yang signifikan
harus mengikuti persyaratan informasi sejenis
G4-PR4 Jumlah total insiden ketidakpatuhan terhadap peraturan dan koda sukarela terkait dengan informasi dan pelabelan produk dan jasa,
menurut jenis hasil
G4-PR5 Hasil survei untuk mengukur kepuasan pelanggan
C.4.3 ASPEK KOMUNIKASI PEMASARAN
G4-PR6 Penjualan produk yang dilarang atau disengketakan
G4-PR7 Jumlah total insiden ketidakpatuhan terhadap peraturan dan koda sukarela
C.4.4 ASPEK PRIVASI PELANGGAN G4-PR8 Jumlah total keluhan yang terbukti terkait dengan pelanggaran
privasi pelanggan dan hilangnya data pelanggan C.4.5 ASPEK KEPATUHAN
108
G4-PR9 Nilai moneter denda yang signifikan atas ketidakpatuhan
terhadap undang-undang dan peraturan terkait penyediaan dan
penggunaan produk dan jasa
109
LAMPIRAN 3
Corporate Social Responsibility
No KODE Corporate Social Responsibility
2014 2015 2016 2017
1 ADES 0.0440 0.0440 0.0440 0.0440
2 AGII 0.0220 0.0330 0.0769 0.0330
3 ASII 0.2967 0.2747 0.3297 0.3187
4 BATA 0.0330 0.0330 0.0220 0.0110
5 BUDI 0.0549 0.0440 0.0440 0.0659
6 CEKA 0.0220 0.0440 0.0330 0.0220
7 CINT 0.0330 0.0330 0.0440 0.0659
8 CPIN 0.0330 0.0110 0.0330 0.0330
9 DLTA 0.0330 0.0330 0.0549 0.0879
10 DVLA 0.0440 0.0330 0.0220 0.0440
11 EKAD 0.0110 0.0110 0.0330 0.0110
12 GGRM 0.0110 0.0110 0.0220 0.0220
13 HMSP 0.0989 0.0440 0.0989 0.0659
14 IGAR 0.0330 0.0110 0.0330 0.0440
15 INAI 0.0220 0.0220 0.0220 0.0330
16 INDF 0.1868 0.0659 0.0879 0.1319
17 KAEF 0.1209 0.1209 0.1868 0.2088
18 KBLI 0.0110 0.0110 0.0440 0.0220
19 KLBF 0.0220 0.0549 0.0220 0.0330
20 LION 0.0879 0.0879 0.0879 0.0989
21 LMSH 0.0769 0.0879 0.0879 0.0879
22 MLBI 0.0330 0.0440 0.0549 0.0330
23 NIPS 0.1099 0.0989 0.1099 0.1209
24 PYFA 0.0989 0.0989 0.1099 0.0220
25 ROTI 0.0220 0.0220 0.0330 0.0220
26 SCCO 0.0110 0.0220 0.0330 0.0110
27 SIDO 0.0549 0.0659 0.0549 0.0220
28 SMBR 0.1099 0.1209 0.1099 0.1099
29 SMGR 0.0769 0.0440 0.0549 0.1319
30 SMSM 0.0659 0.0659 0.0769 0.0989
31 STTP 0.0110 0.0110 0.0110 0.0110
32 TALF 0.0330 0.0330 0.0220 0.0330
33 TCID 0.0440 0.0440 0.0769 0.0769
34 ULTJ 0.0879 0.0989 0.0989 0.0989
110
35 UNVR 0.1099 0.1099 0.1429 0.1319
36 WIIM 0.0440 0.0879 0.0659 0.0440
37 WSBP 0.0659 0.0549 0.0659 0.0769
111
LAMPIRAN 4
Sales Growth
No KODE Sales Growth
2014 2015 2016 2017
1 ADES 0.1518 0.1571 0.3254 -0.0824
2 AGII 0.1304 0.2981 -0.1575 0.1134
3 ASII 0.0403 -0.0868 0.0169 0.1379
4 BATA 0.1178 0.0199 0.0282 -0.0253
5 BUDI -0.1108 0.0414 -0.0373 0.0174
6 CEKA 0.4621 -0.0584 -0.1807 0.0346
7 CINT 0.0941 -0.0912 -0.1430 0.1421
8 CPIN 0.1359 0.0328 -0.2707 0.2904
9 DLTA 0.0551 -0.2550 0.5074 0.0030
10 DVLA 0.0019 0.1833 -0.1112 0.0856
11 EKAD 0.2577 0.0094 -0.0698 0.1318
12 GGRM 0.1759 0.0795 -0.0840 0.0922
13 HMSP 0.0755 0.1038 -0.0718 0.0380
14 IGAR 0.1631 -0.0820 -0.1705 -0.0389
15 INAI 0.4569 0.4834 0.0723 -0.2368
16 INDF 0.1433 0.0074 -0.0405 0.0529
17 KAEF 0.0398 0.0751 -0.1957 0.0544
18 KBLI -0.0732 0.1166 -0.0564 0.1332
19 KLBF 0.0854 0.0299 -0.0831 0.0417
20 LION 0.1317 0.0308 0.0260 -0.0777
21 LMSH -0.0279 -0.2990 0.0959 0.4214
22 MLBI -0.1610 -0.0978 -0.2103 0.0387
23 NIPS 0.1150 -0.0276 -0.0524 0.0360
24 PYFA 0.1545 -0.0201 0.0041 0.0279
25 ROTI 0.2489 0.1565 -0.1598 -0.0122
26 SCCO -0.0127 -0.0460 0.0437 0.3143
27 SIDO -0.0735 0.0094 -0.1547 0.0047
28 SMBR 0.0396 0.2028 -0.0421 0.0189
29 SMGR 0.1015 -0.0014 0.0302 0.0643
30 SMSM 0.1054 0.0646 -0.0275 0.1598
31 STTP 0.2806 0.1722 -0.0333 0.0747
32 TALF 0.3185 -0.1464 -0.1953 0.1346
33 TCID 0.1382 0.0029 -0.0915 0.0711
34 ULTJ 0.1319 0.1218 -0.0665 0.0413
112
35 UNVR 0.1221 0.0572 -0.0978 0.0287
36 WIIM 0.0463 0.1071 0.0835 -0.1242
37 WSBP 0.0620 0.3758 -0.6808 0.9006
113
LAMPIRAN 5
Capital Intensity
No KODE Capital Intensity
2014 2015 2016 2017
1 ADES 0.3405 0.4353 0.4875 0.5691
2 AGII 0.7517 0.7695 0.7212 0.7295
3 ASII 0.1748 0.1699 0.1651 0.1637
4 BATA 0.3165 0.2952 0.2728 0.2559
5 BUDI 0.5979 0.5243 0.8720 0.6341
6 CEKA 0.1726 0.1487 0.1515 0.1525
7 CINT 0.4169 0.4155 0.4553 0.4926
8 CPIN 0.4342 0.4539 0.4641 0.4489
9 DLTA 0.1145 0.1014 0.0804 0.0671
10 DVLA 0.2160 0.1877 0.2642 0.2413
11 EKAD 0.2585 0.2479 0.5050 0.4579
12 GGRM 0.3259 0.3166 0.3256 0.3207
13 HMSP 0.2086 0.1652 0.1622 0.1597
14 IGAR 0.1317 0.1732 0.1606 0.1684
15 INAI 0.1152 0.1744 0.1793 0.1870
16 INDF 0.2561 0.2733 0.3128 0.0003
17 KAEF 0.1880 0.1964 0.2183 0.2769
18 KBLI 0.3069 0.3558 0.2995 0.3463
19 KLBF 0.2740 0.2876 0.2992 0.3215
20 LION 0.1693 0.1767 0.1755 0.1431
21 LMSH 0.2110 0.2078 0.3801 0.3466
22 MLBI 0.7118 0.6026 0.5618 0.5434
23 NIPS 0.3730 0.3832 0.3833 0.3614
24 PYFA 0.0532 0.5261 0.4786 0.4759
25 ROTI 0.7840 0.6730 0.6311 0.4372
26 SCCO 0.1784 0.1793 0.1316 0.4203
27 SIDO 0.2804 0.3440 0.3519 0.3848
28 SMBR 0.1906 0.2408 0.7966 0.7597
29 SMGR 0.5890 0.6596 0.6975 0.6642
30 SMSM 0.2818 0.3220 0.2919 0.2799
31 STTP 0.5072 0.5242 0.4852 0.4806
32 TALF 0.2702 0.2729 0.6196 0.6051
33 TCID 0.4986 0.4336 0.4281 0.4084
34 ULTJ 0.3439 0.3279 0.2458 0.2576
35 UNVR 0.5145 0.5290 0.5691 0.5512
114
36 WIIM 0.2324 0.2471 0.2441 0.2441
37 WSBP 0.0496 0.0635 0.0533 0.0335
115
LAMPIRAN 6
Profitabilitas
No KODE Profitabilitas
2014 2015 2016 2017
1 ADES 0.0618 0.0503 0.0729 0.0455
2 AGII 0.0179 0.0097 0.0110 0.0152
3 ASII 0.0939 0.0670 0.0756 0.0784
4 BATA 0.0919 0.1629 0.0525 0.0627
5 BUDI 0.0115 0.0065 0.0190 0.0155
6 CEKA 0.0319 0.0717 0.1751 0.0771
7 CINT 0.0930 0.0955 0.0595 0.0622
8 CPIN 0.0837 0.0737 0.0917 0.1018
9 DLTA 0.2908 0.1850 0.2125 0.2087
10 DVLA 0.0660 0.0784 0.0993 0.0989
11 EKAD 0.0996 0.1207 0.1291 0.0956
12 GGRM 0.0928 0.1013 0.1061 0.1162
13 HMSP 0.3587 0.2726 0.3002 0.2937
14 IGAR 0.1576 0.1339 0.1577 0.1411
15 INAI 0.0250 0.0215 0.0266 0.0318
16 INDF 0.0609 0.0404 0.0641 0.0585
17 KAEF 0.0869 0.0773 0.0589 0.0544
18 KBLI 0.0537 0.0743 0.1787 0.1191
19 KLBF 0.1708 0.1502 0.1544 0.1476
20 LION 0.0812 0.0720 0.0617 0.0136
21 LMSH 0.0544 0.0145 0.0384 0.0805
22 MLBI 0.4303 0.2365 0.4317 0.5267
23 NIPS 0.0412 0.0198 0.0369 0.0232
24 PYFA 0.0015 0.0193 0.0308 0.0447
25 ROTI 0.0880 0.1000 0.0958 0.0297
26 SCCO 0.0831 0.0897 0.1390 0.0672
27 SIDO 0.1480 0.1565 0.1607 0.1690
28 SMBR 0.1148 0.1084 0.0593 0.0290
29 SMGR 0.1622 0.1186 0.1025 0.0417
30 SMSM 0.2407 0.2078 0.2227 0.2273
31 STTP 0.0727 0.0967 0.0745 0.0922
32 TALF 0.1341 0.0777 0.0342 0.0233
33 TCID 0.0949 0.2615 0.0742 0.0758
34 ULTJ 0.0970 0.1478 0.1674 0.1372
116
35 UNVR 0.4150 0.3720 0.3816 0.3705
36 WIIM 0.0845 0.0976 0.0785 0.0300
37 WSBP 0.0408 0.0461 0.0295 0.0429
117
LAMPIRAN 7
Leverage
No KODE Leverage
2014 2015 2016 2017
1 ADES 0.4192 0.4977 0.4992 0.4966
2 AGII 0.6417 0.6207 0.5125 0.4641
3 ASII 0.4908 0.4845 0.4657 0.4712
4 BATA 0.4508 0.3119 0.3077 0.3230
5 BUDI 0.6330 0.6616 0.8696 0.5936
6 CEKA 0.5814 0.5693 0.3773 0.3516
7 CINT 0.2093 0.1769 0.1826 0.1979
8 CPIN 0.4715 0.4866 0.4151 0.3597
9 DLTA 0.2390 0.1817 0.1548 0.1463
10 DVLA 0.2376 0.2926 0.2950 0.3197
11 EKAD 0.3496 0.2508 0.1573 0.1681
12 GGRM 0.4311 0.4015 0.3715 0.3681
13 HMSP 0.5244 0.1577 0.1960 0.2093
14 IGAR 0.2656 0.1914 0.1495 0.1385
15 INAI 0.8603 0.8197 0.8073 0.7715
16 INDF 0.5330 0.5304 0.4653 0.4683
17 KAEF 0.4352 0.4001 0.5076 0.5780
18 KBLI 0.3089 0.3380 0.2939 0.4071
19 KLBF 0.2153 0.2014 0.1814 0.1668
20 LION 0.2987 0.2889 0.3138 0.3367
21 LMSH 0.2033 0.1595 0.2795 0.1957
22 MLBI 0.9080 0.6352 0.6393 0.5757
23 NIPS 0.5176 0.6065 0.5261 0.5366
24 PYFA 0.0437 0.3672 0.3685 0.3178
25 ROTI 0.5550 0.5608 0.5058 0.3815
26 SCCO 0.5109 0.4798 0.5019 0.3204
27 SIDO 0.0691 0.0707 0.0769 0.0831
28 SMBR 0.0839 0.0977 0.2857 0.3256
29 SMGR 0.2717 0.2808 0.3087 0.3783
30 SMSM 0.3633 0.3513 0.2992 0.2518
31 STTP 0.5203 0.4745 0.5002 0.4088
32 TALF 0.2658 0.1935 0.1472 0.1683
33 TCID 0.3305 0.1764 0.1839 0.2132
34 ULTJ 0.2211 0.2097 0.1769 0.1886
118
35 UNVR 0.6676 0.6931 0.7191 0.7264
36 WIIM 0.3662 0.2972 0.2678 0.1829
37 WSBP 0.7795 0.6798 0.7270 0.7676
119
LAMPIRAN 8
Hasil Output SPSS
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Hasil Uji Normalitas Grafik P-Plot
Grafik Histogram
120
Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov
Uji Multikolonieritas
Uji Autokorelasi
121
Uji Heterokedastisitas
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Hasil Uji Simultan F
Hasil Uji T
122