RLZT - Zine Reliezt
-
Upload
ketjilbergerak -
Category
Documents
-
view
242 -
download
5
description
Transcript of RLZT - Zine Reliezt
Z I N E R E L I E Z T
SUSAHSENENGBARENGBARENG
RELIEZT
SOLIDARITAS TANPA BATAS
DAFTARiSI
ZINERELIEZT
Tentang Reliezt 2Siapa Reliezt 9
15Komik: Sudut Kode!
24Graffiti: Komunikasi Unjuk Gigi31
1Z I N E R E L I E Z T
KRUTim Riset
Tata Bahasa
Komik
Graffiti
Desain & Tata Letak
Kelly Mayasari, Sita Magfira, Wijanarko Ismail, Koko Dwi CahyantoGreg Sindana, Herlambang Adi, Nurina Rizky Savitri, Isna RismaInvani Lela Herliana, Bunje Kristianto, M Bagus Panuntun, Ega WillyUdji Kayang AS, Faisal Maulana, Cahya Dwi N, Yesika Woro
Chabib Duta Hapsoro
Adit Herehere
WGUP CLAN
FREEMAN STUDIO (Kumara Dandi & Budi Kopetman)
.....................................
.....................................
.....................................
.....................................
.....................................Perubahan Nama Reliezt34.....................................Refleksi: No Leader, Just Together
reliezt!
ZINERELIEZT
Z I N E R E L I E Z T
Keberadaan Reliezt merepresentasikan keberadaan Ledhok Timoho.
Keberadaan Reliezt juga merepresentasikan persoalan-persoalan yang
dihadapi oleh para warga di kawasan tersebut. Reliezt mungkin saja
tidak dapat memberikan jawaban yang cepat, langsung dan solutif
bagi persoalan-persoalan yang dihadapi oleh warga Komunitas
Ledhok Timoho. Namun, setidaknya keberadaan Reliezt dapat
menumbuhkan harapan akan masa depan yang lebih baik bagi
komunitas itu.
Awalnya, Komunitas Ledhok Timoho (yang
terdiri dari anak jalanan, pengamen,
pemulung, pengemis, eks PSK, buruh lepas,
dan lain-lain) dikumpulkan oleh Bambang
Sudiro, yang akrab dipanggil Bengbeng,
koordinator Tim Advokasi Arus Bawah
(TAABAH) yang didirikan pada 2000 di
bawah naungan Gerakan Kaum Jalanan
Merdeka (GKJM). TAABAH diharapkan
dapat menjadi media komunikasi dan
kontrol bagi seluruh warga yang tinggal
dan berkomitmen bersama untuk merawat
keamanan dan ketentraman Ledhok Timoho
dan sekitarnya.
2
Tentang Reliezt
Ledhok (bantaran sungai) Timoho adalah
salah satu kampung yang terletak di
bantaran Sungai Gajahwong, satu dari
tiga sungai yang mengaliri Kota
Yogyakarta. Kampung-kampung di
sepanjang bantaran sungai biasanya
dinamai dengan awalan “Ledhok”,
misalnya Ledhok Tukangan yang terletak
di bantaran Sungai Code, atau Ledhok
Notoyudan yang terletak di bantaran
Sungai Winongo. Secara administratif,
Ledhok Timoho berlokasi di RT 50 RW 05
Balerejo, Mujamuju, Umbulhar jo,
Yogyakarta.
Pada 2006, terjadi peningkatan anggota yang cukup pesat di Komunitas Ledhok Timoho. Kebutuhan akan tempat tinggal, kedekatan Ledhok Timoho dengan lokasi kerja dan keberadaan sumber mata air menjadi beberapa penyebab makin bertambahnya pemukim di wilayah tersebut. Pada saat yang sama, Komunitas Ledhok Timoho ini belum diakui secara administratif karena status tanah yang tidak jelas kepemilikannya. Hal ini kemudian berimbas pada timbulnya persoalan-persoalan sosial yang harus dihadapi oleh para warga komunitas tersebut, misalnya hampir sebagian besar dari mereka yang tidak memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP).
3Z I N E R E L I E Z T
Melihat masalah-masalah yang ada di Ledhok Timoho, TAABAH kemudian membuat program-program pemberdayaan warga di komunitas tersebut. Program-program tersebut antara lain, pembuatan Tabungan Komunitas (TABKOM), pengadaan fasilitas umum (misalnya MCK, penerangan, jalan, bak sampah, dan sebagainya), hingga pendirian sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang dinamakan “Sekolah Gajah Wong”. Seluruh program itu diselenggarakan dengan melibatkan partisipasi penuh warga komunitas tersebut.
ZINERELIEZT
Tentang Reliezt
4Z I N E R E L I E Z T
Selain mengawasi program-program yang ada, Bengbeng juga memberi perhatian khusus kepada generasi muda yang terus lahir di Komunitas Ledhok Timoho. Perhatian ini muncul sebab ia melihat masih dilibatkannya anak-anak dan remaja dalam urusan kebutuhan ekonomi keluarga yang hidup di komunitas tersebut (misalnya, anak-anak dan remaja diajak mengamen, mengemis, memulung, dan sebagainya). Perhatian itulah yang mendorongnya untuk mengajak anak-anak muda Komunitas Ledhok Timoho membuat satu perkumpulan. Perkumpulan khusus anak-anak muda Komunitas Ledhok Timoho itu akhirnya menamai diri sebagai Reliezt. Para anggota Reliezt pun sering berkumpul untuk sekadar nongkrong ataupun melakukan aktivitas-aktivitas kolektif lain.
5Z I N E R E L I E Z T
Setelah itu, sempat ada masa di mana
Reliezt tidak aktif. Waktu berjalan,
Bengbeng kemudian bertemu dengan Ardi
a.k.a Prjx. Waktu itu, Prjx adalah seorang
remaja yang baru pindah bersama
keluarganya ke Ledhok Timoho. Bengbeng
lantas mengusulkan agar Prjx merangkul
teman-temannya untuk berkegiatan
bersama. Prjx menyambut usulan itu,
sebab dia merasa, ketika dia datang,
remaja-remaja di Ledhok Timoho tidak
cukup guyub. Akhirnya, per 2010, Reliezt
kembali aktif berkegiatan.
Reliezt sendiri adalah
akronim dari dua hal. Pertama,
Remaja Ledhok T imoho
Bersatu. Kedua, Republik
Ledhok Timoho Bersatu. Yang
pertama membuat Reliezt
lebih dekat dengan remaja
Ledhok Timoho. Yang kedua
menyatakan bahwa Reliezt
(yang terdiri dari sekumpulan
remaja) ingin memiliki arti
bagi seluruh orang yang
tinggal di Ledhok Timoho.
Tentang Reliezt
6Z I N E R E L I E Z T
Nama sendiri didapat melalui proses yang dinamis. Awalnya adalah Republik
Ledhok Timoho Bersatu, yang digunakan sejak tahun 2010. Kemudian pada tanggal 21
Desember 2012, nama Reliezt berubah menjadi ROEZER (Revolution Squad Muzlim Timoho
Merdeka) karena waktu itu sempat terbawa spekulasi hari kiamat yang diramalkan oleh
Suku Maya, sehingga ada keinginan untuk memasukkan unsur agama Islam. Apalagi saat
itu kegiatan Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA) di Ledhok Timoho sedang aktif-aktifnya.
Ditambah pula dengan masuknya para mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota dari
Universitas Gadjah Mada yang melakukan kegiatan lapangan di Ledhok Timoho.
Reliezt
Tentang Reliezt
7Z I N E R E L I E Z T
Tentang Reliezt
Setelah itu berubah menjadi Reliezt (Revolution Ledhok Timoho Berzatu) pada Juli
2013. Perubahan akronim ini dikarenakan Reliezt sendiri ingin merubah citra kelompok
agar lebih progresif dan bersatu, tidak hanya sekedar melakukan kegiatan bersama
saja tetapi juga memberikan esensi solidaritas dan kebersamaan di antara mereka.
Dan terakhir menjadi Reliezt (Remaja Ledhok Timoho Bersatu) hingga hari ini.
Beberapa personil Reliezt sendiri bukan tipe anak rumahan, mereka cukup akrab
dengan dunia gang di Jogja seperti HUMORIEZT, KANSAS, QZRH, REMBER dan gang
antar kampung lainnya. Pergaulan mereka di luar ledhok pun cukup memberi inspirasi
untuk mempersatukan Reliezt itu sendiri.
Mereka yang tergabung di Reliezt tidak hanya remaja laki-laki melainkan juga
perempuan. Usia mereka berbeda-beda, meskipun rata-rata belasan tahun. Aktivitas
mereka bermacam-macam dan dilakukan secara bersama-sama. Misalnya,
berkemah di jembatan Ledhok Timoho, pergi piknik dan berkarya (misalnya membuat
komik dan desain baju Reliezt). Hal ini bertujuan mempererat kebersamaan di antara
mereka.
8Z I N E R E L I E Z T
Reliezt sendiri memiliki slogan “Solidaritas tanpa batas. Susah senang, bareng-
bareng”. Sebagai anak Ledhok Timoho, mereka ingin membuktikan bahwa
mereka peduli satu sama lain. Mereka ingin menunjukan bahwa mereka,
sebagai remaja-remaja yang tinggal di Ledhok Timoho, adalah saudara.
Hubungan di antara mereka berjalan dengan asas kekeluargaan dan berbagi.
Bagi mereka, masalah salah seorang di antara mereka, adalah masalah
semuanya.
Maka dari itu anak-anak Reliezt
tidak hanya dapat membuka diri,
melainkan juga pede saat bergaul di
luar Ledhok. Mereka mengaku tidak
minder dengan status mereka
sebagai anak ledhok. Bagi mereka,
tidak ada yang salah dengan status
tersebut. Bagi mereka, ada banyak
hal yang bisa dipelajari di luar
Ledhok Timoho. Seperti juga ada
banyak hal yang mereka dapatkan
di dalam Ledhok Timoho.
Sebagai remaja yang tinggal di ledhok, khususnya Ledhok Timoho, anak-anak
Reliezt sering dianggap nakal oleh orang-orang yang tinggal di luar kawasan
itu. Kebanyakan anak-anak Reliezt pun sadar akan adanya anggapan
tersebut. Tapi mereka merasa bahwa kenakalan mereka adalah hal yang
wajar. Jadi, buat mereka, kenakalan mereka tidak ada kaitannya dengan
status mereka sebagai remaja yang tinggal di Ledhok Timoho.
Begitulah! Pada intinya, anak-anak
Reliezt tidak terlalu berbeda dengan
remaja-remaja yang lain. Mereka
senang berkumpul sebab dengan
begitu mereka bisa saling berbagi dan
mendukung. Kadang mereka nakal,
sebab kenakalan adalah bagian dari
usia remaja. Mereka suka berkarya
dan memiliki ide-ide kreatif. Mereka
senang bergaul sebab dengan begitu
mereka bisa mendapatkan hal-hal
baru.
Tentang Reliezt
thegangs!
ZINERELIEZT
9Z I N E R E L I E Z T
Siapa Reliezt
10Z I N E R E L I E Z T
19 tahun
Slogan:
Satu untuk semua (ketika seneng).
Semua untuk satu (universal).
Arti Reliezt:
Menambah solidaritas, menambah
wawasan, saling membaur dari setiap
anggota atau teman-teman.
Rio vitra hary batriyan
a.k.a ryu (himura ryu)
ZINERELIEZT
Siapa Reliezt
purnomo ardi a.k.a ard
17 tahun
Slogan:
Solidaritas tanpa batas.
Susah seneng bareng-bareng.
Arti Reliezt:
Persamaan, kekeluargaan, solidaritas
yang paling penting.
11Z I N E R E L I E Z T
15 tahun
Slogan:
Susah seneng bareng-bareng.
Arti Reliezt:
Untuk mempersatukan remaja-remaja di
Ledhok Timoho.
m.satria a.n a.k.a koplax/kplx
Siapa Reliezt
Galih Saputra
a.k.a TWR
14 tahun
Slogan:
Susah seneng bareng-bareng.
Arti Reliezt:
Solidaritas tanpa batas.
Kenapa Reliezt penting?
Biar nama kampung terkenal.
ZINERELIEZT
12Z I N E R E L I E Z T
17 tahun.
Slogan:
Apresiasi dan cinta seni.
Arti Reliezt:
Biar remaja ledhok gerak. Jadi satu.
Bergerak bersama.
Siapa Reliezt
rudi prasetyoa.k.a rudhex
ZINERELIEZT
HARY SABARNOAH
a.k.a shiloel
13 tahun
Slogan:
Susah seneng bareng-bareng.
Arti Reliezt:
Solidaritasnya tinggi.
13Z I N E R E L I E Z T
Siapa Reliezt
Bantolo Aji Nugroho
a.k.a baban
19 tahun
Slogan:
Solidaritas tanpa batas.
Arti Reliezt:
Biar bocah-bocah jadi satu.
Tidak sendiri-sendiri.
ZINERELIEZT
a.k.a sand
14 tahun
Slogan:
Solidaritas tanpa batas.
Arti Reliezt:
Komunitas penting
biar solidaritasnya tinggi.
sandy prayudha
14Z I N E R E L I E Z T
Siapa RelieztZINERELIEZT
NINDITAa.k.a CENIL
12 tahun
Slogan:
Satu komando, satu tekad,
dan satu tujuan untuk fokus.
Susah seneng bareng-bareng.
Kalau dinilai 1-10, aku kasih 10.
Arti Reliezt:
sekarpratiwia.k.a sekar11 tahun
Slogan:
Loyalitas tanpa batas.
Arti Reliezt:
Reliezt kuwi nggon sik iso
kumpul bareng, seru,
penting nggo aku sinau
bab solidaritas’e.
NAFISAMAHARANIa.k.a ICHA
11 tahun
Slogan:
Anti kanca musiman.
Arti Reliezt:
Solidaritas’e,
ngaranku Reliezt ki penting
dan bermakna nggo aku,
kanca kan butuh kanca juga,
bareng-barenglah,
pokok’e ra terhitung.
15Z I N E R E L I E Z T
ZINERELIEZT
sudutkode!
Komik
Malam minggu tiba, waktunya Reliezt nongkrong di depan APMD Timoho.ARD dan Baban sedang menunggu teman-teman yang lain di jembatan.
Mereka asyik mengobrol...
TAMAT
GraffitiRELIEZT x WGUP CLAN
ZINERELIEZT
Graffiti
25Z I N E R E L I E Z T
Kemudian perlawanan dilakukan melalui
musik hip hop. Melalui musik hip hop
inilah mereka juga menyalurkan
perlawanan melalui aksi vandal berupa
tulisan yang kemudian bertransformasi
menjadi grafiti di dinding rumah dan
gedung. Grafiti akhirnya memiliki
muatan simbolik. Ia kemudian menjadi
identik dengan perlawanan para
kelompok-kelompok minoritas tertindas
lain di seluruh dunia. Dengan ciri artistik
yang khas, seperti musik jazz dan hip
hop, grafiti akhirnya memiliki nilai seni.
Grafiti di Indonesia memiliki karakter yang
sedikit berbeda. Ia beradaptasi dengan
kondisi sosial-budaya yang ada. Bahkan
hingga hari ini grafiti yang kita lihat di
jalan-jalan kota atau desa sudah
merupakan bentuk modifikasi. Selain
sebagai karya seni, grafiti hadir sebagai
sebuah wujud eksistensi. Grafiti merupakan
bentuk aksi sebuah komunitas tertentu untuk
mempertunjukkan diri agar dianggap ada
di mana-mana. Selain sarana bereksistensi,
grafiti bahkan juga menjadi sarana
berinteraksi.
komunikasiunjuk gigi
Graffiti
Bagaimana jika kita mengingat era-era perjuangan, di mana pada saat-saat itu
masih terdapat stratifikasi mengenai perbedaan ras dan kelas sosial? Salah
satunya adalah proses perjuangan orang-orang kulit hitam di Amerika Serikat, saat
mereka dijadikan budak oleh orang-orang kulit putih. Mereka memperjuangkan
kesetaraan ras dengan cara-cara yang tidak biasa. Salah satunya dengan seni
musik. Pada awalnya mereka menciptakan jenis musik jazz.
Teman-teman Reliezt memiliki ketertarikan tinggi terhadap aktivitas coret-mencoret
tembok. Mereka menunjukkan eksistensinya dengan bentuk aksi grafiti di dinding-
dinding perumahan jalan arah ke Ledhok Timoho, permukiman di mana mereka
tinggal. Ada dua perspektif menanggapi grafiti tersebut. Pertama, grafiti coretan
nama Reliezt menandai beberapa titik ke arah Ledhok Timoho sebagai semacam
petunjuk menuju 'rumah' Reliezt sendiri. Ini bisa terlihat dari banyaknya coretan yang
menandai eksistensi Reliezt di sepanjang jalan menuju ke Ledhok Timoho hingga di
dalam area kampung, antara lain Reliezt, inisial RLZT, maupun inisial nama-nama
atau sebutan seperti PRJX, KPLX, SAND'S dan lain-lain.
26Z I N E R E L I E Z T
Teman-teman Reliezt ingin mengampanyekan
keberadaan mereka. Selain itu mereka juga
menginginkan aksi vandal kampanye itu
setidaknya dapat dinikmati banyak orang (baca:
memiliki nilai keindahan). Selain itu mereka juga
ingin agar memiliki kemampuan membuat grafiti
secara cepat, sehingga mengurangi risiko aksi
mereka diketahui warga dan aparat keamanan.
Para geng pun berlomba-lomba untuk menciptakan karya grafiti yang bagus secara
artistik. Kualitas grafiti menunjukkan kualitas geng tersebut yang secara tidak langsung
juga menunjukkan kualitas kebersamaan mereka. Mereka akhirnya tidak hanya dapat
meningkatkan posisi tawar di dalam dunia geng, tetapi juga dalam kehidupan
bermasyarakat.
Teman-teman Reliezt ingin membuat tulisan-tulisan vandal atau menggrafiti yang “baik”
namun tidak tahu harus belajar dengan siapa hingga mereka bertemu ketjilbergerak.
Teman-teman Reliezt meminta ketjilbergerak untuk memfasilitasi mereka untuk dapat
belajar membuat grafiti.
Kedua, teman-teman Reliezt juga menyadari
bahwa grafiti mereka merupakan aksi vandal
yang meresahkan karena dinilai merusak
keindahan atau kebersihan dinding rumah-rumah
warga. Terlebih grafiti-grafiti itu kurang memiliki
nilai artistik.
Mereka juga berpikir, jika lebih cakap untuk
menampilkan karya grafiti yang baik, mereka juga
dapat meningkatkan posisi tawar dalam 'dunia'
grafiti maupun geng di Yogyakarta. Grafiti bisa
menjadi media komunikasi yang efektif antar geng
yang akhirnya menjadi cara yang jitu untuk
memperkuat identitas.
27Z I N E R E L I E Z T
28Z I N E R E L I E Z T
Graffiti
29Z I N E R E L I E Z T
Pada hari ketiga teman-teman Reliezt berunjuk
gigi, mencoba menggrafiti salah satu tembok
belakang rumah warga yang menjadi jalan masuk
menuju Ledhok Timoho didampingi oleh WGUP
CLAN. Hasil grafiti Reliezt yang keren, swag, dan
sangat menarik tersebut menjadi suatu
kebanggaan tersendiri, khususnya bagi Reliezt.
Solidaritas tanpa batas!
ketjilbergerak pun membantu teman-teman Reliezt dengan
mengadakan workshop grafiti. Workshop grafiti berlangsung
selama tiga hari, 4-6 November 2014 lalu. Pada hari pertama,
teman-teman Reliezt mendapatkan materi berupa sejarah dan
teknik-teknik grafiti sebagai salah satu bentuk seni rupa jalanan
(street art). Mereka mendapatkan materi dari seniman muda
yang aktif di seni jalanan, Isrol Medialegal dan kelompok
grafiti, WGUP CLAN. Dalam sesi ini, para pemateri juga
memperkenalkan beberapa bomber (seniman grafiti) yang
cukup terkenal di dunia street art. Selanjutnya, workshop hari
kedua berlangsung di jembatan Ledhok Timoho. Pada
kesempatan ini, teman-teman Reliezt mencoba menggambar
sketsa grafiti tulisan Reliezt di atas kertas.
30Z I N E R E L I E Z T
Graffiti
URNALJ
reliezt
perubahannama
Oleh WGUP CLAN
ROEZER (revolution Squad Muzlim Timoho Merdeka)
Reliezt (republik ledhok timoho bersatu)
Reliezt (remaja ledhok timoho bersatu)
Reliezt (revolution ledhok timoho bersatu)
together!
no
leaderjust
ZINERELIEZT
Refleksi
Pepatah anonim menyebutkan bahwa seseorang disegani bukan semata karena dia
mengagumkan tetapi juga karena ia berkontribusi nyata untuk kehidupan di sekelilingnya.
Kiranya pepatah inilah yang kemudian menggiring kita pada keberadaan Ledhok Timoho.
Kawasan permukiman ini, mungkin—menurut orang-orang dengan perspektif
arogan—dianggap sebagai kawasan pinggiran yang tersisih, terbuang, negatif, identik dengan
sampah, atau lebih parah tidak dianggap ada. Hal itu mungkin disebabkan oleh letaknya yang
sangat tertutup dari publik kebanyakan. Bayangkan, kawasan pemukiman ini hanya dapat
diakses dengan satu gang kecil yang terhimpit antara dua rumah gedongan dalam lingkup
deretan perumahan dosen perguruan tinggi yang cukup terkemuka di Yogyakarta.
35
Bagi warga komunitas ledhok sendiri, akses sempit bukan menjadi hal yang besar untuk
dipermasalahkan. Bagi mereka keberadaan atau adanya aktivitas kehidupan di Ledhok Timoho
sendiri merupakan hal yang lebih dari segalanya, terbukti dengan adanya tagline 'KAMI ADA' di
rumah TAABAH yang berada tepat di ujung muka jalan ketika kita akan memasuki kawasan
Ledhok Timoho.
Sekadar kilas balik, Ledhok Timoho memiliki situs
berwujud jembatan besar yang menghubungkan
antara perumahan dosen dengan perumahan Brimob
ke arah timur di kawasan Timoho. Menurut cerita
beberapa warga, dahulu jembatan tersebut akan
dibangun untuk akses ke arah Sukowaten. Namun,
pembangunan dihentikan karena adanya krisis
moneter pada 1998 silam. Jembatan yang baru
setengah jadi itupun tak berujung. Dengan kata lain,
jembatan itu menjadi buntu karena kita hanya akan
menemui sepetak kebun liar di ujungnya.
Refleksi
Berhentinya pembangunan tersebut
kemudian melahirkan kehidupan baru
di Ledhok Timoho. Hingga saat ini,
jembatan tersebut secara tidak
langsung menjadi milik bersama warga
Ledhok Timoho. Selain digunakan
sebagai tempat nongkrong dan
bermain anak-anak Reliezt, jembatan
itu juga sering dipakai untuk kegiatan
workshop sejak beberapa bulan
terakhir.
Z I N E R E L I E Z T
36Z I N E R E L I E Z T
Warga komunitas ledhok terbentuk tanpa
adanya mekanisme struktural. Keorganikan
inilah yang kemudian membentuk juga karakter
Reliezt. Meski tanpa adanya mekanisme
struktural di dalamnya, warga komunitas
ledhok memiliki cara mereka sendiri untuk
mengatur diri. Hal ini ditunjukkan dengan
adanya kegiatan rutin bersama seperti
jimpitan, senenan, Taman Pendidikan Al-Qur'an
(TPA), bimbingan belajar, hingga acara sharing
warga rutin tiap bulan setiap tanggal 18 yang
biasa disebut 18an.
Kegiatan rutin bersama tersebut masih berjalan
hingga hari ini. Salah satu yang mengingatkan
kita pada istilah 'guyub' adalah rutinitas 18an.
Kegiatan pertemuan rutin seluruh warga
komunitas Ledhok Timoho ini dilakukan di
mushola ledhok dengan agenda pembacaan
notulensi hasil pertemuan sebelumnya,
musyawarah membahas permasalahan yang
ada di ledhok, perhitungan dari seksi keuangan
terkait pasokan warga dan pengocokan undian
pemenang arisan.
Bicara mengenai ledhok, maka kita tidak bisa lepas dari warga komunitasnya. Karakter warga yang
terbuka dan egaliter terlihat jelas pada bagaimana anak-anak dan balita dengan keberanian yang
tidak biasa ditunjukkan anak seusia mereka saat menyambut orang asing yang berkunjung. Seseorang
pernah berkata, ketika dalam suatu lingkungan terdapat anak-anak kecil berlarian dan bermain di
luar rumah dengan asyiknya serta berdampingan pula dengan anjing yang berkeliaran di sekitar
mereka, maka lingkungan tersebut bisa dikategorikan layak huni, ramah, dan nyaman. Sikap egaliter
inilah yang membuat warga komunitas Ledhok Timoho cenderung berkarakter.
37Z I N E R E L I E Z T
Guyub-nya warga komunitas ledhok ini menurun kepada karakter Reliezt kemarin, hari ini, bahkan
esok lusa. Turunan inilah yang kemudian membawa Reliezt begitu melekat di hati setiap
anggotanya. Beberapa kali ketika bertemu dan berbincang dengan teman-teman Reliezt, mereka
menilai Reliezt memiliki makna penting yang tak terhingga.
Komunitas warga ledhok sudah empat kali berganti nama. Tidak ada yang abadi di dunia ini kecuali
perubahan itu sendiri. Bergantinya nama Reliezt dari tahun ke tahun merupakan keaktifan yang layak
diapresiasi. Hal itu juga terefleksi dari setiap pertemuan rutin warga yang sebisa mungkin membahas
hal-hal yang berbeda dari pertemuan sebelumnya, dengan catatan hal-hal sebelumnya sudah selesai
dilakukan atau ditemukan solusinya. Pun dengan persatuan Reliezt sendiri, memaknai kebersamaan
sebagai hal yang dinikmati secara bersama-sama. Dan ia tidak memaksakan untuk harus selalu
bersama.
Refleksi
Agenda 18an sendiri selain untuk menjalin silaturahmi antar warga juga turut melestarikan budaya
guyub dan kerukunan antar warga komunitas. Hal semacam ini sudah banyak hilang di tempat lain.
Budaya guyub makin memudar dan bergeser menjadi budaya individual. Tak usah jauh-jauh,
pertemuan RT di lingkungan tempat tinggal saya pun begitu, bersifat terlalu formal dan sangat
menampakkan jarak antar warga.
Refleksi
38Z I N E R E L I E Z T
no leaderjust together
Pada akhirnya, sesuatu yang organik seperti Reliezt ini sangat layak untuk
dijaga dan dipertahankan. Salah satunya sebagai sebuah cara hidup
bersama, di mana hal tersebut makin jarang ditemui di kalangan anak muda
sekarang yang cenderung individual. Sikap komunal semacam ini
berkarakter dan diwarisi dari akar budaya guyub. Jika ingin bertemu
dengan Reliezt maka datang saja ke Ledhok Timoho, tidak perlu mencari-cari
siapa ketuanya, mereka selalu ada di sana.
Salam solidaritas tanpa batas!
“No leader, just together. Pokoknya bareng-bareng gayeng, susah seneng sama-sama..” kata ARD
salah satu anggota Reliezt. Konsep berkelompok yang mementingkan kebersamaan tanpa
pemimpin inilaih yang diusung oleh Reliezt. Reliezt tidak ingin menampilkan siapa ketuanya, siapa
yang disegani, atau menonjolkan figur tertentu. Akan tetapi Reliezt memiliki satu orang
koordinator yang diberikan tanggung jawab atau bahasa mereka 'dipasrahi' oleh Om Bengbeng
selaku Ketua Warga Komunitas Ledhok untuk mengarahkan teman-teman Reliezt dalam
berkegiatan. Diakui ARD, kesepakatan bersama Reliezt yaitu jika ada yang menanyakan siapa
ketua Reliezt, maka bisa dipastikan jawabannya tidak ada. Reliezt adalah kebersamaan,
solidaritas tanpa batas, susah senang sama-sama, satu tekad, satu tujuan bersama.
Reliezt adalah kebersamaan, solidaritas tanpa
batas, susah senang sama-sama, satu tekad,
satu tujuan bersama.
ANTIKaNCa
MUSIMAN!
RELIEZT
40Z I N E R E L I E Z T 41Z I N E R E L I E Z T
42Z I N E R E L I E Z T
solidaritastanpabatas
RELIEZT
RELIEZTZINE
Zine Reliezt diterbitkan sebagai bagian dari projekMade in Commons, kolaborasi antara KUNCI Cultural Studies,
ketjilbergerak dan Reliezt.
Diterbitkan di Yogyakarta, Indonesia, 2015