RLZT - Zine Reliezt

43
ZINE RELIEZT

description

Adalah zine tentang pemuda-pemudi Ledhok Timoho, kampung organik yang tumbuh di bantaran Sungai Gajahwong, Yogyakarta. Tergabung dalam RLZT, atau Reliezt (Remaja Ledhok Timoho Berzatu), teman-teman RLZT mempunyai prinsip kebersamaan yang unik, salah satunya adalah 'No Leader, Just Together'. Zine RLZT ini diterbitkan dalam rangka projek Made in Commons, ketjilbergerak bersama KUNCI Cultural Studies.

Transcript of RLZT - Zine Reliezt

Page 1: RLZT - Zine Reliezt

Z I N E R E L I E Z T

Page 2: RLZT - Zine Reliezt

SUSAHSENENGBARENGBARENG

RELIEZT

SOLIDARITAS TANPA BATAS

Page 3: RLZT - Zine Reliezt

DAFTARiSI

ZINERELIEZT

Tentang Reliezt 2Siapa Reliezt 9

15Komik: Sudut Kode!

24Graffiti: Komunikasi Unjuk Gigi31

1Z I N E R E L I E Z T

KRUTim Riset

Tata Bahasa

Komik

Graffiti

Desain & Tata Letak

Kelly Mayasari, Sita Magfira, Wijanarko Ismail, Koko Dwi CahyantoGreg Sindana, Herlambang Adi, Nurina Rizky Savitri, Isna RismaInvani Lela Herliana, Bunje Kristianto, M Bagus Panuntun, Ega WillyUdji Kayang AS, Faisal Maulana, Cahya Dwi N, Yesika Woro

Chabib Duta Hapsoro

Adit Herehere

WGUP CLAN

FREEMAN STUDIO (Kumara Dandi & Budi Kopetman)

.....................................

.....................................

.....................................

.....................................

.....................................Perubahan Nama Reliezt34.....................................Refleksi: No Leader, Just Together

Page 4: RLZT - Zine Reliezt

reliezt!

ZINERELIEZT

Z I N E R E L I E Z T

Keberadaan Reliezt merepresentasikan keberadaan Ledhok Timoho.

Keberadaan Reliezt juga merepresentasikan persoalan-persoalan yang

dihadapi oleh para warga di kawasan tersebut. Reliezt mungkin saja

tidak dapat memberikan jawaban yang cepat, langsung dan solutif

bagi persoalan-persoalan yang dihadapi oleh warga Komunitas

Ledhok Timoho. Namun, setidaknya keberadaan Reliezt dapat

menumbuhkan harapan akan masa depan yang lebih baik bagi

komunitas itu.

Awalnya, Komunitas Ledhok Timoho (yang

terdiri dari anak jalanan, pengamen,

pemulung, pengemis, eks PSK, buruh lepas,

dan lain-lain) dikumpulkan oleh Bambang

Sudiro, yang akrab dipanggil Bengbeng,

koordinator Tim Advokasi Arus Bawah

(TAABAH) yang didirikan pada 2000 di

bawah naungan Gerakan Kaum Jalanan

Merdeka (GKJM). TAABAH diharapkan

dapat menjadi media komunikasi dan

kontrol bagi seluruh warga yang tinggal

dan berkomitmen bersama untuk merawat

keamanan dan ketentraman Ledhok Timoho

dan sekitarnya.

2

Tentang Reliezt

Ledhok (bantaran sungai) Timoho adalah

salah satu kampung yang terletak di

bantaran Sungai Gajahwong, satu dari

tiga sungai yang mengaliri Kota

Yogyakarta. Kampung-kampung di

sepanjang bantaran sungai biasanya

dinamai dengan awalan “Ledhok”,

misalnya Ledhok Tukangan yang terletak

di bantaran Sungai Code, atau Ledhok

Notoyudan yang terletak di bantaran

Sungai Winongo. Secara administratif,

Ledhok Timoho berlokasi di RT 50 RW 05

Balerejo, Mujamuju, Umbulhar jo,

Yogyakarta.

Page 5: RLZT - Zine Reliezt

Pada 2006, terjadi peningkatan anggota yang cukup pesat di Komunitas Ledhok Timoho. Kebutuhan akan tempat tinggal, kedekatan Ledhok Timoho dengan lokasi kerja dan keberadaan sumber mata air menjadi beberapa penyebab makin bertambahnya pemukim di wilayah tersebut. Pada saat yang sama, Komunitas Ledhok Timoho ini belum diakui secara administratif karena status tanah yang tidak jelas kepemilikannya. Hal ini kemudian berimbas pada timbulnya persoalan-persoalan sosial yang harus dihadapi oleh para warga komunitas tersebut, misalnya hampir sebagian besar dari mereka yang tidak memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP).

3Z I N E R E L I E Z T

Melihat masalah-masalah yang ada di Ledhok Timoho, TAABAH kemudian membuat program-program pemberdayaan warga di komunitas tersebut. Program-program tersebut antara lain, pembuatan Tabungan Komunitas (TABKOM), pengadaan fasilitas umum (misalnya MCK, penerangan, jalan, bak sampah, dan sebagainya), hingga pendirian sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang dinamakan “Sekolah Gajah Wong”. Seluruh program itu diselenggarakan dengan melibatkan partisipasi penuh warga komunitas tersebut.

ZINERELIEZT

Tentang Reliezt

Page 6: RLZT - Zine Reliezt

4Z I N E R E L I E Z T

Page 7: RLZT - Zine Reliezt

Selain mengawasi program-program yang ada, Bengbeng juga memberi perhatian khusus kepada generasi muda yang terus lahir di Komunitas Ledhok Timoho. Perhatian ini muncul sebab ia melihat masih dilibatkannya anak-anak dan remaja dalam urusan kebutuhan ekonomi keluarga yang hidup di komunitas tersebut (misalnya, anak-anak dan remaja diajak mengamen, mengemis, memulung, dan sebagainya). Perhatian itulah yang mendorongnya untuk mengajak anak-anak muda Komunitas Ledhok Timoho membuat satu perkumpulan. Perkumpulan khusus anak-anak muda Komunitas Ledhok Timoho itu akhirnya menamai diri sebagai Reliezt. Para anggota Reliezt pun sering berkumpul untuk sekadar nongkrong ataupun melakukan aktivitas-aktivitas kolektif lain.

5Z I N E R E L I E Z T

Setelah itu, sempat ada masa di mana

Reliezt tidak aktif. Waktu berjalan,

Bengbeng kemudian bertemu dengan Ardi

a.k.a Prjx. Waktu itu, Prjx adalah seorang

remaja yang baru pindah bersama

keluarganya ke Ledhok Timoho. Bengbeng

lantas mengusulkan agar Prjx merangkul

teman-temannya untuk berkegiatan

bersama. Prjx menyambut usulan itu,

sebab dia merasa, ketika dia datang,

remaja-remaja di Ledhok Timoho tidak

cukup guyub. Akhirnya, per 2010, Reliezt

kembali aktif berkegiatan.

Reliezt sendiri adalah

akronim dari dua hal. Pertama,

Remaja Ledhok T imoho

Bersatu. Kedua, Republik

Ledhok Timoho Bersatu. Yang

pertama membuat Reliezt

lebih dekat dengan remaja

Ledhok Timoho. Yang kedua

menyatakan bahwa Reliezt

(yang terdiri dari sekumpulan

remaja) ingin memiliki arti

bagi seluruh orang yang

tinggal di Ledhok Timoho.

Tentang Reliezt

Page 8: RLZT - Zine Reliezt

6Z I N E R E L I E Z T

Nama sendiri didapat melalui proses yang dinamis. Awalnya adalah Republik

Ledhok Timoho Bersatu, yang digunakan sejak tahun 2010. Kemudian pada tanggal 21

Desember 2012, nama Reliezt berubah menjadi ROEZER (Revolution Squad Muzlim Timoho

Merdeka) karena waktu itu sempat terbawa spekulasi hari kiamat yang diramalkan oleh

Suku Maya, sehingga ada keinginan untuk memasukkan unsur agama Islam. Apalagi saat

itu kegiatan Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA) di Ledhok Timoho sedang aktif-aktifnya.

Ditambah pula dengan masuknya para mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota dari

Universitas Gadjah Mada yang melakukan kegiatan lapangan di Ledhok Timoho.

Reliezt

Tentang Reliezt

Page 9: RLZT - Zine Reliezt

7Z I N E R E L I E Z T

Tentang Reliezt

Setelah itu berubah menjadi Reliezt (Revolution Ledhok Timoho Berzatu) pada Juli

2013. Perubahan akronim ini dikarenakan Reliezt sendiri ingin merubah citra kelompok

agar lebih progresif dan bersatu, tidak hanya sekedar melakukan kegiatan bersama

saja tetapi juga memberikan esensi solidaritas dan kebersamaan di antara mereka.

Dan terakhir menjadi Reliezt (Remaja Ledhok Timoho Bersatu) hingga hari ini.

Beberapa personil Reliezt sendiri bukan tipe anak rumahan, mereka cukup akrab

dengan dunia gang di Jogja seperti HUMORIEZT, KANSAS, QZRH, REMBER dan gang

antar kampung lainnya. Pergaulan mereka di luar ledhok pun cukup memberi inspirasi

untuk mempersatukan Reliezt itu sendiri.

Mereka yang tergabung di Reliezt tidak hanya remaja laki-laki melainkan juga

perempuan. Usia mereka berbeda-beda, meskipun rata-rata belasan tahun. Aktivitas

mereka bermacam-macam dan dilakukan secara bersama-sama. Misalnya,

berkemah di jembatan Ledhok Timoho, pergi piknik dan berkarya (misalnya membuat

komik dan desain baju Reliezt). Hal ini bertujuan mempererat kebersamaan di antara

mereka.

Page 10: RLZT - Zine Reliezt

8Z I N E R E L I E Z T

Reliezt sendiri memiliki slogan “Solidaritas tanpa batas. Susah senang, bareng-

bareng”. Sebagai anak Ledhok Timoho, mereka ingin membuktikan bahwa

mereka peduli satu sama lain. Mereka ingin menunjukan bahwa mereka,

sebagai remaja-remaja yang tinggal di Ledhok Timoho, adalah saudara.

Hubungan di antara mereka berjalan dengan asas kekeluargaan dan berbagi.

Bagi mereka, masalah salah seorang di antara mereka, adalah masalah

semuanya.

Maka dari itu anak-anak Reliezt

tidak hanya dapat membuka diri,

melainkan juga pede saat bergaul di

luar Ledhok. Mereka mengaku tidak

minder dengan status mereka

sebagai anak ledhok. Bagi mereka,

tidak ada yang salah dengan status

tersebut. Bagi mereka, ada banyak

hal yang bisa dipelajari di luar

Ledhok Timoho. Seperti juga ada

banyak hal yang mereka dapatkan

di dalam Ledhok Timoho.

Sebagai remaja yang tinggal di ledhok, khususnya Ledhok Timoho, anak-anak

Reliezt sering dianggap nakal oleh orang-orang yang tinggal di luar kawasan

itu. Kebanyakan anak-anak Reliezt pun sadar akan adanya anggapan

tersebut. Tapi mereka merasa bahwa kenakalan mereka adalah hal yang

wajar. Jadi, buat mereka, kenakalan mereka tidak ada kaitannya dengan

status mereka sebagai remaja yang tinggal di Ledhok Timoho.

Begitulah! Pada intinya, anak-anak

Reliezt tidak terlalu berbeda dengan

remaja-remaja yang lain. Mereka

senang berkumpul sebab dengan

begitu mereka bisa saling berbagi dan

mendukung. Kadang mereka nakal,

sebab kenakalan adalah bagian dari

usia remaja. Mereka suka berkarya

dan memiliki ide-ide kreatif. Mereka

senang bergaul sebab dengan begitu

mereka bisa mendapatkan hal-hal

baru.

Tentang Reliezt

Page 11: RLZT - Zine Reliezt

thegangs!

ZINERELIEZT

9Z I N E R E L I E Z T

Siapa Reliezt

Page 12: RLZT - Zine Reliezt

10Z I N E R E L I E Z T

19 tahun

Slogan:

Satu untuk semua (ketika seneng).

Semua untuk satu (universal).

Arti Reliezt:

Menambah solidaritas, menambah

wawasan, saling membaur dari setiap

anggota atau teman-teman.

Rio vitra hary batriyan

a.k.a ryu (himura ryu)

ZINERELIEZT

Siapa Reliezt

purnomo ardi a.k.a ard

17 tahun

Slogan:

Solidaritas tanpa batas.

Susah seneng bareng-bareng.

Arti Reliezt:

Persamaan, kekeluargaan, solidaritas

yang paling penting.

Page 13: RLZT - Zine Reliezt

11Z I N E R E L I E Z T

15 tahun

Slogan:

Susah seneng bareng-bareng.

Arti Reliezt:

Untuk mempersatukan remaja-remaja di

Ledhok Timoho.

m.satria a.n a.k.a koplax/kplx

Siapa Reliezt

Galih Saputra

a.k.a TWR

14 tahun

Slogan:

Susah seneng bareng-bareng.

Arti Reliezt:

Solidaritas tanpa batas.

Kenapa Reliezt penting?

Biar nama kampung terkenal.

ZINERELIEZT

Page 14: RLZT - Zine Reliezt

12Z I N E R E L I E Z T

17 tahun.

Slogan:

Apresiasi dan cinta seni.

Arti Reliezt:

Biar remaja ledhok gerak. Jadi satu.

Bergerak bersama.

Siapa Reliezt

rudi prasetyoa.k.a rudhex

ZINERELIEZT

HARY SABARNOAH

a.k.a shiloel

13 tahun

Slogan:

Susah seneng bareng-bareng.

Arti Reliezt:

Solidaritasnya tinggi.

Page 15: RLZT - Zine Reliezt

13Z I N E R E L I E Z T

Siapa Reliezt

Bantolo Aji Nugroho

a.k.a baban

19 tahun

Slogan:

Solidaritas tanpa batas.

Arti Reliezt:

Biar bocah-bocah jadi satu.

Tidak sendiri-sendiri.

ZINERELIEZT

a.k.a sand

14 tahun

Slogan:

Solidaritas tanpa batas.

Arti Reliezt:

Komunitas penting

biar solidaritasnya tinggi.

sandy prayudha

Page 16: RLZT - Zine Reliezt

14Z I N E R E L I E Z T

Siapa RelieztZINERELIEZT

NINDITAa.k.a CENIL

12 tahun

Slogan:

Satu komando, satu tekad,

dan satu tujuan untuk fokus.

Susah seneng bareng-bareng.

Kalau dinilai 1-10, aku kasih 10.

Arti Reliezt:

sekarpratiwia.k.a sekar11 tahun

Slogan:

Loyalitas tanpa batas.

Arti Reliezt:

Reliezt kuwi nggon sik iso

kumpul bareng, seru,

penting nggo aku sinau

bab solidaritas’e.

NAFISAMAHARANIa.k.a ICHA

11 tahun

Slogan:

Anti kanca musiman.

Arti Reliezt:

Solidaritas’e,

ngaranku Reliezt ki penting

dan bermakna nggo aku,

kanca kan butuh kanca juga,

bareng-barenglah,

pokok’e ra terhitung.

Page 17: RLZT - Zine Reliezt

15Z I N E R E L I E Z T

ZINERELIEZT

sudutkode!

Komik

Malam minggu tiba, waktunya Reliezt nongkrong di depan APMD Timoho.ARD dan Baban sedang menunggu teman-teman yang lain di jembatan.

Mereka asyik mengobrol...

Page 18: RLZT - Zine Reliezt
Page 19: RLZT - Zine Reliezt
Page 20: RLZT - Zine Reliezt
Page 21: RLZT - Zine Reliezt
Page 22: RLZT - Zine Reliezt
Page 23: RLZT - Zine Reliezt
Page 24: RLZT - Zine Reliezt

TAMAT

Page 25: RLZT - Zine Reliezt
Page 26: RLZT - Zine Reliezt

GraffitiRELIEZT x WGUP CLAN

ZINERELIEZT

Graffiti

Page 27: RLZT - Zine Reliezt

25Z I N E R E L I E Z T

Kemudian perlawanan dilakukan melalui

musik hip hop. Melalui musik hip hop

inilah mereka juga menyalurkan

perlawanan melalui aksi vandal berupa

tulisan yang kemudian bertransformasi

menjadi grafiti di dinding rumah dan

gedung. Grafiti akhirnya memiliki

muatan simbolik. Ia kemudian menjadi

identik dengan perlawanan para

kelompok-kelompok minoritas tertindas

lain di seluruh dunia. Dengan ciri artistik

yang khas, seperti musik jazz dan hip

hop, grafiti akhirnya memiliki nilai seni.

Grafiti di Indonesia memiliki karakter yang

sedikit berbeda. Ia beradaptasi dengan

kondisi sosial-budaya yang ada. Bahkan

hingga hari ini grafiti yang kita lihat di

jalan-jalan kota atau desa sudah

merupakan bentuk modifikasi. Selain

sebagai karya seni, grafiti hadir sebagai

sebuah wujud eksistensi. Grafiti merupakan

bentuk aksi sebuah komunitas tertentu untuk

mempertunjukkan diri agar dianggap ada

di mana-mana. Selain sarana bereksistensi,

grafiti bahkan juga menjadi sarana

berinteraksi.

komunikasiunjuk gigi

Graffiti

Bagaimana jika kita mengingat era-era perjuangan, di mana pada saat-saat itu

masih terdapat stratifikasi mengenai perbedaan ras dan kelas sosial? Salah

satunya adalah proses perjuangan orang-orang kulit hitam di Amerika Serikat, saat

mereka dijadikan budak oleh orang-orang kulit putih. Mereka memperjuangkan

kesetaraan ras dengan cara-cara yang tidak biasa. Salah satunya dengan seni

musik. Pada awalnya mereka menciptakan jenis musik jazz.

Page 28: RLZT - Zine Reliezt

Teman-teman Reliezt memiliki ketertarikan tinggi terhadap aktivitas coret-mencoret

tembok. Mereka menunjukkan eksistensinya dengan bentuk aksi grafiti di dinding-

dinding perumahan jalan arah ke Ledhok Timoho, permukiman di mana mereka

tinggal. Ada dua perspektif menanggapi grafiti tersebut. Pertama, grafiti coretan

nama Reliezt menandai beberapa titik ke arah Ledhok Timoho sebagai semacam

petunjuk menuju 'rumah' Reliezt sendiri. Ini bisa terlihat dari banyaknya coretan yang

menandai eksistensi Reliezt di sepanjang jalan menuju ke Ledhok Timoho hingga di

dalam area kampung, antara lain Reliezt, inisial RLZT, maupun inisial nama-nama

atau sebutan seperti PRJX, KPLX, SAND'S dan lain-lain.

26Z I N E R E L I E Z T

Teman-teman Reliezt ingin mengampanyekan

keberadaan mereka. Selain itu mereka juga

menginginkan aksi vandal kampanye itu

setidaknya dapat dinikmati banyak orang (baca:

memiliki nilai keindahan). Selain itu mereka juga

ingin agar memiliki kemampuan membuat grafiti

secara cepat, sehingga mengurangi risiko aksi

mereka diketahui warga dan aparat keamanan.

Para geng pun berlomba-lomba untuk menciptakan karya grafiti yang bagus secara

artistik. Kualitas grafiti menunjukkan kualitas geng tersebut yang secara tidak langsung

juga menunjukkan kualitas kebersamaan mereka. Mereka akhirnya tidak hanya dapat

meningkatkan posisi tawar di dalam dunia geng, tetapi juga dalam kehidupan

bermasyarakat.

Teman-teman Reliezt ingin membuat tulisan-tulisan vandal atau menggrafiti yang “baik”

namun tidak tahu harus belajar dengan siapa hingga mereka bertemu ketjilbergerak.

Teman-teman Reliezt meminta ketjilbergerak untuk memfasilitasi mereka untuk dapat

belajar membuat grafiti.

Kedua, teman-teman Reliezt juga menyadari

bahwa grafiti mereka merupakan aksi vandal

yang meresahkan karena dinilai merusak

keindahan atau kebersihan dinding rumah-rumah

warga. Terlebih grafiti-grafiti itu kurang memiliki

nilai artistik.

Mereka juga berpikir, jika lebih cakap untuk

menampilkan karya grafiti yang baik, mereka juga

dapat meningkatkan posisi tawar dalam 'dunia'

grafiti maupun geng di Yogyakarta. Grafiti bisa

menjadi media komunikasi yang efektif antar geng

yang akhirnya menjadi cara yang jitu untuk

memperkuat identitas.

27Z I N E R E L I E Z T

Page 29: RLZT - Zine Reliezt

28Z I N E R E L I E Z T

Graffiti

29Z I N E R E L I E Z T

Pada hari ketiga teman-teman Reliezt berunjuk

gigi, mencoba menggrafiti salah satu tembok

belakang rumah warga yang menjadi jalan masuk

menuju Ledhok Timoho didampingi oleh WGUP

CLAN. Hasil grafiti Reliezt yang keren, swag, dan

sangat menarik tersebut menjadi suatu

kebanggaan tersendiri, khususnya bagi Reliezt.

Solidaritas tanpa batas!

ketjilbergerak pun membantu teman-teman Reliezt dengan

mengadakan workshop grafiti. Workshop grafiti berlangsung

selama tiga hari, 4-6 November 2014 lalu. Pada hari pertama,

teman-teman Reliezt mendapatkan materi berupa sejarah dan

teknik-teknik grafiti sebagai salah satu bentuk seni rupa jalanan

(street art). Mereka mendapatkan materi dari seniman muda

yang aktif di seni jalanan, Isrol Medialegal dan kelompok

grafiti, WGUP CLAN. Dalam sesi ini, para pemateri juga

memperkenalkan beberapa bomber (seniman grafiti) yang

cukup terkenal di dunia street art. Selanjutnya, workshop hari

kedua berlangsung di jembatan Ledhok Timoho. Pada

kesempatan ini, teman-teman Reliezt mencoba menggambar

sketsa grafiti tulisan Reliezt di atas kertas.

Page 30: RLZT - Zine Reliezt

30Z I N E R E L I E Z T

Graffiti

URNALJ

Page 31: RLZT - Zine Reliezt

reliezt

perubahannama

Oleh WGUP CLAN

Page 32: RLZT - Zine Reliezt

ROEZER (revolution Squad Muzlim Timoho Merdeka)

Reliezt (republik ledhok timoho bersatu)

Page 33: RLZT - Zine Reliezt

Reliezt (remaja ledhok timoho bersatu)

Reliezt (revolution ledhok timoho bersatu)

Page 34: RLZT - Zine Reliezt

together!

no

leaderjust

ZINERELIEZT

Refleksi

Page 35: RLZT - Zine Reliezt

Pepatah anonim menyebutkan bahwa seseorang disegani bukan semata karena dia

mengagumkan tetapi juga karena ia berkontribusi nyata untuk kehidupan di sekelilingnya.

Kiranya pepatah inilah yang kemudian menggiring kita pada keberadaan Ledhok Timoho.

Kawasan permukiman ini, mungkin—menurut orang-orang dengan perspektif

arogan—dianggap sebagai kawasan pinggiran yang tersisih, terbuang, negatif, identik dengan

sampah, atau lebih parah tidak dianggap ada. Hal itu mungkin disebabkan oleh letaknya yang

sangat tertutup dari publik kebanyakan. Bayangkan, kawasan pemukiman ini hanya dapat

diakses dengan satu gang kecil yang terhimpit antara dua rumah gedongan dalam lingkup

deretan perumahan dosen perguruan tinggi yang cukup terkemuka di Yogyakarta.

35

Bagi warga komunitas ledhok sendiri, akses sempit bukan menjadi hal yang besar untuk

dipermasalahkan. Bagi mereka keberadaan atau adanya aktivitas kehidupan di Ledhok Timoho

sendiri merupakan hal yang lebih dari segalanya, terbukti dengan adanya tagline 'KAMI ADA' di

rumah TAABAH yang berada tepat di ujung muka jalan ketika kita akan memasuki kawasan

Ledhok Timoho.

Sekadar kilas balik, Ledhok Timoho memiliki situs

berwujud jembatan besar yang menghubungkan

antara perumahan dosen dengan perumahan Brimob

ke arah timur di kawasan Timoho. Menurut cerita

beberapa warga, dahulu jembatan tersebut akan

dibangun untuk akses ke arah Sukowaten. Namun,

pembangunan dihentikan karena adanya krisis

moneter pada 1998 silam. Jembatan yang baru

setengah jadi itupun tak berujung. Dengan kata lain,

jembatan itu menjadi buntu karena kita hanya akan

menemui sepetak kebun liar di ujungnya.

Refleksi

Berhentinya pembangunan tersebut

kemudian melahirkan kehidupan baru

di Ledhok Timoho. Hingga saat ini,

jembatan tersebut secara tidak

langsung menjadi milik bersama warga

Ledhok Timoho. Selain digunakan

sebagai tempat nongkrong dan

bermain anak-anak Reliezt, jembatan

itu juga sering dipakai untuk kegiatan

workshop sejak beberapa bulan

terakhir.

Z I N E R E L I E Z T

Page 36: RLZT - Zine Reliezt

36Z I N E R E L I E Z T

Warga komunitas ledhok terbentuk tanpa

adanya mekanisme struktural. Keorganikan

inilah yang kemudian membentuk juga karakter

Reliezt. Meski tanpa adanya mekanisme

struktural di dalamnya, warga komunitas

ledhok memiliki cara mereka sendiri untuk

mengatur diri. Hal ini ditunjukkan dengan

adanya kegiatan rutin bersama seperti

jimpitan, senenan, Taman Pendidikan Al-Qur'an

(TPA), bimbingan belajar, hingga acara sharing

warga rutin tiap bulan setiap tanggal 18 yang

biasa disebut 18an.

Kegiatan rutin bersama tersebut masih berjalan

hingga hari ini. Salah satu yang mengingatkan

kita pada istilah 'guyub' adalah rutinitas 18an.

Kegiatan pertemuan rutin seluruh warga

komunitas Ledhok Timoho ini dilakukan di

mushola ledhok dengan agenda pembacaan

notulensi hasil pertemuan sebelumnya,

musyawarah membahas permasalahan yang

ada di ledhok, perhitungan dari seksi keuangan

terkait pasokan warga dan pengocokan undian

pemenang arisan.

Bicara mengenai ledhok, maka kita tidak bisa lepas dari warga komunitasnya. Karakter warga yang

terbuka dan egaliter terlihat jelas pada bagaimana anak-anak dan balita dengan keberanian yang

tidak biasa ditunjukkan anak seusia mereka saat menyambut orang asing yang berkunjung. Seseorang

pernah berkata, ketika dalam suatu lingkungan terdapat anak-anak kecil berlarian dan bermain di

luar rumah dengan asyiknya serta berdampingan pula dengan anjing yang berkeliaran di sekitar

mereka, maka lingkungan tersebut bisa dikategorikan layak huni, ramah, dan nyaman. Sikap egaliter

inilah yang membuat warga komunitas Ledhok Timoho cenderung berkarakter.

Page 37: RLZT - Zine Reliezt

37Z I N E R E L I E Z T

Guyub-nya warga komunitas ledhok ini menurun kepada karakter Reliezt kemarin, hari ini, bahkan

esok lusa. Turunan inilah yang kemudian membawa Reliezt begitu melekat di hati setiap

anggotanya. Beberapa kali ketika bertemu dan berbincang dengan teman-teman Reliezt, mereka

menilai Reliezt memiliki makna penting yang tak terhingga.

Komunitas warga ledhok sudah empat kali berganti nama. Tidak ada yang abadi di dunia ini kecuali

perubahan itu sendiri. Bergantinya nama Reliezt dari tahun ke tahun merupakan keaktifan yang layak

diapresiasi. Hal itu juga terefleksi dari setiap pertemuan rutin warga yang sebisa mungkin membahas

hal-hal yang berbeda dari pertemuan sebelumnya, dengan catatan hal-hal sebelumnya sudah selesai

dilakukan atau ditemukan solusinya. Pun dengan persatuan Reliezt sendiri, memaknai kebersamaan

sebagai hal yang dinikmati secara bersama-sama. Dan ia tidak memaksakan untuk harus selalu

bersama.

Refleksi

Agenda 18an sendiri selain untuk menjalin silaturahmi antar warga juga turut melestarikan budaya

guyub dan kerukunan antar warga komunitas. Hal semacam ini sudah banyak hilang di tempat lain.

Budaya guyub makin memudar dan bergeser menjadi budaya individual. Tak usah jauh-jauh,

pertemuan RT di lingkungan tempat tinggal saya pun begitu, bersifat terlalu formal dan sangat

menampakkan jarak antar warga.

Refleksi

Page 38: RLZT - Zine Reliezt

38Z I N E R E L I E Z T

no leaderjust together

Pada akhirnya, sesuatu yang organik seperti Reliezt ini sangat layak untuk

dijaga dan dipertahankan. Salah satunya sebagai sebuah cara hidup

bersama, di mana hal tersebut makin jarang ditemui di kalangan anak muda

sekarang yang cenderung individual. Sikap komunal semacam ini

berkarakter dan diwarisi dari akar budaya guyub. Jika ingin bertemu

dengan Reliezt maka datang saja ke Ledhok Timoho, tidak perlu mencari-cari

siapa ketuanya, mereka selalu ada di sana.

Salam solidaritas tanpa batas!

“No leader, just together. Pokoknya bareng-bareng gayeng, susah seneng sama-sama..” kata ARD

salah satu anggota Reliezt. Konsep berkelompok yang mementingkan kebersamaan tanpa

pemimpin inilaih yang diusung oleh Reliezt. Reliezt tidak ingin menampilkan siapa ketuanya, siapa

yang disegani, atau menonjolkan figur tertentu. Akan tetapi Reliezt memiliki satu orang

koordinator yang diberikan tanggung jawab atau bahasa mereka 'dipasrahi' oleh Om Bengbeng

selaku Ketua Warga Komunitas Ledhok untuk mengarahkan teman-teman Reliezt dalam

berkegiatan. Diakui ARD, kesepakatan bersama Reliezt yaitu jika ada yang menanyakan siapa

ketua Reliezt, maka bisa dipastikan jawabannya tidak ada. Reliezt adalah kebersamaan,

solidaritas tanpa batas, susah senang sama-sama, satu tekad, satu tujuan bersama.

Reliezt adalah kebersamaan, solidaritas tanpa

batas, susah senang sama-sama, satu tekad,

satu tujuan bersama.

Page 39: RLZT - Zine Reliezt

ANTIKaNCa

MUSIMAN!

RELIEZT

Page 40: RLZT - Zine Reliezt

40Z I N E R E L I E Z T 41Z I N E R E L I E Z T

Page 41: RLZT - Zine Reliezt

42Z I N E R E L I E Z T

solidaritastanpabatas

RELIEZT

Page 42: RLZT - Zine Reliezt
Page 43: RLZT - Zine Reliezt

RELIEZTZINE

Zine Reliezt diterbitkan sebagai bagian dari projekMade in Commons, kolaborasi antara KUNCI Cultural Studies,

ketjilbergerak dan Reliezt.

Diterbitkan di Yogyakarta, Indonesia, 2015