PENGARUH MEDIA TANAM SERBUK KAYU MERBAU Intsia bijuga) … · 2020-03-31 · ABSTRAK FAISAL BASRI...
Transcript of PENGARUH MEDIA TANAM SERBUK KAYU MERBAU Intsia bijuga) … · 2020-03-31 · ABSTRAK FAISAL BASRI...
PENGARUH MEDIA TANAM SERBUK KAYU MERBAU
(Intsia bijuga) TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN
KEMIRI (Aleurites moluccana) DI CV.AGRI TECH INDONESIA
KELURAHAN BERUA KECAMATAN BIRINGKANAYA
KOTA MAKASSAR
SKRIPSI
FAISAL BASRI
105950062515
PROGRAM STUDI KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2020
PENGARUH MEDIA TANAM SERBUK KAYU MERBAU
(Intsia bijuga)TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN
KEMIRI (Aleurites moluccana) DI CV.AGRI TECH INDONESIA
KELURAHAN BERUA KECAMATAN BIRINGKANAYA
KOTA MAKASSAR
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Pada Program Studi Kehutanan
FAISAL BASRI
105950062515
PROGRAM STUDI KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2020
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Dengan ini saya meyatakan bahwa skripsi “Pengaruh Media Tanam
Serbuk Kayu Merbau (Insia bijuga) Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kemiri
(Aleurites moluccana) adalah benar merupakan hasil karya yang belum diajukan
dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun karya
yang tidak diterbitkan telah disebutkan dalam teks yang di cantumkan dalam
daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Makassar, Februari 2020
Penulis
Hak Cipta milik Universitas Muhammadiyah Makassar 2019
@Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang
1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa
mencantumkan atau menyebutkan sumber.
a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan
karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu
masalah
b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar Unismuh
Makassar.
2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya
tulis dalam bentuk laporan apapun tanpa izin Unismuh Makassar.
ABSTRAK
FAISAL BASRI (105950062515). Pengaruh Media Tanam Serbuk Kayu Merbau
(Insia bijuga) Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kemiri (Aleurites moluccana) di
Cv. Agritech Indonesia Kelurahan Berua Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar
Di bawah bimbingan ibu Irma Sribianti dan bapak Muhammad Tahnur,
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan
Tanaman kemiri (Aleurites moluccana) dengan pemberian serbuk kayu merbau
pada media tanam dilihat dari jumlah daun tanaman kemiri, diameter tanaman
kemiri dan tinggi tanaman kemiri. Jenis data yang dikumpulkan yakni data primer
dengan percobaan langsung dilapangan, percobaan meliputi pengukuran
pertambahan Tinggi Tanaman Kemiri, Diameter Tanaman Kemiri dan Jumlah
Daun dengan komposisi media tanam yaitu komposisi A (tanah 50% pasir 25%
serbuk kayu merbau 25%) komposisi B (tanah 50% pasir 15% serbuk kayu
merbau 35%) komposisi C (tanah 50% pasir 35% serbuk kayu merbau 15%) dan
Kontrol (tanah 50% pasir25% sekam padi 25%) Hasil peneliat ini menunjukkan
bahwa dari semua perlakuan komposisi, dapat disimpulkan bahwa perlakuan
komposisi C yang paling bagus.
Kata Kunci: Kemiri, Media Tanam, Serbuk Kayu Merbau, Sekam Padi.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat, karunia, dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul
“Pengaruh Media Tanam Serbuk Kayu Merbau (Insia bijuga) Terhadap
Pertumbuhan Tanaman Kemiri (Aleurites moluccana) di CV.AGRITECH
INDONESIA Kelurahan Berua Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar, Sebagai
salah satu syarat mendapat Gelar Sarjana Kehutanan. Salam dan salawat semoga
senantiasa dilimpahkan oleh Allah SWT kapada junjungan Nabi Muhammad
SAW sebagai suritauladan kepada kita semua. Penulis berharap apa yang
dipaparkan dalam skripsi ini dapat memberikan informasi baru bagi kita semua.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan,
untuk itu saran dan masukan sangat Penulis hargai.
Penulis mengucapkan banyak terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Orang tua saya tercinta Ayahanda Basri dan Ibunda Nursida yang selalu
memberikan kasih sayang, doa serta dorongan moril maupun materil yang
tak terhingga.
2. Bapak Dr. H. Burhanuddin,S.Pi.,MP. Selaku Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Ibunda Dr. Husnah Latifah ,S.Hut.,M.Si. Selaku Wakil Dekan I Fakultas
Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Dr. Hikmah,S.Hut.,M.Si.,IPM Selaku Ketua Program Studi Kehutanan
Universitas Muhammadiyah Makassar.
5. Dr. Irma Sribianti S.Hut., MP Selaku pembimbing I dan Ir. Muhammad
Tahnur S.Hut., M. Hut.,IPM. Selaku pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan selama penyusunan skripsi, pengetahuan dan
motivasi.
6. Dr. Husnah Latifah ,S.Hut.,M.Si. selaku penguji I dan Dr.
Hikmah,S.Hut.,M.Si.,IPM. selaku penguji II yang tak hentinya memberi
arahan dan masukan dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Kehutanan serta staf tata usaha
Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah
memberikan ilmu selama di bangku perkuliahan.
8. Ihcmal, Nur Fadli, Riskawati Marsyam, Miranda Rifdayanti, Asmaun serta
teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah
memberikan doa dan dukungan serta partisipasi yang sangat besar dalam
penyusunan Skripsi ini sehingga dapat terselesaikan.
Pada penyusunan Skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh
sebab itu Penulis hargai keritik dan saran yang bersifat konstruktif sehingga dapat
mendorong kesempurnaan Skripsi ini. Akhirnya semoga Allah SWT memberikan
rahmat dan kemanfaatan yang banyak atas penulisan Skripsi ini dan menjadikan
kita hamba-Nya yang pandai mensyukuri nikmat-Nya Amin YaRabbal’Alamin.
Makassar, februari 2020
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ................................................................................................ i
HALAMAN JUDUL .................................................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN.. ................................................................................. iii
HALAMAN KOMISI PENGUJI ............................................................................. iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................................................... v
HAK CIPTA .............................................................................................................. vi
ABSTRAK ................................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR. ........................................................................................... .viii
DAFTAR ISI ............................................................................................................. ..x
DAFTAR TABEL.................................................................................................... .xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xiv
I. PEDAHULUAN ...................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................ 3
1.3. Tujuan Penelitian .............................................................................................. 3
1.4. Manfaat Penelitian ........................................................................................... 3
II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 4
2.1. Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) ................................................................... 4
2.2. Kemiri (Aleurites moluccanus) ........................................................................ 5
2.2.1.Pengertian Kemiri ................................................................................... 5
2.2.2.Klasifikasi Kemiri ................................................................................... 6
2.3. Pertumbuhan Tanaman ..................................................................................... 7
2.3.1. Jumlah Daun ........................................................................................... 8
2.3.2. Tinggi ..................................................................................................... 9
2.3.3. Diameter ............................................................................................... 10
2.4. Media Tanam .................................................................................................. 10
2.4.1. Media Tanam Sekam Padi .................................................................... 11
2.4.2. Media Tanam Serbuk Kayu Merbau .................................................... 12
2.5. Kayu Merbau (Insia bijuga) ........................................................................... 14
2.6. Kerangka Pikir .............................................................................................. 116
III. METODE PENELITIAN ................................................................................. 17
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................................ 17
3.2. Alat dan Bahan ............................................................................................... 17
3.3. Jenis Data ....................................................................................................... 18
3.4. Prosedur Penelitian ......................................................................................... 18
3.5. Pelaksanaan Penelitian ................................................................................... 19
3.6. Analisis Data .................................................................................................. 20
IV. KEADAAN UMUM LOKASI
4.1. Gambaran Umum Lokasi Persemaian CV. Agritech Indonesia ..................... 22
4.2. Gambaran Umum Kecamatan Biringkanaya .................................................. 22
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1.Hasil dan Pembahasan ..................................................................................... 26
5.1.1. Tinggi Tanaman ................................................................................... 26
5.1.2. Jumlah Daun ........................................................................................ 29
5.1.3. Diameter ............................................................................................... 31
VI.PENUTUP
6.1. Kesimpulan ..................................................................................................... 34
6.2. Saran ............................................................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
No. Teks Halaman
1. Analisis Sidik Ragam Tinggi Tanaman (cm) ................................................... 26
2. Uji lanjut beda nyata jujur (BNJ) 5% ............................................................... 27
3. Tinggi tanaman kemiri (Aleurites moluccana) .......................................................................... 28
4. Analisis sidik ragam jumlah daun tanaman ...................................................... 29
5. Jumlah daun tanaman kemiri (Aleurites moluccana) ....................................... 30
6. Analisis sidik ragam diameter tanaman kemiri…………………………. ....... 32
7. Diameter tanaman kemiri (Aleurites moluccana) ............................................ 32
DAFTAR GAMBAR
No Teks Halaman
1. Kerangka Pikir ..................................................................................................... 16
2. Rata-rata tinggi tanaman .................................................................................... 28
3. Rata-rata jumlah daun tanaman kemiri .............................................................. 28
4. Rata-rata diameter tanaman kemiri .................................................................... 33
DAFTAR LAMPIRAN
No Teks Halaman
1.Data Primer ............................................................................................... 36
2.Olah Data Statistik .................................................................................... 37
3.Analisis Sidik Ragam ................................................................................ 38
4.Surat Izin Penelitian .................................................................................. 43
5.Dokumentasi Penelitian ............................................................................ 44
6.Tabel Distribusi Frekuensi ........................................................................ 50
7.F.Tabel 5% dan F.Tabel 1%. .................................................................... 46
8.Titik Persentase Distribusi t (df = 1 – 40) ................................................. 46
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Hutan menurut Undang – Undang tentang Kehutanan Nomor 41 tahun
1999 adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya
alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya
yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahklan dan dibagi beberapa jenis hutan.
Hutan sebagai sistem sumberdaya alam memiliki potensi untuk memberi
manfaat multiguna, di samping hasil kayu, hutan dapat memberi manfaat berupa
hasil hutan bukan kayu dan lingkungan. Hasil riset menunjukkan bahwa hasil
hutan kayu dari ekosistem hutan hanya sebesar 10 % sedangkan sebagian besar
(90%) hasil lain berupa hasil hutan bukan kayu (HHBK) yang selama ini belum
dikelola dan dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
HHBK dari ekosistem hutan sangat beragam jenis sumber penghasil
maupun produk serta produk turunan yang dihasilkannya. Sesuai Peraturan
Menteri Kehutanan Nomor P.35/Menhut/2007 tentang Hasil Hutan Bukan Kayu,
maka dalam rangka pengembangan budidaya maupun pemanfaatannya HHBK
dibedakan dalam HHBK nabati dan HHBK hewani. HHBK nabati meliputi
semua hasil non kayu dan turunannya yang berasal dari tumbuhan dan tanaman
salah satunya adalah adalah kemiri .
Hal yang paling utama dalam kegiatan pembibitan di CV. AGRI TECH
dilakukan dibagian nursery. Tujuan utama pembangunan nursery yaitu sebagai
penyedia bibit untuk ditanam dilahan tersebut, di pembibitan salah satu
pendukung tumbuh suburnya bibit yaitu media tanam. Komposisi media tanam di
CV. AGRI TECH INDONESIA adalah tanah top soil, pasir uruk,sekam padi, dan
serbuk kayu Merbau.
Tanaman kemiri ( Aleurites moluccana) tersebar luas didaerah tropis dan
sub tropis, ada sebelah timur asia hingga Fiji di kepulauan fasifik. Tanaman
kemiri adalah tanaman berpohon besar dengan ketinggian dapat mencapai 25-40
meter, tumbuh dipergunungan pada ketinggian 1.200 meter dari permukaan laut.
(Paimin, F.R., 1994).
Perlakuan pratanaman pada kemiri tidak hanya menggunakan asam sulfat
pada pelunakan biji, tetapi juga media tanam untuk pertumbuhan kecamba. Media
tanam yang baik adalah media yang mampu menyediakan air dan unsur hara
dalam jumlah cukup bagi pertumbuhan tanaman. Media yang digunakan adalah
campuran pasir, tanah, dan serbuk kayu merbau.
Media tanam bertekstur pasir sangat mudah diolah, tanah jenis ini
memiliki aerasi ( ketersediaan rongga udara ) dan drainase yang baik, namun
memiliki luas permukaan kumulatif yang relatif kecil, sehingga kemampuan
penyimpanan air sangat rendah atau tanahnya lebih cepat kering. Pasir
mempunyai tekstur yang halus sehingga memberikan ruang yang baik bagi
pertumbuhan akar. Input pasir dapat menjaga struktur tanah tetap remah dan
gembur. Menurut (Muliati, 2009) keunggulan media tanam pasir adalah
kemudahan dalam penggunaan yang dapat meningktkan system airasi dan
drainase media tanam. Selain mengunakan media pasir dapat juga menggunakan
media tanah dan serbuk kayu merbau.
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana pengaruh
pertumbuhan tanaman Kemiri (Aleurites moluccana) dengan pemberian serbuk
kayu merbau pada media tanam.
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan
Tanaman kemiri (Aleurites moluccana) dengan pemberian serbuk kayu merbau
pada media tanam.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat untuk
memberikan informasi sebagai berikut:
1. Sebagai bahan informasi dalam pemanfaatan media tanam serbuk kayu
merbau
2. Sebagai bahan informasi untuk peneliti selanjutnya
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK)
Menurut Peraturan Menteri No. P35/ Menhut-II/ 2007, Hasil Hutan Bukan
Kayu yang selanjutnya disingkat HHBK adalah hasil hutan hayati baik nabati
maupun hewani beserta produk turunan dan budidaya kecuali kayu (Menhut,
2007). Dalam upaya mengubah haluan pengelolaan hutan dari timber extraction
menuju sustainable forest management, Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) atau
Non Timber Forest Products (NTFP) memiliki nilai yang sangat strategis.Hasil
Hutan Bukan Kayu (HHBK) merupakan salah satu sumber daya hutan yang
memiliki keunggulan komparatif dan bersinggungan langsung dengan masyarakat
sekitar hutan.Sehingga, tidak dipungkiri lagi bahwa masyarakat di dalam maupun
di sekitar kawasan hutan berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan
hasil hutan bukan kayu (Sihombing, 2011).
Pemanfaatan hasil hutan bukan kayu adalah kegiatan untuk memanfaatkan
dan mengusahakan hasil hutan berupa bukan kayu dengan tidak merusak
lingkungan dan tidak mengurangi fungsi pokoknya. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil
Hutan Bukan Kayu (IUPHHBK) yang tertuang pada Pasal 1 (13) dalam Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia No. 3 Tahun 2008 yang merupakan revisi dari
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 6 Tahun 2007, adalah izin usaha
yang diberikan untuk memanfaatkan hasil hutan bukan kayu dalam hutan alam
pada hutan produksi melalui kegiatan pemanenan atau penebangan, pengayaan,
pemeliharaan, dan pemasaran(Kemenhut, 2007).
2.2. Kemiri (Aleurites moluccana)
2.2.1. Pengertian kemiri
Kemiri (Aleurites moluccana) merupakan salah satu pohon serbaguna
yang sudah dibudidayakan secara luas di dunia. Jenis ini merupakan jenis asli
Indo-Malaysia dan sudah diintroduksikan ke Kepulauan Pasifik sejak jaman
dahulu. Di Indonesia, kemiri telah lama ditanam, baik untuk tujuan komersial
maupun subsisten untuk menunjang kehidupan masyarakat sehari-hari, terutama
bagi masyarakat Indonesia bagian timur. Jenis ini dapat digunakan untuk berbagai
tujuan. bijinya dapat digunakan sebagai bahan media penerangan, masakan dan
obat-obatan, sedangkan batangnya dapat digunakan untuk kayu. (Krisnawati.H,
2011)
Pohon tinggi mencapai 40 m dan gemang hingga 1,5 m. Daun muda,
ranting, dan karangan bunga dihiasi dengan rambut bintang yang rapat, pendek,
dan berwarna perak mentega; seolah bertabur tepung. Daun tunggal, berseling,
hijau tua, bertangkai panjang hingga 30 cm, dengan sepasang kelenjar di ujung
tangkai. Helai daun hampir bundar, bundar telur, bundar telur lonjong
,berdiameter hingga 30 cm, dengan pangkal bentuk jantung, bertulang daun
menjari hanya pada awalnya, bertaju 3-5 bentuk segitiga di ujungnya. Bunga
berkelamin tunggal, putih, bertangkai pendek. Bunga betina berada di ujung malai
payung tambahan; bunga jantan lebih kecil dan mekar lebih dahulu berada di
sekelilingnya, berjumlah lebih banyak. Kelopak bertaju 2-3; mahkota bentuk
lanset, bertaju-5, panjang 6-7 mm pada bunga jantan, dan 9-10 mm pada bunga
betina. Buah batu agak bulat telur gepeng, 5-6 cm x 4-7 cm, hijau, berdaging
keputihan, tidak memecah, berbiji-2 atau 1. Biji bertempurung keras dan tebal,
agak gepeng, hingga 3 cm x 3 cm (Steenis, 1981).
Hampir semua bagian dari pohon kemiri seperti daun, buah, kulit kayu,
batang, akar, getah dan bunganya dapat dimanfaatkan. Pemanfaatannya untuk
obat-obatan tradisional, penerangan, bahan bangunan, bahan pewarna, bahan
makanan, dekorasi maupun berbagai kegunaan lain (Heyne 1987).
2.2.2 Klasifikasi Kemiri (Aleurites moluccana)
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Aleurites
Spesies : Aleurites moluccana
2.3. Pertumbuhan Tanaman
Pertumbuhan adalah proses kenaikan volume yang bersifat irreversibel
(tidak dapat balik), dan terjadi karena adanya pertambahan jumlah sel dan
pembesaran dari tiap-tiap sel. Pada proses pertumbuhan biasa disertai dengan
terjadinya perubahan bentuk. Pertumbuhan dapat diukur dan dinyatakan secara
kuantitatif. Sedangkan perkembangan adalah proses menuju dewasa. Proses
perkembangan berjalan sejajar dengan pertumbuhan. Berbeda dengan
pertumbuhan, perkembangan merupakan proses yang tidak dapat diukur.
Perkembangan bersifat kualitatif, tidak dapat dinyatakan dengan angka (Adsense,
2016)
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman merupakan proses yang penting
dalam kehidupan dan perkembangbiakan suatu spesies. Pertumbuhan dan
perkembangan berlangsung secara terus-menerus sepanjang daur hidup,
tergantung pada hasil asimilasi, hormon, dan substansi pertumbuhan lainnya, serta
lingkungan yang mendukung (Gardner et al., 1991 dalam Widia, 2008).
Pertumbuhan berarti pertambahan ukuran. Karena organisme multisel tumbuh dari
zigot, pertambahan ini bukan hanya dalam volume, tetapi juga dalam bobot,
jumlah sel, banyaknya protoplasma dan tingkat kerumitan. Tahapan dalam
pertumbuhan dan perkembangan sel meliputi tiga peristiwa, yaitu pembelahan sel,
pembesaran sel, dan diferensiasi sel (Salisbury dan Ross, 1995 dalam Widya
Anggit 2008)
2.3.1. Jumlah Daun
Pemberian perlakuan kompos memberikan pengaruh yang nyata
terhadap banyaknya jumlah daun pada tanaman. Hal ini disebabkan karena pupuk
kompos yang berasal dari sisa-sisa sampah organik seperti daun-daun
mengandung sejumlah unsur hara dan bahan organik yang dapat memperbaiki
sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Ketersediaan hara dalam tanah, struktur tanah
dan tata udara tanah yang baik sangat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan akar serta kemampuan akar tanaman dalam menyerap unsur hara
(Nindita, 2017).
Ketebalan dan luas daun sangat dipengaruhi oleh intensitas cahaya yang
diterimanya. Semakin rendah intensitas cahaya yang diterima suatu tanamaan mak
semakin lebar daun-daun tanaman tersebut. Hal ini sudah banyak dilakukan
penelitian dan hasilnya adalah tanaman yang ditanam di area ternaung dari cahaya
matahari akan memiliki luas daun yang lebih lebar. Secara naluriah tanaman akan
melebarkan daunnya untuk menangkap cahaya sebanyak mungkin pada saat
cahaya sulit untuk didapatkan. Hal ini agar metabolisme tanaman melalui proses
fotosintesis tetap dapat memenuhi kebutuhan tanaman untuk tumbuh. Sebaliknya
tanaman yang ditanam pada area terbuka yang memungkinkan tanaman mendapat
banyak cahaya matahari, akan memiliki luas daun yang tidak terlalu luas,
melainkan akan mempunyai ketebalan yang lebih (Agroteknologi a, 2017)
Humphries dkk dalam Gardner dkk (1991) dalam Anis (2012)
mengatakan bahwa jumlah daun dan ukuran daun dipengaruhi oleh genotipe dan
lingkungan. Posisi daun pada tanaman yang terutama dikendalikan oleh genotipe,
juga mempunyai pengaruh nyata terhadap laju pertumbuhan daun, dimensi akhir
dan kapasitas untuk merespon kondisi lingkungan yang lebih baik seperti
ketersediaan air. Tanaman yang mampu menghasilkan fotosintat yang lebih tinggi
akan mempunyai banyak daun, karena hasil fotosintat akan digunakan untuk
membentuk organ seperti daun dan batang, sejalan bertambahnya berat kering
tanaman (Hasanuddin dkk dalam Firda 2009 dalam Anis 2012).
2.3.2. Tinggi
Cahaya berperan penting dalam proses fotosintesis. Apabila makanan yang
dihasilkan dari proses fotosintesis berkurang atau bahkan tidak ada, jaringan
menjadi mati karena kekurangan makanan. Namun demikian cahaya yang
dibutuhkan tumbuhan jumlahnya tidak boleh terlalu banyak. Cahaya yang
berlebihan justru akan menghambat pertumbuhan. Demikian juga kekurangan
cahaya juga berakibat buruk bagi tanaman. Contoh akibat dari hasil fotosintesis
yang berkurang misalnya tanaman yang tumbuh di ruangan gelap, ukuran
batangnya jauh lebih panjang dibandingkan tumbuhan yang memperoleh cukup
cahaya matahari. Tanaman ini berwarna pucat dengan batang lemah dan kurus.
Pertumbuhan dalam tempat gelap semacam ini disebut etiolasi(Sembiring dan
Sudjino, 2009). Meningginya tanaman karena intensitas cahaya yang rendah
disebabkan oleh gerakan pertumbuhan tanaman untuk mencari sumber cahaya
(Agoteknologi b, 2017)
Gardner dkk (1991) dalam Tatik Anis 2012 menjelaskan bahwa proses
pertambahan tinggi terjadi karena peningkatan jumlah sel serta pembesaran
ukuran sel. Tanaman yang mengalami defisit (kekurangan) air, turgor pada sel
tanaman menjadi kurang maksimum, akibatnya penyerapan hara dan pembelahan
sel terhambat. Sebaliknya jika kebutuhan air tanaman dapat terpenuhi secara
optimal maka peningkatan pertumbuhan tanaman akan maksimal karena produksi
fotosintat dapat dialokasikan ke organ tanaman. Fitter dkk (1998) dalam Tatik
Anis (2012) menjelaskan terganggunya biosintesis protein dan klorofil akibat
cekaman air mempengaruhi laju pertumbuhan tanaman.
2.3.3. Diameter
Melebarnya diameter tanaman disebabkan oleh intensitas cahaya yang
berlebihan sehingga tanaman tidak perlu untuk menambah tinggi untuk mencari
sumber cahaya. Ada beberapa jenis tanaman yang pertumbuhannya terpengaruh
oleh cahaya justru bereaksi sebaliknya. Tanaman tersebut akan meninggi seiring
intensitas cahaya yang banyak, atau ditanam di area terbuka, dan akan tumbuh
melebar jika ditanam di area tertutup yang minim cahaya. (Agroteknologi b,
2017). Tumbuhan sangat memerlukan cahaya (sinar), sehingga pada kondisi
dimana tumbuhan cukup mendapatkan cahaya untuk aktivitas fisiologisnya,
tumbuhan cenderung melakukan pertumbuhan ke samping (pertumbuhan
diameter) (Adsense, 2016)
2.4. Media Tanam
Media Tanam merupakan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan tanaman. Media yang dapat digunakan yaitu tanah, pasir, sekam
padi, dan serbuk Kayu Merbau Tanah memiliki kemampuan dalam menahan dan
menyerap air yang tinggi tetapi memiliki porositas dan aerasi yang rendah.
2.4.1. Media Tanam Sekam padi
Sekam padi adalah kulit biji padi (Oryza sativa) yang sudag digiling.
Sekam padi yang biasa digunakan bisa beruap sekam bakar atau sekam mentah
(tidka dibakar). Sekam bakar dan sekam mentah memiliki tingkat porositas yang
sama. Sebagai media tanam, keduanya berperan penting dalam perbaikan struktur
tanah sehingga system aerasi dan drainase di media tanam menajdi lebih baik.
Penggunaan sekam bakar untuk media tanam tidka perlu disterilisasi lagi karena
mikroba pathogen telah mati selama proses pembakaran. Selain itu, sekam bakar
juga memiliki kandungan karbon (C) yang tinggi sehingga membuat media tanam
ini menjadi gembur. Namun, sekam bakar cenderung mudah lapuk. Sementara
kelebihan sekam mentah sebagai media tanam yaitu mudah mengikat air, tidak
mudah lapuk, merupakan sumber kalium (K) yang dibutuhkan tanaman, dan tidak
mudah menggumpal atau memadat sehingga akar tanaman dapat tumbuh dengan
sempurna. Namun, sekam padi mentah cenderung miskin akan unsure
hara.(Tonie, 2015)
Kusmarwiyah dan Erni (2011) dalam Arif dan Kafiar (2015) menyatakan
bahwa media tanah yang ditambah arang sekam dapat memperbaiki porositas
media sehingga baik untuk respirasi akar, dapat mempertahankan kelembaban
tanah, karena apabila arang sekam ditambahkan ke dalam tanah akan dapat
mengikat air, kemudian dilepaskan ke pori mikro untuk diserap oleh tanaman
dan mendorong pertumbuhan mikroorganisme yang berguna bagi tanah dan
tanaman. Sukaryorini dan Arifin (2007) dalam Irawan Arif dan Yeremias Kafiar
(2015) juga menyampaikan bahwa arang sekam mampu memberikan respons
yang lebih baik terhadap berat basah tanaman maupun berat kering tanaman.
Karakteristik arang sekam padi adalah memiliki sifat lebih remah dibanding
media tanam lainnya (Agustin et al.2014 dalam Arif dan Kafiar 2015).
Sifat inilah yang diduga memudahkan akar bibit cempaka wasian yang
diuji dapat menembus media dan daerah pemanjangan akar akan semakin besar
serta dapat mempercepat perkembangan akar. Berdasarkan persentase perbedaan
peningkatan pertumbuhan juga dapat diketahui bahwa berat kering akar memiliki
nilai peningkatan yang lebih besar jika dibandingkan dengan peningkatan berat
kering pucuknya. Hal ini dapat menunjukkan bahwa penambahan arang sekam
memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap peningkatan perkembangan akar
bibit cempaka wasian dibandingkan bagian pucuknya yang efeknyajuga positif
terhadap pertumbuhan tajuk.
2.4.2. Media Tanam Serbuk Kayu Merbau
Serbuk kayu merbau berasal dari kayu yang sudah dihancurkan
menggunakan mesin penghancur kayu yang kemudian menjadi serbuk kecil –
kecil atau bisa menggunakan limbah gergaji kayu dari industri kayu. Pemanfaat
serbuk kayu seperti sangat berdampak positif untuk lingkungan, apalagi
pemanfaatan sebagai media tanam sangat membantu dalam kelangsungan
pertumbuhan tanaman karena serbuk kayu memiliki unsur hara seperti tanah,
namun biasanya tanaman yang ditanam dengan media tanam serbuk kayu ini
ukurannya tidak terlalu besar. Serbuk kayu sebagai media tanam biasanya
digunakan jika menanam menggunakan pot atau polybag. Serbuk ini juga dipilih
karena teksturnya yang ringan, sehingga akar akan lebih cepat tumbuh dan
berkembang. Kelebihan serbuk kayu sebagai media tanam lainnya adalah
memiliki kadar porositas (tingkat pori tanah) yang tinggi namun masih bisa diatur
kepadatanya. Sehingga anda bisa mendapatkan tingkat porositas yang anda
inginkan dengan mengatur rasio air yang diberikan. Namun, disamping kelebihan
serbuk kayu sebagai media tanam. Ada juga beberapa kekurangan dari serbuk
kayu ini, yaitu serbuk kayu ini sangat mudah diserang jamur. Jika dibiarkan
terlalu lama dalam keadaan lembab maka tanaman yang ditanam dengan media
serbuk kayu ini akan mati. Jadi pastikan tanaman yang bermedia serbuk kayu itu
mendapatkan intensitas cahaya yang cukup (Tonie, 2015)
Serbuk kayu yang baik adalah serbuk kayu yang berasal dari kayu keras
dan tidak banyak mengandung minyak ataupun getah. Namun demikian serbuk
kayu yang banyak mengandung minyak ataupun getah dapat pula di gunakan
sebagai media dengan cara merendamnya lebih lama sebelum proses lebih lanjut
(Suhartini, 2007).
2.5.Kayu Merbau (Intsia bijuga)
Klasifikasi Ilmiah
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Sub Famili : Caesalpinioideae
Genus : Intsia
Spesies : I.bijuga
Kayu Merbau (intsia bijuga) adalah nama sejenis pohon penghasil kayu
keras berkualitas tinggi anggota suku fabaceae (Leguminosae). karena
kekerasannya, di wilayah Maluku dan Papua barat kayu ini juga dinamai kayu
besi. Di Papua Nugini, kayu ini di kenal sebagai kwila.
Kayu Merbau termasuk ke dalam golongan kayu berat (BJ 0,63-1,04 pada
kadar air 15%) dan kuat (kelas kuat I-II). Kayu ini memiliki penyusutan yang
sangat rendah , sehinggah tidak mudah menimbulkan cacat apabila di keringkan.
Merbau juga awet: daya tahan terhadap jamur pelapuk kayu termassuk kelas I dan
terhadap rayap kayu kering termasuk kelas II. Kayu merbau termasuk tahan
terhadap penggerek laut (teredo), sehinggah acap di gunakan pula dalam
pekerjaan konstruksi perairan.
Merbau termasuk tidak sulit digeregaji, dapat di serut dengan mesin
sampai halus, diampals dan dipelitur dengan memuaskan, namun kurang baik
untuk dibubut. Kayu ini biasanya juga pecah apabilah di paku, dan dapat
menimbulkan noda hitam apabilah berhubungan dengan besi atau terkena air.
Bayam (Intsia bijuga O. Kuntze) merupakan salah satu jenis tumbuhan
hutan pantai dan hutan hujan tropika dataran rendah di indonesia. Jenis tersebut
dapat menghasilkan kayu komersial dengan nilai ekonomi tinggi (Tuheteru,
2010).
Merbau (Intsia bijuga O. Kuntze) anggota famili Fabaceae merupakan
salah satu jenis tanaman hutan yang bernilai ekonomis, karena kualitas kayu
merbau sangat baik dan mempunyai penampilan/tekstur yang menarik (Bramasto
dkk, 2011).
Didasarkan pada sifat kuat dan awet, kayu bayam saat ini dianggap
sebagai jenis kayu paling berharga di daerah Asia Tenggara, dan biasanya
dimanfaatkan untuk bahan bangunan rumah, jembatan, perkapalan, perabot
rumah, veneer, jendela, pintu, dan lain-lain. Secara tradisional jenis kayu ini
banyak digunakan oleh masyarakat lokal untuk bahan ukiran, perahu, dan bahan
bangunan rumah tradisional (Tuheteru, 2010).
2.6. Kerangka Pikir
Kemiri
Tinggi Tanaman
Pengaruh Pertumbuhan
Tanaman Kemiri Terhadap
Pemberian Media Tanam
Serbuk Kayu Merbau
Media Tanam
Serbuk Kayu
Merbau
A. 25%
B. 35%
C. 15%
Jumlah Daun
Pasir
A. 25%
B. 15%
C. 35%
Tanah
A. 50%
B. 50%
C. 50%
Diameter
Kontrol
- 50%
- 25%
- 25%
III. METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di PT AGRI TECH Kel.berua kec.
Biringkanaya, kota Makassar selama kurang lebih 2 bulan yakni dari bulan
November-Januari 2019.
3.2. Alat dan Bahan
3.2.1. Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Kertas Label
2. Calipper, untuk mengukur diameter
3. Mistar ukur yang digunakan untuk mengukur tinggi bibit
4. Tally sheet
5. Timbangan untuk menimbang berat media tanam
6. Sekop untuk mengaduk campuran media tanam
7. Bambu atau patok
8. Polybag
9. Alat tulis menulis yang digunakan untuk mencatat data
10. Kamera digital yang digunakan untuk mendokumentasikan kegiatan
3.2.2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bibit Kemiri
(Aleurites molucanna) yang merupakan bibit yang disemaikan di CV. AGRI
TECH INDONESIA dan media tanam berupa tanah top soil, pasir, dan serbuk
kayu merbau.
3.3. Jenis Data
3.3.1. Data Primer
Data Primer adalah data yang diperoleh melalui observasi langsung di
lapangan yaitu di Nursery CV. AGRI TECH INDONESIA tentang pertumbuhan
tanaman kemiri dengan parameter tinggi tanaman, diameter dan jumlah daun.
3.4. Prosedur Penelitian
Sebelum melakukan penelitian adapun langkah-langkah yang harus
dilakukan yaitu menyiapkan bahan yang akan digunakan, ada tiga komponen yang
digunakan diantaranya tanah top soil, pasir, dan serbuk kayu merbau. Dalam
penelitian ini ada 3 komposisi yang akan digunakan yaitu
1. Komposisi (A) tanah 50%, pasir 25%, serbuk kayu merbau 25%
dengan 3x ulangan dan menggunakan 10 sampel bibit kemiri.
2. Komposisi (B) tanah 50%, pasir 15%, serbuk kayu merbau 35%
dengan 3x ulangan dan menggunakan 10 sampel bibit kemiri.
3. Komposisi (C) tanah 50%, pasir 35%, dan serbuk kayu merbau 15%
dengan 3x ulangan dan menggunakan 10 sampel bibit kemiri.
3.5. Pelaksanaan Penelitian
1. Persiapan Bahan
Media yang digunakan untuk penanaman berupa top soil, pasir, dan serbuk
kayu merbau yang dicampur lalu dipindahkan ke dalam polybag.
2. Penyapihan
Penyapihan bibit Kemiri yang disemaikan di Nursery CV. AGRI TECH
INDONESIA dilakukan pada polybag yang telah diisi dengan komposisi top soil,
pasir dan serbuk kayu merbau sesuai dengan rancangan percobaan.
3. Pemeliharaan
Pemeliharaan meliputi penyiraman dan penyiangan. Penyiraman dilakukan
2 kali sehari yaitu pagi hari dan sore hari. Penyiangan dilakukan dengan cara
mencabut gulma yang tumbuh di dalam polybag.
4. Pengamatan dan Pengukuran
a. Tinggi
Pengukuran tinggi bibit dilakukan setelah penyapihan, selanjutnya
dilakukan tiap 10 hari selama 2 bulan. Pengukuran dilakukan dengan
menggunakan mistar, mulai dari pangkal batang yang sudah ditandai
sebelumnya (± 1 cm diatas media) hingga titik tumbuh pucuk apikal.
b. Jumlah Daun
Pengukuran pertambahan jumlah daun dilakukan dengan menghitung
jumlah daun yang terbuka sempurna setelah penyapihan, selanjutnya tiap 10
hari selama 2 bulan.
c. Diameter batang
Pengukuran diameter semai dilakukan dengan menggunakan caliper,
diukur pada pangkal batang yang telah ditandai sama seperti pada
pengukuran tinggi. Pengukuran diameter semai dilakukan setelah
penyapihan, selanjutnya tiap 10 hari selama 2 bulan.
3.6. Analisis Data
Model matematis untuk rancangan RAL adalah sebagai berikut:
Yijk = µi + τi + ὲij + δijk
Dimana :
i : 1,2,3,........., t
j : 1,2,3,........., r
k : 1,2,3,........., s
Yijk : Nilai pengamatan ke-k dalam satuan percobaan ke-j yang
memperoleh perlakuan ke-i
µi : Nilai tengah umum (populasi)
τi : Pengaruh aditif perlakuan ke-i
ὲij : Pengaruh galat pada satuan percobaan dari perlakuan
ke-i pada pengamatan ke-j
δijk : Pengaruh galat pada pengamatan ke-k dalam kelompok
ke-j dan memperoleh perlakuan ke-i
Tabel 1. Analisis Sidik Ragam
Sumber
Keragaman
Derajat
Bebas DB
Jumlah
Kuadrat JK
Kuadrat
Tengah KT
F.Hit F.
Tabel
5
%
1
%
Perlakuan
(antar
perlakuan)
t-1 JKP KTP JKP /
KTP
Galat t(r-1) JKG KTG
Total rt-1 JKT - -
Hipotesis untuk perlakuan dan kelompok yang diajukan adalah:
H0 : τ1 = τ2 = τ3 =............ = τt = 0 (Berarti tidak ada pengaruh perlakuan
terhadap respon)
H1 : τ1 ≠ τ2 ≠ τ3 ≠..............≠ τt ≠ 0 (Berarti ada pengaruh perlakuan
terhadap respon)
IV. KEADAAN UMUM LOKASI
4.1 Gambaran Umum Lokasi Persemaian CV. Agritech Indonesia
Lokasi persemaian CV. Agritech Indonesia terletak di Kelurahan
Berua, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar, dengan luas persemaian
Kurang lebih 1 Ha. Kegiatan persemaian dilakukan sejak tahun 2018. Adapun
bibit yang mendominasi lokasi persemaian yakni Kemiri (Aleurites
Moluccana) .
4.2 Gambaran Umum Kecamatan Biringkanaya
4.2.1 Keadaan Wilayah
Kecamatan Biringkanaya merupakan salah satu dari 14 Kecamatan di
kota Makassar dengan luas wilayah 48,22 km2 , kecamatan ini berbatasan
dengan Kecamatan Ujung Tanah di sebelah utara, Kecamatan Tallo di
sebelah timur, Kecamatan Makassar di sebelah selatan dan di sebelah barat
berbatasan dengan Kecamatan Ujung Pandang. Kecamtan Biringkanaya
merupakan daerah bukan pantai dengan topografi ketinggian antara
permukaan laut. Kecamatan Biringkanaya terdiri dari 7 kelurahan yaitu
Kelurahan Paccerakkang, Kelurahan Daya, Kelurahan Pai, Kelurahan
Sudiang Raya, Kelurahan Sudiang, Kelurahan Bulurokeng dan Kelurahan
Untia. Menurut jaraknya, letak masing-masing kelurahahan ke ibukota
kecamatan berkisar anatara 1-2 km.
4.2.2 Keadaan Penduduk
Keadaan Penduduk Menurut data kependudukan pada tahun 2009,
jumlah penduduk di Kecamatan Biringkanaya adalah sekitar 130.651 jiwa
dengan jumlah penduduk laki-laki sekitar 62.660 jiwa dan jumlah
penduduk perempuan sekitar 67.991 jiwa. Denga rasio jenis kelamin
adalah sekitar 92,16 persen yang berarti setiap 100 orang penduduk
perempuan terdapat sekitar 92 orang penduduk laki-laki.
4.2.3 Sarana dan Prasarana
1. Pendidikan
Pendidikan Pada tahun ajaran 2008 / 2009 jumlah TK di Kecamatan
Biringkanaya adalah 74 sekolah dengan 3.552 orang murid dan 285
orang guru. Pada tingkat SD, baik negeri maupun swasta berjumlah
sebanyak 48 sekolah dengan 19.765 orang murid dan 634 orang
guru. Untuk tingkat SMP sebanyak 25 sekolah dengan 13.890 orang
murid dan 509 orang guru. Sedangkan untuk tingkat SMA tedapat 9
sekolah dengan 3.378 orang murid dan 212 guru. selain itu terdapat
juga sekolah yang berada dibawah naungan Departemen Agama
yaitu Madrasah Ibtidayah terdapat 4 sekolah dengan 723 orang
murid dan 29 orang guru.
2. Kesehatan
Jumlah sarana kesehatan tahun 2009 di Kecamatan Biringkanaya
tercatat 2 rumah sakit umum / khusus, 2 pusksmas, 8 pustu, 1
BKIA, 7 rumah bersalin dan 88 posyandu. Untuk tenaga medis
tercatat 59 orang Dokter Umum, 9 Dokter Gigi dan 73 orang
Paramedis yang terdiri dari 30 orang Bidan, 31 orang Perawat /
Mantri, dan 12 orang Dukun bayi.
3. Agama
Mayoritas penduduk Kecamatan Biringkanaya adalah beragama
Islam, menyusul agama Protestan dan Katolik. Jumlah tempat
ibadah di Kecamatan Biringkanaya cukup memadai, terdapat 133
buah Mesjid, 7 buah Langgar / surau dan 8 buah Gereja.
4.2.4 Struktur Organisasi
Sebelum, dikemukakan struktur organisasi Kecamatan Biringkanaya
Kota Makassar, terlebih dahulu harus dipahami pengertian struktur
organisasi secara teoritis agar memudahkan dalam meneelah
pembahasan selanjutnya. Struktur oraganisasi menurut The Leang
Gie (1976) adalah sebagai berikut “ Struktur organisasi adalah yang
menunjukkan segenap tugas pekerjaan untuk mencapai tujuan
organisasi, hubungan antara fungsi-fungsi tersebut serta wewenang
dan tanggung jawab anggota organisasi yang memikul tiap-tiap
tugas pekerjaan itu”. Berdasarkan pengertian tersebut di atas, maka
jelaslah kiranya betapa besar peranan organisasi secara keseluruhan
di dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Ditinjau dari sudut organisasi, maka pemerintah Kecamatan
Biringkanaya Kota Makassar merupakan salah satu wujud organiasi
di dalam lembaga pemerintah yang mempunyai tugas dan fungsi
dalam proses pencapaian tujuan nasional.
Adapun susunan atau struktur organisasi kantor Kecamatan
Biringkanaya Kota Makassar dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Camat adalah Kepala Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar
2. Sekretariat Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar memimpin
unit kerja yang terdiri dari :
a. Urusan perencanaan
b. Urusan Umum
3. Seksi Pemerintahan
a. Sub Seksi Pemerintahan Umum dan Kelurahan
b. Sub Seksi Kependudukan
c. Sub Seksi Ketentraman dan Ketertiban
4. Seksi Pembangunan Masyarakat Kelurahan, terdiri dari :
a. Sub Seksi Sarana, Prasarana dan Pelayanan Umum
b. Sub Seksi Perekonomian, Produksi dan Distribusi;
c. Sub Seksi Kesejahteraan Sosial dan Lingkungan Hidup;
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil dan Pembahasan
5.1.1. Tinggi Tanaman
Berdasarkan hasil penelitian pengaruh pemberian serbuk kayu merbau pada
media tanam CV. Agritech Indonesia terhadap pertumbuhan tinggi tanaman
kemiri (Aleurites moluccana) dapat diketahui dengan melaksanakan analisis sidik
ragam. Hasil analisis sidik ragam tinggi tanaman dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel .1 Analisis Sidik Ragam Tinggi Tanaman
Sumber
Keragaman
Derajat
Bebas
(Db)
Jumlah
Kuadrat
(JK)
Kuadrat
Tengah
(KT)
F.Hitung F.Tabel
5% 1%
Perlakuan 3 75,02 25,01 6,28 * 4,07 7,59
Galat 8 31,87 3,98
Total 11 106,89
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2019
Keterangan : * = berpengaruh nyata
Tabel 1. menunjukkan adanya pengaruh yang berbeda nyata pada tinggi
tanaman terhadap perlakuan yang diberikan, dimana F hit > F tabel pada taraf 5%
sehingga perlu dilakukan uji lanjut dengan menggunakan beda nyata jujur (BNJ).
Tabel 2. Uji lanjut beda nyata jujur (BNJ) 5%
Perlakuan rata-rata
(cm) BNJ
Rata-
rata+Bnj
(cm)
Symbol
Komposisi A 10,11 5,214 15,33 A
Komposisi B 14,83 5,214 20,05 B
Komposisi C 16,72 5,214 21,94 B
Kontrol 12,33 5,214 17,55 B
Sumber: Data primer Setelah Diolah 2019
Berdasarkan Tabel.2 hasil uji lanjut beda nyata jujur (BNJ) 5%
Dapat disimpulkan bahwa komposisi A (tanah 50% pasir 25% serbuk kayu
merbau 25%), komposisi B ( tanah 50% pasir 15% serbuk kayu merbau 35%),
komposisi C (tanah 50% pasir 35% serbuk kayu merbau komposisi 15%) dan
kontrol (tanah 50% pasir 25% sekam padi 25%) pengaruhnya tidak berbeda nyata
karena memiliki symbol yang sama yaitu “a”. tetapi diantara keempat perlakuan
ini meskipun memiliki symbol yang sama atau tidak berbeda nyata, perlakuan
komposisi B dan C lebih baik dari pada perlakuan komposisi A dan Kontrol.
Untuk menentukan perlakuan mana yang terbaik dapat dilihat dari
perlakuan mana yang nilai rata-ratanya tertinggi. Dalam hal ini perlakuan yang
nilai rata-ratanya tertinggi adalah perlakuan komposisi C (tanah 50%, pasir 35%,
dan serbuk kayu merbau 15%) dengan nilai rata-rata 21,94 . dan nilai rata-rata
terendah adalah perlakuan komposisi A dengan nilai rata-rata 15,33.
Rata-rata tinggi tanaman dapat di lihat pada tabel 3.
Tabel 3. Tinggi Tanaman Kemiri
Perlakuan Ulangan
Total Rata-rata 1 2 3
Komposisi A 9,50 10,33 10,50 30,33 10,11
Komposisi B 15,00 14,00 15,50 44,50 14,83
Komposisi C 12,83 17,83 19,50 50,17 16,72
Kontrol 13,17 10,33 13,50 37,00 12,33
Total 50,50 52,50 59,00 162,00
Sumber: Data primer Setelah Diolah 2019
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, rata-rata jumlah daun
tanaman kemiri pada komposisi A ( tanah 50% pasir 25% serbuk kayu merbau
25% ) mempunyai rata-rata 10,11, komposisi B ( tanah 50% pasir 15% serbuk
kayu merbau 35% ) mempuyai rata-rata 14,83, komposisi C ( tanah 50% pasir
35% serbuk kayu merbau 15%) mempunyai rata-rata 16,72 dan kontrol (tanah
50% pasir 25% sekam padi 25%) mempunyai rata-rata 12,33.
Gambar .1 Pertumbuhan tinggi rata-rata bibit kemiri (Aleurites moluccana)
10,11
14,83
16,72
12,33
0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
10,00
12,00
14,00
16,00
18,00
Komposisi A Komposisi B Komposisi C Kontrol
Perlakuan
Rata-Rata Tinggi Tanaman
Gambar 1 menunjukan bahwa jumlah Rata-rata terenda yaitu 10,11 pada
perlakuan komposisi A (tanah 50% pasir 25% serbuk kayu merbau 25%) dan
jumlah rata-rata tertinggi yaitu 16,73 pada perlakuan komposisi C (tanah 50%
pasir 35% serbuk kayu merbau 15%).
5.1.2. Jumlah Daun
pengaruh pemberian serbuk kayu bayam pada media tanam CV. Agritech
Indonesia terhadap pertambahan jumlah daun tanaman bibit kemiri ( Aleurites
moluccana) dapat diketahui dengan melaksanakan analisis sidik ragam. Hasil
analisis sidik ragam jumlah daun tanaman dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Analisis Sidik Ragam Jumlah Daun Tanaman
Sumber
Keragaman
Derajat
Bebas (Db)
Jumlah
Kuadrat
(JK)
Kuadrat
Tengah
(KT)
F.Hitung
F.Tabel
5% 1%
Perlakuan 3 0,08 0,03 0,06tn 4,07 7,59
Galat 8 3,44 0,43
Total 11 3,53
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2019
Keterangan : tn = Tidak berpengaruh nyata
Berdasarkan Tabel 4 . Analisis sidik ragam untuk mengetahui adanya
pengaruh nyata atau tidak nyata perlakuan terhadap tanaman kemiri (Aleurites
moluccana), dapat dilihat dari derajat bebas perlakuan 3, dan derajat bebas galat 8,
maka diperoleh F.Tabel 5 % dengan nilai 4,07 dan F.Tabel 1 % dengan nilai 7,59
dan F.Hitung 0,06, sehingga sumber keragaman perlakuan menunjukkan tidak
adanya pengaruh nyata perlakuan terhadap jumlah daun tanaman kemiri (F.Hit
perlakuan < F.Tabel 5% dan 1%). Jumlah daun tanaman kemiri dapat dilihat pada
tabel 5.
Tabel.5 Jumlah Daun Tanaman Kemiri
Perlakuan Ulangan
Total Rata-rata 1 2 3
Komposisi A 5,17 5,50 4,83 15,50 5,17
Komposisi B 4,67 6,33 5,00 16,00 5,33
Komposisi C 4,83 6,33 4,83 16,00 5,33
Kontrol 4,83 5,33 5,33 15,50 5,17
Total 19,50 23,50 20,00 63,00
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2019
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, rata-rata jumlah daun
tanaman kemiri pada komposisi A (tanah 50% pasir 25% serbuk kayu merbau
25%) mempunyai rata-rata 5,17, komposisi B (tanah 50% pasir 15% serbuk kayu
merbau 35%) mempuyai rata-rata 5,33, komposisi C (tanah 50% pasir 35%
serbuk kayu merbau 15%) mempunyai rata-rata 5,33 dan kontrol (tanah 50%
pasir 25% sekam padi 25%) mempunyai rata-rata 5,17.
Gambar .2 Rata-rata Jumlah Daun Tanaman Kemiri
Gambar 2 menunjukan bahwa jumlah Rata-rata terenda yaitu 5,17 pada
perlakuan komposisi A (tanah 50% pasir 25% serbuk kayu merbau 25%) dan
kontrol (tanah 50% pasir 25% sekam padi 25%) sedangkan jumlah rata-rata
tertinggi yaitu 5,33 pada perlakuan komposisi B (tanah 50% pasir 35% serbuk
kayu merbau 15%) dan komposisi C (tanah 50% pasir 35% serbuk kayu merbau
15%).
5.1.3. Diameter
pengaruh pemberian serbuk kayu bayam pada media tanam CV. Agritech
Indonesia terhadap pertambahan diameter tanaman bibit kemiri ( Aleurites
moluccana) dapat diketahui dengan melaksanakan analisis sidik ragam. Hasil
analisis sidik ragam diameter tanaman kemiri (Aleurites moluccana) dapat dilihat
pada Tabel 6.
5,17
5,33 5,33
5,17
5,05
5,10
5,15
5,20
5,25
5,30
5,35
Komposisi A Komposisi B Komposisi C Kontrol
Perlakuan
Rata-rata Jumlah Daun Tanaman Kemiri
Tabel.6 Analisis Sidik Ragam Diameter Tanaman Kemiri
Sumber
Keragaman
Derajat
Bebas
(Db)
Jumlah
Kuadrat
(JK)
Kuadrat
Tengah
(KT)
F.Hitung
F.Tabel
5% 1%
Perlakuan 3 0,07 0,02 2,09tn 4,07 7,59
Galat 8 0,09 0,01
Total 11 0,17
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2019
Keterangan : tn = Tidak berpengaruh nyata
Berdasarkan Tabel 6. Analisis sidik ragam untuk mengetahui adanya
pengaruh nyata atau tidak nyata perlakuan terhadap tanaman kemiri (Aleurites
moluccana), dapat dilihat dari derajat bebas perlakuan 3, dan derajat bebas galat 8,
maka diperoleh F.Tabel 5 % dengan nilai 4,07 dan F.Tabel 1 % dengan nilai 7,59
dan F.Hitung 2,09, sehingga sumber keragaman perlakuan menunjukkan tidak
adanya pengaruh nyata perlakuan terhadap diameter tanaman kemiri (F.Hit
perlakuan < F.Tabel 5% dan 1%). Diameter tanaman kemiri dapat dilihat pada
tabel 7.
Tabel 7. Diameter Tanaman Kemiri
Perlakuan Ulangan
Total Rata-rata
1 2 3
Komposisi A 0,60 0,92 0,60 2,12 0,71
Komposisi B 0,94 0,85 0,92 2,72 0,91
Komposisi C 0,90 0,92 0,79 2,61 0,87
Kontrol 0,88 0,82 0,95 2,64 0,88
Total 3,32 3,52 3,26 10,09
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2019
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, rata-rata diameter tanaman
kemiri pada komposisi A (tanah 50% pasir 25% serbuk kayu bayam 25%)
mempunyai rata-rata 0,71, komposisi B (tanah 50% pasir 15% serbuk kayu
merbau 35%) mempuyai rata-rata 0,91, komposisi C (tanah 50% pasir 35%
serbuk kayu merbau 15%) mempunyai rata-rata 0,87 dan kontrol (tanah 50%
pasir 25% sekam padi 25%) mempunyai rata-rata 0,88.
Gambar 3. Rata-rata Diameter Tanaman Kemiri
Gambar 3 menunjukan bahwa jumlah Rata-rata terenda yaitu 0,71 pada
perlakuan komposisi A (tanah 50% pasir 25% serbuk kayu merbau 25%)
sedangkan jumlah rata-rata tertinggi yaitu 0,91 pada perlakuan komposisi B (tanah
50% pasir 35% serbuk kayu merbau 15%).
0,71
0,91 0,87 0,88
0,00
0,10
0,20
0,30
0,40
0,50
0,60
0,70
0,80
0,90
1,00
Komposisi A Komposisi B Komposisi C Kontrol
Perlakuan
Rata-rata Diameter Tanaman Kemiri
VI. PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa :
Nilai rata-rata tinggi tanaman kemiri teringgi yaitu pada perlakuan komposisi C
(tanah 50% pasir 15% serbuk kayu merbau 35%) dengan nilai 16,72 dan nilai
rata-rata terendah pada perlakuan komposisi A (tanah 50% pasir 25% serbuk kayu
merbau 25%) dengan nilai 10,11, sedangkan Rata-rata jumlah daun tanaman
kemiri teringgi pada perlakuan komposisi B (tanah 50% pasir 35% serbuk kayu
merbau 15%) dan komposisi C dengan nilai 5,33 dan nilai rata-rata terendah pada
perlakuan komposisi A (tanah 50% pasir 25% serbuk kayu merbau 25%) dan
kontrol (tanah 50% pasir 25% sekam padi 25%) dengan nilai 5,17 dan nilai Rata-
rata Diameter tanaman kemiri teringgi pada perlakuan komposisi B (tanah 50%
pasir 35% serbuk kayu merbau 15%) dengan nilai 0,91 dan nilai rata-rata
terendah pada perlakuan komposisi A (tanah 50% pasir 25% serbuk kayu merbau
25%) dengan nilai 0,71. Penggunaan serbuk kayu merbau pada komposisi C
(tanah 50% pasir 15% serbuk kayu merbau 35%) lebih baik di banding
penggunaan sekam padi (kontrol).
6.2. Saran
Bagi mahasiswa, sebelum melakukan penelitian atau akan merencanakan
penelitian sebaiknya melakukan pengecekkan pada lokasi yang akan ditujukan
sebagai tempat penelian, agar mahasiswa mendapatkan gambaran tentang keadaan
lokasi sehingga mempermudah dalam proses penelitian.
LAMPIRAN
1. Data Primer
a. Tinggi Tanaman Kemiri
Perlakuan Ulangan
Total
1 2 3
KOMPOSISI A 9,50 10,33 10,50 30,33
KOMPOSISI B 15,00 14,00 15,50 44,50
KOMPOSISI C 12,83 17,83 19,50 50,17
KONTROL 13,17 10,33 13,50 37,00
TOTAL 50,50 52,50 59,00 162,00
b. Jumlah Daun Tanaman Kemiri
Perlakuan Ulangan
Total
1 2 3
KOMPOSISI A 5,17 5,50 4,83 15,50
KOMPOSISI B 4,67 6,33 5,00 16,00
KOMPOSISI C 4,83 6,33 4,83 16,00
KONTROL 4,83 5,33 5,33 15,50
TOTAL 19,50 23,50 20,00 63,00
c. Diameter Tanaman Kemiri
Perlakuan Ulangan
Total
1 2 3
KOMPOSISI A 0,60 0,92 0,60 2,12
KOMPOSISI B 0,94 0,85 0,92 2,72
KOMPOSISI C 0,90 0,92 0,79 2,61
KONTROL 0,88 0,82 0,95 2,64
TOTAL 3,32 3,52 3,26 10,09
2. Olah Data Statistik
a. Tinggi Tanaman Kemiri
Perlakuan ULANGAN
TOTAL Rata-rata 1 2 3
KOMPOSISI A 9,50 10,33 10,50 30,33 10,11
KOMPOSISI B 15,00 14,00 15,50 44,50 14,83
KOMPOSISI C 12,83 17,83 19,50 50,17 16,72
KONTROL 13,17 10,33 13,50 37,00 12,33
TOTAL 50,50 52,50 59,00 162,00
b. Jumlah Daun Tanaman Kemiri
Perlakuan Ulangan
Total Rata-rata
1 2 3
KOMPOSISI A 5,17 5,50 4,83 15,50 5,17
KOMPOSISI B 4,67 6,33 5,00 16,00 5,33
KOMPOSISI C 4,83 6,33 4,83 16,00 5,33
KONTROL 4,83 5,33 5,33 15,50 5,17
TOTAL 19,50 23,50 20,00 63,00
c. Diameter Tanaman Kemiri
Perlakuan Ulangan
Total Rata-rata
1 2 3
KOMPOSISI A 0,60 0,92 0,60 2,12 0,71
KOMPOSISI B 0,94 0,85 0,92 2,72 0,91
KOMPOSISI C 0,90 0,92 0,79 2,61 0,87
KONTROL 0,88 0,82 0,95 2,64 0,88
TOTAL 3,32 3,52 3,26 10,09
3. Analisis Sidik Ragam
a. Tinggi Tanaman
Perlakuan ULANGAN
TOTAL Rata-rata 1 2 3
KOMPOSISI A 9,50 10,33 10,50 30,33 10,11
KOMPOSISI B 15,00 14,00 15,50 44,50 14,83
KOMPOSISI C 12,83 17,83 19,50 50,17 16,72
KONTROL 13,17 10,33 13,50 37,00 12,33
TOTAL 50,50 52,50 59,00 162,00
Derajat bebas (dB)
dBt = tr-1 = 11
dBp = t-1 = 3
dBg =
t(r-1)
= 8
Faktor Koreksi (FK)
FK = Yij^2/rt
2187,00
Jumlah Kuadrat
(JK)
Jumlah Kuadrat Total (JKT)
JKT =
106,89
Ʃ(Yij)²-FK
Jumlah Kuadrat Perlakuan
(JKP)
JKP = ((Ʃ(Ʃyij)²)/r)-
FK 75,02
Jumlah Kuadrat Galat (JKG)
JKG = JKT-
JKP
31,87
D. Kuadrat Tengah (KT)
KTP = JKP/dbp 25,01
KTG = JKG/dbg 3,98
E. F Hitung
Fhit = KTP/KTG 6,28
b. Tabel Anova Tinggi Tanaman
Sumber Keragaman
Derajat Bebas
(Db)
Jumlah Kuadrat
(JK)
Kuadrat Tengah
(KT)
F.Hitung F.Tabel
5% 1%
Perlakuan 3 75,02 25,01 6,28* 4,07 7,59
Galat 8 31,87 3,98
Total 11 106,89
c. Uji Lanjut Beda Nyata Jujur (BNJ) 5%
Perlakuan rata-rata
(cm) BNJ
Rata-rata+Bnj
(cm) Symbol
KOMPOSISI A 10,11 5,214 15,33 a
KOMPOSISI B 14,83 5,214 20,05 b
KOMPOSISI C 16,72 5,214 21,94 b
KONTROL 12,33 5,214 17,55 b
d. Jumlah Daun
Perlakuan Ulangan
Total Rata-rata 1 2 3
KOMPOSISI A 5,17 5,50 4,83 15,50 5,17
KOMPOSISI B 4,67 6,33 5,00 16,00 5,33
KOMPOSISI C 4,83 6,33 4,83 16,00 5,33
KONTROL 4,83 5,33 5,33 15,50 5,17
TOTAL 19,50 23,50 20,00 63,00
Derajat bebas (dB)
dBt = tr-1 = 11
dBp = t-1 = 3
dBg =
t(r-1)
= 8
Faktor Koreksi
(FK)
FK =
Yij^2/rt
330,75
Jumlah Kuadrat
(JK)
Jumlah Kuadrat Total (JKT)
JKT = Ʃ(Yij)²-FK 3,53
Jumlah Kuadrat Perlakuan
(JKP)
JKP = ((Ʃ(Ʃyij)²)/r)-
FK 0,08
Jumlah Kuadrat Galat (JKG)
JKG = JKT-
JKP
3,44
D.
Kuadrat Tengah
(KT)
KTP = JKP/dbp 0,03
KTG = JKG/dbg 0,43
E. F Hitung
Fhit = KTP/KTG 0,06
Sumber
Keragaman
Derajat
Bebas
(Db)
Jumlah
Kuadrat
(JK)
Kuadrat
Tengah
(KT)
F.Hitung F.Tabel
5% 1%
Perlakuan 3 0,08 0,03 0,06tn 4,07 7,59
Galat 8 3,44 0,43
Total 11 3,53
e. Diameter Tanaman
Perlakuan Ulangan
Total Rata-rata 1 2 3
KOMPOSISI A 0,60 0,92 0,60 2,12 0,71
KOMPOSISI B 0,94 0,85 0,92 2,72 0,91
KOMPOSISI C 0,90 0,92 0,79 2,61 0,87
KONTROL 0,88 0,82 0,95 2,64 0,88
TOTAL 3,32 3,52 3,26 10,09
Derajat bebas (dB)
dBt = tr-1 = 11
dBp = t-1 = 3
dBg =
t(r-1)
= 8
Faktor Koreksi
(FK)
FK =
Yij^2/rt
8,48
Jumlah Kuadrat
(JK)
Jumlah Kuadrat Total (JKT)
JKT = Ʃ(Yij)²-FK 0,17
Jumlah Kuadrat Perlakuan
(JKP)
JKP = ((Ʃ(Ʃyij)²)/r)-
FK 0,07
Jumlah Kuadrat Galat (JKG)
JKG = JKT-
JKP
0,09
D. Kuadrat Tengah (KT)
KTP = JKP/dbp 0,02
KTG = JKG/dbg 0,01
E. F Hitung
Fhit = KTP/KTG 2,09
Sumber
Keragaman
Derajat
Bebas
(Db)
Jumlah
Kuadrat
(JK)
Kuadrat
Tengah
(KT)
F.Hitung F.Tabel
5% 1%
Perlakuan 3 0,07 0,02 2,09tn 4,07 7,59
Galat 8 0,09 0,01
Total 11 0,17
4. Surat Izin Penelitian
5. Dokumentasi Penelitian
Pengambilan Serbuk Kayu Merbau Untuk Pembuatan Media Tanam
Proses Penyampuran Media Tanam
Pengisisan Media Tanam Kedalam Polybag
Penyiraman Media Tanam Kemiri
Pembuatan Lubang Pada Media Tanam
Proses Penanaman Biji Kemiri (Aleurites moluccana)
Proses Penaburan Pasir Pada Media Tanam Polybag Yang Sudah ditanami Kemiri
Pengecekan Tanaman Kemiri
Pengukuran Tinggi tanaman , Pengukuran Diameter Dan Penghitungan Jumlah
Daun
6. Table Distribusi Frekuensi
a. F tabel 5%
b. F. Tabel 1 %
7. T. HSD/Tukey pada taraf nyata 5%