JUNI 2011 VOLUME 1'6 NOMOR 1 · 2018. 2. 13. · Analisis Penerapan Coding Rotated Modulation (CRM)...

7
JUNI 2011 VOLUME 1'6 NOMOR 1 Pengukuran dan Pemodelan Redaman Propagasi pada Kanal Satelit Pita K/Ka dengan Hidden Markov Model di Daerah Tropis Baso Maruddani, Ad it Kurniawan, Sugihartono, Achmad Munir Analisis Kinerja Wavelet Domain Communication System (WDCS) untuk Cognitive Radio Rahmawati Amal ia Kartin i, A. Ali Muayyadi, Achmad Ri za l Analisis Penerapan Coding Rotated Modulation (CRM) pada Sistem OFDM Hurianti Vidyaningtyas, A. Ali Muayyad i, Rina Pud]i As tuti Studi Penerapan DWDM-RoF untuk Transmisi Sinyal Multi Teknologi Akses Nirkabel Leanna Vidya Yovita , A. Ali Muayyadi , Erna Sri Sugest1 Desain dan lmplementasi Sistem Kompresi/Dekompresi Citra dengan Discrete Cosine Transform (OCT) pada Field Programmable Gate Array (FPGA) Hardina Siswi, lswahyudi Hidayat, Ida Wahidah The Prediction of Dengue Haemorragic Fever (DHF) in Cimahi Using Hybrid Genetic Algorithm and Fuzzy Logic Fhira Nhita, Thee Houw Liong, Shaufiah Ekstraksi Fitur Mata Sebagai Deteksi Wajah dengan Menggunakan Algoritma Smallest Univalue Segment Assimilating Nucleus (SUSAN) R. Andang Gumilang D. P. , Adiwijaya, Bedy Purnama lmplementasi dan Analisis Enkripsi XML untuk Data RSS Feed dengan Menggunakan Algoritma XXTEA Ulya Karima Hanum, Ari Moesriami Barmawi, Tri Brotoharsono Combination Rough Set Theory and Genetics Algorithm for Intrusion Detection System lbnu Asror, Deni Saepudin, Shaufiah Focused Crawler dengan Penelurusan Lengkap Siti Maimunah, Dwi H. Widyantoro, Husni S. Sastramihardja, Kuspriyanto INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM 1-7 8-15 16-23 24-31 32-41 42-47 48-53 54-60 61-67 68-76

Transcript of JUNI 2011 VOLUME 1'6 NOMOR 1 · 2018. 2. 13. · Analisis Penerapan Coding Rotated Modulation (CRM)...

Page 1: JUNI 2011 VOLUME 1'6 NOMOR 1 · 2018. 2. 13. · Analisis Penerapan Coding Rotated Modulation (CRM) pada Sistem OFDM Hurianti Vidyaningtyas, A. Ali Muayyadi, Rina Pud]i Astuti Studi

JUNI 2011 VOLUME 1'6 ~ NOMOR 1

Pengukuran dan Pemodelan Redaman Propagasi pada Kanal Satelit Pita K/Ka dengan Hidden Markov Model di Daerah Tropis Baso Maruddani , Ad it Kurniawan, Sugihartono, Achmad Mun ir

Analisis Kinerja Wavelet Domain Communication System (WDCS) untuk Cognitive Radio Rahmawati Amal ia Kartin i, A. Ali Muayyadi , Achmad Riza l

Analisis Penerapan Coding Rotated Modulation (CRM) pada Sistem OFDM Hurianti Vidyaningtyas, A. Ali Muayyad i, Rina Pud]i Astuti

Studi Penerapan DWDM-RoF untuk Transmisi Sinyal Multi Teknologi Akses Nirkabel Leanna Vidya Yovita , A. Ali Muayyadi , Erna Sri Sugest1

Desain dan lmplementasi Sistem Kompresi/Dekompresi Citra dengan Discrete Cosine Transform (OCT) pada Field Programmable Gate Array (FPGA) Hardina Siswi, lswahyudi Hidayat, Ida Wahidah

The Prediction of Dengue Haemorragic Fever (DHF) in Cimahi Using Hybrid Genetic Algorithm and Fuzzy Logic Fhira Nhita , Thee Houw Liong, Shaufiah

Ekstraksi Fitur Mata Sebagai Deteksi Wajah dengan Menggunakan Algoritma Smallest Univalue Segment Assimilating Nucleus (SUSAN) R. Andang Gumilang D. P. , Adiwijaya, Bedy Purnama

lmplementasi dan Analisis Enkripsi XML untuk Data RSS Feed dengan Menggunakan Algoritma XXTEA Ulya Karima Hanum, Ari Moesriami Barmawi , Tri Brotoharsono

Combination Rough Set Theory and Genetics Algorithm for Intrusion Detection System lbnu Asror, Deni Saepudin , Shaufiah

Focused Crawler dengan Penelurusan Lengkap Siti Maimunah, Dwi H. Widyantoro, Husni S. Sastramihardja, Kuspriyanto

INSTITUT TEKNOLOGI

TELKOM

1-7

8-15

16-23

24-31

32-41

42-47

48-53

54-60

61-67

68-76

Last Name
Highlight
Last Name
Highlight
Page 2: JUNI 2011 VOLUME 1'6 NOMOR 1 · 2018. 2. 13. · Analisis Penerapan Coding Rotated Modulation (CRM) pada Sistem OFDM Hurianti Vidyaningtyas, A. Ali Muayyadi, Rina Pud]i Astuti Studi
Page 3: JUNI 2011 VOLUME 1'6 NOMOR 1 · 2018. 2. 13. · Analisis Penerapan Coding Rotated Modulation (CRM) pada Sistem OFDM Hurianti Vidyaningtyas, A. Ali Muayyadi, Rina Pud]i Astuti Studi

Extraksi Fitur Mata Sebagai Deteksi Wajah

Dengan Menggunakan Algoritma

Smallest Univalue Segment Assimilating Nucleus (SUSAN) R. Andang Gumilang D.P

1, Adiwijaya

2, Bedy Purnama

3

1,2,3Fakultas Informatika Institut Teknologi Telkom, Bandung

[email protected], [email protected], [email protected]

Abstrak

Saat ini telah banyak aplikasi yang memanfaatkan pengolahan citra yang digunakan dalam bidang biometrik. Biasanya teknik pengolahan citra ini digunakan untuk proses deteksi dan indentifikasi, melalui karakteristik-karakteristik alami yang terdapat pada tubuh manusia, contohnya deteksi wajah. Berbagai macam metode telah dihasilkan dan berhasil diimplementasikan dalam membuat sistem deteksi wajah.

Dalam penelitian ini diimplementasikan algoritma SUSAN dalam proses ekstraksi fitur mata sebagai proses deteksi wajah. Berdasarkan pengujian yang dilakukan terhadap citra realtime dan non-realtime maka dapat ditunjukkan bahwa penerapan algoritma SUSAN untuk ekstraksi fitur mata dapat digunakan dalam mendeteksi wajah

Kata Kunci : deteksi sisi, biometrik

Abstract

Now days, there are a lot of application that use image processing on biometric field. Usually these

technic used as identification and detection process through natural characteristic on human body, for example face detection. Many kind of methods had already been produced and implemented successfully in the making of face detection system.

In this research, SUSAN Algorithm method will be implemented in the process of extraction of eye features as face detection process. Based on tests performed on the image in realtime and non-realtime, it can be shown that applying the SUSAN algorithm to eye feature extraction can be used in detecting faces.

Keyword : edge detection, biometric

1. Pendahuluan

Dewasa ini telah banyak sekali sistem yang mengimplemantasikan deteksi wajah, seperti kamera digital, notebook, CCTV, dan masih banyak lagi. Berbagai macam metode telah diperkenalkan untuk melakukan proses deteksi pada wajah.

Pada umumnya pendekatan untuk melakukan deteksi wajah digolongkan menjadi dua, yaitu template-based detection dan feature-based detection [10]. Template-based detection menggunakan template matching untuk melakukan deteksi wajah. Namun pendekatan dengan metode template-based detection memiliki kekurangan yaitu sangat bergantung pada citra pelatihan yang digunakan [10]. Salah satu contoh pendekatan ini adalah dengan menggunakan Neural Networks. Metode feature-based dapat mengatasi kekurangan dari metode sebelumnya karena metode ini mampu mendeteksi wajah melalui ekstraksi fitur-fitur wajah. yaitu dengan menggunakan informasi-informasi pixel yang terdapat dalam sebuah citra. Salah satu metode feature-based yang sering digunakan adalah dengan analisis warna citra [8]. Pada penelitian sebelumnya ditentukan area mata dengan menggunakan eye map dan area mulut dengan menggunakan mouth map.

Berdasarkan penelitian yang sebelumnya maka disini penulis mengusulkan pendekatan feature-based yang lainnya yaitu dengan menggunakan algoritma Smallest Univalue Segment Assimilating Nucleus (SUSAN). SUSAN adalah algoritma yang digunakan untuk melakukan deteksi sisi pada suatu objek dalam citra [11]. Dengan menggunakan SUSAN dilakukan ekstraksi fitur mata pada wajah kemudian diukur rasionya dengan menggunakan aspect rasio.

2. Preprocessing

Preprocessing dilakukan dengan mengubah citra ke dalam bentuk pewarnaan HSV, YcbCr, dan Grayscale. Pada preprocessing akan dilakukan segmentasi, yaitu dengan memisahkan bagian warna kulit pada citra (pembentukan skin map). Dalam hal ini digunakan model warna kulit HCbCr, yaitu dengan mengambil nilai Hue pada pewarnaan HSV dan mengambil nilai Chroma pada pewarnaan YCbCr [2]. Suatu pixel memiliki didefinisikan sebagai warna kulit jika : 1) Memiliki rentang nilai 6 < H < 38, dengan H =

[0 - 360] 2) Memiliki rentang nilai 140 ≤ Cr ≤ 165, dengan

Cr = [0 - 255] 3) Memiliki rentang nilai 140 ≤ Cb ≤ 195, dengan

Cb = [0 - 255]

Page 4: JUNI 2011 VOLUME 1'6 NOMOR 1 · 2018. 2. 13. · Analisis Penerapan Coding Rotated Modulation (CRM) pada Sistem OFDM Hurianti Vidyaningtyas, A. Ali Muayyadi, Rina Pud]i Astuti Studi

Setiap pixel akan ditelusuri satu per satu, jika masuk kriteria warna kulit maka akan diberi nilai 255 dan jika tidak maka akan diberi nilai 0. Nilai-nilai itu kemudian disimpan ke dalam sebuah matriks yang menunjukkan peta kulit. Kemudian masing-masing kulit akan diberi label yang mengindikasikan kandidat wajah. Tiap-tiap kandidat wajah dicatat area bounding box-nya dan dilakukan cropping pada citra Grayscale sesuai dengan area bounding box calon wajah. Hasil dari alur pembentukan skin map dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 : Tahapan Preprocessing

3. Deteksi Sisi

Citra diubah ke dalam bentuk pewarnaan Grayscale. Hal ini dilakukan karena SUSAN bekerja pada citra Grayscale [11]. Masing-masing citra Grayscale yang telah di-crop akan dilakukan proses deteksi sisi. Pada deteksi sisi ini digunakan circular mask berukuran 37 pixel. Dan ditempatkan ke seluruh pixel untuk mendapatkan area USAN yaitu dihitung dengan menggunakan persamaan 1 dan 2

( ) (

)

…………...(1) ( ) ∑ ( ) ………..… (2)

Langkah selanjutnya yaitu mengurangi ukuran USAN dengan menggunakan threshold geometri g. Tujuannya untuk menghilangkan USAN yang memiliki nilai lebih besar dari nilai threshold g, dihitung dengan menggunakan persamaan 3 dengan nilai g =

( ) { ( ) ( )

……...(3)

Sehingga akan dihasilkan beberapa guratan-guratan sisi pada citra hasil crop tadi, seperti yang bisa dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2 : Tahap Deteksi Sisi

4. Pengecekan Rasio Wajah dan Fitur

Dari proses deteksi sisi yang telah dilakukan, akan menghasilkan beberapa guratan-guratan sisi, untuk membentuk guratan-guratan sisi ini menjadi bentuk fitur yang lebih baik, dilakukan proses morphological operation dengan menggunakan struktur elemen berbentuk disc berukuran 4 pixel. Hasil dari proses ini akan menghasilkan bentuk calon-calon fitur yang ada didaerah sekitar mata. Kemudian dari masing-masing fitur akan dicek ratio perbandingan area calon wajah dengan fitur-fitur yang ada di dalamnya.

Gambar 3 : Tahap Pengecekan Rasio

Perbandingan rasio akan dihitung dengan menggunakan sampel citra dari Gambar 3. Dimana Gambar 3 (kiri-tengah) merupakan rata-rata citra wajah pria dan wanita yang diperoleh dari University Resensburg, Jerman yang dihasilkan dengan melakukan perbandingan terhadap 64 wajah wanita dan 32 wajah pria. Dan Gambar 3 (paling kanan) merupakan hasil pemetaan wajah manusia yang diperoleh dari (Marquardt Beauty Analsis) MBA, California tentang representasi wajah manusia dengan menggunakan mask. Daerah yang akan diukur dan dibandingkan rasionya adalah panjang area mata ( ), lebar area mata ( ), panjang area wajah ( ), lebar area wajah ( ).

pria 2,428 4,985 14,750 wanita 2,059 4,864 12,118 mask 1,851 4,733 11,742 rata-rata 2,113 4,861 12,870

Tabel 1 : Tabel Perbandingan Rasio Wajah

Setelah dihasilkan beberapa rasio ukuran pada wajah manusia, tahap selanjutnya yaitu akan dilakukan pengecekan terhadap fitur dan area calon wajah. Jika rasionya mendekati atau sesuai maka fitur tersebut akan dihitung, tetapi jika tidak cocok maka akan dilanjutkan ke pengecekan fitur yang selanjutnya, sampai fitur-fitur yang terdapat dalam calon wajah tersebut habis. Sebuah area calon wajah akan didefinisikan sebagai wajah jika memiliki jumlah fitur antara 2 hingga 4 buah. Jumlah ini dihitung dari jumlah fitur yang mungkin ditemukan pada daerah sekitar mata, yaitu 2 buah mata dan alis. Jika jumlah fitur yang dihitung belum memenuhi maka akan dilanjutkan ke area calon wajah yang berikutnya. Tiap-tiap area calon

Page 5: JUNI 2011 VOLUME 1'6 NOMOR 1 · 2018. 2. 13. · Analisis Penerapan Coding Rotated Modulation (CRM) pada Sistem OFDM Hurianti Vidyaningtyas, A. Ali Muayyadi, Rina Pud]i Astuti Studi

wajah yang dapat diidentifikasi sebagai wajah akan diberi bounding box pada area wajah tersebut.

5. Pengujian

Pengujian dilakukan dengan menggunakan citra realtime dan non-realtime. Pada pengujian realtime pengujian dilakukan dengan menggunakan webcam dengan meng-capture objek-objek yang ada di depannya. Pengujian dilakukan di dalam dan luar ruangan. Untuk di dalam ruangan akan digunakan dua buah pencahayaan, yaitu terang dan redup. Hasil dari setiap pengujian akan dicatat dan dilakukan analisis. Pengujian berikutnya dengan menggunakan citra yang diambil dari Caltech Faces Database. Beberapa skenario yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :

1) Skenario 1

Skenario pertama dilakukan untuk membandingkan perubahan nilai threshold pada setiap tempat. Pengujian dilakukan di luar dan di dalam ruangan. Dalam pengujian ini, akan dilihat dan dibandingkan bagaimana perbedaan nilai threshold dapat mempengaruhi baik tidaknya sebuah fitur dapat dideteksi. Untuk pengujian di dalam ruangan akan dibagi menjadi dua bagian yaitu pada cahaya terang dan redup.

Gambar 4 : Hasil Pengujian Skenario 1

Hasil dari pengujian skenario 1 dapat dilihat pada Gambar 4. Dimana semakin tinggi nilai threshold maka jumlah fitur-fitur yang terdeteksi akan semakin sedikit. Sampai fitur-fitur tersebut tidak terdeteksi lagi saat nilai threshold mendekati 255 dan semakin banyak fitur saat nilai threshold mendekati 0. Rentang nilai threshold ini berasal dari nilai keabuan seperti pada citra grayscale. Pada grayscale sebuah pixel akan memiliki rentang nilai 0-255, bergantung pada intensitas pixel tersebut. Berdasarkan persamaan 1 semakin besar nilai threshold maka akan semakin banyak nilai 1 pada circular mask, sehingga area USAN akan semakin besar. Karena area USAN semakin besar maka nucleus tersebut tidak akan didefinisikan sebagai sebuah fitur jika banyaknya pixel yang pada area USAN tersebut nilainya melebihi nilai threshold geometri-nya.

2) Skenario 2

Skenario kedua dilakukan untuk melihat kecepatan sistem dalam mendeteksi wajah. Pengujian dilakukan di luar dan di dalam ruangan (tingkat intensitas cahaya terang dan redup). Pengujian dilakukan dengan cara

menghitung waktu saat pertama kali wajah terdeteksi dengan memasang posisi wajah tegak lurus terhadap webcam saat di awal. Pada pengujian ini akan digunakan nilai threshold dari 10, 20, 30, 40, dan 50. Hasil pengujian skenario 2dapat dilihat pada Tabel 2. Berdasarkan pengujian pada skenario 2 dapat disimpulkan bahwa pada saat menggunakan nilai threshold 10 sistem tidak mampu mendeteksi wajah pada beberapa kondisi tempat pengujian, dalam hal ini pada ruangan dengan cahaya redup dan di luar ruangan. Mengacu pada skenario pertama bahwa semakin kecil nilai threshold, fitur-fitur yang dideteksi akan semakin banyak, hal ini akan mempengaruhi sistem dalam mendeteksi wajah. Yaitu pada saat pengecekan rasio, jika fitur-fitur yang didapatkan rasionya tidak sesuai dengan rasio yang diharapkan, maka wajah tidak akan terdeteksi.

Tempat Pengujian TH Detik pertama kali terdeteksi Rata-

rata I II III IV V

Dalam ruangan (Cahaya Terang)

10 1,15 1,14 1,12 1,24 1,13 1,16 20 1,12 1,10 0,90 0,91 1,17 1,04 30 1,34 1,12 1,11 1,15 1,45 1,23 40 2,45 2,38 2,37 2,63 2,68 2,50 50 3,38 3,45 3,32 4,40 3,17 3,54

Dalam Ruangan (Cahaya Redup)

10 - - - - - - 20 0,96 0,95 0,95 0,95 0,96 0,94 30 0,95 0,94 0,97 0,93 0,93 0,95 40 1,15 0,94 0,93 1,20 1,16 1,07 50 1,85 1,89 0,95 1,14 1,31 1,43

Luar Ruangan

10 - - - - - - 20 0,92 0,95 0,92 1,01 0,96 0,95 30 1,19 0,97 0,99 1,09 0,96 1,04 40 0,99 1,73 1,07 2,03 1,19 1,40 50 2,89 1,26 2,23 3,99 2,89 2,65

Tabel 2 : Tabel Pengujian Skenario 2

3) Skenario 3

Pada skenario yang ketiga ini setiap pengujian akan dibagi menjadi tiga buah bagian, dimana setiap bagiannya merepresentasikan perlakuan-perlakuan tertentu oleh wajah. Beberapa perlakuan tersebut antara lain adalah Roll, Yaw, dan Zoom. Roll dilakukan dengan mematahkan kepala ke kiri dan ke kanan. Yaw dilakukan dengan menggelengkan kepala ke kiri dan ke kanan. Untuk Roll dan Yaw masing-masing dilakukan dengan sekali ke kiri dan ke kanan, kemudian dihitung berapa kali sistem mampu mendeteksi wajah dalam rentang waktu 10 detik, dan untuk Zoom akan ditunjukkan sejauh mana sistem masih mampu mendeteksi wajah. Kemudian akan dihitung tingkat akurasinya dengan menggunakan persamaan :

Page 6: JUNI 2011 VOLUME 1'6 NOMOR 1 · 2018. 2. 13. · Analisis Penerapan Coding Rotated Modulation (CRM) pada Sistem OFDM Hurianti Vidyaningtyas, A. Ali Muayyadi, Rina Pud]i Astuti Studi

Keterangan : - jml frame yang terdeteksi, jumlah frame

yang terdeteksi dalam rentang waktu 10 detik

- jml frame total, jumlah total frame - tingkat akurasi, tingkat akurasi sistem

Berdasarkan hasil pengujian yang telah

dilakukan pada skenario ketiga dalam beberapa buah perlakuan menunjukkan, bahwa sistem mampu mendeteksi wajah dalam rentang waktu 10 detik dengan tingkat akurasi hingga 82 % dengan menggunakan nilai threshold 30 pada pengujian di luar ruangan pada perlakuan Roll. Perubahan nilai threshold sangat berpengaruh terhadap proses deteksi wajah. Mengacu ke pengujian pada skenario kedua, bahwa nilai threshold sangat berpengaruh dalam mendeteksi wajah setiap detiknya. Hal ini dikarenakan banyaknya fitur yang dapat dideteksi dengan nilai threshold yang kecil, sehingga proses deteksi setiap detiknya akan semakin banyak. Faktor pencahayaan juga mempengaruhi proses deteksi. Semakin terang, maka pada saat deteksi sisi, fitur-fitur pada wajah akan tampak lebih jelas. Tetapi jika penggunaan nilai threshold-nya tidak tepat, maka akan menyebabkan fitur-fitur yang terdeteksi rasionya tidak sesuai dengan rasio yang diharapkan, sehingga akan berpengaruh pada saat deteksi wajah.

Faktor lain yang mempengaruhi keberhasilan deteksi wajah adalah jarak. Semakin jauh jarak wajah, maka fitur-fitur tersebut akan sulit untuk dideteksi. Berikut adalah beberapa contoh hasil dari pengujian skenario ketiga :

Gambar 5 : Pengujian Skenario 3

4) Skenario 4

Pengujian dengan citra non-realime dilakukan dengan menggunakan citra wajah yang diambil dari Caltech Faces Database. Berikut adalah beberapa contoh hasil dari pengujian dengan menggunakan Caltech Faces Database :

Gambar 6: Pengujian Skenario 4 (citra Caltech Faces

Database)

Berikut adalah contoh hasil pengujian dengan menggunakan citra yang diambil dari kamera digital :

Gambar 7 : Pengujian Skenario 4 (citra kamera

digital)

6. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian dan analisis terkait dengan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh beberapa kesimpulan antara lain :

1) Ekstraksi fitur mata dengan menggunakan algoritma SUSAN dapat diterapkan untuk proses deteksi wajah dengan tingkat akurasinya yang hingga 82 %.

2) Intensitas cahaya dan jarak wajah sangat berpengaruh terhadap deteksi wajah, oleh karena itu diperlukan ketepatan dalam memilih nilai threshold yang sesuai dengan kondisi lingkungan.

7. Referensi

[1] Agushinta, Dewi, Adang Suhendra, Hendra. Ekstraksi Fitur dan Segmentasi Wajah Sebagai Semantik pada Sistem Pengenalan Wajah. National Conference on Computer Science and Information Technology VII.

[2] Anwar, Nusirwan bin Abdul Rahman, Kit Chong, John See, RGB-H-CbCr Skin Colour Model for Human Face Detection.

[3] Burdick, H. E, 1997, Digital Imaging: Theory and Applications, McGraw-Hill.

Page 7: JUNI 2011 VOLUME 1'6 NOMOR 1 · 2018. 2. 13. · Analisis Penerapan Coding Rotated Modulation (CRM) pada Sistem OFDM Hurianti Vidyaningtyas, A. Ali Muayyadi, Rina Pud]i Astuti Studi

[4] Chen, Kai, Le Jum Zhao, 2009, Robust Realtime Face Recognition and Tracking System, East China University of Science and Tecnology.

[5] Gill Barequet & Sariel Har-Peled, "Efficiently Approximating the Minimum-Volume Bounding Box of a Point Set in 3D", Proc. 10th ACM-SIAM Sympos. Discrete Algorithms (1999), 82-91.

[6] Hess, Mauricio, Geovanni Martinez, 1997, Facial Feature Extraction Based on the Smallest Univalue Segment Assimilating Nucleus (SUSAN) Algorithm, San Jose, Costa Rica.

[7] Hunter, Fil, Steven Biver, Paul Fuqua, 2007, Light Science and Magic, Focal Press, USA.

[8] Hsu, R.L, Mottalec M.A, Jain, A.K, 2001, “Face Detection in Color Images”, Proceedings International Conference on Image Processing (ICIP), October 2001, pp 1046 - 1049

[9] Oliveira, V. A.,A. Conci, Skin Detection Using HSV Color Space, Computation Institute-Universidade Federal Fluminense, Brazil

[10] Pham, Thang V., Worring, Marcel, 2000, Face Detection Methods : A Critical Evaluation. ISIS Technical Report Series, Vol II, November

[11] Setyawan, Beni, 2009, Webcam Keamanan Berbasis Deteksi Gerak Hasil Pengembangan Deteksi Fitur Menggunakan Metode SUSAN (Smallest Univalue Segment Assimilating Nucleus), Bandung.

[12] Smith, S. M. and J. M.Brady, 1997, SUSAN – A New Approach to Low Level Image Processing. International Journal of Computer Vision 23 (1), 45-78.

[13] Yow, Kin Choong, Roberto Cipolla, 1996, Feature-Based Human Face Detection, Agustus.

[14] Yow, Kin Choong, Roberto Cipolla, Scale and Orientation Invariance in Human Face Detection, British Machine Vision Conference, England