IUT_MODUL_6

11
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH MODUL VI PEMATOKAN (STAKE OUT) Kelompok : Diza Rahmania Zawatki 1106001416 Dewi Septanty Widyaningrum 1106000395 Indah Alfira Chairunnisa 1106000911 Wahyu Kusuma Hidayati 1106003283 R. Fikry Eswara Adi 1206261623 Tanggal Praktikum : 7 April 2013 Asisten Praktikum : Adimas Kusumo P Tanggal Disetujui : Nilai : Paraf : LABORATORIUM SURVEY DAN PEMETAAN DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL

description

ilmu ukur tanah

Transcript of IUT_MODUL_6

Page 1: IUT_MODUL_6

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH

MODUL VI

PEMATOKAN (STAKE OUT)

Kelompok :

Diza Rahmania Zawatki 1106001416

Dewi Septanty Widyaningrum 1106000395

Indah Alfira Chairunnisa 1106000911

Wahyu Kusuma Hidayati 1106003283

R. Fikry Eswara Adi 1206261623

Tanggal Praktikum : 7 April 2013

Asisten Praktikum : Adimas Kusumo P

Tanggal Disetujui :

Nilai :

Paraf :

LABORATORIUM SURVEY DAN PEMETAAN

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

DEPOK 2013

Page 2: IUT_MODUL_6

I. Tujuan

Untuk menentukan letak suatu titik dalam peta atau gambar diterapkan di

lapangan, dimana koordinat titik bantu diketahui di lapangan.

II. Peralatan

- Theodolit

- Meteran

- Patok

- Unting-unting

- Alat hitung

- Payung

- Rambu

III. Dasar Teori

Untuk menentukan letak titik-titik yang koordinatnya sudah diketahui di peta,

kemudian akan ditetapkan di lapangan dengan dua cara, pertama dengan

menggunakan Prisma dan yang kedua menggunakan Theodolit. Yang sekarang

banyak digunakan adalah yang menggunakan Theodolit, karena dengan alat ini

didapat hasil yang lebih teliti.

Theodolit diletakkan di sembarang titik misalnya kita sebut titik tersebut

adalah titik P, lalu kita tentukan koordinat titik P tersebut dengan cara mengikat ke

belakang cara Casini terhadap titik A, B, C, yang sudah diketahui koordinatnya

dan sudah diketahui letaknya di lapangan tersebut.

IV. Cara Kerja

1. Membuat sketsa titik yang akan di bidik yang sudah diketahui letaknya di

lapangan, dan juga diketahui koordinatnya.

2. Memasang Theodolit di satu titik sembarang yang dimisalkan titik X.

3. Mengatur Theodolit agar nivo terletak ditengah-tengah.

4. Membidik titik pertama dan mencatat masing-masing batas dan sudut

horizontalnya.

5. Membidik titik kedua dan diatur searah jarum jam/berlawanan dengan jarum

jam.

6. Membidik titik ketiga, keempat, dan kelima. Mengulangi langkah 4 dan 5.

Page 3: IUT_MODUL_6

V. Data Pengamatan

Titik BA (cm) BT (cm) BB (cm) Tinggi Alat (cm)

E 123,5 120 116,5

120

B 119,7 117,5 115,5

D 113 110,8 108,7

C 120,3 118,3 116,2

A 119 116,5 114

  dlapangan (cm)D-X 436C-X 419C-D 590A-X 423C-A 597A-B 596B-X 413X-E 701E-B 507E-A 545B-D 601

VI. Pengolahan Data

Page 4: IUT_MODUL_6

doptis = (BA – BB) x 100

Δh (beda ketinggian) = |TA−BT|

Titik BA BT BB Tinggi Alat

d optis

Δh (beda ketinggian)

E 123.5 120 116.5

120

700 0B 119.7 117.5 115.5 420 117.5D 113 110.8 108.7 430 110.8C 120.3 118.3 116.2 410 118.3A 119 116.5 114 500 116.5

Titik koordinat

Titik  Koordinat (x;y)X (0,0)E (0;7.1)B (2.98;3.005)D (2.95;-3.005)C (-2.95;-2.985)A (-2.98;2.985)

Kesalahan relatif

Kesalahan Relatif = |doptis−dlapangandlapangan | x 100%

doptis (cm) dlapangan (cm)

Kesalahan relative

700 701 0.14%420 413 1.69%430 436 1.38%410 416 1.44%500 423 18.20%

VII. Analisa

Analisa percobaan

Praktikum pematokan kali ini bertujuan untuk menentukan letak suatu titik dalam

peta atau gambar yang diterapkan di lapangan, dimana koordinat titik bantu telah

diketahui di lapangan. Praktikum kali ini diawali dengan menentukan letak titik

Page 5: IUT_MODUL_6

theodolit, kemudian menentukan letak titik tembak sebanyak lima titik dengan

cara menancapkan patok pada kelima titik tembak tersebut. Penentuan letak titik

tembak dilakukan dengan cara mengukur jarak dari tempat theodolit berdiri ke

titik tembaknya. Sketsanya dapat dilihat pada gambar dibawah :

Theodolit berada ditengah-tengah titik tembak, dengan jarak antara titik A-B, A-

C, B-D, dan C-D adalah sebesar 6 meter, kemudian jarak antara titik X (titik

theodolit) ke titik E adalah sebesar 7 meter.

Kemudian setelah ditentukan letak titik tembak, dilakukan pengukuran batas atas,

batas bawah, dan batas tengah theodolit pada setiap titik tembak tersebut.

Pengukuran dilakukan berurutan searah jarum jam dimulai dengan titik E sebagai

titik awal tembak. Pada titik E tersebut theodolit diatur sehingga sudut horizontal

yang terbaca sebesar 0° (reset), kemudian dengan titik E sebagai titik awal kita

dapat menghitung besar masing-masing sudut titik tembak yang lain. Sudut yang

terukur yaitu sudut A sebesar 313°, sudut B sebesar 45°, sudut C sebesar 225°,

sudut D sebesar 135°, dan sudut E sebesar 0°. Kemudian dilakukan pula

pengukuran antara theodolit dengan masing-masing titik tembak, dan juga

pengukuran tinggi theodolit pada lapangan dengan menggunakan meteran.

Page 6: IUT_MODUL_6

Analisa Hasil

Dari penembakan dengan mengguakan theodolit maka akan diperoleh data

mengenai nilai benang atas, benang bawah, benang tengah serta sudut horizontal

dari setiap titik. Dari data yang diperoleh tersebut kita dapat menentukan besarnya

jarak antara setiap titik dengan bench mark serta titik koordinat dari setiap titik

yang kita tembak tersebut. Selain itu kita juga dapat mengetahui beda ketinggian

antara theodolit dengan masing-masing titik tembaknya.

Besarnya jarak atau d optis tersebut dapat dicari dengan cara mengurangi batas

atas dengan batas bawah dan mengalikannya dengan 100. Setelah jarak antara

semua titik tembak dengan titik theodolite diketahui, kita dapat menentukan

besarnya titik koordinat yang ada pada lapangan. Besarnya jarak optis yang telah

kita ketahui tadi kemudian dapat kita bandingkan besar jarak optis pada lapangan

yang kita ukur dengan menggunakan meteran.

Dari perbandingan tersebut kita dapat menentukan kesalahan relative dari

percobaan tersebut untuk setiap titik. Dalam percobaan kali ini nilai kesalahan

relative yang dihasilkan terbilang cukup kecil untuk setiap titiknya dengan rata-

rata kesalahan relative berada di bawah 20% yaitu sebesar 4.57%.

Analisa Kesalahan

Berdasarkan pengolahan data hasil praktikum, didapat kesalahan relative sebesar

4.57%. Nilai kesalahan relative tersebut diperoleh dari kesalahan-kesalahan yang

dilakukan selama praktikum, kesalahan-kesalahan tersebut adalah:

Kesalahan Alat

Kesalahan alat tidak mungin terjadi karena alat dalam kondisi sangat baik.

Kesalahan Praktikan

Kesalahan praktikan merupakan kesalahan yang diakibatkan oleh ketidaktelitian

praktikan. Dalam praktikum kali ini, kesalahan praktikan yang terjadi adalah tidak

lurusnya dalam megang rambu, kesalahan dalam menulis data pengamatan

sehingga data pengamatan tidak lengkap dan menyulitkan dalam proses

pengolahan data, serta belum diaturnya gelembung nivo hingga tepat di tengah

yang menyebabkan kondisi theodolit tidak stabil dan mempengaruhi hasil

Page 7: IUT_MODUL_6

pembacaan. Selain itu, kesalahan dalam mengukur jarak dan menetapkan patok

juga akan mempengaruhi data yang didapat pada saat praktikum.

Kesalahan natural

Kesalahan natural adalah kesalahan yang diakibatkan oleh alam, dalam hal ini

adalah cuaca. Cuaca yang terlalu panas dapat menyebabkan pemuaian theodolit

sehingga mengganggu kinerja theodolit dan berpengaruh terhadap hasil

pembacaan.

VIII. Kesimpulan

1. Dari pembacaan benang atas dan benang bawah serta sudut horizontal pada

masing-masing titik kita dapat menentukan jarak antara theodolite dengan titik

tembaknya serta titik koordinat dari masing-masing titik tembak tersebut.

2. Kesalahan relative dapat diperoleh dari perbandingan nilai antara d optis

dengan jarak pada lapangan yang diukur menggunakan meteran. Nilai

kesalahan relative pada percobaan ini terbilang cukup kecil dengan rata-rata

kesalahan berada di bawah 20% yaitu sebesar 4.57%

IX. Referensi

Laboratorium Survey dan Pemetaan. Pedoman Praktikum Ilmu Ukur Tanah.

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia.

X. Lampiran