IUT Theodolit2

22
 Laporan Praktikum Survey dan Pengukuran “ Theodolit “ BAB I PENDAHULUAN A. Te or i Sin gkat Pengertian Poligon. Poli gon adalah ra ngkaia n gari s khayal diatas permukaan bumi ya ng merupakan garis lurus yang menghubungkan titik-titik dan merupakan suatu obyek  pengukuran. Poligon juga biasa disebut sebagai rangkaian segi banyak untuk  pembuatan peta. Pengukuran Poligon. Ada dua macam pengukuran poligon, yaitu :  Pengukuran jarak mendatar . Pengukuran ini dapat dilakukan dengan menggunakan pita ukur (roll meter) dan melalui pembacaan benang pada alat ukur theodolit untuk mengetahui  jarak optis (D).  Pengukuran sudut mendatar .  By LD. Muh. Ichwan 1

Transcript of IUT Theodolit2

Page 1: IUT Theodolit2

7/30/2019 IUT Theodolit2

http://slidepdf.com/reader/full/iut-theodolit2 1/22

 Laporan Praktikum Survey dan Pengukuran“ Theodolit “

BAB I

PENDAHULUAN

A. Teori Singkat

Pengertian Poligon.

Poligon adalah rangkaian garis khayal diatas permukaan bumi yang

merupakan garis lurus yang menghubungkan titik-titik dan merupakan suatu obyek 

 pengukuran. Poligon juga biasa disebut sebagai rangkaian segi banyak untuk 

 pembuatan peta.

Pengukuran Poligon.

Ada dua macam pengukuran poligon, yaitu :

•  Pengukuran jarak mendatar .

Pengukuran ini dapat dilakukan dengan menggunakan pita ukur (roll meter)

dan melalui pembacaan benang pada alat ukur theodolit untuk mengetahui

 jarak optis (D).

•  Pengukuran sudut mendatar .

 By LD. Muh. Ichwan 1

Page 2: IUT Theodolit2

7/30/2019 IUT Theodolit2

http://slidepdf.com/reader/full/iut-theodolit2 2/22

 Laporan Praktikum Survey dan Pengukuran“ Theodolit “

Pengukuran sudut mendatar dalam hal ini adalah selisih antara dua arah yang

 berlainan. Ada dua macam sudut mendatar / sudut horizontal dalam ilmu ukur 

tanah, yaitu :

o Sudut arah ( β ) yaitu selisih antara A dan B.

o Sudut jurusan (α ) atau sudut azimuth yaitu sudut yang terbentuk 

 berdasarkan sumbu Y atau sudut yang dibentuk searah putaran jarum

 jam sampai sudut yang ditentukan.

Bentuk-Bentuk Poligon.

a. Poligon Terbuka,

Poligon terbuka terdiri atas tiga bagian yaitu :

 Poligon Lepas yaitu poligon yang apabila titik awalnya diketahui atau

hanya satu titik yang diketahui koordinatnya.

 Poligon Terikat yaitu poligon yang titik awal dan titik akhirnya diketahui

koordinatnya.

 Poligon Terikat Sempurna yaitu apabila dua titik awal dan titik akhir 

 By LD. Muh. Ichwan 2

B

A

B

β

α

A

 Y

A

X

Page 3: IUT Theodolit2

7/30/2019 IUT Theodolit2

http://slidepdf.com/reader/full/iut-theodolit2 3/22

 Laporan Praktikum Survey dan Pengukuran“ Theodolit “

yang diketahui koordinatnya.

b. Poligon Tertutup.

Pada bentuk geometri ini sesungguhnya sama dengan poligon terbuka, hanya

sisi akhirnya yang merupakan sisi awal dari poligon tersebut.

Ket : α = Sudut luar  

β = Sudut dalam

B. Tujuan Praktikum

1. Tujuan Instruksional Umum :

Memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk dapat mengerti dan

memahami cara-cara penggunaan alat theodolit dengan tepat.

Tujuan Instruksional Khusus :

Memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk melakukan identifikasi setiap

 jenis pengukuran, yaitu : jarak, beda tinggi, dan sudut yang diperlukan untuk 

 penggambaran kerangka dasar pemetaan.

C. Lokasi dan Waktu Praktikum

Lokasi praktikum kelompok VIII yaitu pada daerah Lapangan Lakidende

Kendari. Dengan patok pertama berada di depan Stadion Lakidende. Dan kembali ke

 patok awal dengan metode pengukuran poligon tertutup.

Praktikum ukur tanah ini dilaksanakan pada hari rabu, tanggal 02 Juli 2008, dimulai

 By LD. Muh. Ichwan 3

P0

P2

0

P1

30

P3

20 βα

β

α

Page 4: IUT Theodolit2

7/30/2019 IUT Theodolit2

http://slidepdf.com/reader/full/iut-theodolit2 4/22

 Laporan Praktikum Survey dan Pengukuran“ Theodolit “

 pada pukul 09.00 Wita dan berakhir pada pukul 13.30 Wita.

D. Alat dan Bahan Yang Digunakan.

Dalam melaksanakan praktikum ini, alat dan bahan yang digunakan di

lapangan sebagai berikut :

 Pesawat Theodolit lengkap ,

Pesawat theodolit sebagai alat ukur universal yang disamping dapat

mengukur sudut horizontal dan sudut vertikal juga dapat menentukan beda tinggi.

Alat ukur theodolit secara umum memiliki bagian-bagian sebagai berikut :

a. Pegangan,

 b. Alat pembidik, berfungsi untuk membidik secara kasar sasaran bidik.

c. Alat pencatat digital, berfungsi sebagai pembacaan sudut horizontal dan sudut

vertikal.

d. Pengatur mikrometer, berfungsi untuk mengatur garis skala pembacaan

(nonius).

e. Klem penyetel tinggi, berfungsi untuk membuka dan mengunci pergerakan

vertikal teropong.

f. Gelang penyetel jarak, berfungsi untuk titik fokus lensa yang berguna untuk 

memperjelas obyek yang dibidik.

g. Okuler teropong, berfungsi untuk memperjelas nampaknya benang sebagai

standar pembacaan.

h. Sekrup penyetel tinggi, berfungsi untuk menggerakkan secara halus teropong

kearah vertikal.

i. Sekrup penyetel putaran, berfungsi untuk mengatur pergerakkan putaran

horizontal secara halus.

 By LD. Muh. Ichwan 4

Page 5: IUT Theodolit2

7/30/2019 IUT Theodolit2

http://slidepdf.com/reader/full/iut-theodolit2 5/22

 Laporan Praktikum Survey dan Pengukuran“ Theodolit “

 j. Klem penyetel putaran, berfungsi untuk mengunci dan membuka putaran alat

ke arah horizontal.

k. Pelat dasar berkaki tiga yang dapat dibuka.

l. Nivo kotak, berfungsi untuk mengetahui kedataran alat.

m. Nivo tabung (alhidade), berfungsi untuk mengetahui kedataran alat.

n. Unting-unting optis, berfungsi untuk mengetahui ketetapan posisi alat

terhadap patok.

o. Tiga buah sekrup penyetel, berfungsi untuk mengatur kedudukan nivo.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini :

2.  Rambu (Bak) Ukur  , berfungsi untuk mengetahui nilai pembacaan.

3.  Roll meter , berfungsi untuk mengukur jarak antar patok.

4.  Payung , berfungsi untuk melindungi pesawat dari sinar matahari maupun hujan

karena lensa teropong pada pesawat sangat peka terhadap sinar matahari.

5.  Kompas, berfungsi untuk menentukan arah utara dari titik yang diukur.

6.  Parang , berfungsi untuk memotong rumput atau tanaman lain yang menghalangi

 pembacaan bak ukur.

7.  Patok , berfungsi sebagai suatu tanda dimana kita meletakkan rambu ukur untuk 

 By LD. Muh. Ichwan 5

Pegangan

Pengatur Nivo

Okuler Teropong

Pengunci

Layar Bacaan Sudut

Page 6: IUT Theodolit2

7/30/2019 IUT Theodolit2

http://slidepdf.com/reader/full/iut-theodolit2 6/22

 Laporan Praktikum Survey dan Pengukuran“ Theodolit “

mengukur suatu titik di lapangan.

8.  Palu, berfungsi dalam pemasangan patok.

Disamping alat dan bahan utama diatas, masih ada beberapa hal penting yang

harus dipersiapkan guna memperlancar praktikum yaitu :

Blanko data dan alat tulis lainnya guna menulis hasil pembacaan data yang

diperoleh dilapangan.

Kalkulator yang sangat berguna untuk melakukan koreksi atau perhitungan

sederhana dilapangan.

Catatan lapangan yang dibuat sesuai dengan data dan metode yang

dipergunakan.

Pengetahuan dasar pengukuran yang sangat membantu jalannya praktikum.

E. Tim Pengukur

Kelompok kami adalah kelompok V yang beranggotakan :

a. Budi Irawan

 b. LD. Irham

c. Yunita Malik 

d. Feri Fadli

e. Firman Haritma

 By LD. Muh. Ichwan 6 

Page 7: IUT Theodolit2

7/30/2019 IUT Theodolit2

http://slidepdf.com/reader/full/iut-theodolit2 7/22

 Laporan Praktikum Survey dan Pengukuran“ Theodolit “

BAB II

PROSEDUR KERJA

A. Teknik Pengukuran.

Poligon Memanjang.

Dalam pengukuran poligon, penentuan posisi suatu titik menggunakan sistim

koordinat dan yang dipakai adalah sistim koordinat kartesian yang dinyatakan

dengan absis dan ordinat.

Titik yang dimaksud disini adalah berupa pilar ( bench mark  ) atau patok 

kayu. Untuk penentuan titik dilakukan pengukuran sudut dan jarak. Pengukuran

sudut dan jarak disini ada dua macam yaitu sudut vertikal dan sudut horizontal

sementara jarak yang dimaksud adalah jarak lurus dan horizontal. Adapun profil

memanjang terbagi dua yaitu :

Poligon memanjang tertutup yaitu teknik pengukuran poligon yang berputar 

mengelilingi suatu bidang, dimana titik pengukuran merupakan titik akhir 

 pengukuran. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Poligon memanjang terbuka yaitu teknik pengukuran poligon dimana titik 

awal pengukuran bukan merupakan titik akhir pengukuran. Untuk lebih

 jelasnya dapat diperhatikan gambar dibawah ini :

 By LD. Muh. Ichwan 7 

P0

P

1

P2

P

3

P4

P5

U

0

UP

3

Pn

P0

P1

P2

Page 8: IUT Theodolit2

7/30/2019 IUT Theodolit2

http://slidepdf.com/reader/full/iut-theodolit2 8/22

 Laporan Praktikum Survey dan Pengukuran“ Theodolit “

Sistim Tachimetri

Sistim tachimetri adalah suatu teknik pengukuran dimana alat hanya berdiri

 pada suatu titik dan dapat menembak lebih dari satu titik untuk menentukan posisi

dan ketinggian titik tersebut.

Sistim Kisi (Grid)

Sistim kisi (grid) adalah sistim pengukuran sebagai jaringan siku-siku yang

diterapkan di daerah tanpa peta dan tanpa bangunan.

B. Sistim Pengukuran.

Supaya suatu pengukuran sudut dapat dilakukan

dengan tepat sistim sumbu-sumbu pada suatu theodolit

harus memenuhi syarat-syarat berikut :

1. LL⊥

VV, Sumbu nivo tabung (alhidade) tegak lurus

 pada sumbu pertama,

2. ZZ ⊥ HH, Garis bidik tegak lurus pada sumbu kedua,

3. HH ⊥ VV, Sumbu kedua tegak lurus pada sumbu

 pertama,

4. Sumbu nivo indeks harus sejajar dengan garis bidik yang disetel horizontal atau

indeks yang automatis harus bekerja.

 By LD. Muh. Ichwan 8

Page 9: IUT Theodolit2

7/30/2019 IUT Theodolit2

http://slidepdf.com/reader/full/iut-theodolit2 9/22

 Laporan Praktikum Survey dan Pengukuran“ Theodolit “

C. Prosedur Pelaksanaan Praktikum

1. Peninjauan Lapangan.

Peninjauan lapangan langsung kita lakukan terlebih dahulu sekaligus pemasangan

 patok-patok poligon (segi banyak) keliling.

a. Patok harus cukup tertanam dalam tanah,

 b. Harus digambar sketsa kedudukannya,

c. Tinggi patok dari tanah ± 5 – 10 cm,

d. Jarak antar patok 25 – 100 m dan bila memungkinkan patok tersebut diberi

label atau nomor patok.

Pengukuran Poligon (Sudut Poligon).

a. Keluarkan pesawat theodolit dari tempatnya,

 b. Statif dipasang diatas patok yang akan diukur beda tingginya dan poringnya

dikontrol (nivo dilihat) diusahakan agar berada diposisi mendatar,

sehingga mudah untuk men-stabilkan nivo theodolit,

c. Pesawat theodolit dipasang diatas piringan statif dan sekrup pengunci

 pesawat dikencangkan,

d. Cermin pencahayaan dibuka agar cahaya

tampak lebih terang dalam pesawat,

e. Senteran patok dikontrol, apakah posisi patok sudah tepat berada pada

lingkaran hitam yang ada pada pesawat,

f. Posisi nivo pesawat distabilkan, diatur sedemikian rupa sehingga nivo stabil

dengan memutar sekrup penyetel (pemutaran kencang/longgar agar 

dihindari),

 By LD. Muh. Ichwan 9

Page 10: IUT Theodolit2

7/30/2019 IUT Theodolit2

http://slidepdf.com/reader/full/iut-theodolit2 10/22

 Laporan Praktikum Survey dan Pengukuran“ Theodolit “

g. Dengan kompas menentukan arah utaranya,

h. Mengatur sudut skala horizontal sehingga pada ninous 00 0 00 ‘ 00 “ dengan

membidik teropong kearah utara,

i. Bak ukur diletakkan pada patok yang telah ditentukan, selanjutnya pesawat

diarahkan ke patok yang telah dipasangkan bak ukur kemudian melakukan

 pembacaan :

Benang Benang Atas L1

(Ba), Benang Bawah L2 (Bb)

dan Benang Tengah i (Bt),

Sudut Vertikal,

Sudut Horizontal.

 j. Langkah selanjutnya adalah memindahkan pesawat ke patok berikutnya,

kemudian mengatur kedudukan vertikal dan horizontalnya. Lalu pesawat

dinolkan ( 00 0 00 ‘ 00 “ ) pada patok sebelumnya setelah itu pesawat diputar 

searah jarum jam ke patok selanjutnya,

k. Setiap data hasil pembacaan dimasukkan ke dalam blanko data yang telah

disediakan,

l. Sebelum pesawat dipindahkan, maka tinggi pesawat diukur terlebih dahulu.

m. Lakukan hal yang sama pada patok-patok selanjutnya hingga pengukuran

selesai.

D. Kesalahan Yang Terjadi Dalam Pengukuran

Dalam melakukan pengukuran kita tidak luput dari kesalahan-kesalahan.

 By LD. Muh. Ichwan 10

Page 11: IUT Theodolit2

7/30/2019 IUT Theodolit2

http://slidepdf.com/reader/full/iut-theodolit2 11/22

 Laporan Praktikum Survey dan Pengukuran“ Theodolit “

Kesalahan itu dapat dibagi dalam tiga kategori yaitu :

 Kesalahan Besar ( Mistakes Blunder )

Kesalahan besar ( Mistakes Blunder ) adalah kesalahan pengukuran yang

terjadi akibat kekeliruan dalam pengukuran. Misalnya angka yang seharusnya 47,84

ditulis 48,74. Kesalahan ini bila melebihi dari batas kewajaran maka pengukuran

harus diulang.

 Kesalahan Sistimatis ( Sistimatic Error )

Kesalahan yang terjadi pada setiap kali pengukuran. Umumnya kesalahan ini

terjadi karena alat ukur itu sendiri. Misalnya panjang roll meter yang tidak tepat atau

mungkin peralatan ukurnya sudah tidak sempurna. Kesalahan ini dapat dihilangkan

dengan perhitungan koreksi atau mengkaligrasi alat/memperbaiki alat.

3. Kesalahan Yang Tidak  

Terduga/Acak ( Accidental Error )

Kesalahan acak yaitu kesalahan pengukuran yang terjadi secara kebetulan

yang tidak dapat diperkirakan sebelumnya. Kesalahan ini dapat terjadi karena hal – 

hal yang tidak diketahui dengan pasti dan tidak diperiksa. Misalnya ada getaran pada

alat ukur itu sendiri ataupun pada permukaan tanah. Kesalahan ini dapat dikoreksi

dengan melakukan observasi beberapa kali, dan dari observasi tersebut diambillah

nilai rata – rata sebagai hasil pengukuran.

E. Rumus – Rumus Yang Digunakan.

Untuk perhitungan Patok Utama, perhitungan dasar yang digunakan adalah

sebagai berikut :

1. Perhitungan Jarak Optis Patok Utama ( DOn)

 By LD. Muh. Ichwan 11

Page 12: IUT Theodolit2

7/30/2019 IUT Theodolit2

http://slidepdf.com/reader/full/iut-theodolit2 12/22

 Laporan Praktikum Survey dan Pengukuran“ Theodolit “

Rumus :

Dimana :

DOn = Jarak Optis Patok Utama (m)

Ba = Benang Atas Patok Utama (mm)

Bb = Benang Bawah Patok Utama (mm)

2. Perhitungan Sudut Horizontal ( Σβ )

Rumus :

Dimana :

Σβ = Jumlah Sudut Horizontal

βn = Sudut Horizontal

3. Perhitungan Koreksi Sudut

a) Jumlah Kesalahan Terkoreksi ( ΣK )

Rumus :

Dimana :

ΣK = Jumlah Kesalahan Terkoreksi

n = Banyaknya Titik Pengamatan

Σβ = Jumlah Sudut Horizontal

 By LD. Muh. Ichwan 12

DOn= ( Ba – Bb ) x

=Σβ β1 + β2 + β3 + . . . .

K = – (n ± 2) .Σ Σβ  

Page 13: IUT Theodolit2

7/30/2019 IUT Theodolit2

http://slidepdf.com/reader/full/iut-theodolit2 13/22

 Laporan Praktikum Survey dan Pengukuran“ Theodolit “

(n ± 2). 180 0 = Jumlah Sudut Teoritis

(n + 2) Untuk Data Sudut Luar 

(n – 2) Untuk Data Sudut Dalam

b) Koreksi Sudut Horizontal ( Δβ )

Rumus :

Dimana :

Δβ = Koreksi Sudut Tiap Titik Sudut Horizontal

ΣK = Jumlah Kesalahan Terkoreksi

n = Banyaknya Titik Pengamatan

4. Perhitungan Azimuth Benar ( α n )

Rumus :

Dimana :

αn = Azimuth Benar Sudut Yang Dicari

αn-1 = Azimuth Benar Titik Sebelumnya

Δβ = Koreksi Sudut Tiap Titik Sudut Horizontal

βn = Sudut Horizontal Titik Yang Ditinjau

5. Perhitungan Jarak Proyeksi ( DPn )

Rumus :

 By LD. Muh. Ichwan 13

= - K /Δβ Σ  

αn= α

n-1± β

n± ±Δβ  

DPn = DOn . Cos 2 ( 90 0

αn = αn-1 + βn ± Δβ – 1800  Sudut Luar

αn = αn-1 – βn ± Δβ + 180 0  Sudut Dalam

Page 14: IUT Theodolit2

7/30/2019 IUT Theodolit2

http://slidepdf.com/reader/full/iut-theodolit2 14/22

 Laporan Praktikum Survey dan Pengukuran“ Theodolit “

Dimana :

DPn = Jarak Proyeksi (m)

DOn = Jarak Optis Patok Utama (m)

γ = Sudut Vertikal Patok Utama

6. Perhitungan Jarak Horizontal ( DXn )

Rumus :

Dimana :

DXn = Jarak Horizontal Yang Ditinjau (m)

DPn = Jarak Proyeksi Titik Yang Ditinjau (m)

αn = Azimuth Benar Sudut Yang Telah Dikoreksi

7. Perhitungan Jarak Vertikal ( DYn )

Rumus :

Dimana :

DYn = Jarak Vertikal Yang Ditinjau (m)

DPn = Jarak Proyeksi Titik Yang Ditinjau (m)

αn = Azimuth Benar Sudut Yang Telah Dikoreksi

8. Perhitungan Koreksi Jarak Horizontal ( δDXn )

Rumus :

Dimana :

δDXn = Koreksi Jarak Sudut Horizontal (m)

DPn = Jarak Proyeksi Titik Yang Ditinjau (m)

 By LD. Muh. Ichwan 14

DXn = DPn . Sin n

DXδ n = DP

DPn

Σ x

DY n = DPn . Cos n

Page 15: IUT Theodolit2

7/30/2019 IUT Theodolit2

http://slidepdf.com/reader/full/iut-theodolit2 15/22

 Laporan Praktikum Survey dan Pengukuran“ Theodolit “

ΣDP = Jumlah Jarak Proyeksi (m)

ΣDX = Jumlah Jarak Sudut Horizontal (m)

9. Perhitungan Koreksi Jarak Vertikal ( δDYn )

Rumus :

Dimana :

δDYn = Koreksi Jarak Sudut Vertikal (m)

DPn = Jarak Proyeksi Titik Yang Ditinjau (m)

ΣDP = Jumlah Jarak Proyeksi (m)

ΣDY = Jumlah Jarak Sudut Vertikal (m)

10. Perhitungan Koreksi Linier ( δL )

Rumus :

Dimana :

δL = Koreksi Linier (m)

ΣDX = Jumlah Jarak Sudut Horizontal (m)

ΣDY = Jumlah Jarak Sudut Vertikal (m)

ΣDP = Jumlah Jarak Proyeksi (m)

11. Perhitungan Koordinat Titik Terhadap Sumbu Horizontal ( Xn )

Rumus :

Dimana :

Xn = Koordinat Sumbu Horizontal Yang Ditinjau (m)

Xn-1 = Koordinat Sumbu Horizontal Titik Sebelumnya (m)

 By LD. Muh. Ichwan 15

L =δ( ) ( )

 P 

Y  X 

 D

 D D

Σ

Σ+Σ22

 

Xn = Xn-1 + DXn-1 –

DY δ n = DP

DPn

Σ x

Page 16: IUT Theodolit2

7/30/2019 IUT Theodolit2

http://slidepdf.com/reader/full/iut-theodolit2 16/22

 Laporan Praktikum Survey dan Pengukuran“ Theodolit “

DXn-1 = Jarak Horizontal Titik Sebelumnya (m)

δDXn = Koreksi Jarak Sudut Horizontal Titik Sebelumnya (m)

12. Perhitungan Koordinat Titik Terhadap Sumbu Vertikal ( Yn )

Rumus :

Dimana :

Yn = Koordinat Sumbu Vertikal Yang Ditinjau (m)

Yn-1 = Koordinat Sumbu Vertikal Titik Sebelumnya (m)

DYn-1 = Jarak Vertikal Titik Sebelumnya (m)

δDYn = Koreksi Jarak Sudut Vertikal Titik Sebelumnya (m)

13. Perhitungan Beda Tinggi Patok Utama ( ΔHn )

Rumus :

Dimana :

ΔHn = Beda Tinggi Patok Utama (m)

Tpswt = Tinggi Pesawat (m)

DOn = Jarak Optis Patok Utama (m)

γ = Sudut Vertikal Patok Utama

Bt = Benang Tengah (mm)

14. Perhitungan Koreksi Beda Tinggi Patok Utama ( δΔH )

Rumus :

 By LD. Muh. Ichwan 16 

HΔ n = Tpswt + ½  DOn Sin 2 ( 90 0

 Y n = Y n-1 + DY n-1 –

HδΔ = –H

Page 17: IUT Theodolit2

7/30/2019 IUT Theodolit2

http://slidepdf.com/reader/full/iut-theodolit2 17/22

 Laporan Praktikum Survey dan Pengukuran“ Theodolit “

Dimana :

δΔH = Koreksi Beda Tinggi Patok Utama (m)

ΣΔH = Jumlah Beda Tinggi Patok Utama (m)

n = Banyaknya Titik Pengamatan

15. Perhitungan Tinggi Titik Patok Utama ( Pn )

Rumus :

Dimana :

Pn = Tinggi Titik Patok Utama (m)

Pn-1 = Tinggi Titik Patok Sebelumnya (m)

ΔHn-1 = Beda Tinggi Patok Sebelumnya (m)

δΔH = Koreksi Beda Tinggi Patok Utama (m)

16. Perhitungan Luas Areal Pengukuran ( L )

Rumus :

Dimana :

L = Luas Areal Pengukuran ( m2 )

X = Koordinat Titik Terhadap Sumbu Horizontal (m)

Y = Koordinat Titik Terhadap Sumbu Vertikal (m)

Untuk perhitungan patok detail, perhitungan dasar yang digunakan adalah

sebagai berikut :

17. Perhitungan Jarak Optis Patok Detail ( DOndet )

 By LD. Muh. Ichwan 17 

Pn = Pn-1 + HΔ n-1 +

L =( ) ( )

2

..11 ++

−nnnn

X Y Y  X 

Page 18: IUT Theodolit2

7/30/2019 IUT Theodolit2

http://slidepdf.com/reader/full/iut-theodolit2 18/22

 Laporan Praktikum Survey dan Pengukuran“ Theodolit “

Rumus :

Dimana :

DOndet = Jarak Optis Patok Detail (m)

Ba = Benang Atas (mm)

Bb = Benang Bawah (mm)

18. Perhitungan Azimuth Benar ( α ndet )

Rumus :

Dimana :

αndet = Azimuth Benar Detail Sudut Yang Dicari

αn = Azimuth Benar Patok Utama

βndet = Sudut Horizontal Detail

19. Perhitungan Jarak Proyeksi Detail ( DPndet )

Rumus :

Dimana :

DPndet = Jarak Proyeksi Detail (m)

DOndet = Jarak Optis Patok Detail (m)

γ = Sudut Vertikal Detail

20. Perhitungan Jarak Horizontal Detail ( DXndet )

Rumus :

 By LD. Muh. Ichwan 18

αndet = αn – βndet - βn

DOndet = ( Ba – Bb ) x

DPndet = DOndet . Cos 2

DXndet = DPndet . Sin

Page 19: IUT Theodolit2

7/30/2019 IUT Theodolit2

http://slidepdf.com/reader/full/iut-theodolit2 19/22

 Laporan Praktikum Survey dan Pengukuran“ Theodolit “

Dimana :

DXndet =Jarak Horizontal Detail Yang Ditinjau (m)

DPndet =Jarak Proyeksi Detail Titik Yang Ditinjau (m)

αndet =Azimuth Benar Detail Sudut Yang Telah Dikoreksi

21. Perhitungan Jarak Vertikal Detail ( DYndet )

Rumus :

Dimana :

DYndet = Jarak Vertikal Detail Yang Ditinjau (m)

DPndet = Jarak Proyeksi Detail Titik Yang Ditinjau (m)

αndet = Azimuth Benar Detail Sudut Yang Telah Dikoreksi

22. Perhitungan Koordinat Detail Terhadap Sumbu Horizontal ( Xndet )

Rumus :

Dimana :

Xndet = Koordinat Detail Terhadap Sumbu Horizontal (m)

Xn = Koordinat Sumbu Horizontal Patok Utama (m)

DXndet = Jarak Horizontal Detail Yang Ditinjau (m)

23. Perhitungan Koordinat Detail Terhadap Sumbu Vertikal ( Yndet )

Rumus :

Dimana :

Yndet = Koordinat Detail Terhadap Sumbu Vertikal (m)

Yn = Koordinat Sumbu Vertikal Patok Utama (m)

 By LD. Muh. Ichwan 19

Xndet = Xn ±

DY ndet = DPndet . Cos

 Y ndet = Y n ±

Page 20: IUT Theodolit2

7/30/2019 IUT Theodolit2

http://slidepdf.com/reader/full/iut-theodolit2 20/22

 Laporan Praktikum Survey dan Pengukuran“ Theodolit “

DYndet = Jarak Vertikal Detail Yang Ditinjau (m)

24. Perhitungan Beda Tinggi Patok Detail ( ΔHndet )

Rumus :

Dimana :

ΔHndet = Beda Tinggi Patok Detail (m)

Tpswt = Tinggi Pesawat (m)

DOndet = Jarak Optis Patok Detail (m)

γ = Sudut Vertikal Patok Detail

Bt = Benang Tengah Patok Detail (mm)

25. Perhitungan Tinggi Titik Detail ( Pndet )

Rumus :

Dimana :

Pndet = Tinggi Titik Patok Detail (m)

Pn = Tinggi Titik Patok Utama (m)

ΔHndet = Beda Tinggi Patok Detail (m)

 By LD. Muh. Ichwan 20

ΔHndet = Tpswt + ½  DOndet Sin 2 ( 90 0

Pndet = Pn ±

Page 21: IUT Theodolit2

7/30/2019 IUT Theodolit2

http://slidepdf.com/reader/full/iut-theodolit2 21/22

 Laporan Praktikum Survey dan Pengukuran“ Theodolit “

BAB IV

P E N U T U P

A. Kesimpulan

Dari hasil praktikum yang kami lakukan, maka dapat kami simpulkan bahwa :

1. Poligon adalah rangkaian garis khayal diatas permukaan bumi yang merupakan

garis lurus yang menghubungkan titik-titik dan merupakan suatu obyek 

 pengukuran. Poligon juga biasa disebut sebagai rangkaian segi banyak untuk 

 pembuatan peta.

2. Theodolit adalah alat ruang yang digunakan untuk mengukur jurusan, jarak dan

 beda tinggi titik dipermukaan tanah,

3. Untuk mendapatkan hasil yang benar maka hasil pengukuran sudut jurusan, jarak 

dan beda tinggi harus mendapatkan koreksi dengan ketentuan tidak melebihi batas

toleransi,

4. Untuk mendapatkan tinggi titik dipermukaan tanah guna penggambaran peta

kontur maka diperlukan pengukuran beda tinggi pada poligon.

5. Kesalahan yang cukup besar dalam pengukuran ini karena kurangnya ketelitian

dalam membaca alat ukur terutama pengukur belum berpengalaman.

B. Saran

Saran-saran yang dapat kami berikan bertolak dari kesimpulan yang kami buat

 By LD. Muh. Ichwan 21

39

Page 22: IUT Theodolit2

7/30/2019 IUT Theodolit2

http://slidepdf.com/reader/full/iut-theodolit2 22/22

 Laporan Praktikum Survey dan Pengukuran“ Theodolit “

adalah agar waktu pelaksanaan praktikum dapat dipercepat sehingga dalam

 pembuatan laporan tidak terlalu terburu-buru.

 By LD. Muh. Ichwan 22