perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIVITAS .../Efektivi… · perpustakaan.uns.ac.id...
Transcript of perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEKTIVITAS .../Efektivi… · perpustakaan.uns.ac.id...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM
TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR IPS GEOGRAFI PADA
POKOK BAHASAN LITOSFER DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR
SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KERJO KARANGANYAR TAHUN
AJARAN 2010/2011
Disusun oleh:
SITI KUNTARI
K 5406037
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar
Sarjana Program Studi Pendidikan Geografi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN P.IPS
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I
Drs. Sugiyanto, M.Si, M.Si
NIP. 19600606 198603 1 005
Pembimbing II
Danang Endarto,ST, M.Si
NIP. 1969430 199903 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret dan ditrima untuk
memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari :
Tanggal :
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Dr Moh Gama Rindarjono, M.Si ………………
Sekertaris : Singgih Prihadi, S.Spd., M.Pd ………………
Anggota I : Drs. Sugiyanto, M.Si., M.Si ………………
Anggota II : Danang Endarto, S.T., M.Si ………………
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Prof.Dr.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd NIP.19600727 198702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
ABSTRAK
Siti Kuntari, K5406037. “EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR IPS GEOGRAFI PADA POKOK BAHASAN LITOSFER DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X SMA N 1 KERJO KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010/2011” . Skripsi Surakarta : Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, Januari 2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) Perbedaan pengaruh pengunaan model mengajar antara Quantum Teaching dengan metode mengajar ceramah tanya jawab terhadap hasil belajar siswa dalam mata pelajaran geografi pada pokok bahasan Litosfer SMA Negri 1 Kerjo Karanganyar. (2) Perbedaan hasil belajar berdasarkan tingkat motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran geografi pada pokok bahasan Litosfer SMA Negri 1 Kerjo Karanganyar .(3) Perbedaan antara penggunaan model pembelajaran terhadap hasil belajar siswa dalam mata pelajaran geografi pada pokok bahasan Litosfer dengan memperhatikan motivasi belajar SMA Negri 1 Kerjo Karanganyar.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Populasinya adalah seluruh siswa kelas X SMA Negri 1 Kerjo Karanganyar tahun ajaran 2010/2011. Sampel diambil dengan teknik acak sederhana. Sampel yang terpilih adalah kelas X2 dan kelas X6 . Teknik pengumpulan data hasil belajar siswa menggunakan teknik tes dalam bentuk tes obyektif pilihan ganda. Teknis analisis data yang digunakan adalah ANAVA dua jalan pada taraf signifikasi 5%.
Hasil Penelitian menunjukkan : (1) Ada perbedaan pengaruh penggunaan metode Quantum Teaching dan ceramah Tanya Jawab terhadap kemampuan kognitif siswa pada pokok bahasan Litosfer siswa SMA Negri 1 Kerjo Karangannyar. (2) Ada perbedaan pengaruh antara motivasi tinggi dan motivasi rendah terhadap kemampuan kognitif siswa pada pokok bahasan Litosfer siswa SMA Negri 1 Kerjo Karanganyar. (3) Ada interaksi pengaruh penggunaan model pembelajaran dan motivasi siswa terhadap kemampuan kognitif siswa pada pokok bahasan Litosfer siswa SMA Negri 1 Kerjo Karangannyar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRACT
Siti Kuntari, K5406037. “EFFECTIVENESS OF THE USE OF QUANTUM TEACHING LEARNING CONCERNING TO THE RESULT OF IPS GEOGRAPHY STUDY ON LITOSFER MAIN DISCUSSION OBSERVED THROUGH STUDY MOTIVATION OF X GRADER STUDENTS OF SMA KERJO KARANGANYAR YEAR 2010/2011” Sebelas Maret University,January 2012.
The aim of research are : (1) Difference of Influence of teaching method use between Quantum Teaching speech concerning to the students result of geography subject on litosfer main discussion of SMA N 1 Kerjo Karangannyar. (2) Difference of study result based on motivation rate of students on Geography subject litosfer main discussion of SMA N 1 Kerjo Karangannyar. (3) Difference between teaching model use concerning to students’ study result on geography subject on litosfer main discussion by observing SMA N 1 Karangannyar study motivation.
The research utilize exsperiment research method. The population is whole X grader students of SMA N 1 Kerjo Karangannyar year 2010/2011. The sample is taken by simple random technique. The class X2 and class X6.. Data collecting technique of students’ study result test technique in multiple choices objective test form. Used data analysis technique is ANAVA 2 ways at 5% signification lavel.
Reserch result indicates : (1) There are differences of influence between Quantum Taeching and questioning answering speech method use to wars students’ cognitive ability on litosfer main discussion of SMA N 1 Kerjo Karangannyar student. (2) There are differences of infhience between high motivation and low motivation towards students cognitive ability on litosfer main discussion of SMA N 1 Kerjo Karangannyar student. (3) There in an interaction of influence of teaching method use and students’ motivation towards cognitive ability on litosfer main discussion of SMA N 1 Kerjo Karangannyar student.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
MOTTO
“Tidak ada balasan untuk kebaikan selain kebaikan (pula)”
(Q.s. Ar Rahman 60)
“Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila
kamu telah selesai (dari satu urusan), tetaplah kerja keras (untuk
urusan yang lain)”
(Q.S. Al Insyirah : 6-7)
Jenius adalah 1 % inspirasi dan 99 % keringat. Tidak ada yang dapat
menggantikan kerja keras. Keberuntungan adalah sesuatu yang terjadi
ketika kesempatan bertemu dengan kesiapan.
(Thomas A. Edison )
Beranilah Bermimpi, Yakinlah pasti ada jalan menuju mimpi itu.
Apapun yang terjadi semangat harus selalu ada.
(penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
PERSEMBAHAN
Karya Kecil ini saya persembahkan untuk
© (alm) Ibu terkasih. Trimakasih telah menjadi inspirasi luarbiasa untukku
semoga kelak kita kembali di jodohkan di Syurga- Nya “amin ya raab”
© Bapakku tercinta, Bapak Sukir. Semoga selalu diberi kebaikan serta barokah olehNya atas usaha dan perjuangan selama ini.
© Bapak dan Ibu keduaku tersayang,
Bapak Narno dan Ibu Warti. Trimakasih Untuk Doa serta dukungan yang tak pernah surut.
© Penyemangatku, Mbak Tri, Mas Har, Mbak Wati, Mbak Titik,
Kang Wik,Mbak Yanti, Mas Jas, Mas Yonok, Mas Nanto.
© dek Tato, dek Armi, dek Oki, dek Windik, dek Ana, dek Andi, dek Riska, dek Risan, dek Sasa.
© PERON © CENSI
© GEOGRAFI 2006 © Almamater
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang
telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “Efektivitas Penggunaan Metode
Pembelajaran Quantum Teaching Terhadap Hasil Belajar IPS Geografi Pada
Pokok Bahasan Litosfer Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa Kelas X SMA
Kerjo Karanganyar Tahun Ajaran 2010/2011” sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan pendidikan Program S1 Pendidikan Geografi Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
Selain karena kemudahan yang telah diberikan oleh-Nya, keberhasilan
penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, dorongan dan bimbingan dari
berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang telah berkenan memberikan
ijin dan fasilitas dalam menempuh pendidikan pada Program Studi Pendidikan
Geografi, khususnya dalam penyususan skripsi ini.
2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang
telah memberikan ijin untuk penelitian.
3. Dr. Gamal Rindarjono, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Geografi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang telah
memberikan ijin, dukungan, serta petunjuk bagi penulis dalam meyelesaikan
skripsi ini.
4. Drs. Inna Prihartini, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan Geografi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang telah
begitu sabar memberikan motivasi, saran, dan pembelajaran hidup yang tidak
mungkin akan penulis lupakan selamanya. Semoga penulis mampu meneladani
beliau.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
5. Drs. Sugiyanto, M.Si, M.Si, selaku pembimbing pertama yang telah begitu
sabar memberikan bimbingan, motivasi, arahan, saran, petunjuk, dan dukungan
bagi penulis dalam penulisan skripsi ini.
6. Danang Endarto, ST M.Si selaku pembimbing kedua yang telah begitu sabar
memberikan bimbingan, motivasi, arahan, saran, petunjuk, dan dukungan bagi
penulis dalam penulisan skripsi ini.
7. Singgih Prihadi, S.Pd, M.Pd selaku Pembimbing Akademik yang begitu sabar
telah memberikan pengarahan maupun motivasi kepada penulis selama belajar
di UNS.
8. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Geografi FKIP UNS yang
telah memberi limpahan ilmu selama penulis belajar di UNS.
9. Drs. Hartono, M.Hum, selaku Kepala SMA Negeri 1 Kerjo yang telah memberi
ijin dan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian.
10. Drs. Endarto selaku Guru Geografi SMA Negeri 1 Kerjo atas beribu bantuan,
arahan dan masukannya selama pengambilan data.
11. Siswa – siswi SMA Negeri 1 Kerjo atas kerjasama yang telah diberikan saat
pengambilan data.
12. Petugas Perpustakaan Prodi Pendidikan Geografi, Perpustakaan FKIP UNS,
Perpustakaan Pusat UNS, terima kasih atas segala bantuan yang diberikan.
13. Mas Stick, trimakasih untuk semangat, dukungan, serta doa yang diberikan.
14. Kost Cendrawasih (Silva,Wekmen,Hidatte,Juli,Ayu,Manen,Nana,Mbk Yani,
Chan,Lia, Rani,Maya,Fajar,Erni,Culis,Ika,Isna,Puspa,Dyah dan Sari) Hidup
menjadi lebih berwarna dengan kalian.
15. Keluarga kedua saya Kelompok Peron Surakarta ( trimakasih untuk puzzel
cerita yang terukir indah pada setiap proses yang menjadikan kita semakin
dewasa .Teman seperjuangan (Rose, Buana, Jipi.)
16. Trimakasih untuk kawan-kawan Geo ’06 (Arif, Anis, Ari, Ardian, Agung Gie,
Abidin, Agung Lele, Anita, Bekti, Diaz, Diah, Eki, Guntur, Intan, Ika, Indri,
Kukuh, Maria, Mitra, Novika, Novi, Reza, Rohmad, Rohaye, Silva, Sya’ban,
Teddy, Watik, Wiwis, Yohanes, Yeni, Uli, Uzi’, Lilik, Arnold, Zindu, Soleh)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
17. Adik-adik Geografi angkatan 2007, 2008, dan 2009. Besarnya segala bantuan
yang diberikan. Semoga Allah swt selalu memberikan kemudahan kepada
kalian.
18. Guru-guru PUSPA SD Alfirdaus, Trimakasih atas dukungan serta semangat
yang diberikan.
19. Semua pihak yang secara langsung dan tidak langsung telah membantu
kelancaran penyelesaian skripsi ini.
Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut di atas mendapatkan imbalan
dari Allah SWT. Karya ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya,
semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat dalam dunia pendidikan, khususnya
pendidikan Geografi.
Surakarta, Januari 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
JUDUL ………………………………………………………………………. i
PERSETUJUAN …………………………………………………………….. ii
PENGESAHAN ……………………………………………………………… iii
ABSTRAK …………………………………………………………………… iv
MOTTO ……………………………………………………………………… vi
PERSEMBAHAN …………………………………………………………… vii
KETA PENGANTAR ………………………………………………………. viii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………… x
DAFTAR TABEL …………………………………………………………… xiii
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………… xv
DAFTAR PETA ………………………………………………………………xvi
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ………………………………………….. 1
B. Identifikasi Masalah ………………………………………………. 5
C. Pembatasan Masalah ………………………………………………. 6
D. Perumusan Masalah ……………………………………………….. 6
E. Tujuan Penelitian ………………………………………………….. 6
F. Manfaat Penelitian ……………………………………………….... 7
G. Batasan Oprasional ………………………………………………… 8
BAB II. LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka …………………………………………………… 9
1. Hasil Belajar …………………………………………………….. 9
2. Efektivitas ………………………………………………………. 12
3. Motivasi Belajar ………………………………………………... 13
4. Model Pembelajaran ………...………………………………….. 16
B. Penelitian Yang Relevan ………………………………………….. 29
C. Kerangka Pemikiran ……………………………………………….. 34
D. Hipotesis …………………………………………………………… 38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
BAB III. METODELOGI PENELITIAN
A. Tempat Dan Waktu Penelitian ………………………………….. 39
1. Tempat Penelitian …………………………………………… 39
2. Waktu Penelitian …………………………………………….. 39
B. Populasi Dan Sampel ……………………………………………. 40
C. Teknik Pengumpulan Data ……………………………………… 41
D. Rancangan Penelitian …………………………………………… 51
E. Teknik Analisis Data ……………………………………………. 52
BAB IV. HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ……………………………………… 61
B. Deskripsi Data ……………………………………………………. 63
C. Uji Kesamaan Keadaan Siswa …………………………………… 73
D. Hasil Analisis Data ……………………………………………….. 75
E. Pembahasan Hasil Analisis Data …………………………………. 81
BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan ……………………………………………………….. 88
B. Implikasi ……………………………………………………………88
C. Saran ………………………………………………………………..90
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbandingan Penelitian yang Relevan ……………………….. 31
Tabel 3.1 Waktu penelitian ……………………………………………….. 39
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen soal penelitian …………………………….. 42
Tabel 3.3 Rangkuman Validitas Uji Coba Instrumen Tes soal …………... 43
Tabel 3.4 Tabel Taraf Kesukaran …………………………………………. 45
Tabel 3.5 Hasil Uji Daya Beda ……………………………………………. 46
Tabel 3.6 Uji Validitas Angket …………………………………………… 50
Tabel 3.7 Pola Penelitian …………………………………………………. 51
Tabel 3.8 Desain Faktorial Penelitian …………………………………….. 57
Tabel 3.9 Rangkuman Anava …………………………………………….. 58
Tabel 4.1 Data Nilai Keadaan Awal siswa, motivasi siswa dan kemampuan kognitif ………………………………………………………… 63
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi nilai kognitif siswa kelas X2 dengan metode
Quantum Teaching ……………………………………………. 64
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Nilai kognitif siswa dengan metode Ceramah
Tanya Jawab …………………………………………………… 65
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Nilai kognitif siswa dengan Motivasi Belajar
Tinggi ………………………………………………………….. 66
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Nilai kognitif siswa dengan Motivasi Belajar
Rendah ………………………………………………………… 67
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Nilai kognitif siswa metode pembelajaran
Quantum Teaching dengan Motivasi Belajar Tinggi …………. 68
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Nilai kognitif siswa metode pembelajaran
Quantum Teaching dengan Motivasi Belajar Rendah ………… 69
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Nilai kognitif siswa metode pembelajaran
Ceramah Tanya Jawab dengan Motivasi Belajar Tinggi ……… 71
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Nilai kognitif siswa metode pembelajaran
Ceramah Tanya Jawab dengan Motivasi Belajar Tinggi ……… 72
Tabel 4.10 Uji Normalitas Keadaan Awal Siswa ………………………….. 74
Tabel 4.11 Pengelompokan Data …………………………………………... 75
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
Tabel 4.12 Uji Normalitas Kemampuan Kognitif Siswa …………………... 76
Tabel 4.13 Analisis Variansi ……………………………………………..… 77
Tabel 4.14 Uji Lanjut Analisis Variansi ………………………………….... 79
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Mind mapping ………………………………………………… 26
Gambar 2.2 Mind mapping …………………………………………………. 27
Gambar 2.3 Catatan TS …………………………………………………….... 29
Gambar 2.4 Skema Kerangka Pemikiran ………………………………….… 37
Gambar 4.1 Histogram nilai kognitif siswa dengan metode Quantum
Teaching …………………………………............................ …... 64
Gambar 4.2 Histogram nilai kognitif siswa dengan metode Ceramah Tanya
Jawab …………………………………………………………… 65
Gambar 4.3 Histogram nilai kognitif siswa dengan motivasi tinggi .……….. 66
Gambar 4.4 Histogram nilai kognitif siswa dengan motivasi belajar
rendah…………………………………………………………… 68
Gambar 4.5 Histogram metode pembelajaran Quantum Teaching denngan
motivasi belajar tinggi ………………………………………….. 69
Gambar 4.6 Histogram metode pembelajaran Quantum Teaching denngan
motivasi belajar rendah ……………………………………….... 70
Gambar 4.7 Histogram metode pembelajaran Ceramah Tanya Jawab denngan
motivasi belajar tinggi ……………………………………….… 71
Gambar 4.8 Histogram metode pembelajaran Ceramah Tanya Jawab denngan
motivasi belajar tinggi …………………………………………. 73
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR PETA
Lokasi SMA Negri 1 Kerjo Tahun 2012 ……………………………………… 62
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni sangat mempengaruhi
pola kehidupan di masyarakat. Menghadapi keadaan tersebut, masyarakat harus
memiliki kualitas dan daya saing yang tinggi. Salah satu upaya untuk
meningkatkan kualitas masyarakat diantaranya melalui bidang pendidikan.
Pendidikan merupakan pondasi utama yang menopang perkembangan suatu
Negara, karena berhubungan dengan regenerasi tunas bangsa sekaligus sebagai
wahana untuk meningkatkan kualitas masyarakat. Dari hal tersebut maka kualitas
pendidikan tersebut harus ditingkatkan sehingga tidak terlalu tertinggal jauh
dengan Negara-negara berkembang lainnya. Dalam rangka meningkatkan kualitas
pendidikan itu sendiri tergantung pada pelaksanaan sistem pengajaran. Kualitas
pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu proses belajar mengajar,
kurikulum, fasilitas pendidikan dan manajemen organisasi pendidikannya.
Upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan diantaranya
diterapkannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mulai tahun 2006
lalu. KTSP memiliki tujuan memandirikan dan memberdayakan sekolah dalam
pengembangan kompetensi yang akan disampaikan kepada peserta didik, sesuai
dengan lingkungan. Sehingga memberi peluang bagi kepala sekolah, guru dan
pesertadidik untuk melakukan inovasi dan improvisasi di sekolah berkaitan
dengan masalah kurikulum, pembelajaran, manajerial dan lain sebagainya yang
tumbuh dari aktivitas, kreativitas, dan profesionalisme yang dimiliki. Dengan
demikian, pada penerapan KTSP ini guru dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif
dalam pengembangan materi dan media di sesuaikan dengan tingkat kemampuan
masing-masing sekolah. Dalam pelaksanaan pengajaran guru sebagai pendidik
dituntut untuk lebih kreatif dalam memilih strategi pembelajaran yang disesuaikan
dengan materi yang diajarkan, strategi pembelajaran ini sangat penting dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
pembelajaran karena merupakan faktor eksternal yang mampu mendorong
motivasi siswa dalam belajar, sehingga dapat disimpulkan strategi pembelajaran
ini sangat mempengaruhi keberhasilan dalam kegitan belajar-mengajar.
Salah satu mata pelajaran yang dapat dikembangkan dalam proses belajar
mengajar adalah mata pelajaran Geografi. Geografi memberi pengetahuan kepada
siswa tentang bumi serta keruangan, lingkungan dan kewilayahan. Selain itu juga
dibahas antara interaksi fisik dan sosial. Geografi diharap juga mampu
memberikan pemecahan masalah yang berkaitan dengan interaksi manusia dan
alam dalam lingkup keruangan. Materi dalam peelajaran Geografi terdiri atas
beberapa pokok bahasan yang memiliki tujuan dan karakteristik sendiri. Sub
pokok bahasan Litosfer merupakan materi yang menuntut anak mengimajinasikan
materi, untuk menggambarkan proses terbentunya batuan .Oleh sebab itu sesuai
dengan penjelasan diatas dalam penyampaiannya kepada siswa seorang guru perlu
memilih setrategi pembelajaran yang tepat. Model pembelajaran yang digunakan
guru erat kaitannya dengan hasil belajar. Sedangkan hasil belajar siswa
merupakan salah satu indikator pencapaian tujuan pembelajaran dalam setiap
kegiatan belajar mengajar dinilai berhasil, dengan kata lain tujuan pengajaran
telah tercapai, sebaliknya jika hasil belajar siswa rendah maka proses belajar
mengajar kurang atau belum berhasil.
Untuk mencapai hasil belajar yang optimal pada mata pelajaran Geografi
tidak terlepas dari berbagai persoalan terutama dalam proses belajar mengajar.
Diantaranya adalah :
1. Model pembelajaran yang monoton
2. Kurang memperhatikan suasana kelas sehingga mempengaruhi proses belajar
mengajar
3. Menekankan kemampuan kognitif terutama dalam hafalan yang bisa
mematikan kreativitas
4. Masih minimnya media yang digunakan dalam proses pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Dari sejumlah masalah tersebut model mengajar merupakan salah satu
masalah yang perlu perhatian, karena selama ini masih di dominasi model
pembelajaran yang kadang tidak sesuai dengan karakteristik materi pelajaran yang
disampaikan dan kurang memotivasi siswa. Model pembelajaran yang berpusat
pada guru mampu menghambat daya imajinasi siswa sehingga mematikan
kreatifvitas, dari pengemasan pengajaran yang kurang menyenangkan tersebut
terkadang suasana belajar menjadi menegangkan, siswa lebih banyak diam pasif
untuk mendengarkan guru menjelaskan dan suatu ketika diberi pertanyaan siswa
akan takut untuk menjawab karena secara psikologi mereka tertekan sehingga
sulit untuk mengeluarkan ide, gagasan, maupun jawaban dari pertanyaan yang
guru berikan.
Berdasarkan permasalahan di atas maka perlu adanya penyempurnaan
penggunaan model mengajar yang inovatif yang mampu menanamkan
pemahaman konsep secara maksimal dengan pembelajaran yang menyenangkan
yakni dengan menyesuaikan model mengajar dengan karakteristik materi yang
akan di sampaikan. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Quantum Teaching yang mana menciptakan suasana atau lingkungan
belajar yang efektif yakni menggunakan unsur yang ada pada siswa dan
lingkungan belajar melalui interaksi yang terjadi dalam kelas. Siswa diarahkan
untuk memanfaatkan semua kecerdasan yang dimiliki mulai dari visual, auditori,
kinistetik sehingga dalam pencapaian tujuan materi pembelajaran dapat dicapai.
Dalam Quantum Teaching bersandar pada konsep ‘Bawalah dunia mereka ke
dunia kita, dan antarkan dunia kita ke dunia mereka’. Hal ini menunjukkan,
betapa pengajaran dengan Quantum Teaching tidak hanya menawarkan materi
yang mesti dipelajari siswa. Tetapi jauh dari itu, siswa juga diajarkan bagaimana
menciptakan hubungan emosional yang baik dalam kehidupan sehari-hari dan
ketika belajar. Model pembelajaran Quantum Teaching diarahkan dalam
meningkatkan kinerja pengajaran guru dan prestasi para siswa. Quantum Teaching
menunjukkan kepada guru cara menjadi guru yang lebih baik. Quantum Teaching
menguraikan cara-cara baru yang memudahkan proses belajar guru lewat
pemaduan unsur seni dan pencapaian-pencapaian yang terarah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Quantum Teaching merancang sistem pengajaran yang menggairahkan dan
bertumpu pada prinsip-prinsip dan teknik-teknik Quantum Learning di ruang-
ruang kelas. Quantum Learning adalah seperangkat model falsafah belajar yang
terbukti efektif dan merupakan cara pengubahan bermacam-macam interaksi.
Quantum Learning menggabungkan sugestologi, teknik pemercepatan belajar, dan
NPL (program neurolinguistik) dengan teori, keyakinan, dan model tertentu.
Program neurolinguistik yaitu suatu penelitian tentang bagaimana otak mengatur
informasi.
SMA Negeri 1 Kerjo merupakan salah satu sekolah negeri yang berada di
Kabupaten Karangannyar, proses pembelajaran diruang kelas SMA Negeri 1
Kerjo masih terpusat pada guru, sehingga transfer pengetahuan hanya berlangsung
satu arah. Berdasarkan kenyataan tersebut, sistem pembelajaran di SMA Negeri 1
Kerjo harus diubah menuju suatu kreativitas pembelajaran yang lebih menarik
dari segi model, strategi, pendekatan dan metode disesuaikan dengan materi yang
ingin disampaikan. Penelitian ini mencoba memperkenalkan model pembelajaran
Quantum Teaching. Model Quantum Teaching termasuk model yang masih jarang
di praktekkan dalam ruang kelas di SMA Negri 1 Kerjo. Sehingga diharapkan
mampu meningkatkan hasil belajar siswa SMA Negeri 1 Kerjo.
Geografi merupakan salah satu mata pelajaran yang ada di kelas X
termasuk dalam Ilmu Pengetahuan sosial, pada saat naik kelas XI siswa akan
dijuruskan dalam kelas IPS dan IPA. Salah satu alasan penelitian dilakukan di X
adalah untuk mendorong minat siswa pada mata pelajaran Geografi, sehingga
mampu membentuk mindset siswa tentang belajar Geografi itu bisa dilakukan
dengan menyenangkan dan tidak melulu menghafal materi.
Keberhasilan siswa dalam belajar juga dipengaruhi oleh banyak faktor,
secara garis besar adalah faktor intern (dalam diri) dan faktor ekstern ( luar diri/
lingkungan). Faktor intern berasal dari dalam diri individu masing-masing. Baik
itu kemauan, kemampuan maupun yang lain individu tersebutlah yang dapat
mengandalikan sendiri. Faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari luar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Berasal dari lingkungan sekitar, baik nerupa keluarga, masyarakat bahkan bisa
berasal dari kegiatan belajar mengajar itu sendiri. Dalam kaitnnya dengan faktor
intern, contoh yang mudah dilihat adalah adanya motivasi siswa untuk berprestasi.
Faktor ini bisa merupakan kekuatan bagi siswa untuk belajar denga rajin. Motivasi
ini juga dapat dipengaruhi oleh proses kegiatan belajar mengajar itu sendiri.
Dalam dunia pendidikan dan pengajaran sering mendengar istilah
motivasi. Kemampuan motivasi adalah kemampuan untuk memberikan kepada
diri sendiri guna melakukan sesuatu yang baik dan bermanfaat. Dalam hal ini
terkandung adanya unsur harapan dan optimisme yang tinggi, sehingga memiliki
kekuatan dan semangat untuk melakukan suatu aktivitas tertentu, misalnya
belajar.
Dari uraian diatas penggunaan model pembelajaran Quantum Teaching
ini diharapkan mampu meningkatkan motivasi belajar siswa sekaligus dijadikan
pembanding dalam penggunaan model pembelajaran Ceramah Tanya Jawab yang
selama ini digunakan guru. Sehingga diketahui efektifitas model pembelajaran
Quantum Teaching dengan memperhatikan motivasi belajar siswa maka perlu
diadakan penelitian berjudul, ” EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL
PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING TERHADAP HASIL
BELAJAR IPS GEOGRAFI PADA POKOK BAHASAN LITOSFER
DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X SMA KERJO
KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010/2011”.
B. Identifikasi Masalah
Setelah melakukan observasi ke sekolah berdasarkan latar belakang
Masalah yang telah dikemukakan diatas maka dapat diidentifikasi masalah-
masalah yang timbul sebagai berikut :
1. Model pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi
2. Minimnya media pembelajaran yang digunakan oleh guru.
3. Kurang memperhatikan suasana kelas dan lingkungan belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
4. Kurang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran sehingga
menimbulkan kejenuhan dalam proses pembelajaran.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang maslah dan identifikasi masalah diatas maka
dalam penelitian ini penulis membatasi dengan maksud agar lebih terarah dan
mencapai tujuan yang tepat. Sebagai berikut :
1. Model pembelajaran yang digunakan adalah Quantum Teaching
2. Pokok Bahasan yang digunakan pada penelitian ini adalah Litosfer
3. Kemampuan siswa yang digunakan sebagai perbandingan kemampuan
kognitif ditinjau dari motivasi belajar siswa.
4. Keberhasilan siswa ditinjau dari kemapuan kognitif siswa pada pokok
bahasan Litosfer.
D. Perumusan Masalah
1. Apakah ada perbedaan yang signifikan antara penggunaan model
pembelajaran Quantun Teaching dengan model Ceramah Tanya Jawab
terhadap hasil belajar siswa dalam mata pelajaran geografi pada pokok
bahasan Litosfer?
2. Apakah ada perbedaan yang signifikan antara motivasi belajar yang tinggi
dengan motivasi yang rendah terhadap hasil belajar siswa dalam mata
pelajaran geografi pada pokok bahasan Litosfer?
3. Apakah ada perbedaan yang signifikan antara penggunaan model
pembelajaran Quantum Teaching dengan model Ceramah Tanya Jawab
terhadap hasil belajar siswa dalam mata pelajaran geografi pada pokok
bahasan Litosfer terhadap hasil belajar siswa dengan memperhatikan
motivasi belajar?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian ini
untuk mengetahui:
1. Perbedaan pengaruh pengunaan model mengajar antara Quantum Teaching
dengan model mengajar ceramah tanya jawab terhadap hasil belajar siswa
dalam mata pelajaran geografi pada pokok bahasan Litosfer.
2. Perbedaan hasil belajar berdasarkan tingkat motivasi belajar siswa dalam mata
pelajaran geografi pada pokok bahasan Litosfer .
3. Perbedaan antara penggunaan model pembelajaran terhadap hasil belajar
siswa dalam mata pelajaran geografi pada pokok bahasan Litosfer dengan
memperhatikan motivasi belajar.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Sebagai bahan untuk menambah khasanah pustaka di tingkat Program Studi
Geografi Fakultas maupun Universitas.
b. Sebagai bahan pertimbangan bagi pengembangan penelitian selanjutnya
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru
Sebagai salah satu masukan, khususnya bagi guru geografi tentang model
pembelajaran Quantum Teaching.
b. Bagi siswa
Memberikan masukan kepada siswa bahwa pencapaian hasil belajar yang
baik dan bermakna memerlukan peran serta siswa secara aktif dalam kegiatan
belajar mengajar.
c. Bagi sekolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Memberikan masukan kepada sekolah dalam penyediaan sarana-prasarana
yang lebih lengkap dan mampu mendorong motivasi siswa.
d. Bagi Pemerintah
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan kepada pemerintah
sehingga biasa memperbaiki mutu pendidikan di Indonesia.
G. Batasan Oprasional
a. Quantum Teaching merupakan orkestrasi bermacam-macam interaksi-
interaksi yang ada didalam dan disekitar momen belajar. Interaksi-interaksi
itu mencakup unsur-unsur belajar efektif yang mencakup unsur-unsur untuk
belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa secara menyeluruh.
Interaksi-interaksi ini mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa
menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan bagi orang
lain sehingga dalam proses pelaksanaannya tidak hanya sendirian, semuanya
menjadi sangat penting karena keberadaannya saling menopang antara satu
dan lainnya ( Miftahul A’la, 2010:22)
b. Tes hasil belajar Menurut Rakmat dan Suherdi (2001: 56) dapat di
definisikan sebagai alat atau prosedur sistematis untuk mengukur hasil
belajar siswa. Tepat tidaknya data yang diperoleh baru sebuah tes akan
sangat bergantung pada kualitas tes yang di gunakan.
c. Motivasi yaitu usaha yang disadari oleh menggerakkan, megarahkan, dan
menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk bertindak
melakukan sesuatu sehingga ia mencapai hasil atau tujuan tertentu
(Purwanto 1990 :73 )
d. efektif menunjuk pada sesuatu yang mampu memberikan dorongan atau
bantuan dalam mencapai suatu tujuan. Efektivitas menunjukan keberhasilan
dari segi tercapai tidaknya sasaran yang telah di tetapkan. Hasil yang
mendekati sasaran berarti makin tinggi efektivitasnya. Roestiyah (1991:12)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
LANDASAN TEORI
1. Hakikat Belajar
a. Pengertian Belajar
Kegiatan belajar merupakan bagian utama dari proses pendidikan. Belajar merupakan
kegiatan yang dilakukan setiap manusia setiap waktu tanpa ada batasan apapun. Namun
dalam dunia pendidikan, belajar didefinisikan tersendiri untuk mencapai hasil tertentu yang
di inginkan. Menurut Rini Budiharti, “ Belajar adalah suatu proses untuk terjadinya
perubahan tingkah laku pada pada diri siswa, dimana perubahan tingkah laku itu dapat
terjadi karena adanya interaksi antara siswa dan lingkungan” (1998: 1). Menurut pengertian
ini, interaksi dengan lingkungan memang pemeran penting dalam proses belajar tanpa
berinteraksi dengan lingkungan sekitar proses belajar tidak akan berjalan.
Menurut Oemar Hamalik bahwa, Belajar adalah modifikasi atau memperteguh
kelakuan melalui pengalaman (Learning is defined as modification or strengthening of
behavior though exprriencing)”. (1992:36). Menurut pengertian ini, belajar adalah
merupakan suatu proses kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya
mengingat, akan tetapi lebih luas daripada itu yaitu mengalami. Hasil belajar bukan suatu
penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan kelakuan.
Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai
hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Slamet
(1992:2) berpendapat bahwa: “Belajar adalah suatu proses Usaha yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dalam lingkungannya. “ Sardiman A.M. (1990:22)
menyatakan bahwa : “ Belajar dalam pengertian luas dapat diartikan sebagai kegiatan
Psikofisik menuju perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam arti sempit, belajar
yang dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan
sebagai sarana menuju kepribadian seutuhnya”.
Dari definisi-definisi diatas ada 3 prinsip tentang belajar, yaitu :
1. Belajar adalah proses menghasilkan perubahan tingkah laku anak didik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Anak didik msemilki potensi yang dapat dikembangkan melalui proses belajar.
3. Perubahan potensi menjadi suatu hasil yang nyata tidak terjadi semudah proses
perkembangan tapi membutuhkan suatu proses melalui interaksi dengan
lingkungan.
b. Teori-teori belajar
Ada beberapa macam teori belajar yang dikemukakan oleh para ahli, antara lain :
1. Teori Belajar menurut Peaget
Teori pengetahuan menurut Peaget merupakan teori adaptasi kognitif. Setiap
organism selalu beradaptasi dengan lingkungannya untuk dapat mempertahankan
dan mengembangkan hidup serta truktur pemikiran manusia.
a. Piaget membedakan adanya tiga macam pengetahuan :
Pengetahuan fisis adalah pengetahuan akan sifat-sifat fisis dari suatu obyek
atau kejadian seperti bentuk, besar, kekasaran, berat, serta bagaimana objek-
objek itu berinteraksi satu dengan yang lain.
b. Pengetahuan matematis atau logis
Merupakan pengetahuan yang dibentuk dengan berfikir tentang pengalaman
dengan seatu objek atau kejadian tertentu. Pengetahuan ini didapatkan dari
abstraksi berdasrkan koordinasi, relasi ataupun penggunaan objek.
c. Pengetahuan Sosial
Pengetahuan sosial adalah pengetahuan yang didapat dari kelompok budaya
dan sosial yang secara bersma menyetujui sesuatu. Pengetahuan sosial tidak
dapat dibentuk dari suatu tindakan seorang terhadap obyek, tetapi dibentuk
dari interaksi seorang terhadap orang lain. (Paul Suparno, 1996: 36-40)
2. Hakikat Mengajar
a. Pengertian Mengajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Mengajar bukan merupakan pekerjaan yang sangat mulia, sekaligus penuh tantangan.
Ketika mengajar, guru berhadapan dengan manusia-manusia yang sedang mengalami
proses pertumbuhan dan perkembangan. Setelah mengalami proses pendidikan dan
pengajaran, siswa diharapkan menjadi manusia dewasa yang memahami potensi diri
dan mampu mengembangkan potensi itu secara bertanggung jawab. Menurut
pendapat Sardiman A.M (2001:47) “Mengajar pada dasarnya merupakan suatu usaha
untuk menciptakan kondisi atau system lingkungan yang mendukung dan
memungkinkan untuk berlangsung proses belajar”.
Menurut Nana Sudjana (1992:29) “Mengajar adalah cara guru mengembangkan dan
menciptakan serta mengatur situasi yang memungkinkan siswa dan guru yang sama-
sama aktif melakukan kegiatan.”
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut diatas dapat disimoulkan bahwa mengajar
adalah kegiatan membantu dan membimbing siswa untuk melakukan kegiatan belajar
agar terjadi perubahan tingkahlaku dari pada diri siwa tersebut. Pengertian mengajar
tidak hanya sesederhana proses satu arah memindahkan pengetahuan yang dimiliki
peserta didik. Mengajar adalah cara guru menciptakan kondisi timbale balik yang
memungkinkan siswa melakukan proses belajar. Kondisi ini mencakup semua hal
yang relevan dengan kegiatan belajar siswa, antara lain : Guru, alat peraga, hubungan
antar guru dan siswa, hubungan sesame siswa, lingkungan kelas, metode yang
digunakan, dan sebagainya.
b. Prinsip Mengajar
Menurut De Porter (200:7-8) ada 5 prinsip mengajar, yaitu :
1. Segalanya berbicara
Segala dari lingkungan kelas hingga bahasa tubuh seorang guru, dari kertas yang
dibagikan hingga rancangan pelajaran, semuanya mengirimkan pesan tentang
belajar.
2. Segalanya bertujuan
Semua yang terjadi dalam ruangan mempunyai tujuan
3. Pengalaman sebelum memberikan nama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Otak manusia berkembang pesat dengan adanya rangsangan kompleks, yang
menggerakkan rasa ingin tahu. Oleh karena itu, proses belajar paling baik terjadi
ketika siswa telah mengalami informasi sebelum mereka mem[peroleh nama
untuk apa mereka pelajari.
4. Akui setiap usaha
Kegitan belajar mengandung resiko, karena belajar berarti melangkah keluar dari
kenyamanan. Pada saat siswa mengambil langkah ini, mereka layak mendapatkan
pengakuan atas kemampuan dan kepercayaan diri mereka.
5. Jika layak dipelajari maka laya pula dirayakan
Perayaan memberikan umpan balik mengenai kemajuan dan meningkatkan
asosiasi emosi positif dengan belajar.
3. Proses Belajar-Mengajar
Proses belajar-mengajar memiliki empat komponen utama yaitu tujuan, bahan, metode,
dan alat penilaian, masing-masing komponen itu harus dipandang sebagai suatu kesatuan
yang tak terpisahkan dan saling mendukung. Menurut Nana Sudjana (1996:9)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Lokasi yang digunakan sebagai tempat pengambilan data dalam penelitian
ini adalah di SMA Negri 1 Kerjo yang beralamat di Kecamatan Kerjo Kabupaten
Karanganyar.
2. Waktu Penelitian
Waktu yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebelas bulan yaitu mulai
bulan November 2010 sampai dengan bulan September 2011.
Tabel 3.1 Waktu Penelitian
No. Jenis Kegiatan Bulan
Jan-feb maret April Mei-jun Juli Juli-Jan
1. Penyusunan
Proposal
2.
Pengajuan
Istrumen
3. Pengumpulan
Data
4. Analisis Data
5. Penulisan
Laporan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
B. Populasi dan Sampel
1) Populasi
Populasi adalah semua anggota kelompok manusia, binatang, peristiwa, atau
benda yang berada dalam satu tempat dan secara terencana menjadi target
kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian. (Sukardi, 2008: 53) Populasi
penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negri 1 Kerjo semester genap tahun
ajaran 2010/2011 berjumlah 6 kelas.
2) Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. (Arikunto, 2002:
109). Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah random sampling
artinya sampel diambil secara acak tanpa mempertimbangkan kondisi awal dari
sampel melalui undian. Dipilih teknik random sampling karena hipotesisnya diuji
menggunakan anava dua jalan.
Dari populasi diambil 2 kelas dari teknik pengambilan sampel tersebut di
peroleh X2 sebagai kelas Eksperimen dan X6 sebagai kelas kontrol. Dalam
penelitian terdapat dua variabel yaitu variabel bebas berupa metode mengajar dan
motivasi belajar, serta variabel terikat yaitu berupa kemampuan kognitif siswa
pada pokok bahasan Litosfer.
Variabel dalam penelitian ini sebagai berikut :
a. Variabel Bebas
Dalam penelitian ini sebagai variabel bebasnya adalah metode
pembelajaran yang meliputi :
1) Metode Ceramah Tanya Jawab
2) Metode Quantum Teaching
3) Motivasi siswa
b. Variabel Terikat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Variabel terikat merupakan variabel yang kehadiranya dipengaruhi oleh
variabel yang lain. Dalam penelitian ini sebagai variabel terikatnya adalah hasil
belajar siswa pada kompetensi dasar Litosfer.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang dipergunakan untuk pengumpulan data adalah teknik tes.
Arikunto (2006: 150) berpendapat “Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan
serta alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”. Sesuai dengan
tujuan penelitian maka data yang diambil adalah hasil belajar nilai semester 1 siswa
dan (Post-tes) pada kompetesi dasar Litosfer ditinjau dari aspek kognitif yang
diperoleh langsung dari siswa dengan menggunakan tes bentuk obyektif. Selain
instrumen tes digunakan instrumen bentuk angket yang diberikan kepada siswa
setelah diberi perlakuan.
1) Instrumen Penelitian
a. Instrumen Tes Kemampuan Kognitif
Instrument penelitian yang digunakan adalah tes bentuk obyektif (multiple
choice). Test ini diberikan siswa mengikuti pelajaran (post test) kompetensi dasar
Litosfer. Langkah-langkah pembuatan tes terdiri dari :
2. Membuat kisi-kisi soal tes
3. Menyusun soal-soal tes
4. Mengadakan uji coba tes dianalisis daya pembeda, derajat kesukaran soal,
validitas dan reliabilitasnya.
Kisi-kisi soal materi hakikat geografi terhadap jenjang ranah kognitif siswa sebagai
berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen soal Penelitian
No Indikator
No Item
Jenjang kognitif
1.4 Mendeskripsikan struktur lapisan bumi dan jenis-jenis batuan penyusun lapisan bumi
1,2,3,4 C1,C2,C3,C1
2.1 Menjelaskan pengertian tenaga endogen
5 C1
3.4 Mendeskripsikan proses tektonisme serta kenampakan yang ditimbulkan
6,7,8,9 C1,C1,C2,C3
4.4 Mengidentifikasi perbedaan bentukan dari intrusi dan erupsi magma
10,11,12,13
C3,C1,C3,C1
5.4 Mendeskripsikan erupsi, tipe letusan dan bahan yang dikeluarkan
14,15,16,17
C3,C2,C1,C1
6.4 Mendeskripsikan proses terjadinya gempa bumi
18,19,20,21
C2,C3,C3,C1
7.1 Mendeskripsikan pengaruh tenaga eksogen terhadap pembentukan bumi
23 C1
8.4 Mengidentifikasi jenis pelapukan
24,25,26,27
C3,C2,C3,C2
9.4 Mengklasifikasikan jenis erosi berdasr penyebab erosi
28,29,30,31
C1,C3,C2,C3
10.4 Mengklasifikasikan jenis pengendapan berdasr tenaga pengangkutnya
32,33,34,35
C2,C1,C2,C2
Soal-soal tes yang telah dibuat kemudian akan di uji cobakan terlebih dahulu
pada kelas lain yang tidak digunakan sebagai subyek penelitian dan kelas tersebut
harus mempunyai kemampuan yang sama dengan kelas lain yang digunakan subyek
penelitian. Uji coba instrument ini bertujuan untuk mengetahui apakah soal tersebut
baik atau tidak.
a. Validitas
Menurut Sukmadinata (2003: 217-218) suatu alat ukur dikatakan valid
apabila mengukur apa yang hendak diukur. Untuk menghitung validitas item soal
digunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
( )( )( ){ } ( ){ }2222 YYNXXN
YXXYNrxy
S-SS-S
SS-S=
(Arikunto, 2005: 72)
Keterangan :
rxy = kooefisien validitas suatu item
X = skor tiap-tiap item dari semua responden
Y = Skor total seluruh responden
N = Jumlah seluruh responden
Kriteria :
rxy > r tabel (0,05), maka item dinyatakan valid
Tabel 3.3 Rangkuman Validitas Uji Coba Instrumen Tes soal
No r-tabel r-hitung Criteria no r-tabel r-hitung kriteria 1 0,334 0,351 Valid 21 0,334 0,341 valid 2 0,334 0,341 Valid 22 0,334 -0,11 Invalid 3 0,334 0,43 Valid 23 0,334 0,39 valid 4 0,334 0,089 Invalid 24 0,334 0,38 valid 5 0,334 0,441 Valid 25 0,334 0,36 valid 6 0,334 0,353 Valid 26 0,334 0,365 valid 7 0,334 0,388 Valid 27 0,334 0,358 valid 8 0,334 0,406 Valid 28 0,334 0,058 Invalid 9 0,334 0,344 Valid 29 0,334 0,423 valid
10 0,334 0,067 Invalid 30 0,334 0,383 valid 11 0,334 0,351 Valid 31 0,334 0,478 valid 12 0,334 0,382 Valid 32 0,334 0,355 valid 13 0,334 0,382 Valid 33 0,334 0,374 valid 14 0,334 0,245 Invalid 34 0,334 0,344 Valid 15 0,334 0,429 Valid 35 0,334 0,383 valid 16 0,334 0,415 Valid 17 0,334 0,355 Valid 18 0,334 0,382 Valid 19 0,334 0,461 Valid 20 0,334 0,396 Valid
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
b. Reliabilitas
Menurut Sukmadinata (2003: 217-218) reliabilitas alat ukur atau tingkat
ketetapan hasil pengukuran dilihat dari sejauh mana tes tersebut memberikan hasil
yang tetap, apabila digunakan beberapa kali kepada sampel yang sama. Reliabilitas
menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya
untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik
Untuk mengetahui reliabilitas soal maka digunakan rumus K-R 20 sebagai
berikut :
r11 = ÷÷ø
öççè
æ S-÷øö
çèæ
- 2
2
1 SpqS
nn
(Arikunto, 2005: 100)
Keterangan :
r11 : Reliabilitas tes secara keseluruhan.
p : Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q : Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah ( q = 1- p)
S pq : Jumlah hasil perkalian antara p dan q
n : Banyaknya item
S : Standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians)
Kriteria : Apabila r11 > rtabel (0,05) maka instrumen dinyatakan reliabel.
Setelah dilakukan analisis untuk soal uji coba. Diperoleh indeks reliabilitas soal r 11 =
0,758. Perhitungan dari hasil pengujian validitas dapat dilihat pada lampiran.
c. Indeks Kesukaran
Soal yang baik untuk alat ukur prestasi adalah soal yang mempunyai indeks
kesukaran yang memadai dalam arti soal tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah.
Soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi cepat putus asa dan tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
mempunyai semangat untuk mencoba lagi. Untuk mengetahui indeks kesukaran dari
masing masing item soal digunakan rumus
BP
JS=
Keterangan :
P : Indeks Kesukaran
B : Banyaknya siswa yang menjawab benar
JS : Jumlah seluruh peserta tes
Kalsifikasi derajad kesukaran soal tes sebagai berikut :
Item dikatagorikan sukar jika 0,00< P < 0,30
Item dikatagorikan sedang jika 0,30< P < 0,70
Item dikatagorikan mudah jika 0,70< P < 1,00
(Arikunto, 2002:208)
Tabel 3.4 Tabel Taraf Kesukaran
semua valid saja No kategori F % f %
1 Sukar 7 20% 6 20% 2 sedang 8 23% 8 27% 3 mudah 20 57% 16 53%
Total 35 100% 30 100%
d. Daya Beda
Daya beda soal adlah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa
yang pandai dengan siswa yang kurang pandai. Langkah-langkah untuk
menentukan daya beda suatu item adalah :
1. Memeriksa hasil tes kemudian memberi skor pada lembar jawaban
2. Menyusun lembar jawaban secara urut dari niali tertinggi sampai terendah.
3. Seluruh kelompok peserta tes dibagi dua sama besar.
Daya beda dari masing masing item tes dapat dihitung dengan menggunakan
rumus :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
A B
A B
B BD
J J= -
Keterangan :
D : Daya Beda
BA : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
BB : banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
JA : Jumlah kelompok atas
JB : Jumlah dari kelompok bawah
Indeks diskriminasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
0,00 < 0,20 adalah jelek
0,20 < 0,40 adalah sedang
0,40 < 0,70 adalah baik
0,70 < 1,00 adalah baik sekali
(Arikunto, 2002 :213)
Tabel 3.5 Hasil Uji Daya Beda
semua valid saja No kategori f semua % F %
1 baik sekali 0 0% 0 0% 2 Baik 4 11% 4 13% 3 cukup 14 40% 14 47% 4 Jelek 17 49% 12 40%
Total 35 100% 30 100%
b. Instrumen angket motivasi belajar
Langkah langkah pembuatan angket motivasi belajar:
1) membuat kisi-kisi angket motivasi belajar, yaitu dengan:
a. menentukan kemampuan yang akan diukur
b. menentukan indikator dari kemampuan yang akan diukur
c. menentukan ruang lingkup dan banyaknya pernyataan untuk masing-masing
sub variabel.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
d. Menyusun item pertanyaan angket sesuai dengan indikator.
e. Mengujicobakan angket motivasi belajar untuk mengetahui validitas dan
reliabilitas dari angket yang akan dibuat.
Prosedur pemberian skor berdasarkan tingkat motivasi belajar geografi siswa,
antara lain:
1). untuk angket meotivasi belajar geografi siswa pada item positif
a. jawaban hampir selalu dengan skor 4 menunjukkan motivasi belajar geografi
siswa sangat tinggi
b. jawaban seringkali dengan skor 3 menunjukkan motivasi belajar geografi
siswa tinggi
c. jawaban kadang-kadang dengan skor 2 menunjukkan motivasi belajar
geografi siswa rendah
d. jawaban hampir tidak pernah dengan skor 1 menunjukkan motivasi belajar
geografi siswa paling rendah.
2). untuk angket meotivasi belajar geografi siswa pada item negatif
a. jawaban hampir selalau dengan skor 1 menunjukkan motivasi belajar geografi
siswa paling tinggi
b. jawaban seringkali dengan skor 2 menunjukkan motivasi belajar geografi
siswa tinggi
c. jawaban kadang-kadang dengan skor 3 menunjukkan motivasi belajar
geografi siswa rendah
d. jawaban hampir tidak pernah dengan skor 4 menunjukkan motivasi belajar
geografi siswa paling rendah
Releabilitas dan validitas angket motivasi beblajar dapat diketahui dengan
menggunakan rumus-rumus berikut:
a) Releabilitas angket motivasi belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Pada pengukuran ini digunakan rumus alpha. Suharsimi Arikunto, (1998:192)
menyatakan rumus alpha digunakan untuk mencari tingkat reliabilita instrumen tes
yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket untuk soal uraian”. Adapun rumus
alpha yang dimaksud adalah sebagai berikut:
÷÷ø
öççè
æ-÷
øö
çèæ
-= å
2
2
11 11
t
b
kk
rs
s
Dimana:
11r = reliabilitas instrumen
k = banyaknya pertanyaan atau butir soal
å 2bs = jumlah varians skor tiap item
2ts = varians total
( )
NN
XX b
b
b
22
2
ååå
-=s
( )
NN
XX t
t
t
22
2
ååå
-=s
Hasil perhitungan uji relaibilitas dengan rumus alpha ini dinterpretasikan sebagai
berikut:
0,8 £< 11r 1 : sangat tinggi
0,6 £< 11r 0,8 : tinggi
0,4 £< 11r 0,6 : cukup
0,2 £< 11r 0,4 : rendah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
0,0 £< 11r 0,2 : sangat rendah
(Suharsimi Arikunto, 2002:109)
Setelah dilakukan analisis untuk angket uji coba. Diperoleh indeks reliabilitas
soal r 11 = 0,927 yaitu pada katagori 0,8 £< 11r 1 : sangat tinggi.
b) Validitas angket motivasi belajar
Untuk menghitung validitas item angkeet motivasi belajar geografi digunakan
product moment:
( )( )( ){ } ( ){ }å åå å
å åå--
-=
2222 YYNXXN
YXXYNrXY
Dimana :
r11 = koefisien korelasi
N = jumlah sampel
X = skor item masing-masing responden
Y = skor total jumlah dari keseluruhan item masing-masing responden
Butir dinyatakan valid jika rp,q > r1,5%
(Suharsimi Arikunto, 2002:160)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Tabel 3.6 uji validitas angket motivasi
No r-tabel r-hitung kriteria
1 0.294 0,633 Valid
2 0.294 0,721 Valid
3 0.294 0,583 Valid
4 0.294 0,671 Valid
5 0.294 0,537 Valid
6 0.294 0,179 Invalid
7 0.294 0,571 Valid
8 0.294 0,721 Valid
9 0.294 0,469 Valid
10 0.294 0,493 Valid
11 0.294 0,144 Invalid
12 0.294 0,606 Valid
13 0.294 0,476 Valid
1 0.294 0,363 Valid
15 0.294 0,374 Valid
16 0.294 0,066 Invalid
17 0.294 0,781 Valid
18 0.294 0,416 Valid
19 0.294 0,468 Valid
20 0.294 0,575 Valid
21 0.294 0,615 Valid
22 0.294 0,175 Invalid
23 0.294 0,731 Valid
24 0.294 0,673 Valid
25 0.294 0,801 Valid
26 0.294 0,257 Invalid
27 0.294 0,714 Valid
28 0.294 0,765 Valid
29 0.294 0,680 Valid
30 0.294 0,380 Valid
31 0.294 0,417 Valid
32 0.294 0,340 Valid
33 0.294 0,648 Valid
34 0.294 0,587 Valid
35 0.294 0,493 Valid
36 0.294 0,700 Valid
37 0.294 0,455 Valid
38 0.294 0,660 Valid
39 0.294 0,744 Valid
40 0.294 0,464 Valid
41 0.294 0,345 Valid
42 0.294 0,323 Valid
43 0.294 0,379 Valid
44 0.294 0,347 Valid
45 0.294 0,355 Valid
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
D. Rancangan Penelitian
Di dalam penelitian ini digunakan metode penelitian eksperimen. Penelitian
eksperimen merupakan penelitian yang sistematis, logis, dan teliti di dalam
melakukan kontrol terhadap kondisi. (Zuriah, 2005: 57-58) Dalam penelitian
eksperimen terdapat dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol. Pada kelompok eksperimen diberikan pengaruh atau treatment tertentu,
sedangkan pada kelompok kontrol tidak diberikan. (Zuriah, 2005: 60)
Desain eksperimen yang digunakan ialah desain statis dua kelompok di
mana kedua kelompok tersebut diasumsikan sama dalam hal kemampuan dan
intelegensinya.
Pada awal pertemuan kedua kelas harus dipastikan bahwa antara kelompok
ekperimen dan keolmopok kontrol mempunayai kemampuan yang sama, kemudian
kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan metode Quantum
Teaching sedangkan kelompok kontrol diberi perlakuan dengan metode Ceramah
Tanya Jawab. Dia akhir penelitian siswa diberi tes akhir (posttest). Hasil tes tersebut
di guankan sebagai data penelitian yang akan diolah dan dibandingkan hasilnya.
Tabel 3.7 Pola Penelitian
Motivasi Belajar
(B)
Tinggi
(B1)
Rendah
(B2)
Met
ode
Pem
bela
jara
n
(A)
Quantum teaching (A1) A1B1 A1B2
Ceramah,Tanya jawab (A2) A2B1 A2B2
Keterangan :
A : Metode Pembelajaran
B : Motivasi Belajar Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
B1 : Motivasi Siswa Tinggi
B2 : Motivasi Siswa Rendah
A1 : Metode Pembelajaran Quantum Teaching
A2 : Metode Pembelajaran Ceramah Tanya jawab
A1 B1 : Hasil belajar dengan metode pembelajaran Quantum teaching
motivasi siswa tinggi
A1 B22 : Hasil belajar dengan metode pembelajaran Quantum teaching
motivasi siswa rendah
A2 B1 : Hasil belajar siswa dengan metode ceramah Tanya jawab motivasi
siswa tinggi
A2 B2 : Hasil belajar siswa dengan metode ceramah Tanya jawab motivasi
siswa rendah.
E. Teknik Analisis Data
1. Uji kesamaan keadaan awal
Sebelum diadakan perlakuan terhadap sampel yang akan diteliti maka
dicari dahulu kesamaan keadaan awal antara kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen dengan menggunakan uji-t 2 ekor. Prosedur uji-t 2 ekor sebagai
berikut :
a. Hipotesis
H0 : 21 mm = : tidak ada perbedaan keadaan awal antara kelompok eksperimen
dengan kelompok kontrol.
H1 : 21 mm ¹ : ada perbedaan keadaan awal antara kelompok eksperimen
dengan kelompok kontrol.
b. Statistik Uji
t =
21
2
21
11nn
s
xx
+
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
(Nana Sudjana,2002:239)
Keterangan :
x1 : rata-rata kelompok eksperimen
x2 : rata-rata kelompok kontrol
n1 : cacah anggota kelompok eksperimen
n2 : cacah anggota kelompok kontrol
s2 : varians gabungan
Kriteria :
H0 diterima jika :-t tab < t hitung < t tab
H1 ditolak jika : t hitung t tabhitungatau t t tab ³-£
2. Uji Prasyarat Analisis
Untuk menguji hipotesis, sebelumnya harus dilakukan uji prasyarat analisis
yaitu uji normalitas dan uji homogenitas
a) Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel yang berasal
dari populasi yang digunakan berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian
ini uji normalitas yang digunakan adalah metode liliefors. Prosedur uji normalitas
dengan menggunakan metode liliefors adalah sebagai berikut :
1) Penggunaan X1, X2,….Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, ….Zn dengan
rumus : Z1 = SD
XX -1 dengan X rerata dan SD simpangan baku.
2) Data dari sampel kemudian diurutkan dari skor terendah sampai skor
tertinggi.
3) Untuk tiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi normal baku.
Kemudian dihitung peluang F( Zi ) = P ( Z £ Zi )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
4) Menghitung perbandingan antara nomor subyek dengan subyek n yaitu
( )n
fi
n
iå== 1
iZ S
Keterangan :
fi : cacah Z dimana Z £ Zi
n : cacah semua observasi n
5) Statistik uji
( ) ( )iiobs ZSZFMaxL -=
6) Daerah kritik
DK = { }nobs LLL ,a³
7) Keputusan uji
Jika Lobs < Ltabel maka hipotesis H0 diterima. Sampel berasal dari populasi
yang berdistribusi normal.
(Budiyono, 2004 :170)
b) Uji homogenitas
Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah sample berasal
dari populasi yang homogen. Dalam penelitian ini uji homogenitasnya
menggunakan uji Bartlett yang prosedurnya adalah sebagai berikut:
1). Hipotesis
H0 : 24
23
22
21 ssss === (sampel homogen)
H1 : 24
23
22
21 ssss ÏÏÏ (paling sedikit terdapat satu variansi yang berbeda
atau sampel tidak homogen)
2). Statistik uji
( )å-= 22 loglog303,2
jj SfRKGfc
c
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Keterangan :
f : derajat kebebasan untuk RKG = N – k
N : banyaknya seluruh nilai
k : cacah sampel
fj : derajat kebebasan untuk Sj2= nj – 1;j=1,2,….,k
nj : cacah pengukuran pada sampel ke-j
c = ( ) ÷÷ø
öççè
æ-
-+ å ffjk
1113
11
RKG= rataan kuadrat galat=f
SS jå ; ( ) ( ) 2
22 1 jj
j
jjj Sn
n
xxSS -=
S-S=
3). Daerah Kritik
DK = { }21;
22-> kjaccc
4). Keputusan Uji
Jika c 2hitung < c 2
aj: k -1, maka kedua populasi homogen.
3. Pengujian Hipotesis
a) Uji Analisis Variansi Dua Jalan Sel Tak Sama
Anava digunakan untuk menguji signifikansi perbedaan efek dua faktor A
dan B serta interaksi terhadap variabel terikat.
1). Model
Xijk = m = ai + bj + abij + åijk
(Budiyono, 2004 : 228)
Keterangan
Xijk : observasi pada subyek ke-k dibawah faktor A kategori ke-i faktor B
kategori ke-j
m : rerata besar
ai : efek faktor A kategori i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
bj : efek faktor B kategori j
abij : interaksi faktor A dan B
åijk: kesalahan eksperimental yang berdistribusi normal
i = 1,2,3,....,p ; p : cacah kategori A
j = 1,2,3,....,q ; q : cacah kategori B
k = 1,2,3,....,n ; n : cacah kategori pengamatan setiap sel
2). Hipotesis
H01 : ia = 0 : Tidak ada perbedaan pengaruh antara penggunaan penggunaan
metode Quantum Teaching dengan metode ceramah Tanya jawab terhadap
kemampuan kognitif siswa.
H02 : 2a = 0 : Tidak ada perbedaan pengaruh antara siswa yamg mempunyai
motivasi tinggi dengan siswa yang mempunyai kemampuan rendah
kemampuan kognitif siswa.
H03 : 3a = 0 : Tidak ada interaksi pengaruh penggunaan metode Quantum
Teaching terhadap kemampuan kognitif siswa.
3). Komputasi
A : Metode Belajar
B : Motivasi Belajar
A1 : Metode Quantum Teaching
A2 : Metode Ceramah dan Tanya jawab
B1 : motivasi belajar siswa tinggi
B2 : motivasi belajar siswa rendah
Persiapan uji anava dua jalan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Tabel 3.8 Desain Faktorial Penelitian
B
A
B1
B2
Total
A1
A2
A1B1
A2B1
A1B2
A2B2
A’1
A’2
Total B’1 B’2 G
4). Komponen jumlah kuadrat
(1) = pqG 2'
(2) = åji
ijSS,
dengan CXSSk
ijkij -= å 2 dan ( )
ijk
ijk
n
XC
2å=
(3) = åi
i
q
A 2'
(4) = åi
i
p
B 2'
(5) = 2
''åij
ijBA
5). Jumlah kuadrat
JKA = ( ) ( )[ ]13h n -
JKB = ( ) ( )[ ]14h n -
JKAB = ( ) ( ) ( ) ( )[ ]1345h n +--
JKG = å ijSS
JKT = ( ) ( )[ ] å+- ijSS15nh
6). Derajat kebebasan
dkA = p –1
dkB = q –1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
dkAB = (p –1)(q –1)
dkG = pq (N –1)
dkT = Npq –1 = N – 1
7). Rerata Kuadrat
RKA = JKA/ dkA
RKB = JKB / dkB
RKAB = JKAB / dkAB
RKG = JKG / dkG
8). Statistik Uji
Fa = RKA/ RKG
Fb = RKB/ RKG
Fab = RKAB/ RKG
9). Daerah Kritik
DKa = Fa > Fa;q-1,N-pq
DKb = Fb > Fa;q-1,N-pq
DKab= Fab > Fa;(p-1)(q-1),N-pq
10). Keputusan uji
H01 ditolak jika Fa > Fa;q-1,N-pq
H02 ditolak jika Fb > Fa;q-1,N-pq
H03 ditolak jika Fab > Fa;(p-1)(q-1),N-pq
11). Rangkuman ANAVA
Tabel 3.9 Rangkuman Anava
Sumber Variansi
Jk
Dk
Rk
F
P
Efek Utama Baris (A) Kolom (B) Interaksi (AB) Kesalahan
JKA JKB
JKAB JKG
p-1 q-1
(p-1)(q-1)
N-pq
RKA RKB
RKAB RKG
Fa
Fb
Fab
-
>α atau<α >α atau<α >α atau<α
- Total JkT N-1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
b) Uji Lanjut Anava
Uji lanjut anava digunakan uji komparasi ganda scheffe. Uji ini untuk
mengetahui perbedaan rerata setiap pasangan baris, setiap pasangan kolom dan setiap
pasangan sel, langkah-langkah dalam menggunakan metode scheffe.
a. Mengidentifikasi semua pasangan komparasi rerata
b. Merumuskan hipotesis yang bersesuaian dengan komparasi tersebut.
c. Mencari harga statistik uji F dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
1). Untuk komparasi rerata antar baris ke-i dan ke-j
( )
÷÷ø
öççè
æ+
-=-
ji
jiji
nnRKG
xxF
11
2
2).Untuk komparasi rerata antar kolom ke-i dan ke-j
( )
÷÷ø
öççè
æ+
-=-
ji
jiji
nnRKG
xxF
11
2
3). Untuk komparasi rerata antar sel ij dan sel kj
( )
÷÷ø
öççè
æ+
-=-
kjij
kjijkjij
nnRKG
xxF
11
2
4). Untuk komparasi rerata antar sel ij dan sel ik
( )
÷÷ø
öççè
æ+
-=-
ikij
ikijikij
nnRKG
xxF
11
2
d. Menentukan tingkat signifikansi (a)
e. Menentukan DK dengan rumus sebagai berikut :
1). DKi-j = { }pqNpjiji FqpFF ---- -> ,1:)( a
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
2). DKi-j = { }pqNqjiji FqFF ---- -> ,1:)1( a
3). DKij-kj = { }pqNpqkjijkjij FpqFF ---- -> ,1:)1( a
4). DKij-ik = { }pqNpqikijikij FqpFF ---- -> ,1:)( a
f. Menyusun rangkuman analisis (komparasi ganda)
g. Menentukan keputusan uji (beda rerata) untuk setiap pasangan komparasi rerata.
(Budiyono, 2004 : 228)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
SMA Negeri 1 Kerjo terletak pada 07°31’51,90”LS dan
111°08’34,65”BT. Lokasi SMA Negeri 1 Kerjo berada di Desa Sumberejo,
Kecamatan Kerjo, Kabupaten Karanganyar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada Peta Lokasi SMA Negeri 1 Kerjo. Berdasarkan SK Kepala Kantor
Dekdikbud Propinsi Jawa Tengah No : 53/I03/H/1990 tanggal 5 Juni 1990, SMA
Negeri 1 Kerjo dibuka sebagai sekolah UGB. Pertama kali melaksanakan proses
belajar mengajar menggunakan gedung SMP Negeri 1 Kerjo. Pada tahun ajaran
1991/1992 tanggal 1 Mei 1991 gedung SMA Negeri 1 Kerjo mulai digunakan
untuk proses belajar mengajar.
Berdasarkan SK Mendikbud sekolah ini diresmikan pada tanggal 5 Mei
1992. Secara umum kondisi gedung SMA Negeri 1 Kerjo dalam kondisi baik dan
memenuhi syarat sebagai sarana tempat kegiatan belajar mengajar. Disamping
tanahnya yang luas, juga didukung tersedianya ruang-ruang kegiatan yang
mendukung belajar mengajar. SMA Negeri 1 Kerjo memiliki luas tanah 21200 m2
dengan jumlah kelas 18 ruang yang terdiri dari 6 kelas X, 2 kelas XI IPA, 4 kelas
XI IPS, 2 kelas XII IPA dan 4 kelas XII IPS. Dengan jumlah siswa 698 yang
terdiri dari 237 siswa kelas X, 69 siswa kelas XI IPA, 156 siswa kelas XI IPS,
82 siswa kelas XII IPA dan 154 siswa kelas XII IPS.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
B. Deskripsi Data
Penilitan ini menggunakan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel
terikat. Sebagai variabel bebas adalah penggunaan model Quantum Teaching dan
ceramah Tanya jawab serta motivasi siswa. Sedangkan variabel terikatnya adalah
kemampuan kognitif siswa pada sub pokok bahasan litosfer.
Jumlah kelas yang digunakan adalah dua kelas yaitu kelas X2 yang terdiri
dari 34 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas X6 yang terdiri dari 34 siswa
sebagai kelas kontrol, secara keseluruhan terdapat 68 siswa. Data yang diperoleh
adalah hasil dokumentasi, observasi dan nilai hasil tes kognitif. Secara rinci
adalah sebagai berikut :
Data nilai keadaan awal, skor motivasi siswa dan kemampuan kognitif di
sajikan pada Tabel berikut :
Tabel 4.1 Data Nilai Keadaan Awal siswa, motivasi siswa dan kemampuan kognitif
Variabel
Sebelum perlakuan Sesudah perlakuan
Keadaan Awal Motivasi siswa Kemampuan
Kognitif KE KK KE KK KE KK
Cacah sempel 34 34 34 34 34 34 Nilai terendah 40 53 122 104 53 39 Nilai tertinggi 83 76 180 243 100 93 Mean 65,353 64,765 149,765 148,382 76,647 67,383 Median 66 63 146 151,5 79,5 66 Modus 66 63 180 133 83 62 Standart Deviasi 8,794 6,115 18,829 23,829 11,070 10,924
Keterangan :
KE : Kelas Eksperimen
KK : Kelas Kontrol
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
1. Diskripsi data nilai kognitif siswa kelas X2 dengan model pembelajaran
Quantum Teaching
Data penelitian menunjukkan bahwa : Jumlah responden (N) = 34 dengan
skor nilai tertinggi = 100 dan skor nilai terendah = 53, mean ( X ) = 76,647,
median (Me) = 79,5 , modus = 83 , standar Deviasi (σ) = 11,070. Berikut ini akan
di sajikan sel A1 Distribusi Frekuensi dan Grafik histogram.
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi nilai kognitif siswa kelas X2 dengan model
Quantum Teaching
no Interval f % 1 53 – 60 2 5.9% 2 61 – 68 6 17.6% 3 69 – 76 6 17.6% 4 77 – 84 13 38.2% 5 85 – 92 6 17.6% 6 93 – 100 1 2.9%
Total 34 100.0%
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas dapat disajikan dalm bentuk
diagram histogram sebagai berikut :
Gambar 4.1 Histogram nilai kognitif siswa dengan model Quantum
Teaching
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Dari histogram distribusi frekuensi diatas dapat dijelaskan bahwa interval
nilai 53-56 mempunyai frekuensi 2 (5,9 %), interval 61-68 mempunyai frekuensi
6 (17,6%), interval 69-76 mempunyai frekuensi 6 (17,6%), interval 77-84
mempunyai ferkuensi 12 (38,2%), interval 85-92 mempunyai frekuensi 6 (17,6%),
interval 93-100 mempunyai frekuensi 1 (2,9%). Rata-rata hasil belajar siswa kelas
X2 dengan menggunakan model Quantum Teaching pada interval 77 sampai 84.
2. Diskripsi data nilai kognitif siswa kelas X6 dengan Model Ceramah Tanya jawab
Penelitian menunjukkan bahwa : jumlah responden (N) = 34 siswa dengan
skor tertinggi = 93 dan skor terendah = 39, mean ( X ) = 67,38, median (Me) = 66,
modus = 62, standar Deviasi (σ) = 10,92. Berikut ini akan disajikan A2 Distribusi
Frekuansi dan Grafik Histogramnya :
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Nilai kognitif siswa dengan model Ceramah
Tanya Jawab
No Interval F f (%) 1 39 – 47 2 5,9% 2 48 – 56 4 11,8% 3 57 – 65 8 23,5% 4 66 – 74 12 35,3% 5 75 – 83 7 20,6% 6 84 – 93 1 2,9%
Total 34 100,0%
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas dapat disajikan dalam bentuk
diagram histogram sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Gambar 4.2 Histogram nilai kognitif siswa dengan model Ceramah Tanya Jawab
Dari histogram distribusi frekuensi diatas dapat dijelaskan interval nilai 39-
47 mempunyai frekuensi 2 (5,9%), interval 48-56 mempunyai frekuensi 4
(11,8%), interval 57-65 mempunyai frekuensi 8 (23,5%), interval 66-74
mempunyai ferkuensi 12 (35,3%), interval 75-83 mempunyai frekuensi 7 (20,6%),
interval 84-93 mempunyai frekuensi 1 (2,9%). Rata-rata hasil belajar siswa kelas
X6 menggunakan model ceramah Tanya Jawab pada interval 66 sampai 74.
3. Deskripsi Data nilai kognitif siswa dengan Motivasi Belajar Tinggi Data penelitian menunjukkan bahwa jumlah responden (N) = 33 siswa
dengan skor tertinggi = 100 dan skor terendah = 56, mean ( X ) = 76,46, median
(Me) = 76, modus = 80, standar Deviasi (σ) = 10,768. Berikut ini akan disajikan
Distribusi Frekuensi sel B1 dan Grafik histogramnya:
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Nilai kognitif siswa dengan Motivasi Belajar
Tinggi
No interval f % 1 56 - 62 1 3.0% 2 63 - 69 6 18.2% 3 70 - 76 9 27.3% 4 77 - 83 9 27.3% 5 84 - 90 7 21.2% 6 91 - 100 1 3.0%
total 33 100.0%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas dapat disajikan dalam bentuk
diagram histogram sebagai berikut :
Gambar 4.3 Histogram nilai kognitif siswa dengan motivasi tinggi
Berdasarkan histogram diatas diketahui hasil belajar dengan motivasi tinggi
yaitu pada interval; 56-62 mempunyai frekuensi 1 (3,0%), interval 63-69
mempunyai frekuensi 6 (18,2%), interval 70-76 mempunyai frekuensi 9 (27,3%),
interval 77-83 mempunyai frekuensi 9 (27,3%), interval 84-90 mempunyai
frekuensi 7(21,2%) dan interval 91-100 mempunyai frekuensi 1 (3,0%). Siswa
yang memiliki motivasi tinggi memiliki nilai hasil belajar yang cukup tinggi, ini
dapat dilihat pada tabel siswa yang mendapat nilai diatas 7,6 keatas lebih tinggi
prosentasenya.
4. Diskripsi data nilai kognitif siswa dengan motivasi rendah
Data penelitian menunjukkan bahwa : Jumlah responden = 35 dengan skor
tertinggi = 83 dan skor terendah = 39, mean ( X ) = 67,83, median (Me) = 66,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
modus = 73, standar Deviasi (σ) = 11,46. Berikut disajikan distribusi ferekuensi
sel B2 dan grafik histogram:
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Nilai kognitif siswa dengan Motivasi Belajar
Rendah
No interval F f (%)
1 39 - 45 1 2,9%
2 46 - 53 2 5,7%
3 54 - 61 5 14,3%
4 62 - 69 11 31,4%
5 70 - 76 5 14,3%
6 77 - 83 11 31,4%
Total 35 100,0%
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi diatas dapat disajikan dalam bentuk
diagram histogram sebagai berikut :
Gambar 4.4 Histogram nilai kognitif siswa dengan motivasi belajar rendah
Berdasarkan histogram diatas diketahui interval 39-45 mempunyai frekuensi
1 (2,9%), interval 46-53 mempunyai frekuensi 2 (5,7%), interval 54-61
mempunyai frekuensi 5 (14,3%), interval 62-69 mempunyai frekuensi 11 (31,4%),
interval 70-76 mempunyai frekuensi 5 (14,3%), dan interval 77-83 mempunyai
frekuensi 11 (31,4%). Pada tabel dapat dilihat nilai hasil belajar siswa yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
memiliki motivasi rendah memiliki rata-rata 67,83. Namun ada beberapa siswa
yang memiliki nilai tinggi dengan memiliki motivasi belajar yang rendah.
5. Deskripsi data nilai kognitif siswa X2 model pembelajaran Quantum Teaching dengan motivasi tinggi
Data penelitian menunjukkan bahwa jumlah responden sebanyak (N) = 16
siswa dengan skor tertinggi = 100 dan skor terendah = 56, mean ( X ) = 78,88,
median (Me) = 81,5, modus = 87, standar Deviasi (σ) = 13,316. Berikut ini akan
disajikan distribusi frekuensi sel A1 B1 dan grafik histogramnya :
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Nilai kognitif siswa model pembelajaran
Quantum Teaching dengan Motivasi Belajar Tinggi
No Interval f f (%) 1 56 – 64 1 6.3% 2 65 – 73 4 25.0% 3 74 – 82 3 18.8% 4 83 – 91 6 37.5% 5 92 – 100 2 12.5%
Total 16 100.0%
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas dapat disajikan dalam bentuk
diagram sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Gambar 4.5 Histogram Model Pembelajaran Quantum Teaching Denngan
Motivasi belajar Tinggi
Berdasrkan histogram diatas diketahui hasil belajar melalui model Quantum
Teaching dengan motivasi tinggi yaitu pada interval 54-64 mempunyai frekuensi
1 (6,3%), interval 65-73 mempunyai frekuensi 4 (25,0%), interval 74-82
mempunyai frekuensi 3 (18,8%), interval 83-91 mempunyai frekuensi 6 (37,5%),
interval 92-100 mempunyai frekuensi 2 (12,5%). Kelas X2 yang memiliki
motivasi tinggi memiliki rata-rata yang lebih tinggi yakni pada interval 78,88.
6. Deskripsi data nilai kognitif siswa X2 model pembelajaran Quantum
Teaching dengan motivasi belajar rendah
Penelitian menunjukkan bahwa : jumlah responden (N) = 18 siswa dengan
skor tertinggi = 83 dan skor terendah = 53, mean ( X ) = 74,67, median (Me) = 78,
modus = 73, standar Deviasi (σ) = 8,52. Berikut ini akan disajikan A1 B2
Distribusi Frekuansi dan Grafik Histogramnya :
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Nilai kognitif siswa model pembelajaran
Quantum Teaching dengan Motivasi Belajar Rendah
No interval f f (%)
1 53 - 58 1 5,6%
2 59 - 65 2 11,1%
3 66 - 71 1 5,6%
4 72 - 77 5 27,8%
5 78 - 83 9 50,0%
Total 18 100,0%
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi diatas dapat disajikan dalam bentuk
diagram histogram sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Gambar 4.6 Histogram Model Pembelajaran Quantum Teaching Denngan
Motivasi Belajar Rendah
Berdasarkan histogram diatas diketahui 53-58 mempunyai frekuensi 1
(5,6%), interval 59-65 mempunyai frekuensi 2 (11,1%), interval 66-71
mempunyai frekuensi 1 (5,6%), interval 72-77 mempunyai interval 5 (27,8%),
interval 78-83 mempunyai frekuensi 9 (50,0%). Pada tabel dapat dilihat model
pembelajaran Quantum Teaching pada kelas X2 yang memiliki motivasi rendah
terdapat pada interval 78 sampai 83 itu artinya meskipun memiliki motivasi
rendah namun pada hasil belajar siswa menunjukkan nilai yang cukup tinggi.
7. Deskripsi data nilai kognitif siswa X6 model pembelajaran Ceramah
Tanya Jawab dengan motivasi belajar Tinggi
Data penelitian menunjukkan bahwa jumlah responden (N) = 17 siswa
dengan skor tertinggi = 93 dan skor terendah = 63, mean ( X ) = 74,18, median
(Me) = 73, modus = 73, standar Deviasi (σ) = 7,37. Berikut ini akan disajikan
Distribusi Frekuensi sel A2 B1 dan Grafik histogramnya:
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Nilai kognitif siswa model pembelajaran
Ceramah Tanya Jawab dengan Motivasi Belajar Tinggi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
No interval f f (%)
1 63 - 68 3 17,6%
2 69 - 75 7 41,2%
3 76 - 81 5 29,4%
4 82 - 87 1 5,9%
5 88 - 93 1 5,9%
total 17 100,0%
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi diatas dapat disajikan dalam bentuk
diagram histogram sebagai berikut :
Gambar 4.7 Histogram model pembelajaran Ceramah Tanya Jawab
denngan motivasi belajar tinggi
Dari histogram distribusi frekuensi diatas dapat dijelaskan bahwa interval
63-68 mempunyai frekuensi 3 (17,6%), interval 69-75 mempunyai frekuensi 7
(41,7%), interval 76-81 mempunyai frekuensi 5 (29,4%), interval 82-87
mempunyai frekuensi 1(5,9%), interval 88-93 mempunyai frekuensi 1 (5,9%).
Siswa yang memiliki motivasi tinggi pada model pembelajaran Ceramah tanya
jawab memiliki hasil belajar yang tidak terlalu tinggi.
8. Deskripsi data nilai kognitif siswa X2 model pembelajaran Ceramah
Tanya Jawab dengan motivasi belajar Rendah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Data penelitian menunjukkan bahwa jumlah responden (N) = 17 siswa
dengan skor tertinggi = 83 dan skor terendah = 39, mean ( X ) = 60,59, median
(Me) = 62, modus = 62, standar Deviasi (σ) = 9,68. Berikut ini akan disajikan
Distribusi Frekuensi sel A2 B2 dan Grafik histogramnya:
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Nilai kognitif siswa model pembelajaran
Ceramah Tanya Jawab dengan Motivasi Belajar Tinggi
No interval F f (%)
1 39 - 47 2 11,8%
2 48 - 56 4 23,5%
3 57 - 65 7 41,2%
4 66 - 74 3 17,6%
5 75 - 83 1 5,9%
total 17 100,0%
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi diatas dapat disajikan dalam bentuk
diagram histogram sebagai berikut :
Gambar 4.8 Histogram Model Pembelajaran Ceramah Tanya Jawab
Denngan Motivasi Belajar Tinggi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Berdasarka histogram diatas diketahui interval 39-47 mempunyai frekuensi
2 (11,8%), interval 48-56 mempunyai frekuensi 4 (23,5%), interval 57-65
mempunyai frekuensi 7 (41,2%), interval 66-74 mempunyai frekuensi 3 (17,6%),
interval 75-83 mempunyai frekuensi 1 (5,9%). Pada tabel dilihat bahwa siswa
yang memiliki motivasi rendah memiliki nilai hasil belajar dibawah KKM.
C. Uji Kesamaan Keadaan Awal
Data yang digunakan untuk uji kesamaan keadaan awal dalam penelitian ini
adalah nilai hasil ujian semester I. Uji kesamaan keadaan awal dilakukan dengan
menggunakan rumus uji t-dua ekor. Sebelum dilakukan Uji-t dua ekor terlebih
dilakukan uji nomalitas dan homogenitas.
1. Uji Normalitas Keadaan awal siswa
Uji Normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari
populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji normalitas dengan model
Lilliefors diperoleh harga statistik uji L untuk taraf signifikasi 5 % di tunjukkan
pada table berikut :
Tabel 4.10 uji normalitas keadaan awal siswa
Kelas Jumlah data L-hitung L tabel kesimpulan
Eksperimen 34 0.147 0.152 Normal
Kontrol 34 0.143 0.152 Normal
Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal bila Lhitung < Ltabel
harga Lhitung pada masing-masing kelas dari Tabel 4.10 tersebut menunjukkan
bahwa harga Lhitung dari masing-masing kelas lebih rendah dari harga kritiknya
Ltabel. Dengan demikian, diperoleh keputusan uji bahwa Ho diterima, hal ini
berarti bahwa sampel dalam penelitian ini berasal dari populasi yang berdistribusi
normal. Artinya data tersebut memiliki sebaran distribusi yang normal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
2. Uji Homogenitas Keadaan Awal Siswa
Hasil uji homogenitas menggunakan uji baretlett untuk sampel kelas
eksperimen dan kontrol diperoleh harga diperoleh harga =2Hitungc 0,27. Sedangkan
untuk 1n = pada taraf signifikasi 5% harga =2Tabelc 3,841. Karena 22
TabelHitung cc < ,
maka diperoleh keputusan uji bahwa Ho diterima, yang berarti bahwa populasi
dalam penelitian ini homogen. Artinya distribusi frekuensi dari data nilai keadaan awal
Geografi siswa kelas X2 dan X6 SMA Negeri 1 Kerjo memiliki keadaan yang
kesamaan.
3. Uji t Dua Ekor
Uji kesamaan keadaan awal dengan uji-t dua ekor dilakukan untuk
mengetahui apakah kedua sampel yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol
memiliki keadaan awal yang sama sebelum diberi perlakuan. Dari analisis
terhadap data yang ada diperoleh harga =Hitungt 0,322, harga Tabelt pada taraf
signifikasi 5% untuk =n 66 adalah 1,997. Karena
aa 2112
11 --+<<- ttt Hitung ( 1,997 0,322 1,997- < < ), maka OH diterima sehingga
dapat disimpulkan bahwa keadaan awal Geografi siswa kelompok eksperimen
sama dengan kelompok kontrol yang artinya kemampuan awal dari kedua kelas
tersebut adalah seimbang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
D. Hasil Analisis Data
DATA HASIL PENGELOMPOKAN
Tabel 4.11 Pengelompokan data
no A1 A2 B1 B2 A1B1 A1B2 A2B1 A2B2
1 90 62 90 77 90 77 63 62 2 77 63 83 73 83 73 66 66 3 83 66 87 80 87 80 76 56 4 87 56 49 83 49 83 80 56 5 73 66 60 83 60 83 69 39 6 80 56 87 80 87 80 69 63 7 49 76 60 80 60 80 80 66 8 60 80 80 63 80 63 93 46 9 83 69 93 79 93 79 70 56 10 87 69 69 63 69 63 83 63 11 60 80 66 83 66 83 72 59 12 83 39 89 73 89 73 73 62 13 80 93 103 66 103 66 73 62 14 93 63 73 83 73 83 73 83 15 69 70 80 79 80 79 66 62 16 80 66 89 73 89 73 79 56 17 80 46 63 53 53 76 73 18 63 56 66 73 73 19 79 83 76 62 20 63 63 80 66 21 66 72 69 56 22 89 59 69 56 23 83 73 80 39 24 103 62 93 63 25 73 62 70 66 26 73 73 83 46 27 66 83 72 56 28 83 62 73 63 29 79 56 73 59 30 80 73 73 62 31 73 66 66 62 32 89 73 79 83 33 53 79 76 62 34 73 76 56 35 73
Keterangan : A1 : kelas X2 A2 : kelas X6
A1B1 : kelas X2 motivasi tinggi A1B2 : kelas X2 motivasi rendah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
B1 : motivasi tinggi B2 : motivasi rendah
A2B1 : kelas X6 motivasi tinggi A2B2 : kelas X6 motivasi rendah
1. Prasyarat Analisis Uji
Prasyarat analisis data yang harus dipenuhi adalah uji normalitas dan uji
Homogenitas. Data yang digunakan dalam penelitian adalah nilai posttest pada
sub pokok bahasan Litosfer. Sebelum melakukan prasyarat analisis data,
dilakukan pengelompokan data kelas eksperimen dan kelas kontrol yang memiliki
motovasi tinggi dan motivasi rendah.
a. Uji Normalitas Kemampuan Kognitif Siswa
Uji Normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari
populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji normalitas dengan model
Lilliefors diperoleh harga statistik uji L untuk taraf signifikasi 5 % pada masing-
masing kelas disajikan dalam tabel 4.12 berikut:
Tabel 4.12 uji normalitas kemampuan kognitif siswa
Kelas L-hitung L tabel Kesimpulan
A1 (kelas X2 Eksperimen) 0,085 0,152 Normal
A2 (kelas X6 Kontrol) 0,080 0,152 Normal
B1 (motivasi tinggi) 0,085 0,154 Normal
B2 (motivasi rendah) 0,134 0,150 Normal
Hasil uji normalitas kemampuan kognitif siswa dengan uji Liliefors pada
table diatas tersebut dapat dilihatkan bahwa masing-masing kelas menunjukkan
Lhitung < Ltabel jadi Ho dari masing-masing kelas diterima. Hal ini berarti bahwa
sampel dalam penelitian ini berasal dari populasi yang terdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas Kemampuan Kognitif Siswa
Dari hasil analisis yang dilakukan dengan menggunakan uji Bartlettt diperoleh
harga =2Hitungc 0,18. Sedangkan untuk 1n = pada taraf signifikasi 5%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
harga =2Tabelc 3,841.. Karena 22
TabelHitung cc < , Dengan demikian, diperoleh keputusan
uji bahwa Ho diterima, berarti distribusi frekuensi dari data nilai prestasi belajar
geografi siswa pada pokok bahasan Litosfer kelas X2 dan X6 SMA Negeri 1 Kerjo
dalam penelitian ini adalah homogen memiliki keadaan yang sama.
2. Hasil Pengujian Hipotesis
a. Hasil Analisis Variansi
Penelitian ini melibatkan dua variabel bebas. Pertama adalah penggunaan
model Quantum Teaching dan Ceramah Tanya Jawab. Kedua adalah tingkat
motivasi siswa. Untuk Variabel Terikatnya adalah kemampuan kognitif siswa
pada sub pokok bahasan Litosfer.
Analisis yang digunakan adalah analisis varian dua jalan dengan sel tak
sama. Hasil anava dua jalan isi sel tak sama terhadap kemampuan kognitif siswa
yang diberi pembelajaran dengan model Quantum Teaching dan ceramah Tanya
jawab.
Tabel 4.13 Analisis Variansi
SV db JK RK F F tabel kesimpulan
Model (A) 1 1459.19 1459.19 14.91 3.99 H0 ditolak
Motivasi (B) 1 1263.83 1263.83 12.92 3.99 H0 ditolak
Interaksi (AB) 1 455.62 455.62 4.66 3.99 H0 ditolak
Dalam 64 6262.34 97.85
Total 67 9440.99
Kesimpulan uji :
Berdasarkan tabel dapat disimpulkan :
1) Fa = 13,45 > F0,05;1,64= 3,99.
Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan pengaruh penggunaan model
Quantum Teaching (A1) dan mtode ceramah Tanya jawab (A2) terhadap
kemampuan kognitif siswa pada sub pokok bahasan Litosfer. Ditinjau dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
keefektifan perlakuan, perlakuan 1 lebih efektif daripada perlakuan 2. Fa = 13,45
dikonsultasikan dengan F tabel dengan taraf signifikasi 0,05 didapat Ftabel = 3,98.
karena 13,45>3,98 Berarti bahwa pembelajaran dengan model Quantum
Teaching lebih baik dibandingkan dengan model ceramah Tanya jawab terhadap
kemampuan kognitif siswa pada pokok bahasan Litosfer.
2) Fb=11,62 > F0,05;1,64 = 3,99
Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh antara tingkat motivasi katagori
tinggi (B1) dan rendah (B2) terhadap kemampuan kognitif siswa pada pokok
bahasan Litosfer. Fb = 11,62 kemudian dikonsultasikan tabel F dengan taraf
signifikasi 0,05 dikatakan berarti bahwa terdapat perbedaan pengaruh tingkat
motivasi tinggi dibandingkan tingkat motivasi rendah terhadap kemampuan
kognitif siswa pada pokok bahasan Litosfer.
3) Fab = 4,48 > F0,05;1,64 = 3,99.
Hal ini menunjukkan terdapat interaksi pengaruh antara model Pembelajaran
(A) dan motivasi (B) terhadap kemampuan kognitif siswa pada mata pelajaran
Geografi. Berdasar hasil yang didapat Fab = 4,48 dengan taraf signifikasi 0,05
diperoleh Ftabel = 3,98. 4,48 > 3,98 sehingga dapat disimpulkan ada perbedaan
interaksi penggunaan model pembelajaran (A) dan motivasi siswa (B) terhadap
kemampuan kognitif siswa.
b. Hasil Uji Lanjut Analisis Variansi
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang perbedaan antara rerata pada anava,
maka dilakukan uji komparasi ganda. Berdasarkan tabel disimpulkan hasil uji
coba rerata yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
Tabel 4.14 Uji lanjut Analisis variansi
X1 X2 1X 2X 1 2X X- 2gabS T T-tabel kesimpulan
A1 A2 76.647 67.382 9.265 11.330 11.349 1,997 beda
B1 B2 76.455 67.829 8.626 11.462 10.500 1,997 beda
A1B1 A1B2 78.875 74.667 4.208 11.450 3.620 2,037 beda
A1B1 A2B1 78.875 74.176 4.699 10.913 4.083 2,040 beda
A1B1 A2B2 78.875 60.588 18.287 12.183 15.042 2,040 beda
A1B2 A2B1 74.667 74.176 0.490 8.443 0.499 2,035 sama
A1B2 A2B2 74.667 60.588 14.078 9.635 13.411 2,035 beda
A2B1 A2B2 74.176 60.588 13.588 9.058 13.163 2,037 beda
Keputusan Uji :
1) Terdapat perbedaan mean hasil belajar penggunaan model pembelajan
Quantum Teaching (A1) dan ceramah tanya jawab (A2) terhadap kemampuan
kognitif siswa pada pokok bahasan Litosfer. (11.349 > 1,997)
2) Terdapat perbedaan mean hasil belajar antara siswa motivasi tinggi (B1)
dengan siswa motivasi rendah (B2) terhadap kemampuan kognitif siswa pada
pokok bahasan Litosfer. (10.500 > 1,997)
3) Terdapat perbedaan mean hasil belajar model pembelajaran Quantum
Taeaching (A1) yang memiliki motivasi belajar tinggi (B1) dengan model
pembelajaran Quantum Teaching (A1) yang memiliki motivasi belajar rendah
(B2) terhadap kemampuan kognitif siswa pada pokok bahasan Litosfer.
(3.620 > 2,037)
4) Terdapat perbedaan mean hasil belajar model pembelajaran Quantum
Taeaching (A1) yang memiliki motivasi belajar tinggi (B1) dengan model
pembelajaran ceramah tanya jawab (A2) yang memiliki motivasi belajar
tinggi (B1) terhadap kemampuan kognitif siswa pada pokok bahasan
Litosfer. (4.083 > 2,040)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
5) Terdapat perbedaan pengaruh mean hasil belajar pembelajaran Quantum
Taeaching (A1) yang memiliki motivasi belajar tinggi (B1) dengan model
pembelajaran ceramah tanya jawab (A2) yang memiliki motivasi belajar
rendah (B2) terhadap kemampuan kognitif siswa pada pokok bahasan
Litosfer. (15.042 > 2,040)
6) Tidak terdapat perbedaan mean hasil belajar model pembelajaran Quantum
Taeaching (A1) yang memiliki motivasi belajar tinggi (B1) dengan model
pembelajaran ceramah tanya jawab (A2) yang memiliki motivasi belajar
rendah (B2) terhadap kemampuan kognitif siswa pada pokok bahasan
Litosfer. (0.499 < 2,035)
7) Terdapat perbedaan mean hasil belajar model pembelajaran Quantum
Taeaching (A1) yang memiliki motivasi belajar rendah (B2) dengan model
pembelajaran ceramah tanya jawab (A2) yang memiliki motivasi belajar
rendah (B2) terhadap kemampuan kognitif siswa pada pokok bahasan
Litosfer. (13.411 > 2,035)
8) Terdapat perbedaan mean hasil belajar model pembelajaran Ceramah Tanya
jawab (A1) yang memiliki motivasi belajar tinggi (B1) dengan model
pembelajaran ceramah tanya jawab (A2) yang memiliki motivasi belajar
rendah (B2) terhadap kemampuan kognitif siswa pada pokok bahasan
Litosfer. (13.163 > 2,037)
Berdasarkan tabel dapat disimpukan terdapat perbedaan mean hasil belajar
siswa pada pokok bahasan litosfer. Hal ini ditunjukkan dalam tabel 4.13. Harga T
> Ttabel dari masing-masing baris adalah 11.349 > 1,997. Dengan demikian, untuk
uji Scheffe ini menggambarkan bahwa terdapat perbedaan pengaruh antara
penggunaan model pembelajaran Quantum Teaching dengan model pembelajaran
Ceramah Tanya Jawab. Untuk baris kedua menunjukkan T > Ttabel yaitu 10.500 >
1,997, artinya . Terdapat perbedaan mean anatara siswa yang memiliki motivasi
tinggi dan siswa yang memiliki motivasi rendah. Untuk baris selanjutnya 3.620 >
2,037 artinya terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar dengan penggunaan model
pembelajaran Quantum Teaching motivasi tinggi dan rendah. Pada baris keempat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
menunjukkan 3.620 > 2,037 artinya terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar
siswa motivasi tinggi pada model pembelajaran Quantum Teaching dengan
siswa motivasi tinggi pada model pembelajaran Ceramah Tanya Jawab.Baris
kelima harga T>Ttabel yaitu 4.083 > 2,040,artinya terdapat perbedaan mean hasil
belajar siswa motivasi belajar tinggi model Quantum Teaching dengan siswa
motivasi rendah model ceramah Tanya jawab. Baris keenam menunjukkan tidak
ada perbedaan rata-rata siswa karena T < Ttabel yaitu 0.499 < 2,035. Denagan
demikian tidak ada perbedaan antara siswa yang motivasi belajar rendah pada
model pembelajaran Quantum Teaching dengan siswa yang memiliki motivasi
belajar rendah pada model pembelajaran ceramah Tanya jawab. Kolom ketujuh
dan kedelapan menunjukkan T>Ttabel yaitu 13.411 > 2,035, 13.163 > 2,037
artinya pada masing-masing baris menunjukkan perbadaan mean hasil belajar
siswa.
E. Pembahasan Hasil Analisis Data
1. Uji Hipotesis Pertama
H0A: αi = 0 Tidak ada perbedaan pengaruh penggunaan model Quantum
Teaching (A1) dan ceramah Tanya jawab (A2) terhadap
kemampuan kognitif siswa pada pokok bahasan Litosfer.
H0A: αi ≠ 0 Ada perbedaan pengaruh penggunaan model Quantum Teaching
(A1) dan ceramah Tanya Jawab (A2) terhadap kemampuan kognitif
siswa pada pokok bahasan Litosfer.
Berdasarkan hasil analisis variansi (anava), dapat diketahui bahwa terdapat
perbedaan rerata kemampuan kognitif siswa. Yang diberi pelajaran dengan
model Quantum Teaching (A1) dan ceramah Tanya jawab (A2). Pada uji lanjut
anava, di dapatkan nilai Fa12= 14,91 lebih besar dari F0,05;1,64= 3,99. Hal ini
menunjukkan bahwa ada perbedaan pengaruh penggunaan model Quantum
Teaching (A1) dan ceramah Tanya jawab (A2) kemampuan kognitif siswa pada
pokok bahasan Litosfer. Rerata kelas eksperimen adalah 76,65 sedangkan rerata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
kelas kontrol adalah 67,38. Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa
model quantum Teaching menghasilkan kemampuan kognitif yang lebih baik
daripada penggunaan model ceramah Tanya jawab.
Pembelajaran Quantum Teaching memiliki konsep “bawa dunia mereka
ke dunia kita” untuk membawa dunia mereka ke dunia kita maka harus
memahami dunia siswa, masa-masa usia remaja adalah masa dimana anak
mencari jati diri sehingga mereka lebih aktif dan eksis dalam berbagai aktivitas
termasuk dalam pembelajaran di kelas. Dalam pembelajaran Quantum Teaching
memperhatikan suasana belajar yang meriah dan menyenangkan dengan
memadukan potensi fisik, psikis dan emosi siswa sehingga mampu mendorong
siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran.
Pembelajaran Quantum Teaching memfungsikan keduabelah otak kanan
dan otak kiri sesuai dengan fungsinya masing-masing. Otak kiri menangani
masalah tentang angka, susunan, logika, organisasi, dan hal lain yang memerlukan
pemikiran lebih rasional, beralasan dengan pertimbangan mendalam, sedangkan
otak kanan mengurusi masalah pemikiran yang abstrak dengan penuh imajinasi.
Misalnya warna, ritme, musik, dan proses pemikiran yang lain yang memerlukan
kreativitas, orisinalitas, daya cipta dan bakat artistik. Penelitian ini menggunakan
model mind mapping (peta pikiran) model ini memudahkan siswa dalam
memahami kerangka konsep materi litosfer.
Pelaksanaan pembelajaran Quantum Teaching terdapat enam langkah
yang tercermin dalam istilah TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai,
Demonstrasi, Ulangi, dan Rayakan). Pada saat Namai, siswa diminta untuk
menggambarkan mind mapping sesuai dengan pemahaman mereka tentang materi
yang telah disampaikan melalui media video dan gambar yang disajikan saat
proses Alami, sehingga dalam hal ini penemuan kerangka materi dapat ditemukan
dengan mudah dan menyenangkan oleh siswa. Siswa juga mampu memahami
konsep materi yang diajarkan oleh guru dengan mudah. Dibandingkan dengan
pembelajaran Quantum Teaching, model Ceramah Tanya jawab bersifat monoton
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
yang mampu mematikan kreativitas dan eksistensi siswa, karena dalam
pembelajaran ini guru lebih dominan dalam pembelajaran di kelas, sedangkan
siswa lebih banyak diam, mendengarkan dan sedikit Tanya jawab di akhir
pertemuan. Komunikasi satu arah antara guru kepada murid inilah yang
menyebabkan siswa cenderung bosan dan akhirnya memilih kegiatan mereka
sendiri misalnya melamun, menggambar, berbicara dengan temannya,
mengganggu teman dan seterusnya.
Penerapan model pembelajaran Quantum Teaching memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan potensi yang dimiliki secara
optimal dengan suasana kelas yang menyenangkan. Sehingga memberikan
tujuan dan kebutuhan pembelajaran dengan hasil yang baik dibandingkan
dengan model pembelajaran ceramah.
2. Uji Hipotesis Kedua
H0B: βi = 0 Tidak ada perbedaan pengaruh antara motivasi tinggi (B1) dan
motivasi rendah (B2) terhadap kemampuan kognitif siswa pada
pokok bahasan Litosfer.
H0B: βi ≠ 0 Ada perbedaan pengaruh antara motivasi tinggi (B1) dan motivasi
rendah (B2) terhadap kemampuan kognitif siswa pada pokok
bahasan Litosfer.
Berdasarkan hasil analisis variansi (anava), dapat diketahui bahwa terdapat
perbedaan rerata kemampuan kognitif siswa antara siswa yang memiliki
motivasi tinggi (B1) dan motivasi rendah (B2). Pada uji lanjut anava, didapat
nilai Fb12 = 12,92 lebih besar dari F0,05;1,64= 3,99. Hal ini menunjukkan bahwa
ada perbedaan pengaruh antara motivasi tinggi (B1) dan motivasi rendah (B2)
terhadap kemampuan kognitif siswa pada pokok bahasan Litosfer. Rerata siswa
memiliki tingkat motivasi siswa katagori tinggi adalah 149,765. Sedangkan
siswa yang memiliki motivasi rendah adalah 148,382.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
Siswa dengan motivasi tinggi cenderung memiliki semangat untuk
mengerjakan tugas dengan giat sehingga mempengaruhi hasil belajar siswa.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa siswa yang memilki tingkat
motivasi tinggi memiliki kemampuan kognitif yang lebih baik dari pada siswa
yang memiliki tingkat motivasi rendah. Siswa yang memiliki motivasi tinggi
akan lebih terpacu untuk belajar dibandingkan dengan siswa yang memiliki
motivasi rendah.
3. Uji Hipotesis Ketiga
H0AB : αβ ij = 0 Tidak ada interaksi pengaruh penggunaan model
pembelajaran (A) dan motivasi siswa (B) terhadap
kemampuan kognitif siswa pada pokok bahasan Litosfer.
H0AB : αβ ij ≠ 0 Ada interaksi pengaruh penggunaan model pembelajaran
(A) dan motivasi siswa (B) terhadap kemampuan kognitif
siswa pada pokok bahasan Litosfer.
Berdasrkan hasil analisis data maka dapat disimpulkan bahwa ada interaksi
pengaruh pengguanaan model Quantum Teaching melalui model pembelajaran
(A) dan tingkat motivasi siswa (B) terhadap kemampuan kognitif siswa pada
pokok bahasan Litosfer. Harga Fhit = 4,66 lebih besar dari Ftabel = 3,99. Hal ini
berarti bahwa penggunaan model pembelajaran Quantum Teaching terhadap
hasil belajar siswa ditinjau dari motivasi belajar dalam mata pelajaran geografi
pada pokok bahasan Litosfer terjadi perbedaan yang signifikan. Pembelajaran
Quantum Teaching memiliki enam langkah yang tersusun dalam istilah
TANDUR yakni Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasi, Ulangi, dan
Rayakan.
Tmbuhkan merupakan kegiatan yang pertama dilakukan sebelum memulai
pelajaran. Kegiatan ini berisi pembukaan dengan memberi dorongan motivasi
kepada siswa . Disini guru harus bekerja lebih ekstra sebagai motor penggerak
awal karena harus menciptakan suasana yang menarik dan menyenangkan
sehingga siswa lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
Kegiatan yang kedua adalah Alami, setelah siswa termotivasi untuk belajar
dalam kegiatan Tumbuhkan pada penelitian ini siswa diminta untuk mengalami
memahami sendiri materi yang disampaikan melalui tanyangan video dan
gambar.
Kegiatan yang ketiga adalah Namai, dalam penelitian ini siswa diminta
untuk menamai materi yang telah mereka dapat dengan menyusun mind
mapping . Dalam proses ini mereka akan mendiskusikan dengan kelompok
kemudian mencari dan menemukan konsep materi yang telah mereka dapatkan
dalam kegiatan Alami. Melalui model Mind mapping menggunakan komposisi
warna dan gambar sehingga memudahkan siswa untuk memahami konsep
materi.
Setelah melakukan kegiatan Namai yang dilakukan dengan diskusi
kelompok, kegiatan yang selanjutnya adalah Demonstrasi. Kegiatan ini
mendorong siswa untuk lebih aktif , menyampaikan konsep yang telah mereka
dapatkan dan mengembangkan pengetahuan mereka dengan pemberian masukan
dari kelompok lain. Dalam kegiatan ini pemberian Reward dan uppluse sangat
penting karena memberi motivasi lebih kepada mereka.
Ulangi, siswa diminta untuk mengulangi materi yang telah mereka
dapatkan agar conection otak terbentuk dengan baik sehingga ingatan tentang
materi tertanam dengan baik. Dalam penelitian ini menggunakan Sirat I yang di isi
siwa.
Rayakan adalah salah satu rangkaian dari TANDUR. Jika siswa belajar
dengan baik maka harus ada perayaan. Prinsip tersebut digunakan pada penelitian
dengan memberi reward kepada semua siswa karena telah melakukan
pembelajaran dengan baik. Rayakan ini pada dasarnya tidak hanya dilakukan pada
akhir kegiatan, namun di semua sesi kegiatan, ketika siswa menyelesaikan tugas
dan menjawab soal dengan baik.
Dari serangkaian kegiatan pembelajaran Quantum Taeching diatas
tersusun dengan menyenangkan dan interaktif, siswa dilibatkan penuh dalam
proses pembelajaran mulai awal sampai akhir. Jadi dalam proses pengembangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
intelektual, pemecahan masalah ilmiah siswa lebih mandiri. Faktor yang tidak
kalah penting dalam proses pembelajaran adalah lingkungan dan suasana belajar.
Pada kelas eksperimen musik digunakan untuk membantu suasanan hati siswa
agar lebih rileks sehingga dalam penerimaan materi siswa lebih maksimal tanpa
mereka sadari materi yang disugukan telah mereka kuasai dengan mudah tanpa
perasaan tertekan.
Motivasi merupakan salah satu unsur yang harus diperhatikan, karena
memiliki peran penting dalam peningkatan hasil belajar siswa. Siswa yang
memiliki motivasi tinggi pada kelas yang di beri perlakuan dengan model
Quantum Teaching terbukti memiliki hasil belajar yang tinggi, karena pada
dasarnya siswa yang memiliki motivasi tinggi memiliki semangat belajar yang
lebih tinggi pula. Jika dipadukan dengan penggunaan model pembelajaran yang
lebih menarik maka anak akan lebih antusias dalam mengikuti kegiatan belajar-
pembelajaran. Quantum Teaching mempunyai model yang sangat menarik dan
memperhatikan suasana kelas, termasuk keadaan siswa secara psikologis yakni
semangat belajar siswa / motivasi belajar siswa. Siswa yang memiliki motivasi
tinggi diberi rangsangan untuk lebih mengembangkan ide dan gagasan mereka,
sedangkan pada lingkungan atraktif pada kelas secara otomatis akan memicu
siswa yang memiliki motivasi rendah untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan
pembelajaran.
Model pembelajaran yang diterapkan pada kelas kontrol cenderung lebih
tenang. Berikut langkah-langkah kegiatan yang dilakukan dalam proses
pembelajaran ceramah Tanya jawab adalah sebagai berikut : 1) Pembukaan
(Apersepsi), 2) Kegiatan inti berupa penyampaian materi pelajaran, 3) Penutup
yang berisi kesimpulan dan tanya jawab. Namun dalam pembelajaran ceramah
Tanya Jawab memiliki kelebihan antara lain, menghemat waktu sehingga siswa
lebih banyak memperoleh kesempatan untuk mempelajarai topik-topik pelajaran
lebih banyak, lebih menyajikan bahan yang bersifat informatif. Penggunaan model
pembelajaran Quantum Teaching lebih memiliki langkah-langkah kegiatan yang
lebih efektif dibandingkan dengan model ceramah Tanya jawab. Pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
Quantu teaching mampu menumbuhkan interaksi siswa belajar dengan maksimal,
selain itu suasana belajar juga mampu memotivasi siswa dalam penyerapan materi
yang diajarkan dibandingkan dengan model pembelajaran Ceramah Tanya Jawab.
Hasil penelitian ini memperkuat penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh 1) Anik Endah Listyani (2007) dengan judul penelitian Eksperimen
Pembelajaran Matematika Dengan Model Demonstrasi Pada Pendekatan Quantum
Teaching Terhadap Prestasi Belajar Matematika pada Sub Pokok Bahasan Luas
Sisi dan Volume Prisma dan Limas Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa Kelas
IX SMP Negri 6 Surakarta. 2) Aris Haryanto (2008) dengan judul penelitian
Pengaruh Model Pembelajaran Quantum Teaching Terhadap Hasil Belajar Siswa
Mata Pelajaran Geografi Kompetensi Dasar Permasalahan Kependudukan Dan
Upaya Penanggulangannya Di Indonesia Eksperimentasi di kelas VIII SMP Negri
10 Surakarta. 3) Pranichayudha Rohsulina(2008) Studi Komparai Hasil Belajar
Antara Model Quantum Teaching Dan Ceramah Tanya Jawab Dalam
Pembelajaran IPS Terpadu Pada Siswa Kelas VIII SMPN 1 Cepogo Tahun Ajaran
2008/2009.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasrkan analisis data dan pembahasan, dapat disimpulkan :
1. Ada perbedaan pengaruh antara penggunaan Model Pembelajaran Quantum
Teaching dan Ceramah Tanya Jawab terhadap hasil belajar siswa pada pokok
bahasan Litosfer. Siswa yang diberi pembelajaran Geografi dengan model
Quantum Taeching memiliki hasil belajar yang lebih baik daripada melalui
model Ceramah Tanya Jawab.
2. Ada perbedaan pengaruh antara motivasi tinggi dan motivasi rendah terhadap
kemampuan kognitif siswa pada pokok bahasan Litosfer. Siswa yang
memiliki motivasi tinggi memiliki hasil belajar yang lebih tinggi dari pada
siswa yang memiliki motivasi rendah.
3. Ada interaksi pengaruh penggunaan model pembelajaran dan motivasi siswa
terhadap kemampuan kognitif siswa pada pokok bahasan Litosfer. Siswa
yang diberi perlakuan melalui model Quantum Teaching dengan motivasi
tinggi memiliki hasil belajar yang lebih tinggi dibanding dengan siswa yang
diberi perlakuan Ceramah Tanya Jawab.
B. Implikasi Hasil Penelitian
Implikasi/dampak yang ditimbulkan merupakan kajian dari kesimpulan
penelitian. Implikasi berisi penjelasan terhadap perkembangan ilmu dan penelitian
serta penerapan praktis hasil penelitian, dalam pemecahan masalah dan
pelaksanaan kebijakan.
Berdasarkan hasil kesimpulan dalam penelitian ini membuktikan bahwa
model pembelajaran Quantum Teaching dan motivasi belajar siswa berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa. Penggunaan pendekatan pembelajaran dalam proses
pembelajaran beragam jenisnya tergantung bagaimana guru dalam memilih model
pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi yang diajarkan. Model
pembelajaran Quantum Teaching merupakan model pembelajaran yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
memperhatikan suasan kelas sehingga dalam penyampaian materi dapat lebih
menarik dan menyenangkan. Pada model Quantum Teaching, anak di arahkan
melalui kegiatan yang disebut TANDUR. Konsep TANDUR menuntut anak untuk
lebih aktif dalam pembelajaran, mencari pengalaman melalui video dan gambar
yang diputar kemudian anak menemukan sendiri garis besar materi yang diperoleh
tersebut, lalu anak diminta untuk membuat mindmapping, dari pembuatan
mindmapping tersebut maka anak akan lebih mudah untuk mengingat materi
sehingga tertanam baik pada pola pikir anak. Jadi dengan demikian dapat dikatan
bahwa model pembelajaran Quantum Teaching dapat menjadi pembelajaran
alternatif yang efektif dalam rangka peningkatan hasil belajar siswa.
Motivasi juga memiliki pengaruh terhadap hasil belajar, anak yang
memiliki motivasi belajar yang tinggi berpengaruh terhadap tingkat hasil belajar,
begitu juga sebaliknya. Anak yang memiliki motivasi tinggi biasanya cenderung
lebih aktif dalam bertanya dan mengerjakan tugas yang diberikan. Sehingga dapat
dikatakan bahwa motivasi merupakan salah satu unsur yang harus diperhatikan
dalam proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Agar proses pembelajaran dengan model pembelajaran Quantum
Teaching dengan memperhatikan motivasi siswa dapat dilaksanakan secara
optimal dalam pencapaian tujuan pembelajaran, maka hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah :
a. Pengkondisian siswa sebelum melakukan pembelajaran, dengan
menumbuhkan semangat siswa untuk belajar. Memberikan isyarat kepada
siswa bahwa pelajaran kali ini sangat menyenangkan, sehingga dari hal
tersebut mampu melucutkan motivasi siswa untuk lebih produktif dan aktif
dalam proses pembelajaran.
b. Agar pembelajaran lebih menyenangkan dan atraktif maka pembelajaran
dikemas melalui permainan yang menarik sehingga anak lebih bebas
mengeluarkan ide dan gagasan, tanpa melalui tekanan dari guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
C. Saran
Baerdasar hasil penelitian dan implikasi tersebut maka penulis memberikan saran
sebagai berikut :
1. Pemilihan model yang tepat untuk suatu kompetensi dapat mempengaruhi
hasil belajar siswa. Oleh karena itu, guru perlu memperhatikan kelebihan dan
kekurangan model-model mengajar, model quantum teaching merupakan
model pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil belajar siswa sehingga
perlu dipraktekkan dalam proses pembelajaran dikelas.
2. Guru sebaiknya memperhatikan tingkat motivasi siswa, sehingga dalam
proses belajar mengajar dapat berjalan dengan menyenangkan. Untuk
meningkatkan motivasi siswa guru harus memiliki strategi pembelajaran yang
tepat.
3. Hasil belajar yang sesuai tujuan pembelajaran orientasi utama dalam proses
pembelajaran. Untuk memperoleh hasil yang maksimal maka perlu
menerapkan model quantum taeacing dengan melihat motivasi siswa.
4. Sehubungan dengan banyaknya kelemahan yang terdapat pada penelitian ini
maka untuk penelitian yang akan mengambil tema yang sama hendaknya
dalam perencanaan pembelajaran perlu dipersiapkan dengan matang dan
pelaksanaan proses pembelajran perlu memperhatikan waktu yang sesuai
dengan RPP sehingga dalam pelaksanaan proses pembelajaran materi dapat
tersampaikan secara maksimal
5. Banyak kekurangan yang terdapat pada penelitian ini, harapannya untuk
penelitian selanjutnya hendaknya dalam perencanaan pembelajaran materi
dihubungkan dengan obyek formal maupun obyek material. Sehingga siswa
mampu menangkap konsep geografi yang terdapat pada materi yang
disampaikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93