Arsitektur Asia Barat (Harzha)

download Arsitektur Asia Barat (Harzha)

of 20

Transcript of Arsitektur Asia Barat (Harzha)

  • 8/11/2019 Arsitektur Asia Barat (Harzha)

    1/20

    1

    ARSITEKTURBARATASIA HARZHA SYAFARIANSURYA| 3212100102

    ARSITEKTUR ASIA BARAT

    Harzha Syafarian Surya/32121000102

    Arsitektur ITS 2012

    DAFTAR ISI

    ARSITEKTUR BARAT ASIA............................................................................................................1

    GEDUNG DPR/MPR RI.................................................................................................................2

    PENDAHULUAN...............................................................................................................2

    INFORMASI UMUM.............................................................................................2

    SEJARAH..............................................................................................................3

    LATAR BELAKANG...................................................................................3

    PRA-PEMBANGUNAN.............................................................................3

    PEMBANGUNAN.....................................................................................4

    ARSITEK...............................................................................................................5

    PROFIL.....................................................................................................5

    PROSES DESAIN.......................................................................................6

    ARSITEKTUR BANGUNAN................................................................................................9

    FILOSOFI BANGUNAN.........................................................................................9

    LANGGAM..........................................................................................................10

    LANGGAM MODERN..............................................................................10

    LANGGAM KLASIK..................................................................................12

    GAYA..................................................................................................................15

    GAYA BYZANTIUM.................................................................................15

    GAYA INTERNASIONAL..........................................................................17

    DAFTAR PUSAKA........................................................................................................................20

  • 8/11/2019 Arsitektur Asia Barat (Harzha)

    2/20

    2

    ARSITEKTURBARATASIA HARZHA SYAFARIANSURYA| 3212100102

    GEDUNG DPR/MPR RI

    Bagan 1. gedung DPR/MPR RI

    1. PENDAHULUAN

    A. INFORMASI UMUM

    Wisma Nusantara atau yang umumnya disebut gedung DPR/MPR RI

    digunakan sebagai tempat bertemunya anggota Majelis Perwakilan Rakyat danDewan Perwakilan Rakyat untuk mengambil keputusan keputusan penting yang

    berpengaruh dalam kehidupan bernegara.

  • 8/11/2019 Arsitektur Asia Barat (Harzha)

    3/20

    3

    ARSITEKTURBARATASIA HARZHA SYAFARIANSURYA| 3212100102

    B. SEJARAH

    Bagan 2. perangko GANEFO

    a. Latar Belakang

    Gedung DPR/MPR RI berada dalam sebuah komplek yang dinamakan

    Komplek Pralemen. Kompleks Parlemen didirikan pada 8 Maret 1965. Saat itu,

    Presiden Soekarno mencetuskan untuk menyelenggarakan CONEFO (Conference of

    the New Emerging Forces) yang merupakan wadah dari semua New Emerging

    Forces. Anggota-anggotanya direncanakan terdiri dari negara-negara Asia, Afrika,

    Amerika Latin, negara-negara Sosialis, negara-negara Komunis, dan semua

    Progresive Forces dalam kapitalis.

    Conefo dimaksudkan sebagai suatu tandingan terhadap Perserikatan Bangsa-

    bangsa (PBB). Melalui Keppres No. 48/1965, Soekarno menugaskan kepada

    Soeprajogi sebagai Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga (PUT). Menteri PUTkemudian menerbitkan Peraturan Menteri PUT No. 6/PRT/1965 tentang Komando

    Pembangunan Proyek Conefo

    b. Pra-Pembangunan

    Bagan 3. sketsa sayembara karya Ir. Soejoedi Wirjoatmodjo

  • 8/11/2019 Arsitektur Asia Barat (Harzha)

    4/20

    4

    ARSITEKTURBARATASIA HARZHA SYAFARIANSURYA| 3212100102

    Pengambilan desain untuk Komplek Parlemen ini menggunakan metode

    sayembara. Salah satu peserta sayembara tersebut ialah Ir. Soejoedi Wirjoatmodjo.

    pada awalnya ia tidak berniat untuk mengikuti sayembara tersebut. namun dengan

    dorongan dari birokrasi yang pernah bekerja sama denganya, 2 minggu sebelum

    pengumpulan sayembara iapun mulai mempersiapkan desain.

    Dalam Proses Desain dengan waktu yang tidak lama tentunya tidak dapat berjalan

    mulus. banyak permasalahan yang dihadapi oleh Soejoedi dari Struktur,design, hingga

    dana. Namun dengan bantuan tim arsiteknya. secara tidak sengaja iapun dapat

    menemukan sebuah bentuk yang iconic. dan pada akhirnya karyanyalah yang dipilih

    menjadi desain komplek Parlemen.

    c. Pembangunan

    Bagan 4. proses pembangunan wisma nusantara

    Bertepatan dengan Perayaan Dasa Warsa Konferensi Asia-Afrika pada 19April 1965 dipancangkanlah tiang pertama pembangunan proyekpolitical

    venues di Senayan Jakarta. Rancangan Soejoedi Wirjoatmodjo Dpl Ing ditetapkan dan

    disahkan presiden pada 22 Februari 1965. Maketnya menampakkan seluruh bangunan

    komplek dan rancangan aslinya tampak keseluruhan saat dipandang dari Jembatan

    Semanggi.

    Ketika pembangunannya dilanjutkan oleh pemerintah Orde Baru pimpinan

    Presiden Soeharto, nuansa danau buatan tak tampak dan bangunan komplek terlihat

    ketika melewati Jalan Gatot Subroto. Ruang Arkada di bawah tanah ditiadakan dan

    luasnya menjadi 60 ha, dengan luas bangunan sekitar 80.000 m2.

  • 8/11/2019 Arsitektur Asia Barat (Harzha)

    5/20

    5

    ARSITEKTURBARATASIA HARZHA SYAFARIANSURYA| 3212100102

    C. ARSITEK

    Bagan 5. Foto Ir. SoeJoedi Wirjoatmodjo

    a. ProfilSoejoedi Wirjoatmodjo arsitek kelahiran 27 Des 1928,mungkin nama seorang

    arsitek indonesia itu tidak asing lagi buat arsitektur yang ada di indonesia khususnya.

    Siapa yang tidak kenal Soejoedi Wirjoatmodjo? . Yah Soejoedi Wirjoatmodjo adalah

    seorang arsitek indonesia yang sangant berbakat dan yang pada saat itu beliau

    memenangkan sayembara untuk mendesain Gedung MPR/ DPR senayan jakarta.

    Soejodi, mengenyam pendidikan awalnya di ITB, dan beliau mendapat

    beasiswa ke prancis untuk meneruskan studi di Lecole des Beaux-Art,paris. Beliau

    pada saat menempuh studi di Lecole,paris tidak betah,dan pindah ke Technische

    Hoogeschool, Delft, Belanda. Karna menurut beliau suasananya dirasa lebih dekat

    dengan Indonesia.

    Selama beliau di Eropa banyak hal yang mempengaruhi beliau dalam

    mendesain bangunan. Ralph Erskine adalah seorang arsitek dari Swedia,Ralph

    Erskine adalah seorang menginspirasi beliau dalam mendesain.

    Karya awal Soejodi adalah Cafe Restoran Braga Permai yang pernah dinamaiMaison Bogerijen. Bentuk awalnya mirip vila Eropa yang sering ditandai dengan atap

    curam empat sisi yang disebut atap mansard. Setelah berganti pemilik, Soejodi

    mengubahnya mirip bangunan di jerman barat waktu itu.

  • 8/11/2019 Arsitektur Asia Barat (Harzha)

    6/20

    6

    ARSITEKTURBARATASIA HARZHA SYAFARIANSURYA| 3212100102

    b. Proses Desain

    Bagan 6. desain atap bangunan

    Keunikan dari arsitektur Gedung MPR/DPR RI ini adalah pada bentuk atap

    gedung ruang sidang utamanya. Atap gedung ini mirip dengan prinsip struktur sayap

    pesawat terbang. Ide bentuk ini justru muncul pada saat pelaksanaan sayembara

    perancangan gedung Conefo sudah hampir habis. Dalam situasi terburu-buru,

    Soejoedi Wiroatmodjo yang sudah hampir menyelesaikan gambar rancangan dan

    maket gedung, ternyata belum memiliki rancangan atap ruang sidang utama, yang

    menjadi induk dari kompleks gedung rancangannya.

    Sebenarnya, telah ada beberapa alternatif untuk bentuk atap gedung. Yang

    paling bangunan sejak awal telah memperingatkan tim arsitek, bahwa jika diputuskan

    memakai atap kubah murni, akan muncul masalah serius. Karena hal ini menyangkut

    perataan penyaluran beban gaya vertikal ke tiang-tiang penopang kubah. Satu saja di

    antara tiang tersebut melorot, maka akan menimbulkan akibat berantai, seluruh kubah

    bakal mengalami keretakan, pecah dan akhirnya runtuh.

    Konsekuensi logis jika rancangan atap memakai kubah murni, maka seluruh

    ruang sidang utama harus diberi tambahan balok melingkar yang besar dan tebal.

    Penambahan tersebut pasti akan menambah beban berat bagi bangunan kubah. Di

  • 8/11/2019 Arsitektur Asia Barat (Harzha)

    7/20

    7

    ARSITEKTURBARATASIA HARZHA SYAFARIANSURYA| 3212100102

    samping itu, seara arsitektural, balok melingkar ini akan memerlukan sejumlah tiang

    penopang yang besar-besar, yang pada akhirnya akan mengganggu pandangan di

    dalam ruang sidang utama. Hadirnya barisan tiang penyangga itu juga akan

    menyebabkan dampak lanjutan, yaitu mengganggu pembagian ruang-ruang sidang di

    lantai dasar.

    Dalam keadaan mendesak, Soejoedi kemudian menugaskan Ir. Nurpotjo,

    seorang stafnya untuk membikin maket gedung ruang sidang utama, tetap dengan

    bentuk kubah murni. Bahan maketnya dibuat dari plastik yang dipres. Karena

    kesulitan mencari alat pengepresan, maka digunakanlah dua buah kuali penggorengan

    kue serabi yang diisi air panas. Cara mengepres plastik di antara dua buah kuali ini

    rupanya tidak pernah membuahkan hasil yang baik, karena selalu saja terjadi keriput-

    keriputan di puncak kubah.

    Dalam keadaan setengah putus asa, Nurpotjo lalu mengambil gergaji dan

    membelah hasil cetakan menjadi dua bagian. Maksudnya, kalau hasil cetakan kubah

    plastik tersebut dibelah-belah, maka akan ada beberapa potongan yang tidak kelihatan

    keriputnya, sehingga bisa digabung menjadi kubah yang utuh.

    Dalam keadaan yang kritis itu, Soejoedi datang dan melihat hasil cetakan

    plastik untuk kubah yang sudah digergaji menjadi dua bagian. Dia tak tahu bahwa

    hasil cetakan tersebut sebenarnya digergaji karena keputus-asaan Nurpotjo. Tetapi

    Soejoedi justru sangat tertarik melihat itu, sambil mereka-reka bagaimana kalaukubah murni terbelah dua dan ujungnya diangkat sedikit, itu digunakan sebagai

    rancangan atap gedung ruang sidang utama. Dia pun segera berkonsultasi kepada

    Sutami.

    Sebagai ahli struktur, Sutami sangat sigap menjawab dan melakukan

    perhitungan teknis yang diminta Soejoedi. Dalam waktu singkat Sutami langsung

    membuat sketsa dan memberi jaminan, bahwa tidak ada halangan teknis. Pokoknya

    bisa dikerjakan. Sutami menjelaskan, struktur yang dibuat ini prinsipnya sama dengan

    membuat sayap pesawat tebang, memakai prinsip struktur kantilever. Sutami malahberani menjamin, bahwa dengan bentangan 100 meter pun, bentuk struktur ini masih

    dapat dipertanggungjawabkan. Sebab, yang berfungsi sebagai badannya adalah dua

    buah busur beton yang dibangun berdampingan dan akan bertemu pada satu titik

    puncak.

  • 8/11/2019 Arsitektur Asia Barat (Harzha)

    8/20

    8

    ARSITEKTURBARATASIA HARZHA SYAFARIANSURYA| 3212100102

    Struktur berupa sepasang busur beton yang bertemu pada satu titik puncak

    tersebut harus diteruskan masuk ke dalam tanah, untuk bisa menyalurkan beban.

    Struktur semacam ini merupakan struktur kesatuan yang sangat kokoh dan stabil,

    yang nantinya bisa dibebani sayap-sayap berukuran dua kali setengah kubah beton.

    Penambahan tersebut juga bisa ikut membentuk atap bangunan utama seperti sayap

    burung Garuda.

    Kubah atap ruang sidang utama memang diharapkan menjadi pusat perhatian.

    Sebab, sejak awal sang arsitek telah memfokuskan titik sentral perhatian pada ruang

    sidang utama. Bentuk atap gedung tercipta tanpa disengaja itu akhirnya menjadi

    sangat unik dan merupakan rancangan yang memiliki keunggulan inovatif. Sedangkan

    rancangan interior dan lansekap gedung ditangani oleh Ir. Slamet Wirosondjaja, MLA

    bersama sejumlah mahasiswa ITB Bandung. Rancangan lansekapnya tetap mengacu

    kepada konsep Soejoedi Wirjoatmodjo dan saran-saran Presiden Soekarno. Hal inilah

    yang menyebabkan lansekap gedung MPR/DPR nampak menyatu dengan keseluruhanunit bangunan dan lingkungan di sekitarnya.

  • 8/11/2019 Arsitektur Asia Barat (Harzha)

    9/20

    9

    ARSITEKTURBARATASIA HARZHA SYAFARIANSURYA| 3212100102

    2. Arsitektur Bangunan

    Bagan 7. foto fasad gedung DPR/MPR RI

    A. FILOSOFI BANGUNAN

    Pada komplek gedung MPR/DPR RI ini memiliki tangga yang tertata secara simetris

    dari bawah keatas, ini mencitrakan bahwa birokrasi yang terbentuk pada masyarakat

    indonesia memiliki tahap-tahap yang teratur sesuai dengan tingkatannya. Sehingga

    keteraturan dari hal ini mewujudkan masyarakat yang teratur pula dan memiliki kepatuhan

    terhadap birokrasi yang ada. Bentukan lainnya berupa bentukan atap yang simetris terbagi

    dua dengan bentuk yang menyerupai sayap, menunjukkan 3 hal yang menjadi citra

    bangunan ini, yaitu yang pertama menunjukan naungannya terhadap masyarakat indonesia

    yang telah mempercayai para wakilnya yang telah di pilih sebelumnya dan mempunyai

    tanggung jawab besar didalamnya. Menunjukan bahwa negara Republik Indonesia ini

    merupakan negara yang aman bagi siapa saja karena merupakan negara yang aman karena

    penduduknya dan orang yang berada didalamnya dilindungi oleh undang-undang yang

    berlaku didalamnya. Yang kedua menunjukkan kesan kemegahan dan keperkasaan daribangsa Indonesia sebagai bangsa yang besar. Bentukan-bentukan atap yang membentang di

    kedua sisinya dan bangunan yang terlihat kokoh semakin menunjukan kebesarannya. Yang

    ketiga dengan bentukan yang menyerupai sayap ini, dapat mencitrakan bahwa bangsa

    indonesia pada saat ini telah siap pada tahap tinggal landas karena negara Republik

    Indonesia merupakan negara berkembang dengan kesiapan dari segi sumber daya

    manusianya (SDM) dan sumber daya alamnya (SDA) yang melimpah.

    Jika dilihat dari kejahuan dengan adanya kolam air mancur sebagai pengantar menuju

  • 8/11/2019 Arsitektur Asia Barat (Harzha)

    10/20

    10

    ARSITEKTURBARATASIA HARZHA SYAFARIANSURYA| 3212100102

    gedung MPR/DPR RI tersebut menunjukan kesan monumental pada bangunan yang sesuai

    dengan simbol yang ingin ditimbulkan secara menyeluruh pada bangunan. Pembiasan

    (warna pelangi) yang timbul dari percikan air yang keluar dari air mancur tersebut,

    menunjukan bahwa betapa indahnya alam bangsa Indonesia yang terbentang dari sabang

    sampai dengan merauke.

    B. LANGGAMPada bangunan yang rampung pada tahun 1983 ini terdapat beberapa inspirasi

    arsitektur dari beberapa langgam arsitektur luar indonesia . ini sangat diperngaruhi

    dari tempat menuntut ilmu sang arsitek yakni benua biru atau eropa.

    a. Langgam modern

    Bagan 8. contoh arsitektur modern

    Arsitektur modern merupakan Internasional Style yang menganut Form

    Follows Function (bentuk mengikuti fungsi). Bentukan platonic solid yang serba

    kotak, tak berdekorasi, perulangan yang monoton, merupakan ciri arsitektur modern.

    Arsitektur modern mempunyai pandangan bahwa arsitektur adalah olah pikir dan

    bukan olah rasa (tahun 1750), dan permainan ruang dan bukan bentuk.

    Ciri ciri dari arsitektur modern adalah :

    Satu gaya Internasional atau tanpa gaya (seragam)

    Merupakan suatu arsitektur yang dapat menembus budaya dan geografis.

    Berupa khayalan, idealis

    Bentuk tertentu, fungsiona

    Bentuk mengikuti fungsi, sehingga bentuk menjadi monoton karena tidak diolah.

    Less is more

    Semakin sederhana merupakan suatu nilai tambah terhadap arsitektur tersebut.

    Ornamen adalah suatu kejahatan sehingga perlu ditolak.

  • 8/11/2019 Arsitektur Asia Barat (Harzha)

    11/20

    11

    ARSITEKTURBARATASIA HARZHA SYAFARIANSURYA| 3212100102

    Penambahan ornamen dianggap suatu hal yang tidak efisien. Karena dianggap tidak

    memiliki fungsi, hal ini disebabkan karena dibutuhkan kecepatan dalam membangun

    setelah berakhirnya perang dunia II.

    Singular (tunggal)

    Arsitektur modern tidak memiliki suatu ciri individu dari arsitek, sehingga tidak dapat

    dibedakan antara arsitek yang satu dengan yang lainnya (seragam).

    Nihilism

    Penekanan perancangan pada space, maka desain menjadi polos, simple, bidang-

    bidang kaca lebar. Tidak ada apaapanya kecuali geometri dan bahan.

    Paham Arsitektur le corbursier sangat kental terasa pada arsitektur Soejoedi.

    iapun menerapkanya pada proses desain Komplek Parlemen. Proses dimulai dari

    penetapan perletakan fungsi esensial komplek parlemen dan diakhiri dengan desain

    atap sebagai aksen utama gedung DPR/MPR RI

    Bagan 9. mengedepankan fungsionalitasnya sebagai sarana sidang

  • 8/11/2019 Arsitektur Asia Barat (Harzha)

    12/20

    12

    ARSITEKTURBARATASIA HARZHA SYAFARIANSURYA| 3212100102

    Bagan 10. tidak memiliki ornamental

    Bagan 11.nihilsm, hanya terdiri dari bahan dan geometri

    a. Langgam klasik

    Bagan 12. contoh arsitektur klasik

  • 8/11/2019 Arsitektur Asia Barat (Harzha)

    13/20

    13

    ARSITEKTURBARATASIA HARZHA SYAFARIANSURYA| 3212100102

    Langgam Arsitektur klasik adalah gaya bangunan dan teknik mendesain yang

    mengacu pada zaman klasik Yunani atau Romawi, seperti yang digunakan di Yunani

    kuno pada periode Helenistik dan Kekaisaran Romawi. Dalam sejarah arsitektur,

    Arsitektur Klasik ini juga nantinya terdiri dari gaya yang lebih modern dari turunan

    gaya yang berasal dari Yunani. Saat orang berpikir tentang arsitektur klasik,

    umumnya mereka berpikir sebuah bangunan yang terbuat dari kayu, batu, dll. Dalam

    beberapa kasus hal tersebut benar, namun arsitektur klasik juga banyak memiliki

    nafas modern dan desain gedung yang rumit. Misalnya, atap, tiang, bahkan struktur

    batu atau marmer dibuat dengan detail sempurna.

    Langgam Arsitektur Klasik muncul bersamaan dengan dimulainya peradaban

    tulisan secara formal. Belum ditemukan secara spesifik kapan era ini dimulai maupun

    berakhir. Namun, jenis langgam ini banyak dijumpai di benua Eropa. Dalam beberapa

    alasan, jenis arsitektur dan dibangun dengan tiga tujuan: sebagai tempat berlindung

    (fungsi rumah tinggal, sebagai wadah penyembahan Tuhan (fungsi rumah

    peribadatan) dan tempat berkumpul (balai kota, dsb). Untuk alasan kedua dan ketiga

    inilah bangunan ini dibuat sedetail mungkin dan seindah mungkin dengan memberi

    ornamen-ornamen hiasan yang rumit. Bentuk-bentuk arsitektur klasik masih eksis

    hingga saat ini dan diadopsi dalam bangunan-bangunan modern. Pilar-pilar besar,

    bentuk lengkung di atas pintu, atap kubah, dsb adalah sebagian ciri Arsitektur Klasik.

    Ornamen-ornamen ukiran yang rumit dan detail juga kerap menghiasi gedung-gedung

    yang dibangun di masa sekarang.

    Penerapan Atap semi-kubah pada gedung DPR/MPR RI dipengaruhi olehpemculuan aksen yang kerap terjadi pada arsitektur klasik seperti penggunaan kubah,

    pengadaan benda masif dan sebagainya.

  • 8/11/2019 Arsitektur Asia Barat (Harzha)

    14/20

    14

    ARSITEKTURBARATASIA HARZHA SYAFARIANSURYA| 3212100102

    Bagan 13. atap non uniform ala modern yang diadaptasi dari bentuk kubah

    Bagan 14. tangga besar ala bangunan yunani kuno untuk menunjukan kebesaran bangunan

  • 8/11/2019 Arsitektur Asia Barat (Harzha)

    15/20

    15

    ARSITEKTURBARATASIA HARZHA SYAFARIANSURYA| 3212100102

    A. Gaya

    a. Gaya Byzantium

    Bagan 15.contoh gaya byzantium

    Pada mulanya, daerah Eropa Timur yang disebut Byzantium adalah koloni

    bangsa Yunani sejak tahun 660 sebelum masehi, yang kemudaian menjadi bagian

    wilayah kekaisaran Romawi. Konstantin agung mengundang banyak seniman ke

    Byzantium untuk membangun kota yang terletak di persimpangan antara selat

    Bosphorus dan laut Mamora. Kota ini kemudian dinamakan atas namanya, yaitu

    Konstantinopel, dan pada tahun 330 diresmikan sebagai ibukota Romawi Timur.

    Karakter arsitektur Byzantium

    Penggunaan sistem kubah untuk konstruksi atap bertolak belakang dengan gayaKristiani kuno berupa penopang-penopang kayu danjuga gayalengkung batu Romawi.

    Cita-cita arsitektur Byzantium adalah mengkonstruksi atap gereja dengan atap kubah,

    karena

    kubah dianggap simbol dari kekuasaan yang Maha Esa.

    Membangun kubah diatas denah bujur sangkar menimbulkan kesulitan. Pada

    arsitektur Romawi juga ditemui kubah, tetapi semua dengan denah lingkaran. Contoh

    yang ditiru bangsa Byzantium adalah kubah dari bangsa Sassanid dari Timur, yang

    membangun

    kubah-kubah diatas denah bujursangkar, walau ukurannya sangat kecil. Bangsa

    Byzantium kemudian mengembangkan konstruksi kubah demikian yang dapat

    mencakup ruang-ruang yang sangat luas, seperti pada gereja Aya Sophia.

    Langgam ini sangat berpengaruh kuat pada desain awal bangunan yang

    tingginya mencapai 100m ini. karena awalnya atap dari Gedung DPR/MPR RI akan

    diberikan berupa bentuk kubah. namun dalam prosesnya Ir. Soejoedi secara tidak

    sengaja menemukan bentuk baru yang terlihat lebih iconic dan monumental. dengan

    mengiris bentuk bola dan menarik secara vertical memunculkan sebuah rupa baru.

    walau secara bentuk tidak lagi menyerupai bentukan langgam byzantium, namun

  • 8/11/2019 Arsitektur Asia Barat (Harzha)

    16/20

    16

    ARSITEKTURBARATASIA HARZHA SYAFARIANSURYA| 3212100102

    suasana ruang yang dihasilkan didalamanya memiliki kesan yang hampir sama.

    dimana dibawa atap tidak terdapat tiang penyangga yang memunculkan skala

    mencekam di bawahnya.

    Bagan 16. suasana bawah kubah gedung DPR/MPR RI yang mengadaptasi unsur gaya Byzanthium

    Bagan 17. bentuk kubah yang dieksplorasi ulang sebagai atap bangunan

  • 8/11/2019 Arsitektur Asia Barat (Harzha)

    17/20

    17

    ARSITEKTURBARATASIA HARZHA SYAFARIANSURYA| 3212100102

    Bagan 18. bentuk simetris dengan atap kubahan yang serupa dengan gaya byzantium

    a. Gaya Internasional

    Bagan 19. contoh gaya internasional

    International style adalah suatu gaya arsitektur yang trend pada tahun 1920-

    1930. Istilah International

    Style pada umumnya mengacu pada arsitek dan bangunan dari dekade pandangan

    perkembangan gaya modern, sebelum Perang Dunia II.

    Ciri-ciri umum gaya Internasional meliputi:

    radikal penyederhanaan bentuk

    penolakan terhadap ornamen, dan

    adopsi dari kaca, baja dan beton sebagai bahan pilihan.

    Transparansi konstruksi (ekspresi jujur struktur) Penggunaaan material/struktur pabrikasi

    Menggunakan bentuk-bentuk geometri. Berbentuk Kubus sederhana Segiempat

    panjang yang menekan.

    Semua bagian muka gedung bersudut 90 derajat dan bertingkat. Bentuknya segi-

    empat atau penyiku.

    Jendela tersusun secara garis horizontal dan membentuk suatu garis beraturan.

    Meminimalisir ornamen.

    Bentuk mengikuti fungsi

  • 8/11/2019 Arsitektur Asia Barat (Harzha)

    18/20

    18

    ARSITEKTURBARATASIA HARZHA SYAFARIANSURYA| 3212100102

    Pada Gedung DPR/MPR RI, asas dalam gaya internasional arsitektur modern hampir

    seluruhnya diterapkan. dari proses perancangan yang mengedepankan fungsi, bentukan yang

    geometris hingga transparansi konstruksi. tapi memang penggabungan dengan langgam

    klasik juga dilakukan oleh Ir. Soejoedi walau tak sekental unsur modernya.

    Tentunya itu disebabkan dari skala fungsi bangunan DPR/MPR sebagai representasi

    negara yang tentuya harus iconic dan monumental. di tambah keberadaanya di Indonesiayang termasuk wilayah asia dengan arsitektur klasik yang skluptural.

    Bagan 20.menggunakan bukaan - bukaan monoton horizontal maupun vertikal serta non ornamental

    Bagan 21. bentuk yang mengikuti fungsi

  • 8/11/2019 Arsitektur Asia Barat (Harzha)

    19/20

    19

    ARSITEKTURBARATASIA HARZHA SYAFARIANSURYA| 3212100102

    Bagan 22. konstruksi yang tidak disembukikan yaitu 2 batang yang mengapit kubahan

    Bagan 23. bentuk yang minimalis dan sederhana

  • 8/11/2019 Arsitektur Asia Barat (Harzha)

    20/20

    20

    DAFTAR PUSTAKA

    Gedung DPR/MPR RI, Komplek Parlemen, Republik Indonesia

    http://x1patulabsky.blogspot.com/2011/09/tugas-ii-soejoedi-sang-maestro.html

    http://blog.urbanindo.com/2012/11/dibalik-tembok-gedung-mprdpr/

    http://herikyarch11.blogspot.com/2012/06/soejoedi-wirjoatmodjo.html

    http://www.thejakartapost.com/news/2011/05/22/the-history-indonesian-architect.html

    http://mbenkroom.blogspot.com/2011/01/langgam-arsitektur.html

    http://de-arch.blogspot.com/2008/10/konsep-pemikiran-arsitektur-modern.html

    http://virtualarsitek.wordpress.com/artikel/arsitek/arsitek-indonesia/soejoedi-wirjoatmodjo/

    http://www.lintas.me/go/perkembanganarsitekturdunia.tk/perkembangan-arsitektur-dunia-

    arsitektur-gedung-mprdpr-indonesia

    http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2004/10/10/ars1.html

    http://lizenhs.wordpress.com/2012/11/11/keunikan-arsitektur-gedung-mprdpr-ri/