Ali diazotasi

36
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Analisa kualitatif dapat dilakukan dengan cara klinik maupun instrumental yaitu dengan menggunakan alat modern. Cara klasik dapat dibagi menjadi beberapa metode diantaranya adalah volumetri. Nitrimetri merupakan cara analisa volumetri yang berdasarkan pada reaksi pembentukan garam diazonium. Garam diazonium itu terbentuk dari hasil reaksi antara senyawa yang mengandung gugus amin aromatis bebas, pada suhu di bawah 15°C dalam senyawa asam. Titik akhir titrasi dapat digunakan berdasarkan kelebihan asam nitrit dengan cara : 1. Elektrometri 2.Oksidasi asam nitrit dengan KI 3.Mnggunakan indikaor dalam, yaiu Tropeolin OO 0,1 % Senyawa-senyawa yang dapat ditentukan dengan metode nitrimetri adalah seperti sulfamerazin, sulfadiazin dan sulfanilamid. Senyawa-senyawa ini dalam dunia farmasi sangat bermanfaat seperti sulfanilamid sangat berguna sebagai obat antimikroba. Melihat kegunaannya tersebut maka

Transcript of Ali diazotasi

Page 1: Ali diazotasi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Analisa kualitatif dapat dilakukan dengan cara klinik maupun

instrumental yaitu dengan menggunakan alat modern. Cara klasik dapat

dibagi menjadi beberapa metode diantaranya adalah volumetri.

Nitrimetri merupakan cara analisa volumetri yang berdasarkan pada

reaksi pembentukan garam diazonium. Garam diazonium itu terbentuk dari

hasil reaksi antara senyawa yang mengandung gugus amin aromatis bebas,

pada suhu di bawah 15°C dalam senyawa asam.

Titik akhir titrasi dapat digunakan berdasarkan kelebihan asam nitrit

dengan cara :

1. Elektrometri

2. Oksidasi asam nitrit dengan KI

3. Mnggunakan indikaor dalam, yaiu Tropeolin OO 0,1 %

Senyawa-senyawa yang dapat ditentukan dengan metode nitrimetri

adalah seperti sulfamerazin, sulfadiazin dan sulfanilamid. Senyawa-senyawa

ini dalam dunia farmasi sangat bermanfaat seperti sulfanilamid sangat

berguna sebagai obat antimikroba. Melihat kegunaannya tersebut maka

percobaan ini perlu dilakukan agar penyalahgunaan obat-obatan tersebut

dapat dihindari.

Adapun hubungan reaksi diazotasi dengan dunia farmasi yaitu untuk

penetapan kadar sutau senyawa obat yang mengandung gugus sulfa yang

digunakan dalam pembuatan sediaan seperti tablet, kapsul, injeksi, dan

lain.lain.

Page 2: Ali diazotasi

B. Maksud dan Tujuan

1. Maksud Percobaan

Mengetahui dan mamahami cara penetapan kadar suatu senyawa

secara nitritometri

1. Tujuan Percobaan

a. Menentukan kadar garam diazonium pada sampel sulfadiazin dengan

menggunakan metode titrasi diazotasi / nitritometri.

b. Membuat kertas kanji iodida.

c. Menentukan normalitas larutan NaNO3 dengan menggunakan sampel

sulfadiazin.

C. Prinsip Percobaan

1. Penetapan kadar sulfadiazin berdasarkan pada pembentukan garam

diazonium dari gugus amin primer aromatis bebas yang direaksikan

dengan asam nitrit (NaNO2) yang diperoleh dari hasil reaksi antara natrium

nitrit dan asam klorida pekat dengan penentuan titik akhir menggunakan

indikator kertas kanji dengan perubahan warna menjadi warna biru segera

ketika dioleskan.

2. Penetapan kadar kloramfenikol berdasarkan pada pembentukan garam

diazonium dari gugus amin primer aromatis bebas hasil reduksi yang

direaksikan dengan asam nitrit (NaNO2) yang diperoleh dari hasil reaksi

antara natrium nitrit dan asam klorida dengan penentuan titik akhir

menggunakan indikator kertas kanji dengan perubahan warna menjadi

warna biru segera ketika dioleskan.

Page 3: Ali diazotasi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum

Titrasi diazotasi ini sangat sederhana dan sangat berguna untuk

menetapkan kadar senyawa-senyawa antibiotik sulfonamida dan juga

senyawa-senyawa anestetika lokal golongan asam amino benzoat.

Metode titrasi diazotasi disebut juga nitrimetri yakni metode

penetapan kadar secara kuantitatif dengan menggunakan larutan baku NaNO3.

Metode ini didasarkan pada reaksi diazotasi yakni reaksi antara amina

aromatik primer dengan asam nitrit dalam suasana asam membentuk garam

diazonium.

NaNO2 + HCl HNO2 + NaCl

H2NSO2 NH2 + HNO2 HCl H2NSO2 N+ Cl-

N + H2O

Dalam nitrimetri, BE suatu senyawa sama dengan BM nya karena 1

mol senyawa bereaksi dengan 1 mol asam nitrit dan menghasilkan 1 mol

garam diazonium. Dengan alasan ini pula, untuk nitrimetri, konsentrasi

larutan baku sering dinyatakan dengan M ( molaritas ) karena molaritasnya

sama dengan normalitasnya.

Pada titrasi diazotasi, penentuan titik akhir titrasi dapat menggunakan

indikator luar, indikator dalam dan secara potensiometri.

Indikator Luar

Indikator luar yang digunakan adalah pasta kanji-iodida atau dapat pula

menggunakan kertas kanji-iodida, ketika larutan digoreskan pada pasta/

kertas, adanya kelebihan asam nitrit akan mengoksidasi iodida menjadi

iodium dan dengan adanya kanji/ amilum akan menghasilkan warna biru

segera. Indikator kanji-iodida ini peka terhadap kelebihan 0,05-0,10 ml

Page 4: Ali diazotasi

natrium nitrit dalam 200 ml larutan. Reaksi yang terjadi dapat dituliskan

sbb :

NaNO2 + HCl HNO2 + NaCl

KI + HCl KCl + HI

2 HI + 2 HNO2 I2 + 2 NO + 2 H2O

I2 + Kanji Kanji Iod (biru)

Titik akhir titrasi tercapai apabila pada penggoresan larutan yang

dititrasi pada pasta kanji-iodida atau kertas kanji iodida akan terbentuk warna

biru sebab warna biru juga terbentuk beberapa saat setelah dibiarkan diudara.

Hal ini disebabkan karena oksidasi iodida oleh udara (O2) menurut reaksi :

4 KI + 4 HCl + O2 2 H2O + 2 I2 + 4 KCl

I2 + kanji Kanji iod (biru)

Untuk meyakinkan apakah benar-benar sudah terjadi titik akhir titrasi,

maka pengujian seperti diatas dilakukan lagi setelah dua menit. (Ibnu dan

Abdul, 2007 : 161-165)

Titrasi redoks banyak digunakan dalam pemeriksaan kimia karena

beebagai zat organik dan zat anorganik dapat ditentukan dengan cara ini.

Namun demikian agar titrasi redoks ini berhasil dengan baik, maka

persyaratan berikut harus dipenuhi :

Harus tersedia pasangan sistem redoks yang sesuai sehingga terjadi

pertukaran elektron secara stokhiometri.

Reaksi redoks harus berjalan cukup cepat dan berlangsung secara terukur

(kesempurnaan 99%).

Harus tersedia cara penentuan titik akhir yang sesuai. (Rivai, 1995 : 346)

Salah satu metode yang termasuk dalam titrasi redoks adalah

diazotasi (nitritometri). Titrasi diazotasi berdasarkan pada pembentukan

garam diazonium dari gugus amin aromatis bebas yang direaksikan dengan

asam nitrit, dimana asam nitrit ini diperoleh dengan cara mereaksikan

natrium nitrit dengan suatu asam.

Page 5: Ali diazotasi

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada reaksi diazotasi:

a. Suhu

Titrasi diazotasi sebaiknya dilakukan pada suhu rendah, lebih kecil

dari 15°C karena asam nitrit yang terbentuk dari reaksi natrium nitrit

dengan asam tidak stabil dan mudah terurai, dan garam diazonium

yang terbentuk pada hasil titrasi juga tidak stabil.

b. Kecepatan reaksi

Reaksi titrasi amin aromatis pada reaksi diazotasi barjalan agak

lambat, titrasi sebaiknya dilakukan secra perlahan-lahan, dan reaksi

diazotasi dapat dikatalisa dengan penambahan natrium dan kalium

bromida sebagai katalisator. (Wunas, 1986 :115)

Sudah kita lihat bahwa dalam titrasi redoks ada dua jenis indikator,

indikator khusus yang bereaksi dengan salah satu komponen yang bereaksi,

dan indikator oksidasi reduksi yang sebenarnya tidak tergantung dari salah

satu zat, tetapi hanya pada potensial larutan selama titrasi. Pemilihan

indikator yang cocok ditentukan oleh kekuatan oksidasi titran dan titrat,

dengan perkataan lain, potensial titik ekivalen titrasi tersebut. Bila potensial

peralihan indikator tergantung dari pH, maka juga harus diusahakan agar pH

tidak berubah selama titrasi berlangsung. (Harjadi, 1986 : 227)

Dalam titrasi diazotasi, digunakan dua macam indikator, yaitu

indikator dalam dan indikator luar. Sebagai indikator dalam digunakan

campuran indikator tropeolin oo dan metilen biru, yang mengalami

perubahan warna dari ungu menjadi biru kehijauan. Sedangkan untuk

indikator luarnya digunakan kertas kanji iodida . (Wunas, 1986 : 116)

Reaksi diazotasi merupakn reaksi yang memanfaatkan sifat benzena

yang bisa “diotak-atik” untuk membentuk suatu senyawa aromatik yang kita

inginkan. Biasanya reaksi diazotasi dimanfaatkan untuk mensintesis fenol

dikarenakan benzena tidak dapat langsung bereaksi dengan air (karena

benzena adalah senyawa non polar sedangkan air adalah senyawa polar).

Page 6: Ali diazotasi

Inti dari reaksi ini adalah, anilin direaksikan dengan NaNO2 bersama

HCl pada suhu dingin membentuk benzenadiazonium. Mekanisme reaksi

pada benzena dalam sintesis fenol yaitu :

NO2 NH2

HNO3/ H

2SO

4 Sn/ HCl NaNO

2/ HCl (0 oC)

1 2 3

--

N=N- Cl OH

H2O, H+, O

4

Penjelasan dari reaksi diatas :

1. Ketika campuran asam nitrat dan asam sulfat (bereaksi secara in situ)

direaksikan dengan benzena, dalam perbandingan tertentu ion nitronium

(NO2-) yang merupakan spesies nukleofilik, kita tidak bisa secara

langsung mereaksikan benzena dengan asam nitrit untuk membentuk

nitrobenzena karena pada asam nitrit, adalah ion nitrit (NO2-) yang

terdapat pada asam nitrit, dengan bahwa sesama muatan sejenis tidak

dapat bereaksi.

2. Secara in situ, Sn dan HCl akan bereaksi membentuk SnCl2, yang

berperan sebagai reduktor lemah dalam reaksinya dengan nitrobenzena

sehingga anilin akan terbentuk.

3. Secara in situ asam klorida akan bereaksi dengan natrium nitrit (NO2-)

untuk membentuk asam nitrit. Reaksi ini diperlukan karena asam nitrit

tidak dapat dibuat secara langsung karena asam nitrit dengan mudah

teroksidasi menjadi asam nitrat (HNO3-) apabila tidak diisolasi dengan

benar. Reaksi 3 inilah yang disebut reaksi diazotasi dengan benzena

daiazonium sebagai produknya.

4. Benzenadiazonium tidak stabil pada suhu panas sehingga reaksi diazotasi

disarankan berlangsung pada suhu rendah (biasanya 0oC). Penambahan air

disertai protonisasi sebagai pemacu reaksi akan mensubtitusi klorida yang

terdapat dalam benzenadiazonium. Ingat bahwa klorida memiliki nilai

Page 7: Ali diazotasi

elektronegativitas yang besar sehingga sebanyak klorida

(benzenadiazonium) tersebut tidak begitu stabil. Dengan adanya

pemanasan hidroksi benzenadiazonium akan terurai dan tertata ulang

membentuk fenol. (http// chemis_try.com)

Selain penggunaan indikator luar digunakan pula :

Indikator Dalam

Indikator dalam terdiri atas campuran tropeolin OO dan metilen

biru. Tropeolin OO merupakan indicator asam-basa yang berwarna merah

dalam suasana asam dan berwarna kuning bila dioksidari oleh adanya

kelebihan asam nitrit, sedangkan metilen biru sebagai pengkontras warna

sehingga pada titik akhir titrasi akan terjadi perubahan dari ungu menjadi

biru sampai hijau tergantung senyawa yang dititrasi.

Pemakaian kedua indicator ini ternyata memiliki kekuarangan.

Pada indicator luar harus dikerahui dulu perkiraan jumlah titran yang

diperlukan, sebab kalau tidak tahu perkiraan jumlah titra yang dibutuhkan,

maka sering melakukan pengujian apakah sudah tercapai titik akhir titrasi

atau belum. Di samping itu, kalau sering melakukan pengujian,

dikhawatirkan akan banyak larutan yang dititrasi (sampel) yang hilang

pada saat pengujian titik akhir sementara itu pada pemakaian indicator

dalam walaupun pelaksanaannya mudah tetapi seringkali untuk mengatasi

hal ini, maka digunakan metode pengamatan titik akhir secara

potensiomerti.

Metode Potensiometri

Metode yang beik untuk penetapan titik akhir nitrimetri adalah

metode potensiometri dengan menggunakan electrode kolomelplatina yang

dicelupkan ke dalam titrat. Pada saat titik akhir titrasi (adanya kelebihan

asam nitrit), akan terjadi depolarisasi elektoda sehingga akan terjadi

perubahan arus yang sangat tajam sekitar +0,80 Volt sampai +0,90 Volt.

Metode ini sangat cocok untuk sampel dalam bentuk sediaan sirup yang

berwarna.

Tirtasi diazotasi dapat digunakan untuk :

Page 8: Ali diazotasi

a)      Penetapan kadar senyawa-senyawa yang mempunyai gugus amin aromatis

primer bebas seperti selfamilamid.

b)      Penetapan kadar senyawa-senyawa yang mana gugus amin aromatic terikat

dengan gugus lain seperti suksinil sulfatiazol, ftalil sulfatiazol dan

parasetamol.

Pada penetapan kadar senyawa yang mempunyai gugus aromatic yang

terikat dengan gugus lain seperti suksinil sulfatiazol harus dihidrolisis

lebih dahulu sehingga diperoleh gugus amin aromatis bebas untuk

selanjutnya bereaksi dengan natrium nitrit dalam suasana asam

membentuk garam diazonium. Reaksi yang terjadi pada analisis suksinil

sulfatiazol.

c)  Senyawa-senyawa yang mempunyai gugus nitro aromatis seperti

kloramfenikol.

Senyawa-senyawa nitro aromatis dapat ditetapkan kadarnya secara

nitrimetri setelah direduksi terlebih dahulu untuk menghasilkan senyawa

amin aromatis primer.

Kloramfenikol yang mepunyai gugus nitro aromatis direduksi terlebih dahulu

dengan Zn/HCI untuk menghasilkan senyawa amin aromatis primer yang

bebas yang selanjutnya bereaksi dengan asam nitrit untuk membentuk garam

diazonium.

Dalam farmakope indonesia, titrasi diazotasi digunakan untuk

menetapkan kadar adalah benzokain; primakuin fosfat dan sediaan tabletnya;

prokain HCl; sulfasetamid; sulfametazin; sufadoksin; sulfametoksazol;

tetrakain; dan tetakain HCl. (http//pharmaceutical world.blogspot.com)

Titrasi nitrimetri merupakan titrasi yang dipergunakan dalam analisa

senyawa-senyawa organik,khususnya untuk persenyawaan amina primer.

Penetapan kuantitas zat didasari oleh reaksi antarafenil amina primer

(aromatic) dengan natrium nitrit dalam suasana asam menbentuk

garamdiazonium. Reaksi ini dikenal dengan reaksi diazotasi, dengan

persamaan yang berlangsungdalam dua tahap seperti dibawah ini : 

NaNO2 + HCl → NaCl + HONO

Page 9: Ali diazotasi

Ar- NH2 + HONO + HCl → Ar-N2Cl + H2O

Reaksi ini tidak stabil dalam suhu kamar, karena garam diazonium

yang terbentu mudahtergedradasi membentuk senyawa fenol dan gas

nitrogen. Sehingga reaksi dilakukan pada suhudibawah 15oC. Reaksi diazotasi

dapat dipercepat dengan panambahan garam kalium bromida.Reaksi

dilakukan dibawah 15oC, sebab pada suhu yang lebih tinggi garam diazonium

akanterurai menjadi fenol dan nitrogen.

Reaksi diazonasi dapat dipercepat dengan menambahkankalium

bromida.Titik ekivalensi atau titik akhir titrasi ditunjukan oleh perubahan

warna dari pasta kanji iodideatau kertas iodida sebagai indicator luar.

Kelebihan asam nitrit terjadi karena senyawa fenilsudah bereaksi seluruhnya,

kelebihan ini dapat berekasi dengan yodida yang ada dalam pastakanji atas

kertas, reaksi ini akan mengubah yodida menjadi iodine diikuti dengan

perubahanwarna menjadi biru. Kejadian ini dapat ditunjukkan setelah larutan

didiamkan selama beberapamenit. Reaksi perubahan warna yang dijadikan

infikator dalam titrasi ini adalah :

KI +HCl → KCl + HI

2 HI + 2 HONO → I2 + 2 NO + H2O

I2 + Kanji yod (biru)

Penetapan titik akhir dapat juga ditunjukkan dengan campuran

tropiolin dan metilen blue sebagaiindikator dalam larutan. Titik akhir titrasi

juga dapat ditentukan dengan teknik potensiometrimenggunakan platina

sebagai indikator elektroda dan saturated calomel elektroda sebagai elektroda

acuan.

Pada berbagai macam indikator yang digunakan dalam titrasi

nitrimetri ini, maka dapat dikatakan bahwa setiap indikator tersebut memiliki

keuntungan dan kerugian . salah satunya adalah indikator luar, dimana

keuntungan dari indikator ini adalah terjadinya perubahan warna yang jelas,

sedangkan kerugiannya adalah :

a. Pelaksanaan tidak praktis karena kita harus menggoreskan setiap kali

penambahan titran.

Page 10: Ali diazotasi

b. Larutan yang dititer harus didinginkan.

c. Memerlukan reaksi orientasi untuk memperkirakan titik akhir titrasi.

(http// Scribs.com)

Reaksi kimia yang mungkin diperlukan sebagai basis dari penentuan

diazotasi anara lain :

a. Asam Basa

b. Kecepatan reaksi

Reaksi titrasi amin aromaik pada reaksi diazoatsi berjalan agak

lambat, titrasi sebaiknya digunakan secara perlahan-lahan dan dapat dikatalis

dengan penambahan natrium atau kalium bromida sebagai katalisator.

(Suadjadi,2007 : 245).

Pada titrasi diazotasi, reaksi harus memiliki persyaratan sebagai

berikut :

1. Reaksi harus diproses sesuai persamaan kimiawi tertentu.

2. Reaksi tersebut harus diproses sampai benar-benar selesai pada titik

ekuivalensi.

3. Diharapkan reaksi berjalan dengan cepat sehingga titrasi dapat

diselesaikan dengan cepat.

Page 11: Ali diazotasi

B. Uraian Bahan

1. Aquadest (Dirjen POM, 1979 : 96 )

Nama resmi : AQUA DESTILLATA

Nama lain : Air suling

Rumus Molekul : H2O

Berat Molekul : 18,02

Rumus Bangun : H O H

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak

mempunyai rasa.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai pelarut

2. Asam klorida (Dirjen POM, 1979 : 649)

Nama resmi : ACIDUM HYDROCHLORIDUM

Sinonim : Asam klorida

Rumus Molekul : HCl

Berat Molekul : 36,46

Pemerian : Cairan tidak berwarna, berasap, bau merangsang,

jika diencerkan dengan 2 bagian air, uap dan bau

hilang.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai pemberi suasana asam

3. Natrium Nitrit (Dirjen POM, 1979 :714)

Nama resmi : NATRII NITRIT

Sinonim : Natrium nitrit

Rumus Molekul : NaNO2

Berat Molekul : 69,00

Pemerian : Hablur atau granul, tidak berwarna atau putih ke-

kuningan rapuh

Page 12: Ali diazotasi

Kelarutan : Larut dalam 1,5 bagian air, agak sukar larut dalam

etanol 95 % P

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai larutan baku

4. Sulfadiazinum (Dirjen POM, 1979: 579)

Nama resmi : SULFADIAZINUM

Nama lain : N-2-pirimidinisulfanilamida

Rumus Molekul : C10H10N4O5S

Berat Molekul : 250,27

Rumus struktur :

Pemerian : Serbuk putih sampai agak kuning, tidak berbau

atau hampir tidak berbau, stabil di udara tapi

pemaparan terhadap cahaya perlahan-lahan men-

jadi hitam.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, mudah larut dalam

asam mineral encer, dalam larutan KOH, dalam

larutan NaOH dan dalam NH4OH, agak sukar larut

dalam etanol dan dalam aseton.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai sampel

5. Kalium Iodida (Dirjen POM, 1979: )

Nama resmi : KALII IODIDUM

Nama lain : Kalium Iodida

Rumus Molekul : KI

Berat Molekul : 166,00

Rumus Bangun : K I

Pemerian : habrul, heksahdral, transparan atau tidak berwarna,

Page 13: Ali diazotasi

Opak dan putih, atau serbuk butiran putih,

higroskopik.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai komponen dalam indikaor kertas kanji.

6. Kanji (Dirjen POM, 1979: 93 )

Nama resmi : AMILUM MANIHOT

Nama lain : Pati

Rumus Molekul : C7H6O

Berat Molekul : 340,00

Rumus Bangun :

Pemerian :

serbuk hablur, kadang-kadang berupa gumpalan

Kecil, putih, tidak berbau, tidak berasa.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai komponen dalam indikator kertas kanji.

C. Prosedur Kerja (Haeriah, 2011: 7)

1. Penetapan Kadar Kloramfenikol

Timbang seksama 500 mg sampel kloramfenikol,masukkan

kedalam erlenmeyer. Tambahkan 20 ml HCl P, kemudian 5 g serbuk

seng sedikit demi sedikit. Tambahkan 10 ml HCl P, setelah seng larut

dinginkan larutan hingga suhu 15° C, tambahkan 30 g KBr. Titrasi

perlahan-lahan dengan NaNO2 0,1 M. Titik akhir titrasi dicapai setelah

3 menit penambahan titran terakhir pada larutan masih menimbulkan

warna biru pada pasta kanji iodida. Ulangi 2x lagi dan hitung kadar

kloramfenikol dalam sampel.

Tiap ml NaNO2 0,1 M setara dengan 0,0323 g kloramfenikol

Page 14: Ali diazotasi

2. Penetapan Kadar Sulfadiazin

Timbang seksama 500 mg atau sejumlah yang setara sampel

sulfadiazin, masukkan ke dalam erlenmeyer.Larutkan dengan 75 ml

air suling, tambahkan 10 ml HCl P, dinginkan hingga suhu lebih

kurang 15°C. Titrasi perlahan-lahan dengan NaNO2 0,1 M. Titik akhir

titrasi ditetapkan secara potensiometri menggunakan elektroda Na.

Jika mendekati titik akhir, tiap selang waktu sekurang-kurangnya 1

menit tambahkan 0,1 ml NaNO2 0,1 M.

1 ml NaNO2 0,1 M setara dengan 25,027 mg C10H10N4O2S

3. Pembuatan larutan baku NaNO2

Timbang seksama 7,5 gram NaNO2. Larutkan dengan air

dalam labu ukur 1000 ml.Cukupkan volumenya ad 1000 ml.

Pindahkan kedalam botol.Tutup baik-baik dan beri etiket

4. Pembuatan Larutan kanji

Timbang 500 mg pati .Gerus dengan 5 ml air dan tambahkan sambil

pati dan cukupkan volumenya ad 100ml.Didihkan selama beberapa

menit.Dinginkan saring

Page 15: Ali diazotasi

BAB III

METODE KERJA

A. Alat dan Bahan

1. Alat-alat yang Digunakan

Pada percobaan ini digunakan alat yaitu Batang pengaduk, botol

semprot, buret, erlemeyer, gelas piala 250 ml, gelas ukur 25 ml, magnetik

stirrer, pipet tetes, sendok tanduk ,statif + klem, dan timbangan analitik.

2. Bahan-bahan yang digunakan

Pada percobaan ini digunakan bahan-bahan yaitu Air suling,

aluminium foil, es batu, indikator kanji, kertas timbang, sulfadiazine,

larutan asam klorida pekat, larutan baku NaNO2 0,1 M, dan tissue gulung

B. Cara Kerja

Penetapan kadar sulfadiazin

1. Disiapkan alat dan bahan

2. Ditimbang sebanyak 50 mg sulfadiazin, dimasukkan ke dalam erlemeyer.

3. Dilarutkan dalam 7,5 ml air dan 1 ml HCl pekat.

4. Didinginkan hingga suhu 15oC (di bawah 15oC).

5. Dititrasi dengan larutan baku NaNO2 0,1 M sampai terjadi perubahan

warna larutan dari ungu menjadi biru keunguan.

6. Diulangi sekali lagi

7. Dihitung kadar sulfadiazin.

Page 16: Ali diazotasi

BAB IV

HASIL PENGAMATAN

A. Data Pengamatan

Berat Sampel

Indikator Pentiter Volume titrasi

Perubahan

0,051 Kertas kanji NaNO2 0,0983 N 5 ml Membirukan kertas kanji

0,053 Kertas kanji NaNO2 0,0983 N 4 ml Membirukan kertas kanji

B. Perhitungan

Penetapan kadar kristal sulfadiazin

Mgrek sulfadiazin ~ Mgrek NaNO2

Mg/BM = N × V

Mg = N × V × BM

Mg = 0,0983 × 5 × 250,27

Mg = 123,007 mg

= 0, 123007gram

% Kadar = 0 ,12 3007

0,0501 × 100 %

= 245,51 %

Mgrek sulfadiazin ~ Mgrek NaNO2

Mg/BM = N × V

Mg = N × V × BM

Mg = 0,0983 × 4 × 250,27

Mg = 98,406 mg

= 0, 098406 gram

Page 17: Ali diazotasi

% Kadar = 0 , 09 84 0 60,050 3 × 100 %

= 1 95,62%

% kadar rata-rata = 245 ,51+1 95 , 622

= 220,57 %

C. Reaksi

1. Reaksi diazotasi antara sulfadiazin dengan NaNO2

NaNO2 + HCl HNO2 + NaCl

H2NSO2 NH2 + HNO2 HCl H2NSO2 N+ Cl-

N + H2O

2. Reaksi yang terjadi pada kertas kanji iodida (indikator luar)

NaNO2 + HCl HNO2 + NaCl

KI + HCl KCl + HI

2 HI + 2 HNO2 I2 + 2 NO + 2 H2O

I2 + Kanji Kanji Iod (biru)

+ I2

Page 18: Ali diazotasi

BAB IV

PEMBAHASAN

Titrasi diazotasi ini sangat sederhana dan sangat berguna untuk

menetapkan kadar senyawa-senyawa antibiotik sulfonamida dan juga senyawa-

senyawa anestetika lokal golongan asam amino benzoat. Metode titrasi diazotasi

disebut juga nitrimetri yakni metode penetapan kadar secara kuantitatif dengan

menggunakan larutan baku NaNO3. Metode ini didasarkan pada reaksi diazotasi

yakni reaksi antara amina aromatik primer dengan asam nitrit dalam suasana asam

membentuk garam diazonium.

Adapun cara kerja dari percobaan ini adalah mula-mula disiapkan alat dan

bahan, lalu ditimbang sebanyak 50 mg sulfadiazin, dimasukkan ke dalam

erlemeyer. Setelah itu dilarutkan dalam 7,5 ml air dan 1 ml HCl pekat dan di

dinginkan hingga suhu 15oC (di bawah 15oC). Kemudian dititrasi dengan larutan

baku NaNO2 0,1 M sampai terjadi perubahan warna larutan dari ungu menjadi

biru keunguan. Dan diiulangi sekali lagi kemudian dihitung kadar sulfadiazine.

Pada percobaan ini dilakukan penetapan kadar sulfadiazin dengan

menggunakan metode titrimetri berdasarkan reaksi diazotasi. Reaksi diazotasi

memiliki gugus amin primer aromatis bebas dengan HNO2. Larutan baku yang

digunakan adalah larutan NaNO2 0,1 N yang akan direaksikan dengan asam

klorida untuk membentuk asam nitrit. Titrasi dilakukan pada suhu 15 oC atau

dibawahnya. Hal ini karena garam diazonium tidak stabil dan jika suhunya lebuh

tinggi bisa terurai menjadi fenol dan natrium. Pada percobaan ini digunakan

indikator luar yakni kertas kanji iodida. Pada kertas kanji iodida akan terjadi

perubahan warna menjadi biru karena iodida diubah menjadi iodium ketika

bertemu dengan kanji. HNO2 akan bereaksi dengan sampel dan akan membentuk

garam diazonium, namun tidak semua HNO2 itu akan bereaksi dengan sampel.

Ketika larutan digoreskan pada kertas, adanya kelebihan atau sisa asam nitrit akan

mengoksidasi iodida menjadi iodium dan dengan adanya amilum akan

menghasilkan warna biru segera. Berikut reaksinya :

Page 19: Ali diazotasi

2 HI + 2 HNO2 I2 + 2 NO + 2 H2O

I2 + Kanji Kanji Iod (biru)

Adapun pembuatan kertas kanji iodida adalah dilarutkan 0,75 gram KI

dalam 5 ml air dan 2 gram ZnCl2 dalam 10 ml air, dicampurkan larutan tersebut

dan ditambahkan 10 ml air. Panaskan sampai mendidih dan tambahkan sambil

diaduk terus suspensi 5 gram pati dalam 35 ml air, dididihkan selama 2 menit dan

didinginkan. Lalu dicelupkan kertas saring pada larutan.

Dari percobaan yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil, untuk data I

sulfadiazin kadarnya adalah 0,123007gram dengan persen kadar sebesar 245,51

%, untuk data II diperroleh hasil kadar sulfadiazin adalah 0, 098406 gram

dengan persen kadar sebesar 195,62%. Sehingga rata-rata % kadarnya adalah

220,57 %. Hal ini berbeda dengan literatur yaitu mengandung sulfadiazin antara

98,0 % sampai dengan 102,0 % dan hasil yang diperoleh memiliki penyimpangan

yang besar, disebabkan karena faktor kesalahan.

Adapun faktor kesalahan yang diduga terjadi antara lain kesalahan dalam

pengamatan (kesalahan paradoksal), suhu yang tidak tepat dan tidak terjaga, serta

dipengaruhi oleh kurang teliti dalam penimbangan dan alat yang kurang bersih.

Adapun golomgam semyawa yang dapat ditentukan kadarnya dengan

metode ini adalah senyawa golongan sulfa dan yang memiliki gugus amin

aromatik. Contohnya sulfadiazine, sulfamerasin, sulfaguanidin, paracetamol, dan

lain-lain.

Pada kertas kanji terjadi perubahan warna biru karena iodide diubah

menjadi iodium ketika direaksikan dengan kanji. HNO2 akan bereaksi dengan

sampel dan akan membentuk garam diazonium, namun tidak semua HNO2 akan

bereaksi dengan sampel. Ketika larutan digoreskan pada kertas kanji, adanya

kelebihan atau sisa asam nitrit akan mengoksidasi iodide menjadi iodium dan

dengan adanya amilum akan menghasilkan warna biru segar.

Indicator tropheolin oo adalah indikator dalam yang merupakan indikator

asam basa yang berwarna merah dalam suasana asam dan berwarna kuning jika di

oksidasi oleh adanya kelebihan asam nitrit sedangkan metilen biru sebagai

Page 20: Ali diazotasi

pengontras warna hingga pada titik akhir titrasi terjadi perubahan dari ungu

menjadi biru sampai hijau bergantung pada senyawa yang di titrasi.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi diazotasi adalah :

1. Suhu

Titrasi diazotasi sebaiknya digunakan pada suhu rendah, lebih kecil

dari 15o c karena asam nitrit yang terbentuk dari reaksi NaNO2 dengan asam

tidak stabil dan mudah terurai, dan garam diazonium yang terbentuk pada

hasil titrasi juga tidak stabil.

2. Kecepatan reaksi

Reaksi titrasi amin aromatis pada reaksi diazotasi berjalan agak

lambat, titrasi sebaiknya di lakukan secara perlahan-lahan dan reaksi diazotasi

dapat di katalisis dengan penambahan natrium dan kalium bromide sebagai

katalisator.

Page 21: Ali diazotasi

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat ditarik dari percobaan ini adalah :

1. Kadar kemurnian sulfadiazin adalah 245,51% sebanyak 0, 123007

gram dan 95,62% sebanyak 0, 098406 gram.

2. Kadar rata-rata sulfadiazin adalah 220,57 % yang berbeda dengan

literatur yakni mengandung sulfadiazin antara 98,0 % sampai dengan

102,0 %.

B. Saran

1. Untuk Laboratorium

Mohon alat dan bahan lebih dilengkapi dan diperbanyak

2. Untuk Asisten

Sebaiknya asisten dapat mendampingi praktikan saat praktikum

berlangsung.

Page 22: Ali diazotasi

DAFTAR PUSTAKA

Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Departemen

Kesehatan RI

Gholib Ganjar, Ibnu dan Rohman, Abdul. 2009. Kimia Farmasi Analisis.

Yogyakarta: Pustaka pelajar

Harjadi, W. 1986. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta : Gramedia

Rivai, H. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia. Jakarta: UI Press

Wunas, J. Said. 1986. Analisa Kimia Farmasi Kuantitatif. Makassar : UNHAS

(http//pharmaceutical world.blogspot.com)

(http// scribs.com)

Page 23: Ali diazotasi

SKEMA KERJA

1. Penetapan kadar sulfadiazin

Timbang 50 mg sulfadiazin +7,5 ml aquadest

+ 1 ml HCl Pekat

Dinginkan hingga 15 oC atau dibawahnya

Titrasi dengan NaNO2

Tiap 1 ml goreskan pada indikator kertas kanji

Amati perubahan warnanya menjadi ungu kebiruan

Ulangi sekali lagi

Page 24: Ali diazotasi

2. Pembuatan NaNO2 0,1 N

Timbang seksama 7,5 gram NaNO2

Larutkan dengan air dalam labu ukur 1000 ml

Cukupkan volumenya ad 1000 ml

Pindahkan kedalam botol

Tutup baik-baik dan beri etiket

3. Standarisasi Larutan baku NaNO2

Timbang seksama 173mg asam sulfanilat

Masukkan ke dalam erlenmeyer 250ml

Tambahkan 30 ml air suling

Tambahan 20 etes amonia 25% sampai larut

Tambahkan 15 ml asam klorida 1N

Page 25: Ali diazotasi

Tambahkan 1 gram KBr

Tambahkan 5 tetes indikator tropeolin OO 0,1%

Tambahkan 3 tetes larutan metilen biru 0,1%

Titrasi dengan larutan Natrium Nitrit pada suhu 15o

Perubahan warna dari ungu menjadi hijau

4. Pembuatan Larutan kanji

Timbang 500 mg pati

Gerus dengan 5 ml air

Cukupkan volumenya sampai 100ml

Didihkan selama beberapa menit

Dinginkan saring