digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id
Transcript of digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DEIKSIS DALAM TAJUK RENCANA HARIAN SOLOPOS TAHUN 2011
DAN SUMBANGANNYA TERHADAP MATERI PEMBELAJARAN
BAHASA INDONESIA DI SMK
SKRIPSI
Oleh:
ADITYA RAHARDANI
K1208001
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juni 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Aditya Rahardani
NIM : K1208001
Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
menyatakan bahwa skripsi saya berjudul ”DEIKSIS DALAM TAJUK
RENCANA HARIAN SOLOPOS TAHUN 2011 DAN SUMBANGANNYA
TERHADAP MATERI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI
SMK” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber
informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Mei 2012
Yang membuat pernyataan
Aditya Rahardani
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
DEIKSIS DALAM TAJUK RENCANA HARIAN SOLOPOS TAHUN 2011
DAN SUMBANGANNYA TERHADAP MATERI PEMBELAJARAN
BAHASA INDONESIA DI SMK
Oleh:
ADITYA RAHARDANI
K1208001
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan
Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juni 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
MOTTO
”Tuhan hanya ada ketika manusia membiarkanNya masuk”
(Author Unknown)
”Tujuan kita hidup adalah untuk melahirkan apa-apa yang terbaik yang ada di
dalam diri kita”
”God’s promises are like the stars :
The darker the night, the brighter they shine”
(David Nicholas)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
PERSEMBAHAN
Dengan rasa syukur, karya ini
kupersembahkan untuk :
1. ”Ayahanda Hardi dan Ibunda Nanik”
Bapak.. Ibu.. Terima kasih untuk doa
yang senantiasa iringi langkahku.. Kasih
sayang yang begitu sempurna untukku..
Kalian adalah motivasi hidupku..
2. “Betty Novarina Handini, Canggih Jalu
Prakusya, dan Lisandra Anandita”
Terima kasih karena selalu
membuatku merasa damai di samping
kalian.. Bangganya memiliki adik
kalian..
3. ”Dino Kusuma”
Terima kasih untuk semangat,
inspirasi, dukungan, dan perhatian yang
kamu berikan setiap saat. Terima kasih telah
mewarnai hari-hariku. Kamu membuatku
merasa beruntung memilikimu...
4. ”Pepi, Nana, dan Ayuk”
Terima kasih untuk saran dan
nasihat di kala aku salah arah. Semoga
persahabatan kita abadi...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
ABSTRAK
Aditya Rahardani. K1208001. DEIKSIS DALAM TAJUK RENCANA
HARIAN SOLOPOS TAHUN 2011 DAN SUMBANGANNYA TERHADAP
MATERI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMK. Skripsi,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Juni 2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: (1) bentuk-bentuk
deiksis yang terdapat dalam tajuk rencana harian SOLOPOS tahun 2011, (2)
distribusi deiksis dalam tajuk rencana harian SOLOPOS tahun 2011, (3)
kecenderungan pemakaian deiksis dalam tajuk rencana harian SOLOPOS tahun
2011, dan (4) sumbangannya terhadap materi pembelajaran bahasa Indonesia di
SMK.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan
menggunakan pendekatan analisis isi (content analysis). Sumber data berupa
dokumen atau arsip, yaitu tajuk rencana harian SOLOPOS tahun 2011. Teknik
pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Teknik pengumpulan
data dilakukan dengan analisis dokumen atau arsip. Validitas data diuji
menggunakan triangulasi teori dan triangulasi peneliti. Analisis data
menggunakan teknik analisis mengalir atau jalinan (flow model of analysis).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) bentuk-bentuk deiksis yang
terdapat dalam tajuk rencana harian SOLOPOS tahun 2011, antara lain: (a)
bentuk-bentuk deiksis persona yang digunakan, yaitu kami, kita, mereka, dia, dan
-nya; (b) bentuk-bentuk deiksis tempat yang digunakan adalah (negara) ini,
tempat itu (RUTAN), ke sana (Mekkah), dan (sekolah) itu; (c) bentuk-bentuk
deiksis waktu yang dipakai, yaitu sekarang, pekan lalu, beberapa hari terakhir,
tahun lalu, tahun ini, saat ini, beberapa waktu lalu, kini, selama ini, dan dulu; (d)
bentuk-bentuk deiksis anafora yang dipakai, yaitu mereka, dia, ini, itu, tersebut,
dan bentuk tertikat –nya; (e) bentuk-bentuk deiksis katafora yang digunakan
antara lain yaitu, seperti, ini, dan adalah; (2) distribusi atau letak kata atau frase
yang bersifat deiksis dalam tajuk rencana harian SOLOPOS tahun 2011 terdapat di
awal, di tengah, dan di akhir; (3) pemakaian deiksis dalam tajuk rencana harian
SOLOPOS tahun 2011 cenderung memakai deiksis persona, meliputi bentuk
persona pertama jamak, persona ketiga tunggal, dan persona ketiga jamak; dan (4)
sumbangannya terhadap materi pembelajaran bahasa Indonesia di SMK, yaitu
teori maupun hasil dari penelitian ini yang mengkaji tentang deiksis baik eksofora
maupun endofora relevan dengan materi pembelajaran di SMK yang berkaitan
dengan deiksis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN ...................................................... ii
HALAMAN PENGAJUAN .......................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................... v
HALAMAN MOTTO .................................................................. vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................... vii
HALAMAN ABSTRAK ............................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR .................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................. xii
DAFTAR SINGKATAN .............................................................. xiii
KATA PENGANTAR .................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................. 1
B. Rumusan Masalah ...................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ....................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ..................................................... 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori ............................................................... 5
B. Penelitian yang Relevan .............................................. 29
C. Kerangka Berpikir ....................................................... 30
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................... 33
B. Pendekatan dan Jenis Penelitian ................................. 33
C. Data dan Sumber Data ............................................... 34
D. Teknik Pengambilan Sampel..................................... . 34
E. Pengumpulan Data .................................................... . 34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
F. Uji Validitas Data ..................................................... . 35
G. Analisis Data .............................................................. 35
H. Prosedur Penelitian ..................................................... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Penelitian ............................................ 38
B. Deskripsi Temuan Penelitian ..................................... 38
C. Pembahasan ................................................................ 88
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan .................................................................... 93
B. Implikasi ..................................................................... 94
C. Saran .......................................................................... 94
DAFTAR PUSTAKA ................................................................... 96
LAMPIRAN ................................................................................. 100
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1 Skema Kerangka Berpikir ...................................................... 32
2 Skema Analisis Mengalir (flow model of analysis)................ 36
3 Skema Prosedur Penelitian ...................................................... 37
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Data bulan Oktober 2011 ................................................ 100
2 Data bulan November 2011 ............................................ 106
3 Data bulan Desember 2011 ............................................. 110
4 Silabus SMK kelas X ...................................................... 113
5 Data Mentah .................................................................... 114
6 Surat Permohonan Izin Menyusun Skripsi ...................... 132
7 Surat Keputusan Dekan FKIP ......................................... 133
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR SINGKATAN
1. D1, D.... Data ke....
2. SP SOLOPOS
3. Okt Oktober
4. Nov November
5. Des Desember
6. 11 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
KATA PENGANTAR
Ungkapan rasa syukur teramat dalam penulis panjatkan pada Allah SWT
yang memberikan segala karunia sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul ” Deiksis dalam Tajuk Rencana Harian Solopos Tahun 2011 dan
Sumbangannya terhadap Materi Pembelajaran bahasa Indonesia di SMK “.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk
mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa
terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan
pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih
kepada:
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Dr. Muhammad Rohmadi, S. S., M. Hum., selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Bahasa dan Seni.
3. Dr. Kundharu Saddhono, S. S., M. Hum., selaku Ketua Program Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
4. Drs. Edy Suryanto, M. Pd., selaku Pembimbing I yang selalu memberikan
motivasi, arahan, dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Dr. Budhi Setiawan, M. Pd., selaku Pembimbing II yang selalu memberikan
pengetahuan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Pihak-pihak yang tak dapat penulis sebut satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.
Semoga skripsi ini dapat menambah wawasan dan memberikan manfaat.
Surakarta, Juni 2012
Penulis,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa merupakan alat komunikasi. Untuk keperluan berkomunikasi
tersebut, bahasa dapat berupa bahasa lisan yang berbentuk ujaran dan bahasa tulis
yang berbentuk kalimat. Tujuan utama dari komunikasi lisan dan tertulis adalah
untuk dapat menyampaikan atau menstransaksikan pesan secara komprehensif
melalui deiksis dan anafora dalam pragmatik (Morales, 2011: 68). Salah satu
media penuang gagasan secara tertulis melalui media massa cetak yang diminati
masyarakat adalah surat kabar. Setiap hari masyarakat dapat memperoleh
informasi terbaru dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara
melalui surat kabar harian.
Surat kabar harian SOLOPOS merupakan sebuah media komunikasi
tertulis yang di dalamnya banyak memuat tulisan dan paparan informasi meliputi
aspek sosial, politik, ekonomi, kebudayaan, hukum, pemerintahan, atau olahraga
bahkan entertainmen. Surat kabar bisa sampai ke tangan pembaca melalui
beberapa proses dan tahap pengemasan dari segi bahasa maupun tampilan.
Terdapat enam jenis wacana jurnalistik, yaitu berita, laporan, tuturan, tajuk
rencana, artikel, dan kolom. Salah satu wacana yang selalu ada dalam surat kabar
dan mencerminkan sikap atau pandangan pengelola surat kabar yang bersangkutan
adalah tajuk rencana (Dawud dan Pratiwi, 2004: 134). Wacana tajuk rencana
berisi pendapat atau ulasan redaksi terhadap suatu masalah. Bentuk wacana ini
mengikuti bentuk umum yang terdiri dari pendahuluan, uraian, dan kesimpulan.
Dalam tajuk rencana ini dapat diketahui pemecahan masalah mutakhir yang
menjadi perhatian masyarakat. Bahasa yang digunakan lebih singkat dibandingkan
dengan wacana lainnya.
Fungsi bahasa sebagai komunikasi tersebut tentu tidak lepas dari peran
deiksis yang berfungsi sebagai pengemas bahasa yang efektif dan efisien. Dalam
sebuah tulisan atau karangan hampir sebagian besar mengandung deiksis. Deiksis
ini muncul di dalam sebuah wacana. Sebagaimana deiksis yang muncul dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
kolom tajuk rencana pada surat kabar harian SOLOPOS yang menggunakan
bahasa jurnalistik, yaitu teks atau wacana itu harus disajikan dalam bentuk yang
singkat tanpa harus merusak dan mereduksi pesan. Teks yang singkat dengan
mengandung pesan yang utuh akan menghemat waktu dan tenaga dalam
memahaminya.
Ketika kita mendengar sebuah percakapan, biasanya kita tidak saja
mencoba memahami makna kata-kata dalam ujaran itu, tetapi juga makna yang
dikehendaki oleh penutur. Menurut Yule (dalam Cahyono, 1995: 213), cabang
ilmu bahasa yang mempelajari tentang makna yang dikehendaki oleh penutur itu
disebut pragmatik. Dalam pragmatik, makna ujaran dikaji menurut makna yang
dikehendaki oleh penutur dan menurut konteksnya. Di samping itu, dalam
pragmatik juga dilakukan kajian tentang “deiktik”, “praduga”, dan “tindak tutur”
(Djajasudarma, 1994: 56).
Fenomena deiksis merupakan cara yang paling jelas untuk
menggambarkan hubungan antara bahasa dan konteks dalam struktur bahasa itu
sendiri. Deiksis baru diketahui maknanya jika diketahui pula siapa, di mana, dan
kapan kata itu diucapkan. Jadi, pusat orientasi deiksis adalah penutur. Dengan
demikian, deiksis merupakan identifikasi makna sebuah bahasa yang hanya dapat
diketahui bila sudah berada dalam peristiwa bahasa karena dipengaruhi oleh
konteks situasi pembicaraan yang diacu oleh penutur. Misalnya: “Mereka akan
mengabarkan hal itu besok, tetapi mereka tidak berada di sini sekarang”.
Apabila tidak diketahui konteksnya, kalimat tersebut sangat kabur maknanya.
Kalimat tersebut banyak mengandung deiksis (mereka, itu, besok, di sini,
sekarang) yang maknanya tergantung pada konteks saat pengucapan kalimat itu.
Jadi, bahasa hanya dapat dimengerti menurut makna yang dimaksud penutur.
Persoalan lain yang menarik mengenai deiksis adalah kenyataan bahwa
tidak semua kata-kata selalu bermakna deiksis. Misalnya: (1) “Kunang-kunang
adalah binatang malam”,dan (2) “Malam ini saya akan menjemput keluarga ibu”.
Kata malam pada kalimat (1) bukan ungkapan deiksis. Namun, dalam kalimat (2)
kata malam bersifat deiksis meskipun kedua kalimat tersebut sama-sama
menggunakan kata malam. Hal inilah yang mendorong peneliti untuk mengetahui
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
lebih dalam mengenai pemakaian deiksis dalam kolom tajuk rencana harian
SOLOPOS.
Sumbangannya terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah, yaitu
dalam materi pelajaran bahasa Indonesia di SMK kelas X terdapat kompetensi
dasar “ Menulis dengan Memanfaatkan Kategori/Kelas Kata”. Pada bab ini siswa
akan mempelajari kelas kata, frase, dan macamnya serta bagaimana
memanfaatkan kelas kata dalam perincian dengan memperhatikan keefektifan.
Kata ganti (pronomina) merupakan salah satu jenis kelas kata yang dibahas dalam
pembelajaran tersebut. Peneliti meneliti deiksis yang terdapat dalam kolom tajuk
rencana maka secara langsung maupun tidak langsung peneliti akan menggali
secara lebih dalam mengenai kata ganti yang merupakan bagian dari materi
pembelajaran kelas X di SMK.
Sehubungan dengan hal-hal tersebut, peneliti terpanggil untuk menalaah
lebih lanjut mengenai deiksis yang terdapat dalam tajuk rencana harian
SOLOPOS, karena pemakaian bahasa dalam kalimat tajuk rencana berbeda
dengan yang lainnya. Bahasa dalam tajuk rencana merupakan opini redaksi
terhadap suatu permasalahan yang sedang hangat dibicarakan atau menonjol pada
saat media itu terbit. Masalah yang disoroti dalam tajuk rencana dapat dinyatakan
secara eksplisit atau implisit, yaitu berupa kebijakan pemerintah, perkembangan
situasi sosial dan politik, peristiwa tertentu dalam masyarakat, atau tokoh
berpengaruh.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, ada tiga masalah yang perlu dibahas
dalam penelitian ini.
1. Bagaimanakah bentuk-bentuk deiksis yang terdapat dalam tajuk rencana
harian SOLOPOS tahun 2011?
2. Bagaimanakah distribusi deiksis dalam tajuk rencana harian SOLOPOS
tahun 2011?
3. Bagaimanakah kecenderungan pemakaian deiksis dalam tajuk rencana
harian SOLOPOS tahun 2011?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
4. Bagaimanakah sumbangannya terhadap materi pembelajaran bahasa
Indonesia di SMK ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, tujuan yang
ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan :
1. Bentuk-bentuk deiksis yang terdapat dalam tajuk rencana harian SOLOPOS
tahun 2011.
2. Distribusi deiksis dalam tajuk rencana harian SOLOPOS tahun 2011.
3. Kecenderungan pemakaian deiksis dalam tajuk rencana harian SOLOPOS
tahun 2011.
4. Sumbangannya terhadap materi pembelajaran bahasa Indonesia di SMK.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoretis dan
praktis.
1. Manfaat Teoretis
a. Sebagai sumber informasi dan tambahan ilmu pengetahuan
mengenai kajian deiksis.
b. Memperkaya kajian linguistik, terutama kajian pragmatik.
c. Memberikan gambaran mengenai penggunaan bahasa yang
dihubungkan dengan konteks dan situasi pemakainya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti, dapat memperluas wawasan dan memperdalam ilmu
pengetahuan tentang deiksis secara umum.
b. Bagi pengajaran Bahasa Indonesia, dapat dijadikan bahan bacaan
untuk lebih memperdalam kajian deiksis secara umum.
c. Bagi peneliti berita, dapat memberikan informasi tentang bahasa,
khususnya pemakaian deiksis dalam tajuk rencana harian
SOLOPOS tahun 2011 dan memberikan masukan dalam
pemakaian deiksis secara benar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Hakikat Bahasa
a. Pengertian Bahasa
Wibowo (2001: 57) mengungkapkan bahwa bahasa adalah
kombinasi kata yang diatur secara sistematis, sehingga bisa dipakai
sebagai alat komunikasi, sedangkan kata itu sendiri merupakan bagian
integral dari simbol yang dipakai oleh kelompok masyarakatnya.
Bahasa adalah sebuah sistem, artinya, bahasa itu dibentuk oleh
sejumlah komponen yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan
(Chaer dan Agustina, 2004: 11). Bloomfield (dalam Sumarsono, 2008:
18) mendefinisikan bahasa sebagai sistem lambang berupa bunyi yang
bersifat sewenang-wenang (arbitrar) yang dipakai oleh anggota-
anggota masyarakat untuk saling berhubungan dan berinteraksi.
Bahasa adalah sistem lambang bunyi oral yang arbitrar yang digunakan
oleh sekelompok manusia (masyarakat) sebagai alat komunikasi atau
berinteraksi (Oka dan Suparno, 1994: 3).
Menurut pandangan sosiolinguistik bahasa itu juga mempunyai
ciri sebagai alat interaksi sosial dan sebagai alat mengidentifikasi diri.
Menurut Djojosuroto (2007: 45), bahasa adalah alat verbal yang
digunakan untuk berkomunikasi, sedangkan berbahasa adalah proses
penyampaian informasi dalam berkomunikasi itu.
Tarigan (1990:2) mengemukakan adanya delapan prinsip dasar
hakikat bahasa, yaitu (1) bahasa adalah suatu sistem, (2) bahasa adalah
vokal, (3) bahasa tersusun daripada lambang-lambang arbitrari, (4)
setiap bahasa bersifat unik, (5) bahasa dibangun daripada kebiasaan-
kebiasaan, (6) bahasa ialah alat komunikasi, (7) bahasa berhubungan
erat dengan tempatnya berada, dan (8) bahasa itu berubah-ubah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Pendapat ini tidak berbeda dengan yang dikatakan Brown (dalam
Tarigan, 1990:4), yaitu:
(1) bahasa adalah suatu sistem yang sistematik, barang kali
juga untuk sistem generatif, (2) bahasa adalah seperangkat
lambang-lambang arbitrari, (3) lambang-lambang tersebut,
terutama sekali bersifat vokal tetapi mungkin juga bersifat
visual, (4) lambang-lambang itu mengandung makna
konvensional, (5) bahasa dipergunakan sebagai alat
komunikasi, (6) bahasa beroperasi dalam suatu masyarakat
bahasa atau budaya, (7) bahasa pada hakikatnya bersifat
kemanusiaan, walaupun mungkin tidak terbatas pada manusia
sahaja, (8) bahasa diperoleh semua orang/bangsa dengan cara
yang hampir/banyak persamaan dan (9) bahasa dan belajar
bahasa mempunyai ciri kesejagatan.
Dengan melihat definisi tentang bahasa di atas, dapat
disimpulkan bahwa cukup banyak dan bervariasi definisi tentang
bahasa yang bisa kita temui. Ada yang menekankan bahasa pada fungsi
komunikasi, ada yang mengutamakan bahasa sebagai sistem, ada pula
yang memposisikan bahasa sebagai alat. Pengertian bahasa sangat
bergantung pada dari sisi apa kita melihat bahasa. Dalam pengertian
umum bahasa diartikan sebagai sistem lambang bunyi berartikulasi
yang bersifat arbitrar dan sebagai alat komunikasi.
b. Karakteristik bahasa
Bahasa memiliki beberapa karakteristik antara lain (1) oral,
yaitu bahasa adalah bunyi; (2) sistematis, sistemis, dan komplit yang
berarti bahwa dalam bahasa itu terdapat aturan atau kaidah; (3) arbitrar
dan simbolis, yaitu bahasa bersifat sewenang-wenang dalam
menentukan lambang; (4) konvesional, yaitu bahwa sifat bahasa
merupakan hasil kesepakatan masyarakat; (5) unik dan universal, yakni
bahasa memiliki ciri khasnya sendiri dan memiliki ciri yang berlaku
pada semua bahasa; (6) beragam, yaitu perwujudan bahasa tidaklah
monolitik; (7) berkembang, yaitu bahwa bahasa mengalami bentukan
baru menggantikan bentukan lama; (8) produktif, yakni lambang-
lambang yang terbatas dapat dikreasi menjadi hal-hal baru; (9)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
merupakan fenomena sosial, yaitu bahwa bahasa tidak dapat
dipisahkan dari kebudayaan; dan (10) bersifat insani yang berarti
bahwa hanya manusialah yang mempunyai kemampuan berbahasa
(Oka dan Suparno, 1994: 10).
c. Fungsi Bahasa
Bahasa memiliki fungsi beragam. Halliday (dalam Rahardi,
2009: 6) menunjukkan tujuh fungsi bahasa sebagai berikut.
1) Fungsi instrumental, yaitu bahwa bahasa itu dapat dugunakan
untuk melayani lingkungannya.
2) Fungsi regulatif adalah bahwa entitas bahasa itu dapat dugunakan
untuk mengawasi serta mengendalikan peristiwa-peristiwa tertentu
dalam masyarakat.
3) Fungsi representasional adalah fungsi bahasa untuik membuat
pernyataan-pernyataan, menyampaikan fakta dan pengetahuan,
menjelaskan peristiwa, melaporkan sesuatu, dan seterusnya.
4) Fungsi interaksional, yaitu bahwa bahasa itu dapat dugunakan
untuk menjamin terjadinya interaksi, memantapkan komunikasi,
dan mengukuhkan komunikasi antarwarga masyarakat itu sendiri.
5) Fungsi personal adalah bahwa bahasa itu dapat dugunakan untuk
mengekspresikan maksud pribadi, menyatakan emosi, perasaan dan
lain-lain.
6) Fungsi heuristik, yaitu berkaitan erat dengan kegunaan bahasa
untuk mempelajari pengetahuan, mencari ilmu, dan
mengembangkan tekonologi.
7) Fungsi imajinatif, yakni fungsi bahasa yang berkenaan dengan
penciptaan imajinasi.
Fungsi bahasa di atas merupakan fungsi bahasa yang bersifat
khusus. Fungsi umum bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Untuk
kepentingan apa saja dalam bermasyarakat, pada hakikatnya adalah
bahwa bahasa digunakan manusia sebagai alat komunikasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
2. Hakikat Pragmatik
a. Pengertian Pragmatik
Istilah pragmatik pertama digunakan oleh Charles Morris (1938).
Para pakar pragmatik mendefinisikan istilah pragmatik secara berbeda-
beda. Menurut Nababan (dalam Setiawan, 2012: 7), meskipun banyak
yang dapat diartikan dengan istilah pragmatik, kesemuanya akan ada
hubungannya dengan penggunaan bahasa bukan bahasa sebagai sistem.
Levinson (dalam Rohmadi, 2004: 4) memberikan beberapa batasan
tentang pragmatik. Beberapa batasan yang dikemukakan Levinson, antara
lain mengatakan bahwa pragmatik adalah kajian hubungan antara bahasa
dan konteks yang mendasari penjelasan pengertian bahasa. Dalam batasan
ini berarti untuk memahami pemakaian bahasa kita dituntut memahami
pula konteks yang mewadahi pemakaian bahasa tersebut. Batasan lain
yang dikemukakan Levinson mengatakan bahwa pragmatik adalah kajian
tentang kemampuan pemakai bahasa untuk mengaitkan kalimat-kalimat
dengan konteks yang sesuai bagi kalimat-kalimat itu.
Menurut Verhaar (2001: 14), pragmatik merupakan cabang
linguistik yang membahas apa yang termasuk struktur bahasa sebagai alat
komunikasi antara penutur dan pendengar, serta sebagai pengacuan tanda-
tanda bahasa pada kalimat-kalimat eksternal yang dibicarakan. Pragmatik
adalah studi tentang makna dalam hubungannya dengan situasi-situasi
ujar (speech situation) ( Leech, 1993: 8). Menurut Schiffrin (2007: 269)
pragmatik adalah studi tentang bagaimana interpreter menggunakan atau
mengikutsertakan pemakai tanda atau penerima tanda pada saat
memaparkan (pengontruksian dari interpretan) tanda itu sendiri. Pragmatik
adalah studi tentang kemampuan pemakai bahasa untuk menyesuaikan
kalimat-kalimat yang digunakan dengan konteksnya. Hubungan antara
bahasa dengan konteks merupakan dasar penentuan pemahaman (Ardika,
2011: 75).
Menurut Noss dan Llamzon (dalam Pariawan, 2009) pragmatik
pada dasarnya memperhatikan aspek-aspek proses komunikatif. Dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
kajian pragmatik ada empat unsur pokok, yaitu: (1) hubungan antarperan;
(2) latar peristiwa; (3) topik; dan (4) medium yang digunakan. Pragmatik
mengarah kepada kemampuan menggunakan bahasa dalam berkomunikasi
yang menghendaki adanya penyesuaian bentuk (bahasa) atau ragam
bahasa dengan faktor-faktor penentu tindak komunikatif. Faktor-faktor
tersebut, yaitu siapa yang berbahasa, dengan siapa, untuk tujuan apa,
dalam situasi apa, dalam konteks apa, jalur yang mana, media apa, dan
dalam peristiwa apa.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
pragmatik adalah kajian tentang penggunaan bahasa sesungguhnya yang
pada hakikatnya mengarah pada perwujudan kemampuan pemakai bahasa
untuk menggunakan bahasanya sesuai dengan faktor-faktor penentu dalam
tindak komunikatif dan memperhatikan prinsip penggunaan bahasa secara
tepat atau sesuai dengan konteksnya.
b. Konteks
Menurut Purwo (1984: 4), konteks adalah pijakan utama dalam
analisis pragmatik. Konteks ini meliputi penutur dan petutur, tempat,
waktu, dan segala sesuatu yang terlibat di dalam ujaran tersebut. Setiawan
(2011: 49) juga menjelaskan bahwa beberapa unsur yang paling jelas
memerlukan informasi kontekstual adalah bentuk-bentuk deiktis seperti di
sini, sekarang, saya, kamu, ini, dan itu. Untuk menafsirkan unsur-unsur itu
perlu diketahui siapa penutur dan pendengarnya, dan waktu serta tempat
produksi wacana itu.
Menurut Hymes (dalam Djajasudarma, 1994: 29-31), konteks
dipisahkan menjadi delapan jenis, yaitu: (1) latar (setting, waktu, tempat)
mengacu pada tempat (ruang-space) dan waktu atau tempo (ritme)
terjadinya percakapan; (2) peserta (participant) mengacu pada peserta
percakapan, yakni pendengar dan pembicara; (3) hasil (ends) mengacu
pada hasil percakapan dan tujuan percakapan; (4) amanat (message)
mengacu pada bentuk dan isi amanat; (5) cara (key) mengacu pada
semangat melaksanakan percakapan; (6) sarana (instrument) mengacu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
pada apakah pemakaian bahasa dilaksanakan secara lisan atau tulis dan
mengacu pada variasi bahasa yang digunakan; (7) norma mengacu pada
perilaku peserta percakapan; dan (8) jenis (genre) mengacu pada kategori
bentuk dan ragam bahasa.
Ciri-ciri konteks menurut Hymes (dalam Setiawan, 2011: 51)
meliputi :
1) Chane atau saluran: bagaimana hubungan antara para peserta dalam
peristiwa dipelihara dengan wicara, tulisan, tanda-tanda.
2) Kode: bahasa, dialek atau gaya bahasa yang digunakan.
3) Message-form atau bentuk pesan, yaitu bentuk apa yang dimaksudkan,
misalnya obrolan, perdebatan, khotbah, dongeng, dan lain-lain.
4) Event atau peristiwa.
Menurut Schiffrin (2007: 547), konteks adalah sebuah dunia yang
diisi orang-orang yang memproduksi tuturan. Konteks berhubungan
dengan situasi berbahasa. Unsur-unsur konteks ialah pembicara,
pendengar, pesan, latar/situasi, saluran, dan kode (Stubbs dalam Shriffin
2007: 548).
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik suatu kesimpulan
mengenai konteks, yaitu hal yang berada bersama teks dan menjadi
lingkungan atau situasi penggunaan bahasa. Pengguna bahasa harus
memperhatikan konteks agar dapat menggunakan bahasa secara tepat dan
menentukan makna secara tepat pula. Dengan kata lain, pengguna bahasa
senantiasa terikat konteks dalam menggunakan bahasa.
c. Pengertian Deiksis
Salah satu kajian di dalam ilmu pragmatik adalah deiksis. Deiksis
berasal dari kata Yunani “Deiktikos” adalah suatu kata yang memiliki
referen (rujukan) yang hanya dapat diidentifikasi dengan memperhatikan
identitas pembicara serta saat dan tempat diutarakannya tuturan yang
mengandung unsur yang bersangkutan (Suwandi, Setiawan, dan Suhita,
2000: 25). Deiksis menurut Nababan (1987: 19) adalah kata atau frase
yang menghunjuk kepada kata, frase, atau ungkapan yang telah dipakai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
atau yang akan diberikan. Menurut Cahyono (1995: 217) yang dimaksud
deiksis adalah suatu cara untuk mengacu ke hakikat tertentu dengan
menggunakan bahasa yang hanya dapat ditafsirkan menurut makna yang
diacu oleh penutur dan dipengaruhi situasi pembicaraan. Kalau salah satu
segi makna dari kata atau kalimat berganti karena penggantian konteks
maka kata atau kalimat tersebut mempunyai makna deiksis (Setiawan,
2011: 70).
Ogeyik (2007: 8) menyatakan bahwa kata-kata dan struktur yang
digunakan dalam setiap situasi bahasa membutuhkan petunjuk untuk
memahami wacana dalam konteks. Bentuk deiksis juga kata-kata yang
melibatkan referensi implisit dan perlu dirujuk dalam konteks. Deikis
adalah istilah untuk kata atau frase yang secara langsung berhubungan
ucapan ke suatu tempat, waktu atau orang (Richards dalam Ogeyik, 2007:
8). Kategori-kategori dari deixis adalah pribadi, temporal, spasial, wacana
dan sosial.
Di dalam Tata Bahasa Baku Indonesia (Alwi, 2000: 42) dijelaskan
bahwa deiksis adalah gejala semantis yang terdapat pada kata atau
konstruksi yang hanya dapat ditafsirkan acuannya dengan
mempertimbangkan situasi pembicara. Contoh deiksis dapat dilihat pada
kalimat-kalimat di bawah ini.
1) Ada dua orang di kebun, mereka sedang menanam pisang.
2) Berenang adalah senam yang lebih sehat dari jalan kaki. Namun, saya
lebih suka yang kedua dari yang pertama.
3) Contohnya dapat dilihat dalam kalimat yang berikut.
Dalam kalimat penggantian seperti ini disebut anafora (merujuk pada yang
sudah disebutkan, seperti (1) “mereka” merujuk pada “dua orang”, dalam
kalimat (2) frase “yang kedua” merujuk pada “jalan kaki” dan frase “yang
pertama” merujuk pada “berenang”. Perujukan seperti itu menghindari
perulangan kata atau frase yang telah dipakai sebelumnya. Dalam kalimat
(3) frase “yang berikut” merujuk pada paragraf yang akan mengikutinya,
yang akan mengandung contoh yang dimaksud. Dalam linguistik,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
perujukan atau nomor (1) dan (2)) dan katafora (merujuk pada yang akan
disebutkan, seperti pada nomor (3)).
Berdasarkan pernyataan-pernyataan tentang deiksis di atas, dapat
diambil sebuah kesimpulan bahwa deiksis adalah bentuk bahasa yang
referennya berpindah-pindah tergantung pada situasi penggunanya.
d. Macam-macam Deiksis
Deiksis dalam bahasa Indonesia dapat digolongkan menjadi
beberapa macam. Dalam kajian pragmatik dikenal 5 macam deiksis, yakni
(1) deiksis orang; (2) deiksis tempat; (3) deiksis waktu; (4) deiksis
wacana; dan (5) deiksis sosial (Setiawan, 2012: 18). Purwo (1984: 19)
membagi deiksis menjadi deiksis luar-tuturan (eksofora) dan deiksis
dalam-tuturan (endofora). Deiksis luar-tuturan meliputi deiksis persona,
ruang, dan waktu. Deiksis dalam-tuturan meliputi anafora dan katafora.
1) Deiksis Luar-Tuturan (Eksofora)
Eksofora adalah pemberian petunjuk kepada pendengar atau
pembaca supaya melihat di luar teks untuk menemukan atau
mengidentifikasi apa yang sedang diacu. Deiksis ini terbagi menjadi
tiga, yaitu deiksis persona, deiksis tempat atau ruang, dan deiksis
waktu.
a) Deiksis Persona
Deiksis persona (orang) ditentukan menurut peran peserta
dalam peristiwa bahasa. Peran peserta itu dapat dibagi menjadi
tiga, yaitu (1) orang pertama, (2) orang kedua, dan (3) orang ketiga.
Orang pertama ialah kategori rujukan pembicara kepada dirinya
atau kelompok yang melibatkan dirinya, misalnya saya, kita, dan
kami. Orang kedua ialah kategori rujukan pembicara kepada
seorang pendengar atau lebih yang hadir bersama orang pertama,
misalnya kamu, kalian, Saudara. Orang ketiga ialah kategori
rujukan kepada orang yang bukan pembicara atau pendengar ujaran
itu, baik hadir maupun tidak, misalnya dia dan mereka (Cahyono,
1995: 218).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Kata ganti persona pertama dan kedua rujukannya bersifat
eksoforis. Hal ini berarti bahwa rujukan pertama dan kedua pada
situasi pembicaraan (Purwo, 1984: 106). Oleh karenanya, untuk
mengetahui siapa pembicara dan lawan bicara kita harus
mengetahui situasi waktu tuturan itu dituturkan. Lebih lanjut
Purwo (1984: 22) menjelaskan bahwa di antara ketiga kata ganti
persona hanya kata ganti persona pertama dan kedua yang hanya
menyatakan orang. Kata ganti ketiga dapat menyatakan orang
maupun benda (misalnya binatang).
Dalam bahasa Indonesia dikenal tiga bentuk kata ganti
persona atau pronomina persona, yaitu persona pertama, persona
kedua dan persona ketiga. Pronomina persona adalah kata ganti
yang dipakai untuk mengacu ke orang. Pronomina dapat mengacu
pada diri sendiri (persona pertama), mengacu pada orang yang
diajak bicara (persona kedua), atau mengacu pada orang yang
dibicarakan (persona ketiga).
(1) Pronomina Persona
(a) Persona Pertama
Deiksis persona pertama adalah kategori rujukan pembicara
kepada dirinya atau kelompok yang melibatkan dirinya
(Cahyono, 1995: 218). Dalam bahasa Indonesia, pronomina
persona pertama tunggal adalah saya dan aku. Bentuk saya,
biasanya digunakan dalam tulisan atau ujaran yang resmi.
Bentuk saya, dapat juga dipakai untuk menyatakan hubungan
pemilikan dan diletakkan di belakang nomina yang dimilikinya,
misalnya: rumah saya, paman saya. Pronomina persona
pertama aku, lebih banyak digunakan dalam situasi non formal
dan lebih banyak menunjukkan keakraban antara
pembicara/peneliti dan pendengar/pembaca. Pronomina
persona aku mempunyai variasi bentuk, yaitu -ku dan ku-.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Selain pronomina persona pertama tunggal, Bahasa
Indonesia mengenal pronomina persona pertama jamak, yakni
kami dan kita. Purwo (1984: 24) menyebutkan bahwa kami
bersifat eksklusif, artinya pronomina itu mencakupi
pembicara/peneliti dan orang lain dipihaknya, tetapi tidak
mencakupi orang lain dipihak pendengar/pembacanya.
Sebaliknya, kita bersifat inklusif, artinya pronomina itu
mencakupi tidak saja pembicara/peneliti, tetapi juga
pendengar/pembaca, dan mungkin pula pihak lain.
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa deiksis
persona pertama merupakan bentuk kata ganti yang mengacu
kepada diri pembicara atau kelompok yang melibatkan
pembicara dalam peristiwa bahasa.
(b) Persona Kedua
Pronomina persona kedua tunggal mempunyai beberapa
wujud, yakni engkau, kamu, Anda, dikau, kau- dan -mu.
Pronomina persona kedua engkau, kamu, dan -mu, dapat
dipakai oleh orang tua terhadap orang muda yang telah dikenal
dengan baik dan lama; orang yang status sosialnya lebih tinggi;
dan orang yang mempunyai hubungan akrab, tanpa
memandang umur atau status sosial.
Pronomina persona kedua Anda dimaksudkan untuk
menetralkan hubungan. Selain itu, pronomina Anda juga
digunakan dalam hubungan yang tak pribadi, sehingga Anda
tidak diarahkan pada satu orang khusus; dalam hubungan
bersemuka, tetapi pembicara tidak ingin bersikap terlalu formal
ataupun terlalu akrab.
Pronomina persona kedua juga mempunyai bentuk jamak,
yaitu bentuk kalian , Anda sekalian, dan kamu sekalian.
Pronomina persona kedua yang memiliki varisi bentuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
hanyalah engkau dan kamu. Bentuk terikat itu masing-masing
adalah kau- dan -mu.
Jadi, yang dimaksud dengan persona kedua adalah bentuk
kata ganti yang merujuk kepada mitra tutur yang terikat
langsung dalam peristiwa bahasa.
(c) Persona Ketiga
Pronomina persona ketiga tunggal terdiri atas ia, dia, -nya
dan beliau. Dalam posisi sebagai subjek, atau di depan verba,
ia dan dia sama-sama dapat dipakai. Akan tetapi, jika berfungsi
sebagai objek, atau terletak di sebelah kanan dari yang
diterangkan, hanya bentuk dia dan -nya yang dapat muncul.
Pronomina persona ketiga tunggal beliau digunakan untuk
menyatakan rasa hormat, yakni dipakai oleh orang yang lebih
muda atau berstatus sosial lebih rendah daripada orang yang
dibicarakan. Dari keempat pronomina tersebut, hanya dia, -nya
dan beliau yang dapat digunakan untuk menyatakan milik.
Pronomina persona ketiga jamak adalah mereka.
Berdasarkan uraian diatas, persona ketiga adalah bentuk
kata ganti yang acuannya ditujukan kepada seseorang yang
dijadikan objek pembicaraan dalam peristiwa bahasa.
(2) Sifat khas leksem persona dalam bahasa Indonesia (Setiawan,
2011: 73)
Beberapa macam sifat khas leksem persona dalam bahasa
Indonesia, diantaranya sebagai berikut.
(a) Dapat dirangkai dengan pronomina demonstratif.
Wanita macam apa kamu itu tega membuang anak sendiri.
(b) Bentuk terikat persona yang berada dalam konstruksi
posesif dapat pula dirangkaikan dengan kata ini atau itu.
Sepatuku ini baru.
(c) Pronomina persona dapat direduplikasikan dengan tujuan
memberi warna emosi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Mengapa hanya aku-aku saja yang dimarahi sedangkan
dia tidak.
(d) Pronomina ketiga tidak dapat direduplikasikan tetapi dapat
dirangkai dengan bentuk –nya.
Dianya yang telepon, bukan aku.
(e) Apabila menjadi topik utama mereka dapat
direduplikasikan.
Mereka-mereka yang belum terdaftar diharap
mendaftarkan diri.
(f) Di antara pronomina persona hanya bentuk dia yang dapat
dirangkaikan dengan kata sandang si yang biasanya
dirangkaikan dengan nama diri.
Si Pepi terkenal sebagai mahasiswi tercantik di
kampusnya.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa deiksis persona
adalah unsur bahasa yang berupa kata atau frase yang menyatakan
orang atau persona yang acuannya tergantung pada peran peserta
dalam peristiwa bahasa.
b) Deiksis Tempat atau Ruang
Deiksis tempat ialah pemberian bentuk pada lokasi menurut
peserta atau penutur dalam peristiwa bahasa (Cahyono, 1995: 218).
Semua bahasa -termasuk bahasa Indonesia- membedakan antara
“yang dekat kepada pembicara” (di sini) dan “yang bukan dekat
kepada pembicara” (termasuk yang dekat kepada pendengar -di
situ) (Nababan, 1987: 41). Sebagai contoh penggunaan deiksis
tempat.
(1) Dilarang mengail di sini.
(2) Di sini kami tidak diperkenankan memiliki pistol.
Dalam kedua contoh di atas, di sini memiliki arti beragam menurut
situasinya. Di sini pada contoh (1) berarti „kolam‟ atau ‟danau‟
karena disarankan oleh mengail (tentunya di tempat berair dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
banyak ikan). Dalam contoh (2) di sini mengacu ke „negara‟ karena
peraturan melarang warga Indonesia memiliki pistol secara pribadi.
Leksem ruang seperti kanan dan kiri tidak bersifat deiksis
apabila dirangkaikan dengan benda bernyawa. Demikian juga
dengan kata depan dan belakang tidak bersifat deiksis bila
dirangkaikan dengan nomina (seperti manusia dan rumah) yang
mempunyai bagian depan dan belakang secara jelas.
Berikut merupakan macam-macam leksem ruang baik yang
deiksis maupun yang tidak deiksis.
(1) Leksem ruang dekat, jauh, tinggi, dan pendek bila terdapat
dalam konstruksi yang tidak mengandung unsur persona
dianggap tidak deiksis. Contoh :
Salatiga dekat dengan boyolali.
Menurut ukuran orang Arab Betty termasuk pendek.
Kata dekat dan pendek dalam kalimat tersebut bukanlah
deiksis. Dapat bersifat deiksis bila dirangkai dengan bentuk
persona berikut ini
Rumah Jalu dekat dengan rumah Lisa.
Menurutku Betty itu tinggi tetapi menurut Aziz Betty itu
pendek.
(2) Leksem ruang kanan dan kiri tidak deiksis bila dirangkaikan
dengan benda bernyawa. Akan berubah menjadi deiksis apabila
dirangkaikan dengan benda tidak bernyawa. Contoh :
Dila duduk di sebelah kanan Andi
Anwar berdiri di sebelah kiri mobil biru menunggu ibunya
datang.
Kalimat pertama tidak deiksis karena penentuan leksem ruang
didasarkan pada orang yang berada disampingnya dan bukan
oleh pembicara. Sedangkan kalimat kedua merupakan deiksis
karena untuk mengetahui maksud kata kiri kita harus
mengetahui tempat si pembicara berada pada waktu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
mengucapkan kalimat tersebut. Syarat lain kita dan pembicara
harus memiliki orientasi yang sama dalam menghadapi benda
yang menjadi pokok pembicaraan.
(3) Leksem ruang depan dan belakang tidak deiksis bila
dirangkaikan dengan nomina yang mempunyai bagian depan
dan belakang yang pasti. Hal itu akan menjadi deiksis bila
dirangkaikan dengan nomina yang tidak memiliki bagian depan
dan belakang yang jelas.
Pencuri itu masuk lewat belakang rumah
Anak yang sedang dicari berdiri di depan saya.
Kata depan dan belakang pada kalimat di atas bukan deiksis
karena tanpa melihat di mana pembicara berada kita telah tahu
pasti makna dari kata depan dan belakang. Hal ini dikarenakan
nomina seperti rumah dan saya mempunyai bagian depan dan
belakang yang jelas.
Singa itu mengintai mangsanya dari belakang pohon ara.
Hari duduk termangu di depan tong sampah.
Yang dimaksud depan dan belakang pada kalimat di atas
adalah bagian nomina yang dilihat oleh pembicara. Seperti
singa pada kalimat pertama berada di balik pohon ara yang
dilihat pembicara sehingga pembicara mengatakan bahwa singa
berada di belakang pohon. Sama halnya dengan kalimat kedua
Hari duduk diantara si pembicara dengan tong sampah
sehingga si pembicara mengatakan Hari duduk di depan tong
sampah. Kata depan dan belakang pada dua kalimat di atas
merupakan deiksis dikarenakan untuk mengetahui maksud
katanya kita harus mengetahui dulu prespektif dari si
pembicara. Kimbal (dalam Pariawan, 2009) menyatakan bahwa
“perbedaan deiksis dan tidak deiksis tersebut si atas
dimungkinkan karena pohon memiliki “orientasi tempelan”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
(induced orientation), sedangkan rumah dan saya mempunyai
“orientasi bawaan” (inherent orientation).
(4) Hal ruang yang ditunjukkan oleh preposisi dapat bersifat statis
(menggambarkan hal yang diam) dan bersifat dinamis
(menggambarkan hal yang bergerak).
Jadi, yang dimaksud dengan deiksis tempat atau ruang
adalah pemberian bentuk pada lokasi atau berupa tempat dengan
acuan posisi penutur atau pemeran dalam peristiwa bahasa tersebut.
Leksem tempat akan bersifat deiksis apabila leksem tersebut
dirangkai dengan leksem persona.
c) Deiksis Waktu
Deiksis waktu ialah pemberian bentuk pada rentang waktu
seperti yang dimaksudkan penutur dalam peristiwa bahasa
(Cahyono, 1995: 218). Menurut Yule (2006: 22), deiksis waktu
adalah pengungkapan bentuk waktu dilihat dari waktu ujaran
tersebut dibuat (peristiwa berbahasa), misalnya: sekarang, pada
waktu itu, kemarin, bulan ini, dan sebagainya. Contoh pemakaian
deiksis waktu :
(1) Banyak jalan tol dibuat sekarang.
(2) Jangan pulang sekarang.
Deiksis sekarang dalam contoh tersebut memiliki makna yang
berbeda. Pada contoh (1) sekarang dapat mengacu ke waktu
selama lima tahun, sedangkan pada contoh (2) sekarang mengacu
ke waktu beberapa detik atau menit saja.
Kata kerja juga dapat digunakan untuk mengungkapkan deiksis
waktu (Cummings, 2007: 36).
Purwo (1984: 71) menjelaskan bahwa leksem waktu seperti
pagi, siang, sore, dan malam tidak bersifat deiksis karena
perbedaan masing-masing leksem itu ditentukan berdasarkan
patokan posisi bumi terhadap matahari. Hal itu akan berubah
menjadi deiksis jika yang menjadi patokan adalah pembicara pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
saat diucapkan tuturan tersebut. Jadi leksem waktu akan bersifat
deiksis jika acuannya ditentukan oleh pembicara saat tuturan
berlangsung. Contoh:
Bulan selalu muncul pada malam hari.
Malam nanti Ayah akan datang.
Kata malam pada kalimat pertama tidak deiksis karena yang
menjadi patokan adalah posisi bumi terhadap matahari, sedang
kalimat kedua bersifat deiksis karena yang menjadi patokan adalah
pembicara, yaitu arti malam menurut pandangan si pembicara.
Berikut adalah beberapa leksem waktu baik yang deiksis
maupun tidak deiksis:
(1) Leksem waktu yang tidak deiksis
Beberapa leksem waktu seperti saat, waktu, masa, tempo,
kala, dan kali berbeda dalam jangkauan waktunya.
Kasih ibu sepanjang masa.
Beberapa leksem waktu dibedakan akibat perputaran buni
mengelilingi matahari yang menyebabkan gelap atau terang.
Batas waktu antara yang disebut pagi, siang, sore, dan malam
dalam setiap bahasa tidaklah sama. Dalam bahasa Indonesia
kata pagi berarti waktu antara pukul tiga sebelum matahari
terbit sampai pukul sepuluh sesudah matahari terbit. Kata siang
berarti waktu antara matahari terbit dan terbenam dan
merupakan antonim dari kata malam yang berarti saat matahari
terbenam sampai matahari terbit. Purwo (1984 : 70)
berpendapat bahwa “pukul empat merupakan batas siang dan
petang. Yang dikatakan malam adalah waktu antara pukul tujuh
setelah matahari terbenam hingga pukul dua menjelang
matahari terbit. Pukul 12 malam sering disebut tengah malam”.
(2) Leksem waktu yang deiksis
Leksem waktu bersifat deiksis apabila yang menjadi
patokan adalah pembicara. Kata sekarang bertitik labuh pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
saat pembicara mengungkapkan kata itu. Kata kemarin bertitik
labuh pada saat satu hari sebelum saat tuturan.
Penentuan leksem deiksis seperti dulu, tadi, nanti, dan
kelak tidak tertentu dan relatif. Kata dulu dan tadi bertitik
labuh pada waktu sebelum terjadinya tuturan. Sedang kata
nanti dan kelak bertitik labuh pada waktu sesudah saat tuturan.
Keduanya sama-sama merujuk pada pada waktu jauh ke depan.
Kelak aku akan datang melamarmu.
Nanti semuanya akan berakhir.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
deiksis waktu adalah pemberian bentuk pada rentang waktu seperti
yang dimaksudkan penutur yang berupa keterangan waktu (siang,
sore, malam, sekarang, nanti, tadi, dulu, kemarin, dan kelak)
dalam peristiwa bahasa dengan referensi yang berganti-ganti
tergantung pada saat tuturan tersebut diucapkan.
2) Deiksis dalam-Tuturan (Endofora)
Deiksis dikatakan bersifat endofora jika berada di dalam teks.
Endofora adalah pemberian petunjuk kepada pendengar atau pembaca
supaya melihat di dalam teks untuk menemukan apa yang sedang
diacu. Djajasudarna (1994: 51) membagi endofora menjadi dua
macam, yaitu endofora yang bersifat anaforis dan endofora yang
bersifat kataforis berdasarkan posisi acuannya. Anafora merujuk silang
pada unsur yang disebutkan terdahulu atau merujuk pada yang sudah
disebutkan dan katafora merujuk silang pada unsur yang disebutkan
kemudian atau merujuk pada yang akan disebutkan.
Nababan (1987: 40) berpendapat apabila suatu referen
merujuk pada konstituen yang sudah lewat atau sudah disebutkan
dinamakan anafora. Apabila suatu referen merujuk pada konstituen
yang akan disebutkan dinamakan katafora. Contoh: Andi anak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
terpandai di kelasnya. Dia selalu menjadi juara (Kata dia merujuk pada
Andi yang telah disebutkan terlebih dahulu).
Pemarkah anafora dapat mengacu pada insan maupun bukan
insan. Pemarkah anafora berupa insan hanya terdapat pada kata ganti
orang ketiga, seperti dia, mereka, dan bentuk terikat -nya. Hal ini
dipertegas oleh Purwo (1984: 105) bahwa “di antara bentuk-bentuk
persona hanya kata ganti persona ketiga yang dapat menjadi pemarkah
anafora dan katafora”.
Contoh.
Adit mahasiswi UNS. Dia mengambil Program Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia.
(Kata dia pada kalimat di atas menyatakan Adit yang telah disebutkan
terlebih dahulu sehingga bersifat anaforis.)
Gaya bicaranya yang khas, membuat Dino mudah dikenali. (Bentuk
terikat -nya dalam kalimat di atas bersifat kataforis karena mengacu
pada konstituen di sebelah kanannya, yaitu Dino.)
Kata dia dan mereka hanya dapat mengacu pada insan,
sedangkan bentuk terikat -nya dapat menyatakan insan dan bukan
insan. Pemarkah anafora dapat berupa kata tersebut, begitu, demikian,
dan sebagainya. Pemarkah katafora berupa kata yaitu, ialah, dan
adalah.
3. Hakikat Tajuk Rencana
a. Pengertian Tajuk Rencana
Setiap surat kabar atau majalah yang terbit hampir selalu
menyajikan tajuk rencana mengenai sesuatu yang menjadi berita hangat
dalam masyarakat, baik secara nasional maupun internasional. Dawud dan
Pratiwi (2004: 134), menyatakan bahwa tajuk rencana berisi opini (sikap
dan pandangan) yang ditulis oleh seorang peneliti tetap, wartawan, atau
pihak tim redaksi terhadap berbagai persoalan yang tengah berlangsung
dalam masyarakat. Tajuk sekaligus mewakili sikap media tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
terhadap persoalan yang dibicarakan itu. Tajuk lazimnya ditulis pada sisi
tepi kiri atas salah satu halaman surat kabar.
Suara tajuk rencana bukan suara perseorangan atau pribadi
melainkan suara kolektif seluruh wartawan dan karyawan dari suatu
lembaga penerbitan pers, maka apa pun yang dibahas atau diulas, tajuk
rencana tidak boleh mengesampingkan pendapat redaksi. Selain itu tajuk
tidak bisa mengupas suatu kejadian yang sudah lama berlangsung. Tajuk
juga menggambarkan falsafah dan pandangan hidup dari penerbitnya
(Djuroto, 2000: 78).
Dalam tajuk rencana biasanya diungkapkan adanya informasi atau
masalah aktual, penegasan pentingnya masalah, opini redaksi tentang
masalah tersebut, kritik dan saran atas permasalahan, dan harapan redaksi
akan peran serta pembaca. Spencer (dalam Assegraff, 1983: 63)
mengemukakan batasan tajuk rencana sebagai pernyataan mengenai fakta
dan opini secara singkat, logis, menarik ditinjau dari segi penulisan dan
bertujuan untuk mempengaruhi pendapat, atau memberikan interpretasi
terhadap suatu berita yang menonjol sebegitu rupa, sehingga bagi
kebanyakan pembaca surat kabar akan menyimak akan pentingnya arti
berita yang ditajukkan tadi. Pernyataan tersebut senada dengan Anwar
(1984: 1) bahwa bahasa jurnalistik memiliki sifat-sifat khas, yaitu singkat,
padat, sederhana, lancar, jelas, lugas, dan menarik. Badudu (dalam Anwar,
1984) juga mengatakan bahwa :
Bahasa surat kabar harus singkat, padat, sederhana, jelas, lugas
tetapi selalu menarik. Sifat-sifat itu harus dipenuhi oleh bahasa
surat kabar mengingat bahwa surat kabar dibaca oleh lapisan
masyarakat yang tidak sam tingkat pengetahuannya. Mengingat
bahwa orang tidak harus menghabiskan waktunya hanya dengan
membaca surat kabar. Harus lugas, tetapi jelas, agar mudah
dipahami. Orang tidak perlu mengulang-ulang apa yang
dibacanya karena ketidakjelasan bahasa yang digunakan dalam
surat kabar itu (hlm.2).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
b. Unsur Tajuk Rencana
Suherman (dalam Santana, 2005: 66) mengungkapkan ada tiga unsur
penting dalam tajuk rencana, yaitu:
1) Fakta. Berdasar fakta, berbagai opini tajuk rencana dibuat. Gambaran
permasalahan dideskripsikan, dan dicarikan atau diusulkan jalan
keluarnya. Tanpa landasan fakta, opini sebuah media akan dinilai
fitnah.
2) Interpretasi. Interpretasi di sini merupakan perpaduan antara kegiatan
memahami suatu fenomena dengan kegiatan mengungkapkan
fenomena tersebut menjadi suatu pesan yng siap untuk
dikomunikasikan.
3) Opini. Opini di sini merupakan pernyataan media terhadap persoalan
yang tengah dibahasnya. Melalui pernyataan-pernyataannya, sikap
sebuah media terlihat.
c. Fungsi Tajuk Rencana
Menurut Pujanarko (2005) fungsi tajuk rencana biasanya
menjelaskan berita, artinya, dan akibatnya pada masyarakat. Tajuk rencana
juga mengisi latar belakang dari kaitan berita tersebut dengan kenyataan
sosial dan faktor yang mempengaruhi dengan lebih menyeluruh. Dalam
tajuk rencana terkadang juga ada ramalan atau analisis kondisi yang
berfungsi untuk mempersiapkan masyarakat akan kemungkinan-
kemungkinan yang dapat terjadi, serta meneruskan penilaian moral
mengenai berita tersebut.
Umumnya para ahli menyebutkan ada empat fungsi tajuk rencana
sebagai berikut (Assegraff, 1983: 64).
1) Menjelaskan berita. Dalam fungsi ini tajuk rencana bertindak sebagai
seorang guru yang menjelaskan sesuatu berita atau peristiwa. Dalam
hal-hal pemberitahuan tentang kebijakan yang diambil, penulis tajuk
rencana akan menjelaskan apa arti kebijakan yang diambil dan apa
akibatnya kepada masyarakat. Penulis tajuk rencana bebas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
memberikan interpretasinya untuk menjelaskan berita kepada
pembaca.
2) Mengisi latar belakang. Dalam fungsi ini tajuk rencana memberikan
kaitan suatu berita dengan kenyataan-kenyataan sosial lainnya. Penulis
tajuk rencana dapat melengkapi berita dengan faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Dengan memberikan bahan tambahan, pembaca
akan dapat lebih memahami suatu berita.
3) Meramalkan masa depan. Dalam fungsi ini, penulis tajuk rencana
mencoba memberikan ramalan apa yang akan terjadi dan karena itu
dapat berjaga-jaga atau memanfaatkan sesuatu di masa depan.
4) Meneruskan suatu penilaian moral. Dalam fungsi ini, penulis tajuk
rencana memberikan penilaian dan sikapnya atas sesuatu kejadian.
Keempat fungsi di atas sekaligus menunjukkan tujuan tajuk
rencana. Fungsi-fungsi tersebut disampaikan melalui materi-materi
tertentu. Materi tajuk bisa bersifat menjelaskan, argumentatif, membujuk,
memuji, dan menghibur.
d. Sifat Tajuk Rencana
Tajuk rencana mempunyai beberapa sifat (Gustiana, 2011), antara
lain sebagai berikut.
1) Krusial dan ditulis secara berkala, tergantung dari jenis terbitan
medianya bisa harian (daily), atau mingguan (weekly), atau dua
mingguan (biweekly) dan bulanan (monthly).
2) Isinya menyikapi situasi yang berkembang di masyarakat luas baik itu
aspek sosial, politik, ekonomi, kebudayaan, hukum, pemerintahan,
atau olah raga bahkan entertainmen, tergantung jenis liputan
medianya.
3) Memiliki karakter atau konsistensi yang teratur, kepada para
pembacanya terkait sikap dari media massa yang menulis tajuk
rencana.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
4) Terkait erat dengan kebijakan media yang bersangkutan. Karena
setiap media mempunyai perbedaan iklim tumbuh dan berkembang
dalam kepentingan yang beragam, yang menaungi media tersebut.
e. Jenis dan Model Tajuk Rencana
Flournoy (1989: 129) menjelaskan tentang beberapa jenis tajuk
rencana, yaitu tajuk rencana yang bersifat argumentatif, informatif, dan
aneka rupa. Tajuk rencana yang bersifat argumentatif adalah yang
membela suatu pandangan tertentu. Argumen-argumen yang diajukan
melalui tajuk rencana bisa berupa imbauan jelas untuk bertindak atau
isyarat untuk menggiring pembaca ke arah jalan yang dikehendaki oleh
redaktur. Tajuk bersifat informatif merupakan usaha redaktur untuk
memberikan keterangan-keterangan masalah tertentu kepada pembaca.
Tajuk aneka rupa adalah tajuk yang berusaha untuk menghibur pembaca
dan bukan memberikan interpretasi tentang kejadian yang bernilai berita
atau upaya mempengaruhi. Sementara itu, Malarangeng (dalam Panuju,
2005: 81) membagi tajuk rencana ke dalam tiga model, yakni:
1) Tajuk Model Jalan Tengah (MJT). Walaupun mengandung unsur
kritis, sering ditulis sedemikian rupa sehingga terkesan terlalu santun,
berputar-putar dan cenderung mengaburkan pesan yang hendak
disampaikan.
2) Tajuk Model Angin Surga (MAS). Oleh penulisnya, tajuk model ini
ditulis sebagai imbalan serta harapan. Didalamnya terdapat ungkapan-
ungkapan kunci, antara lain “kebersamaan”, “duduk bersama mencari
solusi”, “kewajiban moral”, “kewajiban kita semua”, dan semacamnya.
3) Tajuk Model Anjing Penjaga (MAP). Di dalamnya dapat terbaca
dengan jelas apa yang hendak diperjuangkan dan dikatakan oleh
penulisnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
4. Hakikat Materi Pembelajaran Bahasa
a. Pengertian Pembelajaran Bahasa
Pembelajaran bahasa Indonesia selain menjadi wahana penciptaan
bentuk hubungan sosial juga menjadi sumber pengetahuan dan
pemahaman. Pembelajaran bahasa Indonesia dan sastra bukan hanya dapat
dijadikan medan pengembangan kemampuan menyimak, wicara,
membaca, dan menulis, tetapi juga dapat dijadikan wahana
pemberwacanaan bidang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, maupun
dalam kehidupan sosial masyarakat pada umumnya (Ardika, 2012: 75).
Menurut Panen (2001:15), istilah pembelajaran merupakan
terjemahan dari instruction. Menurut Gagne (1988:17) pembelajaran
adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan
terjadinya proses belajar pada siswa. Corey (dalam Sagala, 2007: 61)
menjelaskan bahwa konsep pembelajaran adalah suatu proses dimana
lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia
turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau
mengahsilkan respons terhadap situasi tertentu.
Dari pengertian tersebut dapat diambil suatu kesimpulan bahwa
pembelajaran merupakan kegiatan belajar agar dapat mempelajari sesuatu
yang efektif dan efisien. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta
didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar komunikasi. Pembelajaran
bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik
untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik
secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil
karya kesastraan manusia Indonesia (Depdiknas, 2006:260).
b. Materi Pembelajaran Bahasa
Ciri utama pembelajaran adalah meningkatkan dan mendukung
proses belajar siswa. Ini menunjukkan bahwa unsur kesengajaan dari pihak
di luar individu yang melakukan proses belajar merupakan ciri utama dari
konsep pembelajaran. Di samping itu, ciri lain pembelajaran adalah adanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
interaksi antara peserta didik dan guru dalam rangka mencapai tujuan
(Rusyan, 1997:4). Komponen-komponen yang saling berkaitan satu sama
lainnya juga merupakan ciri pembelajaran. Menurut Djamarah dan Zain
(1996:48) komponen-komponen tersebut adalah: (1) tujuan; (2) materi; (3)
kegiatan pembelajaran; (4) metode; (5) alat; (6) evaluasi; dan (7) sumber
pembelajaran.
Materi pembelajaran merupakan salah satu komponen dalam
pembelajaran. Materi pembelajaran bahasa adalah segala sesuatu yang
dibahas dalam pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
c. Sumber-sumber Pemilihan Materi Ajar
Bahan atau materi ajar adalah alat dan media yang memberi siswa
peluang untuk memperoleh pengalaman belajar. Guru harus memilih
bahan pelajaran dari berbagai sumber kemudian mengintegrasikan menjadi
kesatuan bahan pelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa (Hanafi
dkk, 1981: 10).
Dalam proses pengajaran bahasa, guru hendaknya memanfaatkan
buku pelajaran sebagai (a) sumber ide, (b) sumber model pemakaian
bahasa, dan (c) pengarah pengajaran menuju ke tujuan pengajaran bahasa
(Dawson dan Zollinger dalam Hanafi dkk, 1981: 15).
Menurut Oka (dalam Hanafi dkk, 1981: 19), buku pelajaran bahasa
Indonesia yang baik memuat perangkat ciri penanda sebagai berikut:
1) Memuat contoh atau model beberan bahasa Indonesia yang baik.
2) Bahan-bahan latihannya diangkat dari analisis linguistis terhadap
sistem dan struktur bahasa Indonesia yang meliputi fonologi,
morfologi, sintaksis, dan semantik.
3) Bahan-bahan latihan diangkat dari materi bahasa Indonesia yang baku,
ditulis dengan sistem ejaan yang berlaku.
4) Bahan-bahan latihannya merupakan sarana dan media langsung yang
menunjang serta memperlancar proses pembelajaran bahasa Indonesia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
B. Penelitian Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian “Deiksis dalam Tajuk Rencana
Harian SOLOPOS Tahun 2011 dan Sumbangannya terhadap Materi Pembelajaran
Bahasa Indonesia di SMK” adalah penelitian yang dilakukan oleh Astuti (2007)
dalam penelitiannya “Penggunaan Deiksis Pronomina Persona pada Serial Pendek
Dua Tengkorak Kepala”. Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: (1)
bentuk deiksis pronomina persona berupa: (a) pertama tunggal, meliputi: aku,
saya, dan –ku, (b) pertama jamak, meliputi: kami dan kita, (c) kedua tunggal,
meliputi: kamu, Anda, -mu, dan kau, (d) kedua jamak, meliputi: kalian, (e)
persona ketiga tunggal, meliputi: dia, ia, -nya, dan beliau, (f) ketiga jamak,
meliputi: mereka, (2) peran deiksis, meliputi: (a) sebagai pembicara, (b) sebagai
lawan bicara atau pendengar, (c) sebagai sasaran atau yang dibicarakan, (3) variasi
semantis yang ditemukan dalam serial pendek Dua Tengkorak Kepala, yaitu
persona kedua untuk merujuk persona pertama.
Penelitian relevan yang kedua adalah hasil penelitian yang dilakukan oleh
Muryani berupa skripsi tahun 2006 berjudul “Deiksis dalam Berita Utama Harian
SOLOPOS (Desember 2005-Februari 2006)”. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa pemakaian bentuk deiksis yang paling banyak ditemukan
adalah deiksis persona. Distribusi deiksis dalam berita tersebut terdapat di awal
kalimat, di tengah kalimat, dan di akhir kalimat.
Penelitian relevan yang ketiga adalah hasil penelitian yang dilakukan oleh
Kusumawati berupa skripsi tahun 2006 berjudul “Analisis Deiksis Persona dan
Sosial Wacana Berita Patroli dalam Surat Kabar Harian Umum Solopos Tahun
2004”. Hasil penelitian ini menunjukkan bentuk-bentuk deiksis persona dan sosial
yang terdapat dalam wacana berita Patroli dalam surat kabar harian umum
Solopos edisi Oktober-Desember 2004 adalah: (a) deiksis persona, bentuk deiksis
persona dan yang paling sering muncul adalah bentuk persona ketiga, (b) deiksis
sosial, bentuk deiksis sosial dan yang paling sering muncul adalah bentuk
honorifics. Kedua, kategorisasi deiksis persona dan sosial yang terdapat dalam
wacana berita Patroli dalam surat kabar harian umum Solopos edisi Oktober-
Desember 2004 adalah: (a) kategorisasi dalam deiksis persona, yaitu: (1) deiksis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
persona pertama tunggal, (2) deiksis persona pertama jamak, (3) deiksis persona
kedua tunggal, (4) deiksis persona ketiga tunggal, dan (5) deiksis persona ketiga
jamak. Ketiga, fungsi pemakaian deiksis persona dan sosial yang terdapat dalam
wacana berita Patroli dalam surat kabar harian umum Solopos edisi Oktober-
Desember 2004 adalah: (a) fungsi pemakaian deiksis persona, yaitu: (1) Merujuk
pada diri orang yang sedang berbicara, (2) Merujuk pada nama orang yang
memegang jabatan, (3) Merujuk pada orang yang sedang dibicarakan, (4)
Meyebutkan orang dalam jumlah banyak, (5) Menunjukkan bentuk inklusif, dan
bentuk ekslusif; (b) fungsi pemakaian deiksis sosial, yaitu: (1) Sebagai salah satu
bentuk efektivitas kalimat, (2) Sebagai pembeda tingkat sosial seseorang, (3)
Untuk menjaga sopan santun berbahasa, dan (4) Untuk menjaga sikap sosial
kemasyarakatan.
Relevansi dari penelitian ini dengan penelitian sebelumnya, yaitu sama-
sama meneliti tentang deiksis. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian
sebelumnya, yaitu penelitian sebelumnya lebih memfokuskan pada kajian deiksis
pronomina persona, deiksis persona atau deiksis sosial saja, sedangkan penelitian
ini memaparkan deiksis secara umum. Penelitian ini juga dikaitkan dengan materi
pembelajaran di sekolah khususnya SMK sedangkan penelitian sebelumnya tidak.
C. Kerangka Berpikir
Kajian pragmatik terkait langsung dengan fungsi utama bahasa, yaitu
sebagai alat komunikasi. Deiksis merupakan kajian dari pragmatik yang
berkenaan dengan makna suatu kata atau kalimat yang berganti karena bergantian
konteks. Deiksis adalah kata yang acuannya selalu berganti-ganti yang
dipengaruhi konteks yang melingkupinya. Realitas dari pemakaian deiksis dapat
ditemukan pada suatu kata atau kalimat dalam suatu wacana kebahasaan,
contohnya pada surat kabar berupa tajuk rencana. Tajuk rencana menjadi fokus
dalam penelitian ini.
Bahasa yang terdapat dalam kolom tajuk rencana harian SOLOPOS dipilih
antara kalimat yang mengandung kata atau frase yang bersifat deiksis dan kalimat
yang tidak mengandung deiksis. Kalimat yang mengandung deiksis kemudian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
dianalisis dan diklasifikasikan berdasarkan macam-macam deiksis, yaitu deiksis
luar-tuturan (eksofora) terdiri dari: deiksis persona, waktu, ruang, dan deiksis
dalam-tuturan (endofora) terdiri dari anafora dan katafora. Setelah kalimat
tersebut diklasifikasikan berdasarkan jenis deiksisnya, maka akan terdeskripsi
mengenai jenis-jenis deiksis yang dipakai dalam tajuk rencana tersebut. Letak atau
distribusi deiksis juga akan ditemukan setelah semua kalimat dianaliis dan diberi
tanda pada bagian kata atau frase yang berdeiksis. Apabila jenis-jenis deiksis yang
dipakai dalam tajuk rencana tersebut sudah ditemukan, maka kecenderungan
pemakaian deiksis yang terdapat dalam tajuk rencana tersebut juga akan
ditemukan dengan melihat hasil atau presentase terbanyak. Setelah ketiga
rumusan ini terjawab, maka hasilnya dikaitkan dengan materi pembelajaran
Bahasa Indonesia di SMK.
Kerangka pemikiran yang dikemukakan di atas dapat dilihat pada Gambar
1 berikut ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Bahasa Tajuk rencana
Harian SOLOPOS
Kalimat berdeiksis kalimat tidak berdeiksis
Deiksis luar-tuturan Deiksis dalam-tuturan
Persona Ruang Waktu Anafora Katafora
Gambar 1. Kerangka Berpikir
Analisis Bentuk-
bentuk Deiksis
Analisis kecenderungan
pemakaian deiksis Analisis Distribusi
Deiksis
Sumbangan terhadap Materi
Pembelajaran Bahasa Indonesia di
SMK
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini tidak terikat lokasi atau tempat penelitian karena objek yang
diteliti berupa deiksis yang terdapat dalam tajuk rencana harian SOLOPOS.
Penelitian ini dilaksanakan selama lima bulan, yakni bulan Februari, Maret, April,
Mei, dan Juni 2012.
Untuk rincian waktu dan jenis kegiatan penelitian dapat dilihat pada Tabel
1 berikut.
Tabel 1. Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian
Waktu
Kegiatan
Februari Maret April Mei Juni
A. Persiapan
1. Menyusun proposal
2. Konsultasi proposal
3. Mengajukan perizinan
penelitian skripsi
B. Pelaksanaan penelitian
1. Pengumpulan data
2. Analisis data
C. Penyusunan laporan
B. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi
(content analysis) karena teknik ini yang paling abstrak untuk menganalisis data-
data kualitatif (Bungin, 2005: 84). Weber (dalam Muryani, 2006: 14) menyatakan
bahwa analisis kontens atau kajian isi adalah suatu bentuk teknik penelitian yang
memanfaatkan seperangkat prosedur untuk menarik simpulan yang sahih dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
sebuah buku atau dokumen. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
kualitatif. Peneliti mencatat dengan cermat dan teliti data yang berwujud kata-
kata, frase, dan klausa yang merupakan deiksis dalam tajuk rencana harian
SOLOPOS.
C. Data dan Sumber data
Data dan sumber data dalam penelitian ini berupa arsip atau dokumen.
Sumber data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah tajuk rencana
harian SOLOPOS. Sumber data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini
adalah website data yang diperoleh dari internet berupa pengertian deiksis dan
macam-macam deiksis, buku-buku yang membahas tentang deiksis, dan hasil
penelitian lain yang relevan sebagai bahan pembanding.
D. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitan ini dilakukan dengan
menggunakan purposive sampling. Purposive sampling, yaitu pengambilan
sampel yang didasarkan pertimbangan tertentu (Sutopo, 2002: 53). Pertimbangan
tertentu, artinya disesuaikan dengan kebutuhan atau tujuan penelitian. Sampel
dalam penelitian ini adalah kalimat yang di dalamnya mengandung deiksis yang
menurut peneliti mampu mewakili data yang ada.
E. Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
arsip atau dokumen, yaitu teknik mencari data mengenai hal-hal atau variabel
yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,
dan sebagainya (Arikunto, 1998: 236). Dokumentasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dokumentasi yang berupa surat kabar. Pengumpulan data
dikerjakan dengan mengumpulkan data yang berupa dokumen tajuk rencana
harian SOLOPOS bulan Oktober-Desember 2011. Hal yang dilakukan, yaitu: (1)
mengumpulkan data yang ditandai dengan pencatatan, (2) memilih dan memilah
data yang diperlukan, dan (3) mencatat data sesuai dengan jenis klasifikasinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
F. Uji Validitas Data
Dalam penelitian kualitatif untuk menjamin data yang diperoleh, validitas
datanya dapat dilakukan dengan beberapa cara. Sutopo (2002: 79) menyebutkan
adanya empat jenis triangulasi, yaitu (1) triangulasi data, (2) triangulasi teori, (2)
triangulasi peneliti, dan (4) triangulasi metode. Dari keempat triangulasi tersebut,
peneliti menggunakan triangulasi teori dan triangulasi peneliti. Peneliti
menggunakan triangulasi teori karena penelitian yang dilakukan menggunakan
perspektif lebih dari satu teori dalam membahas permasalahan yang diambil. Dari
beberapa perspektif teori itu akan diperoleh pandangan yang lebih lengkap, tidak
hanya sepihak sehingga bisa dianalisis dan ditarik kesimpulan yang lebih utuh dan
menyeluruh. Selain menggunakan triangulasi teori, peneliti juga menggunakan
triangulasi peneliti, yaitu hasil dari penelitian deiksis dalam penelitian ini, baik
data maupun simpulan mengenai bagian tertentu ataupun keseluruhannya di uji
validitasnya dengan peneliti lain atau ahli bahasa.
G. Analisis Data
Teknik analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis mengalir atau jalinan (flow model of analysis). Hal ini mengacu pada teori
Sutopo (2002: 95) tentang analisis mengalir (jalinan) yang terdiri dari tiga
komponen pokok, yaitu: (1) reduksi data (data reduction); (2) sajian data (data
display); dan penarikan simpulan (conclusion drawing). Ketiga komponen analisis
ini saling menjalin dan dilakukan terus-menerus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Berdasarkan penjabaran di atas dapat dilihat pada Gambar 2 di bawah ini.
Pengumpulan data Penelitian laporan
Reduksi data
Sajian data
Penarikan kesimpulan/verifikasi
Gambar 2. Analisis Mengalir (jalinan) (Sutopo, 2002:95)
Adapun penjelasan dari gambar di atas, yaitu pada awal pengumpulan
data, peneliti harus mengerti hal-hal yang akan dikaji. Hal-hal yang akan dikaji
dalam penelitian ini adalah deiksis yang merupakan salah satu kajian pragmatik
yang terdapat dalam tajuk rencana harian SOLOPOS bulan Oktober-Desember
2011. Setelah semua dirumuskan, pengumpulan data dilakukan dengan mencatat
data lain yang relevan dan mendukung objek kajian. Data yang diperoleh
kemudian diseleksi dengan memilah data yang terpakai dan data yang tidak
terpakai. Data yang telah terseleksi dan yang telah dianalisis tidak menutup
kemungkinan untuk menerima masukan data atau informasi lain yang akan
memperjelasnya. Kesimpulan akhir diambil setelah melewati proses perulangan
analisis dan replikasi data yang ada, sehingga akan didapat kesimpulan yang lebih
rinci, eksplisit, dan berlandaskan kuat.
H. Prosedur Penelitian
Penelitian merupakan suatu proses, jadi harus ada tahapan-tahapan yang
harus dilakukan dari awal hingga akhir penelitian. Pelaksanaan penelitian dibagi
menjadi tiga tahapan, yaitu : (1) prapenelitian; (2) pelaksanaan penelitian; dan (3)
penelitian laporan. Prosedur penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3 di bawah
ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Gambar 3. Prosedur Penelitian (Mahsun, 2005: 29)
Keterangan:
1. Tahap prapenelitian. Tahapan ini merupakan tahapan penyusunan desain
penelitian (proposal). Peneliti berusaha merumuskan secara jelas tentang
masalah yang hendak dipecahkan melalui penelitian.
2. Tahap pelaksanaan penelitian. Pada tahapan ini meliputi tiga tahapan
pokok, yaitu penyediaan atau pengumpulan data, analisis data, dan
membuat rumusan hasil analisis yang diwujudkan dalam bentuk kaidah-
kaidah. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah pengumpulan data
dari tajuk rencana harian SOLOPOS bulan Oktober-Desember 2011. Data
yang terkumpul diolah dan dianalisis berdasarkan kajian pragmatik.
3. Tahap penelitian laporan. Pada tahap ini peneliti membuat laporan dari
penelitian yang dilakukan yang disertai konsultasi dengan pembimbing.
prapenelitian (1)
pelaksanaan
penelitian (2)
Penulisan laporan (3)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Penelitian
Penelitian ini tidak terikat lokasi karena objek yang diteliti
merupakan deiksis dalam kolom tajuk rencana harian SOLOPOS. Objek
penelitian ini berupa kalimat yang di dalamnya mengandung deiksis yang
diambil dari kolom tajuk rencana harian SOLOPOS edisi Oktober sampai
Desember 2011. Tajuk rencana pada harian SOLOPOS dapat peneliti
temukan di halaman empat di sebelah kiri atas. Harian SOLOPOS
mencantumkan tajuk rencana di dalamnya setiap hari, kecuali pada hari
Minggu. Tajuk rencana pada harian ini menyajikan kurang lebih 20 sampai
30 kalimat tergantung permasalahan yang dibahas. Dari beberapa kalimat
tersebut tidak semua kalimat mengandung deiksis. Peneliti memilih dan
memilah kalimat-kalimat yang mengandung deiksis sesuai dengan tujuan
penelitian, yaitu mengenai: (1) bentuk-bentuk deiksis yang terdapat dalam
tajuk rencana harian SOLOPOS tahun 2011; (2) distribusi deiksis dalam
tajuk rencana harian SOLOPOS tahun 2011; (3) kecenderungan pemakaian
deiksis dalam tajuk rencana harian SOLOPOS tahun 2011; dan (4)
sumbangannya terhadap materi pembelajaran bahasa Indonesia di SMK.
B. Deskripsi Temuan Penelitian
1. Bentuk-bentuk Deiksis yang terdapat dalam Tajuk Rencana
Harian SOLOPOS Tahun 2011
a. Deiksis Luar-Tuturan (Eksofora)
Eksofora adalah pemberian petunjuk kepada pendengar atau
pembaca supaya melihat di luar teks untuk menemukan atau
mengidentifikasi apa yang sedang diacu. Deiksis ini terbagi menjadi
tiga, yaitu deiksis persona, deiksis tempat atau ruang, dan deiksis
waktu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
1) Deiksis Persona
Deiksis persona merupakan bentuk kata ganti yang mengacu
kepada diri pembicara atau kelompok yang melibatkan pembicara
dalam peristiwa bahasa.
a) Bentuk Persona Pertama
Deiksis persona pertama adalah kategori rujukan pembicara
kepada dirinya atau kelompok yang melibatkan dirinya (Cahyono,
1995: 218).
a.1 Dalam kondisi seperti ini kita tak boleh pesimistis. (D1, SP 1
Okt 11)
a.2 Kita harus yakin kita mempunyai potensi untuk memperluas
pasar ekspor. (D1, SP 1 Okt 11)
a.3 Demikian kalimat bijak yang sering kita dengar. (D3, SP 4 Okt
11)
a.4 Makna kalimat ini kami rasa sangat tepat jika dikaitkan dengan
dua “kisah kecil” terkait pendidikan kita. (D3, SP 4 Okt 11)
a.5 Secara umum pendidikan kita memang terlalu mekanis. (D3,
SP 4 Okt 11)
a.6 Kami yakin setiap operator mendapatkan keuntungan dari
modus pencurian pulsa yang senilai minimal Rp300 juta per
hari per operator itu…(D4, SP 7 Okt 11)
a.7 Inilah yang kami perkirakan akan menciptakan “sinetron”
reshuffle kabinet. (D5, SP 10 Okt 11)
a.8 Kami, dan seluruh rakyat negeri ini, sudah bosan dengan
sinetron politik para elite di Jakarta.(D5, SP 10 Okt 11)
a.9 Kami, dan seluruh rakyat negeri ini, sudah bosan dengan
sinetron politik para elite di Jakarta.(D5, SP 10 Okt 11)
a.10 Kini, ketidakadilan menjadi beban kita bersama. (D6, SP 11
Okt 11)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
a.11 Kami sama sekali tak sepakat dengan aksi kekerasan,
kriminal,…(D6, SP 11 Okt 11)
a.12 Perparkiran, dalam pandangan kami, adalah salah satu sektor
yang langsung terkait dengan kepentingan masyarakat. (D7, SP
13 Okt 11)
a.13 Kami yakin itu faktual. (D7, SP 13 Okt 11)
a.14 Kesimpulan kami, ketika pengelolaan sektor pengelolaan
publik di landasi oleh kepentingan politik praktis,…(D74, SP
13 Okt 11)
a.15 Kita harus membaca UU ini dengan kritis. (D8, SP 14 Okt 11)
a.16 Tapi, belakangan ini, kita disuguhi data yang membuat kita
khawatir. (D10, SP 17 Okt 11)
a.17 Dalam tataran nomatif, alasan itu bisa saja kita terima. (D10,
SP 15 Okt 11)
a.18 Musuh kita sebenarnya sudah sangat jelas, yaitu koruptor
beserta para kroni dan jaringan mafia mereka. (D10, SP 15 Okt
11)
a.19 Senyampang rencana besar itu belum terwujud, kami
mengajak elemen masyarakat kota Solo…(D11, SP 18 Okt 11)
a.20 Ini bisa menjadi angin segar bagi pendidikan kita. (D14, SP
21 Okt 11)
a.21 Kami berpandangan, pendidikan adalah langkah seumur
hidup. (D16, SP 24 Okt 11)
a.22 Perubahan udara dan temperatur sedikit banyak...tubuh kita
otomatis…(D17, SP 25 Okt 11)
a.23 Menurut hemat kami butuh kesadaran semua pihak untuk
mencari solusi terbaik terkait masalah upah buruh ini. (D18, SP
26 Okt 11)
a.24 Generasi muda kita kehilangan jati diri sebagai bangsa timur,
yang punya kearifan lokal sangat luhur. (D19, SP 28 Okt 11)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
a.25 Sungguh kita menjadi bangsa yang tak sopan ketika kini tak
peduli sama sekali pada entitas kebangsaan kita yang dibangun
para pendahulu kita. (D19, SP 28 Okt 11)
a.26 Kami mendorong dan mendukung setiap upaya penghapusan
stigmatisasi dan diskriminasi terhadap ODHA. (D21, SP 31
Okt 11)
a.27 Kami mendukung imbauan ketua DPP Golkar Priyono Budi
Santoso bahwa(D3, SP 3 Nov 11)
a.28 Kami berpandangan sebenarnya sudah saatnya negeri
ini…(D3, SP 3 Nov 11)
a.29 Kami hanya punya satu pemahaman, bisnis apapun mestinya
dilandasi moral. (D4, SP 5 Nov 11)
a.30 Itu pandangan kami. (D4, SP 5 Nov 11)
a.31 Sedangkan urusan moral, ini pekerjaan kita bersama. (D4, SP
5 Nov 11)
a.32 Kita memang butuh pahlawan. (D6, SP 10 Nov 11)
a.33 Kalau dulu kita butuh pahlawan untuk membebaskan bangsa
dari penjajah, kini kita butuh pahlawan-pahlawan tanpa gelar...
(D6, SP 10 Nov 11)
a.34 Kenyataan inilah yang menjadi alasan faktual kita butuh
pahlawan antikorupsi. (D6, SP 10 Nov 11)
a.35 Kita punya teladan para pendahulu negeri ini, seperti Hatta,
Sjahrir, dan lainnya yang meninggal dalam keadaan sederhana
bahkan miskin. (D10, SP 17 Nov 11)
a.36 Kita acap kali mengabaikan tanda-tanda alam. (D11, SP
21Nov 11)
a.37 Tiga kisah ini membuat kita miris. (D14, SP 28 Nov 11)
a.38 Kasus di Semarang tentunya menjadi keprihatinan kita
bersama. (D15, SP 29 Nov 11)
a.39 Tidak hanya prihatin, kami mendorong praktik jual-beli
anggaran ini harus ditindak tegas. (D15, SP 29 Nov 11)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
a.40 Sekarang tidak ada lain yang patut kita andalkan selain
kembali ke kekuatan rakyat. (D3, SP 5 Des 11)
a.41 Kita harus meneguhkan kembali semangat… (D8, SP 15 Des
11)
a.42 Menurutnya, kejujuran dan sportivitas merupakan spirit yang
membuat kita menjadi manusia yang sebenarnya. (D9, SP 19
Des 11)
a.43 Kami berpendapat kebijakan penganggaran untuk masyarakat
miskin masih memprihatinkan. (D11, SP 21 Des 11)
a.44 Sesungguhnya kita semua tahu apa alasan utama RD. (D12,
SP 22 Des 11)
a.45 Kita patut mempertanyakan mengapa Pemkot sampai… (D14,
SP 26 Des 11)
Kata kita dan kami pada kalimat diatas termasuk deiksis
persona pertama jamak. Kata kita merujuk pada penutur atau
penulis beserta mitra tutur atau pembaca. Kata kita mencakupi
tidak saja pembicara/penulis, tetapi juga pendengar/pembaca,
dan mungkin pula pihak lain. Kata kami pada kalimat diatas
merujuk kepada penutur atau pembicara yang jumlahnya lebih
dari satu orang (tim redaksi). Purwo (1984: 24) menyebutkan
bahwa kami bersifat ueksklusif, artinya pronomina itu
mencakupi pembicara/penulis dan orang lain dipihaknya, tetapi
tidak mencakupi orang lain dipihak pendengar/pembacanya.
b) Bentuk Persona Kedua
Persona kedua adalah bentuk kata ganti yang merujuk kepada
mitra tutur yang terikat langsung dalam peristiwa bahasa. Bentuk
persona kedua baik tunggal seperti engkau, kamu, Anda, dikau,
kau-, -mu, atau pun jamak seperti kalian , Anda sekalian, dan
kamu sekalian tidak ditemukan pada kalimat yang terdapat dalam
tajuk rencana. Hal ini disebabkan karena tajuk rencana
mengungkapkan opini redaksi terhadap suatu permasalahan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
sedang hangat dibicarakan atau menonjol pada saat media itu
terbit. Karena isinya berupa pendapat suatu tim terhadap
permasalahan tertentu, maka dalam tajuk rencana ini tidak
ditemukan adanya kalimat langsung seperti yang dapat ditemukan
pada berita di surat kabar.
c) Bentuk Persona Ketiga
Persona ketiga adalah bentuk kata ganti yang acuannya
ditujukan kepada seseorang yang dijadikan objek pembicaraan
dalam peristiwa bahasa.
c.1 Sejak awal Oktober ini, para jemaah calon haji Indonesia mulai
memasuki embarkasi haji sesuai jadwal Kloter maupun daerah
asal mereka masing-masing. (D2, SP 3 Okt 11)
c.2 Mereka berebut status sebagai pengelola yayasan yang sah dan
berhak “memiliki” dan “mengelola” sekolah itu secara penuh.
(D3, SP 4 Okt 11)
c.3 Kisah kedua adalah siswa Taman Kanak-kanak..., karena guru
kesayangan mereka dipindahkan ke TK Pertiwi lainnya. (D3,
SP 4 Okt 11)
c.4 Mereka selalu menyatakan layanan premium dan content
khusus itu bukan produk mereka.(D3, SP 7 Okt 11)
c.5 Pemerintah harus besikap tegas terhadap seluruh operator
seluler dan mitra-mitra mereka…(D4, SP 7 Okt 11)
Kata mereka pada kalimat (1-5) merupakan deiksis persona ketiga
jamak. Kata mereka merujuk pada apa yang ditunjukkan oleh
pembicara dan ditentukan pula oleh konteks yang melatarbelakangi
kalimat tersebut diucapkan. Kata mereka pada kalimat (1) berarti
jemaah calon haji, kalimat (2) berarti guru, kalimat (3) berarti
siswa TK Pertiwi 2 Suruhkalang, kalimat (4-5 berarti operator
seluler.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
c.6 Pernyataan Presiden SBY ini setidaknya mengandung makna
bahwa kabinet yang dipimpinnya ada kekurangan yang cukup
mendasar…(D5, SP 10 Okt 11)
c.7 Seluruh warga negeri ini memang berharap Presiden SBY di
sisa waktu jabatan terakhirnya benar benar menunjukkan karya
nyata demi demi membangun negeri ini agar menjadi lebih
baik…(D5, SP 10 Okt 11)
c.8 Mereka berharap mendapatkan perhatian dan eksistensi
mereka di akui…(D6, SP 11 Okt 11)
c.9 Mereka mengindentifikasi diri sebagai kelompok marginal
yang tersisih dari keberpihakan negara. (D6, SP 11 Okt 11)
c.10 Dan setelah itu, mereka butuh tahu ke mana dan retribusi atau
pajak parkir yang mereka bayarkan. (D7, SP 13 Okt 11)
Yang di maksud -nya pada kalimat (6-7) adalah presiden SBY,
mereka pada kalimat (8-9) berarti anak punk, mereka pada
kalimat (10) berarti pengendara kendaraan bermotor.
c.11 Musuh kita sebenarnya sudah sangat jelas, yaitu koruptor
beserta para kroni dan jaringan mafia mereka. (D10, SP 17 Okt
11)
c.12 Pemetaan di mana posisi mereka juga sudah jelas. (D17, SP
15 Okt 11)
c.13 Yang sulit hanyalah…mereka memang bersalah, mereka
melakukan tindak pidana korupsi sesuai definisi dalam UU.
(D10, SP 17 Okt 11)
c.14 Mereka berada di berbagai kawasan pelosok Jawa Tengah.
(D13, SP 20 Okt 11)
c.15 Akhirnya, Presiden SBY selesai membenahi kabinetnya.
(D14, SP 21 Okt 11)
Mereka pada kalimat (11-13) berarti koruptor, mereka pada
kalimat (14) adalah masyarakat yang belum menikmati aliran
listrik, sedangkan –nya pada kalimat (15) berarti Presiden SBY.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
c.16 Protes mereka rata-rata karena usulan UMK dari
kabupaten/kota kepada gubernur tak selaras dengan kebutuhan
hidup layak (KHL). (D18, SP 26 Okt 11)
c.17 Kini sejarah Sumpah Pemuda dikritik, tapi bagaimana pun
kiprah mereka menjadi tonggak sejarah… D19, SP 28 Okt 11)
c.18 Tetapi respons cerdas para pengusaha toko modern atas
perubahan gaya hidup dan pola konsumsi serta kreativitas
mereka…(D20, SP 29 Okt 11)
c.19 Bagaimana jika mereka memerlukan sesuatu yang harus
didapatkan malam itu? (D20, SP 29 Okt 11)
c.20 Di mana mereka memperolehnya jika bukan di toko modern
tersebut? (D20, SP 29 Okt 11)
Mereka pada kalimat (16) berarti buruh, mereka pada kalimat
(17) berarti pahlawan, mereka pada kalimat (18) berarti pengusaha
toko modern, sedangkan mereka pada kalimat (19-20) berarti
masyarakat.
c.21 ODHA menjadi tidak berani keluar rumah hingga
kematiannya. (D21, SP 31 Okt 11)
c.22 Tenaga penjangkau kesulitan menemui karena mereka
cenderung tertutup, rendah diri dan menjauh dari lingkungan
sosial. (D21, SP 31 Okt 11)
c.23 Mereka relatif mudah mendekati didekati karena setidaknya
didukung tiga faktor. (D5, SP 9 Nov 11)
c.24 Ada pula ofisial yang mengeluh bahkan menolak tatkala
diinapkan di kapal perang yang mereka sebut minim WC itu.
(D7, SP 11 Nov 11)
c.25 Mereka membekuk Kamboja, 6-0. (D7, SP 11 Nov 11)
-nya dan mereka pada kalimat (21-23) berarti ODHA, mereka
pada kalimat (24) berarti ofisial, kalimat (25) berarti Timnas U-23.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
c.26 Bila belum ada mimpi atau peringatan dari tokoh gaib,
mereka belum mengungsi, meski bencana telah mengintai.
(D9, SP 15 Nov 11)
c.27 Salah satu cerita kesederhanaan hidup Hatta adalah
keinginannya membeli sepatu merek Bally yang tergolong
bagus pada masa itu. (D10, SP 17 Nov 11)
c.28 Mereka merasa gaya hidup mewah itu sebagai hal biasa.
(D10, SP 17 Nov 11)
c.29 Politisi di negeri ini sebaiknya memang kaya lebih dulu, jadi
ketika menduduki jabatan politik, jabatan publik, mereka tidak
mencari penghidupan dari jabatan dan kedudukan dari
politiknya itu. (D10, SP 17 Nov 11)
c.30 Mereka merasa sudah akrab dengan suara gemuruh dan
kepulan asap Krakatau... (D11, SP 21Nov 11)
Mereka pada kalimat (26) berarti masyarakat lereng Gunung
Merapi, -nya pada kalimat (27) merupakan bentuk persona ketiga
tunggal yang merujuk pada Hatta, mereka pada kalimat (28)
berarti politisi yang disentil Busyro, kalimat (29) berarti politisi,
kalimat (30) adalah penduduk yang tinggal di sepanjang pantai
Selat Sunda.
c.31 Lontaran Tedjowulan sebenarnya sudah pernah dia
kemukakan beberapa waktu lalu. (D12, SP 25 Nov 11)
c.32 Mereka semestinya melihat fakta bahwa dualisme raja
memang benar-benar ada. (D12, SP 25 Nov 11)
c.33 Tiap tahun mereka mengadakan peringatan jumenengan.
(D12, SP 22 Nov 11)
c.34 Bocah siswa SD terancam dikeluarkan dari sekolah karena
kawan-kawan sekelasnya ketakutan akibat sering dipalak dan
jika tidak diberi uang diancam akan dipukuli. (D14, SP 28 Nov
11)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
c.35 Mereka kira dengan kekerasan anak langsung berubah sesuai
keinginan guru. (D14, SP 28 Nov 11)
Dia pada kalimat (31) merupakan salah satu bentuk persona ketiga
tunggal, dalam kalimat tersebut mengacu pada Tedjowulan,
mereka pada kalimat (32) berarti pihak di sekitar Hangabehi,
kalimat (33) berarti Hangabehi dan Tedjowulan, -nya pada kalimat
(34) bocah siswa SD, mereka pada kalimat (35) berarti guru.
c.36 Masyarakat Kabupaten Karanganyar di perbatasan dengan
Jawa Timur juga pernah memprotes Pemkab Magetan yang
pernah menyerobot sumber air di wilayahnya. (D1, SP 1 Des
11)
c.37 Tentu mereka tidak ingin bunuh diri dengan membuat senjata
yang akan memakan tuannya. (D3, SP 5 Des 11)
c.38 Di satu sisi mereka ingin tampil sebagai pahlawan bagi rakyat
yang diwakilinya, namun di sisi lain mereka cenderung
mengelabui rakyat dengan gaya berpolitik yang kompromistis
demi kepentingan mereka sendiri. (D3, SP 5 Des 11)
c.39 Rakyat harus mengawal KPK dan meminta tanggung jawab
mereka pada batas waktu tertentu. (D3, SP 5 Des 11)
c.40 Paling dominan, mereka menghilang saat jam kerja belum
berakhir. (D4, SP 6 Des 11)
-nya pada kalimat (36) bersifat deiksis, dalam kalimat tersebut
mengacu pada masyarakat Kabupaten Karanganyar, mereka pada
kalimat (37-38) berarti Komisi III DPR, kalimat (39) berarti KPK,
sedangkan kalimat (40) adalah guru.
c.41 Tempat ini menjadi lokasi seorang pelanggar hukum untuk
dinestapai, diberi hukuman yang merampas kebebasannya agar
bisa menjadi pelajaran baginya. (D5, SP 7 Des 11)
c.42 Mereka menangguk keuntungan pribadi. (D5, SP 10 Des 11)
c.43 Dia hanyalah pedagang sayuran berusia 26 tahun. (D6, SP 13
Des 11)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
c.44 Gara-garanya, dagangannya digaruk aparat Tunisia. (D6, SP
13 Des 11)
c.45 Dia pun mengembuskan nafas terakhir beberapa hari setelah
aksi bakar diri itu. (D6, SP 13 Des 11)
c.46 Dia meninggal dunia di RS Cipto Mangunkusumo Jakarta,
beberapa hari kemudian. (D6, SP 13 Des 11)
-nya pada kalimat (41) berarti pelanggar hukum, mereka pada
kalimat (42) berarti pejabat, dia dan –nya pada kalimat (43-46)
mengacu pada Muhammed Bouazizi.
c.47 Entah proses apa yang dialaminya selama delapan bulan masa
pelarian, yang jelas kemunculan Nunun di Jakarta Sabtu lalu
masih menampakkan dirinya. (D7, SP 14 Des 11)
c.48 Dia bahkan tak tahu menahu ihwal aksi terorismenya, tapi dia
tetap ditangkap, disidik, dan dihukum beberapa tahun penjara.
(D7, SP 14 Des 11)
c.49 Sebagai pesakitan, dia masih menyelamatkan harga dirinya,
bahwa dia sanggup menyeret para penjahat utama. (D7, SP 14
Des 11)
-nya dan dia pada kalimat (47 dan 48) bersifat deiksis yang
merujuk pada Nunun, sedangkan dia pada kalimat (49) juga
merupakan persona ketiga yang mengacu pada seseorang yang
membelikan nasi goreng untuk si teroris.
c.50 Dia dikenai hukuman percobaan. (D8, SP 15 Des 11)
c.51 Lanjar dinilai bersalah, lalai yang mengakibatkan istrinya
meninggal dalam kecelakaan lalu lintas di wilayah Colomadu.
(D8, SP 15 Des 11)
c.52 Secara faktual dia telah menjalani masa tahanan lebih dari
sebulan. (D8, SP 15 Des 11
-nya dan dia pada kalimat (50-52) merupakan persona ketiga yang
berarti Lanjar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
c.53 Ketika kalah mereka akan melakukan berbagai upaya untuk
menyerang lawan politik dari belakang. (D9, SP 19 Des 11)
c.54 Dia tak mau membangun Timnas dengan halangan utama
memilih para pemain… (D12, SP 22 Des 11)
c.55 Jika pengurus PSSI tak mampu mengatur diri mereka sendiri
dalam komitmen mengelola sepak bola nasional, bisa
dipastikan mereka takkan mampu membangun… (D12, SP 22
Des 11)
c.56 Mereka merasa tak masalah untuk mencuri listrik demi lampu
PJU. (D14, SP 26 Des 11)
c.57 Sebelumnya, Wakil Bupati Garut, Dicky Candra, juga
meninggalkan kursi jabatannya. (D16, SP 28 Des 11)
Dia pada kalimat (54) berarti Rahmad Darmawan, mereka pada
kalimat (55) berarti pengurus PSSI, sedangkan kalimat (56) berarti
masyarakat, -nya pada kalimat (57) yakni Wakil Bupati.
c.58 Sejauh mana komitmen mereka untuk memajukan daerah dan
berpihak kepada rakyat. (D16, SP 28 Des 11)
c.59 Rakyat akan menilai Kepala dan Wakil Kepala Daerah saja
tak akur, bagaimana mereka bisa mengakurkan rakyat yang
beraneka macam karakter, kebutuhan, dan latar belakangnya?
(D16, SP 28 Des 11)
c.60 Kepada rakyat mereka memberi harapan setinggi langit,
memberi konsep atau program kerja melangit, menjaanjikan
sesuatu yang sangat tinggi. (D18, SP 31 Des 11)
Mereka pada kalimat (58-60) bersifat deiksis yang semuanya
mengacu pada Kepala dan Wakil Kepala Daerah.
2) Deiksis Tempat atau Ruang
Deiksis tempat ialah pemberian bentuk pada lokasi menurut
peserta atau penutur dalam peristiwa bahasa (Cahyono, 1995: 218).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
2.1 Kuota haji Indonesia yang diberikan oleh Pemerintah Arab
Saudi tak mampu mengakomodasi minat negeri ini untuk
berhaji. (D2, SP 3 Okt 11)
2.2 Krisis ekonomi berkepanjangan dan fluktualisasi…minat warga
negeri ini untuk berhaji. (D2, SP 3 Okt 11)
2.3 Ini menunjukkan jumlah kaum muslim di negeri ini yang
mampu secara ekonomi, juga semakin bertambah. (D2, SP 3
Okt 11)
2.4 Ketika jumlah muslim sudah berhaji di negeri ini setiap tahun
semakin bertambah, semestinya dimensi kesalehan sosial di
negeri ini juga makin meluas. (D2, SP 3 Okt 11)
Kata ini pada kalimat (1-4) merupakan deiksis tempat karena yang
menjadi acuan adalah pembicara. Ini yang dimaksud dalam tuturan
tersebut adalah Indonesia.
2.5 Untuk ke sana, butuh biaya banyak dan ditunjang fisik yang
sehat. (D2, SP 3 Okt 11)
Kata ke sana pada kalimat tersebut bersifat deiksis karena untuk
mengetahui tempat yang dimaksud diperlukan pemahaman dimana
pembicara itu berada atau konteks yang melatarbelakangi kalimat
tersebut diucapkan. Jadi, ke sana yang dimaksud pada kalimat
tersebut adalah Tanah Suci, Mekkah.
2.6 Mereka berebut status sebagai pengelola yayasan yang sah dan
berhak “memiliki” dan “mengelola” sekolah itu secara penuh.
(D3, SP 4 Okt 11)
Kata itu pada kalimat tersebut mengacu pada SMK Cokroaminoto
Solo.
2.7 Bagi ratusan juta pelanggan seluler di negeri ini ,…(D4, SP 7
Okt 11)
2.8 Sejauh mana reshuffle kabinet berpengaruh positif pada rakyat
negeri ini?(D5, SP 10 Okt 11)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
2.9 Bisa jadi rakyat negeri ini tak peduli dengan urusan reshuffle
kabinet itu.(D5, SP 10 Okt 11)
2.10 Kami, dan seluruh rakyat negeri ini, sudah bosan dengan
sinetron politik para elite di Jakarta.(D5, SP 10 Okt 11)
2.11 Namun dalam tataran realitas sekarang, ketika korupsi
menjadi-jadi di negeri kita, alasan normatif itu laksana
tamparan keras untuk seluruh elemen bangsa ini. (D10, SP 15
Okt 11)
2.12 Rakyat menginginkan negeri ini segera dibersihkan dari
korupsi. (D10, SP 15 Okt 11)
2.13 Kebanyakan dosen di perguruan negeri ini adalah dosen
pekerja. (D12, SP 19 Okt 11)
2.14 Kami berpandangan sebenarnya sudah saatnya negeri
ini…(D3, SP 3 Nov 11)
2.15 Ini hanya sebagian kecil dari kisah tentang korupsi di
negeri ini. (D6, SP 10 Nov 11)
2.16 Padahal sebelumnya,…,Republik ini berulang kali
mendapatkan gelar tersebut. (D7, SP 11 Nov 11)
2.17 Kita punya teladan para pendahulu negeri ini, seperti Hatta,
Sjahrir, dan lainnya yang meninggal dalam keadaan sederhana
bahkan miskin. (D10, SP 17 Nov 11)
Kata ini pada kalimat (7-17) merupakan deiksis tempat karena
yang menjadi acuan adalah pembicara. Ini yang dimaksud dalam
tuturan tersebut adalah Indonesia.
2.18 Tempat ini menjadi lokasi seorang pelanggar hukum untuk
dinestapai, diberi hukuman yang merampas kebebasannya agar
bisa menjadi pelajaran baginya. (D5, SP 7 Des 11)
Kata ini pada kalimat tersebut merupakan deiksis ruang. Makna
kata tersebut akan berubah manakala konteks yang melingkupinya
juga berubah atau berbeda. Kata ini dalam kalimat tersebut
merujuk pada Rumah tahanan negara (Rutan).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
2.19 Dua hal itu yang kini menjadi barang langka di Republik
ini. (D9, SP 19 Des 11)
2.20 Bisa jadi, ini tak hanya terjadi di Kota Solo, tetapi…di
negeri ini. (D11, SP 21 Des 11)
2.21 Itu semua adalah pekerjaan rumah yang harus diselesaikan
oleh semua lini bangsa ini. (D13, SP 24 Des 11)
Kata ini pada kalimat (19-21) merupakan deiksis tempat yang
merujuk pada hal yang sama, yaitu Indonesia.
3) Deiksis Waktu
Deiksis waktu adalah pemberian bentuk pada rentang waktu
seperti yang dimaksudkan penutur yang berupa keterangan waktu
(siang, sore, malam, sekarang, nanti, tadi, dulu, kemarin, dan
kelak) dalam peristiwa bahasa dengan referensi yang berganti-ganti
tergantung pada saat tuturan tersebut diucapkan (Cahyono, 1995:
218).
3.1 Kini, antrean untuk berangkat ke Tanah Suci sudah penuh
hingga bertahun-tahun ke depan. (D2, SP 3 Okt 11)
3.2 Giliran untuk bisa berangkat ke Tanah Suci, sekarang jadi
semakin lama. (D2, SP 3 Okt 11)
3.3 Mengapa hingga kini tak ada tindakan tegas?(D4, SP 7 Okt 11)
Kini dan sekarang pada kalimat diatas bersifat deiksis karena
yang menjadi acuan adalah pembicara. Kini dan sekarang bertitik
labuh pada saat pembicara mengucapkan kata itu, yaitu 3 Oktober
2011.
3.4 Beberapa hari terakhir wacana reshuffle kabinet mengemuka
di banyak media massa.(D5, SP 10 Okt 11)
Kalimat tersebut mengandung deiksis waktu, yaitu beberapa hari
terakhir. Beberapa hari terakhir merujuk ke belakang. Kalimat
tersebut diucapkan pada tanggal 10 Oktober, sehingga beberapa
hari terakhir yang dimaksud pembicara adalah beberapa hari
sebelum tanggal 10 Oktober.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
3.5 Baru-baru ini, ahli transportasi dari Unika Soegijapranata
Semarang, Djoko Setijowarno,… (D7, SP 13 Okt 11)
Baru-baru ini pada kalimat tersebut merupakan deiksis waktu
yang mengacu pada hal yang baru saja terjadi, yaitu tidak jauh dari
tanggaal tuturan tersebut diucapkan.
3.6 Selama ini target pendapatan yang di tetapkan Pemkot Solo
hanya berkisar Rp 2 miliar per tahun. (D7, SP 13 Okt 11)
3.7 Mereka menilai selama ini kata “dapat” dalam pasal tersebut
dimaknai pemerintah pusat…(D16, SP 24 Okt 11)
3.8 Hukum antikorupsi yang diterapkan selama ini terbukti… (D3,
SP 3 Nov 11)
Kata selama ini menggambarkan jangka waktu yang telah dimulai
pada waktu lampau dan masih berlangsung terus sampai saat
tuturan (Purwo, 1984: 82). Jadi kata selama ini pada kalimat (6)
merujuk pada waktu yang telah lalu dan masih berlangsung sampai
saat tuturan yaitu sebelum tanggal 13 Oktober 2011 sampai 13
Oktober 2011, kalimat (7) berarti sebelum tanggal 24 Oktober
2011 sampai 24 Oktober 2011, dan kalimat (8) sebelum tanggal 3
November 2011 sampai 3 November 2011.
3.9 Beberapa waktu lalu, Kantor Bank Indonesia Solo
membeberkan hasil penelitian yang menyimpulkan
pertumbuhan ekonomi Soloraya cenderung melambat hingga
akhir tahun ini. (D9, SP 15 Okt 11)
3.10 Kondisi ini menjadi ironi karena beberapa waktu lalu
Gubernur Jawa Tengah,… (D13, SP 20 Okt 11)
Terdapat dua kata deiksis dalam kalimat (i), yaitu beberapa waktu
lalu dan akhir tahun ini. Beberapa waktu lalu merujuk ke
belakang atau waktu yang telah lalu, yaitu sebelum tanggal 15
Oktober 2011, sedangkan akhir tahun ini mempunyai titik labuh
pada saat tuturan itu diucapkan oleh pembicara, yaitu tahun 2011.
Pada kalimat (j) berarti sebelum tanggal 20 Oktober 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
3.11 Pekan lalu di Sukoharjo beberapa rumah rusak karena di
terjang angin ribut. (D17, SP 25 Okt 11)
3.12 Busyro menyampaikan hal itu dalam sebuah pidato
kebudayaan di Taman Ismail Marzuki, pekan lalu. (D10, SP
17 Nov 11)
3.13 Pekan lalu SOLOPOS memberitakan BKD Kabupaten
Klaten menemukan fakta… (D4, SP 6 Des 11)
3.14 Kabar baik pekan lalu itu membangkitkan optimisme. (D15,
SP 27 Des 11)
Kata pekan lalu pada kalimat diatas merujuk pada satu minggu
yang telah berlalu atau satu minggu sebelum tuturan. Pada kalimat
(11) yakni 18 Oktober 2011, kalimat (13) berarti 10 November
2011, kalimat (14) berarti 29 November 2011, dan kalimat (15)
yakni 20 Desember 2011.
3.15 Sampai saat ini upah buruh memang selalu menjadi
perdebatan. (D18, SP 26 Okt 11)
3.16 Kini saatnya pemuda Indonesia…memperbaiki bangsa ini
yang sekian lama terpuruh dalam krisis moral. (D19, SP 28 Okt
11)
3.17 Kisah lima ODHA di Sragen yang meninggal dalam kurun
waktu 2009-2011 menunjukkan HIV/AIDS kini telah
merambah hingga wilayah pedesaan. (D21, SP 31 Okt 11)
3.18 UU SJSN yang disahkan pada tahun 2004 hingga kini tak
dilaksanakan pemerintah. (D1, SP 1 Nov 11)
3.19 Menurut BNN jateng, saat ini wilayah jateng berada di
peringkat ketika terbesar di Indonesia dalam hal
penyalahgunaan narkotika jenis sabu-sabu. (D5, SP 9 Nov 11)
3.20 Kini setelah 14 tahun berlalu, mestinya sudah waktunya
Indonesia bangkit di bidang olahraga pada arena Asia
Tenggara. (D7, SP 11 Nov 11)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
3.21 Kini, “tugas suci” media ini rawan dikotori, apabila ada
intervensi kepentingan. (D8, SP 14 Nov 11)
3.22 Kini, secara budaya, keraton juga bangkrut. (D12, SP 22 Nov
11)
3.23 Kini, ketika kepentingan politik masuk dan menggerogoti
uang rakyat… (D15, SP 29 Nov 11)
3.24 Krisis air bersih kini mengancam 532.439 jiwa penduduk
Kota Solo. (D1, SP 1 Des 11)
3.25 Sekarang, banyak pernyataan para penguasa begeri serba
melangit. (D18, SP 31 Des 11)
Saat ini, kini, dan sekarang pada kalimat diatas bersifat deiksis
karena yang menjadi acuan adalah pembicara. Saat ini, kini, dan
sekarang bertitik labuh pada saat pembicara mengucapkan kata
tersebut, yaitu pada kalimat (15) 26 Oktober 2011, kalimat (16) 28
Oktober 2011, kalimat (17) 31 Oktober 2011, kalimat (18) 1
November 2011, kalimat (19) 9 November 2011, kalimat (20) 11
November 2011, kalimat (21) 14 November 2011, kalimat (22) 22
November 2011, kalimat (23) 29 November 2011, kalimat (24) 1
Desember 2011, dan kalimat (25) 31 Desember 2011.
3.26 Bahkan beberapa hari lalu Wakil DPRD Kota Solo
Supriyanto…(D20, SP 29 Okt 11)
Kata beberapa hari lalu menunjuk ke belakang, yaitu sebelum
tanggal 29 Oktober 2011.
3.27 Tahun ini menyatakan para pebisnis di Indonesia masuk
empat besar … (D4, SP 5 Nov 11)
3.28 Menurut BPPTK DIY, beberapa waktu silam, material berupa
aliran lahar dingin hingga Januari tahun ini sesungguhnya…
(D8, SP 12 Nov 11)
3.29 Menarik mencermati tema Perayaan Natal Nasional tahun ini
yang menggambarkan… (D13, SP 24 Des 11)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Kata tahun ini pada kalimat diatas mempunyai titik labuh pada
saat tuturan itu diucapkan, yaitu pada tahun 2011
3.30 Kalau dulu kita butuh pahlawan untuk membebaskan bangsa
dari penjajah, kini kita butuh pahlawan-pahlawan tanpa gelar...
(D6, SP 10 Nov 11)
Terdapat dua kata deiksis pada kalimat tersebut, yaitu dulu dan
kini. Dulu merujuk pada waktu yang lampau, yakni masa
penjajahan, sedangkan kini menunjuk pada saat pembicara
mengucapkan kata itu, yaitu 10 November 2011.
3.31 Hingga satu bulan lalu, media massa Nusantara tajam
menyoroti buruknya persiapan SEA Games XXVI yang bakal
digelar selama 12 hari hingga 22 November mendatang. (D7,
SP 11 Nov 11)
Satu bulan lalu yang dimaksud pembicara pada kalimat tersebut
yaitu satu bulan yang telah berlalu, yaitu satu bulan sebelum
tanggal 11 November 2011.
3.32 Mulai hari ini, para penggawa olah raga Indonesia akan
menyusul kawan-kawan mereka di Tim Nasional Sepakbola U-
23 bertarung di medan laga demi gengsi negara. (D7, SP 11
Nov 11)
Kata hari ini pada kalimat diatas mempunyai titik labuh pada saat
tuturan itu diucapkan, yaitu 11 November 2011.
3.33 Begitupun masih kita ingat bencana letusan merapi yang
dahsyat tahun lalu. (D9, SP 15 Nov 11)
Kata tahun lalu merujuk pada satu tahun sebelum kalimat tersebut
diucapkan pembicara, yaitu pada tahun 2010.
3.34 Salah satu negara tetangga kita, Thailand, sudah hampir
sebulan ini dilanda banjir bandang. (D11, SP 21Nov 11)
Sebulan ini menunjuk pada saat tuturan diucapkan, yaitu bulan
November.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
3.35 Aparat Polda Jateng beberapa hari lalu menggerebek pabrik
mi yang menggunakan formalin di kawasan Lingkungan
Industri Kecil (LIK) Bugang, Kaligawe, Kota Semarang. (D13,
SP 26 Nov 11)
Kata beberapa hari lalu menunjuk ke belakang, yaitu sebelum
tanggal 26 November 2011.
3.36 Apa yang terjadi di Semarang, Kamis lalu, menjadi potret
nyata, proses penganggaran APBD begitu rentan terhadap
praktik kolusi dan korupsi. (D15, SP 29 Nov 11)
Kata lalu menunjuk ke belakang, yaitu sebelum tanggal 29
November 2011 yang jatuh pada hari Kamis.
3.37 Rencana penerapan tarif parkir baru yang jauh lebih mahal
dibandingkan tarif parkir yang berlaku saat ini pasti juga
terkait dengan PAD. (D2, SP 2 Des 11)
3.38 Sekarang tidak ada lain yang patut kita andalkan selain
kembali ke kekuatan rakyat. (D3, SP 5 Des 11)
Kata saat ini dan sekarang pada kalimat diatas berarti pada waktu
ini juga, yaitu 2 Desember 2011, dan 5 Desember 2011.
3.39 Dia meninggal dunia di RS Cipto Mangunkusumo Jakarta,
beberapa hari kemudian. (D6, SP 13 Des 11)
Kata beberapa hari kemudian pada kalimat tersebut merujuk
pada waktu sebelum tuturan, yaitu sebelum tanggal 13 Desember
2011.
3.40 Rencana renovasi dengan dukungan dana dari pemerintah
pusat ini sudah dikemukakan sejak beberapa tahun lalu.
(D10, SP 20 Des 11)
Kata beberapa tahun lalu merujuk pada waktu yang lampau, yaitu
sebelum tahun 2011.
b. Deiksis dalam-Tuturan (Endofora)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Endofora adalah pemberian petunjuk kepada pendengar atau
pembaca supaya melihat di dalam teks untuk menemukan apa yang
sedang diacu. Berdasarkan posisi acuannya, endofora dibagi menjadi
dua macam, yaitu bersifat anaforis dan kataforis.
1) Bentuk-bentuk Deiksis Anafora
Anafora merujuk silang pada unsur yang disebutkan
terdahulu atau merujuk pada yang sudah disebutkan.
1.1 Dengan kata lain, …kawasan Soloraya dalam kondisi
stagnan. Gejala ini diyakini.... (D1, SP 1 Okt 11)
1.2 Pesannya jelas, pertumbuhan ekonomi kawasan Soloraya
tidak menggembirakan. Situasi ini diyakini tak lepas dari
kondisi ekonomi global yang memang sedang sakit. (D1, SP
1 Okt 11)
Pemarkah anafora yang terdapat pada kalimat tersebut adalah ini.
Bentuk ini mengacu pada konstituen yang telah disebutkan
sebelumnya, yaitu pertumbuhan ekonomi kawasan Soloraya tidak
menggembirakan.
1.3 Giliran untuk bisa berangkat ke Tanah Suci jadi semakin
lama. Ini menunjukkan jumlah kaum muslim di negeri ini
yang mampu secara ekonomi... (D2, SP 3 Okt 11)
1.4 Di SMK…perseteruan antarpengurus yayasan. Guru-guru
pun terlibat dalam pusaran perseteruan itu yang
mengakibatkan…(D3, SP 4 Okt 11)
1.5 Fenomena pencurian pulsa pelanggan… Korbannya makin
banyak dan modusnya makin canggih serta susah di hindari.
(D4, SP 7 Okt 11)
1.6 Mereka selalu menyatakan layanan premium…Itu adalah
layanan yang disediakan oleh pihak lain. (D4, SP 7 Okt 11)
1.7 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam sebuah
kesempatan menyatakan segera membenahi gaya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
kepemimpinannya demi meningkatkan efektivitas dan
efisiensi pengelolaan negara. (D5, SP 10 Okt 11)
1.8 Pernyataan Presiden SBY ini setidaknya mengandung makna
bahwa kabinet yang dipimpinnya ada kekurangan yang
cukup mendasar…(D5, SP 10 Okt 11)
1.9 Seluruh warga negeri ini memang berharap Presiden SBY di
sisa waktu jabatan terakhirnya benar benar menunjukkan
karya nyata…D5, SP 10 Okt 11)
-nya pada kalimat (g-i) juga termasuk deiksis anafora karena
mengacu pada hal yang telah disebutkan, yaitu Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono (SBY)
1.10 Kegamangan jati diri dan realitas keadilan
memang…Inilah yang wajib kita waspadai bersama…(D6,
SP 11 Okt 11)
1.11 Selama ini target pendapatan yang di tetapkan Pemkot
Solo hanya berkisar Rp 2 miliar per tahun. Ini persoalan
menarik. (D7, SP 13 Okt 11)
1.12 Perda perparkiran di Solo…penerapannya sering kali
jauh dari tarif yang ditetapkan. (D7, SP 13 Okt 11)
1.13 Penilaian bahwa perparkiran menjadi kompensasi
politik…Kami yakin itu faktual. (D7, SP 13 Okt 11)
1.14 Perparkiran jelas…Pengelolaannya harus dengan
landasan pemikiran mengoptimalkan kualitas pelayanan
publik. (D7, SP 13 Okt 11)
1.15 Siapa pun yang melanggar dapat dikenai sanksi pidana.
Ketentuan ini jelas sangat subjektif,terlalu multitafsir dan
sangat luas cangkupannya. (D8, SP 14 Okt 11)
1.16 Pemaknaan rahasia negara dalam UU Intelijen juga…UU
ini menggolongkan dua jenis informasi... (D8, SP 14 Okt 11)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
1.17 Kota Solo baru saja mendapatkan penghargaan
Investment Award 2011 …Salah satu…penghargaan itu
adalah kebijakan Pemerintah Kota …(D9, SP 15 Okt 11)
1.18 Seorang kepala daerah mengantar investor ke daerah lain.
Ini bisa menjadi… (D9, SP 15 Okt 11)
1.19 Bisa jadi…Walikota akan membawa investor Trans
Studio di kawasan Solo bagian utara. Senyampang rencana
besar itu belum terwujud, kami…(D11, SP 18 Okt 11)
1.20 Konsep Trans Studio harus disosialisasikan sebelum
pembangunannya di mulai. (D11, SP 18 Okt 11)
1.21 Direktur Pascasarjana UMS Khudzaifah Dimyati
mengemukakan data menarik. Menurutnya, 85% dari... (D12,
SP 19 Okt 11)
1.22 Menurutnya, 85% dari sekitar 220.000 dosen di Indonesia
berkualitas rendah. Ini bukan jumlah yang kecil. (D12, SP 19
Okt 11)
1.23 Dosen yang mau dinilai kelayakannya hanya diminta
menulis curriculum vitae dan deskripsi diri… Pengajuan
dokumen itu tidak di sertai bukti bukti fisik. (D12, SP 19 Okt
11)
1.24 Berdasarkan data dari Dinas ESDM Jateng, 2,1 juta
keluarga yang belum mendapatkan aliran listrik…Fakta ini
tak bisa diabaikan… (D13, SP 20 Okt 11)
1.25 Kondisi ini kontras dengan program Gubernur Bibit
Waluyo Bali Desa mBangun Desa. Kalau masih mau serius
dengan slogan itu, Gubernur…(D13, SP 20 Okt 11)
1.26 Namun, seperti kawasan Dusun Girpasang,
Klaten...kawasan ini bukan kawasan yang terisolasi
sepenuhnya. (D13, SP 20 Okt 11)
1.27 Akhirnya, Presiden SBY selesai membenahi kabinetnya.
(D14, SP 21 Okt 11)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
1.28 Penggabungan fungsi pendidikan dan kebudayaan…Ini
bisa menjadi angin segar bagi pendidikan kita. (D14, SP 21
Okt 11)
1.29 Munas Asita di The Sunan Hotel dan pembukaan BTMX
di Hotel Lorin. Dua acara besar itu menyangkut bidang
pariwisata Indonesia. (D15, SP 22 Okt 11)
1.30 BTMX 2011 menjadi…Dipastikan 100 seller dari Jateng
yang berpartisipasi dalam acara ini. (D15, SP 22 Okt 11)
1.31 Di Solo, serangkaian event digelar berbasis kreativitas
yang... Ini membuat Solo kian banyak dikunjungi wisatawan.
(D15, SP 22 Okt 11)
1.32 …uji materi terhadap Pasal 55 Ayat (4) UU Sisdiknas.
Uji materi itu di penuhi …(D16, SP 24 Okt 11)
1.33 ... di gugat Machmudi Masjkur (Perguruan Salafiyah
Pekalongan) dan Suster Maria Bernardine (Perguruan Santa
Maria Pekalongan). Mereka menilai selama ini…(D16, SP
24 Okt 11)
1.34 Upah buruh di Provinsi Jateng paling rendah
dibandingkan provinsi lain di Indonesia. Realitas ini
disampaikan… (D18, SP 26 Okt 11)
1.35 Dasarnya adalah data upah minimum provinsi
(UMP)…Dalam data itu dinyatakan... (D18, SP 26 Okt 11)
1.36 Solo punya Perda No. 5/2011 tentang…Perda itu
melarang pengoperasian toko modern 24 jam. (D20, SP 29
Okt 11)
1.37 Masyarakat konsumen jelas dirugikan. Di mana mereka
memperolehnya jika bukan di toko modern tersebut? (D20,
SP 29 Okt 11)
1.38 Ketakutan, kekhawatiran, waswas ketika berdekatan
dengan ODHA…Sikap seperti itu adalah buah dari
stigmatisasi ODHA. (D31, SP 21 Okt 11)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
1.39 ODHA menjadi tidak berani keluar rumah hingga
kematiannya. (D21, SP 31 Okt 11)
1.40 DPR mengesahkan UU BPJS pada Jumat (28/10). UU ini
antara lain…(D1, SP 1 Nov 11)
1.41 …proyek pembangunan taman… Anehnya, ketika nilai
proyeknya ternyata di bawah Rp 100 juta… (D2, SP 2 Nov
11)
1.42 Proyek pembangunan taman ditangani sendiri oleh orang-
orang Pemkot dengan membentuk Satgas. Di sini
transparansi menjadi nisbi. (D2, SP 2 Nov 11)
1.43 Semua koruptor yang divonis hukuman penjara, tanpa
kecuali, tak perlu mendapatkan remisi atas hukuman
mereka…(D3, SP 3 Nov 11)
1.44 Sedangkan urusan moral, ini pekerjaan kita bersama. (D4,
SP 5 Nov 11)
1.45 …adalah generasi muda. Mereka relatif mudah
mendekati didekati karena setidaknya didukung tiga faktor.
(D5, SP 9 Nov 11)
1.46 …lebih dari Rp 100 triliun uang negara telah dirampok,
dikorupsi. Ini hanya sebagian kecil dari kisah tentang korupsi
di negeri ini. (D6, SP 10 Nov 11)
1.47 Kendati Andi di akhir peninjauannya menyatakan apa
yang dilihatnya adalah luar biasa. (D7, SP 11 Nov 11)
1.48 …ANTV dan Tv One…Metro Tv dan Koran Media
Indonesia…Trans TV dan Trans7. Media-media tersebut
merupakan media nasional dengan wilayah jangkau dan
jaringan luas. (D8, SP 14 Nov 11)
1.49 Media massa mendapat julukan pilar keempat demokrasi.
Kini, “tugas suci” media ini …(D8, SP 14 Nov 11)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
1.50 Sering terjadi pergesekan antara jurnalis dengan
pemegang modal media massa. Ini yang tak boleh dibiarkan
berlarut. (D8, SP 14 Nov 11)
1.51 Sebagian masyarakat…mereka belum mengungsi meski
bencana telah mengintai. (D9, SP 15 Nov 11)
1.52 Salah satu cerita kesederhanaan hidup Hatta adalah
keinginannya membeli sepatu merek Bally yang tergolong
bagus pada masa itu. (D10, SP 17 Nov 11)
1.53 …penduduk yang tinggal di sepanjang pesisir pantai Selat
Sunda tenag-tenang saja. Mereka merasa…(D11, SP 21Nov
11)
1.54 Kota Solo yang dikenal sebagai jantung kebudayaan Jawa
wajib melestarikan bangunan keraton dan kebudayaan di
dalamnya. (D12, SP 22 Nov 11)
1.55 Lontaran Tedjowulan sebenarnya sudah pernah dia
kemukakan beberapa waktu lalu. (D12, SP 22 Nov 11)
1.56 Mi yang mengandung zat yang berbahaya…Apabila mi
tersebut beredar luas di masyarakat, tentu menimbulkan efek
negatif bagi kesehatan. (D13, SP 26 Nov 11)
1.57 Seorang bocah siswa SD di kawasan kecamatan
prambanan, Klaten, ketakutan, tak mau masuk sekolah, gara-
gara ditampar gurunya. (D14, SP 28 Nov 11)
1.58 Bocah siswa SD terancam dikeluarkan dari sekolah
karena kawan-kawan sekelasnya ketakutan akibat sering
dipalak dan jika tidak diberi uang diancam akan dipukuli.
(D14, SP 28 Nov 11)
1.59 Kekerasan, entah siapa pun pelakunya dan atas alasan
apapun, tapi tidak bisa dibenarkan. (D14, SP 28 Nov 11)
1.60 Kekerasan dalam pendidikan, apa pun bentuk, baik
kekerasan fisik maupun kekerasan kebijakan, pasti lebih
besar dampak negatifnya. (D14, SP 28 Nov 11)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
1.61 Namun jembatan yang baru rampung dibangun pada 2001
itu keburu rontok di tahun ke-10 usianya. (D16, SP 30 Nov
11)
1.62 Masyarakat Kabupaten Karanganyar di perbatasan
dengan Jawa Timur juga pernah memprotes Pemkab Magetan
yang pernah menyerobot sumber air di wilayahnya. (D1, SP
1 Des 11)
1.63 …Perda No. 9/2011 tentang Retribusi Daerah. Perda ini
direncanakan efektif berlaku pada 2012. (D2, SP 2 Des 11)
1.64 Rakyat harus mengawal KPK dan meminta tanggung
jawab mereka pada batas waktu tertentu. (D3, SP 5 Des 11)
1.65 Muhammed Bouazizi bukan aktivis. Dia hanyalah
pedagang sayuran berusia 26 tahun. (D6, SP 13 Des 11)
1.66 …aksi bakar diri itu. Aksi ini menjungkalkan Presiden
Tunisia Zine al-Abidine Ben Ali. (D6, SP 13 Des 11)
1.67 Ada yang bunuh diri karena terbelit utang, ada anak yang
gantung diri…Itu semua terkait dengan ketidakadilan. (D6,
SP 13 Des 11)
1.68 Entah proses apa yang dialaminya selama delapan bulan
masa pelarian, yang jelas kemunculan Nunun di Jakarta Sabtu
lalu masih menampakkan dirinya. (D7, SP 14 Des 11)
1.69 Lanjar Sriyanto… Dia dikenai hukuman percobaan. (D8,
SP 15 Des 11)
1.70 Lanjar dinilai bersalah, lalai yang mengakibatkan istrinya
meninggal dalam kecelakaan lalu lintas di wilayah
Colomadu. (D8, SP 15 Des 11)
1.71 Wakil Presiden Boediono…Menurutnya, kejujuran dan
sportivitas merupakan… (D9, SP 19 Des 11)
1.72 …kejujuran dan sportivitas… Dua hal itu yang kini
menjadi barang langka di Republik ini. (D9, SP 19 Des 11)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
1.73 Budaya korupsi, manipulasi, dan kolusi …Jika ini
dibiarkan, … (D9, SP 19 Des 11)
1.74 Rencananya, pemugaran dilaksanakan pada 2012 dengan
dukungan dana Rp miliar. Rencana ini patut didukung…
(D10, SP 20 Des 11)
1.75 Bangunan Keraton Kasunan Surakarta Hadiningrat tak
boleh punah. Bangunan itu merupakan… (D10, SP 20 Des
11)
1.76 …salah urus kemiskinan … Bisa jadi, ini tak hanya
terjadi di Kota Solo…(D11, SP 21 Des 11)
1.77 Sesungguhnya kita semua tahu apa alasan utama Rahmad
Darmawan. Dia tak mau… (D12, SP 22 Des 11)
1.78 Jika pengurus PSSI tak mampu mengatur diri mereka
sendiri dalam komitmen mengelola sepak bola nasional, bisa
dipastikan mereka takkan mampu membangun dunia sepak
bola nasional sehingga mampu berprestasi di level
internasional. (D12, SP 22 Des 11)
1.79 …mencuri listrik demi lampu PJU. Namun Pemkot
menilai ini menambah beban tanggungan rekening lampu
PJU pemerintah. (D14, SP 26 Des 11)
1.80 Sebelumnya, Wakil Bupati Garut, Dicky Candra, juga
meninggalkan kursi jabatannya. (D16, SP 28 Des 11)
1.81 Rakyat akan menilai kepala dan wakil kepala daerah saja
tak akur, bagaimana mereka bisa mengakurkan rakyat yang
beraneka macam karakter, kebutuhan, dan latar belakangnya?
(D16, SP 28 Des 11)
1.82 …wakil kepala daerah memang tak punya kekuasaan
tersendiri. Ini acap kali memunculkan keretakan antara
kepala daerah dan wakilnya. (D16, SP 28 Des 11)
1.83 Dievaluasi, dicarikan solusi, dan diperbaiki. Itulah yang
harus dilakukan. (D18, SP 31 Des 11)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
2) Bentuk-bentuk Deiksis Katafora
Katafora merujuk silang pada unsur yang disebutkan
kemudian atau merujuk pada yang akan disebutkan.
2.1 Ukuran haji mabrur adalah peningkatan kualitas amal saleh
seperti kedermawanan, kerendahatian, keadilan dan sifat-
sifat kemanusiaan yang terpuji, …(D2, SP 3 Okt 11)
Pemarkah katafora dalam kalimat tersebut adalah yang mengacu
pada konstituen yang akan disebut atau berada di sebelah
kanannya, yaitu kedermawanan, kerendahatian, keadilan dan
sifat-sifat kemanusiaan yang terpuji,…
2.2 Nilai–nilai kemanusiaan yang hakiki, seperti kejujuran,
integritas, rasa tanggungjawab, saling membantu
antarsesama, kepedulian kepada lingkungan dan sosial, nyaris
tidak mendapatkan perhatian. (D3, SP 4 Okt 11)
2.3 Ekonomi dan politik pengelolaan negara…,yaitu pemodal
kuat,dan berlangsung secara monopolis atau bahkan
oligopolis. (D6, SP 11 Okt 11)
2.4 Kita harus berupaya mendorong dua hal sekaligus,yaitu
mengurangi kesenjangan sosial, sekaligus meningkatkan
aktivitas ekonomi. (D6, SP 11 Okt 11)
2.5 UU ini menggolongkan dua jenis informasi yang harus
diberikan lembaga atau badan publik, yaitu informasi yang di
kecualikan dan informasi terbuka. (D8, SP 14 Okt 11)
2.6 Secara pribadi Walikota mendekati investornya, Chairul
Tanjung. (D11, SP 18 Okt 11)
2.7 Kalau masih mau serius dengan slogan itu, Gubernur Bibit
harus memperhatikan realitas ini. Sebagian kawasan yang
belum mendapatkan aliran listrik… (D13, SP 20 Okt 11)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
2.8 Beberapa kawasan di Soloraya seperti Klaten bagian selatan,
sebagian wilayah Sukoharjo, Sragen dan Karanganyar juga
rawan banjir. (D17, SP 25 Okt 11)
2.9 Ketiga faktor tersebut adalah jiwa muda yang senang
mencoba-coba sesuatu yang baru dan kepribadian yang masih
labil, pengaruh peer group atu rkan sebaya yang dikalangan
remaja atau pemuda sangat kuat dan yang terakhir adalah
kondisi remaja atau pemuda yang jauh dari kasih sayang
orang tua dan kehangatan keluarga. (D5, SP 9 Nov 11)
2.10 Pemerintah daerah dan pusat harus sudah
menginventarisasi segala potensi kerugian bencana banjir
lahar dingin, khususnya di sejumlah sungai yang menjadi
jalur lahar dingin, seperti Sungai Putih, Krasak, Lamat,
Pabelan Batang dan Blongkeng yang berada di kawasan
Magelang dan Sleman, Kali Woro di Klaten, Kali Apu di
Boyolali. (D8, SP 12 Nov 11)
2.11 Kunci mengatasinya adalah tanggap bencana, yaitu
strategi yang sangat teknis dan terukur ketika belum terjadi
banjir lahar dingin, saat terjadi banjir lahar dingin dan
sesudah terjadi banjir lahar dingin. (D8, SP 12 Nov 11)
2.12 Kabupaten Klaten memiliki potensi bencana seperti
gunung meletus, banjir, banjir lahar dingin, tanah longsor,
angin ribut atau puting beliung dan gempa bumi. (D9, SP 15
Nov 11)
2.13 Kita punya teladan para pendahulu negeri ini, seperti
Hatta, Sjahrir, dan lainnya yang meninggal dalam keadaan
sederhana bahkan miskin. (D10, SP 17 Nov 11)
2.14 BNBP menyatakan ada empat daerah yang patut
diberikan prioritas tinggi terkait bencana hidrometeorologi,
yakni kawasan Gunung Merapi (ancaman banjir lahar
dingin),… (D11, SP 21Nov 11)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
2.15 Tarif parkir baru ini akan diberlakukan terhadap semua
jenis kendaraan, yaitu sepeda onthel, sepeda motor hingga
mobil. (D2, SP 2 Des 11)
2.16 Empat calon pimpinan baru KPK, yakni Abraham
Samad, Bambang Widjojanto, Adnan Pandu Raja, dan
Zulkarnain dipilih oleh 56 anggota Komisi III DPR melalui
voting. (D3, SP 5 Des 11)
2.17 Entah proses apa yang dialaminya selama delapan bulan
masa pelarian, yang jelas kemunculan Nunun di Jakarta Sabtu
lalu masih menampakkan dirinya. (D7, SP 14 Des 11)
2.18 Investasi ini berhadapan dengan tiga masalah utama,
yaitu budaya korupsi, masalah infrastruktur, dan inefisiensi
anggaran di birokrasi pemerintahan. (D15, SP 27 Des 11)
2. Distribusi Deiksis dalam tajuk Rencana Harian SOLOPOS Tahun
2011
Distribusi atau letak kata atau frase yang bersifat deiksis dapat
diketahui setelah seluruh data selesai dianalisis. Letak deiksis yang
terdapat dalam tajuk rencana harian SOLOPOS tahun 2011 terletak di
awal, di tengah, dan di akhir. Banyak pula ditemukan dalam sebuah
kalimat yang mengandung dua sampai tiga atau lebih kata atau frase
yang bersifat deiksis. Kata atau frase tersebut berupa deiksis persona,
deiksis waktu, deiksis ruang, deiksis anafora, dan deiksis katafora.
Tabel 2. berikut ini akan memaparkan distribusi deiksis yang terdapat
dalam tajuk rencana harian SOLOPOS tahun 2011.
Tabel 2. Distribusi atau letak Deiksis
No. Data Kalimat Distribusi Deiksis
Awal Tengah Akhir
1 D1 Gejala ini diyakini akan berlangsung
hingga akhir 2011 ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
2 D1 Situasi ini diyakini tak lepas dari
kondisi ekonomi global yang memang
sedang sakit.
3 D1 Kita harus yakin kita mempunyai
potensi untuk memperluas pasar
ekspor.
4 D2 Sejak awal Oktober ini, para jemaah
calon haji Indonesia mulai memasuki
embarkasi haji sesuai jadwal Kloter
maupun daerah asal mereka masing-
masing
5 D2 Kuota haji Indonesia yang diberikan
oleh Pemerintah Arab Saudi tak
mampu mengakomodasi minat negeri
ini untuk berhaji.
6 D2 Krisis ekonomi berkepanjangan dan
fluktualisasi…minat warga negeri ini
untuk berhaji. (D2, SP 3 Okt 11)
7 D2 Kini, antrean untuk berangkat ke
Tanah Suci sudah penuh hingga
bertahun-tahun ke depan.
8 D2 Giliran untuk bisa berangkat ke Tanah
Suci, sekarang jadi semakin lama.
9 D2 Ini menunjukkan jumlah kaum
muslim di negeri ini yang mampu
secara ekonomi, juga semakin
bertambah.
10 D2 Haji menjadi sesuatu yang istimewa
karena penyelenggaraannya harus di
Tanah Suci, Mekkah.
11 D2 Untuk ke sana, butuh biaya banyak
dan ditunjang fisik yang sehat.
12 D2 Ketika jumlah muslim sudah berhaji di
negeri ini setiap tahun semakin
bertambah, semestinya dimensi
kesalehan sosial di negeri ini juga
makin meluas.
13 D2 Ukuran haji mabrur adalah
peningkatan kualitas amal saleh
seperti kedermawanan, kerendahatian,
keadilan dan sifat-sifat kemanusiaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
yang terpuji, …
14 D3 Demikian kalimat bijak yang sering
kita dengar.
15 D3 Makna kalimat ini kami rasa sangat
tepat jika dikaitkan dengan dua “kisah
kecil” terkait pendidikan kita.
16 D3 Mereka berebut status sebagai
pengelola yayasan yang sah dan
berhak “memiliki” dan “mengelola”
sekolah itu secara penuh.
17 D3 Kisah kedua adalah siswa Taman
Kanak-kanak..., karena guru
kesayangan mereka dipindahkan ke
TK Pertiwi lainnya.
18 D3 Guru-guru pun terlibat dalam pusaran
perseteruan itu yang mengakibatkan
para siswa kehilangan hak untuk
mendapatkan pendidikan dan
pengajaran.
19 D3 Secara umum pendidikan kita
memang terlalu mekanis.
20 D3 Nilai–nilai kemanusiaan yang hakiki,
seperti kejujuran, integritas, rasa
tanggungjawab,…
21 D4 Aksi protes itu berwujud keluhan,
gerundelan, makian komplain kepada
content provider …
22 D4 Korbannya makin banyak dan
modusnya makin canggih serta susah
di hindari.
23 D4 Mereka selalu menyatakan layanan
premium dan content khusus itu bukan
produk mereka
24 D4 Itu adalah layanan yang disediakan
oleh pihak lain.
25 D4 Kami yakin setiap operator
mendapatkan keuntungan …
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
26 D4 Pemerintah harus besikap tegas
terhadap seluruh operator seluler dan
mitra-mitra mereka…
27 D4 Mengapa hingga kini tak ada tindakan
tegas?
28 D4 Bagi ratusan juta pelanggan seluler di
negeri ini ,…
29 D5 Beberapa hari terakhir wacana
reshuffle kabinet mengemuka di
banyak media massa
30 D5 Sejauh mana reshuffle kabinet
berpengaruh positif pada rakyat negeri
ini?
31 D5 Bisa jadi rakyat negeri ini tak peduli
dengan urusan reshuffle kabinet itu.
32 D5 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
(SBY) dalam sebuah kesempatan
menyatakan segera membenahi gaya
kepemimpinannya demi…
33 D5 Seluruh warga negeri ini memang
berharap Presiden SBY di sisa waktu
jabatan terakhirnya benar benar
menunjukkan karya nyata demi demi
membangun negeri ini agar…
34 D5 Inilah yang kami perkirakan akan
menciptakan “sinetron” reshuffle
kabinet.
35 D5 Kami dan rakyat negeri ini, punya
harapan sama, reshuffle kabinet jangan
cuma jadi suguhan sinetron…
36 D6 Selebaran tentang ketidakadilan dan
kapitalisme…menjadi motif
mereka…
37 D6 Inilah yang wajib kita waspadai
bersama…
38 D6 Mereka mengindentifikasi diri
sebagai kelompok marginal yang
tersisih dari keberpihakan negara.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
39 D6 Ekonomi dan politik pengelolaan
negara…,yaitu pemodal kuat,dan
berlangsung secara monopolis atau
bahkan oligopolis.
40 D6 Kini, ketidakadilan menjadi beban
kita bersama.
41 D6 Kita harus berupaya mendorong dua
hal sekaligus,yaitu mengurangi
kesenjangan sosial, sekaligus
meningkatkan aktivitas ekonomi.
42 D6 Kami sama sekali tak sepakat dengan
aksi kekerasan, kriminal,…
43 D7 Baru-baru ini, ahli transportasi dari
Unika Soegijapranata Semarang,
Djoko Setijowarno,…
44 D7 Selama ini target pendapatan yang di
tetapkan Pemkot Solo hanya berkisar
Rp 2 miliar per tahun.
45 D7 Ini persoalan menarik.
46 D7 Perparkiran, dalam pandangan kami,
adalah salah satu sektor…
47 D7 Dan setelah itu, mereka butuh tahu ke
mana dan retribusi atau pajak parkir
yang mereka bayarkan.
48 D7 Yang terjadi di Kota Solo selama ini,
pengelolaan parkir berujung pada
penerapan tarif parkir yang “semena-
mena”.
49 D7 Perda perparkiran di
Solo…penerapannya sering kali jauh
dari tarif yang ditetapkan.
50 D7 Kami yakin itu faktual.
51 D7 Kesimpulan kami, ketika pengelolaan
sektor pengelolaan publik di landasi
oleh kepentingan politik praktis,…
52 D7 Pengelolaannya harus dengan
landasan pemikiran mengoptimalkan
kualitas pelayanan publik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
53 D8 Ketentuan ini jelas sangat
subjektif,terlalu multitafsir dan sangat
luas cangkupannya.
54 D8 UU ini menggolongkan dua jenis
informasi yang harus diberikan
lembaga atau badan publik, yaitu
informasi yang di kecualikan dan
informasi terbuka.
55 D8 Kita harus membaca UU ini secara
kritis.
56 D9 Beberapa waktu lalu, Kantor Bank
Indonesia Solo membeberkan hasil
penelitian yang menyimpulkan
pertumbuhan ekonomi Soloraya
cenderung melambat hingga akhir
tahun ini
57 D9 Salah satu kriteria yang membuat Solo
meraih penghargaan itu adalah
kebijakan Pemerintah Kota (Pemkot)
Solo yang memudahkan investasi,…
58 D9 Ini bisa menjadi langkah kecil
membangun sinergi antar pemerintah
daerah.
59 D10 Tapi, belakangan ini, kita disuguhi
data yang membuat kita khawatir.
60 D10 Dalam tataran nomatif, alasan itu bisa
saja kita terima.
61 D10 Rakyat menginginkan negeri ini
segera dibersihkan dari korupsi.
62 D10 Musuh kita sebenarnya sudah sangat
jelas, yaitu koruptor beserta para kroni
dan jaringan mafia mereka.
63 D10 Pemetaan di mana posisi mereka juga
sudah jelas.
64 D10 Yang sulit hanyalah…mereka
memang bersalah,mereka melakukan
tindak pidana korupsi sesuai definisi
dalam UU.
65 D11 Secara pribadi Walikota mendekati
investornya, Chairul Tanjung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
66 D11 Senyampang rencana besar itu belum
terwujud, kami mengajak elemen
masyarakat kota Solo…
67 D11 Konsep Trans Studio harus
disosialisasikan sebelum
pembangunannya di mulai.
68 D11 Kami sepakat Solo harus menarik
investor sebanyak-banyaknya.
69 D11 Jargon pembangunan kota Solo yang
berbasis kota budaya, kini, masih
sekedar slogan, belum merasuk hingga
akar rumput.
70 D12 Menurutnya, 85% dari sekitar 220.000
dosen di Indonesia berkualitas rendah
71 D12 Ini bukan jumlah yang kecil.
72 D12 Pengajuan dokumen itu tidak di sertai
bukti bukti fisik.
73 D13 Mereka berada di berbagai kawasan
pelosok Jawa Tengah.
74 D13 Kondisi ini menjadi ironi karena
beberapa waktu lalu Gubernur Jawa
Tengah,…
75 D13 Fakta ini tak bisa diabaikan karena
listrik menjadi salah satu elemen dasar
untuk menciptakan kehidupan yang
lebih baik.
76 D13 Kalau masih mau serius dengan slogan
itu, Gubernur Bibit harus
memperhatikan realitas ini.
77 D13 Namun, seperti kawasan Dusun
Girpasang,...kawasan ini bukan
kawasan yang terisolasi sepenuhnya.
78 D14 Akhirnya, Presiden SBY selesai
membenahi kabinetnya.
79 D14 Ini bisa menjadi angin segar bagi
pendidikan kita.
80 D15 Dua acara besar itu menyangkut
bidang pariwisata Indonesia.
81 D15 Dipastikan 100 seller dari Jateng yang
berpartisipasi dalam acara ini.
82 D15 Ini membuat Solo kian banyak
dikunjungi wisatawan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
83 D15 Uji materi itu di penuhi MK dalam
sidang terbuka yang dipimpin ketua
MK Mahfud MD di Jakarta, Kamis
(29/9).
84 D16 Mereka menilai selama ini kata
“dapat” dalam pasal tersebut
dimaknai pemerintah pusat…
85 D16 Kami berpandangan, pendidikan
adalah langkah seumur hidup.
86 D16 Kami yakin banyak pribadi, kelompok
masyarakat,…
87 D17 Pekan lalu di Sukoharjo beberapa
rumah rusak karena di terjang angin
ribut.
88 D17 Beberapa kawasan di Soloraya seperti
Klaten bagian selatan, sebagian
wilayah Sukoharjo, Sragen dan
Karanganyar juga rawan banjir.
89 D18 Realitas ini disampaikan dan
disimpulkan Divisi Informasi dan
Dokumentasi Yayasan Wahyu Sosial
(Yawas) Semarang, beberapa waktu
lalu.
90 D18 Protes mereka rata-rata karena usulan
UMK dari kabupaten/kota kepada
gubernur tak selaras dengan
kebutuhan hidup layak (KHL).
91 D18 Sampai saat ini upah buruh memang
selalu menjadi perdebatan.
92 D19 Kini sejarah Sumpah Pemuda dikritik,
tapi bagaimana pun kiprah mereka
menjadi tonggak sejarah penting
sehingga NKRI tetap tegak berdiri
hingga kini dan menghimpun…
93 D19 Kini saatnya pemuda
Indonesia…memperbaiki bangsa ini
yang sekian lama terpuruh dalam
krisis moral.
94 D19 Kini saatnya Pemuda Indonesia
bersepakat membangun tanah air…
95 D19 Generasi muda kita kehilangan jati
diri sebagai bangsa timur, yang punya
kearifan lokal sangat luhur.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
96 D19 Sungguh kita menjadi bangsa yang
tak sopan ketika kini tak peduli sama
sekali pada entitas kebangsaan kita
yang dibangun para pendahulu kita.
97 D20 Perda itu melarang pengoperasian
toko modern 24 jam.
98 D20 Bahkan beberapa hari lalu Wakil
DPRD Kota Solo Supriyanto…
99 D20 Pola belanja dan pemenuhan
kebutuhan masyarakat saat ini telah
berubah.
100 D20 Pola konsumsi masyarakat berubah
seiring perubahan gaya dan pola hidup
mereka.
101 D20 Tetapi respons cerdas para pengusaha
toko modern atas perubahan gaya
hidup dan pola konsumsi serta
kreativitas mereka…
102 D20 Bagaimana jika mereka memerlukan
sesuatu yang harus didapatkan malam
itu?
103 D20 Di mana mereka memperolehnya jika
bukan di toko modern tersebut?
104 D21 Sikap seperti itu adalah buah dari
stigmatisasi ODHA.
105 D21 ODHA menjadi tidak berani keluar
rumah hingga kematiannya.
106 D21 Kami mendorong dan mendukung
setiap upaya penghapusan stigmatisasi
dan diskriminasi terhadap ODHA.
107 D21 Tenaga penjangkau kesulitan
menemui karena mereka cenderung
tertutup, rendah diri dan menjauh dari
lingkungan sosial.
108 D1 UU ini antara lain mengatur migrasi
jaminan pemeliharaan kesehatan
(JPK) jamsostek ke BPJS kesehatan
(PT Askes).
109 D1 UU SJSN yang disahkan pada tahun
2004 hingga kini tak dilaksanakan
pemerintah.
110 D2 Anehnya, ketika nilai proyeknya
ternyata di bawah Rp 100 juta, …
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
111 D2 Di sini transparansi menjadi nisbi.
112 D3 Semua koruptor yang … hukuman
mereka, juga tak perlu mendapatkan
pembebasan bersyarat.
113 D3 Kami mendukung imbauan ketua DPP
Golkar Priyono Budi Santoso bahwa...
114 D3 Kami berpandangan sebenarnya sudah
saatnya negeri ini…
115 D3 Hukum antikorupsi yang diterapkan
selama ini terbukti…
116 D4 Tahun ini menyatakan para pebisnis
di Indonesia masuk empat besar…
117 D4 Kami hanya punya satu pemahaman,
bisnis apapun mestinya dilandasi
moral.
118 D4 Itu pandangan kami.
119 D4 Sedangkan urusan moral, ini
pekerjaan kita bersama.
120 D5 Menurut BNN jateng, saat ini wilayah
Jateng berada di peringkat ketiga...
121 D5 Ketiga faktor tersebut adalah jiwa
muda yang senang mencoba-coba
sesuatu yang baru dan kepribadian
yang masih labil, pengaruh peer group
atau rekan sebaya yang...
122 D6 Kita memang butuh pahlawan.
123 D6 Kalau dulu kita butuh pahlawan
untuk membebaskan bangsa dari
penjajah, kini kita butuh pahlawan-
pahlawan tanpa gelar...
124 D6 Ini hanya sebagian kecil dari kisah
tentang korupsi di negeri ini.
125 D6 Kenyataan inilah yang menjadi alasan
faktual kita butuh pahlawan
antikorupsi.
126 D7 Hingga satu bulan lalu, media massa
Nusantara tajam menyoroti ...
127 D7 Kendati Andi di akhir peninjauannya
menyatakan apa yang dilihatnya
adalah luar biasa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
128 D7 Ada pula ofisial yang mengeluh ...
mereka sebut minim WC itu.
129 D7 Mulai hari ini, para penggawa olah
raga Indonesia akan menyusul kawan-
kawan mereka di Tim Nasional
Sepakbola U-23 bertarung di medan
laga demi gengsi negara.
130 D7 Mereka membekuk Kamboja, 6-0.
131 D7 Kini setelah 14 tahun berlalu,
mestinya sudah waktunya Indonesia...
132 D8 Menurut BPPTK DIY, beberapa
waktu silam, material berupa aliran
lahar dingin hingga Januari tahun ini
sesungguhnya baru 10% ....
133 D8 Pemerintah daerah ... sejumlah sungai
yang menjadi jalur lahar dingin,
seperti Sungai Putih, Krasak, Lamat,
Pabelan Batang, ...
134 D8 Kunci mengatasinya adalah tanggap
bencana, yaitu strategi yang sangat
teknis dan ...
135 D9 Media-media tersebut merupakan
media nasional dengan wilayah
jangkau dan jaringan luas.
136 D9 Kini, “tugas suci” media ini rawan
dikotori, apabila ada intervensi
kepentingan.
137 D9 Itu yang patut dikhawatirkan.
138 D9 Ini yang tak boleh dibiarkan berlarut.
139 D10 Kabupaten Klaten memiliki potensi
bencana seperti gunung meletus,
banjir, banjir lahar dingin, ...
140 D10 Begitupun masih kita ingat bencana
letusan merapi yang dahsyat tahun
lalu.
141 D10 Bila belum ada mimpi atau peringatan
dari tokoh gaib, mereka belum
mengungsi, meski bencana telah
mengintai.
142 D11 Salah satu cerita kesederhanaan hidup
Hatta adalah keinginannya membeli
sepatu merek Bally yang tergolong
bagus pada masa itu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
143 D11 Busyro menyampaikan hal itu dalam
sebuah pidato kebudayaan di Taman
Ismail Marzuki, pekan lalu.
144 D11 Mereka merasa gaya hidup mewah itu
sebagai hal biasa.
145 D11 Politisi di negeri ini sebaiknya
memang kaya lebih dulu, jadi ketika
menduduki jabatan politik, jabatan
publik, mereka tidak mencari
penghidupan dari jabatan dan
kedudukan dari politiknya itu.
146 D11 Kita punya teladan para pendahulu
negeri ini, seperti Hatta, Sjahrir, dan
lainnya ...
147 D12 Salah satu negara tetangga kita,
Thailand, sudah hampir sebulan ini
dilanda banjir bandang.
148 D12 BNBP menyatakan ada empat daerah
yang patut diberikan prioritas tinggi
terkait bencana hidrometeorologi,
yakni kawasan Gunung Merapi ...
149 D12 Kita acap kali mengabaikan tanda-
tanda alam.
150 D12 Mereka merasa sudah akrab dengan
suara gemuruh dan kepulan asap
Krakatau, sehingga ...
151 D13 Kota Solo yang dikenal sebagai
jantung kebudayaan Jawa wajib
melestarikan bangunan keratin dan
kebudayaan di dalamnya.
152 D14 Lontaran Tedjowulan sebenarnya
sudah pernah dia kemukakan
beberapa waktu lalu.
153 D14 Mereka semestinya melihat fakta
bahwa dualisme raja memang benar-
benar ada.
154 D14 Tiap tahun mereka mengadakan
peringatan jumenengan.
155 D14 Kini, secara budaya, keraton juga
bangkrut.
156 D15 Aparat Polda Jateng beberapa hari
lalu menggerebek pabrik mi yang ...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
157 D15 Apabila mi tersebut beredar luas di
masyarakat, tentu menimbulkan efek
negatif bagi kesehatan.
158 D16 Bocah siswa SD terancam dikeluarkan
dari sekolah karena kawan-kawan
sekelasnya ketakutan akibat ...
159 D16 Tiga kisah ini membuat kita miris.
160 D16 Kekerasan, entah siapa pun pelakunya
dan atas alasan apapun, tapi tidak bisa
dibenarkan.
161 D16 Kekerasan dalam pendidikan, apa pun
bentuk, baik kekerasan fisik maupun
kekerasan kebijakan, pasti lebih besar
dampak negatifnya.
162 D16 Mereka kira dengan kekerasan anak
langsung berubah sesuai keinginan ...
163 D17 Apa yang terjadi di Semarang, Kamis
lalu, menjadi potret nyata, proses
penganggaran APBD begitu rentan
terhadap praktik kolusi dan korupsi.
164 D17 Kasus di Semarang tentunya menjadi
keprihatinan kita bersama.
165 D17 Tidak hanya prihatin, kami
mendorong praktik jual-beli anggaran
ini harus ditindak tegas.
167 D18 Namun jembatan yang baru rampung
dibangun pada 2001 itu keburu rontok
di tahun ke-10 usianya.
168 D1 Krisis air bersih kini mengancam
532.439 jiwa penduduk Kota Solo.
167 D1 Masyarakat Kabupaten Karanganyar
... sumber air di wilayahnya.
168 D2 Perda ini direncanakan efektif berlaku
pada 2012.
169 D2 Tarif parkir baru ini akan diberlakukan
terhadap semua jenis kendaraan, yaitu
sepeda onthel, sepeda motor hingga
mobil.
170 D2 Rencana penerapan tarif parkir... saat
ini pasti juga terkait dengan PAD.
171 D2 Beberapa waktu lalu harian ini
pernah memberitakan penghitungan
potensi pendapatan dari perpakiran di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
Solo oleh seorang ahli transportasi
yang memunculkan angka jauh di atas
PAD perpakiran yang selama ini
masuk ke kas Pemkot Solo.
172 D3 Empat calon pimpinan baru KPK,
yakni Abraham Samad, Bambang
Widjojanto, ...
173 D3 Tentu mereka tidak ingin bunuh diri
dengan membuat senjata yang akan
memakan tuannya.
174 D3 Di satu sisi mereka ingin tampil
sebagai pahlawan bagi rakyat yang
diwakilinya, namun di sisi lain
mereka cenderung mengelabui rakyat
dengan gaya berpolitik yang
kompromistis demi kepentingan
mereka sendiri.
175 D3 Sekarang tidak ada lain yang patut
kita andalkan selain kembali ke
kekuatan rakyat.
176 D3 Rakyat harus mengawal KPK dan
meminta tanggung jawab mereka
pada batas waktu tertentu.
177 D4 Pekan lalu SOLOPOS memberitakan
BKD Kabupaten Klaten menemukan...
178 D4 Paling dominan, mereka menghilang
saat jam kerja belum berakhir.
179 D5 Tempat ini menjadi lokasi seorang
pelanggar hukum untuk dinestapai,
diberi hukuman yang merampas
kebebasannya agar bisa menjadi
pelajaran baginya.
180 D6 Mereka menangguk keuntungan
pribadi.
181 D7 Dia hanyalah pedagang sayuran
berusia 26 tahun.
182 D7 Gara-garanya, dagangannya digaruk
aparat Tunisia.
183 D7 Dia pun mengembuskan nafas terakhir
beberapa hari setelah aksi bakar diri
itu.
184 D7 Aksi ini menjungkalkan Presiden
Tunisia Zine al-Abidine Ben Ali.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
185 D7 Dia meninggal dunia di RS Cipto
Mangunkusumo Jakarta, beberapa
hari kemudian.
186 D7 Itu semua terkait dengan
ketidakadilan.
187 D8 Entah proses apa yang dialaminya
selama delapan bulan masa pelarian,
yang jelas kemunculan Nunun di
Jakarta Sabtu lalu masih
menampakkan dirinya.
188 D8 Dia bahkan tak tahu menahu ihwal
aksi terorismenya, tapi dia tetap
ditangkap, disidik, dan dihukum
beberapa tahun penjara.
189 D8 Sebagai pesakitan, dia masih
menyelamatkan harga dirinya, bahwa
dia sanggup para penjahat utama.
191 D9 Dia dikenai hukuman percobaan.
192 D9 Lanjar dinilai bersalah, lalai yang
mengakibatkan istrinya meninggal....
193 D9 Secara faktual dia telah menjalani
masa tahanan lebih dari sebulan.
194 D9 Kita harus meneguhkan kembali
semangat…
195 D10 Menurutnya, kejujuran dan sportivitas
merupakan spirit yang membuat kita...
196 D10 Dua hal itu yang kini menjadi barang
langka di Republik ini.
197 D10 Ketika kalah mereka akan melakukan
berbagai upaya untuk ...
198 D10 Jika ini dibiarkan, bangsa ini akan
semakain tenggelam dalam lumpur
kenistaan dan kejumudan.
199 D11 Rencana ini patut didukung dan harus
segera direalisasikan.
200 D11 Hal ini tidak bisa dibiarkan.
201 D11 Bangunan itu merupakan monument
babak perjalanan sejarah bangsa ...
202 D11 Rencana renovasi dengan dukungan
dana dari pemerintah pusat ini sudah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
dikemukakan sejak beberapa tahun
lalu.
203 D12 Kami berpendapat kebijakan
penganggaran untuk ...
204 D12 Bisa jadi, ini tak hanya terjadi di Kota
Solo, tetapi…di negeri ini.
205 D13 Beberapa hari terakhir mengemuka
isu untuk mengadakan kongres luar
biasa (KLB) lagi.
206 D13 Sesungguhnya kita semua tahu apa
alasan utama RD.
207 D13 Dia tak mau membangun Timnas
dengan halangan utama ...
208 D13 Jika pengurus PSSI tak mampu
mengatur diri mereka sendiri dalam
komitmen mengelola sepak bola
nasional, bisa dipastikan mereka
takkan mampu
209 D14 Menarik mencermati tema Perayaan
Natal Nasional tahun ini yang
menggambarkan…
210 D15 Kita patut mempertanyakan mengapa
Pemkot sampai…
211 D15 Mereka merasa tak masalah untuk
mencuri listrik demi lampu PJU.
212 D16 Kabar baik pekan lalu itu
membangkitkan optimisme.
213 D16 Investasi ini berhadapan dengan tiga
masalah utama, yaitu budaya korupsi,
masalah infrastruktur, ...
214 D17 Beberapa hari lalu, Wakil Gubernur
DKI Jakarta, Prijanto, mengundurkan
diri.
215 D17 Sebelumnya, Wakil Bupati Garut,
Dicky Candra, juga meninggalkan
kursi jabatannya.
216 D17 Sejauh mana komitmen mereka untuk
memajukan daerah dan berpihak
kepada rakyat
217 D17 Rakyat akan menilai kepala dan wakil
kepala daerah saja tak akur,
bagaimana mereka bisa mengakurkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
rakyat yang beraneka macam karakter,
kebutuhan, dan latar belakangnya?
218 D17 Ini acap kali memunculkan keretakan
antara kepala daerah dan wakilnya.
219 D18 Itulah yang harus dilakukan.
220 D18 Sekarang, banyak pernyataan para
penguasa begeri serba melangit.
221 D18 Kepada rakyat mereka memberi
harapan setinggi langit, ...
JUMLAH 80 152 32
Tabel 2. Menunjukkan bahwa distribusi deiksis yang terdapat
dalam tajuk rencana harian SOLOPOS tahun 2011 paling banyak
ditemukan pada bagian tengah kalimat. Distribusi atau letak deiksis pada
bagian tengah kalimat memiliki angka presentase sebesar 57,5% atau
sebanyak 152 deiksis, sedangkan angka persentase untuk deiksis yang
terletak dibagian awal kalimat sebesar 30,3% dan 12,12% untuk deiksis
yang terdapat pada bagian akhir kalimat. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa distribusi deiksis yang terdapat dalam tajuk rencana
harian SOLOPOS tahun 2011 paling banyak ditemukan ditengah kalimat.
3. Kecenderungan Pemakaian Deiksis dalam Tajuk Rencana Harian
SOLOPOS Tahun 2011
Dari hasil analisis bentuk-bentuk deiksis yang telah dipaparkan
diatas, dapat diketahui kecenderungan pemakaian deiksis yang terdapat
dalam tajuk rencana harian SOLOPOS tahun 2011. Dari hasil analisis
tersebut ditemukan jumlah deiksis pada masing-masing bentuk deiksis
yang terdapat dalam tajuk rencana seperti deiksis persona, deiksis
ruang, deiksis waktu, deiksis anafora, dan deiksis katafora.
Jumlah deiksis persona yang ditemukan sebanyak 105 deiksis.
Bentuk deiksis ruang yang terdapat dalam tajuk rencana tersebut
sebanyak 21 deiksis, untuk deiksis waktu ditemukan 40 deiksis.
Deiksis pemarkah anafora yang ditemukan dalam tajuk rencana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
tersebut sebanyak 83 deiksis, dan deiksis pemarkah katafora sebanyak
18 deiksis. Jumlah keseluruhan deiksis yang terdapat dalam tajuk
rencana harian SOLOPOS tahun 2011, yaitu 267 deiksis.
Deiksis yang paling banyak ditemukan dalam tajuk rencana
harian SOLOPOS tahun 2011 adalah deiksis persona dengan jumlah
105 deiksis atau sebesar 39,3% dari jumlah keseluruhan deiksis yang
ditemukan. Bentuk deiksis persona sendiri terbagi menjadi tiga, yaitu
bentuk persona pertama, persona kedua, dan persona ketiga. Dalam
tajuk rencana tersebut ditemukan bentuk persona pertama dan persona
ketiga, tidak terdapat bentuk persona kedua. Deiksis persona yang
ditemukan adalah bentuk persona pertama jamak, yaitu kami dan kita;
dan bentuk persona ketiga tunggal berupa dia, -nya; juga persona
ketiga jamak berupa mereka.
Dari hasil analisis tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
pemakaian deiksis yang terdapat dalam tajuk rencana harian
SOLOPOS tahun 2011 adalah cenderung memakai bentuk deiksis
persona seperti kami, kita, dia, -nya, dan mereka. Hal ini disebabkan
karena tajuk rencana disusun oleh tim atau kelompok orang, bukan
karya perseorangan, sehingga bentuk kata ganti yang dipakai adalah
kami dan kita. Hal ini dapat dikaitkan dengan kesimpulan seorang
peneliti yang menyatakan bahwa:
Kami bersifat eksklusif, artinya pronomina itu mencakupi
pembicara/peneliti dan orang lain dipihaknya, tetapi tidak
mencakupi orang lain dipihak pendengar/pembacanya.
Sebaliknya, kita bersifat inklusif, artinya pronomina itu
mencakupi tidak saja pembicara/peneliti, tetapi juga
pendengar/pembaca, dan mungkin pula pihak lain (Purwo,
1984: 24).
Kecenderungan pemakaian deiksis persona bentuk persona
pertama jamak dan persona ketiga tersebut juga terkait karakteristik
penulisan dari tajuk rencana itu sendiri. Tajuk rencana merupakan
salah satu jenis wacana jurnalistik, sehingga dalam penulisannya juga
harus memperhatikan sifat-sifat bahasa jurnalistik. Anwar (1984: 1)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
menyatakan bahwa bahasa jurnalistik memiliki sifat-sifat khas, yaitu
singkat, padat, sederhana, lancar, jelas, lugas, dan menarik. Dalam
tajuk rencana biasanya diungkapkan adanya informasi atau masalah
aktual, penegasan pentingnya masalah, opini redaksi tentang masalah
tersebut, kritik dan saran atas permasalahan, dan harapan redaksi akan
peran serta pembaca. Pernyataan fakta dan opini ini biasanya
diutarakan secara singkat, logis, menarik ditinjau dari segi penulisan
dengan tujuan untuk mempengaruhi pendapat/ menerjemahkan berita
yang menonjol agar pembaca menjadi menyimak seberapa penting
berita tersebut (Pujanarko, 2005).
4. Sumbangannya terhadap Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia
di SMK
Dalam materi pelajaran bahasa Indonesia di SMK kelas X
terdapat kompetensi dasar “ Menulis dengan Memanfaatkan
Kategori/Kelas Kata”. Pada bab ini siswa mempelajari kelas kata,
frase, dan macamnya serta bagaimana memanfaatkan kelas kata dalam
perincian dengan memperhatikan keefektifan. Kelas kata dalam materi
ini terbagi menjadi: (1) kata kerja (verba), (2) kata sifat (adjektiva), (3)
kata keterangan (adverbia), (4) kata benda (nomina), kata ganti
(pronomina), kata bilangan (numeralia), dan (5) kata tugas. Kata ganti
(pronomina) merupakan salah satu jenis kelas kata yang dibahas dalam
pembelajaran tersebut.
Dalam materi pembelajaran di SMK, dijelaskan mengenai
macam-macam pronomina Ada tiga macam pronomina dalam bahasa
Indonesia, yakni: (1) pronomina persona, (2) pronomina penunjuk, dan
(3) pronomina penanya.
a. Pronomina persona meliputi pronomina reduplikasi, misalnya:
kita-kita, dia-dia, dan beliau-beliau; pronomina berbentuk frasa,
misalnya: kamu sekalian, aku ini, dia itu; pronomina takrif,
terbatas pada pronomina persona (orang) misalnya: (1) Pronomina
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
persona I (kata ganti orang I): saya, aku (tunggal), dan kami, kita
(jamak); (2) Pronomina persona II (kata ganti orang II): kamu,
engkau, Anda (tunggal), dan kalian, Anda sekalian (jamak); (3)
Pronomina persona III (kata ganti orang III) : ia, dia,
beliau(tunggal), danmereka (jamak); dan pronomina tak takrif,
tidak menunjuk pada orang atau benda tertentu, misalnya sesuatu,
seseorang, barang siapa, siapa, apa-apa, dan masing-masing
sendiri.
b. Pronomina penunjuk. Pronomina Penunjuk dalam bahasa
Indonesia ada tiga macam, yaitu: (1) pronomina penunjuk umum
berupa ini, itu, dan anu; (2) pronomina penunjuk berupa tempat
sini, situ, atau sana; dan (3) pronomina penunjuk ihwal berupa
begini dan begitu.
c. Pronomina Penanya. Pronomina penanya adalah pronomina yang
dipakai sebagai pemarkah pertanyaan. Contohnya siapa, apa, mana,
mengapa, kapan, dimana, bagaimana, dan berapa.
Berdasarkan hubungannya dengan nomina, pronomina dibedakan
menjadi:
1) Pronomina intratekstual, yaitu pronomina dalam kaitan dengan teks
yang sama
Contoh : Pak Amin kepala seksi saya yang baru. Pekerjaannya rapi.
(-nya mengacu ke Pak Amin)
2) Pronomina ekstratekstual, yaitu pronomina dalam kaitan teks yang
berbeda.
Contoh : Saya yang mengetiknya.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian
mengenai deiksis yang terdapat dalam tajuk rencana memberikan
sumbangan terhadap materi pembelajaran di SMK. Hal ini disebabkan
kajian teori dalam penelitian ini relevan dengan materi pembelajaran
tersebut. Deiksis eksofora yang terdiri dari deiksis persona, ruang, dan
waktu terdapat dalam materi pembelajaran di SMK. Deiksis endofora
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
yang meliputi pemarkah anafora dan katafora juga termasuk dalam
materi tersebut, perbedaannya hanya terletak pada istilahnya. Istilah
anafora dalam pembelajaran di SMK disebut pronomina intratekstual,
sedangkan katafora disebut pronomina ekstratekstual. Hal ini dapat
dikaitkan dengan pernyataan seorang peneliti bahwa “Guru harus
memilih bahan pelajaran dari berbagai sumber kemudian
mengintegrasikan menjadi kesatuan bahan pelajaran yang sesuai
dengan kebutuhan siswa” (Hanafi dkk, 1981: 10).
Teori-teori yang terdapat dalam penelitian ini baik mengenai
deiksis eksofora maupun endofora dapat dijadikan materi pembelajaran
dalam kompetensi dasar tersebut atau dapat dijadikan sumber ide bagi
guru. Hasil analisis dari penelitian ini yang berupa kalimat-kalimat
yang mengandung deiksis dapat digunakan oleh guru sebagai bahan
untuk memberikan contoh-contoh bentuk pemakaian kata ganti
sekaligus sebagai contoh model pemakaian bahasa. Hal ini sesuai
dengan pernyataan seorang pakar bahasa bahwa:
Dalam proses pengajaran bahasa, guru hendaknya
memanfaatkan buku pelajaran sebagai (a) sumber ide, (b)
sumber model pemakaian bahasa, dan (c) pengarah
pengajaran menuju ke tujuan pengajaran bahasa (Dawson dan
Zollinger dalam Hanafi dkk, 1981: 15).
C. Pembahasan
Berdasarkan analisis data yang telah peneliti lakukan, dalam tajuk
rencana harian SOLOPOS tahun 2011 ditemukan bentuk-bentuk
pemakaian deiksis, distribusi atau letak deiksis, kecenderungan pemakaian
deiksis, dan sumbangannya terhadap materi pembelajaran Bahasa
Indonesia di SMK. Bentuk-bentuk deiksis tersebut adalah deiksis luar-
tuturan (eksofora) dan deiksis dalam-tuturan (endofora). Deiksis eksofora
adalah pemberian petunjuk kepada pendengar atau pembaca supaya
melihat di luar teks untuk menemukan atau mengidentifikasi apa yang
sedang diacu, sedangkan deiksis endofora adalah pemberian petunjuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
kepada pendengar atau pembaca supaya melihat di dalam teks untuk
menemukan apa yang sedang diacu. Deiksis eksofora yang ditemukan
dalam tajuk rencana terdiri dari deiksis persona, deiksis waktu, dan deiksis
tempat atau ruang. Deiksis endofora yang ditemukan terdiri dari deiksis
anafora, dan deiksis katafora.
Deiksis persona merupakan kata ganti yang dipakai untuk mengacu
ke orang. Pronomina dapat mengacu pada diri sendiri (persona pertama),
mengacu pada orang yang diajak bicara (persona kedua), atau mengacu
pada orang yang dibicarakan (persona ketiga). Deiksis persona pertama
yang ditemukan dalam tajuk rencana harian SOLOPOS tahun 2011, yaitu
bentuk kita dan kami yang merupakan persona pertama jamak. Dalam
tajuk rencana tersebut tidak ditemukan pemakaian bentuk persona pertama
tunggal seperti saya dan aku. Selain itu, pemakaian bentuk persona kedua
seperti engkau, kamu, Anda, dikau, kau- dan –mu juga tidak ditemukan
dalam tajuk rencana ini. Hal ini disebabkan penyampaian informasi dari
tajuk rencana tersebut. Djuroto (2000: 78) mengemukakan bahwa suara
tajuk rencana bukan suara perseorangan atau pribadi melainkan suara
kolektif seluruh wartawan dan karyawan dari suatu lembaga penerbitan
pers, maka apa pun yang dibahas atau diulas, tajuk rencana tidak boleh
mengesampingkan pendapat redaksi. Selain itu tajuk tidak bisa mengupas
suatu kejadian yang sudah lama berlangsung. Tajuk juga menggambarkan
falsafah dan pandangan hidup dari penerbitnya.
Bentuk-bentuk deiksis ruang yang digunakan, yaitu pronominal
demonstratif seperti ini dan itu. Bentuk-bentuk deiksis waktu yang
digunakan, yakni leksem waktu seperti kini, sekarang, selama ini, hari
ini, beberapa waktu lalu, beberapa hari lalu, dulu, pekan lalu, sebulan
ini, tahun lalu, dan tahun ini. Penggunaan deiksis waktu tersebut
disebabkan karena tajuk tidak bisa mengupas suatu kejadian yang sudah
lama berlangsung (Djuroto, 2000: 78). Bentuk-bentuk deiksis anafora dan
katafora yang ditemukan di antaranya pronominal demonstratif, bentuk
terikat –nya, dan persona ketiga jamak berupa mereka. Penggunaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
bentuk anafora dan katafora tersebut sebagai pengemas bahasa yang
efektif dan efisien, sehingga pembaca tidak menghabiskan waktunya untuk
membaca bacaan yang terlalu panjang. Hal ini dikaitkan dengan
pernyataan Anwar (1984: 1) bahwa tajuk rencana merupakan salah satu
jenis wacana jurnalistik, sehingga dalam penulisannya juga harus
memperhatikan sifat-sifat bahasa jurnalistik, yaitu singkat, padat,
sederhana, lancar, jelas, lugas, dan menarik. Badudu (dalam Anwar, 1984:
2) mengatakan bahwa :
Bahasa surat kabar harus singkat, padat, sederhana, jelas, lugas
tetapi selalu menarik. Sifat-sifat itu harus dipenuhi oleh bahasa
surat kabar mengingat bahwa surat kabar dibaca oleh lapisan
masyarakat yang tidak sama tingkat pengetahuannya. Mengingat
bahwa orang tidak harus menghabiskan waktunya hanya dengan
membaca surat kabar. Harus lugas, tetapi jelas, agar mudah
dipahami. Orang tidak perlu mengulang-ulang apa yang
dibacanya karena ketidakjelasan bahasa yang digunakan dalam
surat kabar itu.
Distribusi atau letak kata atau frase yang bersifat deiksis dalam
tajuk rencana harian SOLOPOS tahun 2011 terdapat di awal, di tengah,
dan di akhir. Banyak pula ditemukan dalam sebuah kalimat yang
mengandung dua sampai tiga atau lebih kata atau frase yang bersifat
deiksis. Kata atau frase tersebut berupa deiksis persona, deiksis waktu,
deiksis ruang, deiksis anafora, dan deiksis katafora. Distribusi deiksis yang
bervariatif, yaitu terletak di awal, tengah, dan akhir ini bertujuan untuk
menimbulkan daya tarik bagi pembaca agar pembaca tidak bosan.
Pernyataan fakta maupun opini dalam tajuk diutarakan secara singkat,
logis, dan menarik untuk mempengaruhi pendapat atau menerjemahkan
berita agar pembaca menjadi menyimak seberapa penting berita tersebut.
Hal ini dapat dikaitkan dengan kesimpulan seorang peneliti yang
menyatakan,”Batasan tajuk rencana sebagai pernyataan mengenai fakta
dan opini secara singkat, logis, menarik ditinjau dari segi penulisan dan
bertujuan untuk mempengaruhi pendapat, atau memberikan interpretasi
terhadap suatu berita yang menonjol sebegitu rupa, sehingga bagi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
kebanyakan pembaca surat kabar akan menyimak akan pentingnya arti
berita yang ditajukkan tadi” (Spencer dalam Santana, 2005: 70).
Pemakaian deiksis dalam tajuk rencana harian SOLOPOS tahun
2011 cenderung memakai deiksis persona. Pemakaian deiksis persona
tersebut meliputi bentuk persona pertama jamak berupa kita dan kami,
bentuk persona ketiga tunggal berupa dia, -nya, dan persona ketiga jamak
berupa mereka. Kecenderungan pemakaian deiksis tersebut terkait dengan
unsur dari tajuk rencana. Suherman (dalam Santana, 2005: 66)
mengungkapkan ada tiga unsur penting dalam tajuk rencana, yaitu fakta,
interpretasi, dan opini. Fakta, interpretasi maupun opini yang disampaikan
tim redaksi dinyatakan berupa ungkapan-ungkapan atau kalimat tidak
langsung, sehingga bentuk kata ganti yang dipakai adalah kami yang
mencakup pembicara/penulis dan orang lain dipihaknya; tetapi tidak
mencakupi orang lain dipihak pendengar atau pembacanya, dan kita yang
mencakup tidak saja pembicara/penulis, tetapi juga pendengar/pembaca,
dan mungkin pula pihak lain (Purwo, 1984: 24).
Sumbangannya terhadap materi pembelajaran Bahasa Indonesia di
SMK, yaitu teori maupun hasil dari penelitian ini yang mengkaji tentang
deiksis baik deiksis eksofora maupun deiksis endofora yang relevan
dengan materi pembelajaran di SMK. Materi pembelajaran merupakan
salah komponen penting yang menunjang keberhasilan pengajaran. Seperti
yang dikemukakan oleh Syafi‟ie (dalam Suparti, Sugiran, dan Sulistiyono,
2010: 1) bahwa keberhasilan pengajaran ditentukan oleh beberapa faktor.
Faktor-faktor tersebut antara lain kurikulum, guru, siswa, dan sarana
pendukung lainnya. Secara umum di dalam kurikulum tercakup tujuan,
materi, metode dan strategi pembelajaran di kelas.
Perbedaan antara materi deiksis dalam pembelajaran di SMK
dengan teori penelitian ini hanya terletak pada istilah deiksis tersebut,
seperti deiksis anafora dalam pembelajaran di SMK disebut pronomina
intratekstual, sedangkan katafora disebut pronomina ekstratekstual. Teori-
teori yang terdapat dalam penelitian ini baik mengenai deiksis eksofora
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
maupun endofora dapat dijadikan materi pembelajaran dalam kompetensi
dasar tersebut atau dapat dijadikan sumber ide bagi guru. Hasil analisis
dari penelitian ini yang berupa kalimat-kalimat yang mengandung deiksis
dapat digunakan oleh guru sebagai bahan untuk memberikan contoh-
contoh bentuk pemakaian kata ganti sekaligus sebagai contoh model
pemakaian bahasa. Hal ini sesuai dengan pernyataan Dawson dan
Zollinger (dalam Hanafi dkk, 1981: 15) bahwa dalam proses pengajaran
bahasa, guru hendaknya memanfaatkan buku pelajaran sebagai (a) sumber
ide, (b) sumber model pemakaian bahasa, dan (c) pengarah pengajaran
menuju ke tujuan pengajaran bahasa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan analisis data mengenai pemakaian deiksis dalam tajuk
rencana harian SOLOPOS tahun 2011 dapat ditarik simpulan sebagai berikut.
1. Bentuk-bentuk deiksis dalam tajuk rencana harian SOLOPOS tahun 2011
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu deiksis eksofora yang meliputi deiksis
persona, deiksis tempat, dan deiksis waktu; dan deiksis endofora yang
meliputi deiksis anafora dan deiksis katafora. Bentuk-bentuk deiksis persona
yang digunakan, yaitu persona pertama jamak yang berupa kami dan kita;
persona ketiga tunggal berupa dia, dan –nya; dan persona ketiga jamak yang
berupa mereka. Bentuk-bentuk deiksis ruang yang digunakan, yaitu
pronominal demonstratif. Bentuk-bentuk deiksis waktu yang digunakan,
yakni leksem waktu. Bentuk-bentuk deiksis anafora dan katafora yang
ditemukan di antaranya pronominal demonstratif, bentuk terikat –nya, dan
persona ketiga jamak berupa mereka.
2. Distribusi atau letak kata atau frase yang bersifat deiksis dalam tajuk rencana
harian SOLOPOS tahun 2011 terdapat di awal, di tengah, dan di akhir. Hal
ini disebabkan karena pernyataan fakta maupun opini dalam tajuk diutarakan
secara singkat, logis, dan menarik untuk mempengaruhi pendapat atau
menerjemahkan berita yang menonjol agar pembaca menjadi menyimak
seberapa penting berita tersebut.
3. Pemakaian deiksis dalam tajuk rencana harian SOLOPOS tahun 2011
cenderung memakai deiksis persona yang meliputi bentuk persona pertama
jamak, persona ketiga tunggal, dan persona ketiga jamak. Kecenderungan
pemakaian deiksis tersebut terkait dengan unsur dari tajuk rencana, yaitu
fakta, interpretasi, dan opini. Fakta, interpretasi maupun opini yang
disampaikan tim redaksi dinyatakan berupa ungkapan-ungkapan atau kalimat
tidak langsung, sehingga bentuk kata ganti yang dipakai adalah kami, kita,
dia, -nya, dan mereka.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
4. Sumbangannya terhadap materi pembelajaran bahasa Indonesia di SMK,
teori-teori yang terdapat dalam penelitian ini baik mengenai deiksis eksofora
maupun endofora dapat dijadikan materi pembelajaran dalam kompetensi
dasar tersebut atau dapat dijadikan sumber ide bagi guru. Hasil analisis dari
penelitian ini yang berupa kalimat-kalimat yang mengandung deiksis dapat
digunakan oleh guru sebagai bahan untuk memberikan contoh-contoh bentuk
pemakaian kata ganti sekaligus sebagai contoh model pemakaian bahasa.
B. Implikasi
Berdasarkan simpulan di atas, hasil penelitian ini dapat dirumuskan
beberapa implikasi. Ditemukannya bentuk-bentuk deiksis dalam tajuk rencana
harian SOLOPOS tahun 2011. Hal ini berimplikasi bahwa tajuk rencana
menjelaskan berita, artinya, dan akibatnya pada masyarakat, sehingga pemakaian
deiksis eksofora maupun deiksis endofora ini merupakan hal yang tepat.
Diketahuinya letak-letak deiksis dalam tajuk rencana berimplikasi bahwa
adanya variasi pemakaian deiksis yang menimbulkan daya tarik bagi pembaca.
Dan diketahuinya kecenderungan pemakaian deiksis dalam tajuk rencana
berimplikasi bahwa pemakaian bentuk deiksis tersebut banyak ditemukan dalam
ungkapan atau kalimat yang tidak langsung.
Hasil penelitian ini berimplikasi terhadap materi pembelajaran Bahasa
Indonesia di SMK. Dengan adanya pemakaian deiksis dalam tajuk rencana dapat
dijadikan tambahan materi atau contoh-contoh dalam pembelajaran bahasa
Indonesia yang berkaitan dengan kata ganti. Selain itu, dalam dunia pendidikan
berimplikasi bahwa kajian pragmatik berupa deiksis memberikan gambaran yang
lebih jelas mengenai bahasa yang sesuai pada konteksnya.
C. Saran
Berdasarkan paparan di atas ada beberapa saran kepada berbagai pihak
sebagai berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
1. Bagi Redaktur
Dalam menuliskan tajuk rencana hendaknya redaktur menggunakan deiksis
yang bervariasi sehingga akan memudahkan pembaca dalam memahami isi
tajuk rencana tersebut.
2. Bagi Pembaca
Pembaca hendaknya memperhatikan adanya unsur di luar bahasa yang
mempengaruhi makna sebuah kalimat. Adanya perubahan segi makna kata
atau kalimat tersebut dikarenakan penggantian konteks. Maka dari itu
pembaca harus memahami konteks dalam wacana tersebut.
3. Guru bahasa Indonesia
Sebaiknya guru bahasa Indonesia dapat memanfaatkan hasil penelitian ini
karena kajian teori maupun hasil analisis data penelitian ini berkaitan erat
dengan materi pembelajaran yang ada di sekolah khususnya SMK dalam hal
pemakaian pronomina atau kata ganti dalam bahasa Indonesia
4. Murid
Murid hendaknya memanfaatkan bacaan tidak hanya dari buku teks, tetapi
dari berbagai media massa. Dengan memperbanyak membaca artikel, berita,
maupun tajuk rencana yang terdapat dalam surat kabar, murid akan memiliki
perbendaraan kata yang lebih luas, lebih memahami adanya deiksis yang
bervariasi, sehingga dalam membuat karangan atau sejenisnya diksi yang
digunakan akan lebih bervariatif pula.