digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

109
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DEIKSIS DALAM TAJUK RENCANA HARIAN SOLOPOS TAHUN 2011 DAN SUMBANGANNYA TERHADAP MATERI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMK SKRIPSI Oleh: ADITYA RAHARDANI K1208001 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juni 2012

Transcript of digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

Page 1: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DEIKSIS DALAM TAJUK RENCANA HARIAN SOLOPOS TAHUN 2011

DAN SUMBANGANNYA TERHADAP MATERI PEMBELAJARAN

BAHASA INDONESIA DI SMK

SKRIPSI

Oleh:

ADITYA RAHARDANI

K1208001

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juni 2012

Page 2: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Aditya Rahardani

NIM : K1208001

Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

menyatakan bahwa skripsi saya berjudul ”DEIKSIS DALAM TAJUK

RENCANA HARIAN SOLOPOS TAHUN 2011 DAN SUMBANGANNYA

TERHADAP MATERI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI

SMK” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber

informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil

jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, Mei 2012

Yang membuat pernyataan

Aditya Rahardani

Page 3: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

DEIKSIS DALAM TAJUK RENCANA HARIAN SOLOPOS TAHUN 2011

DAN SUMBANGANNYA TERHADAP MATERI PEMBELAJARAN

BAHASA INDONESIA DI SMK

Oleh:

ADITYA RAHARDANI

K1208001

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan

Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juni 2012

Page 4: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 5: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 6: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

MOTTO

”Tuhan hanya ada ketika manusia membiarkanNya masuk”

(Author Unknown)

”Tujuan kita hidup adalah untuk melahirkan apa-apa yang terbaik yang ada di

dalam diri kita”

”God’s promises are like the stars :

The darker the night, the brighter they shine”

(David Nicholas)

Page 7: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

PERSEMBAHAN

Dengan rasa syukur, karya ini

kupersembahkan untuk :

1. ”Ayahanda Hardi dan Ibunda Nanik”

Bapak.. Ibu.. Terima kasih untuk doa

yang senantiasa iringi langkahku.. Kasih

sayang yang begitu sempurna untukku..

Kalian adalah motivasi hidupku..

2. “Betty Novarina Handini, Canggih Jalu

Prakusya, dan Lisandra Anandita”

Terima kasih karena selalu

membuatku merasa damai di samping

kalian.. Bangganya memiliki adik

kalian..

3. ”Dino Kusuma”

Terima kasih untuk semangat,

inspirasi, dukungan, dan perhatian yang

kamu berikan setiap saat. Terima kasih telah

mewarnai hari-hariku. Kamu membuatku

merasa beruntung memilikimu...

4. ”Pepi, Nana, dan Ayuk”

Terima kasih untuk saran dan

nasihat di kala aku salah arah. Semoga

persahabatan kita abadi...

Page 8: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

ABSTRAK

Aditya Rahardani. K1208001. DEIKSIS DALAM TAJUK RENCANA

HARIAN SOLOPOS TAHUN 2011 DAN SUMBANGANNYA TERHADAP

MATERI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMK. Skripsi,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Juni 2012.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: (1) bentuk-bentuk

deiksis yang terdapat dalam tajuk rencana harian SOLOPOS tahun 2011, (2)

distribusi deiksis dalam tajuk rencana harian SOLOPOS tahun 2011, (3)

kecenderungan pemakaian deiksis dalam tajuk rencana harian SOLOPOS tahun

2011, dan (4) sumbangannya terhadap materi pembelajaran bahasa Indonesia di

SMK.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan

menggunakan pendekatan analisis isi (content analysis). Sumber data berupa

dokumen atau arsip, yaitu tajuk rencana harian SOLOPOS tahun 2011. Teknik

pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Teknik pengumpulan

data dilakukan dengan analisis dokumen atau arsip. Validitas data diuji

menggunakan triangulasi teori dan triangulasi peneliti. Analisis data

menggunakan teknik analisis mengalir atau jalinan (flow model of analysis).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) bentuk-bentuk deiksis yang

terdapat dalam tajuk rencana harian SOLOPOS tahun 2011, antara lain: (a)

bentuk-bentuk deiksis persona yang digunakan, yaitu kami, kita, mereka, dia, dan

-nya; (b) bentuk-bentuk deiksis tempat yang digunakan adalah (negara) ini,

tempat itu (RUTAN), ke sana (Mekkah), dan (sekolah) itu; (c) bentuk-bentuk

deiksis waktu yang dipakai, yaitu sekarang, pekan lalu, beberapa hari terakhir,

tahun lalu, tahun ini, saat ini, beberapa waktu lalu, kini, selama ini, dan dulu; (d)

bentuk-bentuk deiksis anafora yang dipakai, yaitu mereka, dia, ini, itu, tersebut,

dan bentuk tertikat –nya; (e) bentuk-bentuk deiksis katafora yang digunakan

antara lain yaitu, seperti, ini, dan adalah; (2) distribusi atau letak kata atau frase

yang bersifat deiksis dalam tajuk rencana harian SOLOPOS tahun 2011 terdapat di

awal, di tengah, dan di akhir; (3) pemakaian deiksis dalam tajuk rencana harian

SOLOPOS tahun 2011 cenderung memakai deiksis persona, meliputi bentuk

persona pertama jamak, persona ketiga tunggal, dan persona ketiga jamak; dan (4)

sumbangannya terhadap materi pembelajaran bahasa Indonesia di SMK, yaitu

teori maupun hasil dari penelitian ini yang mengkaji tentang deiksis baik eksofora

maupun endofora relevan dengan materi pembelajaran di SMK yang berkaitan

dengan deiksis.

Page 9: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ..................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN ...................................................... ii

HALAMAN PENGAJUAN .......................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................... v

HALAMAN MOTTO .................................................................. vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................... vii

HALAMAN ABSTRAK ............................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................ ix

DAFTAR GAMBAR .................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................. xii

DAFTAR SINGKATAN .............................................................. xiii

KATA PENGANTAR .................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................. 1

B. Rumusan Masalah ...................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ....................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ..................................................... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori ............................................................... 5

B. Penelitian yang Relevan .............................................. 29

C. Kerangka Berpikir ....................................................... 30

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................... 33

B. Pendekatan dan Jenis Penelitian ................................. 33

C. Data dan Sumber Data ............................................... 34

D. Teknik Pengambilan Sampel..................................... . 34

E. Pengumpulan Data .................................................... . 34

Page 10: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

F. Uji Validitas Data ..................................................... . 35

G. Analisis Data .............................................................. 35

H. Prosedur Penelitian ..................................................... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Penelitian ............................................ 38

B. Deskripsi Temuan Penelitian ..................................... 38

C. Pembahasan ................................................................ 88

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan .................................................................... 93

B. Implikasi ..................................................................... 94

C. Saran .......................................................................... 94

DAFTAR PUSTAKA ................................................................... 96

LAMPIRAN ................................................................................. 100

Page 11: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Skema Kerangka Berpikir ...................................................... 32

2 Skema Analisis Mengalir (flow model of analysis)................ 36

3 Skema Prosedur Penelitian ...................................................... 37

Page 12: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Data bulan Oktober 2011 ................................................ 100

2 Data bulan November 2011 ............................................ 106

3 Data bulan Desember 2011 ............................................. 110

4 Silabus SMK kelas X ...................................................... 113

5 Data Mentah .................................................................... 114

6 Surat Permohonan Izin Menyusun Skripsi ...................... 132

7 Surat Keputusan Dekan FKIP ......................................... 133

Page 13: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR SINGKATAN

1. D1, D.... Data ke....

2. SP SOLOPOS

3. Okt Oktober

4. Nov November

5. Des Desember

6. 11 2011

Page 14: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

KATA PENGANTAR

Ungkapan rasa syukur teramat dalam penulis panjatkan pada Allah SWT

yang memberikan segala karunia sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

dengan judul ” Deiksis dalam Tajuk Rencana Harian Solopos Tahun 2011 dan

Sumbangannya terhadap Materi Pembelajaran bahasa Indonesia di SMK “.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk

mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa

terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan

pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih

kepada:

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Dr. Muhammad Rohmadi, S. S., M. Hum., selaku Ketua Jurusan Pendidikan

Bahasa dan Seni.

3. Dr. Kundharu Saddhono, S. S., M. Hum., selaku Ketua Program Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

4. Drs. Edy Suryanto, M. Pd., selaku Pembimbing I yang selalu memberikan

motivasi, arahan, dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Dr. Budhi Setiawan, M. Pd., selaku Pembimbing II yang selalu memberikan

pengetahuan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Pihak-pihak yang tak dapat penulis sebut satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.

Semoga skripsi ini dapat menambah wawasan dan memberikan manfaat.

Surakarta, Juni 2012

Penulis,

Page 15: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa merupakan alat komunikasi. Untuk keperluan berkomunikasi

tersebut, bahasa dapat berupa bahasa lisan yang berbentuk ujaran dan bahasa tulis

yang berbentuk kalimat. Tujuan utama dari komunikasi lisan dan tertulis adalah

untuk dapat menyampaikan atau menstransaksikan pesan secara komprehensif

melalui deiksis dan anafora dalam pragmatik (Morales, 2011: 68). Salah satu

media penuang gagasan secara tertulis melalui media massa cetak yang diminati

masyarakat adalah surat kabar. Setiap hari masyarakat dapat memperoleh

informasi terbaru dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara

melalui surat kabar harian.

Surat kabar harian SOLOPOS merupakan sebuah media komunikasi

tertulis yang di dalamnya banyak memuat tulisan dan paparan informasi meliputi

aspek sosial, politik, ekonomi, kebudayaan, hukum, pemerintahan, atau olahraga

bahkan entertainmen. Surat kabar bisa sampai ke tangan pembaca melalui

beberapa proses dan tahap pengemasan dari segi bahasa maupun tampilan.

Terdapat enam jenis wacana jurnalistik, yaitu berita, laporan, tuturan, tajuk

rencana, artikel, dan kolom. Salah satu wacana yang selalu ada dalam surat kabar

dan mencerminkan sikap atau pandangan pengelola surat kabar yang bersangkutan

adalah tajuk rencana (Dawud dan Pratiwi, 2004: 134). Wacana tajuk rencana

berisi pendapat atau ulasan redaksi terhadap suatu masalah. Bentuk wacana ini

mengikuti bentuk umum yang terdiri dari pendahuluan, uraian, dan kesimpulan.

Dalam tajuk rencana ini dapat diketahui pemecahan masalah mutakhir yang

menjadi perhatian masyarakat. Bahasa yang digunakan lebih singkat dibandingkan

dengan wacana lainnya.

Fungsi bahasa sebagai komunikasi tersebut tentu tidak lepas dari peran

deiksis yang berfungsi sebagai pengemas bahasa yang efektif dan efisien. Dalam

sebuah tulisan atau karangan hampir sebagian besar mengandung deiksis. Deiksis

ini muncul di dalam sebuah wacana. Sebagaimana deiksis yang muncul dalam

Page 16: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

kolom tajuk rencana pada surat kabar harian SOLOPOS yang menggunakan

bahasa jurnalistik, yaitu teks atau wacana itu harus disajikan dalam bentuk yang

singkat tanpa harus merusak dan mereduksi pesan. Teks yang singkat dengan

mengandung pesan yang utuh akan menghemat waktu dan tenaga dalam

memahaminya.

Ketika kita mendengar sebuah percakapan, biasanya kita tidak saja

mencoba memahami makna kata-kata dalam ujaran itu, tetapi juga makna yang

dikehendaki oleh penutur. Menurut Yule (dalam Cahyono, 1995: 213), cabang

ilmu bahasa yang mempelajari tentang makna yang dikehendaki oleh penutur itu

disebut pragmatik. Dalam pragmatik, makna ujaran dikaji menurut makna yang

dikehendaki oleh penutur dan menurut konteksnya. Di samping itu, dalam

pragmatik juga dilakukan kajian tentang “deiktik”, “praduga”, dan “tindak tutur”

(Djajasudarma, 1994: 56).

Fenomena deiksis merupakan cara yang paling jelas untuk

menggambarkan hubungan antara bahasa dan konteks dalam struktur bahasa itu

sendiri. Deiksis baru diketahui maknanya jika diketahui pula siapa, di mana, dan

kapan kata itu diucapkan. Jadi, pusat orientasi deiksis adalah penutur. Dengan

demikian, deiksis merupakan identifikasi makna sebuah bahasa yang hanya dapat

diketahui bila sudah berada dalam peristiwa bahasa karena dipengaruhi oleh

konteks situasi pembicaraan yang diacu oleh penutur. Misalnya: “Mereka akan

mengabarkan hal itu besok, tetapi mereka tidak berada di sini sekarang”.

Apabila tidak diketahui konteksnya, kalimat tersebut sangat kabur maknanya.

Kalimat tersebut banyak mengandung deiksis (mereka, itu, besok, di sini,

sekarang) yang maknanya tergantung pada konteks saat pengucapan kalimat itu.

Jadi, bahasa hanya dapat dimengerti menurut makna yang dimaksud penutur.

Persoalan lain yang menarik mengenai deiksis adalah kenyataan bahwa

tidak semua kata-kata selalu bermakna deiksis. Misalnya: (1) “Kunang-kunang

adalah binatang malam”,dan (2) “Malam ini saya akan menjemput keluarga ibu”.

Kata malam pada kalimat (1) bukan ungkapan deiksis. Namun, dalam kalimat (2)

kata malam bersifat deiksis meskipun kedua kalimat tersebut sama-sama

menggunakan kata malam. Hal inilah yang mendorong peneliti untuk mengetahui

Page 17: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

lebih dalam mengenai pemakaian deiksis dalam kolom tajuk rencana harian

SOLOPOS.

Sumbangannya terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah, yaitu

dalam materi pelajaran bahasa Indonesia di SMK kelas X terdapat kompetensi

dasar “ Menulis dengan Memanfaatkan Kategori/Kelas Kata”. Pada bab ini siswa

akan mempelajari kelas kata, frase, dan macamnya serta bagaimana

memanfaatkan kelas kata dalam perincian dengan memperhatikan keefektifan.

Kata ganti (pronomina) merupakan salah satu jenis kelas kata yang dibahas dalam

pembelajaran tersebut. Peneliti meneliti deiksis yang terdapat dalam kolom tajuk

rencana maka secara langsung maupun tidak langsung peneliti akan menggali

secara lebih dalam mengenai kata ganti yang merupakan bagian dari materi

pembelajaran kelas X di SMK.

Sehubungan dengan hal-hal tersebut, peneliti terpanggil untuk menalaah

lebih lanjut mengenai deiksis yang terdapat dalam tajuk rencana harian

SOLOPOS, karena pemakaian bahasa dalam kalimat tajuk rencana berbeda

dengan yang lainnya. Bahasa dalam tajuk rencana merupakan opini redaksi

terhadap suatu permasalahan yang sedang hangat dibicarakan atau menonjol pada

saat media itu terbit. Masalah yang disoroti dalam tajuk rencana dapat dinyatakan

secara eksplisit atau implisit, yaitu berupa kebijakan pemerintah, perkembangan

situasi sosial dan politik, peristiwa tertentu dalam masyarakat, atau tokoh

berpengaruh.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, ada tiga masalah yang perlu dibahas

dalam penelitian ini.

1. Bagaimanakah bentuk-bentuk deiksis yang terdapat dalam tajuk rencana

harian SOLOPOS tahun 2011?

2. Bagaimanakah distribusi deiksis dalam tajuk rencana harian SOLOPOS

tahun 2011?

3. Bagaimanakah kecenderungan pemakaian deiksis dalam tajuk rencana

harian SOLOPOS tahun 2011?

Page 18: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

4. Bagaimanakah sumbangannya terhadap materi pembelajaran bahasa

Indonesia di SMK ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, tujuan yang

ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan :

1. Bentuk-bentuk deiksis yang terdapat dalam tajuk rencana harian SOLOPOS

tahun 2011.

2. Distribusi deiksis dalam tajuk rencana harian SOLOPOS tahun 2011.

3. Kecenderungan pemakaian deiksis dalam tajuk rencana harian SOLOPOS

tahun 2011.

4. Sumbangannya terhadap materi pembelajaran bahasa Indonesia di SMK.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoretis dan

praktis.

1. Manfaat Teoretis

a. Sebagai sumber informasi dan tambahan ilmu pengetahuan

mengenai kajian deiksis.

b. Memperkaya kajian linguistik, terutama kajian pragmatik.

c. Memberikan gambaran mengenai penggunaan bahasa yang

dihubungkan dengan konteks dan situasi pemakainya.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti, dapat memperluas wawasan dan memperdalam ilmu

pengetahuan tentang deiksis secara umum.

b. Bagi pengajaran Bahasa Indonesia, dapat dijadikan bahan bacaan

untuk lebih memperdalam kajian deiksis secara umum.

c. Bagi peneliti berita, dapat memberikan informasi tentang bahasa,

khususnya pemakaian deiksis dalam tajuk rencana harian

SOLOPOS tahun 2011 dan memberikan masukan dalam

pemakaian deiksis secara benar.

Page 19: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Hakikat Bahasa

a. Pengertian Bahasa

Wibowo (2001: 57) mengungkapkan bahwa bahasa adalah

kombinasi kata yang diatur secara sistematis, sehingga bisa dipakai

sebagai alat komunikasi, sedangkan kata itu sendiri merupakan bagian

integral dari simbol yang dipakai oleh kelompok masyarakatnya.

Bahasa adalah sebuah sistem, artinya, bahasa itu dibentuk oleh

sejumlah komponen yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan

(Chaer dan Agustina, 2004: 11). Bloomfield (dalam Sumarsono, 2008:

18) mendefinisikan bahasa sebagai sistem lambang berupa bunyi yang

bersifat sewenang-wenang (arbitrar) yang dipakai oleh anggota-

anggota masyarakat untuk saling berhubungan dan berinteraksi.

Bahasa adalah sistem lambang bunyi oral yang arbitrar yang digunakan

oleh sekelompok manusia (masyarakat) sebagai alat komunikasi atau

berinteraksi (Oka dan Suparno, 1994: 3).

Menurut pandangan sosiolinguistik bahasa itu juga mempunyai

ciri sebagai alat interaksi sosial dan sebagai alat mengidentifikasi diri.

Menurut Djojosuroto (2007: 45), bahasa adalah alat verbal yang

digunakan untuk berkomunikasi, sedangkan berbahasa adalah proses

penyampaian informasi dalam berkomunikasi itu.

Tarigan (1990:2) mengemukakan adanya delapan prinsip dasar

hakikat bahasa, yaitu (1) bahasa adalah suatu sistem, (2) bahasa adalah

vokal, (3) bahasa tersusun daripada lambang-lambang arbitrari, (4)

setiap bahasa bersifat unik, (5) bahasa dibangun daripada kebiasaan-

kebiasaan, (6) bahasa ialah alat komunikasi, (7) bahasa berhubungan

erat dengan tempatnya berada, dan (8) bahasa itu berubah-ubah.

Page 20: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

Pendapat ini tidak berbeda dengan yang dikatakan Brown (dalam

Tarigan, 1990:4), yaitu:

(1) bahasa adalah suatu sistem yang sistematik, barang kali

juga untuk sistem generatif, (2) bahasa adalah seperangkat

lambang-lambang arbitrari, (3) lambang-lambang tersebut,

terutama sekali bersifat vokal tetapi mungkin juga bersifat

visual, (4) lambang-lambang itu mengandung makna

konvensional, (5) bahasa dipergunakan sebagai alat

komunikasi, (6) bahasa beroperasi dalam suatu masyarakat

bahasa atau budaya, (7) bahasa pada hakikatnya bersifat

kemanusiaan, walaupun mungkin tidak terbatas pada manusia

sahaja, (8) bahasa diperoleh semua orang/bangsa dengan cara

yang hampir/banyak persamaan dan (9) bahasa dan belajar

bahasa mempunyai ciri kesejagatan.

Dengan melihat definisi tentang bahasa di atas, dapat

disimpulkan bahwa cukup banyak dan bervariasi definisi tentang

bahasa yang bisa kita temui. Ada yang menekankan bahasa pada fungsi

komunikasi, ada yang mengutamakan bahasa sebagai sistem, ada pula

yang memposisikan bahasa sebagai alat. Pengertian bahasa sangat

bergantung pada dari sisi apa kita melihat bahasa. Dalam pengertian

umum bahasa diartikan sebagai sistem lambang bunyi berartikulasi

yang bersifat arbitrar dan sebagai alat komunikasi.

b. Karakteristik bahasa

Bahasa memiliki beberapa karakteristik antara lain (1) oral,

yaitu bahasa adalah bunyi; (2) sistematis, sistemis, dan komplit yang

berarti bahwa dalam bahasa itu terdapat aturan atau kaidah; (3) arbitrar

dan simbolis, yaitu bahasa bersifat sewenang-wenang dalam

menentukan lambang; (4) konvesional, yaitu bahwa sifat bahasa

merupakan hasil kesepakatan masyarakat; (5) unik dan universal, yakni

bahasa memiliki ciri khasnya sendiri dan memiliki ciri yang berlaku

pada semua bahasa; (6) beragam, yaitu perwujudan bahasa tidaklah

monolitik; (7) berkembang, yaitu bahwa bahasa mengalami bentukan

baru menggantikan bentukan lama; (8) produktif, yakni lambang-

lambang yang terbatas dapat dikreasi menjadi hal-hal baru; (9)

Page 21: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

merupakan fenomena sosial, yaitu bahwa bahasa tidak dapat

dipisahkan dari kebudayaan; dan (10) bersifat insani yang berarti

bahwa hanya manusialah yang mempunyai kemampuan berbahasa

(Oka dan Suparno, 1994: 10).

c. Fungsi Bahasa

Bahasa memiliki fungsi beragam. Halliday (dalam Rahardi,

2009: 6) menunjukkan tujuh fungsi bahasa sebagai berikut.

1) Fungsi instrumental, yaitu bahwa bahasa itu dapat dugunakan

untuk melayani lingkungannya.

2) Fungsi regulatif adalah bahwa entitas bahasa itu dapat dugunakan

untuk mengawasi serta mengendalikan peristiwa-peristiwa tertentu

dalam masyarakat.

3) Fungsi representasional adalah fungsi bahasa untuik membuat

pernyataan-pernyataan, menyampaikan fakta dan pengetahuan,

menjelaskan peristiwa, melaporkan sesuatu, dan seterusnya.

4) Fungsi interaksional, yaitu bahwa bahasa itu dapat dugunakan

untuk menjamin terjadinya interaksi, memantapkan komunikasi,

dan mengukuhkan komunikasi antarwarga masyarakat itu sendiri.

5) Fungsi personal adalah bahwa bahasa itu dapat dugunakan untuk

mengekspresikan maksud pribadi, menyatakan emosi, perasaan dan

lain-lain.

6) Fungsi heuristik, yaitu berkaitan erat dengan kegunaan bahasa

untuk mempelajari pengetahuan, mencari ilmu, dan

mengembangkan tekonologi.

7) Fungsi imajinatif, yakni fungsi bahasa yang berkenaan dengan

penciptaan imajinasi.

Fungsi bahasa di atas merupakan fungsi bahasa yang bersifat

khusus. Fungsi umum bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Untuk

kepentingan apa saja dalam bermasyarakat, pada hakikatnya adalah

bahwa bahasa digunakan manusia sebagai alat komunikasi.

Page 22: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

2. Hakikat Pragmatik

a. Pengertian Pragmatik

Istilah pragmatik pertama digunakan oleh Charles Morris (1938).

Para pakar pragmatik mendefinisikan istilah pragmatik secara berbeda-

beda. Menurut Nababan (dalam Setiawan, 2012: 7), meskipun banyak

yang dapat diartikan dengan istilah pragmatik, kesemuanya akan ada

hubungannya dengan penggunaan bahasa bukan bahasa sebagai sistem.

Levinson (dalam Rohmadi, 2004: 4) memberikan beberapa batasan

tentang pragmatik. Beberapa batasan yang dikemukakan Levinson, antara

lain mengatakan bahwa pragmatik adalah kajian hubungan antara bahasa

dan konteks yang mendasari penjelasan pengertian bahasa. Dalam batasan

ini berarti untuk memahami pemakaian bahasa kita dituntut memahami

pula konteks yang mewadahi pemakaian bahasa tersebut. Batasan lain

yang dikemukakan Levinson mengatakan bahwa pragmatik adalah kajian

tentang kemampuan pemakai bahasa untuk mengaitkan kalimat-kalimat

dengan konteks yang sesuai bagi kalimat-kalimat itu.

Menurut Verhaar (2001: 14), pragmatik merupakan cabang

linguistik yang membahas apa yang termasuk struktur bahasa sebagai alat

komunikasi antara penutur dan pendengar, serta sebagai pengacuan tanda-

tanda bahasa pada kalimat-kalimat eksternal yang dibicarakan. Pragmatik

adalah studi tentang makna dalam hubungannya dengan situasi-situasi

ujar (speech situation) ( Leech, 1993: 8). Menurut Schiffrin (2007: 269)

pragmatik adalah studi tentang bagaimana interpreter menggunakan atau

mengikutsertakan pemakai tanda atau penerima tanda pada saat

memaparkan (pengontruksian dari interpretan) tanda itu sendiri. Pragmatik

adalah studi tentang kemampuan pemakai bahasa untuk menyesuaikan

kalimat-kalimat yang digunakan dengan konteksnya. Hubungan antara

bahasa dengan konteks merupakan dasar penentuan pemahaman (Ardika,

2011: 75).

Menurut Noss dan Llamzon (dalam Pariawan, 2009) pragmatik

pada dasarnya memperhatikan aspek-aspek proses komunikatif. Dalam

Page 23: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

kajian pragmatik ada empat unsur pokok, yaitu: (1) hubungan antarperan;

(2) latar peristiwa; (3) topik; dan (4) medium yang digunakan. Pragmatik

mengarah kepada kemampuan menggunakan bahasa dalam berkomunikasi

yang menghendaki adanya penyesuaian bentuk (bahasa) atau ragam

bahasa dengan faktor-faktor penentu tindak komunikatif. Faktor-faktor

tersebut, yaitu siapa yang berbahasa, dengan siapa, untuk tujuan apa,

dalam situasi apa, dalam konteks apa, jalur yang mana, media apa, dan

dalam peristiwa apa.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

pragmatik adalah kajian tentang penggunaan bahasa sesungguhnya yang

pada hakikatnya mengarah pada perwujudan kemampuan pemakai bahasa

untuk menggunakan bahasanya sesuai dengan faktor-faktor penentu dalam

tindak komunikatif dan memperhatikan prinsip penggunaan bahasa secara

tepat atau sesuai dengan konteksnya.

b. Konteks

Menurut Purwo (1984: 4), konteks adalah pijakan utama dalam

analisis pragmatik. Konteks ini meliputi penutur dan petutur, tempat,

waktu, dan segala sesuatu yang terlibat di dalam ujaran tersebut. Setiawan

(2011: 49) juga menjelaskan bahwa beberapa unsur yang paling jelas

memerlukan informasi kontekstual adalah bentuk-bentuk deiktis seperti di

sini, sekarang, saya, kamu, ini, dan itu. Untuk menafsirkan unsur-unsur itu

perlu diketahui siapa penutur dan pendengarnya, dan waktu serta tempat

produksi wacana itu.

Menurut Hymes (dalam Djajasudarma, 1994: 29-31), konteks

dipisahkan menjadi delapan jenis, yaitu: (1) latar (setting, waktu, tempat)

mengacu pada tempat (ruang-space) dan waktu atau tempo (ritme)

terjadinya percakapan; (2) peserta (participant) mengacu pada peserta

percakapan, yakni pendengar dan pembicara; (3) hasil (ends) mengacu

pada hasil percakapan dan tujuan percakapan; (4) amanat (message)

mengacu pada bentuk dan isi amanat; (5) cara (key) mengacu pada

semangat melaksanakan percakapan; (6) sarana (instrument) mengacu

Page 24: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

pada apakah pemakaian bahasa dilaksanakan secara lisan atau tulis dan

mengacu pada variasi bahasa yang digunakan; (7) norma mengacu pada

perilaku peserta percakapan; dan (8) jenis (genre) mengacu pada kategori

bentuk dan ragam bahasa.

Ciri-ciri konteks menurut Hymes (dalam Setiawan, 2011: 51)

meliputi :

1) Chane atau saluran: bagaimana hubungan antara para peserta dalam

peristiwa dipelihara dengan wicara, tulisan, tanda-tanda.

2) Kode: bahasa, dialek atau gaya bahasa yang digunakan.

3) Message-form atau bentuk pesan, yaitu bentuk apa yang dimaksudkan,

misalnya obrolan, perdebatan, khotbah, dongeng, dan lain-lain.

4) Event atau peristiwa.

Menurut Schiffrin (2007: 547), konteks adalah sebuah dunia yang

diisi orang-orang yang memproduksi tuturan. Konteks berhubungan

dengan situasi berbahasa. Unsur-unsur konteks ialah pembicara,

pendengar, pesan, latar/situasi, saluran, dan kode (Stubbs dalam Shriffin

2007: 548).

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik suatu kesimpulan

mengenai konteks, yaitu hal yang berada bersama teks dan menjadi

lingkungan atau situasi penggunaan bahasa. Pengguna bahasa harus

memperhatikan konteks agar dapat menggunakan bahasa secara tepat dan

menentukan makna secara tepat pula. Dengan kata lain, pengguna bahasa

senantiasa terikat konteks dalam menggunakan bahasa.

c. Pengertian Deiksis

Salah satu kajian di dalam ilmu pragmatik adalah deiksis. Deiksis

berasal dari kata Yunani “Deiktikos” adalah suatu kata yang memiliki

referen (rujukan) yang hanya dapat diidentifikasi dengan memperhatikan

identitas pembicara serta saat dan tempat diutarakannya tuturan yang

mengandung unsur yang bersangkutan (Suwandi, Setiawan, dan Suhita,

2000: 25). Deiksis menurut Nababan (1987: 19) adalah kata atau frase

yang menghunjuk kepada kata, frase, atau ungkapan yang telah dipakai

Page 25: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

atau yang akan diberikan. Menurut Cahyono (1995: 217) yang dimaksud

deiksis adalah suatu cara untuk mengacu ke hakikat tertentu dengan

menggunakan bahasa yang hanya dapat ditafsirkan menurut makna yang

diacu oleh penutur dan dipengaruhi situasi pembicaraan. Kalau salah satu

segi makna dari kata atau kalimat berganti karena penggantian konteks

maka kata atau kalimat tersebut mempunyai makna deiksis (Setiawan,

2011: 70).

Ogeyik (2007: 8) menyatakan bahwa kata-kata dan struktur yang

digunakan dalam setiap situasi bahasa membutuhkan petunjuk untuk

memahami wacana dalam konteks. Bentuk deiksis juga kata-kata yang

melibatkan referensi implisit dan perlu dirujuk dalam konteks. Deikis

adalah istilah untuk kata atau frase yang secara langsung berhubungan

ucapan ke suatu tempat, waktu atau orang (Richards dalam Ogeyik, 2007:

8). Kategori-kategori dari deixis adalah pribadi, temporal, spasial, wacana

dan sosial.

Di dalam Tata Bahasa Baku Indonesia (Alwi, 2000: 42) dijelaskan

bahwa deiksis adalah gejala semantis yang terdapat pada kata atau

konstruksi yang hanya dapat ditafsirkan acuannya dengan

mempertimbangkan situasi pembicara. Contoh deiksis dapat dilihat pada

kalimat-kalimat di bawah ini.

1) Ada dua orang di kebun, mereka sedang menanam pisang.

2) Berenang adalah senam yang lebih sehat dari jalan kaki. Namun, saya

lebih suka yang kedua dari yang pertama.

3) Contohnya dapat dilihat dalam kalimat yang berikut.

Dalam kalimat penggantian seperti ini disebut anafora (merujuk pada yang

sudah disebutkan, seperti (1) “mereka” merujuk pada “dua orang”, dalam

kalimat (2) frase “yang kedua” merujuk pada “jalan kaki” dan frase “yang

pertama” merujuk pada “berenang”. Perujukan seperti itu menghindari

perulangan kata atau frase yang telah dipakai sebelumnya. Dalam kalimat

(3) frase “yang berikut” merujuk pada paragraf yang akan mengikutinya,

yang akan mengandung contoh yang dimaksud. Dalam linguistik,

Page 26: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

perujukan atau nomor (1) dan (2)) dan katafora (merujuk pada yang akan

disebutkan, seperti pada nomor (3)).

Berdasarkan pernyataan-pernyataan tentang deiksis di atas, dapat

diambil sebuah kesimpulan bahwa deiksis adalah bentuk bahasa yang

referennya berpindah-pindah tergantung pada situasi penggunanya.

d. Macam-macam Deiksis

Deiksis dalam bahasa Indonesia dapat digolongkan menjadi

beberapa macam. Dalam kajian pragmatik dikenal 5 macam deiksis, yakni

(1) deiksis orang; (2) deiksis tempat; (3) deiksis waktu; (4) deiksis

wacana; dan (5) deiksis sosial (Setiawan, 2012: 18). Purwo (1984: 19)

membagi deiksis menjadi deiksis luar-tuturan (eksofora) dan deiksis

dalam-tuturan (endofora). Deiksis luar-tuturan meliputi deiksis persona,

ruang, dan waktu. Deiksis dalam-tuturan meliputi anafora dan katafora.

1) Deiksis Luar-Tuturan (Eksofora)

Eksofora adalah pemberian petunjuk kepada pendengar atau

pembaca supaya melihat di luar teks untuk menemukan atau

mengidentifikasi apa yang sedang diacu. Deiksis ini terbagi menjadi

tiga, yaitu deiksis persona, deiksis tempat atau ruang, dan deiksis

waktu.

a) Deiksis Persona

Deiksis persona (orang) ditentukan menurut peran peserta

dalam peristiwa bahasa. Peran peserta itu dapat dibagi menjadi

tiga, yaitu (1) orang pertama, (2) orang kedua, dan (3) orang ketiga.

Orang pertama ialah kategori rujukan pembicara kepada dirinya

atau kelompok yang melibatkan dirinya, misalnya saya, kita, dan

kami. Orang kedua ialah kategori rujukan pembicara kepada

seorang pendengar atau lebih yang hadir bersama orang pertama,

misalnya kamu, kalian, Saudara. Orang ketiga ialah kategori

rujukan kepada orang yang bukan pembicara atau pendengar ujaran

itu, baik hadir maupun tidak, misalnya dia dan mereka (Cahyono,

1995: 218).

Page 27: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Kata ganti persona pertama dan kedua rujukannya bersifat

eksoforis. Hal ini berarti bahwa rujukan pertama dan kedua pada

situasi pembicaraan (Purwo, 1984: 106). Oleh karenanya, untuk

mengetahui siapa pembicara dan lawan bicara kita harus

mengetahui situasi waktu tuturan itu dituturkan. Lebih lanjut

Purwo (1984: 22) menjelaskan bahwa di antara ketiga kata ganti

persona hanya kata ganti persona pertama dan kedua yang hanya

menyatakan orang. Kata ganti ketiga dapat menyatakan orang

maupun benda (misalnya binatang).

Dalam bahasa Indonesia dikenal tiga bentuk kata ganti

persona atau pronomina persona, yaitu persona pertama, persona

kedua dan persona ketiga. Pronomina persona adalah kata ganti

yang dipakai untuk mengacu ke orang. Pronomina dapat mengacu

pada diri sendiri (persona pertama), mengacu pada orang yang

diajak bicara (persona kedua), atau mengacu pada orang yang

dibicarakan (persona ketiga).

(1) Pronomina Persona

(a) Persona Pertama

Deiksis persona pertama adalah kategori rujukan pembicara

kepada dirinya atau kelompok yang melibatkan dirinya

(Cahyono, 1995: 218). Dalam bahasa Indonesia, pronomina

persona pertama tunggal adalah saya dan aku. Bentuk saya,

biasanya digunakan dalam tulisan atau ujaran yang resmi.

Bentuk saya, dapat juga dipakai untuk menyatakan hubungan

pemilikan dan diletakkan di belakang nomina yang dimilikinya,

misalnya: rumah saya, paman saya. Pronomina persona

pertama aku, lebih banyak digunakan dalam situasi non formal

dan lebih banyak menunjukkan keakraban antara

pembicara/peneliti dan pendengar/pembaca. Pronomina

persona aku mempunyai variasi bentuk, yaitu -ku dan ku-.

Page 28: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Selain pronomina persona pertama tunggal, Bahasa

Indonesia mengenal pronomina persona pertama jamak, yakni

kami dan kita. Purwo (1984: 24) menyebutkan bahwa kami

bersifat eksklusif, artinya pronomina itu mencakupi

pembicara/peneliti dan orang lain dipihaknya, tetapi tidak

mencakupi orang lain dipihak pendengar/pembacanya.

Sebaliknya, kita bersifat inklusif, artinya pronomina itu

mencakupi tidak saja pembicara/peneliti, tetapi juga

pendengar/pembaca, dan mungkin pula pihak lain.

Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa deiksis

persona pertama merupakan bentuk kata ganti yang mengacu

kepada diri pembicara atau kelompok yang melibatkan

pembicara dalam peristiwa bahasa.

(b) Persona Kedua

Pronomina persona kedua tunggal mempunyai beberapa

wujud, yakni engkau, kamu, Anda, dikau, kau- dan -mu.

Pronomina persona kedua engkau, kamu, dan -mu, dapat

dipakai oleh orang tua terhadap orang muda yang telah dikenal

dengan baik dan lama; orang yang status sosialnya lebih tinggi;

dan orang yang mempunyai hubungan akrab, tanpa

memandang umur atau status sosial.

Pronomina persona kedua Anda dimaksudkan untuk

menetralkan hubungan. Selain itu, pronomina Anda juga

digunakan dalam hubungan yang tak pribadi, sehingga Anda

tidak diarahkan pada satu orang khusus; dalam hubungan

bersemuka, tetapi pembicara tidak ingin bersikap terlalu formal

ataupun terlalu akrab.

Pronomina persona kedua juga mempunyai bentuk jamak,

yaitu bentuk kalian , Anda sekalian, dan kamu sekalian.

Pronomina persona kedua yang memiliki varisi bentuk

Page 29: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

hanyalah engkau dan kamu. Bentuk terikat itu masing-masing

adalah kau- dan -mu.

Jadi, yang dimaksud dengan persona kedua adalah bentuk

kata ganti yang merujuk kepada mitra tutur yang terikat

langsung dalam peristiwa bahasa.

(c) Persona Ketiga

Pronomina persona ketiga tunggal terdiri atas ia, dia, -nya

dan beliau. Dalam posisi sebagai subjek, atau di depan verba,

ia dan dia sama-sama dapat dipakai. Akan tetapi, jika berfungsi

sebagai objek, atau terletak di sebelah kanan dari yang

diterangkan, hanya bentuk dia dan -nya yang dapat muncul.

Pronomina persona ketiga tunggal beliau digunakan untuk

menyatakan rasa hormat, yakni dipakai oleh orang yang lebih

muda atau berstatus sosial lebih rendah daripada orang yang

dibicarakan. Dari keempat pronomina tersebut, hanya dia, -nya

dan beliau yang dapat digunakan untuk menyatakan milik.

Pronomina persona ketiga jamak adalah mereka.

Berdasarkan uraian diatas, persona ketiga adalah bentuk

kata ganti yang acuannya ditujukan kepada seseorang yang

dijadikan objek pembicaraan dalam peristiwa bahasa.

(2) Sifat khas leksem persona dalam bahasa Indonesia (Setiawan,

2011: 73)

Beberapa macam sifat khas leksem persona dalam bahasa

Indonesia, diantaranya sebagai berikut.

(a) Dapat dirangkai dengan pronomina demonstratif.

Wanita macam apa kamu itu tega membuang anak sendiri.

(b) Bentuk terikat persona yang berada dalam konstruksi

posesif dapat pula dirangkaikan dengan kata ini atau itu.

Sepatuku ini baru.

(c) Pronomina persona dapat direduplikasikan dengan tujuan

memberi warna emosi.

Page 30: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Mengapa hanya aku-aku saja yang dimarahi sedangkan

dia tidak.

(d) Pronomina ketiga tidak dapat direduplikasikan tetapi dapat

dirangkai dengan bentuk –nya.

Dianya yang telepon, bukan aku.

(e) Apabila menjadi topik utama mereka dapat

direduplikasikan.

Mereka-mereka yang belum terdaftar diharap

mendaftarkan diri.

(f) Di antara pronomina persona hanya bentuk dia yang dapat

dirangkaikan dengan kata sandang si yang biasanya

dirangkaikan dengan nama diri.

Si Pepi terkenal sebagai mahasiswi tercantik di

kampusnya.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa deiksis persona

adalah unsur bahasa yang berupa kata atau frase yang menyatakan

orang atau persona yang acuannya tergantung pada peran peserta

dalam peristiwa bahasa.

b) Deiksis Tempat atau Ruang

Deiksis tempat ialah pemberian bentuk pada lokasi menurut

peserta atau penutur dalam peristiwa bahasa (Cahyono, 1995: 218).

Semua bahasa -termasuk bahasa Indonesia- membedakan antara

“yang dekat kepada pembicara” (di sini) dan “yang bukan dekat

kepada pembicara” (termasuk yang dekat kepada pendengar -di

situ) (Nababan, 1987: 41). Sebagai contoh penggunaan deiksis

tempat.

(1) Dilarang mengail di sini.

(2) Di sini kami tidak diperkenankan memiliki pistol.

Dalam kedua contoh di atas, di sini memiliki arti beragam menurut

situasinya. Di sini pada contoh (1) berarti „kolam‟ atau ‟danau‟

karena disarankan oleh mengail (tentunya di tempat berair dan

Page 31: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

banyak ikan). Dalam contoh (2) di sini mengacu ke „negara‟ karena

peraturan melarang warga Indonesia memiliki pistol secara pribadi.

Leksem ruang seperti kanan dan kiri tidak bersifat deiksis

apabila dirangkaikan dengan benda bernyawa. Demikian juga

dengan kata depan dan belakang tidak bersifat deiksis bila

dirangkaikan dengan nomina (seperti manusia dan rumah) yang

mempunyai bagian depan dan belakang secara jelas.

Berikut merupakan macam-macam leksem ruang baik yang

deiksis maupun yang tidak deiksis.

(1) Leksem ruang dekat, jauh, tinggi, dan pendek bila terdapat

dalam konstruksi yang tidak mengandung unsur persona

dianggap tidak deiksis. Contoh :

Salatiga dekat dengan boyolali.

Menurut ukuran orang Arab Betty termasuk pendek.

Kata dekat dan pendek dalam kalimat tersebut bukanlah

deiksis. Dapat bersifat deiksis bila dirangkai dengan bentuk

persona berikut ini

Rumah Jalu dekat dengan rumah Lisa.

Menurutku Betty itu tinggi tetapi menurut Aziz Betty itu

pendek.

(2) Leksem ruang kanan dan kiri tidak deiksis bila dirangkaikan

dengan benda bernyawa. Akan berubah menjadi deiksis apabila

dirangkaikan dengan benda tidak bernyawa. Contoh :

Dila duduk di sebelah kanan Andi

Anwar berdiri di sebelah kiri mobil biru menunggu ibunya

datang.

Kalimat pertama tidak deiksis karena penentuan leksem ruang

didasarkan pada orang yang berada disampingnya dan bukan

oleh pembicara. Sedangkan kalimat kedua merupakan deiksis

karena untuk mengetahui maksud kata kiri kita harus

mengetahui tempat si pembicara berada pada waktu

Page 32: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

mengucapkan kalimat tersebut. Syarat lain kita dan pembicara

harus memiliki orientasi yang sama dalam menghadapi benda

yang menjadi pokok pembicaraan.

(3) Leksem ruang depan dan belakang tidak deiksis bila

dirangkaikan dengan nomina yang mempunyai bagian depan

dan belakang yang pasti. Hal itu akan menjadi deiksis bila

dirangkaikan dengan nomina yang tidak memiliki bagian depan

dan belakang yang jelas.

Pencuri itu masuk lewat belakang rumah

Anak yang sedang dicari berdiri di depan saya.

Kata depan dan belakang pada kalimat di atas bukan deiksis

karena tanpa melihat di mana pembicara berada kita telah tahu

pasti makna dari kata depan dan belakang. Hal ini dikarenakan

nomina seperti rumah dan saya mempunyai bagian depan dan

belakang yang jelas.

Singa itu mengintai mangsanya dari belakang pohon ara.

Hari duduk termangu di depan tong sampah.

Yang dimaksud depan dan belakang pada kalimat di atas

adalah bagian nomina yang dilihat oleh pembicara. Seperti

singa pada kalimat pertama berada di balik pohon ara yang

dilihat pembicara sehingga pembicara mengatakan bahwa singa

berada di belakang pohon. Sama halnya dengan kalimat kedua

Hari duduk diantara si pembicara dengan tong sampah

sehingga si pembicara mengatakan Hari duduk di depan tong

sampah. Kata depan dan belakang pada dua kalimat di atas

merupakan deiksis dikarenakan untuk mengetahui maksud

katanya kita harus mengetahui dulu prespektif dari si

pembicara. Kimbal (dalam Pariawan, 2009) menyatakan bahwa

“perbedaan deiksis dan tidak deiksis tersebut si atas

dimungkinkan karena pohon memiliki “orientasi tempelan”

Page 33: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

(induced orientation), sedangkan rumah dan saya mempunyai

“orientasi bawaan” (inherent orientation).

(4) Hal ruang yang ditunjukkan oleh preposisi dapat bersifat statis

(menggambarkan hal yang diam) dan bersifat dinamis

(menggambarkan hal yang bergerak).

Jadi, yang dimaksud dengan deiksis tempat atau ruang

adalah pemberian bentuk pada lokasi atau berupa tempat dengan

acuan posisi penutur atau pemeran dalam peristiwa bahasa tersebut.

Leksem tempat akan bersifat deiksis apabila leksem tersebut

dirangkai dengan leksem persona.

c) Deiksis Waktu

Deiksis waktu ialah pemberian bentuk pada rentang waktu

seperti yang dimaksudkan penutur dalam peristiwa bahasa

(Cahyono, 1995: 218). Menurut Yule (2006: 22), deiksis waktu

adalah pengungkapan bentuk waktu dilihat dari waktu ujaran

tersebut dibuat (peristiwa berbahasa), misalnya: sekarang, pada

waktu itu, kemarin, bulan ini, dan sebagainya. Contoh pemakaian

deiksis waktu :

(1) Banyak jalan tol dibuat sekarang.

(2) Jangan pulang sekarang.

Deiksis sekarang dalam contoh tersebut memiliki makna yang

berbeda. Pada contoh (1) sekarang dapat mengacu ke waktu

selama lima tahun, sedangkan pada contoh (2) sekarang mengacu

ke waktu beberapa detik atau menit saja.

Kata kerja juga dapat digunakan untuk mengungkapkan deiksis

waktu (Cummings, 2007: 36).

Purwo (1984: 71) menjelaskan bahwa leksem waktu seperti

pagi, siang, sore, dan malam tidak bersifat deiksis karena

perbedaan masing-masing leksem itu ditentukan berdasarkan

patokan posisi bumi terhadap matahari. Hal itu akan berubah

menjadi deiksis jika yang menjadi patokan adalah pembicara pada

Page 34: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

saat diucapkan tuturan tersebut. Jadi leksem waktu akan bersifat

deiksis jika acuannya ditentukan oleh pembicara saat tuturan

berlangsung. Contoh:

Bulan selalu muncul pada malam hari.

Malam nanti Ayah akan datang.

Kata malam pada kalimat pertama tidak deiksis karena yang

menjadi patokan adalah posisi bumi terhadap matahari, sedang

kalimat kedua bersifat deiksis karena yang menjadi patokan adalah

pembicara, yaitu arti malam menurut pandangan si pembicara.

Berikut adalah beberapa leksem waktu baik yang deiksis

maupun tidak deiksis:

(1) Leksem waktu yang tidak deiksis

Beberapa leksem waktu seperti saat, waktu, masa, tempo,

kala, dan kali berbeda dalam jangkauan waktunya.

Kasih ibu sepanjang masa.

Beberapa leksem waktu dibedakan akibat perputaran buni

mengelilingi matahari yang menyebabkan gelap atau terang.

Batas waktu antara yang disebut pagi, siang, sore, dan malam

dalam setiap bahasa tidaklah sama. Dalam bahasa Indonesia

kata pagi berarti waktu antara pukul tiga sebelum matahari

terbit sampai pukul sepuluh sesudah matahari terbit. Kata siang

berarti waktu antara matahari terbit dan terbenam dan

merupakan antonim dari kata malam yang berarti saat matahari

terbenam sampai matahari terbit. Purwo (1984 : 70)

berpendapat bahwa “pukul empat merupakan batas siang dan

petang. Yang dikatakan malam adalah waktu antara pukul tujuh

setelah matahari terbenam hingga pukul dua menjelang

matahari terbit. Pukul 12 malam sering disebut tengah malam”.

(2) Leksem waktu yang deiksis

Leksem waktu bersifat deiksis apabila yang menjadi

patokan adalah pembicara. Kata sekarang bertitik labuh pada

Page 35: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

saat pembicara mengungkapkan kata itu. Kata kemarin bertitik

labuh pada saat satu hari sebelum saat tuturan.

Penentuan leksem deiksis seperti dulu, tadi, nanti, dan

kelak tidak tertentu dan relatif. Kata dulu dan tadi bertitik

labuh pada waktu sebelum terjadinya tuturan. Sedang kata

nanti dan kelak bertitik labuh pada waktu sesudah saat tuturan.

Keduanya sama-sama merujuk pada pada waktu jauh ke depan.

Kelak aku akan datang melamarmu.

Nanti semuanya akan berakhir.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa

deiksis waktu adalah pemberian bentuk pada rentang waktu seperti

yang dimaksudkan penutur yang berupa keterangan waktu (siang,

sore, malam, sekarang, nanti, tadi, dulu, kemarin, dan kelak)

dalam peristiwa bahasa dengan referensi yang berganti-ganti

tergantung pada saat tuturan tersebut diucapkan.

2) Deiksis dalam-Tuturan (Endofora)

Deiksis dikatakan bersifat endofora jika berada di dalam teks.

Endofora adalah pemberian petunjuk kepada pendengar atau pembaca

supaya melihat di dalam teks untuk menemukan apa yang sedang

diacu. Djajasudarna (1994: 51) membagi endofora menjadi dua

macam, yaitu endofora yang bersifat anaforis dan endofora yang

bersifat kataforis berdasarkan posisi acuannya. Anafora merujuk silang

pada unsur yang disebutkan terdahulu atau merujuk pada yang sudah

disebutkan dan katafora merujuk silang pada unsur yang disebutkan

kemudian atau merujuk pada yang akan disebutkan.

Nababan (1987: 40) berpendapat apabila suatu referen

merujuk pada konstituen yang sudah lewat atau sudah disebutkan

dinamakan anafora. Apabila suatu referen merujuk pada konstituen

yang akan disebutkan dinamakan katafora. Contoh: Andi anak

Page 36: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

terpandai di kelasnya. Dia selalu menjadi juara (Kata dia merujuk pada

Andi yang telah disebutkan terlebih dahulu).

Pemarkah anafora dapat mengacu pada insan maupun bukan

insan. Pemarkah anafora berupa insan hanya terdapat pada kata ganti

orang ketiga, seperti dia, mereka, dan bentuk terikat -nya. Hal ini

dipertegas oleh Purwo (1984: 105) bahwa “di antara bentuk-bentuk

persona hanya kata ganti persona ketiga yang dapat menjadi pemarkah

anafora dan katafora”.

Contoh.

Adit mahasiswi UNS. Dia mengambil Program Studi Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia.

(Kata dia pada kalimat di atas menyatakan Adit yang telah disebutkan

terlebih dahulu sehingga bersifat anaforis.)

Gaya bicaranya yang khas, membuat Dino mudah dikenali. (Bentuk

terikat -nya dalam kalimat di atas bersifat kataforis karena mengacu

pada konstituen di sebelah kanannya, yaitu Dino.)

Kata dia dan mereka hanya dapat mengacu pada insan,

sedangkan bentuk terikat -nya dapat menyatakan insan dan bukan

insan. Pemarkah anafora dapat berupa kata tersebut, begitu, demikian,

dan sebagainya. Pemarkah katafora berupa kata yaitu, ialah, dan

adalah.

3. Hakikat Tajuk Rencana

a. Pengertian Tajuk Rencana

Setiap surat kabar atau majalah yang terbit hampir selalu

menyajikan tajuk rencana mengenai sesuatu yang menjadi berita hangat

dalam masyarakat, baik secara nasional maupun internasional. Dawud dan

Pratiwi (2004: 134), menyatakan bahwa tajuk rencana berisi opini (sikap

dan pandangan) yang ditulis oleh seorang peneliti tetap, wartawan, atau

pihak tim redaksi terhadap berbagai persoalan yang tengah berlangsung

dalam masyarakat. Tajuk sekaligus mewakili sikap media tersebut

Page 37: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

terhadap persoalan yang dibicarakan itu. Tajuk lazimnya ditulis pada sisi

tepi kiri atas salah satu halaman surat kabar.

Suara tajuk rencana bukan suara perseorangan atau pribadi

melainkan suara kolektif seluruh wartawan dan karyawan dari suatu

lembaga penerbitan pers, maka apa pun yang dibahas atau diulas, tajuk

rencana tidak boleh mengesampingkan pendapat redaksi. Selain itu tajuk

tidak bisa mengupas suatu kejadian yang sudah lama berlangsung. Tajuk

juga menggambarkan falsafah dan pandangan hidup dari penerbitnya

(Djuroto, 2000: 78).

Dalam tajuk rencana biasanya diungkapkan adanya informasi atau

masalah aktual, penegasan pentingnya masalah, opini redaksi tentang

masalah tersebut, kritik dan saran atas permasalahan, dan harapan redaksi

akan peran serta pembaca. Spencer (dalam Assegraff, 1983: 63)

mengemukakan batasan tajuk rencana sebagai pernyataan mengenai fakta

dan opini secara singkat, logis, menarik ditinjau dari segi penulisan dan

bertujuan untuk mempengaruhi pendapat, atau memberikan interpretasi

terhadap suatu berita yang menonjol sebegitu rupa, sehingga bagi

kebanyakan pembaca surat kabar akan menyimak akan pentingnya arti

berita yang ditajukkan tadi. Pernyataan tersebut senada dengan Anwar

(1984: 1) bahwa bahasa jurnalistik memiliki sifat-sifat khas, yaitu singkat,

padat, sederhana, lancar, jelas, lugas, dan menarik. Badudu (dalam Anwar,

1984) juga mengatakan bahwa :

Bahasa surat kabar harus singkat, padat, sederhana, jelas, lugas

tetapi selalu menarik. Sifat-sifat itu harus dipenuhi oleh bahasa

surat kabar mengingat bahwa surat kabar dibaca oleh lapisan

masyarakat yang tidak sam tingkat pengetahuannya. Mengingat

bahwa orang tidak harus menghabiskan waktunya hanya dengan

membaca surat kabar. Harus lugas, tetapi jelas, agar mudah

dipahami. Orang tidak perlu mengulang-ulang apa yang

dibacanya karena ketidakjelasan bahasa yang digunakan dalam

surat kabar itu (hlm.2).

Page 38: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

b. Unsur Tajuk Rencana

Suherman (dalam Santana, 2005: 66) mengungkapkan ada tiga unsur

penting dalam tajuk rencana, yaitu:

1) Fakta. Berdasar fakta, berbagai opini tajuk rencana dibuat. Gambaran

permasalahan dideskripsikan, dan dicarikan atau diusulkan jalan

keluarnya. Tanpa landasan fakta, opini sebuah media akan dinilai

fitnah.

2) Interpretasi. Interpretasi di sini merupakan perpaduan antara kegiatan

memahami suatu fenomena dengan kegiatan mengungkapkan

fenomena tersebut menjadi suatu pesan yng siap untuk

dikomunikasikan.

3) Opini. Opini di sini merupakan pernyataan media terhadap persoalan

yang tengah dibahasnya. Melalui pernyataan-pernyataannya, sikap

sebuah media terlihat.

c. Fungsi Tajuk Rencana

Menurut Pujanarko (2005) fungsi tajuk rencana biasanya

menjelaskan berita, artinya, dan akibatnya pada masyarakat. Tajuk rencana

juga mengisi latar belakang dari kaitan berita tersebut dengan kenyataan

sosial dan faktor yang mempengaruhi dengan lebih menyeluruh. Dalam

tajuk rencana terkadang juga ada ramalan atau analisis kondisi yang

berfungsi untuk mempersiapkan masyarakat akan kemungkinan-

kemungkinan yang dapat terjadi, serta meneruskan penilaian moral

mengenai berita tersebut.

Umumnya para ahli menyebutkan ada empat fungsi tajuk rencana

sebagai berikut (Assegraff, 1983: 64).

1) Menjelaskan berita. Dalam fungsi ini tajuk rencana bertindak sebagai

seorang guru yang menjelaskan sesuatu berita atau peristiwa. Dalam

hal-hal pemberitahuan tentang kebijakan yang diambil, penulis tajuk

rencana akan menjelaskan apa arti kebijakan yang diambil dan apa

akibatnya kepada masyarakat. Penulis tajuk rencana bebas

Page 39: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

memberikan interpretasinya untuk menjelaskan berita kepada

pembaca.

2) Mengisi latar belakang. Dalam fungsi ini tajuk rencana memberikan

kaitan suatu berita dengan kenyataan-kenyataan sosial lainnya. Penulis

tajuk rencana dapat melengkapi berita dengan faktor-faktor yang

mempengaruhinya. Dengan memberikan bahan tambahan, pembaca

akan dapat lebih memahami suatu berita.

3) Meramalkan masa depan. Dalam fungsi ini, penulis tajuk rencana

mencoba memberikan ramalan apa yang akan terjadi dan karena itu

dapat berjaga-jaga atau memanfaatkan sesuatu di masa depan.

4) Meneruskan suatu penilaian moral. Dalam fungsi ini, penulis tajuk

rencana memberikan penilaian dan sikapnya atas sesuatu kejadian.

Keempat fungsi di atas sekaligus menunjukkan tujuan tajuk

rencana. Fungsi-fungsi tersebut disampaikan melalui materi-materi

tertentu. Materi tajuk bisa bersifat menjelaskan, argumentatif, membujuk,

memuji, dan menghibur.

d. Sifat Tajuk Rencana

Tajuk rencana mempunyai beberapa sifat (Gustiana, 2011), antara

lain sebagai berikut.

1) Krusial dan ditulis secara berkala, tergantung dari jenis terbitan

medianya bisa harian (daily), atau mingguan (weekly), atau dua

mingguan (biweekly) dan bulanan (monthly).

2) Isinya menyikapi situasi yang berkembang di masyarakat luas baik itu

aspek sosial, politik, ekonomi, kebudayaan, hukum, pemerintahan,

atau olah raga bahkan entertainmen, tergantung jenis liputan

medianya.

3) Memiliki karakter atau konsistensi yang teratur, kepada para

pembacanya terkait sikap dari media massa yang menulis tajuk

rencana.

Page 40: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

4) Terkait erat dengan kebijakan media yang bersangkutan. Karena

setiap media mempunyai perbedaan iklim tumbuh dan berkembang

dalam kepentingan yang beragam, yang menaungi media tersebut.

e. Jenis dan Model Tajuk Rencana

Flournoy (1989: 129) menjelaskan tentang beberapa jenis tajuk

rencana, yaitu tajuk rencana yang bersifat argumentatif, informatif, dan

aneka rupa. Tajuk rencana yang bersifat argumentatif adalah yang

membela suatu pandangan tertentu. Argumen-argumen yang diajukan

melalui tajuk rencana bisa berupa imbauan jelas untuk bertindak atau

isyarat untuk menggiring pembaca ke arah jalan yang dikehendaki oleh

redaktur. Tajuk bersifat informatif merupakan usaha redaktur untuk

memberikan keterangan-keterangan masalah tertentu kepada pembaca.

Tajuk aneka rupa adalah tajuk yang berusaha untuk menghibur pembaca

dan bukan memberikan interpretasi tentang kejadian yang bernilai berita

atau upaya mempengaruhi. Sementara itu, Malarangeng (dalam Panuju,

2005: 81) membagi tajuk rencana ke dalam tiga model, yakni:

1) Tajuk Model Jalan Tengah (MJT). Walaupun mengandung unsur

kritis, sering ditulis sedemikian rupa sehingga terkesan terlalu santun,

berputar-putar dan cenderung mengaburkan pesan yang hendak

disampaikan.

2) Tajuk Model Angin Surga (MAS). Oleh penulisnya, tajuk model ini

ditulis sebagai imbalan serta harapan. Didalamnya terdapat ungkapan-

ungkapan kunci, antara lain “kebersamaan”, “duduk bersama mencari

solusi”, “kewajiban moral”, “kewajiban kita semua”, dan semacamnya.

3) Tajuk Model Anjing Penjaga (MAP). Di dalamnya dapat terbaca

dengan jelas apa yang hendak diperjuangkan dan dikatakan oleh

penulisnya.

Page 41: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

4. Hakikat Materi Pembelajaran Bahasa

a. Pengertian Pembelajaran Bahasa

Pembelajaran bahasa Indonesia selain menjadi wahana penciptaan

bentuk hubungan sosial juga menjadi sumber pengetahuan dan

pemahaman. Pembelajaran bahasa Indonesia dan sastra bukan hanya dapat

dijadikan medan pengembangan kemampuan menyimak, wicara,

membaca, dan menulis, tetapi juga dapat dijadikan wahana

pemberwacanaan bidang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, maupun

dalam kehidupan sosial masyarakat pada umumnya (Ardika, 2012: 75).

Menurut Panen (2001:15), istilah pembelajaran merupakan

terjemahan dari instruction. Menurut Gagne (1988:17) pembelajaran

adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan

terjadinya proses belajar pada siswa. Corey (dalam Sagala, 2007: 61)

menjelaskan bahwa konsep pembelajaran adalah suatu proses dimana

lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia

turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau

mengahsilkan respons terhadap situasi tertentu.

Dari pengertian tersebut dapat diambil suatu kesimpulan bahwa

pembelajaran merupakan kegiatan belajar agar dapat mempelajari sesuatu

yang efektif dan efisien. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta

didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar komunikasi. Pembelajaran

bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik

untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik

secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil

karya kesastraan manusia Indonesia (Depdiknas, 2006:260).

b. Materi Pembelajaran Bahasa

Ciri utama pembelajaran adalah meningkatkan dan mendukung

proses belajar siswa. Ini menunjukkan bahwa unsur kesengajaan dari pihak

di luar individu yang melakukan proses belajar merupakan ciri utama dari

konsep pembelajaran. Di samping itu, ciri lain pembelajaran adalah adanya

Page 42: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

interaksi antara peserta didik dan guru dalam rangka mencapai tujuan

(Rusyan, 1997:4). Komponen-komponen yang saling berkaitan satu sama

lainnya juga merupakan ciri pembelajaran. Menurut Djamarah dan Zain

(1996:48) komponen-komponen tersebut adalah: (1) tujuan; (2) materi; (3)

kegiatan pembelajaran; (4) metode; (5) alat; (6) evaluasi; dan (7) sumber

pembelajaran.

Materi pembelajaran merupakan salah satu komponen dalam

pembelajaran. Materi pembelajaran bahasa adalah segala sesuatu yang

dibahas dalam pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan yang telah

ditetapkan.

c. Sumber-sumber Pemilihan Materi Ajar

Bahan atau materi ajar adalah alat dan media yang memberi siswa

peluang untuk memperoleh pengalaman belajar. Guru harus memilih

bahan pelajaran dari berbagai sumber kemudian mengintegrasikan menjadi

kesatuan bahan pelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa (Hanafi

dkk, 1981: 10).

Dalam proses pengajaran bahasa, guru hendaknya memanfaatkan

buku pelajaran sebagai (a) sumber ide, (b) sumber model pemakaian

bahasa, dan (c) pengarah pengajaran menuju ke tujuan pengajaran bahasa

(Dawson dan Zollinger dalam Hanafi dkk, 1981: 15).

Menurut Oka (dalam Hanafi dkk, 1981: 19), buku pelajaran bahasa

Indonesia yang baik memuat perangkat ciri penanda sebagai berikut:

1) Memuat contoh atau model beberan bahasa Indonesia yang baik.

2) Bahan-bahan latihannya diangkat dari analisis linguistis terhadap

sistem dan struktur bahasa Indonesia yang meliputi fonologi,

morfologi, sintaksis, dan semantik.

3) Bahan-bahan latihan diangkat dari materi bahasa Indonesia yang baku,

ditulis dengan sistem ejaan yang berlaku.

4) Bahan-bahan latihannya merupakan sarana dan media langsung yang

menunjang serta memperlancar proses pembelajaran bahasa Indonesia.

Page 43: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

B. Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian “Deiksis dalam Tajuk Rencana

Harian SOLOPOS Tahun 2011 dan Sumbangannya terhadap Materi Pembelajaran

Bahasa Indonesia di SMK” adalah penelitian yang dilakukan oleh Astuti (2007)

dalam penelitiannya “Penggunaan Deiksis Pronomina Persona pada Serial Pendek

Dua Tengkorak Kepala”. Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: (1)

bentuk deiksis pronomina persona berupa: (a) pertama tunggal, meliputi: aku,

saya, dan –ku, (b) pertama jamak, meliputi: kami dan kita, (c) kedua tunggal,

meliputi: kamu, Anda, -mu, dan kau, (d) kedua jamak, meliputi: kalian, (e)

persona ketiga tunggal, meliputi: dia, ia, -nya, dan beliau, (f) ketiga jamak,

meliputi: mereka, (2) peran deiksis, meliputi: (a) sebagai pembicara, (b) sebagai

lawan bicara atau pendengar, (c) sebagai sasaran atau yang dibicarakan, (3) variasi

semantis yang ditemukan dalam serial pendek Dua Tengkorak Kepala, yaitu

persona kedua untuk merujuk persona pertama.

Penelitian relevan yang kedua adalah hasil penelitian yang dilakukan oleh

Muryani berupa skripsi tahun 2006 berjudul “Deiksis dalam Berita Utama Harian

SOLOPOS (Desember 2005-Februari 2006)”. Hasil dari penelitian ini

menunjukkan bahwa pemakaian bentuk deiksis yang paling banyak ditemukan

adalah deiksis persona. Distribusi deiksis dalam berita tersebut terdapat di awal

kalimat, di tengah kalimat, dan di akhir kalimat.

Penelitian relevan yang ketiga adalah hasil penelitian yang dilakukan oleh

Kusumawati berupa skripsi tahun 2006 berjudul “Analisis Deiksis Persona dan

Sosial Wacana Berita Patroli dalam Surat Kabar Harian Umum Solopos Tahun

2004”. Hasil penelitian ini menunjukkan bentuk-bentuk deiksis persona dan sosial

yang terdapat dalam wacana berita Patroli dalam surat kabar harian umum

Solopos edisi Oktober-Desember 2004 adalah: (a) deiksis persona, bentuk deiksis

persona dan yang paling sering muncul adalah bentuk persona ketiga, (b) deiksis

sosial, bentuk deiksis sosial dan yang paling sering muncul adalah bentuk

honorifics. Kedua, kategorisasi deiksis persona dan sosial yang terdapat dalam

wacana berita Patroli dalam surat kabar harian umum Solopos edisi Oktober-

Desember 2004 adalah: (a) kategorisasi dalam deiksis persona, yaitu: (1) deiksis

Page 44: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

persona pertama tunggal, (2) deiksis persona pertama jamak, (3) deiksis persona

kedua tunggal, (4) deiksis persona ketiga tunggal, dan (5) deiksis persona ketiga

jamak. Ketiga, fungsi pemakaian deiksis persona dan sosial yang terdapat dalam

wacana berita Patroli dalam surat kabar harian umum Solopos edisi Oktober-

Desember 2004 adalah: (a) fungsi pemakaian deiksis persona, yaitu: (1) Merujuk

pada diri orang yang sedang berbicara, (2) Merujuk pada nama orang yang

memegang jabatan, (3) Merujuk pada orang yang sedang dibicarakan, (4)

Meyebutkan orang dalam jumlah banyak, (5) Menunjukkan bentuk inklusif, dan

bentuk ekslusif; (b) fungsi pemakaian deiksis sosial, yaitu: (1) Sebagai salah satu

bentuk efektivitas kalimat, (2) Sebagai pembeda tingkat sosial seseorang, (3)

Untuk menjaga sopan santun berbahasa, dan (4) Untuk menjaga sikap sosial

kemasyarakatan.

Relevansi dari penelitian ini dengan penelitian sebelumnya, yaitu sama-

sama meneliti tentang deiksis. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian

sebelumnya, yaitu penelitian sebelumnya lebih memfokuskan pada kajian deiksis

pronomina persona, deiksis persona atau deiksis sosial saja, sedangkan penelitian

ini memaparkan deiksis secara umum. Penelitian ini juga dikaitkan dengan materi

pembelajaran di sekolah khususnya SMK sedangkan penelitian sebelumnya tidak.

C. Kerangka Berpikir

Kajian pragmatik terkait langsung dengan fungsi utama bahasa, yaitu

sebagai alat komunikasi. Deiksis merupakan kajian dari pragmatik yang

berkenaan dengan makna suatu kata atau kalimat yang berganti karena bergantian

konteks. Deiksis adalah kata yang acuannya selalu berganti-ganti yang

dipengaruhi konteks yang melingkupinya. Realitas dari pemakaian deiksis dapat

ditemukan pada suatu kata atau kalimat dalam suatu wacana kebahasaan,

contohnya pada surat kabar berupa tajuk rencana. Tajuk rencana menjadi fokus

dalam penelitian ini.

Bahasa yang terdapat dalam kolom tajuk rencana harian SOLOPOS dipilih

antara kalimat yang mengandung kata atau frase yang bersifat deiksis dan kalimat

yang tidak mengandung deiksis. Kalimat yang mengandung deiksis kemudian

Page 45: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

dianalisis dan diklasifikasikan berdasarkan macam-macam deiksis, yaitu deiksis

luar-tuturan (eksofora) terdiri dari: deiksis persona, waktu, ruang, dan deiksis

dalam-tuturan (endofora) terdiri dari anafora dan katafora. Setelah kalimat

tersebut diklasifikasikan berdasarkan jenis deiksisnya, maka akan terdeskripsi

mengenai jenis-jenis deiksis yang dipakai dalam tajuk rencana tersebut. Letak atau

distribusi deiksis juga akan ditemukan setelah semua kalimat dianaliis dan diberi

tanda pada bagian kata atau frase yang berdeiksis. Apabila jenis-jenis deiksis yang

dipakai dalam tajuk rencana tersebut sudah ditemukan, maka kecenderungan

pemakaian deiksis yang terdapat dalam tajuk rencana tersebut juga akan

ditemukan dengan melihat hasil atau presentase terbanyak. Setelah ketiga

rumusan ini terjawab, maka hasilnya dikaitkan dengan materi pembelajaran

Bahasa Indonesia di SMK.

Kerangka pemikiran yang dikemukakan di atas dapat dilihat pada Gambar

1 berikut ini.

Page 46: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Bahasa Tajuk rencana

Harian SOLOPOS

Kalimat berdeiksis kalimat tidak berdeiksis

Deiksis luar-tuturan Deiksis dalam-tuturan

Persona Ruang Waktu Anafora Katafora

Gambar 1. Kerangka Berpikir

Analisis Bentuk-

bentuk Deiksis

Analisis kecenderungan

pemakaian deiksis Analisis Distribusi

Deiksis

Sumbangan terhadap Materi

Pembelajaran Bahasa Indonesia di

SMK

Page 47: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini tidak terikat lokasi atau tempat penelitian karena objek yang

diteliti berupa deiksis yang terdapat dalam tajuk rencana harian SOLOPOS.

Penelitian ini dilaksanakan selama lima bulan, yakni bulan Februari, Maret, April,

Mei, dan Juni 2012.

Untuk rincian waktu dan jenis kegiatan penelitian dapat dilihat pada Tabel

1 berikut.

Tabel 1. Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian

Waktu

Kegiatan

Februari Maret April Mei Juni

A. Persiapan

1. Menyusun proposal

2. Konsultasi proposal

3. Mengajukan perizinan

penelitian skripsi

B. Pelaksanaan penelitian

1. Pengumpulan data

2. Analisis data

C. Penyusunan laporan

B. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi

(content analysis) karena teknik ini yang paling abstrak untuk menganalisis data-

data kualitatif (Bungin, 2005: 84). Weber (dalam Muryani, 2006: 14) menyatakan

bahwa analisis kontens atau kajian isi adalah suatu bentuk teknik penelitian yang

memanfaatkan seperangkat prosedur untuk menarik simpulan yang sahih dari

Page 48: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

sebuah buku atau dokumen. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif

kualitatif. Peneliti mencatat dengan cermat dan teliti data yang berwujud kata-

kata, frase, dan klausa yang merupakan deiksis dalam tajuk rencana harian

SOLOPOS.

C. Data dan Sumber data

Data dan sumber data dalam penelitian ini berupa arsip atau dokumen.

Sumber data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah tajuk rencana

harian SOLOPOS. Sumber data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini

adalah website data yang diperoleh dari internet berupa pengertian deiksis dan

macam-macam deiksis, buku-buku yang membahas tentang deiksis, dan hasil

penelitian lain yang relevan sebagai bahan pembanding.

D. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitan ini dilakukan dengan

menggunakan purposive sampling. Purposive sampling, yaitu pengambilan

sampel yang didasarkan pertimbangan tertentu (Sutopo, 2002: 53). Pertimbangan

tertentu, artinya disesuaikan dengan kebutuhan atau tujuan penelitian. Sampel

dalam penelitian ini adalah kalimat yang di dalamnya mengandung deiksis yang

menurut peneliti mampu mewakili data yang ada.

E. Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

arsip atau dokumen, yaitu teknik mencari data mengenai hal-hal atau variabel

yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,

dan sebagainya (Arikunto, 1998: 236). Dokumentasi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah dokumentasi yang berupa surat kabar. Pengumpulan data

dikerjakan dengan mengumpulkan data yang berupa dokumen tajuk rencana

harian SOLOPOS bulan Oktober-Desember 2011. Hal yang dilakukan, yaitu: (1)

mengumpulkan data yang ditandai dengan pencatatan, (2) memilih dan memilah

data yang diperlukan, dan (3) mencatat data sesuai dengan jenis klasifikasinya.

Page 49: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

F. Uji Validitas Data

Dalam penelitian kualitatif untuk menjamin data yang diperoleh, validitas

datanya dapat dilakukan dengan beberapa cara. Sutopo (2002: 79) menyebutkan

adanya empat jenis triangulasi, yaitu (1) triangulasi data, (2) triangulasi teori, (2)

triangulasi peneliti, dan (4) triangulasi metode. Dari keempat triangulasi tersebut,

peneliti menggunakan triangulasi teori dan triangulasi peneliti. Peneliti

menggunakan triangulasi teori karena penelitian yang dilakukan menggunakan

perspektif lebih dari satu teori dalam membahas permasalahan yang diambil. Dari

beberapa perspektif teori itu akan diperoleh pandangan yang lebih lengkap, tidak

hanya sepihak sehingga bisa dianalisis dan ditarik kesimpulan yang lebih utuh dan

menyeluruh. Selain menggunakan triangulasi teori, peneliti juga menggunakan

triangulasi peneliti, yaitu hasil dari penelitian deiksis dalam penelitian ini, baik

data maupun simpulan mengenai bagian tertentu ataupun keseluruhannya di uji

validitasnya dengan peneliti lain atau ahli bahasa.

G. Analisis Data

Teknik analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis mengalir atau jalinan (flow model of analysis). Hal ini mengacu pada teori

Sutopo (2002: 95) tentang analisis mengalir (jalinan) yang terdiri dari tiga

komponen pokok, yaitu: (1) reduksi data (data reduction); (2) sajian data (data

display); dan penarikan simpulan (conclusion drawing). Ketiga komponen analisis

ini saling menjalin dan dilakukan terus-menerus.

Page 50: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Berdasarkan penjabaran di atas dapat dilihat pada Gambar 2 di bawah ini.

Pengumpulan data Penelitian laporan

Reduksi data

Sajian data

Penarikan kesimpulan/verifikasi

Gambar 2. Analisis Mengalir (jalinan) (Sutopo, 2002:95)

Adapun penjelasan dari gambar di atas, yaitu pada awal pengumpulan

data, peneliti harus mengerti hal-hal yang akan dikaji. Hal-hal yang akan dikaji

dalam penelitian ini adalah deiksis yang merupakan salah satu kajian pragmatik

yang terdapat dalam tajuk rencana harian SOLOPOS bulan Oktober-Desember

2011. Setelah semua dirumuskan, pengumpulan data dilakukan dengan mencatat

data lain yang relevan dan mendukung objek kajian. Data yang diperoleh

kemudian diseleksi dengan memilah data yang terpakai dan data yang tidak

terpakai. Data yang telah terseleksi dan yang telah dianalisis tidak menutup

kemungkinan untuk menerima masukan data atau informasi lain yang akan

memperjelasnya. Kesimpulan akhir diambil setelah melewati proses perulangan

analisis dan replikasi data yang ada, sehingga akan didapat kesimpulan yang lebih

rinci, eksplisit, dan berlandaskan kuat.

H. Prosedur Penelitian

Penelitian merupakan suatu proses, jadi harus ada tahapan-tahapan yang

harus dilakukan dari awal hingga akhir penelitian. Pelaksanaan penelitian dibagi

menjadi tiga tahapan, yaitu : (1) prapenelitian; (2) pelaksanaan penelitian; dan (3)

penelitian laporan. Prosedur penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3 di bawah

ini.

Page 51: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Gambar 3. Prosedur Penelitian (Mahsun, 2005: 29)

Keterangan:

1. Tahap prapenelitian. Tahapan ini merupakan tahapan penyusunan desain

penelitian (proposal). Peneliti berusaha merumuskan secara jelas tentang

masalah yang hendak dipecahkan melalui penelitian.

2. Tahap pelaksanaan penelitian. Pada tahapan ini meliputi tiga tahapan

pokok, yaitu penyediaan atau pengumpulan data, analisis data, dan

membuat rumusan hasil analisis yang diwujudkan dalam bentuk kaidah-

kaidah. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah pengumpulan data

dari tajuk rencana harian SOLOPOS bulan Oktober-Desember 2011. Data

yang terkumpul diolah dan dianalisis berdasarkan kajian pragmatik.

3. Tahap penelitian laporan. Pada tahap ini peneliti membuat laporan dari

penelitian yang dilakukan yang disertai konsultasi dengan pembimbing.

prapenelitian (1)

pelaksanaan

penelitian (2)

Penulisan laporan (3)

Page 52: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Penelitian

Penelitian ini tidak terikat lokasi karena objek yang diteliti

merupakan deiksis dalam kolom tajuk rencana harian SOLOPOS. Objek

penelitian ini berupa kalimat yang di dalamnya mengandung deiksis yang

diambil dari kolom tajuk rencana harian SOLOPOS edisi Oktober sampai

Desember 2011. Tajuk rencana pada harian SOLOPOS dapat peneliti

temukan di halaman empat di sebelah kiri atas. Harian SOLOPOS

mencantumkan tajuk rencana di dalamnya setiap hari, kecuali pada hari

Minggu. Tajuk rencana pada harian ini menyajikan kurang lebih 20 sampai

30 kalimat tergantung permasalahan yang dibahas. Dari beberapa kalimat

tersebut tidak semua kalimat mengandung deiksis. Peneliti memilih dan

memilah kalimat-kalimat yang mengandung deiksis sesuai dengan tujuan

penelitian, yaitu mengenai: (1) bentuk-bentuk deiksis yang terdapat dalam

tajuk rencana harian SOLOPOS tahun 2011; (2) distribusi deiksis dalam

tajuk rencana harian SOLOPOS tahun 2011; (3) kecenderungan pemakaian

deiksis dalam tajuk rencana harian SOLOPOS tahun 2011; dan (4)

sumbangannya terhadap materi pembelajaran bahasa Indonesia di SMK.

B. Deskripsi Temuan Penelitian

1. Bentuk-bentuk Deiksis yang terdapat dalam Tajuk Rencana

Harian SOLOPOS Tahun 2011

a. Deiksis Luar-Tuturan (Eksofora)

Eksofora adalah pemberian petunjuk kepada pendengar atau

pembaca supaya melihat di luar teks untuk menemukan atau

mengidentifikasi apa yang sedang diacu. Deiksis ini terbagi menjadi

tiga, yaitu deiksis persona, deiksis tempat atau ruang, dan deiksis

waktu.

Page 53: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

1) Deiksis Persona

Deiksis persona merupakan bentuk kata ganti yang mengacu

kepada diri pembicara atau kelompok yang melibatkan pembicara

dalam peristiwa bahasa.

a) Bentuk Persona Pertama

Deiksis persona pertama adalah kategori rujukan pembicara

kepada dirinya atau kelompok yang melibatkan dirinya (Cahyono,

1995: 218).

a.1 Dalam kondisi seperti ini kita tak boleh pesimistis. (D1, SP 1

Okt 11)

a.2 Kita harus yakin kita mempunyai potensi untuk memperluas

pasar ekspor. (D1, SP 1 Okt 11)

a.3 Demikian kalimat bijak yang sering kita dengar. (D3, SP 4 Okt

11)

a.4 Makna kalimat ini kami rasa sangat tepat jika dikaitkan dengan

dua “kisah kecil” terkait pendidikan kita. (D3, SP 4 Okt 11)

a.5 Secara umum pendidikan kita memang terlalu mekanis. (D3,

SP 4 Okt 11)

a.6 Kami yakin setiap operator mendapatkan keuntungan dari

modus pencurian pulsa yang senilai minimal Rp300 juta per

hari per operator itu…(D4, SP 7 Okt 11)

a.7 Inilah yang kami perkirakan akan menciptakan “sinetron”

reshuffle kabinet. (D5, SP 10 Okt 11)

a.8 Kami, dan seluruh rakyat negeri ini, sudah bosan dengan

sinetron politik para elite di Jakarta.(D5, SP 10 Okt 11)

a.9 Kami, dan seluruh rakyat negeri ini, sudah bosan dengan

sinetron politik para elite di Jakarta.(D5, SP 10 Okt 11)

a.10 Kini, ketidakadilan menjadi beban kita bersama. (D6, SP 11

Okt 11)

Page 54: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

a.11 Kami sama sekali tak sepakat dengan aksi kekerasan,

kriminal,…(D6, SP 11 Okt 11)

a.12 Perparkiran, dalam pandangan kami, adalah salah satu sektor

yang langsung terkait dengan kepentingan masyarakat. (D7, SP

13 Okt 11)

a.13 Kami yakin itu faktual. (D7, SP 13 Okt 11)

a.14 Kesimpulan kami, ketika pengelolaan sektor pengelolaan

publik di landasi oleh kepentingan politik praktis,…(D74, SP

13 Okt 11)

a.15 Kita harus membaca UU ini dengan kritis. (D8, SP 14 Okt 11)

a.16 Tapi, belakangan ini, kita disuguhi data yang membuat kita

khawatir. (D10, SP 17 Okt 11)

a.17 Dalam tataran nomatif, alasan itu bisa saja kita terima. (D10,

SP 15 Okt 11)

a.18 Musuh kita sebenarnya sudah sangat jelas, yaitu koruptor

beserta para kroni dan jaringan mafia mereka. (D10, SP 15 Okt

11)

a.19 Senyampang rencana besar itu belum terwujud, kami

mengajak elemen masyarakat kota Solo…(D11, SP 18 Okt 11)

a.20 Ini bisa menjadi angin segar bagi pendidikan kita. (D14, SP

21 Okt 11)

a.21 Kami berpandangan, pendidikan adalah langkah seumur

hidup. (D16, SP 24 Okt 11)

a.22 Perubahan udara dan temperatur sedikit banyak...tubuh kita

otomatis…(D17, SP 25 Okt 11)

a.23 Menurut hemat kami butuh kesadaran semua pihak untuk

mencari solusi terbaik terkait masalah upah buruh ini. (D18, SP

26 Okt 11)

a.24 Generasi muda kita kehilangan jati diri sebagai bangsa timur,

yang punya kearifan lokal sangat luhur. (D19, SP 28 Okt 11)

Page 55: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

a.25 Sungguh kita menjadi bangsa yang tak sopan ketika kini tak

peduli sama sekali pada entitas kebangsaan kita yang dibangun

para pendahulu kita. (D19, SP 28 Okt 11)

a.26 Kami mendorong dan mendukung setiap upaya penghapusan

stigmatisasi dan diskriminasi terhadap ODHA. (D21, SP 31

Okt 11)

a.27 Kami mendukung imbauan ketua DPP Golkar Priyono Budi

Santoso bahwa(D3, SP 3 Nov 11)

a.28 Kami berpandangan sebenarnya sudah saatnya negeri

ini…(D3, SP 3 Nov 11)

a.29 Kami hanya punya satu pemahaman, bisnis apapun mestinya

dilandasi moral. (D4, SP 5 Nov 11)

a.30 Itu pandangan kami. (D4, SP 5 Nov 11)

a.31 Sedangkan urusan moral, ini pekerjaan kita bersama. (D4, SP

5 Nov 11)

a.32 Kita memang butuh pahlawan. (D6, SP 10 Nov 11)

a.33 Kalau dulu kita butuh pahlawan untuk membebaskan bangsa

dari penjajah, kini kita butuh pahlawan-pahlawan tanpa gelar...

(D6, SP 10 Nov 11)

a.34 Kenyataan inilah yang menjadi alasan faktual kita butuh

pahlawan antikorupsi. (D6, SP 10 Nov 11)

a.35 Kita punya teladan para pendahulu negeri ini, seperti Hatta,

Sjahrir, dan lainnya yang meninggal dalam keadaan sederhana

bahkan miskin. (D10, SP 17 Nov 11)

a.36 Kita acap kali mengabaikan tanda-tanda alam. (D11, SP

21Nov 11)

a.37 Tiga kisah ini membuat kita miris. (D14, SP 28 Nov 11)

a.38 Kasus di Semarang tentunya menjadi keprihatinan kita

bersama. (D15, SP 29 Nov 11)

a.39 Tidak hanya prihatin, kami mendorong praktik jual-beli

anggaran ini harus ditindak tegas. (D15, SP 29 Nov 11)

Page 56: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

a.40 Sekarang tidak ada lain yang patut kita andalkan selain

kembali ke kekuatan rakyat. (D3, SP 5 Des 11)

a.41 Kita harus meneguhkan kembali semangat… (D8, SP 15 Des

11)

a.42 Menurutnya, kejujuran dan sportivitas merupakan spirit yang

membuat kita menjadi manusia yang sebenarnya. (D9, SP 19

Des 11)

a.43 Kami berpendapat kebijakan penganggaran untuk masyarakat

miskin masih memprihatinkan. (D11, SP 21 Des 11)

a.44 Sesungguhnya kita semua tahu apa alasan utama RD. (D12,

SP 22 Des 11)

a.45 Kita patut mempertanyakan mengapa Pemkot sampai… (D14,

SP 26 Des 11)

Kata kita dan kami pada kalimat diatas termasuk deiksis

persona pertama jamak. Kata kita merujuk pada penutur atau

penulis beserta mitra tutur atau pembaca. Kata kita mencakupi

tidak saja pembicara/penulis, tetapi juga pendengar/pembaca,

dan mungkin pula pihak lain. Kata kami pada kalimat diatas

merujuk kepada penutur atau pembicara yang jumlahnya lebih

dari satu orang (tim redaksi). Purwo (1984: 24) menyebutkan

bahwa kami bersifat ueksklusif, artinya pronomina itu

mencakupi pembicara/penulis dan orang lain dipihaknya, tetapi

tidak mencakupi orang lain dipihak pendengar/pembacanya.

b) Bentuk Persona Kedua

Persona kedua adalah bentuk kata ganti yang merujuk kepada

mitra tutur yang terikat langsung dalam peristiwa bahasa. Bentuk

persona kedua baik tunggal seperti engkau, kamu, Anda, dikau,

kau-, -mu, atau pun jamak seperti kalian , Anda sekalian, dan

kamu sekalian tidak ditemukan pada kalimat yang terdapat dalam

tajuk rencana. Hal ini disebabkan karena tajuk rencana

mengungkapkan opini redaksi terhadap suatu permasalahan yang

Page 57: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

sedang hangat dibicarakan atau menonjol pada saat media itu

terbit. Karena isinya berupa pendapat suatu tim terhadap

permasalahan tertentu, maka dalam tajuk rencana ini tidak

ditemukan adanya kalimat langsung seperti yang dapat ditemukan

pada berita di surat kabar.

c) Bentuk Persona Ketiga

Persona ketiga adalah bentuk kata ganti yang acuannya

ditujukan kepada seseorang yang dijadikan objek pembicaraan

dalam peristiwa bahasa.

c.1 Sejak awal Oktober ini, para jemaah calon haji Indonesia mulai

memasuki embarkasi haji sesuai jadwal Kloter maupun daerah

asal mereka masing-masing. (D2, SP 3 Okt 11)

c.2 Mereka berebut status sebagai pengelola yayasan yang sah dan

berhak “memiliki” dan “mengelola” sekolah itu secara penuh.

(D3, SP 4 Okt 11)

c.3 Kisah kedua adalah siswa Taman Kanak-kanak..., karena guru

kesayangan mereka dipindahkan ke TK Pertiwi lainnya. (D3,

SP 4 Okt 11)

c.4 Mereka selalu menyatakan layanan premium dan content

khusus itu bukan produk mereka.(D3, SP 7 Okt 11)

c.5 Pemerintah harus besikap tegas terhadap seluruh operator

seluler dan mitra-mitra mereka…(D4, SP 7 Okt 11)

Kata mereka pada kalimat (1-5) merupakan deiksis persona ketiga

jamak. Kata mereka merujuk pada apa yang ditunjukkan oleh

pembicara dan ditentukan pula oleh konteks yang melatarbelakangi

kalimat tersebut diucapkan. Kata mereka pada kalimat (1) berarti

jemaah calon haji, kalimat (2) berarti guru, kalimat (3) berarti

siswa TK Pertiwi 2 Suruhkalang, kalimat (4-5 berarti operator

seluler.

Page 58: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

c.6 Pernyataan Presiden SBY ini setidaknya mengandung makna

bahwa kabinet yang dipimpinnya ada kekurangan yang cukup

mendasar…(D5, SP 10 Okt 11)

c.7 Seluruh warga negeri ini memang berharap Presiden SBY di

sisa waktu jabatan terakhirnya benar benar menunjukkan karya

nyata demi demi membangun negeri ini agar menjadi lebih

baik…(D5, SP 10 Okt 11)

c.8 Mereka berharap mendapatkan perhatian dan eksistensi

mereka di akui…(D6, SP 11 Okt 11)

c.9 Mereka mengindentifikasi diri sebagai kelompok marginal

yang tersisih dari keberpihakan negara. (D6, SP 11 Okt 11)

c.10 Dan setelah itu, mereka butuh tahu ke mana dan retribusi atau

pajak parkir yang mereka bayarkan. (D7, SP 13 Okt 11)

Yang di maksud -nya pada kalimat (6-7) adalah presiden SBY,

mereka pada kalimat (8-9) berarti anak punk, mereka pada

kalimat (10) berarti pengendara kendaraan bermotor.

c.11 Musuh kita sebenarnya sudah sangat jelas, yaitu koruptor

beserta para kroni dan jaringan mafia mereka. (D10, SP 17 Okt

11)

c.12 Pemetaan di mana posisi mereka juga sudah jelas. (D17, SP

15 Okt 11)

c.13 Yang sulit hanyalah…mereka memang bersalah, mereka

melakukan tindak pidana korupsi sesuai definisi dalam UU.

(D10, SP 17 Okt 11)

c.14 Mereka berada di berbagai kawasan pelosok Jawa Tengah.

(D13, SP 20 Okt 11)

c.15 Akhirnya, Presiden SBY selesai membenahi kabinetnya.

(D14, SP 21 Okt 11)

Mereka pada kalimat (11-13) berarti koruptor, mereka pada

kalimat (14) adalah masyarakat yang belum menikmati aliran

listrik, sedangkan –nya pada kalimat (15) berarti Presiden SBY.

Page 59: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

c.16 Protes mereka rata-rata karena usulan UMK dari

kabupaten/kota kepada gubernur tak selaras dengan kebutuhan

hidup layak (KHL). (D18, SP 26 Okt 11)

c.17 Kini sejarah Sumpah Pemuda dikritik, tapi bagaimana pun

kiprah mereka menjadi tonggak sejarah… D19, SP 28 Okt 11)

c.18 Tetapi respons cerdas para pengusaha toko modern atas

perubahan gaya hidup dan pola konsumsi serta kreativitas

mereka…(D20, SP 29 Okt 11)

c.19 Bagaimana jika mereka memerlukan sesuatu yang harus

didapatkan malam itu? (D20, SP 29 Okt 11)

c.20 Di mana mereka memperolehnya jika bukan di toko modern

tersebut? (D20, SP 29 Okt 11)

Mereka pada kalimat (16) berarti buruh, mereka pada kalimat

(17) berarti pahlawan, mereka pada kalimat (18) berarti pengusaha

toko modern, sedangkan mereka pada kalimat (19-20) berarti

masyarakat.

c.21 ODHA menjadi tidak berani keluar rumah hingga

kematiannya. (D21, SP 31 Okt 11)

c.22 Tenaga penjangkau kesulitan menemui karena mereka

cenderung tertutup, rendah diri dan menjauh dari lingkungan

sosial. (D21, SP 31 Okt 11)

c.23 Mereka relatif mudah mendekati didekati karena setidaknya

didukung tiga faktor. (D5, SP 9 Nov 11)

c.24 Ada pula ofisial yang mengeluh bahkan menolak tatkala

diinapkan di kapal perang yang mereka sebut minim WC itu.

(D7, SP 11 Nov 11)

c.25 Mereka membekuk Kamboja, 6-0. (D7, SP 11 Nov 11)

-nya dan mereka pada kalimat (21-23) berarti ODHA, mereka

pada kalimat (24) berarti ofisial, kalimat (25) berarti Timnas U-23.

Page 60: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

c.26 Bila belum ada mimpi atau peringatan dari tokoh gaib,

mereka belum mengungsi, meski bencana telah mengintai.

(D9, SP 15 Nov 11)

c.27 Salah satu cerita kesederhanaan hidup Hatta adalah

keinginannya membeli sepatu merek Bally yang tergolong

bagus pada masa itu. (D10, SP 17 Nov 11)

c.28 Mereka merasa gaya hidup mewah itu sebagai hal biasa.

(D10, SP 17 Nov 11)

c.29 Politisi di negeri ini sebaiknya memang kaya lebih dulu, jadi

ketika menduduki jabatan politik, jabatan publik, mereka tidak

mencari penghidupan dari jabatan dan kedudukan dari

politiknya itu. (D10, SP 17 Nov 11)

c.30 Mereka merasa sudah akrab dengan suara gemuruh dan

kepulan asap Krakatau... (D11, SP 21Nov 11)

Mereka pada kalimat (26) berarti masyarakat lereng Gunung

Merapi, -nya pada kalimat (27) merupakan bentuk persona ketiga

tunggal yang merujuk pada Hatta, mereka pada kalimat (28)

berarti politisi yang disentil Busyro, kalimat (29) berarti politisi,

kalimat (30) adalah penduduk yang tinggal di sepanjang pantai

Selat Sunda.

c.31 Lontaran Tedjowulan sebenarnya sudah pernah dia

kemukakan beberapa waktu lalu. (D12, SP 25 Nov 11)

c.32 Mereka semestinya melihat fakta bahwa dualisme raja

memang benar-benar ada. (D12, SP 25 Nov 11)

c.33 Tiap tahun mereka mengadakan peringatan jumenengan.

(D12, SP 22 Nov 11)

c.34 Bocah siswa SD terancam dikeluarkan dari sekolah karena

kawan-kawan sekelasnya ketakutan akibat sering dipalak dan

jika tidak diberi uang diancam akan dipukuli. (D14, SP 28 Nov

11)

Page 61: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

c.35 Mereka kira dengan kekerasan anak langsung berubah sesuai

keinginan guru. (D14, SP 28 Nov 11)

Dia pada kalimat (31) merupakan salah satu bentuk persona ketiga

tunggal, dalam kalimat tersebut mengacu pada Tedjowulan,

mereka pada kalimat (32) berarti pihak di sekitar Hangabehi,

kalimat (33) berarti Hangabehi dan Tedjowulan, -nya pada kalimat

(34) bocah siswa SD, mereka pada kalimat (35) berarti guru.

c.36 Masyarakat Kabupaten Karanganyar di perbatasan dengan

Jawa Timur juga pernah memprotes Pemkab Magetan yang

pernah menyerobot sumber air di wilayahnya. (D1, SP 1 Des

11)

c.37 Tentu mereka tidak ingin bunuh diri dengan membuat senjata

yang akan memakan tuannya. (D3, SP 5 Des 11)

c.38 Di satu sisi mereka ingin tampil sebagai pahlawan bagi rakyat

yang diwakilinya, namun di sisi lain mereka cenderung

mengelabui rakyat dengan gaya berpolitik yang kompromistis

demi kepentingan mereka sendiri. (D3, SP 5 Des 11)

c.39 Rakyat harus mengawal KPK dan meminta tanggung jawab

mereka pada batas waktu tertentu. (D3, SP 5 Des 11)

c.40 Paling dominan, mereka menghilang saat jam kerja belum

berakhir. (D4, SP 6 Des 11)

-nya pada kalimat (36) bersifat deiksis, dalam kalimat tersebut

mengacu pada masyarakat Kabupaten Karanganyar, mereka pada

kalimat (37-38) berarti Komisi III DPR, kalimat (39) berarti KPK,

sedangkan kalimat (40) adalah guru.

c.41 Tempat ini menjadi lokasi seorang pelanggar hukum untuk

dinestapai, diberi hukuman yang merampas kebebasannya agar

bisa menjadi pelajaran baginya. (D5, SP 7 Des 11)

c.42 Mereka menangguk keuntungan pribadi. (D5, SP 10 Des 11)

c.43 Dia hanyalah pedagang sayuran berusia 26 tahun. (D6, SP 13

Des 11)

Page 62: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

c.44 Gara-garanya, dagangannya digaruk aparat Tunisia. (D6, SP

13 Des 11)

c.45 Dia pun mengembuskan nafas terakhir beberapa hari setelah

aksi bakar diri itu. (D6, SP 13 Des 11)

c.46 Dia meninggal dunia di RS Cipto Mangunkusumo Jakarta,

beberapa hari kemudian. (D6, SP 13 Des 11)

-nya pada kalimat (41) berarti pelanggar hukum, mereka pada

kalimat (42) berarti pejabat, dia dan –nya pada kalimat (43-46)

mengacu pada Muhammed Bouazizi.

c.47 Entah proses apa yang dialaminya selama delapan bulan masa

pelarian, yang jelas kemunculan Nunun di Jakarta Sabtu lalu

masih menampakkan dirinya. (D7, SP 14 Des 11)

c.48 Dia bahkan tak tahu menahu ihwal aksi terorismenya, tapi dia

tetap ditangkap, disidik, dan dihukum beberapa tahun penjara.

(D7, SP 14 Des 11)

c.49 Sebagai pesakitan, dia masih menyelamatkan harga dirinya,

bahwa dia sanggup menyeret para penjahat utama. (D7, SP 14

Des 11)

-nya dan dia pada kalimat (47 dan 48) bersifat deiksis yang

merujuk pada Nunun, sedangkan dia pada kalimat (49) juga

merupakan persona ketiga yang mengacu pada seseorang yang

membelikan nasi goreng untuk si teroris.

c.50 Dia dikenai hukuman percobaan. (D8, SP 15 Des 11)

c.51 Lanjar dinilai bersalah, lalai yang mengakibatkan istrinya

meninggal dalam kecelakaan lalu lintas di wilayah Colomadu.

(D8, SP 15 Des 11)

c.52 Secara faktual dia telah menjalani masa tahanan lebih dari

sebulan. (D8, SP 15 Des 11

-nya dan dia pada kalimat (50-52) merupakan persona ketiga yang

berarti Lanjar.

Page 63: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

c.53 Ketika kalah mereka akan melakukan berbagai upaya untuk

menyerang lawan politik dari belakang. (D9, SP 19 Des 11)

c.54 Dia tak mau membangun Timnas dengan halangan utama

memilih para pemain… (D12, SP 22 Des 11)

c.55 Jika pengurus PSSI tak mampu mengatur diri mereka sendiri

dalam komitmen mengelola sepak bola nasional, bisa

dipastikan mereka takkan mampu membangun… (D12, SP 22

Des 11)

c.56 Mereka merasa tak masalah untuk mencuri listrik demi lampu

PJU. (D14, SP 26 Des 11)

c.57 Sebelumnya, Wakil Bupati Garut, Dicky Candra, juga

meninggalkan kursi jabatannya. (D16, SP 28 Des 11)

Dia pada kalimat (54) berarti Rahmad Darmawan, mereka pada

kalimat (55) berarti pengurus PSSI, sedangkan kalimat (56) berarti

masyarakat, -nya pada kalimat (57) yakni Wakil Bupati.

c.58 Sejauh mana komitmen mereka untuk memajukan daerah dan

berpihak kepada rakyat. (D16, SP 28 Des 11)

c.59 Rakyat akan menilai Kepala dan Wakil Kepala Daerah saja

tak akur, bagaimana mereka bisa mengakurkan rakyat yang

beraneka macam karakter, kebutuhan, dan latar belakangnya?

(D16, SP 28 Des 11)

c.60 Kepada rakyat mereka memberi harapan setinggi langit,

memberi konsep atau program kerja melangit, menjaanjikan

sesuatu yang sangat tinggi. (D18, SP 31 Des 11)

Mereka pada kalimat (58-60) bersifat deiksis yang semuanya

mengacu pada Kepala dan Wakil Kepala Daerah.

2) Deiksis Tempat atau Ruang

Deiksis tempat ialah pemberian bentuk pada lokasi menurut

peserta atau penutur dalam peristiwa bahasa (Cahyono, 1995: 218).

Page 64: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

2.1 Kuota haji Indonesia yang diberikan oleh Pemerintah Arab

Saudi tak mampu mengakomodasi minat negeri ini untuk

berhaji. (D2, SP 3 Okt 11)

2.2 Krisis ekonomi berkepanjangan dan fluktualisasi…minat warga

negeri ini untuk berhaji. (D2, SP 3 Okt 11)

2.3 Ini menunjukkan jumlah kaum muslim di negeri ini yang

mampu secara ekonomi, juga semakin bertambah. (D2, SP 3

Okt 11)

2.4 Ketika jumlah muslim sudah berhaji di negeri ini setiap tahun

semakin bertambah, semestinya dimensi kesalehan sosial di

negeri ini juga makin meluas. (D2, SP 3 Okt 11)

Kata ini pada kalimat (1-4) merupakan deiksis tempat karena yang

menjadi acuan adalah pembicara. Ini yang dimaksud dalam tuturan

tersebut adalah Indonesia.

2.5 Untuk ke sana, butuh biaya banyak dan ditunjang fisik yang

sehat. (D2, SP 3 Okt 11)

Kata ke sana pada kalimat tersebut bersifat deiksis karena untuk

mengetahui tempat yang dimaksud diperlukan pemahaman dimana

pembicara itu berada atau konteks yang melatarbelakangi kalimat

tersebut diucapkan. Jadi, ke sana yang dimaksud pada kalimat

tersebut adalah Tanah Suci, Mekkah.

2.6 Mereka berebut status sebagai pengelola yayasan yang sah dan

berhak “memiliki” dan “mengelola” sekolah itu secara penuh.

(D3, SP 4 Okt 11)

Kata itu pada kalimat tersebut mengacu pada SMK Cokroaminoto

Solo.

2.7 Bagi ratusan juta pelanggan seluler di negeri ini ,…(D4, SP 7

Okt 11)

2.8 Sejauh mana reshuffle kabinet berpengaruh positif pada rakyat

negeri ini?(D5, SP 10 Okt 11)

Page 65: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

2.9 Bisa jadi rakyat negeri ini tak peduli dengan urusan reshuffle

kabinet itu.(D5, SP 10 Okt 11)

2.10 Kami, dan seluruh rakyat negeri ini, sudah bosan dengan

sinetron politik para elite di Jakarta.(D5, SP 10 Okt 11)

2.11 Namun dalam tataran realitas sekarang, ketika korupsi

menjadi-jadi di negeri kita, alasan normatif itu laksana

tamparan keras untuk seluruh elemen bangsa ini. (D10, SP 15

Okt 11)

2.12 Rakyat menginginkan negeri ini segera dibersihkan dari

korupsi. (D10, SP 15 Okt 11)

2.13 Kebanyakan dosen di perguruan negeri ini adalah dosen

pekerja. (D12, SP 19 Okt 11)

2.14 Kami berpandangan sebenarnya sudah saatnya negeri

ini…(D3, SP 3 Nov 11)

2.15 Ini hanya sebagian kecil dari kisah tentang korupsi di

negeri ini. (D6, SP 10 Nov 11)

2.16 Padahal sebelumnya,…,Republik ini berulang kali

mendapatkan gelar tersebut. (D7, SP 11 Nov 11)

2.17 Kita punya teladan para pendahulu negeri ini, seperti Hatta,

Sjahrir, dan lainnya yang meninggal dalam keadaan sederhana

bahkan miskin. (D10, SP 17 Nov 11)

Kata ini pada kalimat (7-17) merupakan deiksis tempat karena

yang menjadi acuan adalah pembicara. Ini yang dimaksud dalam

tuturan tersebut adalah Indonesia.

2.18 Tempat ini menjadi lokasi seorang pelanggar hukum untuk

dinestapai, diberi hukuman yang merampas kebebasannya agar

bisa menjadi pelajaran baginya. (D5, SP 7 Des 11)

Kata ini pada kalimat tersebut merupakan deiksis ruang. Makna

kata tersebut akan berubah manakala konteks yang melingkupinya

juga berubah atau berbeda. Kata ini dalam kalimat tersebut

merujuk pada Rumah tahanan negara (Rutan).

Page 66: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

2.19 Dua hal itu yang kini menjadi barang langka di Republik

ini. (D9, SP 19 Des 11)

2.20 Bisa jadi, ini tak hanya terjadi di Kota Solo, tetapi…di

negeri ini. (D11, SP 21 Des 11)

2.21 Itu semua adalah pekerjaan rumah yang harus diselesaikan

oleh semua lini bangsa ini. (D13, SP 24 Des 11)

Kata ini pada kalimat (19-21) merupakan deiksis tempat yang

merujuk pada hal yang sama, yaitu Indonesia.

3) Deiksis Waktu

Deiksis waktu adalah pemberian bentuk pada rentang waktu

seperti yang dimaksudkan penutur yang berupa keterangan waktu

(siang, sore, malam, sekarang, nanti, tadi, dulu, kemarin, dan

kelak) dalam peristiwa bahasa dengan referensi yang berganti-ganti

tergantung pada saat tuturan tersebut diucapkan (Cahyono, 1995:

218).

3.1 Kini, antrean untuk berangkat ke Tanah Suci sudah penuh

hingga bertahun-tahun ke depan. (D2, SP 3 Okt 11)

3.2 Giliran untuk bisa berangkat ke Tanah Suci, sekarang jadi

semakin lama. (D2, SP 3 Okt 11)

3.3 Mengapa hingga kini tak ada tindakan tegas?(D4, SP 7 Okt 11)

Kini dan sekarang pada kalimat diatas bersifat deiksis karena

yang menjadi acuan adalah pembicara. Kini dan sekarang bertitik

labuh pada saat pembicara mengucapkan kata itu, yaitu 3 Oktober

2011.

3.4 Beberapa hari terakhir wacana reshuffle kabinet mengemuka

di banyak media massa.(D5, SP 10 Okt 11)

Kalimat tersebut mengandung deiksis waktu, yaitu beberapa hari

terakhir. Beberapa hari terakhir merujuk ke belakang. Kalimat

tersebut diucapkan pada tanggal 10 Oktober, sehingga beberapa

hari terakhir yang dimaksud pembicara adalah beberapa hari

sebelum tanggal 10 Oktober.

Page 67: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

3.5 Baru-baru ini, ahli transportasi dari Unika Soegijapranata

Semarang, Djoko Setijowarno,… (D7, SP 13 Okt 11)

Baru-baru ini pada kalimat tersebut merupakan deiksis waktu

yang mengacu pada hal yang baru saja terjadi, yaitu tidak jauh dari

tanggaal tuturan tersebut diucapkan.

3.6 Selama ini target pendapatan yang di tetapkan Pemkot Solo

hanya berkisar Rp 2 miliar per tahun. (D7, SP 13 Okt 11)

3.7 Mereka menilai selama ini kata “dapat” dalam pasal tersebut

dimaknai pemerintah pusat…(D16, SP 24 Okt 11)

3.8 Hukum antikorupsi yang diterapkan selama ini terbukti… (D3,

SP 3 Nov 11)

Kata selama ini menggambarkan jangka waktu yang telah dimulai

pada waktu lampau dan masih berlangsung terus sampai saat

tuturan (Purwo, 1984: 82). Jadi kata selama ini pada kalimat (6)

merujuk pada waktu yang telah lalu dan masih berlangsung sampai

saat tuturan yaitu sebelum tanggal 13 Oktober 2011 sampai 13

Oktober 2011, kalimat (7) berarti sebelum tanggal 24 Oktober

2011 sampai 24 Oktober 2011, dan kalimat (8) sebelum tanggal 3

November 2011 sampai 3 November 2011.

3.9 Beberapa waktu lalu, Kantor Bank Indonesia Solo

membeberkan hasil penelitian yang menyimpulkan

pertumbuhan ekonomi Soloraya cenderung melambat hingga

akhir tahun ini. (D9, SP 15 Okt 11)

3.10 Kondisi ini menjadi ironi karena beberapa waktu lalu

Gubernur Jawa Tengah,… (D13, SP 20 Okt 11)

Terdapat dua kata deiksis dalam kalimat (i), yaitu beberapa waktu

lalu dan akhir tahun ini. Beberapa waktu lalu merujuk ke

belakang atau waktu yang telah lalu, yaitu sebelum tanggal 15

Oktober 2011, sedangkan akhir tahun ini mempunyai titik labuh

pada saat tuturan itu diucapkan oleh pembicara, yaitu tahun 2011.

Pada kalimat (j) berarti sebelum tanggal 20 Oktober 2011

Page 68: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

3.11 Pekan lalu di Sukoharjo beberapa rumah rusak karena di

terjang angin ribut. (D17, SP 25 Okt 11)

3.12 Busyro menyampaikan hal itu dalam sebuah pidato

kebudayaan di Taman Ismail Marzuki, pekan lalu. (D10, SP

17 Nov 11)

3.13 Pekan lalu SOLOPOS memberitakan BKD Kabupaten

Klaten menemukan fakta… (D4, SP 6 Des 11)

3.14 Kabar baik pekan lalu itu membangkitkan optimisme. (D15,

SP 27 Des 11)

Kata pekan lalu pada kalimat diatas merujuk pada satu minggu

yang telah berlalu atau satu minggu sebelum tuturan. Pada kalimat

(11) yakni 18 Oktober 2011, kalimat (13) berarti 10 November

2011, kalimat (14) berarti 29 November 2011, dan kalimat (15)

yakni 20 Desember 2011.

3.15 Sampai saat ini upah buruh memang selalu menjadi

perdebatan. (D18, SP 26 Okt 11)

3.16 Kini saatnya pemuda Indonesia…memperbaiki bangsa ini

yang sekian lama terpuruh dalam krisis moral. (D19, SP 28 Okt

11)

3.17 Kisah lima ODHA di Sragen yang meninggal dalam kurun

waktu 2009-2011 menunjukkan HIV/AIDS kini telah

merambah hingga wilayah pedesaan. (D21, SP 31 Okt 11)

3.18 UU SJSN yang disahkan pada tahun 2004 hingga kini tak

dilaksanakan pemerintah. (D1, SP 1 Nov 11)

3.19 Menurut BNN jateng, saat ini wilayah jateng berada di

peringkat ketika terbesar di Indonesia dalam hal

penyalahgunaan narkotika jenis sabu-sabu. (D5, SP 9 Nov 11)

3.20 Kini setelah 14 tahun berlalu, mestinya sudah waktunya

Indonesia bangkit di bidang olahraga pada arena Asia

Tenggara. (D7, SP 11 Nov 11)

Page 69: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

3.21 Kini, “tugas suci” media ini rawan dikotori, apabila ada

intervensi kepentingan. (D8, SP 14 Nov 11)

3.22 Kini, secara budaya, keraton juga bangkrut. (D12, SP 22 Nov

11)

3.23 Kini, ketika kepentingan politik masuk dan menggerogoti

uang rakyat… (D15, SP 29 Nov 11)

3.24 Krisis air bersih kini mengancam 532.439 jiwa penduduk

Kota Solo. (D1, SP 1 Des 11)

3.25 Sekarang, banyak pernyataan para penguasa begeri serba

melangit. (D18, SP 31 Des 11)

Saat ini, kini, dan sekarang pada kalimat diatas bersifat deiksis

karena yang menjadi acuan adalah pembicara. Saat ini, kini, dan

sekarang bertitik labuh pada saat pembicara mengucapkan kata

tersebut, yaitu pada kalimat (15) 26 Oktober 2011, kalimat (16) 28

Oktober 2011, kalimat (17) 31 Oktober 2011, kalimat (18) 1

November 2011, kalimat (19) 9 November 2011, kalimat (20) 11

November 2011, kalimat (21) 14 November 2011, kalimat (22) 22

November 2011, kalimat (23) 29 November 2011, kalimat (24) 1

Desember 2011, dan kalimat (25) 31 Desember 2011.

3.26 Bahkan beberapa hari lalu Wakil DPRD Kota Solo

Supriyanto…(D20, SP 29 Okt 11)

Kata beberapa hari lalu menunjuk ke belakang, yaitu sebelum

tanggal 29 Oktober 2011.

3.27 Tahun ini menyatakan para pebisnis di Indonesia masuk

empat besar … (D4, SP 5 Nov 11)

3.28 Menurut BPPTK DIY, beberapa waktu silam, material berupa

aliran lahar dingin hingga Januari tahun ini sesungguhnya…

(D8, SP 12 Nov 11)

3.29 Menarik mencermati tema Perayaan Natal Nasional tahun ini

yang menggambarkan… (D13, SP 24 Des 11)

Page 70: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Kata tahun ini pada kalimat diatas mempunyai titik labuh pada

saat tuturan itu diucapkan, yaitu pada tahun 2011

3.30 Kalau dulu kita butuh pahlawan untuk membebaskan bangsa

dari penjajah, kini kita butuh pahlawan-pahlawan tanpa gelar...

(D6, SP 10 Nov 11)

Terdapat dua kata deiksis pada kalimat tersebut, yaitu dulu dan

kini. Dulu merujuk pada waktu yang lampau, yakni masa

penjajahan, sedangkan kini menunjuk pada saat pembicara

mengucapkan kata itu, yaitu 10 November 2011.

3.31 Hingga satu bulan lalu, media massa Nusantara tajam

menyoroti buruknya persiapan SEA Games XXVI yang bakal

digelar selama 12 hari hingga 22 November mendatang. (D7,

SP 11 Nov 11)

Satu bulan lalu yang dimaksud pembicara pada kalimat tersebut

yaitu satu bulan yang telah berlalu, yaitu satu bulan sebelum

tanggal 11 November 2011.

3.32 Mulai hari ini, para penggawa olah raga Indonesia akan

menyusul kawan-kawan mereka di Tim Nasional Sepakbola U-

23 bertarung di medan laga demi gengsi negara. (D7, SP 11

Nov 11)

Kata hari ini pada kalimat diatas mempunyai titik labuh pada saat

tuturan itu diucapkan, yaitu 11 November 2011.

3.33 Begitupun masih kita ingat bencana letusan merapi yang

dahsyat tahun lalu. (D9, SP 15 Nov 11)

Kata tahun lalu merujuk pada satu tahun sebelum kalimat tersebut

diucapkan pembicara, yaitu pada tahun 2010.

3.34 Salah satu negara tetangga kita, Thailand, sudah hampir

sebulan ini dilanda banjir bandang. (D11, SP 21Nov 11)

Sebulan ini menunjuk pada saat tuturan diucapkan, yaitu bulan

November.

Page 71: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

3.35 Aparat Polda Jateng beberapa hari lalu menggerebek pabrik

mi yang menggunakan formalin di kawasan Lingkungan

Industri Kecil (LIK) Bugang, Kaligawe, Kota Semarang. (D13,

SP 26 Nov 11)

Kata beberapa hari lalu menunjuk ke belakang, yaitu sebelum

tanggal 26 November 2011.

3.36 Apa yang terjadi di Semarang, Kamis lalu, menjadi potret

nyata, proses penganggaran APBD begitu rentan terhadap

praktik kolusi dan korupsi. (D15, SP 29 Nov 11)

Kata lalu menunjuk ke belakang, yaitu sebelum tanggal 29

November 2011 yang jatuh pada hari Kamis.

3.37 Rencana penerapan tarif parkir baru yang jauh lebih mahal

dibandingkan tarif parkir yang berlaku saat ini pasti juga

terkait dengan PAD. (D2, SP 2 Des 11)

3.38 Sekarang tidak ada lain yang patut kita andalkan selain

kembali ke kekuatan rakyat. (D3, SP 5 Des 11)

Kata saat ini dan sekarang pada kalimat diatas berarti pada waktu

ini juga, yaitu 2 Desember 2011, dan 5 Desember 2011.

3.39 Dia meninggal dunia di RS Cipto Mangunkusumo Jakarta,

beberapa hari kemudian. (D6, SP 13 Des 11)

Kata beberapa hari kemudian pada kalimat tersebut merujuk

pada waktu sebelum tuturan, yaitu sebelum tanggal 13 Desember

2011.

3.40 Rencana renovasi dengan dukungan dana dari pemerintah

pusat ini sudah dikemukakan sejak beberapa tahun lalu.

(D10, SP 20 Des 11)

Kata beberapa tahun lalu merujuk pada waktu yang lampau, yaitu

sebelum tahun 2011.

b. Deiksis dalam-Tuturan (Endofora)

Page 72: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Endofora adalah pemberian petunjuk kepada pendengar atau

pembaca supaya melihat di dalam teks untuk menemukan apa yang

sedang diacu. Berdasarkan posisi acuannya, endofora dibagi menjadi

dua macam, yaitu bersifat anaforis dan kataforis.

1) Bentuk-bentuk Deiksis Anafora

Anafora merujuk silang pada unsur yang disebutkan

terdahulu atau merujuk pada yang sudah disebutkan.

1.1 Dengan kata lain, …kawasan Soloraya dalam kondisi

stagnan. Gejala ini diyakini.... (D1, SP 1 Okt 11)

1.2 Pesannya jelas, pertumbuhan ekonomi kawasan Soloraya

tidak menggembirakan. Situasi ini diyakini tak lepas dari

kondisi ekonomi global yang memang sedang sakit. (D1, SP

1 Okt 11)

Pemarkah anafora yang terdapat pada kalimat tersebut adalah ini.

Bentuk ini mengacu pada konstituen yang telah disebutkan

sebelumnya, yaitu pertumbuhan ekonomi kawasan Soloraya tidak

menggembirakan.

1.3 Giliran untuk bisa berangkat ke Tanah Suci jadi semakin

lama. Ini menunjukkan jumlah kaum muslim di negeri ini

yang mampu secara ekonomi... (D2, SP 3 Okt 11)

1.4 Di SMK…perseteruan antarpengurus yayasan. Guru-guru

pun terlibat dalam pusaran perseteruan itu yang

mengakibatkan…(D3, SP 4 Okt 11)

1.5 Fenomena pencurian pulsa pelanggan… Korbannya makin

banyak dan modusnya makin canggih serta susah di hindari.

(D4, SP 7 Okt 11)

1.6 Mereka selalu menyatakan layanan premium…Itu adalah

layanan yang disediakan oleh pihak lain. (D4, SP 7 Okt 11)

1.7 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam sebuah

kesempatan menyatakan segera membenahi gaya

Page 73: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

kepemimpinannya demi meningkatkan efektivitas dan

efisiensi pengelolaan negara. (D5, SP 10 Okt 11)

1.8 Pernyataan Presiden SBY ini setidaknya mengandung makna

bahwa kabinet yang dipimpinnya ada kekurangan yang

cukup mendasar…(D5, SP 10 Okt 11)

1.9 Seluruh warga negeri ini memang berharap Presiden SBY di

sisa waktu jabatan terakhirnya benar benar menunjukkan

karya nyata…D5, SP 10 Okt 11)

-nya pada kalimat (g-i) juga termasuk deiksis anafora karena

mengacu pada hal yang telah disebutkan, yaitu Presiden Susilo

Bambang Yudhoyono (SBY)

1.10 Kegamangan jati diri dan realitas keadilan

memang…Inilah yang wajib kita waspadai bersama…(D6,

SP 11 Okt 11)

1.11 Selama ini target pendapatan yang di tetapkan Pemkot

Solo hanya berkisar Rp 2 miliar per tahun. Ini persoalan

menarik. (D7, SP 13 Okt 11)

1.12 Perda perparkiran di Solo…penerapannya sering kali

jauh dari tarif yang ditetapkan. (D7, SP 13 Okt 11)

1.13 Penilaian bahwa perparkiran menjadi kompensasi

politik…Kami yakin itu faktual. (D7, SP 13 Okt 11)

1.14 Perparkiran jelas…Pengelolaannya harus dengan

landasan pemikiran mengoptimalkan kualitas pelayanan

publik. (D7, SP 13 Okt 11)

1.15 Siapa pun yang melanggar dapat dikenai sanksi pidana.

Ketentuan ini jelas sangat subjektif,terlalu multitafsir dan

sangat luas cangkupannya. (D8, SP 14 Okt 11)

1.16 Pemaknaan rahasia negara dalam UU Intelijen juga…UU

ini menggolongkan dua jenis informasi... (D8, SP 14 Okt 11)

Page 74: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

1.17 Kota Solo baru saja mendapatkan penghargaan

Investment Award 2011 …Salah satu…penghargaan itu

adalah kebijakan Pemerintah Kota …(D9, SP 15 Okt 11)

1.18 Seorang kepala daerah mengantar investor ke daerah lain.

Ini bisa menjadi… (D9, SP 15 Okt 11)

1.19 Bisa jadi…Walikota akan membawa investor Trans

Studio di kawasan Solo bagian utara. Senyampang rencana

besar itu belum terwujud, kami…(D11, SP 18 Okt 11)

1.20 Konsep Trans Studio harus disosialisasikan sebelum

pembangunannya di mulai. (D11, SP 18 Okt 11)

1.21 Direktur Pascasarjana UMS Khudzaifah Dimyati

mengemukakan data menarik. Menurutnya, 85% dari... (D12,

SP 19 Okt 11)

1.22 Menurutnya, 85% dari sekitar 220.000 dosen di Indonesia

berkualitas rendah. Ini bukan jumlah yang kecil. (D12, SP 19

Okt 11)

1.23 Dosen yang mau dinilai kelayakannya hanya diminta

menulis curriculum vitae dan deskripsi diri… Pengajuan

dokumen itu tidak di sertai bukti bukti fisik. (D12, SP 19 Okt

11)

1.24 Berdasarkan data dari Dinas ESDM Jateng, 2,1 juta

keluarga yang belum mendapatkan aliran listrik…Fakta ini

tak bisa diabaikan… (D13, SP 20 Okt 11)

1.25 Kondisi ini kontras dengan program Gubernur Bibit

Waluyo Bali Desa mBangun Desa. Kalau masih mau serius

dengan slogan itu, Gubernur…(D13, SP 20 Okt 11)

1.26 Namun, seperti kawasan Dusun Girpasang,

Klaten...kawasan ini bukan kawasan yang terisolasi

sepenuhnya. (D13, SP 20 Okt 11)

1.27 Akhirnya, Presiden SBY selesai membenahi kabinetnya.

(D14, SP 21 Okt 11)

Page 75: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

1.28 Penggabungan fungsi pendidikan dan kebudayaan…Ini

bisa menjadi angin segar bagi pendidikan kita. (D14, SP 21

Okt 11)

1.29 Munas Asita di The Sunan Hotel dan pembukaan BTMX

di Hotel Lorin. Dua acara besar itu menyangkut bidang

pariwisata Indonesia. (D15, SP 22 Okt 11)

1.30 BTMX 2011 menjadi…Dipastikan 100 seller dari Jateng

yang berpartisipasi dalam acara ini. (D15, SP 22 Okt 11)

1.31 Di Solo, serangkaian event digelar berbasis kreativitas

yang... Ini membuat Solo kian banyak dikunjungi wisatawan.

(D15, SP 22 Okt 11)

1.32 …uji materi terhadap Pasal 55 Ayat (4) UU Sisdiknas.

Uji materi itu di penuhi …(D16, SP 24 Okt 11)

1.33 ... di gugat Machmudi Masjkur (Perguruan Salafiyah

Pekalongan) dan Suster Maria Bernardine (Perguruan Santa

Maria Pekalongan). Mereka menilai selama ini…(D16, SP

24 Okt 11)

1.34 Upah buruh di Provinsi Jateng paling rendah

dibandingkan provinsi lain di Indonesia. Realitas ini

disampaikan… (D18, SP 26 Okt 11)

1.35 Dasarnya adalah data upah minimum provinsi

(UMP)…Dalam data itu dinyatakan... (D18, SP 26 Okt 11)

1.36 Solo punya Perda No. 5/2011 tentang…Perda itu

melarang pengoperasian toko modern 24 jam. (D20, SP 29

Okt 11)

1.37 Masyarakat konsumen jelas dirugikan. Di mana mereka

memperolehnya jika bukan di toko modern tersebut? (D20,

SP 29 Okt 11)

1.38 Ketakutan, kekhawatiran, waswas ketika berdekatan

dengan ODHA…Sikap seperti itu adalah buah dari

stigmatisasi ODHA. (D31, SP 21 Okt 11)

Page 76: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

1.39 ODHA menjadi tidak berani keluar rumah hingga

kematiannya. (D21, SP 31 Okt 11)

1.40 DPR mengesahkan UU BPJS pada Jumat (28/10). UU ini

antara lain…(D1, SP 1 Nov 11)

1.41 …proyek pembangunan taman… Anehnya, ketika nilai

proyeknya ternyata di bawah Rp 100 juta… (D2, SP 2 Nov

11)

1.42 Proyek pembangunan taman ditangani sendiri oleh orang-

orang Pemkot dengan membentuk Satgas. Di sini

transparansi menjadi nisbi. (D2, SP 2 Nov 11)

1.43 Semua koruptor yang divonis hukuman penjara, tanpa

kecuali, tak perlu mendapatkan remisi atas hukuman

mereka…(D3, SP 3 Nov 11)

1.44 Sedangkan urusan moral, ini pekerjaan kita bersama. (D4,

SP 5 Nov 11)

1.45 …adalah generasi muda. Mereka relatif mudah

mendekati didekati karena setidaknya didukung tiga faktor.

(D5, SP 9 Nov 11)

1.46 …lebih dari Rp 100 triliun uang negara telah dirampok,

dikorupsi. Ini hanya sebagian kecil dari kisah tentang korupsi

di negeri ini. (D6, SP 10 Nov 11)

1.47 Kendati Andi di akhir peninjauannya menyatakan apa

yang dilihatnya adalah luar biasa. (D7, SP 11 Nov 11)

1.48 …ANTV dan Tv One…Metro Tv dan Koran Media

Indonesia…Trans TV dan Trans7. Media-media tersebut

merupakan media nasional dengan wilayah jangkau dan

jaringan luas. (D8, SP 14 Nov 11)

1.49 Media massa mendapat julukan pilar keempat demokrasi.

Kini, “tugas suci” media ini …(D8, SP 14 Nov 11)

Page 77: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

1.50 Sering terjadi pergesekan antara jurnalis dengan

pemegang modal media massa. Ini yang tak boleh dibiarkan

berlarut. (D8, SP 14 Nov 11)

1.51 Sebagian masyarakat…mereka belum mengungsi meski

bencana telah mengintai. (D9, SP 15 Nov 11)

1.52 Salah satu cerita kesederhanaan hidup Hatta adalah

keinginannya membeli sepatu merek Bally yang tergolong

bagus pada masa itu. (D10, SP 17 Nov 11)

1.53 …penduduk yang tinggal di sepanjang pesisir pantai Selat

Sunda tenag-tenang saja. Mereka merasa…(D11, SP 21Nov

11)

1.54 Kota Solo yang dikenal sebagai jantung kebudayaan Jawa

wajib melestarikan bangunan keraton dan kebudayaan di

dalamnya. (D12, SP 22 Nov 11)

1.55 Lontaran Tedjowulan sebenarnya sudah pernah dia

kemukakan beberapa waktu lalu. (D12, SP 22 Nov 11)

1.56 Mi yang mengandung zat yang berbahaya…Apabila mi

tersebut beredar luas di masyarakat, tentu menimbulkan efek

negatif bagi kesehatan. (D13, SP 26 Nov 11)

1.57 Seorang bocah siswa SD di kawasan kecamatan

prambanan, Klaten, ketakutan, tak mau masuk sekolah, gara-

gara ditampar gurunya. (D14, SP 28 Nov 11)

1.58 Bocah siswa SD terancam dikeluarkan dari sekolah

karena kawan-kawan sekelasnya ketakutan akibat sering

dipalak dan jika tidak diberi uang diancam akan dipukuli.

(D14, SP 28 Nov 11)

1.59 Kekerasan, entah siapa pun pelakunya dan atas alasan

apapun, tapi tidak bisa dibenarkan. (D14, SP 28 Nov 11)

1.60 Kekerasan dalam pendidikan, apa pun bentuk, baik

kekerasan fisik maupun kekerasan kebijakan, pasti lebih

besar dampak negatifnya. (D14, SP 28 Nov 11)

Page 78: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

1.61 Namun jembatan yang baru rampung dibangun pada 2001

itu keburu rontok di tahun ke-10 usianya. (D16, SP 30 Nov

11)

1.62 Masyarakat Kabupaten Karanganyar di perbatasan

dengan Jawa Timur juga pernah memprotes Pemkab Magetan

yang pernah menyerobot sumber air di wilayahnya. (D1, SP

1 Des 11)

1.63 …Perda No. 9/2011 tentang Retribusi Daerah. Perda ini

direncanakan efektif berlaku pada 2012. (D2, SP 2 Des 11)

1.64 Rakyat harus mengawal KPK dan meminta tanggung

jawab mereka pada batas waktu tertentu. (D3, SP 5 Des 11)

1.65 Muhammed Bouazizi bukan aktivis. Dia hanyalah

pedagang sayuran berusia 26 tahun. (D6, SP 13 Des 11)

1.66 …aksi bakar diri itu. Aksi ini menjungkalkan Presiden

Tunisia Zine al-Abidine Ben Ali. (D6, SP 13 Des 11)

1.67 Ada yang bunuh diri karena terbelit utang, ada anak yang

gantung diri…Itu semua terkait dengan ketidakadilan. (D6,

SP 13 Des 11)

1.68 Entah proses apa yang dialaminya selama delapan bulan

masa pelarian, yang jelas kemunculan Nunun di Jakarta Sabtu

lalu masih menampakkan dirinya. (D7, SP 14 Des 11)

1.69 Lanjar Sriyanto… Dia dikenai hukuman percobaan. (D8,

SP 15 Des 11)

1.70 Lanjar dinilai bersalah, lalai yang mengakibatkan istrinya

meninggal dalam kecelakaan lalu lintas di wilayah

Colomadu. (D8, SP 15 Des 11)

1.71 Wakil Presiden Boediono…Menurutnya, kejujuran dan

sportivitas merupakan… (D9, SP 19 Des 11)

1.72 …kejujuran dan sportivitas… Dua hal itu yang kini

menjadi barang langka di Republik ini. (D9, SP 19 Des 11)

Page 79: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

1.73 Budaya korupsi, manipulasi, dan kolusi …Jika ini

dibiarkan, … (D9, SP 19 Des 11)

1.74 Rencananya, pemugaran dilaksanakan pada 2012 dengan

dukungan dana Rp miliar. Rencana ini patut didukung…

(D10, SP 20 Des 11)

1.75 Bangunan Keraton Kasunan Surakarta Hadiningrat tak

boleh punah. Bangunan itu merupakan… (D10, SP 20 Des

11)

1.76 …salah urus kemiskinan … Bisa jadi, ini tak hanya

terjadi di Kota Solo…(D11, SP 21 Des 11)

1.77 Sesungguhnya kita semua tahu apa alasan utama Rahmad

Darmawan. Dia tak mau… (D12, SP 22 Des 11)

1.78 Jika pengurus PSSI tak mampu mengatur diri mereka

sendiri dalam komitmen mengelola sepak bola nasional, bisa

dipastikan mereka takkan mampu membangun dunia sepak

bola nasional sehingga mampu berprestasi di level

internasional. (D12, SP 22 Des 11)

1.79 …mencuri listrik demi lampu PJU. Namun Pemkot

menilai ini menambah beban tanggungan rekening lampu

PJU pemerintah. (D14, SP 26 Des 11)

1.80 Sebelumnya, Wakil Bupati Garut, Dicky Candra, juga

meninggalkan kursi jabatannya. (D16, SP 28 Des 11)

1.81 Rakyat akan menilai kepala dan wakil kepala daerah saja

tak akur, bagaimana mereka bisa mengakurkan rakyat yang

beraneka macam karakter, kebutuhan, dan latar belakangnya?

(D16, SP 28 Des 11)

1.82 …wakil kepala daerah memang tak punya kekuasaan

tersendiri. Ini acap kali memunculkan keretakan antara

kepala daerah dan wakilnya. (D16, SP 28 Des 11)

1.83 Dievaluasi, dicarikan solusi, dan diperbaiki. Itulah yang

harus dilakukan. (D18, SP 31 Des 11)

Page 80: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

2) Bentuk-bentuk Deiksis Katafora

Katafora merujuk silang pada unsur yang disebutkan

kemudian atau merujuk pada yang akan disebutkan.

2.1 Ukuran haji mabrur adalah peningkatan kualitas amal saleh

seperti kedermawanan, kerendahatian, keadilan dan sifat-

sifat kemanusiaan yang terpuji, …(D2, SP 3 Okt 11)

Pemarkah katafora dalam kalimat tersebut adalah yang mengacu

pada konstituen yang akan disebut atau berada di sebelah

kanannya, yaitu kedermawanan, kerendahatian, keadilan dan

sifat-sifat kemanusiaan yang terpuji,…

2.2 Nilai–nilai kemanusiaan yang hakiki, seperti kejujuran,

integritas, rasa tanggungjawab, saling membantu

antarsesama, kepedulian kepada lingkungan dan sosial, nyaris

tidak mendapatkan perhatian. (D3, SP 4 Okt 11)

2.3 Ekonomi dan politik pengelolaan negara…,yaitu pemodal

kuat,dan berlangsung secara monopolis atau bahkan

oligopolis. (D6, SP 11 Okt 11)

2.4 Kita harus berupaya mendorong dua hal sekaligus,yaitu

mengurangi kesenjangan sosial, sekaligus meningkatkan

aktivitas ekonomi. (D6, SP 11 Okt 11)

2.5 UU ini menggolongkan dua jenis informasi yang harus

diberikan lembaga atau badan publik, yaitu informasi yang di

kecualikan dan informasi terbuka. (D8, SP 14 Okt 11)

2.6 Secara pribadi Walikota mendekati investornya, Chairul

Tanjung. (D11, SP 18 Okt 11)

2.7 Kalau masih mau serius dengan slogan itu, Gubernur Bibit

harus memperhatikan realitas ini. Sebagian kawasan yang

belum mendapatkan aliran listrik… (D13, SP 20 Okt 11)

Page 81: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

2.8 Beberapa kawasan di Soloraya seperti Klaten bagian selatan,

sebagian wilayah Sukoharjo, Sragen dan Karanganyar juga

rawan banjir. (D17, SP 25 Okt 11)

2.9 Ketiga faktor tersebut adalah jiwa muda yang senang

mencoba-coba sesuatu yang baru dan kepribadian yang masih

labil, pengaruh peer group atu rkan sebaya yang dikalangan

remaja atau pemuda sangat kuat dan yang terakhir adalah

kondisi remaja atau pemuda yang jauh dari kasih sayang

orang tua dan kehangatan keluarga. (D5, SP 9 Nov 11)

2.10 Pemerintah daerah dan pusat harus sudah

menginventarisasi segala potensi kerugian bencana banjir

lahar dingin, khususnya di sejumlah sungai yang menjadi

jalur lahar dingin, seperti Sungai Putih, Krasak, Lamat,

Pabelan Batang dan Blongkeng yang berada di kawasan

Magelang dan Sleman, Kali Woro di Klaten, Kali Apu di

Boyolali. (D8, SP 12 Nov 11)

2.11 Kunci mengatasinya adalah tanggap bencana, yaitu

strategi yang sangat teknis dan terukur ketika belum terjadi

banjir lahar dingin, saat terjadi banjir lahar dingin dan

sesudah terjadi banjir lahar dingin. (D8, SP 12 Nov 11)

2.12 Kabupaten Klaten memiliki potensi bencana seperti

gunung meletus, banjir, banjir lahar dingin, tanah longsor,

angin ribut atau puting beliung dan gempa bumi. (D9, SP 15

Nov 11)

2.13 Kita punya teladan para pendahulu negeri ini, seperti

Hatta, Sjahrir, dan lainnya yang meninggal dalam keadaan

sederhana bahkan miskin. (D10, SP 17 Nov 11)

2.14 BNBP menyatakan ada empat daerah yang patut

diberikan prioritas tinggi terkait bencana hidrometeorologi,

yakni kawasan Gunung Merapi (ancaman banjir lahar

dingin),… (D11, SP 21Nov 11)

Page 82: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

2.15 Tarif parkir baru ini akan diberlakukan terhadap semua

jenis kendaraan, yaitu sepeda onthel, sepeda motor hingga

mobil. (D2, SP 2 Des 11)

2.16 Empat calon pimpinan baru KPK, yakni Abraham

Samad, Bambang Widjojanto, Adnan Pandu Raja, dan

Zulkarnain dipilih oleh 56 anggota Komisi III DPR melalui

voting. (D3, SP 5 Des 11)

2.17 Entah proses apa yang dialaminya selama delapan bulan

masa pelarian, yang jelas kemunculan Nunun di Jakarta Sabtu

lalu masih menampakkan dirinya. (D7, SP 14 Des 11)

2.18 Investasi ini berhadapan dengan tiga masalah utama,

yaitu budaya korupsi, masalah infrastruktur, dan inefisiensi

anggaran di birokrasi pemerintahan. (D15, SP 27 Des 11)

2. Distribusi Deiksis dalam tajuk Rencana Harian SOLOPOS Tahun

2011

Distribusi atau letak kata atau frase yang bersifat deiksis dapat

diketahui setelah seluruh data selesai dianalisis. Letak deiksis yang

terdapat dalam tajuk rencana harian SOLOPOS tahun 2011 terletak di

awal, di tengah, dan di akhir. Banyak pula ditemukan dalam sebuah

kalimat yang mengandung dua sampai tiga atau lebih kata atau frase

yang bersifat deiksis. Kata atau frase tersebut berupa deiksis persona,

deiksis waktu, deiksis ruang, deiksis anafora, dan deiksis katafora.

Tabel 2. berikut ini akan memaparkan distribusi deiksis yang terdapat

dalam tajuk rencana harian SOLOPOS tahun 2011.

Tabel 2. Distribusi atau letak Deiksis

No. Data Kalimat Distribusi Deiksis

Awal Tengah Akhir

1 D1 Gejala ini diyakini akan berlangsung

hingga akhir 2011 ini.

Page 83: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

2 D1 Situasi ini diyakini tak lepas dari

kondisi ekonomi global yang memang

sedang sakit.

3 D1 Kita harus yakin kita mempunyai

potensi untuk memperluas pasar

ekspor.

4 D2 Sejak awal Oktober ini, para jemaah

calon haji Indonesia mulai memasuki

embarkasi haji sesuai jadwal Kloter

maupun daerah asal mereka masing-

masing

5 D2 Kuota haji Indonesia yang diberikan

oleh Pemerintah Arab Saudi tak

mampu mengakomodasi minat negeri

ini untuk berhaji.

6 D2 Krisis ekonomi berkepanjangan dan

fluktualisasi…minat warga negeri ini

untuk berhaji. (D2, SP 3 Okt 11)

7 D2 Kini, antrean untuk berangkat ke

Tanah Suci sudah penuh hingga

bertahun-tahun ke depan.

8 D2 Giliran untuk bisa berangkat ke Tanah

Suci, sekarang jadi semakin lama.

9 D2 Ini menunjukkan jumlah kaum

muslim di negeri ini yang mampu

secara ekonomi, juga semakin

bertambah.

10 D2 Haji menjadi sesuatu yang istimewa

karena penyelenggaraannya harus di

Tanah Suci, Mekkah.

11 D2 Untuk ke sana, butuh biaya banyak

dan ditunjang fisik yang sehat.

12 D2 Ketika jumlah muslim sudah berhaji di

negeri ini setiap tahun semakin

bertambah, semestinya dimensi

kesalehan sosial di negeri ini juga

makin meluas.

13 D2 Ukuran haji mabrur adalah

peningkatan kualitas amal saleh

seperti kedermawanan, kerendahatian,

keadilan dan sifat-sifat kemanusiaan

Page 84: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

yang terpuji, …

14 D3 Demikian kalimat bijak yang sering

kita dengar.

15 D3 Makna kalimat ini kami rasa sangat

tepat jika dikaitkan dengan dua “kisah

kecil” terkait pendidikan kita.

16 D3 Mereka berebut status sebagai

pengelola yayasan yang sah dan

berhak “memiliki” dan “mengelola”

sekolah itu secara penuh.

17 D3 Kisah kedua adalah siswa Taman

Kanak-kanak..., karena guru

kesayangan mereka dipindahkan ke

TK Pertiwi lainnya.

18 D3 Guru-guru pun terlibat dalam pusaran

perseteruan itu yang mengakibatkan

para siswa kehilangan hak untuk

mendapatkan pendidikan dan

pengajaran.

19 D3 Secara umum pendidikan kita

memang terlalu mekanis.

20 D3 Nilai–nilai kemanusiaan yang hakiki,

seperti kejujuran, integritas, rasa

tanggungjawab,…

21 D4 Aksi protes itu berwujud keluhan,

gerundelan, makian komplain kepada

content provider …

22 D4 Korbannya makin banyak dan

modusnya makin canggih serta susah

di hindari.

23 D4 Mereka selalu menyatakan layanan

premium dan content khusus itu bukan

produk mereka

24 D4 Itu adalah layanan yang disediakan

oleh pihak lain.

25 D4 Kami yakin setiap operator

mendapatkan keuntungan …

Page 85: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

26 D4 Pemerintah harus besikap tegas

terhadap seluruh operator seluler dan

mitra-mitra mereka…

27 D4 Mengapa hingga kini tak ada tindakan

tegas?

28 D4 Bagi ratusan juta pelanggan seluler di

negeri ini ,…

29 D5 Beberapa hari terakhir wacana

reshuffle kabinet mengemuka di

banyak media massa

30 D5 Sejauh mana reshuffle kabinet

berpengaruh positif pada rakyat negeri

ini?

31 D5 Bisa jadi rakyat negeri ini tak peduli

dengan urusan reshuffle kabinet itu.

32 D5 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

(SBY) dalam sebuah kesempatan

menyatakan segera membenahi gaya

kepemimpinannya demi…

33 D5 Seluruh warga negeri ini memang

berharap Presiden SBY di sisa waktu

jabatan terakhirnya benar benar

menunjukkan karya nyata demi demi

membangun negeri ini agar…

34 D5 Inilah yang kami perkirakan akan

menciptakan “sinetron” reshuffle

kabinet.

35 D5 Kami dan rakyat negeri ini, punya

harapan sama, reshuffle kabinet jangan

cuma jadi suguhan sinetron…

36 D6 Selebaran tentang ketidakadilan dan

kapitalisme…menjadi motif

mereka…

37 D6 Inilah yang wajib kita waspadai

bersama…

38 D6 Mereka mengindentifikasi diri

sebagai kelompok marginal yang

tersisih dari keberpihakan negara.

Page 86: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

39 D6 Ekonomi dan politik pengelolaan

negara…,yaitu pemodal kuat,dan

berlangsung secara monopolis atau

bahkan oligopolis.

40 D6 Kini, ketidakadilan menjadi beban

kita bersama.

41 D6 Kita harus berupaya mendorong dua

hal sekaligus,yaitu mengurangi

kesenjangan sosial, sekaligus

meningkatkan aktivitas ekonomi.

42 D6 Kami sama sekali tak sepakat dengan

aksi kekerasan, kriminal,…

43 D7 Baru-baru ini, ahli transportasi dari

Unika Soegijapranata Semarang,

Djoko Setijowarno,…

44 D7 Selama ini target pendapatan yang di

tetapkan Pemkot Solo hanya berkisar

Rp 2 miliar per tahun.

45 D7 Ini persoalan menarik.

46 D7 Perparkiran, dalam pandangan kami,

adalah salah satu sektor…

47 D7 Dan setelah itu, mereka butuh tahu ke

mana dan retribusi atau pajak parkir

yang mereka bayarkan.

48 D7 Yang terjadi di Kota Solo selama ini,

pengelolaan parkir berujung pada

penerapan tarif parkir yang “semena-

mena”.

49 D7 Perda perparkiran di

Solo…penerapannya sering kali jauh

dari tarif yang ditetapkan.

50 D7 Kami yakin itu faktual.

51 D7 Kesimpulan kami, ketika pengelolaan

sektor pengelolaan publik di landasi

oleh kepentingan politik praktis,…

52 D7 Pengelolaannya harus dengan

landasan pemikiran mengoptimalkan

kualitas pelayanan publik.

Page 87: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

53 D8 Ketentuan ini jelas sangat

subjektif,terlalu multitafsir dan sangat

luas cangkupannya.

54 D8 UU ini menggolongkan dua jenis

informasi yang harus diberikan

lembaga atau badan publik, yaitu

informasi yang di kecualikan dan

informasi terbuka.

55 D8 Kita harus membaca UU ini secara

kritis.

56 D9 Beberapa waktu lalu, Kantor Bank

Indonesia Solo membeberkan hasil

penelitian yang menyimpulkan

pertumbuhan ekonomi Soloraya

cenderung melambat hingga akhir

tahun ini

57 D9 Salah satu kriteria yang membuat Solo

meraih penghargaan itu adalah

kebijakan Pemerintah Kota (Pemkot)

Solo yang memudahkan investasi,…

58 D9 Ini bisa menjadi langkah kecil

membangun sinergi antar pemerintah

daerah.

59 D10 Tapi, belakangan ini, kita disuguhi

data yang membuat kita khawatir.

60 D10 Dalam tataran nomatif, alasan itu bisa

saja kita terima.

61 D10 Rakyat menginginkan negeri ini

segera dibersihkan dari korupsi.

62 D10 Musuh kita sebenarnya sudah sangat

jelas, yaitu koruptor beserta para kroni

dan jaringan mafia mereka.

63 D10 Pemetaan di mana posisi mereka juga

sudah jelas.

64 D10 Yang sulit hanyalah…mereka

memang bersalah,mereka melakukan

tindak pidana korupsi sesuai definisi

dalam UU.

65 D11 Secara pribadi Walikota mendekati

investornya, Chairul Tanjung.

Page 88: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

66 D11 Senyampang rencana besar itu belum

terwujud, kami mengajak elemen

masyarakat kota Solo…

67 D11 Konsep Trans Studio harus

disosialisasikan sebelum

pembangunannya di mulai.

68 D11 Kami sepakat Solo harus menarik

investor sebanyak-banyaknya.

69 D11 Jargon pembangunan kota Solo yang

berbasis kota budaya, kini, masih

sekedar slogan, belum merasuk hingga

akar rumput.

70 D12 Menurutnya, 85% dari sekitar 220.000

dosen di Indonesia berkualitas rendah

71 D12 Ini bukan jumlah yang kecil.

72 D12 Pengajuan dokumen itu tidak di sertai

bukti bukti fisik.

73 D13 Mereka berada di berbagai kawasan

pelosok Jawa Tengah.

74 D13 Kondisi ini menjadi ironi karena

beberapa waktu lalu Gubernur Jawa

Tengah,…

75 D13 Fakta ini tak bisa diabaikan karena

listrik menjadi salah satu elemen dasar

untuk menciptakan kehidupan yang

lebih baik.

76 D13 Kalau masih mau serius dengan slogan

itu, Gubernur Bibit harus

memperhatikan realitas ini.

77 D13 Namun, seperti kawasan Dusun

Girpasang,...kawasan ini bukan

kawasan yang terisolasi sepenuhnya.

78 D14 Akhirnya, Presiden SBY selesai

membenahi kabinetnya.

79 D14 Ini bisa menjadi angin segar bagi

pendidikan kita.

80 D15 Dua acara besar itu menyangkut

bidang pariwisata Indonesia.

81 D15 Dipastikan 100 seller dari Jateng yang

berpartisipasi dalam acara ini.

82 D15 Ini membuat Solo kian banyak

dikunjungi wisatawan.

Page 89: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

83 D15 Uji materi itu di penuhi MK dalam

sidang terbuka yang dipimpin ketua

MK Mahfud MD di Jakarta, Kamis

(29/9).

84 D16 Mereka menilai selama ini kata

“dapat” dalam pasal tersebut

dimaknai pemerintah pusat…

85 D16 Kami berpandangan, pendidikan

adalah langkah seumur hidup.

86 D16 Kami yakin banyak pribadi, kelompok

masyarakat,…

87 D17 Pekan lalu di Sukoharjo beberapa

rumah rusak karena di terjang angin

ribut.

88 D17 Beberapa kawasan di Soloraya seperti

Klaten bagian selatan, sebagian

wilayah Sukoharjo, Sragen dan

Karanganyar juga rawan banjir.

89 D18 Realitas ini disampaikan dan

disimpulkan Divisi Informasi dan

Dokumentasi Yayasan Wahyu Sosial

(Yawas) Semarang, beberapa waktu

lalu.

90 D18 Protes mereka rata-rata karena usulan

UMK dari kabupaten/kota kepada

gubernur tak selaras dengan

kebutuhan hidup layak (KHL).

91 D18 Sampai saat ini upah buruh memang

selalu menjadi perdebatan.

92 D19 Kini sejarah Sumpah Pemuda dikritik,

tapi bagaimana pun kiprah mereka

menjadi tonggak sejarah penting

sehingga NKRI tetap tegak berdiri

hingga kini dan menghimpun…

93 D19 Kini saatnya pemuda

Indonesia…memperbaiki bangsa ini

yang sekian lama terpuruh dalam

krisis moral.

94 D19 Kini saatnya Pemuda Indonesia

bersepakat membangun tanah air…

95 D19 Generasi muda kita kehilangan jati

diri sebagai bangsa timur, yang punya

kearifan lokal sangat luhur.

Page 90: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

96 D19 Sungguh kita menjadi bangsa yang

tak sopan ketika kini tak peduli sama

sekali pada entitas kebangsaan kita

yang dibangun para pendahulu kita.

97 D20 Perda itu melarang pengoperasian

toko modern 24 jam.

98 D20 Bahkan beberapa hari lalu Wakil

DPRD Kota Solo Supriyanto…

99 D20 Pola belanja dan pemenuhan

kebutuhan masyarakat saat ini telah

berubah.

100 D20 Pola konsumsi masyarakat berubah

seiring perubahan gaya dan pola hidup

mereka.

101 D20 Tetapi respons cerdas para pengusaha

toko modern atas perubahan gaya

hidup dan pola konsumsi serta

kreativitas mereka…

102 D20 Bagaimana jika mereka memerlukan

sesuatu yang harus didapatkan malam

itu?

103 D20 Di mana mereka memperolehnya jika

bukan di toko modern tersebut?

104 D21 Sikap seperti itu adalah buah dari

stigmatisasi ODHA.

105 D21 ODHA menjadi tidak berani keluar

rumah hingga kematiannya.

106 D21 Kami mendorong dan mendukung

setiap upaya penghapusan stigmatisasi

dan diskriminasi terhadap ODHA.

107 D21 Tenaga penjangkau kesulitan

menemui karena mereka cenderung

tertutup, rendah diri dan menjauh dari

lingkungan sosial.

108 D1 UU ini antara lain mengatur migrasi

jaminan pemeliharaan kesehatan

(JPK) jamsostek ke BPJS kesehatan

(PT Askes).

109 D1 UU SJSN yang disahkan pada tahun

2004 hingga kini tak dilaksanakan

pemerintah.

110 D2 Anehnya, ketika nilai proyeknya

ternyata di bawah Rp 100 juta, …

Page 91: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

111 D2 Di sini transparansi menjadi nisbi.

112 D3 Semua koruptor yang … hukuman

mereka, juga tak perlu mendapatkan

pembebasan bersyarat.

113 D3 Kami mendukung imbauan ketua DPP

Golkar Priyono Budi Santoso bahwa...

114 D3 Kami berpandangan sebenarnya sudah

saatnya negeri ini…

115 D3 Hukum antikorupsi yang diterapkan

selama ini terbukti…

116 D4 Tahun ini menyatakan para pebisnis

di Indonesia masuk empat besar…

117 D4 Kami hanya punya satu pemahaman,

bisnis apapun mestinya dilandasi

moral.

118 D4 Itu pandangan kami.

119 D4 Sedangkan urusan moral, ini

pekerjaan kita bersama.

120 D5 Menurut BNN jateng, saat ini wilayah

Jateng berada di peringkat ketiga...

121 D5 Ketiga faktor tersebut adalah jiwa

muda yang senang mencoba-coba

sesuatu yang baru dan kepribadian

yang masih labil, pengaruh peer group

atau rekan sebaya yang...

122 D6 Kita memang butuh pahlawan.

123 D6 Kalau dulu kita butuh pahlawan

untuk membebaskan bangsa dari

penjajah, kini kita butuh pahlawan-

pahlawan tanpa gelar...

124 D6 Ini hanya sebagian kecil dari kisah

tentang korupsi di negeri ini.

125 D6 Kenyataan inilah yang menjadi alasan

faktual kita butuh pahlawan

antikorupsi.

126 D7 Hingga satu bulan lalu, media massa

Nusantara tajam menyoroti ...

127 D7 Kendati Andi di akhir peninjauannya

menyatakan apa yang dilihatnya

adalah luar biasa.

Page 92: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

128 D7 Ada pula ofisial yang mengeluh ...

mereka sebut minim WC itu.

129 D7 Mulai hari ini, para penggawa olah

raga Indonesia akan menyusul kawan-

kawan mereka di Tim Nasional

Sepakbola U-23 bertarung di medan

laga demi gengsi negara.

130 D7 Mereka membekuk Kamboja, 6-0.

131 D7 Kini setelah 14 tahun berlalu,

mestinya sudah waktunya Indonesia...

132 D8 Menurut BPPTK DIY, beberapa

waktu silam, material berupa aliran

lahar dingin hingga Januari tahun ini

sesungguhnya baru 10% ....

133 D8 Pemerintah daerah ... sejumlah sungai

yang menjadi jalur lahar dingin,

seperti Sungai Putih, Krasak, Lamat,

Pabelan Batang, ...

134 D8 Kunci mengatasinya adalah tanggap

bencana, yaitu strategi yang sangat

teknis dan ...

135 D9 Media-media tersebut merupakan

media nasional dengan wilayah

jangkau dan jaringan luas.

136 D9 Kini, “tugas suci” media ini rawan

dikotori, apabila ada intervensi

kepentingan.

137 D9 Itu yang patut dikhawatirkan.

138 D9 Ini yang tak boleh dibiarkan berlarut.

139 D10 Kabupaten Klaten memiliki potensi

bencana seperti gunung meletus,

banjir, banjir lahar dingin, ...

140 D10 Begitupun masih kita ingat bencana

letusan merapi yang dahsyat tahun

lalu.

141 D10 Bila belum ada mimpi atau peringatan

dari tokoh gaib, mereka belum

mengungsi, meski bencana telah

mengintai.

142 D11 Salah satu cerita kesederhanaan hidup

Hatta adalah keinginannya membeli

sepatu merek Bally yang tergolong

bagus pada masa itu.

Page 93: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

143 D11 Busyro menyampaikan hal itu dalam

sebuah pidato kebudayaan di Taman

Ismail Marzuki, pekan lalu.

144 D11 Mereka merasa gaya hidup mewah itu

sebagai hal biasa.

145 D11 Politisi di negeri ini sebaiknya

memang kaya lebih dulu, jadi ketika

menduduki jabatan politik, jabatan

publik, mereka tidak mencari

penghidupan dari jabatan dan

kedudukan dari politiknya itu.

146 D11 Kita punya teladan para pendahulu

negeri ini, seperti Hatta, Sjahrir, dan

lainnya ...

147 D12 Salah satu negara tetangga kita,

Thailand, sudah hampir sebulan ini

dilanda banjir bandang.

148 D12 BNBP menyatakan ada empat daerah

yang patut diberikan prioritas tinggi

terkait bencana hidrometeorologi,

yakni kawasan Gunung Merapi ...

149 D12 Kita acap kali mengabaikan tanda-

tanda alam.

150 D12 Mereka merasa sudah akrab dengan

suara gemuruh dan kepulan asap

Krakatau, sehingga ...

151 D13 Kota Solo yang dikenal sebagai

jantung kebudayaan Jawa wajib

melestarikan bangunan keratin dan

kebudayaan di dalamnya.

152 D14 Lontaran Tedjowulan sebenarnya

sudah pernah dia kemukakan

beberapa waktu lalu.

153 D14 Mereka semestinya melihat fakta

bahwa dualisme raja memang benar-

benar ada.

154 D14 Tiap tahun mereka mengadakan

peringatan jumenengan.

155 D14 Kini, secara budaya, keraton juga

bangkrut.

156 D15 Aparat Polda Jateng beberapa hari

lalu menggerebek pabrik mi yang ...

Page 94: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

157 D15 Apabila mi tersebut beredar luas di

masyarakat, tentu menimbulkan efek

negatif bagi kesehatan.

158 D16 Bocah siswa SD terancam dikeluarkan

dari sekolah karena kawan-kawan

sekelasnya ketakutan akibat ...

159 D16 Tiga kisah ini membuat kita miris.

160 D16 Kekerasan, entah siapa pun pelakunya

dan atas alasan apapun, tapi tidak bisa

dibenarkan.

161 D16 Kekerasan dalam pendidikan, apa pun

bentuk, baik kekerasan fisik maupun

kekerasan kebijakan, pasti lebih besar

dampak negatifnya.

162 D16 Mereka kira dengan kekerasan anak

langsung berubah sesuai keinginan ...

163 D17 Apa yang terjadi di Semarang, Kamis

lalu, menjadi potret nyata, proses

penganggaran APBD begitu rentan

terhadap praktik kolusi dan korupsi.

164 D17 Kasus di Semarang tentunya menjadi

keprihatinan kita bersama.

165 D17 Tidak hanya prihatin, kami

mendorong praktik jual-beli anggaran

ini harus ditindak tegas.

167 D18 Namun jembatan yang baru rampung

dibangun pada 2001 itu keburu rontok

di tahun ke-10 usianya.

168 D1 Krisis air bersih kini mengancam

532.439 jiwa penduduk Kota Solo.

167 D1 Masyarakat Kabupaten Karanganyar

... sumber air di wilayahnya.

168 D2 Perda ini direncanakan efektif berlaku

pada 2012.

169 D2 Tarif parkir baru ini akan diberlakukan

terhadap semua jenis kendaraan, yaitu

sepeda onthel, sepeda motor hingga

mobil.

170 D2 Rencana penerapan tarif parkir... saat

ini pasti juga terkait dengan PAD.

171 D2 Beberapa waktu lalu harian ini

pernah memberitakan penghitungan

potensi pendapatan dari perpakiran di

Page 95: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

Solo oleh seorang ahli transportasi

yang memunculkan angka jauh di atas

PAD perpakiran yang selama ini

masuk ke kas Pemkot Solo.

172 D3 Empat calon pimpinan baru KPK,

yakni Abraham Samad, Bambang

Widjojanto, ...

173 D3 Tentu mereka tidak ingin bunuh diri

dengan membuat senjata yang akan

memakan tuannya.

174 D3 Di satu sisi mereka ingin tampil

sebagai pahlawan bagi rakyat yang

diwakilinya, namun di sisi lain

mereka cenderung mengelabui rakyat

dengan gaya berpolitik yang

kompromistis demi kepentingan

mereka sendiri.

175 D3 Sekarang tidak ada lain yang patut

kita andalkan selain kembali ke

kekuatan rakyat.

176 D3 Rakyat harus mengawal KPK dan

meminta tanggung jawab mereka

pada batas waktu tertentu.

177 D4 Pekan lalu SOLOPOS memberitakan

BKD Kabupaten Klaten menemukan...

178 D4 Paling dominan, mereka menghilang

saat jam kerja belum berakhir.

179 D5 Tempat ini menjadi lokasi seorang

pelanggar hukum untuk dinestapai,

diberi hukuman yang merampas

kebebasannya agar bisa menjadi

pelajaran baginya.

180 D6 Mereka menangguk keuntungan

pribadi.

181 D7 Dia hanyalah pedagang sayuran

berusia 26 tahun.

182 D7 Gara-garanya, dagangannya digaruk

aparat Tunisia.

183 D7 Dia pun mengembuskan nafas terakhir

beberapa hari setelah aksi bakar diri

itu.

184 D7 Aksi ini menjungkalkan Presiden

Tunisia Zine al-Abidine Ben Ali.

Page 96: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

185 D7 Dia meninggal dunia di RS Cipto

Mangunkusumo Jakarta, beberapa

hari kemudian.

186 D7 Itu semua terkait dengan

ketidakadilan.

187 D8 Entah proses apa yang dialaminya

selama delapan bulan masa pelarian,

yang jelas kemunculan Nunun di

Jakarta Sabtu lalu masih

menampakkan dirinya.

188 D8 Dia bahkan tak tahu menahu ihwal

aksi terorismenya, tapi dia tetap

ditangkap, disidik, dan dihukum

beberapa tahun penjara.

189 D8 Sebagai pesakitan, dia masih

menyelamatkan harga dirinya, bahwa

dia sanggup para penjahat utama.

191 D9 Dia dikenai hukuman percobaan.

192 D9 Lanjar dinilai bersalah, lalai yang

mengakibatkan istrinya meninggal....

193 D9 Secara faktual dia telah menjalani

masa tahanan lebih dari sebulan.

194 D9 Kita harus meneguhkan kembali

semangat…

195 D10 Menurutnya, kejujuran dan sportivitas

merupakan spirit yang membuat kita...

196 D10 Dua hal itu yang kini menjadi barang

langka di Republik ini.

197 D10 Ketika kalah mereka akan melakukan

berbagai upaya untuk ...

198 D10 Jika ini dibiarkan, bangsa ini akan

semakain tenggelam dalam lumpur

kenistaan dan kejumudan.

199 D11 Rencana ini patut didukung dan harus

segera direalisasikan.

200 D11 Hal ini tidak bisa dibiarkan.

201 D11 Bangunan itu merupakan monument

babak perjalanan sejarah bangsa ...

202 D11 Rencana renovasi dengan dukungan

dana dari pemerintah pusat ini sudah

Page 97: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

dikemukakan sejak beberapa tahun

lalu.

203 D12 Kami berpendapat kebijakan

penganggaran untuk ...

204 D12 Bisa jadi, ini tak hanya terjadi di Kota

Solo, tetapi…di negeri ini.

205 D13 Beberapa hari terakhir mengemuka

isu untuk mengadakan kongres luar

biasa (KLB) lagi.

206 D13 Sesungguhnya kita semua tahu apa

alasan utama RD.

207 D13 Dia tak mau membangun Timnas

dengan halangan utama ...

208 D13 Jika pengurus PSSI tak mampu

mengatur diri mereka sendiri dalam

komitmen mengelola sepak bola

nasional, bisa dipastikan mereka

takkan mampu

209 D14 Menarik mencermati tema Perayaan

Natal Nasional tahun ini yang

menggambarkan…

210 D15 Kita patut mempertanyakan mengapa

Pemkot sampai…

211 D15 Mereka merasa tak masalah untuk

mencuri listrik demi lampu PJU.

212 D16 Kabar baik pekan lalu itu

membangkitkan optimisme.

213 D16 Investasi ini berhadapan dengan tiga

masalah utama, yaitu budaya korupsi,

masalah infrastruktur, ...

214 D17 Beberapa hari lalu, Wakil Gubernur

DKI Jakarta, Prijanto, mengundurkan

diri.

215 D17 Sebelumnya, Wakil Bupati Garut,

Dicky Candra, juga meninggalkan

kursi jabatannya.

216 D17 Sejauh mana komitmen mereka untuk

memajukan daerah dan berpihak

kepada rakyat

217 D17 Rakyat akan menilai kepala dan wakil

kepala daerah saja tak akur,

bagaimana mereka bisa mengakurkan

Page 98: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

rakyat yang beraneka macam karakter,

kebutuhan, dan latar belakangnya?

218 D17 Ini acap kali memunculkan keretakan

antara kepala daerah dan wakilnya.

219 D18 Itulah yang harus dilakukan.

220 D18 Sekarang, banyak pernyataan para

penguasa begeri serba melangit.

221 D18 Kepada rakyat mereka memberi

harapan setinggi langit, ...

JUMLAH 80 152 32

Tabel 2. Menunjukkan bahwa distribusi deiksis yang terdapat

dalam tajuk rencana harian SOLOPOS tahun 2011 paling banyak

ditemukan pada bagian tengah kalimat. Distribusi atau letak deiksis pada

bagian tengah kalimat memiliki angka presentase sebesar 57,5% atau

sebanyak 152 deiksis, sedangkan angka persentase untuk deiksis yang

terletak dibagian awal kalimat sebesar 30,3% dan 12,12% untuk deiksis

yang terdapat pada bagian akhir kalimat. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa distribusi deiksis yang terdapat dalam tajuk rencana

harian SOLOPOS tahun 2011 paling banyak ditemukan ditengah kalimat.

3. Kecenderungan Pemakaian Deiksis dalam Tajuk Rencana Harian

SOLOPOS Tahun 2011

Dari hasil analisis bentuk-bentuk deiksis yang telah dipaparkan

diatas, dapat diketahui kecenderungan pemakaian deiksis yang terdapat

dalam tajuk rencana harian SOLOPOS tahun 2011. Dari hasil analisis

tersebut ditemukan jumlah deiksis pada masing-masing bentuk deiksis

yang terdapat dalam tajuk rencana seperti deiksis persona, deiksis

ruang, deiksis waktu, deiksis anafora, dan deiksis katafora.

Jumlah deiksis persona yang ditemukan sebanyak 105 deiksis.

Bentuk deiksis ruang yang terdapat dalam tajuk rencana tersebut

sebanyak 21 deiksis, untuk deiksis waktu ditemukan 40 deiksis.

Deiksis pemarkah anafora yang ditemukan dalam tajuk rencana

Page 99: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

tersebut sebanyak 83 deiksis, dan deiksis pemarkah katafora sebanyak

18 deiksis. Jumlah keseluruhan deiksis yang terdapat dalam tajuk

rencana harian SOLOPOS tahun 2011, yaitu 267 deiksis.

Deiksis yang paling banyak ditemukan dalam tajuk rencana

harian SOLOPOS tahun 2011 adalah deiksis persona dengan jumlah

105 deiksis atau sebesar 39,3% dari jumlah keseluruhan deiksis yang

ditemukan. Bentuk deiksis persona sendiri terbagi menjadi tiga, yaitu

bentuk persona pertama, persona kedua, dan persona ketiga. Dalam

tajuk rencana tersebut ditemukan bentuk persona pertama dan persona

ketiga, tidak terdapat bentuk persona kedua. Deiksis persona yang

ditemukan adalah bentuk persona pertama jamak, yaitu kami dan kita;

dan bentuk persona ketiga tunggal berupa dia, -nya; juga persona

ketiga jamak berupa mereka.

Dari hasil analisis tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

pemakaian deiksis yang terdapat dalam tajuk rencana harian

SOLOPOS tahun 2011 adalah cenderung memakai bentuk deiksis

persona seperti kami, kita, dia, -nya, dan mereka. Hal ini disebabkan

karena tajuk rencana disusun oleh tim atau kelompok orang, bukan

karya perseorangan, sehingga bentuk kata ganti yang dipakai adalah

kami dan kita. Hal ini dapat dikaitkan dengan kesimpulan seorang

peneliti yang menyatakan bahwa:

Kami bersifat eksklusif, artinya pronomina itu mencakupi

pembicara/peneliti dan orang lain dipihaknya, tetapi tidak

mencakupi orang lain dipihak pendengar/pembacanya.

Sebaliknya, kita bersifat inklusif, artinya pronomina itu

mencakupi tidak saja pembicara/peneliti, tetapi juga

pendengar/pembaca, dan mungkin pula pihak lain (Purwo,

1984: 24).

Kecenderungan pemakaian deiksis persona bentuk persona

pertama jamak dan persona ketiga tersebut juga terkait karakteristik

penulisan dari tajuk rencana itu sendiri. Tajuk rencana merupakan

salah satu jenis wacana jurnalistik, sehingga dalam penulisannya juga

harus memperhatikan sifat-sifat bahasa jurnalistik. Anwar (1984: 1)

Page 100: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

menyatakan bahwa bahasa jurnalistik memiliki sifat-sifat khas, yaitu

singkat, padat, sederhana, lancar, jelas, lugas, dan menarik. Dalam

tajuk rencana biasanya diungkapkan adanya informasi atau masalah

aktual, penegasan pentingnya masalah, opini redaksi tentang masalah

tersebut, kritik dan saran atas permasalahan, dan harapan redaksi akan

peran serta pembaca. Pernyataan fakta dan opini ini biasanya

diutarakan secara singkat, logis, menarik ditinjau dari segi penulisan

dengan tujuan untuk mempengaruhi pendapat/ menerjemahkan berita

yang menonjol agar pembaca menjadi menyimak seberapa penting

berita tersebut (Pujanarko, 2005).

4. Sumbangannya terhadap Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia

di SMK

Dalam materi pelajaran bahasa Indonesia di SMK kelas X

terdapat kompetensi dasar “ Menulis dengan Memanfaatkan

Kategori/Kelas Kata”. Pada bab ini siswa mempelajari kelas kata,

frase, dan macamnya serta bagaimana memanfaatkan kelas kata dalam

perincian dengan memperhatikan keefektifan. Kelas kata dalam materi

ini terbagi menjadi: (1) kata kerja (verba), (2) kata sifat (adjektiva), (3)

kata keterangan (adverbia), (4) kata benda (nomina), kata ganti

(pronomina), kata bilangan (numeralia), dan (5) kata tugas. Kata ganti

(pronomina) merupakan salah satu jenis kelas kata yang dibahas dalam

pembelajaran tersebut.

Dalam materi pembelajaran di SMK, dijelaskan mengenai

macam-macam pronomina Ada tiga macam pronomina dalam bahasa

Indonesia, yakni: (1) pronomina persona, (2) pronomina penunjuk, dan

(3) pronomina penanya.

a. Pronomina persona meliputi pronomina reduplikasi, misalnya:

kita-kita, dia-dia, dan beliau-beliau; pronomina berbentuk frasa,

misalnya: kamu sekalian, aku ini, dia itu; pronomina takrif,

terbatas pada pronomina persona (orang) misalnya: (1) Pronomina

Page 101: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

persona I (kata ganti orang I): saya, aku (tunggal), dan kami, kita

(jamak); (2) Pronomina persona II (kata ganti orang II): kamu,

engkau, Anda (tunggal), dan kalian, Anda sekalian (jamak); (3)

Pronomina persona III (kata ganti orang III) : ia, dia,

beliau(tunggal), danmereka (jamak); dan pronomina tak takrif,

tidak menunjuk pada orang atau benda tertentu, misalnya sesuatu,

seseorang, barang siapa, siapa, apa-apa, dan masing-masing

sendiri.

b. Pronomina penunjuk. Pronomina Penunjuk dalam bahasa

Indonesia ada tiga macam, yaitu: (1) pronomina penunjuk umum

berupa ini, itu, dan anu; (2) pronomina penunjuk berupa tempat

sini, situ, atau sana; dan (3) pronomina penunjuk ihwal berupa

begini dan begitu.

c. Pronomina Penanya. Pronomina penanya adalah pronomina yang

dipakai sebagai pemarkah pertanyaan. Contohnya siapa, apa, mana,

mengapa, kapan, dimana, bagaimana, dan berapa.

Berdasarkan hubungannya dengan nomina, pronomina dibedakan

menjadi:

1) Pronomina intratekstual, yaitu pronomina dalam kaitan dengan teks

yang sama

Contoh : Pak Amin kepala seksi saya yang baru. Pekerjaannya rapi.

(-nya mengacu ke Pak Amin)

2) Pronomina ekstratekstual, yaitu pronomina dalam kaitan teks yang

berbeda.

Contoh : Saya yang mengetiknya.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian

mengenai deiksis yang terdapat dalam tajuk rencana memberikan

sumbangan terhadap materi pembelajaran di SMK. Hal ini disebabkan

kajian teori dalam penelitian ini relevan dengan materi pembelajaran

tersebut. Deiksis eksofora yang terdiri dari deiksis persona, ruang, dan

waktu terdapat dalam materi pembelajaran di SMK. Deiksis endofora

Page 102: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

yang meliputi pemarkah anafora dan katafora juga termasuk dalam

materi tersebut, perbedaannya hanya terletak pada istilahnya. Istilah

anafora dalam pembelajaran di SMK disebut pronomina intratekstual,

sedangkan katafora disebut pronomina ekstratekstual. Hal ini dapat

dikaitkan dengan pernyataan seorang peneliti bahwa “Guru harus

memilih bahan pelajaran dari berbagai sumber kemudian

mengintegrasikan menjadi kesatuan bahan pelajaran yang sesuai

dengan kebutuhan siswa” (Hanafi dkk, 1981: 10).

Teori-teori yang terdapat dalam penelitian ini baik mengenai

deiksis eksofora maupun endofora dapat dijadikan materi pembelajaran

dalam kompetensi dasar tersebut atau dapat dijadikan sumber ide bagi

guru. Hasil analisis dari penelitian ini yang berupa kalimat-kalimat

yang mengandung deiksis dapat digunakan oleh guru sebagai bahan

untuk memberikan contoh-contoh bentuk pemakaian kata ganti

sekaligus sebagai contoh model pemakaian bahasa. Hal ini sesuai

dengan pernyataan seorang pakar bahasa bahwa:

Dalam proses pengajaran bahasa, guru hendaknya

memanfaatkan buku pelajaran sebagai (a) sumber ide, (b)

sumber model pemakaian bahasa, dan (c) pengarah

pengajaran menuju ke tujuan pengajaran bahasa (Dawson dan

Zollinger dalam Hanafi dkk, 1981: 15).

C. Pembahasan

Berdasarkan analisis data yang telah peneliti lakukan, dalam tajuk

rencana harian SOLOPOS tahun 2011 ditemukan bentuk-bentuk

pemakaian deiksis, distribusi atau letak deiksis, kecenderungan pemakaian

deiksis, dan sumbangannya terhadap materi pembelajaran Bahasa

Indonesia di SMK. Bentuk-bentuk deiksis tersebut adalah deiksis luar-

tuturan (eksofora) dan deiksis dalam-tuturan (endofora). Deiksis eksofora

adalah pemberian petunjuk kepada pendengar atau pembaca supaya

melihat di luar teks untuk menemukan atau mengidentifikasi apa yang

sedang diacu, sedangkan deiksis endofora adalah pemberian petunjuk

Page 103: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

kepada pendengar atau pembaca supaya melihat di dalam teks untuk

menemukan apa yang sedang diacu. Deiksis eksofora yang ditemukan

dalam tajuk rencana terdiri dari deiksis persona, deiksis waktu, dan deiksis

tempat atau ruang. Deiksis endofora yang ditemukan terdiri dari deiksis

anafora, dan deiksis katafora.

Deiksis persona merupakan kata ganti yang dipakai untuk mengacu

ke orang. Pronomina dapat mengacu pada diri sendiri (persona pertama),

mengacu pada orang yang diajak bicara (persona kedua), atau mengacu

pada orang yang dibicarakan (persona ketiga). Deiksis persona pertama

yang ditemukan dalam tajuk rencana harian SOLOPOS tahun 2011, yaitu

bentuk kita dan kami yang merupakan persona pertama jamak. Dalam

tajuk rencana tersebut tidak ditemukan pemakaian bentuk persona pertama

tunggal seperti saya dan aku. Selain itu, pemakaian bentuk persona kedua

seperti engkau, kamu, Anda, dikau, kau- dan –mu juga tidak ditemukan

dalam tajuk rencana ini. Hal ini disebabkan penyampaian informasi dari

tajuk rencana tersebut. Djuroto (2000: 78) mengemukakan bahwa suara

tajuk rencana bukan suara perseorangan atau pribadi melainkan suara

kolektif seluruh wartawan dan karyawan dari suatu lembaga penerbitan

pers, maka apa pun yang dibahas atau diulas, tajuk rencana tidak boleh

mengesampingkan pendapat redaksi. Selain itu tajuk tidak bisa mengupas

suatu kejadian yang sudah lama berlangsung. Tajuk juga menggambarkan

falsafah dan pandangan hidup dari penerbitnya.

Bentuk-bentuk deiksis ruang yang digunakan, yaitu pronominal

demonstratif seperti ini dan itu. Bentuk-bentuk deiksis waktu yang

digunakan, yakni leksem waktu seperti kini, sekarang, selama ini, hari

ini, beberapa waktu lalu, beberapa hari lalu, dulu, pekan lalu, sebulan

ini, tahun lalu, dan tahun ini. Penggunaan deiksis waktu tersebut

disebabkan karena tajuk tidak bisa mengupas suatu kejadian yang sudah

lama berlangsung (Djuroto, 2000: 78). Bentuk-bentuk deiksis anafora dan

katafora yang ditemukan di antaranya pronominal demonstratif, bentuk

terikat –nya, dan persona ketiga jamak berupa mereka. Penggunaan

Page 104: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

bentuk anafora dan katafora tersebut sebagai pengemas bahasa yang

efektif dan efisien, sehingga pembaca tidak menghabiskan waktunya untuk

membaca bacaan yang terlalu panjang. Hal ini dikaitkan dengan

pernyataan Anwar (1984: 1) bahwa tajuk rencana merupakan salah satu

jenis wacana jurnalistik, sehingga dalam penulisannya juga harus

memperhatikan sifat-sifat bahasa jurnalistik, yaitu singkat, padat,

sederhana, lancar, jelas, lugas, dan menarik. Badudu (dalam Anwar, 1984:

2) mengatakan bahwa :

Bahasa surat kabar harus singkat, padat, sederhana, jelas, lugas

tetapi selalu menarik. Sifat-sifat itu harus dipenuhi oleh bahasa

surat kabar mengingat bahwa surat kabar dibaca oleh lapisan

masyarakat yang tidak sama tingkat pengetahuannya. Mengingat

bahwa orang tidak harus menghabiskan waktunya hanya dengan

membaca surat kabar. Harus lugas, tetapi jelas, agar mudah

dipahami. Orang tidak perlu mengulang-ulang apa yang

dibacanya karena ketidakjelasan bahasa yang digunakan dalam

surat kabar itu.

Distribusi atau letak kata atau frase yang bersifat deiksis dalam

tajuk rencana harian SOLOPOS tahun 2011 terdapat di awal, di tengah,

dan di akhir. Banyak pula ditemukan dalam sebuah kalimat yang

mengandung dua sampai tiga atau lebih kata atau frase yang bersifat

deiksis. Kata atau frase tersebut berupa deiksis persona, deiksis waktu,

deiksis ruang, deiksis anafora, dan deiksis katafora. Distribusi deiksis yang

bervariatif, yaitu terletak di awal, tengah, dan akhir ini bertujuan untuk

menimbulkan daya tarik bagi pembaca agar pembaca tidak bosan.

Pernyataan fakta maupun opini dalam tajuk diutarakan secara singkat,

logis, dan menarik untuk mempengaruhi pendapat atau menerjemahkan

berita agar pembaca menjadi menyimak seberapa penting berita tersebut.

Hal ini dapat dikaitkan dengan kesimpulan seorang peneliti yang

menyatakan,”Batasan tajuk rencana sebagai pernyataan mengenai fakta

dan opini secara singkat, logis, menarik ditinjau dari segi penulisan dan

bertujuan untuk mempengaruhi pendapat, atau memberikan interpretasi

terhadap suatu berita yang menonjol sebegitu rupa, sehingga bagi

Page 105: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

kebanyakan pembaca surat kabar akan menyimak akan pentingnya arti

berita yang ditajukkan tadi” (Spencer dalam Santana, 2005: 70).

Pemakaian deiksis dalam tajuk rencana harian SOLOPOS tahun

2011 cenderung memakai deiksis persona. Pemakaian deiksis persona

tersebut meliputi bentuk persona pertama jamak berupa kita dan kami,

bentuk persona ketiga tunggal berupa dia, -nya, dan persona ketiga jamak

berupa mereka. Kecenderungan pemakaian deiksis tersebut terkait dengan

unsur dari tajuk rencana. Suherman (dalam Santana, 2005: 66)

mengungkapkan ada tiga unsur penting dalam tajuk rencana, yaitu fakta,

interpretasi, dan opini. Fakta, interpretasi maupun opini yang disampaikan

tim redaksi dinyatakan berupa ungkapan-ungkapan atau kalimat tidak

langsung, sehingga bentuk kata ganti yang dipakai adalah kami yang

mencakup pembicara/penulis dan orang lain dipihaknya; tetapi tidak

mencakupi orang lain dipihak pendengar atau pembacanya, dan kita yang

mencakup tidak saja pembicara/penulis, tetapi juga pendengar/pembaca,

dan mungkin pula pihak lain (Purwo, 1984: 24).

Sumbangannya terhadap materi pembelajaran Bahasa Indonesia di

SMK, yaitu teori maupun hasil dari penelitian ini yang mengkaji tentang

deiksis baik deiksis eksofora maupun deiksis endofora yang relevan

dengan materi pembelajaran di SMK. Materi pembelajaran merupakan

salah komponen penting yang menunjang keberhasilan pengajaran. Seperti

yang dikemukakan oleh Syafi‟ie (dalam Suparti, Sugiran, dan Sulistiyono,

2010: 1) bahwa keberhasilan pengajaran ditentukan oleh beberapa faktor.

Faktor-faktor tersebut antara lain kurikulum, guru, siswa, dan sarana

pendukung lainnya. Secara umum di dalam kurikulum tercakup tujuan,

materi, metode dan strategi pembelajaran di kelas.

Perbedaan antara materi deiksis dalam pembelajaran di SMK

dengan teori penelitian ini hanya terletak pada istilah deiksis tersebut,

seperti deiksis anafora dalam pembelajaran di SMK disebut pronomina

intratekstual, sedangkan katafora disebut pronomina ekstratekstual. Teori-

teori yang terdapat dalam penelitian ini baik mengenai deiksis eksofora

Page 106: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

maupun endofora dapat dijadikan materi pembelajaran dalam kompetensi

dasar tersebut atau dapat dijadikan sumber ide bagi guru. Hasil analisis

dari penelitian ini yang berupa kalimat-kalimat yang mengandung deiksis

dapat digunakan oleh guru sebagai bahan untuk memberikan contoh-

contoh bentuk pemakaian kata ganti sekaligus sebagai contoh model

pemakaian bahasa. Hal ini sesuai dengan pernyataan Dawson dan

Zollinger (dalam Hanafi dkk, 1981: 15) bahwa dalam proses pengajaran

bahasa, guru hendaknya memanfaatkan buku pelajaran sebagai (a) sumber

ide, (b) sumber model pemakaian bahasa, dan (c) pengarah pengajaran

menuju ke tujuan pengajaran bahasa.

Page 107: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan analisis data mengenai pemakaian deiksis dalam tajuk

rencana harian SOLOPOS tahun 2011 dapat ditarik simpulan sebagai berikut.

1. Bentuk-bentuk deiksis dalam tajuk rencana harian SOLOPOS tahun 2011

diklasifikasikan menjadi dua, yaitu deiksis eksofora yang meliputi deiksis

persona, deiksis tempat, dan deiksis waktu; dan deiksis endofora yang

meliputi deiksis anafora dan deiksis katafora. Bentuk-bentuk deiksis persona

yang digunakan, yaitu persona pertama jamak yang berupa kami dan kita;

persona ketiga tunggal berupa dia, dan –nya; dan persona ketiga jamak yang

berupa mereka. Bentuk-bentuk deiksis ruang yang digunakan, yaitu

pronominal demonstratif. Bentuk-bentuk deiksis waktu yang digunakan,

yakni leksem waktu. Bentuk-bentuk deiksis anafora dan katafora yang

ditemukan di antaranya pronominal demonstratif, bentuk terikat –nya, dan

persona ketiga jamak berupa mereka.

2. Distribusi atau letak kata atau frase yang bersifat deiksis dalam tajuk rencana

harian SOLOPOS tahun 2011 terdapat di awal, di tengah, dan di akhir. Hal

ini disebabkan karena pernyataan fakta maupun opini dalam tajuk diutarakan

secara singkat, logis, dan menarik untuk mempengaruhi pendapat atau

menerjemahkan berita yang menonjol agar pembaca menjadi menyimak

seberapa penting berita tersebut.

3. Pemakaian deiksis dalam tajuk rencana harian SOLOPOS tahun 2011

cenderung memakai deiksis persona yang meliputi bentuk persona pertama

jamak, persona ketiga tunggal, dan persona ketiga jamak. Kecenderungan

pemakaian deiksis tersebut terkait dengan unsur dari tajuk rencana, yaitu

fakta, interpretasi, dan opini. Fakta, interpretasi maupun opini yang

disampaikan tim redaksi dinyatakan berupa ungkapan-ungkapan atau kalimat

tidak langsung, sehingga bentuk kata ganti yang dipakai adalah kami, kita,

dia, -nya, dan mereka.

Page 108: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

4. Sumbangannya terhadap materi pembelajaran bahasa Indonesia di SMK,

teori-teori yang terdapat dalam penelitian ini baik mengenai deiksis eksofora

maupun endofora dapat dijadikan materi pembelajaran dalam kompetensi

dasar tersebut atau dapat dijadikan sumber ide bagi guru. Hasil analisis dari

penelitian ini yang berupa kalimat-kalimat yang mengandung deiksis dapat

digunakan oleh guru sebagai bahan untuk memberikan contoh-contoh bentuk

pemakaian kata ganti sekaligus sebagai contoh model pemakaian bahasa.

B. Implikasi

Berdasarkan simpulan di atas, hasil penelitian ini dapat dirumuskan

beberapa implikasi. Ditemukannya bentuk-bentuk deiksis dalam tajuk rencana

harian SOLOPOS tahun 2011. Hal ini berimplikasi bahwa tajuk rencana

menjelaskan berita, artinya, dan akibatnya pada masyarakat, sehingga pemakaian

deiksis eksofora maupun deiksis endofora ini merupakan hal yang tepat.

Diketahuinya letak-letak deiksis dalam tajuk rencana berimplikasi bahwa

adanya variasi pemakaian deiksis yang menimbulkan daya tarik bagi pembaca.

Dan diketahuinya kecenderungan pemakaian deiksis dalam tajuk rencana

berimplikasi bahwa pemakaian bentuk deiksis tersebut banyak ditemukan dalam

ungkapan atau kalimat yang tidak langsung.

Hasil penelitian ini berimplikasi terhadap materi pembelajaran Bahasa

Indonesia di SMK. Dengan adanya pemakaian deiksis dalam tajuk rencana dapat

dijadikan tambahan materi atau contoh-contoh dalam pembelajaran bahasa

Indonesia yang berkaitan dengan kata ganti. Selain itu, dalam dunia pendidikan

berimplikasi bahwa kajian pragmatik berupa deiksis memberikan gambaran yang

lebih jelas mengenai bahasa yang sesuai pada konteksnya.

C. Saran

Berdasarkan paparan di atas ada beberapa saran kepada berbagai pihak

sebagai berikut.

Page 109: digilib.uns.ac.id/Deiksis...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

1. Bagi Redaktur

Dalam menuliskan tajuk rencana hendaknya redaktur menggunakan deiksis

yang bervariasi sehingga akan memudahkan pembaca dalam memahami isi

tajuk rencana tersebut.

2. Bagi Pembaca

Pembaca hendaknya memperhatikan adanya unsur di luar bahasa yang

mempengaruhi makna sebuah kalimat. Adanya perubahan segi makna kata

atau kalimat tersebut dikarenakan penggantian konteks. Maka dari itu

pembaca harus memahami konteks dalam wacana tersebut.

3. Guru bahasa Indonesia

Sebaiknya guru bahasa Indonesia dapat memanfaatkan hasil penelitian ini

karena kajian teori maupun hasil analisis data penelitian ini berkaitan erat

dengan materi pembelajaran yang ada di sekolah khususnya SMK dalam hal

pemakaian pronomina atau kata ganti dalam bahasa Indonesia

4. Murid

Murid hendaknya memanfaatkan bacaan tidak hanya dari buku teks, tetapi

dari berbagai media massa. Dengan memperbanyak membaca artikel, berita,

maupun tajuk rencana yang terdapat dalam surat kabar, murid akan memiliki

perbendaraan kata yang lebih luas, lebih memahami adanya deiksis yang

bervariasi, sehingga dalam membuat karangan atau sejenisnya diksi yang

digunakan akan lebih bervariatif pula.